Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

DISUSUN OLEH

NAMA : ILHAM CAHYADI

NIM : 204857043

MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA

KELAS : SISTEM INFORMASI (B)

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN


KOMPUTER (STMIK) SYAIKH ZAINUDDIN NW ANJANI-
LOMBOK TIMUR TAHUN 2020
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME. Karena Atas rahmat-
Nya yang diberikan kepada kami, hingga kami dapat menyelesaikan sebuah
makalah yang mudah-mudahan bermanfaat bagi para pembaca dengan judul
“makalahpendidikan pancasila”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari
pengajar mata kuliah Pancasila.

Kami sebagai penulis dari makalah ini mengucapkan terima kasih


sebanyak-banyaknya kepada dosen pengajar mata kuliah Pendidikan Pancasila
dan pihak-pihak yang membantu kami dalam Pencariaan & Pemberian ide tentang
proses terbuat hingga terbentuknya Makalah ini. Dan kami berharap agar makalah
ini dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan proses
pembelajaraan di tahun pembelajaran berikutnya.

Dan karena tiada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini.
Maka dari itulah kami mengharapkan kritik dan saran yang di berikan kepada
kami demi perbaikan makalah di waktu yang datang.

ANJANI,20 OKTOBER 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PEMBAHASAN................................................................................................................1
A. PANCASILA SEBAGAI IDENTIDAS BANGSA INDONESIA..........................1
B. PANCASILA SEBAGAI KEPERIBADIAN BANGSA INDONESIA................10
C. PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA.......14
D. PANCASILA SEBAGAI JIWA BANGSA INDONESIA...................................17
E. PANCASILA SEBAGAI PERJANJIAN LUHUR...............................................20
Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia.............................................23
Fungsi Pancasila.......................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................28

ii
BAB I

PEMBAHASAN

A. PANCASILA SEBAGAI IDENTIDAS BANGSA INDONESIA


1. Pengertian
dentitas nasional dapat diartikan sebagai kepribadian nasional,
yang diambil dari bahasa Inggris yaitu “national identity”. Kepribadian
nasional atau jatidiri nasional adalah jatidiri yang telah dimiliki suatu
bangsa, yang juga diadopsi dari nilai-nilai budaya dan nilai-nilai agama
yang telah diyakini bangsa tersebut tentang kebenarannya.
Menurut Parsudi Suparlan, identitas atau jatidiri dapat diartikan
sebagai “pengenalan atau pengakuan terhadap seseorang yang termasuk
dalam suatu golongan yang dilakukan berdasarkan atas serangkaian ciri-
ciri yang merupakan suatu satuan bulat dan menyeluruh, serta
menandainya sehingga ia dapat dimasukkan dalam golongan tersebut.”
Pengertian kepribadian suatu identitas sebenarnya pertama kali
muncul dari pakar psikologi. Manusia sebagai individu sulit dipahami jika
terlepas dari manusia lainnya. Oleh karena itu manusia dalam melakukan
interaksi dengan individu lainnya senantiasa memiliki suatu sifat
kebiasaan, tingkah laku, serta karakter yang khas yang membedakan
manusia tersebut dengan manusia lainnya. Namun demikian pada
umumnya pengertian atau istilah kepribadian sebagai suatu identitas
adalah keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor biologis, psikologis dan
sosiologis yang mendasari tingkah laku individu. Tingkah laku tersebut
terdidri atas kebiasaan, sikap, sifat-sifat serta karakter yang berada pada
seseorang sehingga seseorang tersebut berbeda dengan orang yang lainnya.
Oleh karena itu kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan tingkah
laku seseorang dalam hubungan dengan manusia lain.
Istilah “identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri
yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa

1
tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini
maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendidri-sendiri
sesuai dengan keunikan, sifat, cirri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut.
Jadi Identitas nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah
dan selalu memiliki wilayah (tanah tumpah darah mereka sendiri),
kesamaan sejarah, sistim hukum/perundang undangan, hak dan kewajiban
serta pembagian kerja berdasarkan profesi.
2. Unsur Pembentuk
Salah satu identitas yang melekat pada bangsa Indonesia adalah
sebutan sebagai sebuah
negara yang majemuk. Kemajukan ini merupakan perpaduan dari
unsur-unsur yang menjadi inti identitas di atas: sejarah, kebudayaan, suku
bangsa, agama, dan bahasa.
3. Sejarah
Menurut catata sejarah, sebelum menjadi sebuah negara, bangsa
Indonesia pernah mengalami masa kejayaan yang gemilang. Dua kerajaan
Nusantara, Majapahit dan Sriwijaya misalnya, dikenal sebagai pusat
kerajaan Nusantara. Semangat juang bangsa Indoensian dalam mengusir
penjajah telah menjadi ciri khas tersendiri bagi bangsa Indonesia yang
kemudian menjadi salah satuunsur pembentuk identitas nasionalnya.
a. Kebudayaan
Aspek kehidupan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional
meliputi tiga unsur, yaitu akal budi, peradaban, dan pengetahuan.
b. Suku Bangsa
Tradisi bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajukan
merupakan unsur lain yang harus dikembangkan dan dibudayakan.
Kemajukan alamiah bangsa Indonesia dapat dilihat pada keberadaan
ribuan suku, bahasa, dan budaya.
c. Agama
Keanekaragam agama dan kepercayaan di Indonesia tidak hanya
dijamin oleh konstitusi negara, tapi juga meruapan rahmat Tuhan Yang
Maha Esa yang harus dipelihara dan disyukuri bangsa Indonesia.

2
d. Bahasa
Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas nasional yang penting.
Bahasa Indonesia memiliki nilai tersendiri bagi bangsa Indonesi, ia
telah memberikan sumbangan besar pada pembentukan persatuan dan
nasionalisme Indonesia.
4. Identitas Nasional Indonesia
Salah satu identitas yang telah melekat pada Negara Indonesia
adalah keBinneka Tunggal Ika. Ungkapan Binneka Tunggal Ika dalam
lambang nasional terletak pada simbol burung garuda dengan lima
simbol yang mewakili sila-sila dalam dasar Negara Pancasila.
Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia, adalah sebagai
berikut:
a. Bahasa nasional atau bahasa persatuan yaitu bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia berawal dari bahasa melayu
yang dibgunakan sebagai bahasa pergaulan yang kemudian
diangkat sebagai bahasa nasional pada tanggal 28 oktober
1928.
b. Bendera Negara yaitu sang merah putih.  Warna merah
berarti berani dan putih berarti suci. Bendera merah petih
pertama kali dikibarkan pada tanggal 17 agustus 1945,
namun telah ditunjukkan pada peristiwa sumpah pemuda.
c. Lagu kebangsaan Indonesia yaitu Indonesia Raya. Lagu
Indonesia sebagai lagu kebangsaan pertama kali
dinyanyikan pada tanggal 28 oktober 1928.
d. Lambang Negara yaitu garuda pancasila. Garuda adalah
burung khas Indonesia yang dijadikan sebagai lambang
Negara.
e. Semboyan Negara yaitu bhineka tunggal ika. Artinya
berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Menunjukkan Indonesia
adalah bangsa yang heterogen namun tetap berkeinginan
untuk menjadi bangsa yang satu, yakni Indonesia.

3
f. Dasar falsafah Negara yaitu pancasila. Berisi lima sila yang
dijadikan sebagai dasar falsafat dan ideology dari Negara
Indonesia. Selain itu pancasila berkeedudukan sebagai
dasar Negara dan ideologi nasional.
g. Hukum dasar Negara yaitu UUD 1945.  Merupakan hukum
dasar tertinggi dalam tata urutan perundang-undangan dan
dijadikan sebagai pedoman penyelenggaraan Negara.
h. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat. Bentuk Negara kita adalah kesatuan,
bentuk pemerintahan adalah republik dan sistem politik
yang digunakan adalah system demokrasi.
i. Konsepsi wawasan nusantara.  Sebagai cara pandang
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang
serba beragam dan memiliki nilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta
kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional.
j. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai
kebudayaan nasional. Sebagai Negara kesatuan Indonesia
terdiri dari banyak suku bangsa, sehingga Indonesia
memiliki kebudayaan daerah yang sangat kompleks.
5. Peran Pancasila
Bagi Bangsa Indonesia, jatidiri bangsa dalam bentuk kepribadian
nasional ini telah disepakati sejak Bangsa Indonesia menyatakan
kemerdekaannya. Kesepakan itu, telah muncul lewat pernyataan pendiri
Negara (founding fathers and mothers) dengan wujud pancasila, yang di
dalamnya mengandung lima nilai-nilai dasar sebagai gambaran berpola
Bangsa Indonesia, yang erat dengan jiwa, moral, dan kebribadian bangsa
Pancasila adalah kepribadian bangsa yang digali dari nilai-nilai yang telah
tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan budaya Bangsa Indonesia.
Sebagai indentitas dan kepribadian Bangsa Indonesia, Pancasila adalah

4
sumber motivasi, inspirasi, pedoman berprilaku sekaligus standar
pembenarannya. Dengan demikian segala ide, pola aktifitas, prilaku, serta
hasil prilaku Bangsa Indonesia harus bercermin pada Pancasila. Pancasila
memiliki pengertia sebagai moral, jiwa, dan kepribadian Bangsa
Indonesia. Hal ini diwujudkan dalam sikap mental dan tingakah laku serta
amal perbuatan yang mempunyai ciri khas, sehingga menjadi identitas
bangsa. Ciri-ciri khas inilah yang dimaksud kepribadian. Kepribadian
Bangsa Indonesia adalah Pancasiala.
6. Teladan dan Moralitas
1. Etika Kebaikan
ancasila adalah sebagai dasar negara Indonesia, memegang peranan
penting dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila
memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan bangsa
Indonesia, salah satunya adalah “Pancasila sebagai suatu sistem etika.
Etika berasal dari kata “ethos” (bahasa Yunani) dalam bentuk tunggal
artinya padang rumput,  kebiasaan,  adat, watak dan lain-lain dan
bentuk jamak artinya “kebiasaan”. Etika berarti ilmu yang biasa
dilakukan atau ilmu tentang kebiasaan
Hakikat Pancasila pada dasarnya merupakan satu sila yaitu gotong
royong atau cinta kasih dimana sila tersebut melekat pada setiap insan,
maka nilai-nilai Pancasila identik dengan kodrat manusia, oleh sebab
itu penyelenggaraan Negara yang di lakukan oleh pemerintah tidak
boleh bertentangan dengan harkat dan martabat manusia, terutama
masyarakat yang tinggal di wilayah Indonesia. Etika
Pancasila[1] adalah etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk
pada nilai-nilai Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan keadilan. Suatu perbuatan di katakan baik
bukan hanya apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut
namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut.
2. Cita-cita Moral
Posisi Pancasila sebagai cita-cita moral bangsa ini dapat ditemukan
dalam Penjelasan UUD 1945 yang menyatakan bahwa pokok-pokok

5
pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 itu
mewujudkan (merupakan perwujudan dari) Rechtsidee (cita-cita
hukum) yang menguasai hukum dasar Negara, baik hukum yang
tertulis maupun hukum yang tidak tertulis.
Nilai-nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan
napas humanism, karenanya Pancasila dapat dengan mudah diterima
oleh siapa saja[2]. Sekalipun Pancasila memiliki sifat universal, tetapi
tidak begitu saja dapat dengan mudah diterima oleh semua bangsa.
Perbedaannya terletak pada fakta sejarah bahwa nilai-nilai secara sadar
dirangkai dan disahkan menjadi satu kesatuan yang berfungsi sebagai
basis perilaku politik dan sikap moral bangsa. Dalam arti bahwa
Pancasila adalah milik khas bangsa Indonesia dan sekaligus menjadi
identitas bangsa berkat legitimasi moral dan budaya bangsa Indonesia
sendiri. Nilai-nilai khusus yang termuat dalam Pancasila dapat
ditemukan dalam sila-silanya.
3. Solusi Problematis
Pancasila sebagai solusi problem bangsa, seperti korupsi,
kerusakan lingkungan, dekadensi moral, dan lain-lain. Sebagaimana
telah dikatakan bahwa moralitas memegang kunci sangat penting
dalam mengatasi krisis. Kalau krisis moral sebagai hulu dari semua
masalah, maka melalui moralitas pula krisis dapat diatasi. Indikator
kemajuan bangsa tidak cukup diukur hanya dari kepandaian
warganegaranya, tidak juga dari kekayaan alam yang dimiliki, namun
hal yang lebih mendasar adalah sejauh mana bangsa tersebut
memegang teguh moralitas.
Moralitas memberi dasar, warna sekaligus penentu arah tindakan
suatu bangsa. Moralitas dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu moralitas
individu, moralitas sosial dan moralitas mondial. Moralitas individu
lebih merupakan kesadaran tentang prinsip baik yang bersifat ke
dalam, tertanam dalam diri manusia yang akan mempengaruhi cara
berpikir dan bertindak. Moralitas sosial juga tercermin dari moralitas
individu dalam melihat kenyataan sosial. Bisa jadi seorang yang moral

6
individunya baik tapi moral sosialnya kurang, hal ini terutama terlihat
pada bagaimana mereka berinteraksi dengan masyarakat yang
majemuk.
Moralitas dapat dianalogikan dengan seorang kusir kereta kuda
yang mampu mengarahkan ke mana kereta akan berjalan. Arah
perjalanan kereta tentu tidak lepas dari ke mana tujuan hendak dituju.
Orang yang bermoral tentu mengerti mana arah yang akan dituju,
sehingga pikiran dan langkahnya akan diarahkan kepada tujuan
tersebut, apakah tujuannya hanya untuk kesenangan duniawi diri
sendiri saja atau untuk kesenangan orang lain atau lebih jauh untuk
kebahagiaan ruhaniah yang lebih abadi, yaitu pengabdian pada Tuhan.
Alinea pertama, “bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa,
oleh karena itu penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Alinea ini
menjadi payung moral para pejuang kita bahwa telah terjadi
pelanggaran hak atas kemerdekaan pada bangsa kita. Pelanggaran atas
hak kemerdekaan itu sendiri merupakan pelanggaran atas moral
mondial, yaitu perikemanusiaan dan perikeadilan. Apapun bentuknya
penjajahan telah meruntuhkan nilai-nilai hakiki manusia. Moralitas
individu dan sosial yang begitu kuat dengan dipayungi moralitas
mondial telah membuahkan hasil dari cita-cita mereka, meskipun
mereka banyak yang tidak sempat merasakan buah perjuangannya
sendiri. Dasar moral yang melandasi perjuangan mereka terabadikan
dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 yang termuat dalam alinea-alineanya.
Apabila ditilik dari Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
tahun 1945 tampak jelas bahwa moralitas sangat mendasari perjuangan
merebut kemerdekaan dan bagaimana mengisinya. Alasan dasar
mengapa bangsa ini harus merebut kemerdekaan karena penjajahan
bertentangan dengan nilai kemanusiaan dan keadilan (alinea I). Secara
eksplisit founding fathers menyatakan bahwa kemerdekaan dapat
diraih karena rahmat Allah dan adanya keinginan luhur bangsa (alinea

7
III). Ada perpaduan antara nilai ilahiah dan nilai humanitas yang saling
berkelindan.
Selanjutnya, di dalam membangun negara ke depan diperlukan
dasar-dasar nilai yang bersifat universal, yaitu nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Moralitas, saat ini
menjadi barang yang sangat mahal karena semakin langka orang yang
masih betul-betul memegang moralitas tersebut. Namun dapat juga
dikatakan sebagai barang murah karena banyak orang menggadaikan
moralitas hanya dengan beberapa lembar uang. Ada
keterputusan (missing link) antara alinea I, II, III dengan alinea IV.
Nilai-nilai yang seharusnya menjadi dasar sekaligus tujuan negara ini
telah digadaikan dengan nafsu berkuasa dan kemewahan harta.
Egoisme telah mengalahkan solidaritas dan kepedulian pada sesama.
Lalu bagaimana membangun kesadaran moral anti
korupsi[3] berdasarkan Pancasila?
Kemiskinan, pendidikan yang mahal, keadilan yang diperjual-
belikan, korupsi yang merajalela serta tidak adanya kebebasan
memeluk agama merupakan sedikit polemik yang dihadapi rakyat pada
saat sekarang ini. Banyak kesan yang didapat rakyat dari masalah-
masalah tersebut, namun mereka tidak sanggup untuk
mengungkapkannya. Sehingga seolah-olah rakyat tidak dapat
merasakan adanya Pancasila.
Penanaman satu nilai tentunya tidak cukup dan memang tidak bisa
dalam konteks Pancasila, karena nilai-nilai Pancasila merupakan
kesatuan organis yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
Dengan demikian, akan menjadi kekuatan moral besar manakala
keseluruhan nilai Pancasila yang meliputi nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan dijadikan landasan
moril dan diejawantahkan dalam seluruh kehidupan berbangsa dan
bernegara, terutama dalam pemberantasan korupsi.
Sehingga tercapailah cita-cita sang perumus Pancasila yaitu
menjadikan Pancasila menjadi jalan keluar dalam menuntaskan

8
permasalahan bangsa dan Negara. Apabila nilai-nilai yang terkandung
dalam butir- butir Pancasila di implikasikan di dalam kehidupan
sehari-hari maka tidak akan ada lagi kita temukan di Negara kita
namanya ketidak adilan, terorisme, koruptor serta kemiskinan. Karena
di dalam Pancasila sudah tercemin semuanya norma-norma yang
menjadi dasar dan ideologi bangsa dan Negara.
4. Pemberdayaan Etika Pancasila dalam Konteks Kehidupan
Akademik
Pancasila sebagai dasar etika dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara diberdayakan melalui kebebasan akademik
untuk mendasari suatu sikap mental atau attitude. Kebebasan akademik
adalah hak dan tanggung jawab seseorang akademisi. Hak dan
tanggung jawab itu terkait pada susila akademik, yaitu;
a. Curiosity
Dalam arti terus menerus mempunyai keinginan untuk
mengetahui hal-hal baru dalam perkembangan ilmu pengetahuan,
tidak mengenal titik henti, yang berpengaruhi dengan sendirinya
terhadap perkembangan etika;
b. Wawasan
Luas dan mendalam, dalam arti bahwa nilai-nilai etika sebagai
norma dasar bagi kehidupan suatu bangsa dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara tidak terlepas dari unsur-unsur
budaya yang hidup dan berkembang dengan ciri-ciri khas yang
membedakan bangsa itu dari bangsa lain;
c.  Terbuka
Dalam arti luas bahwa kebenaran ilmiah adalah sesuatu
yang tentatif, bahwa kebenaran ilmiah bukanlah sesuatu yang
hanya sekali ditentukan dan bukan sesuatu yang hanya sekali
ditentukan dan bukan sesuatu yang tidak dapat diganggu gugat,
yang implikasinya ialah bahwa pemahaman suatu norma etika
bukan hanya tekstual, melainkan juga kontekstual untuk diberi

9
makna baru sesuai dengan kondisi aktual yang berkembang dalam
masyarakat;
c. Open mindedness
Dalam arti rela dan rendah hati (modest) bersedia menerima
kritik dari pihak lain terhadap pendirian atau sikap intelektualnya;
d. Jujur,
Dalam arti menyebutkan setiap sumber atau informasi yang
diperoleh dari pihak lain dalam mendukung sikap atau
pendapatnya; serta
e. Independen,
Dalam arti beranggungjawab atas sikap dan pendapatnya, bebas
dari tekanan atau “kehendak yang dipesankan” oleh siapa pun dan
dari mana pun. Pancasila sebagai core philosophy bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, juga meliputi etika yang
sarat dengan nilai-nilai filsafati; jika memahami Pancasila tidak
dilandasi dengan pemahaman segi-segi filsafatnya, maka yang
ditangkap hanyalah segi-segi filsafatnya, maka yang ditangkap
hanyalah segi-segi fenomenalnya saja, tanpa menyentuh inti
hakikinya.

B. PANCASILA SEBAGAI KEPERIBADIAN BANGSA INDONESIA

Asal muasal kata Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta, yakni kata
Panca yang berati lima dan sila/syla yang memiliki arti batu, sendi, alas atau
sebuah dasar. Maka jika ditarik kesimpulan Pancasila memiliki makna sebuah
dasar yang terdiri dari lima unsur. Kelima unsur didalam Pancasila tersebut
membentuk satu kesatuan yang saling mengikat dan terkait satu sama lain
sehingga menjadikan fungsi Pancasila sebagai suatu dasar negara yang utuh
dan sempuna. Yang mencerminkan fungsi pokok Pancasila sebagai dasar
negara dan ideologi negara.

Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup


bangsa merupakan cerminan dari budaya masyarakat yang menganut nilai-

10
nilai luhur bahkan sebelum terciptanya Pancasila itu sendiri. Sebab Pancasila
lahir dari hasil pemikiran-pemikian serta ide maupun gagasan dari budaya
yang dimiliki bangsa Indonesia sejak jaman dahulu. Hal ini merupakan
cerminan dari fungsi kebudayaan bagi masyarakat itu sendiri sebagai sebuah
pemersatu. Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi terbuka memperlihatkan
kepribadian bangsa Indonesia itu sendiri, yakni terbuka terhadap segala
perubahan.

1. Kepribadian Bangsa

Yang dimaksud dengan kepribadian ialah setiap sifat yang terlihat


dalam perilaku seseorang atau sebuah bangsa yang membuatnya berbeda
dari seseorang atau bangsa lainnya. Setiap orang memiliki orientasi
berbeda dalam menghadapi sebuah kondisi tertentu, sehingga tercipta
sebuah pola perilaku yang baku dan konsisten. Dengan begitu hal ini
menjadi karakteristik pribadinya. Sedangkan bangsa merupakan sebuah
perhimpunan yang terdiri dari masyarakat yang saling memiliki
keterkaitan dan saling berhubungan untuk mencapai sebuah harapan yang
dijadikan sebagi tujuan bersama di sebuah wilayah tertentu.

Disebuah kehidupan bermasyarakat tercipta dari kelompok mayoritas


dan juga minoritas yang membentuk suatu harmoni kehidupan. Bila ditilik
dari sisi sosiologis antropologis, bangsa merupakan sesuatu yang diikat
oleh suatu ikatan, dapat berupa ras, suku, sejarah, adat budaya dan juga
agama atau sebuah keyakinan, bahasa juga daerah. Dan ikatn tersebut
dinamakan ikatan primordial. Kepribadian bangsa merupakan ciri-ciri
perilaku maupun karakteristik yang terlihat dalam kehidupan suatu
masyarakat dalam  sebuah kesatuan nasional.

2. Pancasila sebagai Kepribadian bangsa


Dewan Perancang Nasional menyatakan bahwa kepribadian Indonesia
adalah karakteristik yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dan berbeda
secara menyeluruh dengan keribadian bangsa-bangsa yang lain. Hal
tersebut merupakan refleksi dari perubahan dan perkembangan bangsa
Indonesia dari masa ke masa. Perubahan yang dialami bangsa Indonesia

11
dipengaruhi dengan segala hal yang terjadi didalam mayarakat, adat
budaya serta lingkungan didalam masyarakat itu sendiri. (baca
juga:Pentingnya Pendidikan bagi manuia)
Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi Terbuka memiliki peranan
penting dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia. Membuat
karakteristik bangsa menjadi terbuka terhadap segala perubahan yang
terjadi baik didalam maupun diluar negeri. Terbuka dengan kebudayaan
maupun warga asing yang masuk ke Indonesia, dengan tidak
meninggalkan kebudayaan asli milik bangsa Indonesia sendiri. Terutama
dalam hal berdemokrasi, Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa  sangat
penting untuk menyelesaikan masalah dengan jalan musyawarah tanpa
adanya kekerasan.
Dari hal tersebut terlihat manfaat musyawarah yang merupakan dasar
dalam berpendapat tanpa melakukan pelanggaran hak warga
negara. Pancasila sendiri merupakan dasar negara yang berasal dari
cerminan kehidupan masyarakatnya jadi merupakan milik bangsa
Indonesia seluruhnya dan bukan merupakan milik seseorang maupun
golongan tertentu.

12
3. Kepribadian Bangsa Indonesia dalam Era Globalisasi

Globalisasi secara umum merupakan sebuah proses dalam sistem


masyarakat secara global yang tidak terpengaruh dengan batas wilayah.
Pada hakikatnya sebuah globalisasi menurut Edison A. Jamli dkk
(Kewarganegaraan.2005) ialah sebuah mekanisme  yang muncul dari
sebuah pemikiran yang dibentuk yang lantas diperkenalkan pada bangsa
lain, hingga sampai pada sebuah titik dimana hal tersebut lantas disepakati
dan dijadikan sebagai dasar untuk melaksanakan sebuah sistem tersebut
oleh masyarakat dunia.

Dan Kirsna berpendapat di dalam jurnalnya Pengaruh Globalisasi


Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara
Berkembang (internet public jurnal september 2005) bahwa sebagai
sebuah mekanisme proses, globalisasi terjadi dengan melalui dua dimensi
sudut pandang dalam hubungan antar bangsa, yakni dalam sudut pandang
ruang serta waktu. Ruang yang semakin terbatas dan juga waktu semakin
berkurang dalam sebuah korelasi dan hubungan komunikasi dalam lingkup
dunia.(baca juga:Peran Indonesia di dunia internasional)

Globalisasi terjadi hampir di segala segi kehidupan misalnya saja


dalam bidang ideologi politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan
keamanan dan juga yang lainnya. Perkembangam teknologi informatika
dan komunikasi dalam skala dunia merupakan sebuah aspek yang menjadi
pendorong utama dalam terjadinya globalisasi. Pendidikan karakter bangsa
Indonesia di era globalisasiS saat ini sangat penting demi memperlihatkan
karakter bangsa didalam kehidupan gobal. Sekarang ini, pertumbuhan
teknologi yang terjadi begitu cepat membuat semua informasi dapat
dengan mudah dan dalam berbagai bentuk dan kepentingan dapat dengan
cepat tersebar luas ke seluruh antero dunia. Oleh sebab itulah tidak ada
yang dapat terhindar dari kehadiran sebuah globalisasi.

13
Peran Globalisasi di Indonesia sudah tentu akan memberikan pengaruh
terhadap nilai- nilai siemangat kebangsaan (nasionalism) terhadap bangsa
Indonesia. Dampak positif dari adanya globalisasi pada sebuah arti
nasionalisme, ialah diantaranya sebagai berikut:

1. Ditinjau dari politik secara global, sebuah pemerintahan


yang diopersaikan dengan cara yang terbuka, transparan dan juga
demokratis. Sebab sebuah pemerintahan merupakan satu kesatuan dari
sebuah negara, yang bila pemerintahan berjalan dengan cara
yang jujur, bersih serta dinamis sudah dapat dipastikan akan membuat
rakyat memberi tanggapan yang baik dan positif. Tanggapan
yang positif dapat berwujudupaya menjaga keutuhan NKRI.
2. Ditinjau dari segi ekonomi secara global, pasar internasional yang kian
hari kian terbuka lebar meningkatkan peluang dan juga kesempatan
kerja yang dapat membantu meningkatkan pendapatan devisa negara.
Dengan begitu pula akan dapat meubah serta meningkatkan taraf
ekonomi bangsa yang turut serta mendukung  kehidupan nasional
dalam berbangsa dan bernegara. (baca juga: Manfaat AFTA bagi
perekonomian Indonesia)
3. Dengan adanya sebuah globalisasi sudah barang tentu memberikan
sebuah pengaruh dalam kehidupan sebuah negara terutama Indonesia.
Imbas dari hal tersebut mencakup dua hal mendasar yakni membawa
imbas positif serta  imbas yang negatif. Membangun karakter bangsa
di era globalisasi mnjadi sebuah hal yang penting demi mengurangi
dampak yang dapat merugikan bangsa dan negara secara keseluruhan.
Dampak yang ditimbulkan dengan  meliputi berbagai aspek kehidupan
misalnya dalam aspek kehidupan politik, ideologi, sosial budaya dan
ekonomi juga yang lainnya.

C. PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA


INDONESIA
1. Arti Pandangan Hidup

14
Suatu Bangsa Sejak tanggal 28 Oktober 1928 kita telah menjadi satu bangsa,
artinya satu kesatuan dari berbagai ragam latar belakang sosial budaya, agama
dan keturunan yang bertekad untuk membangun satu tatanan hidup berbangsa
dan bernegara. Setiap bangsa mempunyasi cita-cita untuk masa depan dan
menghadapi masalah bersama dalam mencapai cita-cita bersama.

Cita-cita kita sebagai bangsa Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD


1945, yakni mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur materil
dan spirituan berdasarkan Pancasila. Seperti halnya keluarga, suatu bangsa yang
bertekad mencapai cita-cita bersama memerlukan suatu pandangan hidup. Tanpa
pandangn hidup, suatu bangsa akan terombang ambing. Dengan pandangan hidup
suatu bangsa dapat secara jelas mengetahui arah yang dicapai. Dengan pandangan
hidup, suatu bangsa akan : dengan mudah memandang persoalan-pesoalan yang
dihadapi; dengan mudah mencari pemecahan masalahmasalah yang dihadapi;
memiliki pedoman dan pegangan; dan membangun dirinya. Dengan uraian di atas
jelaslah betapa pentingnya pandangan hidup suatu bangsa. Pertanyaan berikut
yang secara wajar muncul pada diri kita sendiri “ apakah pandangan hidup itu
sesungguhnya?”.

Pandangan hidup suatu bangsa adalah :

a. Cita-cita bangsa;

b. Pikiran-pikiran yang mendalam;

c. Gagasan mengenai wujud kehidupan yang lebih baik. J

adi pandangan hidup suatu bangsa adalah inti sari (kristalisasi) dari nilai-nilai
yang dimiliki bangsa itu dan diyakini kebenaranya, yang berdasarkan
pengalaman sejarah dan yang telah menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk
mewujudkanya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

Dalam pandangan hidup terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang


dicitacitakan oleh sesuatu bangsa, terkandung pikiran yang dianggap baik. Oleh
karena itu pandangan hidup suatu bangsa merupakan masalah yang sangat asasi
bagi kekokohan dan kelestarian suatu bangsa. Negara Republik Indonesia
memang tergolong muda dalam barisan Negara-negara lain 7 di dunia. Tetapi
bangsa Indonesia lahir dari sejarah dan kebudayaan yang tua, melalui

15
gemilangnya Kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan Mataram. Kemudian mengalami
penderitaan penjajahan sepanjang tiga setengah abad, sampai akhirnya bangsa
Indonesia memproklamasikan kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk merebut kembali kemerdekaan
nasionalnya sama tuanya dengan sejarah penjajahan itu sendiri. Bangsa Indonesia
lahir menurut cara dan jalan yang ditempuhnya sendiri yang merupakan hasil
antara proses sejarah di masa lampau, tantangan perjuangan dan cita-cita hidup di
masa yang akan datang, yang secara keseluruhan membentuk kepribadianya
sendiri.

Oleh karena itu bangsa Indonesia lahir dengan kepribadianya sendiri, yang
bersamaan dengan lahirnya bangsa dan Negara itu, kepribadian itu ditekankan
sebagai pandangan hidup dan dasar Negara Pancasila. Bangsa Indonesia lahir
dengan kekuatan sendiri, maka percaya pada diri sendiri juga merupakan salah
satu ciri kepribadian bangsa Indonesia. Kare\na itulah, Pancasila bukan lahir
secara mendadak pada tahun 1945, melainkan telah melalui proses yang panjang,
dimatangkan oleh sejarah perjungan bangsa kita sendiri, dengan melihat
pengalaman bangsa-bangsa lain, dengan diilhami oleh bangsa kita dan gagasan-
gagasan besar bangsa kita sendiri. Karena pancasila sudah merupakan pandangan
hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai Dasar
Negara yang mengatur hidup ketatanegaraan. Hal ini tampak dalam sejarah
bahwa meskipun dituangkan dalam rumusan yang agak berbeda, namun dalam
tiga buah UUD yang pernah kita miliki yaitu dalam pembukaan UUD 1945,
Mukadimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat dan UUD sementara Republik
Indonesia tahun 1950 pancasila itu tetap tercantum di dalamnya. Pancasila yang
selalu dikukuhkan dalam kehidupan konstitusional kita, Pancasila selalu menjadi
pegangan bersama pada saat terjadi krisis nasional dan ancaman terhadap
eksistensi bangsa kita, merupakan bukti sejarah bahwa Pancasila memang selalu
dikehendaki oleh bangsa Indonesia sebagai dasar kerohanian bangsa, dikehendaki
sebagai Dasar Negara.

3. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Manusia yang diciptakan oleh Tuhan yang Maha Kuasa, dikodratkan hidup
secara berkelompok. Kelompok manusia itu akan selalu mengalami perubahan
dan perkembangan.

16
Perkembangan manusia dari yang mengelompok sampai pada suatu keadaan
dimana mereka itu terjalin ikatan hubungan yang kuat dan serasi. Ini adalah
pertanda adanya kelompok manusia dengan ciri-ciri kelompok tertentu, yang
membedakan mereka dengan kelompok- 8 kelompok manusia lainya. Kelopmok
ini membesar dan menjadi suku-suku bangsa. Tiap suku bangsa dibedakan oleh
perbedaan nilai-nilai dan moral yang mereka patuhi bersama. Berdasarkan hal ini
kita dapat menyebutkan adanya kelompok suku bangsa Minangkabau, Batak,
Jawa, Flores, Sunda, Madura, dan lain sebagainya. Semua suku itu adalah modal
dasar terbentuknya kesadaran berbangsa dan adanya bangsa Indonesia yang kita
miliki adalah bagian dari bangsa itu sekarang ini. Kelompok-kelompok manusia
tersebut dikatakan suku bangsa, karena mempunyai tujuan hidup.

Tujuan hidup kelompok ini akan membedakan mereka dengan kelompok


suku bangsa lain di Nusantara. Jadi kita kenal dengan pandangan hidup suku
Jawa, Sunda, Batak, Flores, Madura, dan lain-lain sebagainya. Pandangan hidup
merupakan wawasan atau cara pandang mereka untuk memenuhi kehidupan di
dunia dan bekal di hari akhir. Bangsa Indonesia yang terdiri dari suku bangsa
tersebut, meyakini adanya kehidupan di dunia dan hari akhir. Berdasarkan hal
tersebut kita menemukan persamaan pandangan hidup di antara suku-suku bangsa
di tanah air ini, ialah keyakinan mereka adanya dua dunia kehidupan. Inilah yang
menyatukan pandangan hidup bangsa Indonesia, walaupun mereka terdiri atas
berbagai suku yang berbeda. Bangsa Indonesia yang terikat oleh keyakinan
Kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan kuatnya tradisi sebagai norma dan nilai
kehidupan dalam masyarakat adalah tali persamaan pandangan hidup antara
berbagai suku bangsa di Nusantara ini. Pandangan hidup kita berbangsa dan
bernegara tersimpul dalam falsafah kita Pancasila. Pancasila memberikan
pancaran dan arah untuk setiap orang Indonesia tentang masa depan yang
ditempuhnya. Inilah pandangan hidup bangsa Indonesia sebagaimana tertuang
dalam kelima Sila Pancasila.

D. PANCASILA SEBAGAI JIWA BANGSA INDONESIA


Bagi bangsa Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari Pancasila
adalah sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar negara.Dalam
konteks secara luas Pancasila mempunyai pandangan masa depan yang cerah
bagi Indonesia. Secara tidak langsung gambaran akan menuju pada sang
Pencipta. Kita pasti tahu bahwa kandungan nilai-nilai sudah dibenarkan dalam

17
ajaran agama baik islam maupun agama lainnya. Secara kontinu hal ini akan
memberikan energi dalam semesta untuk menghadirkan nilai-nilai kebenaran
hakiki. Selain dari pengertian tersebut, Pancasila memiliki beberapa sebutan
berbeda, seperti :

a. Pancasila sebagai jiwa bangsa,


b. Pancasila sebagai kepribadian bangsa.
c. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, dll.
Dalam kajian filsafat hukum temuan Notonagoro, menerangkan bahwa
Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.
Sekalipun nyata bobot dan latar belakang yang bersifat politis, Pancasila
telah dinyatakan dalam GBHN 1983 sebagai "satu-satunya azas" dalam
hidup bermasyarakat dan bernegara.
Dalam nilai-nilai Pancasila selain unsur-unsur lokal ("milik dan ciri
khas bangsa Indonesia") diakui adanya unsur universal dalam setiap
agama. Perbedaan dalam agama yang berbeda menjadi rasa cinta tanah air
menjadi benteng kuat dalam menjaga keutuhan Indonesia. Maka tanpa
Pancasila, masyarakat nasional, kita tidak akan pernah mencapai kekukuhan
seperti yang kita miliki sekarang ini.
Hal ini akan lebih kita sadari jika kita mengadakan perbandingan
dengan keadaan masyarakat nasional di banyak negara, yang mencapai
kemerdekaannya hampir bersamaan waktu dengan kita. Tampaknya,
Pancasila masih kurang dipahami benar oleh sebagian bangsa Indonesia.
Padahal, maraknya korupsi, suap, main hakim sendiri, anarkis, sering
terjadinya konflik dan perpecahan, dan adanya kesenjangan sosial saat
ini, kalau diruntut lebih disebabkan belum dipahaminya, dihayati, dan
diamalkannya Pancasila.
Pemahanan dan penghayatan nilai-nilai Pancasila akan membendung diri
kita pada hal yang bersifat negatif. Kedudukan pancasila sebagai dasar
negara termaktub secara yuridis konstitusional dalam pembukaan UUD
1945, yang merupakan cita-cita hukum dan norma hukum yang menguasai
hukum dasar negara RI dan dituangkan dalam pasal-pasal UUD 1945
dan diatur dalam peraturan perundangan.

18
Selain bersifat yuridis konstitusional, Pancasila juga bersifat yuridis
ketatanegaraan yang artinya Pancasila sebagai dasar negara. Pada hakikatnya
adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum. Artinya segala
peraturan perundangan secara material harus berdasar dan bersumber pada
Pancasila. Apabila ada peraturan (termasuk di dalamnya UUD 1945)
yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila, maka sudah
sepatutnya peraturan tersebut dicabut.
Nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila memiliki sifat obyektif
dan subyektif. Sifat subyektif maksudnya Pancasila merupakan hasil
perenungan dan pemikiran bangsa Indonesia, sedangkan bersifat obyektif
artinya nilai Pancasila sesuai dengan kenyataan dan bersifat universal yang
diterima oleh bangsa-bangsa beradab. Oleh karena memiliki nilai obyektif
universal dan diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia maka
Pancasila selalu dipertahankan sebagai dasar negara. Jadi berdasarkan uraian
tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa Pancasila sebagai jiwa
bangsa memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur kehidupan
berbangsa dan bernegara sehingga cita-cita para pendiri bangsa Indonesia
dapat terwujud.
Wujud-wujud dalam Pancasila merupakan dasar nagara yang harus kita
hayati dan pahami. Dalam mencapai rasa Nasionalisme yang tinggi kita harus
memegang teguh janji dan kepastian Pancasila.
Hal ini sangat penting karena dengan menerapkan nilai-nilai luhur
pancasila dalam kehidupan sehari-hari maka tata kehidupan yang
harmonis diantara masyarakat Indonesia dapat terwujud. Untuk agar dapat
mewujudkan semua itu maka masyarakat Indonesia tidak bisa hidup sendiri,
mereka harus tetap mengadakan hubungan dengan masyarakat lain.
Pancasila merupakan sebuah penuntun dalam menuju Indonesia gemilang.
Jika kita kaitkan dengan Kemerdekaan Indonesia kita akan mengetahui
bagaimana bangsa Indonesia agar dapat merdeka. Kemerdekaan yang didapat
dengan susah payah. Nasib dan Nyawa demi rasa kebebasan mutlak bagi
rakyat Indonesia. kebebasan mutlak suatu kebebasan yang mendapat
pengakuan dari negara-negara tetangga.

19
E. PANCASILA SEBAGAI PERJANJIAN LUHUR
Perjanjian luhur rakyat Indonesia adalah suatu perjanjian
yang disepakati bersama oleh seluruh rakyat Indonesia dan harus
diamalkan serta dilestarikan.

Pada saat Bangsa Indonesia bangkit untuk hidup sendiri sebagai


bangsa yang merdeka, Bangsa Indonesia telah sepakat untuk menjadikan
Pancasila sebagai Dasar Negara. Kesepakatan itu terwujud pada tanggal 18
Agustus 1945 dengan disahkannya Pancasila sebagai Dasar Negara oleh
Panitia Persiapan  Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang mewakili seluruh
bangsa Indonesia.

Dilihat dari sejarah sebelumnya Bangsa Indonesia mempunyai 3


fase sumpah perjanjian luhur yang diawali :

1. Fase zaman kerajaan

Pada masa kerajaan majapahit yang mempunyai patih bernama gajah


mada yang bersumpah janji, “Sebelum dapat mem-persatukan
Nusantara tidak akan memakan buah Maja”. Di antaranya mengenal
sejarah nama-nama tanah air kita : Jawa Dwipa, Dwi Pantara,
Nusantara, Insulindi, Indionesia.

2. Fase zaman pergerakan Kemerdekaan

Pada masa pergerakan Kemerdekaan, seluruh pemuda-pemudi


bersumpah janji yang dikenal “Sumpah Pemuda”.

3. Fase Kemerdekaan

Pada masa kemerdekaan, memproklamasikan kemerdekaannya dan


berjanji membentuk sebuah Negara kesatuan. Terbentuknya negara
kesatuan dimulai dari: Negara keprabuan Sriwijaya, Negara
keprabuan Majapahit, Negara Kesatuan Republik Indonesia.

20
Dasar pokok sumber dari segala sumber Bangsa Indonesia
mendapatkan kemerdekaan dan mendirikan negara, atas dasar:

1. Rakyat Indonesia beragama.Bangsa Indonesia ada yang beragama


Islam, katolik, protestan, hindu, budha. Semua agama yang
bermacam-macam sumbernya beriman kepada Ketuhanan Yang Maha
Kuasa, semua rakyat yang bersuku-suku bangsa beragama mengalami
dijajah. Didalam sidang Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai menyatakan
prinsip ketuhanan “Negara Indonesia Merdeka berazaskan Ketuhanan
Yang Maha Esa“.Maka cukup jelas negara kesatuan RI adalah negara
yang beragama dan dilegalitaskan pada UUD 45 pasal 29 ayat 1.
“Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa“.
2. Rakyat Indonesia telah dijajah.  Selama mengalami dijajah
penderitaan yang luar biasa, kekayaan di keruk, rakyat diperas
dijadikan budak, lisannya di tutup,kupingnya ditutup supaya tidak
mendengar berita-berita dari luar, pemimpin-pemimpin dipenjara,
kesadaran rakyat dimatikan, persatuan dipecah belah, karena sifat
penjajah pengingkar terhadap nikmat kemerdekaan suatu bangsa. Pada
hakekatnya Bangsa Indonesia adalah bangsa yang merdeka karena
kemerdekaan itu adakah hak kodrat (mutlak), tetapi setelah datangnya
bangsa penjajah menjadi bangsa yang terjajah.
3. Rakyat Indonesia telah berusaha dan mencapai kemerdekannya
berusaha dengan cara berjuangan.
4. Rakyat Indonesia mempunyai cita-cita yang luhur/mulia seperti
keinginan merdeka tanah airrnya. Keinginan berkehidupan
berkebangsaan yang bebas, keinginan merdeka kedaulatanya. Semua
itu adalah cita-cita luhur yang mulia dicantumkan pada UUD 45 alinea
3 yang berbunyi: “……. dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”. Suatu pernyataan
seluruh rakyat Indonesia mempunyai Hak Kodrat dan hak moral yaitu
hak kemerdekaan. Indonesia mendapatkan kemardekannya.

21
Ada 2 masa periode perjuangan seperti:

1. Dimulai dari Pemberontakan-Pemberontakan pertama oleh Patiunus,


Fattahillah, Sultan Agung Mataram, Imam Bonjol, Iskandar Muda,
Hassanudin, Sultan Agung Tirtayasa, pangeran Antowirya,
Sisingamangaraja, Untung suropati, Bajarrudin, Syeh Yusuf &Syeh
Abdul Muthyi, Pangeran Diponogoro, Cut Nya Dien, Pangeran
Jelentik, Patimura. Periode ini pula yang melahirkan pahlawan
perjuangan kemerdekaan.
2. Periode Perjuangan Pergerakan Kemerdekaan Indonesia, seperti;
pergerakan di bidang Agama (NU, Muhamadiyah, Masyumi),
pergerakan di bidang Sosial Ekonomi (Serikat Indonesia), pergerakan
di bidang Sosial Politik, pergerakan Pendidikan (Taman Siswa),dan
pergerakan Budaya (Bahasa persatuan). Periode ini melahirkan
Pahlawan pergerakan kemerekaan.Semua itu diringkas didalam UUD
45 Alinea 2 yang berbunyi “Dan perjuangan Pergerakan kemerdekaan
Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat
sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur”.

5. Rakyat Indonesia mendapatkan Karunia. Pengakuan ”Nilai religius”


bangsa Indonesia maka wajiblah rakyat Indonesia mensyukuri atas berkat
rahmat Allah Yang Maha Kuasa jualah Bangsa Indonesia mendapatkan
kemerdekaannya, bangsa Indonesia sebagai bangsa yang beragama
(pancasila sebagai dasar Negara). Setelah mengalami proses perjuangan
kemudian Bangsa Indonesia mendapatkan Karunia Kemerdekaan.Oleh
sebab itu pada hakekatnya sumber dari segala sumber Kemerdekaan
Bangsa Indonesia adalah atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa,
yang di jelaskan pada pembukaan UUD 45 Alinea ke-3.yang
berbunyi;“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan
didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas,maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini Kemerdekaannya“.

22
Suatu pernyataan bangsa Indonesia yang telah berjuang kini saatnya di
beri Karunia kemerdekaan, ini atas “Ketuhanan Yang Maha Esa” pada sila
pertama.
6. Rakyat Indonesia mendirikan Negara. Di dalam teks proklamasi
kemerdekaan, bangsa Indonesia memproklamasikan 2 pernyataannya:
1. Memproklamasikan Kemerdekaan Bangsa Indonesia, “Kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan
Indonesia”.Merupakan suatu pernyatan Bangsa Indonesia yang
selama 350 tahun telah dijajah oleh bangsa lain menyatakan telah
merdeka dari penjajah.
2. Memproklamasikan akan mendirikan Negara Indonesia dengan
tempo dengan cara yang sesingkat-singkatnya, “Hal-hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dan lain- lain, diselenggarakan
dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-
singkatnya.Jakarta,17 agustus 1945. Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta”.Penyataan ini bahwa bangsa Indonesia mendirikan
negara dengan melakukan perpindahan kekuasaan pemerintahan
penjajah kepada Bangsa Indonesia/pemerintahan Indonesia secara
langsung.

Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia

Pancasila disebut Sebagai perjanjian luhur, karena Pancasila digali


dari sosial-budaya bangsa Indonesia sendiri, disepakati bersama oleh
seluruh rakyat Indonesia sebagai milik bangsayang harus
diamalkan serta dilestarikan. Pewarisan nilai-nilai Pancasila kepada
generasi penerus adalah kewajiban moral seluruh bangsa Indonesia.
Melalaikannya berarti mengingkari perjanjian luhur itu..

Pengertian Pancasila yang bersifat sosiologis adalah didalam


fungsinya sebagai pengatur hidup kemasyarakatan pada umumnya,
sedangkan pengertian yang bersifat ethis dan filosofis adalah didalam
fungsinya sebagai pengatur tingkah laku pribadi dan cita-cita dalam
mencari kebenaran. Pancasila sebagai philosophical way of thinking dapat

23
dianalisa dan dibicarakan secara mendalam, karena orang berpikir secara
filosofis tidak akan ada henti-hentinya. Namun demikian, harus disadari
bahwa kebenaran yang dapat dicapai manusia adalah kebenaran yang
masih relatif, tidak absolut atau mutlak. Kebenaran yang absolut adalah
kebenaran yang ada pada Ketuhanan Yang Maha Esa. Karena itu, dalam
mencari kebenaran Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa indonesia
pada saat mendirikan negara tidaklah perlu sampai menimbulkan
pertentangan dan persengketaan apalagi perpecahan.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan, dari sudut hukum, bangsa


Indonesia telah menjadi bangsa yang merdeka, menghapus tata hukum
kolonial dan menggantinya dengan tata hukum nasional saat itu
juga.Sedangkan dilihat dari sudut Politis-Ideologis, bangsa Indonesia telah
lepas dari belenggu penjajahan. Proklamasi Kemerdekaan sebagai titik
puncak perjuangan bangsa Indonesia.

Proses Pengesahan Pancasila dan Dasar Negara Tanggal 18


Agustus 1945, Sidang-I PPKI, mengesahkan pembukaan UUD 1945 dan
batang tubuh UUD 1945 menjadi yang terdiri dari pembukaan dan batang
tubuh, setelah diadakan perubahan-perubahan dari Piagam Jakarta,
meliputi: Mukadimah diganti menjadi Pembukaan, Kalimat “Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya” diganti
“Ketuhanan Yang Maha Esa”.Perubahan pada batang tubuh UUD 1945,
antara lain ayat (1) pasal 29 berubah menjadi “Negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada18 Agustus 1945


secara bulat setuju untuk menghapus sembilan kata itu,dan itulah yang
menjadi dasar negara RI dalam Pembukaan UUD 1945.Betapa besarnya
solidaritas dan suasana persatuan serta kebesaran jiwa para pendiri negara
pada waktu iu.

24
Tidak berlebihan kalau dikatakan Pancasila merupakan perjanjian
luhur para pendiri negara dengan konsensus untuk tidak memandang
setiap warga negara berdasarkan afiliasi keagamaan, suku dan ras maupun
lainnya. Maka, usaha-usaha mengembalikan rumusan Pancasila kepada
Piagam Jakarta di khawartirkan akan mengusik keutuhan bangsa dari
Negara Kesatuan dan menerima sistem negara kebangsaan dengan salah
satu dasarnya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Perjanjian luhur ini
ternyata bukan hanya kesepakatan elite politik semata, melainkan sebuah
kesepakatan nasional seperti terbukti bahwa selama perjalanan sejarah
bangsa, Pancasila dengan rumusan ini tetap tercantum dalam dua
konstitusi lainnya yang pernah berlaku, yakni Mukadimah Konstitusi
Republik Indonesia Serikat 17 Desember 1949 dan Mukadimah Undang-
Undang Dasar Sementara 17 Agustus 1950, lalu melalui Dekrit Presiden 5
Juli 1959 yang menjadikan Negara Replublik kembali kepada Pembukaan
UUD 1945 yang berlangsung sampai sekarang.

Sila pertama secara khusus dan Pancasila secara keseluruhan


ternyata berhasil menyatukan seluruh bangsa Indonesia sampai hari
ini. Dan setelah bangsa Indonesia dapat mendirikan negara serta dapat
dirumuskannya Pancasila sebagai Perjanjian Luhur pada waktu
mendirikan negara, karena Pancasila digali dari sosial-budaya bangsa
Indonesia sendiri, disepakati bersama oleh seluruh rakyat Indonesia
sebagai milik yang harus diamalkan dan dilestarikan..

Lima dasar tujuan rakyat Indonesia mendirikan negara tercantum


dalam Pembukaan UUD 45, yaitu:

1. mencerdaskan kehidupan bangsa,


2. melidungi segenap bangsa,
3. melindungi seluruh tumpah darah Indonesia,
4. memajukan kesejahtraan umum,
5. ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

25
Fungsi Pancasila

 Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia. Ideologi berasal dari


kata “idea” yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-
cita, dan “logos” berarti ilmu. Jadi ideologi dapat diartikan sebagai
ilmu tentang ide atau gagasan yang bersifat mendasar. Ideologi
ialah seperangkat nilai yang diyakini kebenarannya oleh suatu
bangsa dan digunakan untuk menata masyarakatnya. Pancasila
sebagai ideologi nasional merupakan kumpulan nilai yang diyakini
kebenarannya oleh Bangsa Indonesia dan digunakan untuk menata
masyarakat.
 Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan pedoman bagi
Bangsa Indonesia dalam mencapai kesejahteraannya lahir dan
batin.
 Pancasila sebagai jiwa Bangsa Indonesia. Menurut Von Savigny
bahwa setiap bangsa punya jiwanya masing-masing yang disebut
Volkgeist, artinya Jiwa Rakyat atau Jiwa Bangsa. Pancasila sebagai
jiwa Bangsa Indonesia lahir bersamaan dengan adanya Bangsa
Indonesia sendiri yaitu sejak jaman dahulu kala. Menurut Prof. Mr.
A.G. Pringgodigdo bahwa Pancasila itu sendiri telah ada sejak
adanya Bangsa Indonesia.
 Pancasila sebagai kepribadian  Bangsa  Indonesia,  artinya 
Pancasila  lahir bersama dengan lahirnya Bangsa Indonesia dan
merupakan ciri khas Bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun
tingkah lakunya sehingga dapat membedakannya dengan bangsa
lain.
 Pancasila sebagai perjanjian luhur artinya Pancasila telah
disepakati secara nasional sebagai dasar negara, pada tanggal  18 
Agustus  1945 melalui sidang  PPKI  (Panitia  Persiapan
Kemerdekaan Indonesia).
 Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum artinya segala
peraturan perundang-undangan  yang  berlaku  di  Indonesia  harus

26
bersumberkan Pancasila atau tidak boleh bertentangan dengan
Pancasila.
 Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai Bangsa
Indonesia, yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang
merata secara materiil maupun spiritual, berdasarkan Pancasila.
 Pancasila sebagai falsafah hidup yang mempersatukan Bangsa
Indonesia. Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk
mempersatukan Bangsa Indonesia. karena Pancasila adalah
falsafah hidup dan kepribadian Bangsa Indonesia yang
mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang oleh Bangsa
Indonesia diyakini paling benar, adil, bijaksana dan tepat untuk
mempersatukan seluruh rakyat Indonesia.

27
DAFTAR PUSTAKA
http://kurniawanikroma.blogspot.com/2016/09/pancasila-dan-identitas-
bangsa.html TANGGAL AKSES 24 OKTOBER 12:00
https://guruppkn.com/pancasila-sebagai-kepribadian-bangsa TANGGAL
AKSES 24 OKTOBER 12:13
file:///C:/Users/USER/Downloads/PANCASILA%20SEBAGAI
%20PANDANGAN%20HIDUP%20BANGSA.pdf TANGGAL AKSES 24
OKTOBER 12:22

28

Anda mungkin juga menyukai