Film ini berdasarkan kisah nyata yang bercerita tentang perjuangan seorang dokter yang penuh empati. Kisah hidupnya dimulai dari depresi ketika ia ditinggal oleh pacarnya dan mengalami depresi. Ketika ia depresi, ia dengan sukarela pergi ke rumah sakit jiwa untuk menyembuhkan penyakitnya. Namun, di rumah sakit jiwa ia malah menghibur teman – temannya yang berada di rumah sakit jiwa tersebut dengan canda dan tawa dan menemukan jalan hidupnya kembali. Ketika ia keluar dari rumah sakit jiwa, ia masuk ke Fakultas Kedokteran dan melihat bahwa pengajaran disana sangat kaku. Dari sana, ia mencoba berinteraksi kepada pasien di rumah sakit padahal ia baru tahun pertama menjadi mahasiswa disana. Hal tersebut ditentang oleh profesor dan dokter lainnya. Singkat cerita, di tahun ketiga, ia kembali ke rumah sakit dan melihat bahwa ada seorang ibu yang membawa anaknya yang sedang darurat tetapi suster di rumah sakit menyuruh ibu tersebut mengisi form terlebih dahulu dan banyak prosedur yang harus dilalui. Melihat hal itu, Adams membuat klinik yang bebas biaya bernama Gesundheit Clinic tetapi tidak mempunyai izin. Kemudian, pasien di klinik tersebut penuh dan banyak pasien karena penanganan yang baik dan gratis tersebut. Lalu, ia meminjam rumah sakit untuk para pasiennya dan kemudian ketahuan oleh dokter karena malpraktek dan ingin dikeluarkan dari kuliahnya. Setalah pengadilan yang panjang dan bantuan dari tempat universitas nya, ia akhirnya bisa melanjutkan sekolahnya sampai ia lulus menjadi dokter. Menurut saya komunikasi yang dia lakukan terhadap pasien (doctor-patient relation) adalah benar karena kita harus memikirkan quality of life pasien. Kita juga harus fokus kepada healing nya bukan curing seseorang. Komunikasi yang dilakukan oleh Adams adalah komunikasi terapeutik yaitu komunikasi antar dokter dan pasien tetapi menyembuhkan dengan cara meningkatkan kualitas hidup seseorang. Sehingga ketika keluar dari rumah sakit, pasien itu bisa senang bukan karena hanya sembuh begitu saja tetapi dari psikis nya juga. Cara ia meningkatkan quality of life dari pasien adalah ia mendengar setiap cerita dari pasien dan memberikan perhatian ke pasien – pasiennya sehingga ia tahu yang pasiennya butuhkan adalah perhatian bukan hanya obat. Ia juga pernah menjadi badut agar anak – anak bisa tertawa dan melupakan sejenak penyakit yang mereka alami sehingga mereka bisa cepat pulih kembali. Akan tetapi, saya tidak setuju karena Adams terlalu cepat untuk berinteraksi dengan pasien. Vivian Vallencia - 00000021125
Seharusnya pada tahun pertama , ia belum boleh ke rumah sakit dan bertemu pasien. Hal itu yang membuat saya kurang setuju dengan Adams.