PROPOSAL
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai akhir
mata kuliah Metodologi Riset
11810020
UNIVERSITAS BAKRIE
JAKARTA
2020
Universitas Bakrie
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
2.2 Hipotesisi...................................................................................................24
2.2.1 Pengaruh Non-Performing Financing terhadap Fraud...................24
2.2.2 Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Fraud...............25
2.2.3 Pengaruh Rasio Efesiensi Kegiatan Operasional terhadap Fraud...25
2.2.4 Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Fraud..............26
BAB III..................................................................................................................28
METODE PENELITIAN....................................................................................28
ii
Universitas Bakrie
iii
Universitas Bakrie
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini perkembangan bank umum syariah dan bank umum yang
menyelenggarakan usaha syariah sangat pesat, hal ini didorong pada peningkatan
jumlah penduduk di Indonesia yang mayoritas beragama islam sehingga sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan bank syariah di Indonesia (Triwahyuningtyas
dan Ismail, 2015). Perkembangan perbankan syariah di Indonesia semakin pesat
setelah disahkannya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah (Falikhatun, 2012). Selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun
2016 Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) terus mengalami perkembangan. Dengan
berkembangnya perbankan syariah maka semakin luas pula jumlah jaringan
kantor yang tersebar. Hal tersebut tentu akan meningkatkan pelayanan perbankan
syariah (Marheni, 2017).
Perkembangan perbankan Syariah di Indonesia semakin pesat paska
disahkannya UU nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan Syariah (Falikhatun,
2012). Perkembangan tersebut terlihat dari jumlah bank maupun jumlah kantor
kantor Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), maupun Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BRPS).
Tabel 1.1
Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
Tahun 2013-2019
1
Universitas Bakrie
Tahun
Jenis Bank
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
BUS 11 12 12 13 13 14 14
Jumlah Kantor 1.998 2.163 1.990 1.869 1838 1869 1905
UUS 23 22 22 21 20 20 20
Jumlah Kantor 590 320 311 332 340 354 381
BRPS 163 163 163 166 167 167 164
Jumlah kantor 402 439 446 453 441 495 619
Sumber: Statistika perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan
Bank Syariah dituntut untuk memiliki kinerja yang bagus agar dapat
bersaing dengan bank konvensional dalam memperebutkan pasar perbankan
nasional di Indonesua. Selain itu BI juga semakin memperketat dalam pengaturan
dan pengawasan perbankan nasional. Hal itu terjadi karena BI tidak ingin
mengulangi peristiwa di awal krisis ekonomi pada tahun 1997 dimana banyak
bank di likuidasi karena kinerjanya yang tidak sehat, yang pada akhirnya
merugikan masyarakat. Salah satu penilaian kinerja adalah dengan menilai kinerja
keuangan untuk mengetahui tingkat Kesehatan bank (Kusumo, 2008)
2
Universitas Bakrie
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh ACFE Indonesia pada tahun
2019 terhadap 167 responden menunjukan bahwa fraud yang paling banyak
terjadi di Indonesia adalah korupsi dengan presentase 69,9% yang dinyatakan oleh
154 responden. Jenis fraud selanjutnya yaitu penyalahgunaan aset/kekayaan
negara dan perusahaan dengan presentasi 20,9% yang dinyatakan oleh 50
responden, sedangkan fraud laporan keuangan (Fraudulent statement) sebesar
9,2% yang dinyatakan oleh 22 responden. Penyalahgunaan aset perusahaan adalah
masalah sosial dan ekonomi. Hal ini akan mengakibatkan menurunnya reputasi
perusahaan di mata masyarakt dan investor. Yang bisa mengakibatkan turunnya
harga saham dan mengarahkan perusahaan kepada kebangkrutan.
Eksistensi dari fraud muncul saat (1) ada tuduhan, complain, ataupun rumor
tentang fraud dari orang-orang di lingkungan perusahaan; (2) Lembaga investigasi
menemukan dan mencurigai sesuatu yang salah; (3) adanya sebuah pengecualian
atau pewajaran dari pihak senior kepada tersangka seperti mewajarkan situasi
yang tidak wajar pada penjualan, laba, biaya, asset, atau hutang yang terlalu tinggi
atau terlalu rendah; (4) penemuan sesuatu yang hilang seperti kas, property,
laporan, file, dokumen, atau data; (5) hasil dari audit; (6) hasil dari internal
control terutama antifraud. Data statistik ACFE’s RTTNs menemukan sekitar 60
persen dari kasus fraud yang dilaporkan ditemukan karena ke tidak sengajaan,
yang mengindikasikan tindakan proaktif sangat membantu dalam mengetahui
fraud dari suatu perusahaan. Salah satu contoh tindakan proaktif adalah internal
control dan internal audit. control (Ommie w. singleton & Aaron J. singleton
2010).
3
Universitas Bakrie
Syariah, seperti yang dialami oleh BRI Syariah dan Bank Mega Syariah,
keduanya terkena kasus terkaita gadai emas yang ada pada BRI Syariah dan Bank
Mega Syariah (marheni, 2017). Lalu ditahun selanjutnya terjadi fraud pada bank
BJB Syariah, berdasarkan laporan Good Corporate Governance (GCG) 2018
tercatat ada 4 kasus penyimpangan (internal fraud) yang mempengaruhi kegiatan
operasional bank dan kondisi keuangan secara signifikan pada tahun 2018 yang
mempengaruhi kondisi keuangan secara signifikan dengan dampak penyimpangan
atau kerugian lebih dari Rp 100 juta. Selain adanya internal fraud, pada tahun
2018 bank BJB Syariah juga mengalami kondisi palampauan batas maksimum
penyaluran dana (BMPD). Masih di tahun yang sama kasus fraud pada bank
Syariah juga pernah terjadi pada bank Syariah Mandiri dimana bank Syariah
mandiri di duga memberikan pembiayaan fiktif senilai Rp 1,1 T kepada anak
perusahannya. Maka akibatnya dari hasil pembiayaan fiktif ini berpotensi
menimbulkan kerugian negara sebesar Rp 1,1 triliun.
4
Universitas Bakrie
compliance dengan proksi profit sharing ratio, Islamic income ratio, islamic
investment ratio, dan islamic corporate governance. Penelitian tersebut
menggunakan populasi bank umum syariah yang terdaftar di Bank Indonesia
periode 2010-2014. Hasil penelitian membuktikan bahwa variable profit sharing
ratio, Islamic income ratio, islamic investment ratio memiliki pengaruh negatif
terhadap fraud pada bank syariah. Sedangkan Islamic Income Ratio, Islamic
Investment Ratio, dan Islamic Corporate governance tidak memiliki pengaruh
terhadap fraud pada bank Syariah.
Lalu ditahun yang sama penelitian dilakukan oleh Nora (2016). Penelitian
tersebut menggunakan faktor rasio Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit
Ratio (LDR), rasio Returun On Assets (ROA) dan Rasio Net Interest Margin
(NIM). Penelitian tersebut menggunakan populasi perbankan syariah yang
terdaftar pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2014. Hasil penelitian mebuktikan tingkat kesehatan
BUSN Devisa tahun 2012-2014 berdasarkan rasio NPL, LDR, ROA, NIM dan
CAR menunjukkan bahwa seluruh bank dapat dikategorikan sangat sehat
meskipun ada beberapa bank yang juga dapat dikategorikan sehat.
Pada tahun yang sama penelitian dilakukan oleh Amalia (2017). Penelitian
tersebut menggunakan faktor rasio NPL Non Performing Loan, LDR (Loan to
Deposit Ratio), Rasio Returun On Assets (ROA) dan Rasio Net Interest Margin
(NIM). Penilitian ini menggunakan populasi Bank Umum Swasta Devisa yang
5
Universitas Bakrie
Penelitian ini merupakan hasil replikasi dari penelitian Rafny (2016) yang
berjudul Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Fraud pada Bank Syariah
Indonesia. Perbedaan penelitain ini dengan penelitian sebelumnya adalah
perubahan variabel Islamic corporate governance menjadi variabel good
corporate governance (GCG). Perubahan variabel Islamic corporate governance,
menjadi good corporate governance dipilih karena berdasarkan laporan GCG bank
BJB Syariah mengungkapkan 4 kasus penyimpangan (internal fraud) sehingga
GCG bank merupakan unsur yang sangat penting dalam operasional perbankan
syariah itu sendiri. Oleh karena itu diduga good corporate governance
berpengaruh terhadap fraud. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis
bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Non-performing
financing, Good corporate governance, rasio efisiensi kegiatan operasional,
dan capital adequacy ratio terhadap fraud”.
6
Universitas Bakrie
7
Universitas Bakrie
3. Bagi Nasabah
Bagi nasabah, penelitian ini dapat memberikan penilaian kemungkinan terjadinya
kecurangan dalam suatu bank umum yang akan memberikan referensi bagi
nasabah dalam penggunaan produk perbankan umum.
8
Universitas Bakrie
BAB II
Teori Agensi dan fraud pada bank umum swasta nasional mmemiliki kaitan
dimana kecurangan yang terjadi pada entitas perbankan ini merupakan dampak
yang mungkin muncul akibat adanya agency problem, yakni asimetri informasi,
dimana informasi yang dimiliki oleh agen digunakan untuk mengambil
keuntungan bagi dirinya sendiri atau orang lain yang dapat mengakibatkan
kerugian bagi prinsipal maupun perusahaan.
9
Universitas Bakrie
2.1.2 Fraud
Fraud dapat diartikan sebagai suatu kecurangan. Menurut The Institute of
Internal Auditor (2013) fraud, yaitu:
10
Universitas Bakrie
Dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/28/ DPNP tentang penerapan
strategi anti fraud bagi bank umum dijelaskan bahwa fraud adalah tindakan
penyimpangan atau pembiaran yang disengaja dilakukan untuk mengelabui,
menipu, atau memanipulasi bank, nasabah, atau pihak lain, yang terjadi di
lingkungan dan/atau menggunakan sarana bank sehingga mengakibatkan bank,
nasabah, atau pihak lain menderita kerugian dan/atau pelaku fraud memperoleh
keuntungan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan
definisi di atas, pengertian fraud adalah stindakan illegal dalam bentuk
kecurangan atau penipuan secara sengaja, yang dilakukan dengan mengelabui,
menipu, dan/atau memanipulasi unutk memperoleh keuntungan pribadi atau
kelompok yang berdampak pada kerugian orang lain.
11
Universitas Bakrie
Gambar 2.2
Fraud Tree
12
Universitas Bakrie
Fraud tree terdiri dari tiga cabang utama, yaitu corruption, asset
misappropriation, dan fraudulent statement.
1. Corruption
Berdasarkan fraud tree, korupsi terdiri dari empat komponen yakni, conflict
of interest atau benturan kepentingan, yang sering dijumpai dalam berbagai
bentuk diantaranya bisnis plat merah atau bisnis pejabat (penguasa) dan keluarga
serta kroni mereka yang menjadi pemasok atau rekanan Lembaga-lembaga
pemerintah dan didunia bisnis sekalipun (Tuanakotta, 2014: 196). Bribery atau
penyuapan merupaka hal yang paling sering dijumpai dalam kehiduapn bisnis
dan politik di Indonesia untuk memuluskan rencana para pemegang kepentingan
tersebut. Iillega; gratuities adalah pemberian hadiah yang merupakan bentuk
terselubung dari penyuapan kepada pihak yang berkaitan dalam suatu bisnis dan
kegiatan politik di Indonesia. Dan yang selanjutnya adalah, economic extortion
yang merupakan bentuk ancaman terhadap rekanan dengan secara terselubung
atau terbuka.
2. Asset Misappropriation
Asset misappropriation secara sederhana diartikan sebagai bentuk
penyalahgunaan/pencurian asset perusahaan atau pihak lain, namun dalam istilah
hukum diartikan, mengambil asset secara illegal (tidak sah atau melawan hukum)
yang dilakukan oleh seseorang yang diberi wewenang untuk mengelola atau
mengawasi asset tersebut, disebut menggelapkan (Tuanakotta 2014:199).
Terdapat dua bentuk fraud dalam cabang asset misappropriation, yaitu cash
dan non-cash (ACFE 2014). Asset misappropriation dalam bentuk penjarahan
cash atau cash misappropriation dilakukan dalam tiga bentuk yaitu skimming,
larceny, dan fraudulent disbursement, sedangkan dalam bentuk non-cash
dilakukan dalam bentuk misuse dan larceny (Tuanakotta 2014). Pada cash
misappropriation tindakan fraud bisa dilakukan saat uang tersebut belum masuk
ke perusahaan (skimming). Selain itu, jika uang tersebut sudah masuk, fraud yang
bisa dilakukan ialah dengan mencuri atau pencurian (larceny). Arus uang yang
masuk sudah terekam oleh sistem akuntansi perusahaan, maka penjarahan uang
melalui pengeluaran yang tidak sah disebut (fraudulent disbursement)
(Tuanakotta, 2014).
13
Universitas Bakrie
3. Fraudulent statement
Fraud ini berupa salah saji (misstatement baik overstatement maupun
understatement) yang terdiri dari dua ranting cabang yaitu financial dan non-
financial. Pada financial fraud tindakan yang terjadi dapat berupa penyajian asset
atau pendapatan yang lebih tinggi dari sebenarnya (Asset/revenue overstatement)
atau penyajian yang lebih rendah dari yang sebenarnya (Asset/revenue
understatement). Sedangkan untuk non financia fraudl tindakan yang terjadi dapat
nerupa penyampaian laporan non-keuangan yang menyesatkan, laporan yang lebih
bagus dari yang sebenarnya atau pemalsuan atau pemutarbalikan keadaan yang
biasanta laporan tersebut digunakan untuk keperluan intern maupun ekstern
perusahaan (Tuanakotta, 2014). Hal ini merupakan suatu tindakan yang dilakukan
oleh petinggi suatu entitas untuk menutupi kondisi finansial yang sebenarnya
dengan melakukan manipulasi dalam penyajian laporan keuangannya untuk
mendapatkan keuntungan.
14
Universitas Bakrie
dilakukan berdasarkan risiko termasuk risiko terkait penerapan prinsip syariah dan
kinerja bank atau disebut dengan Risk-based Bank Rating. Tingkat kesehatan bank
di Indonesia yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
8/POJK.03/2014 mewajibkan bank umum syariah melakukan penilaian tingkat
kesehatan bank baik secara individual maupun secara konsolidasi dengan cakupan
penialaian terhadap faktor-faktor profil risiko (risk profile), good corporate
governance, rentabilitas (earnings), dan permodalan (capital).
1. Penilaian terhadap faktor profil risiko merupakan penilaian
terhadap Risiko inheren dan kualitas penerapan Manajemen Risiko
dalam aktivitas operasional Bank yang dilakukan terhadap sepuluh
risiko, yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko
Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan,
Risiko Reputasi, Risiko Imbal Hasil, dan Risiko Investasi.
15
Universitas Bakrie
16
Universitas Bakrie
17
Universitas Bakrie
18
Universitas Bakrie
19
Universitas Bakrie
Interest Margin (NIM) atau Net Operating Margin (NOM), dan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Dini (2015). Dengan judul Analisis
Tingkat Kesehatan Bank Syariah di Indonesia pada saat krisis keuangan global
dan setelah krisis keuangan global (2008- 2013). Penelitian Ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kesehatan bank syariah yang di ada di indoensia ketia krisis
keuangan global dan setelah krisis keuangan global. Dalam penelitian ini metode
penilaian tingkat kesehatan bank yang digunakan yaitu Metode CAMELS.
Metode CAMELS yaitu menilai kesehatan bank dari faktor Permodalan (Capital),
Aset (Asset), Manajemen (Managaent), Rentabilitas (Earning), Likuiditas
(liquidity), dan risiko terhadap Pasar (Market to Risk). Dalam Penelitian ini faktor
CAMELS yang digunakan hanya dilihat dari faktor Keuangan/financial nya saja.
Sedangkan untuk faktor Manajemen dan market to risk tidak di gunakan karena
kedua faktor tersebut termasuk dalam kualitatif yaitu penilaian uraian. Populasi
penelitian ini yaitu Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesoa periode
tahun 2008-2013. Penarikan sampel dengan purposive sapling yaitu 4 bank umum
syariah yang masing-masing diteliti selama 6 tahun. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analisis deskriptif. Dan sumber
data yang digunakan yaitu data sekunder dari laporan keuangan publikasi bank
umum syariah kepada Bank Indonesia yang sudah diaudit. Hasil penelitian yang
di lakukan peneliti menunjukan bahwa tingkat kesehatan bank syariah aitu Bank
Syariah Mandiri (BSM), Bank Muammalat Indonesia (BMI), Bank Mega Syariah
(BMS) dan Bank Bukopin Syariah (BSM) menunjukan tidak ada perbedaan
tingkat kesehatan bank-bank tersebut ketika krisis keuangan global dan setelah
krisis keuangan global. Hal ini dilihat dari hasil penilaian tingkat kesehatan yang
di miliki asing-asing bank selama 6 tahun perhitungan menunjukan kondisi yang
sehat dan sangat sehat disetiap tahunnya. Dan masing-asing faktor penilaian
berada pada peringkat 1 dan 3.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Mohammad In’airat (2015) dengan
judul penelitian The Role of Corporate Governance in Fraud Reduction - A
Preception in the Saudi Arabia Business Environment. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menyelidiki peran tata kelola perusahaan yang dirasakan dalam
mengurangi tingkat fraud. dengan memeriksa tiga komponen utama tata kelola
perusahaan (audit internal, internal kontrol, dan audit eksternal). Survei terhadap
160 eksekutif yang menghasilkan tingkat respons 43,8% digunakan. Temuan
utama analisis regresi menunjukkan bahwa di antara tiga komponen tata kelola
perusahaan, audit internal dianggap sebagai yang paling signifikan dalam
mengurangi tingkat penipuan. Penyelidikan mendalam tentang dimensi komponen
(keberadaan, implementasi, dan efektivitas) menunjukkan bahwa efektivitas
dimensi adalah yang paling signifikan dalam mengurangi tingkat penipuan.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Nora Yacheva, Muhammad Saifi,
dan Zahroh Z.A (2016) Analisis tingkat kesehatan bank dengan metode RBBR
(risk-based bank rating) (Studi pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa yang
20
Universitas Bakrie
21
Universitas Bakrie
populasi perbankan syariah yang terdaftar pada Bank Indonesia tahun 2013
sampai dengan 2015. Hasil penelitian membuktikan Islamic corporate
goveranance berpengaruh terhadap fraud, sedangkan non performing financing,
rasio efisiensi kegiatan operasional, dan capital adequency tidak berpengaruh
terhadap fraud.
Pada tahun yang sama penelitian dilakukan oleh Amalia (2017). Penelitian
tersebut menggunakan faktor rasio NPL Non Performing Loan, LDR (Loan to
Deposit Ratio), Rasio Returun On Assets (ROA) dan Rasio Net Interest Margin
(NIM). Penilitian ini menggunakan populasi Bank Umum Swasta Devisa yang
terdaftar di BEI sebelum dan/atau tahun 2013. Hasil penelitian membuktikan
ROA adalah faktor yang paling dominan yang mempengaruhi nilai perusahaan.
22
Universitas Bakrie
23
Universitas Bakrie
24
Universitas Bakrie
25
Universitas Bakrie
2.2 Hipotesisi
2.2.1 Pengaruh Non-Performing Financing terhadap Fraud
Penelitian sebelumnya meneliti mengenai pengaruh NonPerforming
Financing terhadap kinerja bank syariah, seperti 41 yang dilakukan oleh Astutik
(2015) yang menyatakan bahwa bank syariah masih dapat beroperasi dengan baik
melaui ratarata NPF yang berada di bawah batas maksimum ketentuan Bank
Indonesia tanpa mengganggu tingkat return yang diterima. Triwahyuningtyas
(2014) melakukan penelitian mengenai analisis kinerja keuangan bank umum
syariah dan factor-faktor yang mempengaruhinya memiliki hasil bahwa bank
syariah di Indonesia menunjukkan kondisi yang sehat dengan NPF dibawah 6%.
Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat dikatakan bahwa semakin rendah NPF
bank syariah menunjukkan kinerja keuangan yang baik dari bank tersebut, kinerja
keuangan yang baik diharapkan tidak terdapat fraud didalamnya. Sehingga
hipotesis disusun sebagai berikut:
26
Universitas Bakrie
Maka dapat disimpulkan bahwa semakin kecil nilai komposit hasil self assessment
tersebut diharapkan fraud yang terjadi semakin rendah. Sehingga hipotesis
penelitian yang disusun adalah sebagai berikut:
27
Universitas Bakrie
hasil bahwa nilai CAR dari bank syariah sehat dalam hal permodalan saat krisis
dan setelah krisis keuangan global, hal ini berarti bank tersebut mampu 47
menyerap kerugian dan mengelola kecukupan modal dengan baik. Berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Habbe (2012) dan Astutik (2015)
yang memiliki hasil bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap kinerja pada bank
syariah. Tidak berpengaruhnya CAR terhadap ROA disebabkan karena bank
syariah belum optimal dalam menyalurkan pembiayaan kepada debitur. Tingkat
rata-rata CAR yang mencapai 21,89% menunjukkan bahwa bank syariah selalu
menjaga tingkat CAR minimal 8% sesuai ketentuan Bank Indonesia serta
senantiasa melakukan pengendalian risiko sehingga dalam kegiatan
operasionalnya bank cenderung tidak mengoptimalkan modal yang ada. Sehingga
tinggi rendahnya tingkat CAR pada bank 48 syariah tidak mempengaruhi
return/pendapatan yang diterimanya (Astutik, 2015). Berdasarkan pemaparan teori
dan penelitian sebelumnya, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi Capital
Adequacy Ratio bank syariah menunjukkan kinerja keuangan yang baik dari bank
syariah tersebut, kinerja keuangan yang baik dari suatu bank diharapkan tidak
terdapat fraud didalamnya. Sehingga hipotesis disusun sebagai berikut:
28
Universitas Bakrie
BAB III
METODE PENELITIAN
29
Universitas Bakrie
3.3.1 Fraud
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah fraud atau kecurangan.
Fraud dapat diartikan sebagai suatu perbuatan sengaja untuk menipu atau
membohongi, suatu tipu daya atau cara-cara yang tidak jujur untuk mengambil
atau menghilangkan uang, harta, hak yang sah milik orang lain baik karena
suatu tindakan atau dampak yang fatal dari tindakan itu sendiri (Priantara, 2013).
Variabel fraud dalam penelitian ini diukur dengan melihat jumlah internal fraud
yang terjadi di bank umum syariah yang diungkapkan dalam laporan tahunan
pelaksanaan GCG masing-masing bank umum syariah.
30
Universitas Bakrie
31
Universitas Bakrie
Tabel 3.1
Bobot atas Tiap Faktor Penilaian GCG
Bobot
NO Faktor
(%)
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
1 12.50
Komisaris
2 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi 17.50
3 Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite 10.00
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
4 10.00
Pengawas Syariah
Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam kegiatan
5 penghimpunan dana dan penyaluran dana serta 5.00
pelayanan jasa
6 Penanganan benturan kepentingan 10.00
7 Penerapan fungsi kepatuhan Bank 5.00
8 Penerapan fungsi audit intern 5.00
9 Penerapan fungsi audit ekstern 5.00
10 Batas Maksimum Penyaluran Dana 5.00
Transparansi kondisi keuangan dan non
11 keuangan, laporan pelaksanaan GCG dan 15.00
pelaporan internal
TOTAL 100.00
Sumber: Surat Edaran BI No. 12/13/DPbS
Untuk dapat mengetahui tigkat kondisi dari GCG pada bank Syariah,
bank dapat megetahuinya dari nilai komposit. Nilai komposit didapat dari
penjumlahan nilai dari seluruh faktor setelah dikalikan dengan bobotnya. Bank
menetapkan nilai komposit berdasarkan tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
32
Universitas Bakrie
Predikat Komposit
Nilai Komposit Predikat Komposit
33
Universitas Bakrie
34
Universitas Bakrie
35
Universitas Bakrie
:
1) Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du),
maka koefisien autokorelasi = 0, sehingga tidak ada autokorelasi, positif
atau negatif.
2) Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau lower bound (dl),
maka koefisien autokorelasi > 0, sehingga ada autokorelasi positif.
3) Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-dl), maka koefisien autokorelasi <
0, sehingga ada autokorelasi negative
4) Bila nilai DW terletak di antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau
DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan
D. Uji Heteroskedastitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka di sebut homoskedastisitas dan jika berbeda di sebut
heteroskedastisitas (Ghozali, 2015). Model regresi yang baik adalah model
regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas
dapat dilakukan dengan melihat grafik plot dan uji statistik glejser..
Grafik Plot merupakan cara untuk mendeteksi ada tidaknya
heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel dependen ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar analisisnya
adalah: Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
teratur, maka telah 56 teridentifikasi terjadi heterokedastisitas. Jika tidak ada
pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Kriteria pengambilan
keputusan dengan uji statistik glejser adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka tidak adanya heteroskedastisitas
2) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka terdapat heteroskedastisitas
36
Universitas Bakrie
37
Universitas Bakrie
38
Universitas Bakrie
+
Good Corporate Governance (X2) +
Fraud
39
Universitas Bakrie
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana Spica dan Winny Herdiningtyas. “Analisis Rasio CAMEL terhadap
Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan periode 2000-
2002”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan STIE Perbanas, Volume 7 Nomor 2,
2005.
Adityantoro, Kurnia dan Rahardjo. “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Profitabilitas Perbankan di Indonesia”. Diponegoro Journal of Accounting
Tahun 2013, Halaman 1, ISSN (Online): 2337-3806. 2013
Arthesa, Ade. “Bank dan Lembaga Keuangan bukan Bank”. Jakarta: Indeks. 2004
40
Universitas Bakrie
Astutik¸ Puji. “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Menurut Risk Based Bank
Rating terhadap Kinerja Keuangan (Studi pada Bank Umum Syariah di
Indonesia)”. Skripsi Program S1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas
Brawijaya. Malang. 2015
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia No 11/33/PBI/2009 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah. Lembar Negara RI Tahun 2009, No. 175 Dpbs Menteri
Hukum dan Ham. Jakarta. 2009.
Bank Indonesia. Peraturan Bank Indonesia No 13/2/PBI/2011 tentang
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Lembar Negara RI Tahun
2011, No. 6 DPNP. Menteri Hukum dan HAM. Jakarta. 2011.
Bank Indonesia. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/13/DPbS Tahun 2010
Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah. Jakarta. 2010.
Bank Indonesia. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/28/DPNP Tahun 2011
Tentang Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum. Jakarta. 2011.
Falikhatun dan Yasmin Umar Assegaf. “Bank Syariah di Indonesia: Ketaatan Pada
Prinsip-Prinsip Syariah dan Kesehatan Finansial”, CBAM-FE UNISSULA,
Volume 2 Nomor 1, Desember, 2012.
41
Universitas Bakrie
Habbe, Abd. Hamid, Muhammad Ali, dan Muhammad Sabir. “Pengaruh Rasio
Kesehatan Bank terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dan Bank
Konvensional di Indonesia”, Jurnal Analisis, Volume 1 Nomor 1, Juni, 2012.
Hardian, Guruh Panji. “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank terhadap Kinerja Bank
Umum Syariah tahun 2011-2013 (Dengan Pendekatan Metode Risk Based
Bank Rating)”. Skripsi Program S1. Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta. 2015.
42
Universitas Bakrie
43