PENDIDIKAN PANCASILA
DISUSUN OLEH
NIM : 204857043
Dan karena tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini.
Maka dari itulah kami mengharapkan kritik dan saran yang di berikan kepada
kami demi perbaikan makalah di waktu yang datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PEMBAHASAN................................................................................................................1
A. PANCASILA SEBAGAI IDENTIDAS BANGSA INDONESIA..........................1
B. PANCASILA SEBAGAI KEPERIBADIAN BANGSA INDONESIA................10
C. PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA.......14
D. PANCASILA SEBAGAI JIWA BANGSA INDONESIA...................................17
E. PANCASILA SEBAGAI PERJANJIAN LUHUR...............................................20
Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia.............................................23
Fungsi Pancasila.......................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................28
ii
BAB I
PEMBAHASAN
1
tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini
maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendidri-sendiri
sesuai dengan keunikan, sifat, cirri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut.
Jadi Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah
dan selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri),
kesamaan sejarah, sistim hukum/perundang undangan, hak dan kewajiban
serta pembagian kerja berdasarkan profesi.
2. Unsur Pembentuk
Salah satu identitas yang melekat pada bangsa Indonesia adalah
sebutan sebagai sebuah
negara yang majemuk. Kemajukan ini merupakan perpaduan dari
unsur-unsur yang menjadi inti identitas di atas: sejarah, kebudayaan, suku
bangsa, agama, dan bahasa.
3. Sejarah
Menurut catata sejarah, sebelum menjadi sebuah negara, bangsa
Indonesia pernah mengalami masa kejayaan yang gemilang. Dua kerajaan
Nusantara, Majapahit dan Sriwijaya misalnya, dikenal sebagai pusat
kerajaan Nusantara. Semangat juang bangsa Indoensian dalam mengusir
penjajah telah menjadi ciri khas tersendiri bagi bangsa Indonesia yang
kemudian menjadi salah satuunsur pembentuk identitas nasionalnya.
a. Kebudayaan
Aspek kehidupan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional
meliputi tiga unsur, yaitu akal budi, peradaban, dan pengetahuan.
b. Suku Bangsa
Tradisi bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajukan
merupakan unsur lain yang harus dikembangkan dan dibudayakan.
Kemajukan alamiah bangsa Indonesia dapat dilihat pada keberadaan
ribuan suku, bahasa, dan budaya.
c. Agama
Keanekaragam agama dan kepercayaan di Indonesia tidak hanya
dijamin oleh konstitusi negara, tapi juga meruapan rahmat Tuhan Yang
Maha Esa yang harus dipelihara dan disyukuri bangsa Indonesia.
2
d. Bahasa
Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas nasional yang penting.
Bahasa Indonesia memiliki nilai tersendiri bagi bangsa Indonesi, ia
telah memberikan sumbangan besar pada pembentukan persatuan dan
nasionalisme Indonesia.
4. Identitas Nasional Indonesia
Salah satu identitas yang telah melekat pada Negara Indonesia
adalah keBinneka Tunggal Ika. Ungkapan Binneka Tunggal Ika dalam
lambang nasional terletak pada simbol burung garuda dengan lima
simbol yang mewakili sila-sila dalam dasar Negara Pancasila.
Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia, adalah sebagai
berikut:
a. Bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia berawal dari bahasa melayu
yang dibgunakan sebagai bahasa pergaulan yang kemudian
diangkat sebagai bahasa nasional pada tanggal 28 oktober
1928.
b. Bendera Negara yaitu sang merah putih. Warna merah
berarti berani dan putih berarti suci. Bendera merah petih
pertama kali dikibarkan pada tanggal 17 agustus 1945,
namun telah ditunjukkan pada peristiwa sumpah pemuda.
c. Lagu kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia Raya. Lagu
Indonesia sebagai lagu kebangsaan pertama kali
dinyanyikan pada tanggal 28 oktober 1928.
d. Lambang Negara yaitu garuda pancasila. Garuda adalah
burung khas Indonesia yang dijadikan sebagai lambang
Negara.
e. Semboyan Negara yaitu bhineka tunggal ika. Artinya
berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Menunjukkan Indonesia
adalah bangsa yang heterogen namun tetap berkeinginan
untuk menjadi bangsa yang satu, yakni Indonesia.
3
f. Dasar falsafah Negara yaitu pancasila. Berisi lima sila yang
dijadikan sebagai dasar falsafat dan ideology dari Negara
Indonesia. Selain itu pancasila berkeedudukan sebagai
dasar Negara dan ideologi nasional.
g. Hukum dasar Negara yaitu UUD 1945. Merupakan hukum
dasar tertinggi dalam tata urutan perundang-undangan dan
dijadikan sebagai pedoman penyelenggaraan Negara.
h. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat. Bentuk Negara kita adalah kesatuan,
bentuk pemerintahan adalah republik dan sistem politik
yang digunakan adalah system demokrasi.
i. Konsepsi wawasan nusantara. Sebagai cara pandang
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang
serba beragam dan memiliki nilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta
kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional.
j. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai
kebudayaan nasional. Sebagai Negara kesatuan Indonesia
terdiri dari banyak suku bangsa, sehingga Indonesia
memiliki kebudayaan daerah yang sangat kompleks.
5. Peran Pancasila
Bagi Bangsa Indonesia, jatidiri bangsa dalam bentuk kepribadian
nasional ini telah disepakati sejak Bangsa Indonesia menyatakan
kemerdekaannya. Kesepakan itu, telah muncul lewat pernyataan pendiri
Negara (founding fathers and mothers) dengan wujud pancasila, yang di
dalamnya mengandung lima nilai-nilai dasar sebagai gambaran berpola
Bangsa Indonesia, yang erat dengan jiwa, moral, dan kebribadian bangsa
Pancasila adalah kepribadian bangsa yang digali dari nilai-nilai yang telah
tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan budaya Bangsa Indonesia.
Sebagai indentitas dan kepribadian Bangsa Indonesia, Pancasila adalah
4
sumber motivasi, inspirasi, pedoman berprilaku sekaligus standar
pembenarannya. Dengan demikian segala ide, pola aktifitas, prilaku, serta
hasil prilaku Bangsa Indonesia harus bercermin pada Pancasila. Pancasila
memiliki pengertia sebagai moral, jiwa, dan kepribadian Bangsa
Indonesia. Hal ini diwujudkan dalam sikap mental dan tingakah laku serta
amal perbuatan yang mempunyai ciri khas, sehingga menjadi identitas
bangsa. Ciri-ciri khas inilah yang dimaksud kepribadian. Kepribadian
Bangsa Indonesia adalah Pancasiala.
6. Teladan dan Moralitas
1. Etika Kebaikan
ancasila adalah sebagai dasar negara Indonesia, memegang peranan
penting dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila
memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan bangsa
Indonesia, salah satunya adalah “Pancasila sebagai suatu sistem etika.
Etika berasal dari kata “ethos” (bahasa Yunani) dalam bentuk tunggal
artinya padang rumput, kebiasaan, adat, watak dan lain-lain dan
bentuk jamak artinya “kebiasaan”. Etika berarti ilmu yang biasa
dilakukan atau ilmu tentang kebiasaan
Hakikat Pancasila pada dasarnya merupakan satu sila yaitu gotong
royong atau cinta kasih dimana sila tersebut melekat pada setiap insan,
maka nilai-nilai Pancasila identik dengan kodrat manusia, oleh sebab
itu penyelenggaraan Negara yang di lakukan oleh pemerintah tidak
boleh bertentangan dengan harkat dan martabat manusia, terutama
masyarakat yang tinggal di wilayah Indonesia. Etika
Pancasila[1] adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk
pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan keadilan. Suatu perbuatan di katakan baik
bukan hanya apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut
namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.
2. Cita-cita Moral
Posisi Pancasila sebagai cita-cita moral bangsa ini dapat ditemukan
dalam Penjelasan UUD 1945 yang menyatakan bahwa pokok-pokok
5
pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 itu
mewujudkan (merupakan perwujudan dari) Rechtsidee (cita-cita
hukum) yang menguasai hukum dasar Negara, baik hukum yang
tertulis maupun hukum yang tidak tertulis.
Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan
napas humanism, karenanya Pancasila dapat dengan mudah diterima
oleh siapa saja[2]. Sekalipun Pancasila memiliki sifat universal, tetapi
tidak begitu saja dapat dengan mudah diterima oleh semua bangsa.
Perbedaannya terletak pada fakta sejarah bahwa nilai-nilai secara sadar
dirangkai dan disahkan menjadi satu kesatuan yang berfungsi sebagai
basis perilaku politik dan sikap moral bangsa. Dalam arti bahwa
Pancasila adalah milik khas bangsa Indonesia dan sekaligus menjadi
identitas bangsa berkat legitimasi moral dan budaya bangsa Indonesia
sendiri. Nilai-nilai khusus yang termuat dalam Pancasila dapat
ditemukan dalam sila-silanya.
3. Solusi Problematis
Pancasila sebagai solusi problem bangsa, seperti korupsi,
kerusakan lingkungan, dekadensi moral, dan lain-lain. Sebagaimana
telah dikatakan bahwa moralitas memegang kunci sangat penting
dalam mengatasi krisis. Kalau krisis moral sebagai hulu dari semua
masalah, maka melalui moralitas pula krisis dapat diatasi. Indikator
kemajuan bangsa tidak cukup diukur hanya dari kepandaian
warganegaranya, tidak juga dari kekayaan alam yang dimiliki, namun
hal yang lebih mendasar adalah sejauh mana bangsa tersebut
memegang teguh moralitas.
Moralitas memberi dasar, warna sekaligus penentu arah tindakan
suatu bangsa. Moralitas dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu moralitas
individu, moralitas sosial dan moralitas mondial. Moralitas individu
lebih merupakan kesadaran tentang prinsip baik yang bersifat ke
dalam, tertanam dalam diri manusia yang akan mempengaruhi cara
berpikir dan bertindak. Moralitas sosial juga tercermin dari moralitas
individu dalam melihat kenyataan sosial. Bisa jadi seorang yang moral
6
individunya baik tapi moral sosialnya kurang, hal ini terutama terlihat
pada bagaimana mereka berinteraksi dengan masyarakat yang
majemuk.
Moralitas dapat dianalogikan dengan seorang kusir kereta kuda
yang mampu mengarahkan ke mana kereta akan berjalan. Arah
perjalanan kereta tentu tidak lepas dari ke mana tujuan hendak dituju.
Orang yang bermoral tentu mengerti mana arah yang akan dituju,
sehingga pikiran dan langkahnya akan diarahkan kepada tujuan
tersebut, apakah tujuannya hanya untuk kesenangan duniawi diri
sendiri saja atau untuk kesenangan orang lain atau lebih jauh untuk
kebahagiaan ruhaniah yang lebih abadi, yaitu pengabdian pada Tuhan.
Alinea pertama, “bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa,
oleh karena itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Alinea ini
menjadi payung moral para pejuang kita bahwa telah terjadi
pelanggaran hak atas kemerdekaan pada bangsa kita. Pelanggaran atas
hak kemerdekaan itu sendiri merupakan pelanggaran atas moral
mondial, yaitu perikemanusiaan dan perikeadilan. Apapun bentuknya
penjajahan telah meruntuhkan nilai-nilai hakiki manusia. Moralitas
individu dan sosial yang begitu kuat dengan dipayungi moralitas
mondial telah membuahkan hasil dari cita-cita mereka, meskipun
mereka banyak yang tidak sempat merasakan buah perjuangannya
sendiri. Dasar moral yang melandasi perjuangan mereka terabadikan
dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 yang termuat dalam alinea-alineanya.
Apabila ditilik dari Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
tahun 1945 tampak jelas bahwa moralitas sangat mendasari perjuangan
merebut kemerdekaan dan bagaimana mengisinya. Alasan dasar
mengapa bangsa ini harus merebut kemerdekaan karena penjajahan
bertentangan dengan nilai kemanusiaan dan keadilan (alinea I). Secara
eksplisit founding fathers menyatakan bahwa kemerdekaan dapat
diraih karena rahmat Allah dan adanya keinginan luhur bangsa (alinea
7
III). Ada perpaduan antara nilai ilahiah dan nilai humanitas yang saling
berkelindan.
Selanjutnya, di dalam membangun negara ke depan diperlukan
dasar-dasar nilai yang bersifat universal, yaitu nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Moralitas, saat ini
menjadi barang yang sangat mahal karena semakin langka orang yang
masih betul-betul memegang moralitas tersebut. Namun dapat juga
dikatakan sebagai barang murah karena banyak orang menggadaikan
moralitas hanya dengan beberapa lembar uang. Ada
keterputusan (missing link) antara alinea I, II, III dengan alinea IV.
Nilai-nilai yang seharusnya menjadi dasar sekaligus tujuan negara ini
telah digadaikan dengan nafsu berkuasa dan kemewahan harta.
Egoisme telah mengalahkan solidaritas dan kepedulian pada sesama.
Lalu bagaimana membangun kesadaran moral anti
korupsi[3] berdasarkan Pancasila?
Kemiskinan, pendidikan yang mahal, keadilan yang diperjual-
belikan, korupsi yang merajalela serta tidak adanya kebebasan
memeluk agama merupakan sedikit polemik yang dihadapi rakyat pada
saat sekarang ini. Banyak kesan yang didapat rakyat dari masalah-
masalah tersebut, namun mereka tidak sanggup untuk
mengungkapkannya. Sehingga seolah-olah rakyat tidak dapat
merasakan adanya Pancasila.
Penanaman satu nilai tentunya tidak cukup dan memang tidak bisa
dalam konteks Pancasila, karena nilai-nilai Pancasila merupakan
kesatuan organis yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
Dengan demikian, akan menjadi kekuatan moral besar manakala
keseluruhan nilai Pancasila yang meliputi nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan dijadikan landasan
moril dan diejawantahkan dalam seluruh kehidupan berbangsa dan
bernegara, terutama dalam pemberantasan korupsi.
Sehingga tercapailah cita-cita sang perumus Pancasila yaitu
menjadikan Pancasila menjadi jalan keluar dalam menuntaskan
8
permasalahan bangsa dan Negara. Apabila nilai-nilai yang terkandung
dalam butir- butir Pancasila di implikasikan di dalam kehidupan
sehari-hari maka tidak akan ada lagi kita temukan di Negara kita
namanya ketidak adilan, terorisme, koruptor serta kemiskinan. Karena
di dalam Pancasila sudah tercemin semuanya norma-norma yang
menjadi dasar dan ideologi bangsa dan Negara.
4. Pemberdayaan Etika Pancasila dalam Konteks Kehidupan
Akademik
Pancasila sebagai dasar etika dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara diberdayakan melalui kebebasan akademik
untuk mendasari suatu sikap mental atau attitude. Kebebasan akademik
adalah hak dan tanggung jawab seseorang akademisi. Hak dan
tanggung jawab itu terkait pada susila akademik, yaitu;
a. Curiosity
Dalam arti terus menerus mempunyai keinginan untuk
mengetahui hal-hal baru dalam perkembangan ilmu pengetahuan,
tidak mengenal titik henti, yang berpengaruhi dengan sendirinya
terhadap perkembangan etika;
b. Wawasan
Luas dan mendalam, dalam arti bahwa nilai-nilai etika sebagai
norma dasar bagi kehidupan suatu bangsa dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara tidak terlepas dari unsur-unsur
budaya yang hidup dan berkembang dengan ciri-ciri khas yang
membedakan bangsa itu dari bangsa lain;
c. Terbuka
Dalam arti luas bahwa kebenaran ilmiah adalah sesuatu
yang tentatif, bahwa kebenaran ilmiah bukanlah sesuatu yang
hanya sekali ditentukan dan bukan sesuatu yang hanya sekali
ditentukan dan bukan sesuatu yang tidak dapat diganggu gugat,
yang implikasinya ialah bahwa pemahaman suatu norma etika
bukan hanya tekstual, melainkan juga kontekstual untuk diberi
9
makna baru sesuai dengan kondisi aktual yang berkembang dalam
masyarakat;
c. Open mindedness
Dalam arti rela dan rendah hati (modest) bersedia menerima
kritik dari pihak lain terhadap pendirian atau sikap intelektualnya;
d. Jujur,
Dalam arti menyebutkan setiap sumber atau informasi yang
diperoleh dari pihak lain dalam mendukung sikap atau
pendapatnya; serta
e. Independen,
Dalam arti beranggungjawab atas sikap dan pendapatnya, bebas
dari tekanan atau “kehendak yang dipesankan” oleh siapa pun dan
dari mana pun. Pancasila sebagai core philosophy bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, juga meliputi etika yang
sarat dengan nilai-nilai filsafati; jika memahami Pancasila tidak
dilandasi dengan pemahaman segi-segi filsafatnya, maka yang
ditangkap hanyalah segi-segi filsafatnya, maka yang ditangkap
hanyalah segi-segi fenomenalnya saja, tanpa menyentuh inti
hakikinya.
Asal muasal kata Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta, yakni kata
Panca yang berati lima dan sila/syla yang memiliki arti batu, sendi, alas atau
sebuah dasar. Maka jika ditarik kesimpulan Pancasila memiliki makna sebuah
dasar yang terdiri dari lima unsur. Kelima unsur didalam Pancasila tersebut
membentuk satu kesatuan yang saling mengikat dan terkait satu sama lain
sehingga menjadikan fungsi Pancasila sebagai suatu dasar negara yang utuh
dan sempuna. Yang mencerminkan fungsi pokok Pancasila sebagai dasar
negara dan ideologi negara.
10
nilai luhur bahkan sebelum terciptanya Pancasila itu sendiri. Sebab Pancasila
lahir dari hasil pemikiran-pemikian serta ide maupun gagasan dari budaya
yang dimiliki bangsa Indonesia sejak jaman dahulu. Hal ini merupakan
cerminan dari fungsi kebudayaan bagi masyarakat itu sendiri sebagai sebuah
pemersatu. Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi terbuka memperlihatkan
kepribadian bangsa Indonesia itu sendiri, yakni terbuka terhadap segala
perubahan.
1. Kepribadian Bangsa
11
dipengaruhi dengan segala hal yang terjadi didalam mayarakat, adat
budaya serta lingkungan didalam masyarakat itu sendiri. (baca
juga:Pentingnya Pendidikan bagi manuia)
Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi Terbuka memiliki peranan
penting dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia. Membuat
karakteristik bangsa menjadi terbuka terhadap segala perubahan yang
terjadi baik didalam maupun diluar negeri. Terbuka dengan kebudayaan
maupun warga asing yang masuk ke Indonesia, dengan tidak
meninggalkan kebudayaan asli milik bangsa Indonesia sendiri. Terutama
dalam hal berdemokrasi, Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa sangat
penting untuk menyelesaikan masalah dengan jalan musyawarah tanpa
adanya kekerasan.
Dari hal tersebut terlihat manfaat musyawarah yang merupakan dasar
dalam berpendapat tanpa melakukan pelanggaran hak warga
negara. Pancasila sendiri merupakan dasar negara yang berasal dari
cerminan kehidupan masyarakatnya jadi merupakan milik bangsa
Indonesia seluruhnya dan bukan merupakan milik seseorang maupun
golongan tertentu.
12
3. Kepribadian Bangsa Indonesia dalam Era Globalisasi
13
Peran Globalisasi di Indonesia sudah tentu akan memberikan pengaruh
terhadap nilai- nilai siemangat kebangsaan (nasionalism) terhadap bangsa
Indonesia. Dampak positif dari adanya globalisasi pada sebuah arti
nasionalisme, ialah diantaranya sebagai berikut:
14
Suatu Bangsa Sejak tanggal 28 Oktober 1928 kita telah menjadi satu bangsa,
artinya satu kesatuan dari berbagai ragam latar belakang sosial budaya, agama
dan keturunan yang bertekad untuk membangun satu tatanan hidup berbangsa
dan bernegara. Setiap bangsa mempunyasi cita-cita untuk masa depan dan
menghadapi masalah bersama dalam mencapai cita-cita bersama.
a. Cita-cita bangsa;
adi pandangan hidup suatu bangsa adalah inti sari (kristalisasi) dari nilai-nilai
yang dimiliki bangsa itu dan diyakini kebenaranya, yang berdasarkan
pengalaman sejarah dan yang telah menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk
mewujudkanya dalam kehidupan sehari-hari.
15
gemilangnya Kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan Mataram. Kemudian mengalami
penderitaan penjajahan sepanjang tiga setengah abad, sampai akhirnya bangsa
Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kembali kemerdekaan
nasionalnya sama tuanya dengan sejarah penjajahan itu sendiri. Bangsa Indonesia
lahir menurut cara dan jalan yang ditempuhnya sendiri yang merupakan hasil
antara proses sejarah di masa lampau, tantangan perjuangan dan cita-cita hidup di
masa yang akan datang, yang secara keseluruhan membentuk kepribadianya
sendiri.
Oleh karena itu bangsa Indonesia lahir dengan kepribadianya sendiri, yang
bersamaan dengan lahirnya bangsa dan Negara itu, kepribadian itu ditekankan
sebagai pandangan hidup dan dasar Negara Pancasila. Bangsa Indonesia lahir
dengan kekuatan sendiri, maka percaya pada diri sendiri juga merupakan salah
satu ciri kepribadian bangsa Indonesia. Kare\na itulah, Pancasila bukan lahir
secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah melalui proses yang panjang,
dimatangkan oleh sejarah perjungan bangsa kita sendiri, dengan melihat
pengalaman bangsa-bangsa lain, dengan diilhami oleh bangsa kita dan gagasan-
gagasan besar bangsa kita sendiri. Karena pancasila sudah merupakan pandangan
hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai Dasar
Negara yang mengatur hidup ketatanegaraan. Hal ini tampak dalam sejarah
bahwa meskipun dituangkan dalam rumusan yang agak berbeda, namun dalam
tiga buah UUD yang pernah kita miliki yaitu dalam pembukaan UUD 1945,
Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat dan UUD sementara Republik
Indonesia tahun 1950 pancasila itu tetap tercantum di dalamnya. Pancasila yang
selalu dikukuhkan dalam kehidupan konstitusional kita, Pancasila selalu menjadi
pegangan bersama pada saat terjadi krisis nasional dan ancaman terhadap
eksistensi bangsa kita, merupakan bukti sejarah bahwa Pancasila memang selalu
dikehendaki oleh bangsa Indonesia sebagai dasar kerohanian bangsa, dikehendaki
sebagai Dasar Negara.
Manusia yang diciptakan oleh Tuhan yang Maha Kuasa, dikodratkan hidup
secara berkelompok. Kelompok manusia itu akan selalu mengalami perubahan
dan perkembangan.
16
Perkembangan manusia dari yang mengelompok sampai pada suatu keadaan
dimana mereka itu terjalin ikatan hubungan yang kuat dan serasi. Ini adalah
pertanda adanya kelompok manusia dengan ciri-ciri kelompok tertentu, yang
membedakan mereka dengan kelompok- 8 kelompok manusia lainya. Kelopmok
ini membesar dan menjadi suku-suku bangsa. Tiap suku bangsa dibedakan oleh
perbedaan nilai-nilai dan moral yang mereka patuhi bersama. Berdasarkan hal ini
kita dapat menyebutkan adanya kelompok suku bangsa Minangkabau, Batak,
Jawa, Flores, Sunda, Madura, dan lain sebagainya. Semua suku itu adalah modal
dasar terbentuknya kesadaran berbangsa dan adanya bangsa Indonesia yang kita
miliki adalah bagian dari bangsa itu sekarang ini. Kelompok-kelompok manusia
tersebut dikatakan suku bangsa, karena mempunyai tujuan hidup.
17
ajaran agama baik islam maupun agama lainnya. Secara kontinu hal ini akan
memberikan energi dalam semesta untuk menghadirkan nilai-nilai kebenaran
hakiki. Selain dari pengertian tersebut, Pancasila memiliki beberapa sebutan
berbeda, seperti :
18
Selain bersifat yuridis konstitusional, Pancasila juga bersifat yuridis
ketatanegaraan yang artinya Pancasila sebagai dasar negara. Pada hakikatnya
adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum. Artinya segala
peraturan perundangan secara material harus berdasar dan bersumber pada
Pancasila. Apabila ada peraturan (termasuk di dalamnya UUD 1945)
yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila, maka sudah
sepatutnya peraturan tersebut dicabut.
Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila memiliki sifat obyektif
dan subyektif. Sifat subyektif maksudnya Pancasila merupakan hasil
perenungan dan pemikiran bangsa Indonesia, sedangkan bersifat obyektif
artinya nilai Pancasila sesuai dengan kenyataan dan bersifat universal yang
diterima oleh bangsa-bangsa beradab. Oleh karena memiliki nilai obyektif
universal dan diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia maka
Pancasila selalu dipertahankan sebagai dasar negara. Jadi berdasarkan uraian
tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai jiwa
bangsa memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur kehidupan
berbangsa dan bernegara sehingga cita-cita para pendiri bangsa Indonesia
dapat terwujud.
Wujud-wujud dalam Pancasila merupakan dasar nagara yang harus kita
hayati dan pahami. Dalam mencapai rasa Nasionalisme yang tinggi kita harus
memegang teguh janji dan kepastian Pancasila.
Hal ini sangat penting karena dengan menerapkan nilai-nilai luhur
pancasila dalam kehidupan sehari-hari maka tata kehidupan yang
harmonis diantara masyarakat Indonesia dapat terwujud. Untuk agar dapat
mewujudkan semua itu maka masyarakat Indonesia tidak bisa hidup sendiri,
mereka harus tetap mengadakan hubungan dengan masyarakat lain.
Pancasila merupakan sebuah penuntun dalam menuju Indonesia gemilang.
Jika kita kaitkan dengan Kemerdekaan Indonesia kita akan mengetahui
bagaimana bangsa Indonesia agar dapat merdeka. Kemerdekaan yang didapat
dengan susah payah. Nasib dan Nyawa demi rasa kebebasan mutlak bagi
rakyat Indonesia. kebebasan mutlak suatu kebebasan yang mendapat
pengakuan dari negara-negara tetangga.
19
E. PANCASILA SEBAGAI PERJANJIAN LUHUR
Perjanjian luhur rakyat Indonesia adalah suatu perjanjian
yang disepakati bersama oleh seluruh rakyat Indonesia dan harus
diamalkan serta dilestarikan.
3. Fase Kemerdekaan
20
Dasar pokok sumber dari segala sumber Bangsa Indonesia
mendapatkan kemerdekaan dan mendirikan negara, atas dasar:
21
Ada 2 masa periode perjuangan seperti:
22
Suatu pernyataan bangsa Indonesia yang telah berjuang kini saatnya di
beri Karunia kemerdekaan, ini atas “Ketuhanan Yang Maha Esa” pada sila
pertama.
6. Rakyat Indonesia mendirikan Negara. Di dalam teks proklamasi
kemerdekaan, bangsa Indonesia memproklamasikan 2 pernyataannya:
1. Memproklamasikan Kemerdekaan Bangsa Indonesia, “Kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan
Indonesia”.Merupakan suatu pernyatan Bangsa Indonesia yang
selama 350 tahun telah dijajah oleh bangsa lain menyatakan telah
merdeka dari penjajah.
2. Memproklamasikan akan mendirikan Negara Indonesia dengan
tempo dengan cara yang sesingkat-singkatnya, “Hal-hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dan lain- lain, diselenggarakan
dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-
singkatnya.Jakarta,17 agustus 1945. Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta”.Penyataan ini bahwa bangsa Indonesia mendirikan
negara dengan melakukan perpindahan kekuasaan pemerintahan
penjajah kepada Bangsa Indonesia/pemerintahan Indonesia secara
langsung.
23
dianalisa dan dibicarakan secara mendalam, karena orang berpikir secara
filosofis tidak akan ada henti-hentinya. Namun demikian, harus disadari
bahwa kebenaran yang dapat dicapai manusia adalah kebenaran yang
masih relatif, tidak absolut atau mutlak. Kebenaran yang absolut adalah
kebenaran yang ada pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Karena itu, dalam
mencari kebenaran Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa indonesia
pada saat mendirikan negara tidaklah perlu sampai menimbulkan
pertentangan dan persengketaan apalagi perpecahan.
24
Tidak berlebihan kalau dikatakan Pancasila merupakan perjanjian
luhur para pendiri negara dengan konsensus untuk tidak memandang
setiap warga negara berdasarkan afiliasi keagamaan, suku dan ras maupun
lainnya. Maka, usaha-usaha mengembalikan rumusan Pancasila kepada
Piagam Jakarta di khawartirkan akan mengusik keutuhan bangsa dari
Negara Kesatuan dan menerima sistem negara kebangsaan dengan salah
satu dasarnya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Perjanjian luhur ini
ternyata bukan hanya kesepakatan elite politik semata, melainkan sebuah
kesepakatan nasional seperti terbukti bahwa selama perjalanan sejarah
bangsa, Pancasila dengan rumusan ini tetap tercantum dalam dua
konstitusi lainnya yang pernah berlaku, yakni Mukadimah Konstitusi
Republik Indonesia Serikat 17 Desember 1949 dan Mukadimah Undang-
Undang Dasar Sementara 17 Agustus 1950, lalu melalui Dekrit Presiden 5
Juli 1959 yang menjadikan Negara Replublik kembali kepada Pembukaan
UUD 1945 yang berlangsung sampai sekarang.
25
Fungsi Pancasila
26
bersumberkan Pancasila atau tidak boleh bertentangan dengan
Pancasila.
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai Bangsa
Indonesia, yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang
merata secara materiil maupun spiritual, berdasarkan Pancasila.
Pancasila sebagai falsafah hidup yang mempersatukan Bangsa
Indonesia. Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk
mempersatukan Bangsa Indonesia. karena Pancasila adalah
falsafah hidup dan kepribadian Bangsa Indonesia yang
mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang oleh Bangsa
Indonesia diyakini paling benar, adil, bijaksana dan tepat untuk
mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.
27
DAFTAR PUSTAKA
http://kurniawanikroma.blogspot.com/2016/09/pancasila-dan-identitas-
bangsa.html TANGGAL AKSES 24 OKTOBER 12:00
https://guruppkn.com/pancasila-sebagai-kepribadian-bangsa TANGGAL
AKSES 24 OKTOBER 12:13
file:///C:/Users/USER/Downloads/PANCASILA%20SEBAGAI
%20PANDANGAN%20HIDUP%20BANGSA.pdf TANGGAL AKSES 24
OKTOBER 12:22
28