Anda di halaman 1dari 5

Nama: Rizq Aly Afif

Nim : 1181002057
AKT 52

Strategi Nike:
Awal Mula Munculnya Nike
Kelanggengan BRS bersama Onitsuka Tiger tidak berlangsung lama dan akhirnya berpisah
pada tahun 1971. Namun, perpisahan tersebut menjadi berkah tersendiri buat BRS. BRS
kemudian berdikari dengan membangun perusahaan sendiri. Gebrakan pertamanya lahir
berupa sepatu bola yang bernama Nike di tahun 1971.

Tahun berikutnya, yaitu 1972, BRS akhirnya secara resmi memperkenalkan merk Nike.
Nama Nike ternyata memiliki filosofi tersendiri yang diambil dari nama dewi kemenangan
dalam mitologi Yunani. Lambat laun, BRS, Inc secara resmi mengganti keseluruhan namanya
menjadi Nike. Ilie Năstase, menjadi atlet profesional pertama dari cabang olahraga tenis yang
menandatangani kerja sama dengan Nike.

Di masa-masa awal tumbuh dan berkembangnya, Nike sukses memanfaatkan para atlet
profesional sebagai duta produk mereka supaya lebih dikenal dan dipercaya oleh masyarakat
luas. Di samping itu, atlet pastinya merasa terbantu juga dengan adanya endorse sepatu dari
produsen.

Tidak hanya dari sisi prestasi, Nike juga mengajak kerja sama beberapa atlet yang mereka
anggap punya ciri khas, hingga kontroversial. John McEnroe adalah salah satu atlet olahraga
cabang tenis yang mengundang perhatian banyak orang dengan gaya interupsinya pun digaet
oleh Nike untuk bekerja sama.

Beberapa tahun berselang, tepatnya di tahun 1979, Nike mulai terkenal khususnya di negara-
negara bagian Amerika Serikat. Popularitas yang diraup Nike membuat mereka meluaskan
jenis produk yang dipasarkan. Tidak hanya sepatu, Nike juga menjual pakaian dan peralatan
olahraga untuk banyak cabang olahraga.

Laju kencang Nike bukan tanpa bendungan, pastinya akan banyak pesaing yang siap
menjegal Nike. Salah satunya dari Reebok. Harus diakui, Reebok di kisaran tahun 1979
punya prestasi lebih dibanding Nike jika dilihat dari penjualannya. Dari situlah persaingan
antara Nike dan Reebok pun berlangsung seru. Nike akhirnya punya strategi lain dengan
menciptakan sepatu khusus untuk setiap cabang olahraga dan aktivitas.
Revolusi Nike

Loncatan fenomenal yang pernah dilakukan dan berpengaruh terhadap reputasi dan
kredibilitas Nike hingga saat ini adalah salah satunya dengan bergabungnya Michael Jordan
sebagai brand ambassador. Kontrak Michael Jordan bersama Nike ditandatangani langsung
oleh University of North Carolina. Dan, cara tersebut membuat Nike lebih unggul dibanding
Reebok. Selain Michael Jordan, Nike juga berusaha menggaet atlet populer lain seperti Larry
Bird dan Magic Johnson.

Tren positif bagi Nike pun naik dengan mencapai 50% pangsa pasar di Amerika Serikat
untuk kategori sepatu atletik dan menjadi perusahaan go public pada akhir tahun 1980.
Ternyata, masih ada beberapa faktor lain yang membuat Nike semakin melejit ke tangga
puncak persaingan sepatu kala itu.

Di antaranya disebabkan lebih dominan dan suksesnya gaya iklan ‘word-of-foot’ (bersumber
dari iklan cetak Nike dari akhir 1970-an) dibandingkan iklan televisi. Iklan Nike sendiri
pertama kali mengudara di televisi pada bulan Oktober 1982. Di balik iklan Nike yang
sukses, ternyata dua oarang kreator yang hebat, yaitu biro iklan Wieden dan Kennedy pada
bulan April 1982.

Lewat kreasi Wieden+Kennedy, lahir iklan-iklan di media cetak dan televisi yang berkesan
dan tak terlupakan. Jadi, tak salah agensi iklan tersebut menjadi partner setia bagi Nike
hingga saat ini. Oke, pasti kamu tau slogan terkenal Nike saat ini, kan, “Just Do It”? Nah,
Wieden lah ternyata yang menjadi aktor di balik nama mendunia tersebut.

Slogan “Just Do It” sebenarnya sudah ada sejak lama tepatnya sudah digunakan saat
kampanye iklan Nike di tahun 1988. Bahkan, berkat kreasi Wieden tersebut, slogan Nike
masuk ke dalam lima slogan iklan pilihan di abad 20. Kemudian, kampanye tersebut juga
sudah diabadikan dalam Smithsonian Institution.

Memasuki era teknologi dan modernisasi, Nike turut menyambutnya dengan strategi yang
jitu. Kala website di awal 2000-an sudah banyak diakses masyarakat sebagai media
informasi, Nike memulai cara berjualan via online. Di tahun 1999, Nike memulai penjualan
produknya secara langsung kepada konsumen lewat website resmi mereka.

The Beatles dan Nike


Nike pun sempat mendapat kritikan kala menggunakan lagu The Beatles yang berjudul
“Revolution” tanpa izin dalam iklannya di tahun 1987. Akhirnya, gugatan kedua belah pihak
berujung pada Nike yang harus membayar uang senilai US $ 250 ribu kepada Capitol
Records Inc., yang memegang lisensi resmi lagu tersebut.

Akhirnya, lewat proses yang cukup panjang, Nike menghentikan penayangan iklan yang
berlagukan “Revolution” milik The Beatles di bulan Maret 1988. Berikutnya, kerja sama
antara Nike justru berlanjut ke John Lennon yang saat itu memutuskan berpisah dari The
Beatles dan bersolo karier. Babak berikutnya pun berlanjut, Nike dan Lennon. Yoko Ono,
pasangan dari John Lennon sekaligus pemegang saham dan Direktur Apple Records
mengizinkan Nike untuk menggunakan lagu “Instant Karma” milik John Lennon untuk iklan
Nike berikutnya.

Menggandeng Atlet

Kisah mendunia Nike berlanjut hingga digunakan oleh banyak atlet profesional lain yang
mendunia dalam beberapa cabang olahraga. Sebut saja Tiger Woods dari cabang olahraga
golf. Tiger Woods menandatangani kesepakatan endorsment dengan nilai fantastis sekitar $
40 juta.

Atlet populer lainnya yang pernah turut menjadi bagian dari Nike seperti striker kelas dunia
asal Brazil, yaitu Ronaldo, Christiano Ronaldo dari Madrid, Didier Drogba, Neymar, Zlatan
Ibrahimovic, Thierry Henry, Francesco Totti, Andres Iniesta, Landon Donovan, Thibaut
Courtois dan Eden Hazard dari Chelsea, Ronaldinho sang raja samba dari Brazil, hingga
Wazzaa alias Wayne Rooney pun menjadi brand ambassador Nike.

solecollector.com
Selain secara personal, Nike juga sukses menggaet banyak tim sepak bola dunia untuk
bekerja sama. Mulai dari Manchester United, F. C. Barcelona, Arsenal, F. C. Basel, Juventus,
Clube de Regatasd Flamengo, Steau Bucuresti, AC Sparta Praha, Red Star Belgrade, Inter
Milan, VfL Bochum, VfL Wolfburg, Hertha BSC Berlin, Borussia Dortmund, PSV
Eindhoven, Valencia C. F., Urawa Red Diamonds, Kaizer Chiefs, Atlético de Madrid, NK
Maribor, Glasgow Celtic, FC Porto, Paris Saint-Germain, Boca Juniors, dan Corinthians.

Produk-Produk Keluaran Nike


Dewasa ini, Nike sudah menjadi sebuah perusahaan besar yang melingkupi berbagai
peralatan olahraga. Produk pertama Nike sendiri sebenarnya adalah sepatu lari, yang menjadi
jenis produk keluaran mereka yang populer hingga sekarang. Nike saat ini sudah membuat
jenis produk lain, seperti sepatu, kaos, celana pendek, bahkan untuk hal lain yang
berhubungan dengan bidang olahraga. Antara lain seperti lintasan lapangan, bisbol, hoki es,
tenis, sepak bola, bola basket, hingga kriket.

Berlanjut ke seri populer pertama mereka yang tetap digandrungi hingga kini, yaitu Nike Air
Max, dirilis pada tahun 1987. Berlanjut seri populer lain seperti Air Huarace pada 1992.
Masih ada jenis lain, seperti Nike 6.0, Nike NYX, dan Nike SB yang dirancang khusus untuk
para skateboarder. Seri-seri mutakhir lainnya yaitu Air Zoom Yorker yang diperuntukan
sebagai sepatu kriket dengan desain 30% lebih ringan. Kemudian, masih ada keluaran paling
masyhur mereka, yaitu Nike Air Jordan, dengan seri Air Jordan XX3 yang didesain
berkinerja tinggi dan menyesuaikan keadaan para pebasket.

Ekspansi Nike di Asia Hingga ke Indonesia

Meskipun penjualan fantastis terus diraup Nike, manufakturnya di Amerika Serikat bisa
dibilang kurang berhasil. Walhasil, Nike menjelajahi kawasan Asia sebagai destinasi
produksinya. Jepang menjadi negara Asia pertama yang jadi sasaran, lanjut ke Korea Selatan
dan Taiwan, kemudian barulah akhir-akhir ini muncul juga di China dan kawasan Asia
Tenggara.

Apa sih yang menjadi faktor Nike menjadikan kawasan Asia sebagi destinasi produksi
mereka? Tak lain tak bukan karena tenaga kerjanya yang lebih murah, sehingga dengan low
budget, mereka bisa mendapatkan hasil yang tetap maksimal. Tak seperti di negara Amerika
Serikat yang biayanya lebih mahal, ya. Alasan itu akhirnya juga memberangkatkan produsen-
produsen sepatu lainnya seperti Adidas dan Reebok.

Setelah melanglang buana ke banyak negara Asia, seperti Taiwan, Korea, dan Cina, akhirnya
Nike menetapkan operasional produksinya di Thailand Selatan dan Indonesia karena
pergolakan politik, aksi buruh, hingga kehilangan akses khusus untuk pasar Amerika Serikat
yang terjadi di negara-negara sebelumnya.

Beroperasinya Nike di Indonesia ternyata sudah ada sejak penghujung tahun 80-an, tepatnya
di tahun 1988. Selain itu, hampir sepertiga dari sepatu yang ada sekarang ternyata merupakan
produk dari Indonesia. Tony Band selaku Koordinator Perusahaan Nike di Indonesia pada
tahun 1994 sempat mengabarkan, bahwa ada sekitar 11 kontraktor atau perusahaan asal
Indonesia yang digunakan oleh Nike untuk menjalankan operasional produksi Nike.

Meskipun jauh dari negeri asalnya, yaitu Amerika Serikat, pengerjaan Nike di Indonesia
sebenarnya sudah melalui pengawasan ketat. Setiap pabrik produksi Nike di Indonesia
mencek kualitas dan proses pembuatan yang sudah menyesuaikan persayaratan standar dari
Nike sendiri. Jadi, tak perlu khawatir kualitasnya menurun dibandingkan saat masih berada di
Amerika Serikat. Kamu bisa menemukan pabrik yang memproduksi Nike di beberapa daerah
yang baru berkembang dalam hal industri ringan seperti di Tangerang, Serang, dan bagian
barat Jakarta.

Akuisis Converse
Pada Juli 2003, Nike membayar $ 309 juta untuk mengakuisisi Converse. [2] Nike mendekati
kebangkitan tahun 1980-an sekitar tahun 2010 untuk meluncurkan kembali alas kaki. Nike
juga memperluas merek Converse ke bisnis lain selain sepatu, mirip dengan merek lainnya.
Pada November 2012, Converse telah menghilang sama sekali dari NBA, karena selusin
pemain terakhir yang memakai merek tersebut meninggalkan NBA atau berganti sepatu
selama satu setengah tahun. Carlos Arroyo pergi ke luar negeri pada akhir 2011, dan Maurice
Evans terakhir kali bermain untuk Washington Wizards pada April 2012 

Anda mungkin juga menyukai