Anda di halaman 1dari 9

CHECKLIST PERAWATAN DI RUANG ISOLASI

Nama : …………………………………… NIM : …………………………………

NILAI
ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
Definisi :
Memisahkan klien dan peralatan yang diperlukan pada suatu tempat tersendiri
atau khusus
Tujuan :
1. Menghindari penyebaran dan penularan penyakit
2. Memudahkan perawatan
3. Memberkan ketenangan dan asa aman bagi klien
Indikasi :
1. Klien yang mengidap penyakit menular
2. Klien yang dicurigai mengidap penyakit menular
3. Klien yang gelisah atau mengganggu pasien lain
4. Klien yang memerlukan perawatan khusus
5. Klien yang sedang sakaratul maut
A. Persiapan alat dan bahan :
1. Skort
2. Masker bedah
3. Sarung tangan sekali pakai
4. Kertas bersih
5. Jam tangan
6. Stetoskop
7. Manset tekanan darah
8. Mangkuk wadah plastik
9. Linen
10. Wadah spesimen

Tahap pre interaksi


1. Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
Tahap orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
4. Menjelaskan tentang kerahasiaan
Tahap Kerja
1. Perhatikan instruksi dokter untuk memastikan jenis isolasi yang sesuai
dengan penyakit klien
2. Perhatikan kebijakan dan amnual prosedur atau kebijakan pengawasan
infeksi institusi sebagai langkah kewwaspadaan yang harus diikuti
3. Telaah hasil pemeriksaan laboratorium untuk menentukan jenis
mikroorganisme yang menyebabkan klien diisolasi
4. Pertimbangkan jenis tindakan perawatan atau prosedur yang akan
dilakukan di ruangan klien
5. Siapkan semua peralatan dan bahan yang diperlukan
6. Cuci tangan
7. Kenakan skort, masker, dan sarung tangan dengan tepat
 Kenakan skort, pastikan skort menutup semua bagian luar
pakaian. Tarik lengan sampai ke pergelangan tangan. Ikat
dengan aman pada leher dan pinggul
 Kenakan sarung tangan sekali pakai. Jika digunakan dengan
skort, masukkan tepi skort ke dalam lipatan sarung tangan
 Gunakan masker bedah sekitar mulut dan hidung, ikat dengan
kuat
8. Masuki ruangan klien. Atur bahan dan peralatan. Jika peralatan tidak
akan dibuang dari ruangan untuk penggunaan ulang. Bungkus dengan
handuk bersih
9. Kaji tanda-tanda vital
 Letakkan kertas bersih di samping tempat tidur. Letakkan
sehelai kertas tambahan di atasnya
 Letakkan jam tangan di atas handuk agar mudah dilihat
 Jika peralatan masih dalam ruangan, lanjutkan pengkajian tanda-
tanda vital dengan prosedur rutin. Hindari kontak stetoskop atau
manset tekanan darah dengan bahan terinfeksi
 Tuliskan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada selembar
kertas
 Jika stetoskop akan digunakan ulang, bersihkan diafragma atau
bell dengan alkohol. Simpan di tempat yang bersih
10. Berikan obat
 Berikan obat oral dalam pembungkus atau mangkuk
 Buang pembungkus atau mangkuk ke dalam wadah plastik
 Berikan injeksi saat menggunakan sarung tangan
 Buang spuit ke dalam wadah khusus
11. Dorong higiene
 Hindari jangan sampai skort menjadi basah
 Bantu klien melepaskan skort, buang dalam kantong linen
khusus
 Lepaskan linen dari tempat tidur, jika terlalu kotor, hindari
kontak dengan gaun. Buang dalam kantong linen khusus
 Pasang kembali linen tempat tiduryang bersih
 Ganti sarung tangan jika terlalu kotor dan diperlukan perawatan
lanjut
12. Kumpulkan spesimen
 Letakkan spesimen darah dan cairan tubuh dalam wadah yang
baik dengan penutup yang kuat untuk mencegah kebocoran
selama pengiriman
 Letakkan wadah spesimen pada kertas di kamar mandi klien
 Kumpulkan spesimen yang diperlukan dengan teknik yang tepat.
Pindahkan spesimen ke wadah dengan meminimalkan kontak
pada tangan yang menggunakan sarung tangan dengan
permukaan luar wadah
 Periksa dan pastikan wadah spesimen telah tertutup rapat dan
permukaan bagian luar wadah tidak kotor. Pindahkan ke kantong
plastik yang bersih
 Beri label pada wadah spesimen dengan nama klien. Kirim ke
laboratorium
13. Buang kantong linen dan sampah jika sudah penuh
14. Sediakan kembali peralatan yang dibutuhkan di ruangan dengan
meminta orang lain memindahkan peralatan tersebut dari pintu
15. Tinggalkan ruangan isolasi
 Lepaskan ikatan skort pada pergelangan. Lepaskan sarung
tangan dengan menggenggam ujung salah satu sarung tangan
dan tarik, balikkan sarung tangan bagian dalam ke luar. Lalu
dengan tangan yang tidak bersarung tangan, susupkan tangan ke
bagian pergelangan tangan yang masih bersarung tangan, tarik
dan balik bagian dalam ke luar
 Lepaskan ikatan atau tarik masker dari telinga dan buang dalam
wadah
 Lepaskan ikatan skort pada leher, dan biarkan skortjatuh dari
bahu. Lepaskan tangan dari lengan skort tanpa menyentuh
bagian luar skort. Pegang skort bagian dalam pada bahu dan
lipat dari dalam ke luar, taruh pada kantong cucian
 Cuci tangan anda selama minimum 10 detik
 Keluarkan kembali jam tangan dan stetoskop, hati-hati untuk
tidak menyentuhna. Catat tanda-tanda vital
 Beri tahu klien kapan anda kembali ke ruangan. Tanyakan
apakah klien memerlukan alat perawatan pribadi
 Tinggalkan ruangan, tutup pintu dengan baik
16. Catat tanda-tanda vital dan prosedur lain sesuai pedoman untuk setiap
keterampilan pada catatn perawat

Tahap terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
Tahap Evaluasi
Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan kegiatan .

Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Keterangan :
0 = tidak dikerjakan
1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna
2= dikerjakan dengan sempurna
CHECKLIST PEMASANGAN KATETER KANDUNG KEMIH PADA WANITA

Nama : …………………………………… NIM : …………………………………

ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
Definisi :
Pemasangan kateter (kateterisasi) kandung kemih adalah dimasukannya kateter melalui
uretra kedalam kandung kemih pada wanita untuk mengeluarkan urin.

Tujuan :
 Pengosongan kandung kemih sebelum, selama atau setelah pembedahan.
 Mengetahui jumlah volume urin dan residu urin setelah berkemih.
 Mempertahankan area urogenitourinarius tetap kering dan bersih pada penderita
inkontinesia.
 Mendapatkan specimen urin steril.
Indikasi dan kontra indikasi :
Indikasi :
 Klien yang tidak dapat menahan atau mengosongkan kandung kemih
 Klien yang dilakukan pembedahan
 Klien yang mempunyai masalah dengan saluran kemih

Kontra indikasi :
 Klien dengan infeksi saluran kemih

B. Persiapan alat dan bahan :


1. 1 buah kom steril.
2. 1 pasang sarung tangan steril.
3. 1 buah pinset steril.
4. 1 buah kateter steril sesuai ukuran.
5. 5 buah cotton ball.
6. Aquades atau NaCl (sebanyak 20-30 cc).
7. Cairan sublimat (dettol atau iodine povidon) 1 : 1000.
8. Korentang.
9. Urine bag.
10. Jelly (bila ada : xylocain jelly).
11. 1 buah spuit steril 3 cc (untuk memasukkan jelly).
12. Perlak dan pengalasnya.
13. Bengkok.
14. Plester.
15. Gunting plester.
16. Tempat specimen (jika diperlukan).
17. Alat tulis.
18. Handuk atau selimut mandi

Tahap pre interaksi


1. Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
Tahap orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
4. Menjelaskan tentang kerahasiaan
Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan dan prosedur kerja
4. Tutup tirai dan pintu kamar pasien
5. Dekatkan peralatan ke sisi tempat tidur pasien
6. Buka pakaian bawah pasien, dan tutup pasien dengan handuk atau selimut mandi
7. Atur posisi pasien dorsal recumbent
8. Pasang perlak dan pengalasanya di bawah bokong
9. Gunakan sarung tangan steril
10. Lakukan vulva hygiene, dengan cara :
1) Dengan tangan nondominan, regangkan labia untuk membuka semua meatus
uretra
2) Dengan tangan dominan, ambil cotton ball (yang telah dibasahi sublimat 1 : 1000)
dengan pinset steril dan bersihkan area perineum. Usapkan dari depan ke
belakang (dari klitoris kea rah anus). Gunakan cotton ball yang bersih setiap
pengusapan, sepanjang lipatan labia luar dan dalam serta sekitar meatus.
11. Buka pembungkus bagian luar kateter, kemudian letakkan dalam bak steril
12. Tes balon kateter
13. Beritahu pasien untuk mengejan seperti ketika akan berkemih dan menarik napas
panjang selama pemasangan kateter
14. Lumasi ujung kateter dengan jelly kira-kira 4-5 cm
15. Dengan tangan nondominan buka labia mayora dan minora dengan menggunakan jari
telunjuk dan ibu jari lalu sedikit ditarik ke atas
16. Dengan tangan dominan masukkan kateter kira-kira 5 sampai 7,5 cm pada orang
dewasa atau sampai urine keluar dari kateter. Masukkan lagi kira-kira 2 cm ketika
urine tampak keluar.
17. Lepaskan labia dan pegang kateter secara aman dengan tangan nondominan
18. Isi balon kateter dengan aquades atau NaCl sebanyak 20-30 cc
19. Tarik kateter perlahan-lahan sampai ada tahanan balon
20. Sambungkan ujung pangkal kateter dengan urine bag
21. Fiksasi kateter menggunakan plester pada paha bagian dalam pasien
22. Gantung urine bag dengan posisi lebih rendah daripada kandung kemih
23. Bengkok, perlak dan pengalasnya diambil
24. Rapikan pasien dan alat-alat pada tempatnya
25. Evaluasi respon pasien
26. Buka sarung tangan
27. Cuci tangan
28. Dokumentasikan : respon pasien, konsistensi, warna, bau, dan jumlah urine

Tahap terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
Tahap Evaluasi
Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan kegiatan .
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Keterangan :
0 = tidak dikerjakan
1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna
2= dikerjakan dengan sempurna
CHECKLIST PEMASANGAN KONDOM KATETER

Nama : …………………………………… NIM : …………………………………

ASPEK YANG DINILAI NILAI


0 1 2
Definisi :
Kondom kateter merupakan alat drainase urine eksternal yang mudah untuk digunakan
dan aman untuk mengalirkan urine pada pasien laki-laki.

Tujuan :
a. Mengetahui kemampuan mengosongkan kandung kemih secara spontan dan komplit
pada klien
b. Mempertahankan area urogenitourinarius tetap kering dan bersih pada penderita
inkonentinensia

Indikasi dan kontra indikasi :


Indikasi :
Cocok dilakukan pada klien inkontinensia atau koma
C. Persiapan alat dan bahan :
1. Kantung kondom dari bahan karet atau lateks yang sesuai
2. Plester elastic atau strip elastic
3. Urine bag
4. Sarung tangan
5. Baskom
6. air hangat
7. sabun
8. selimut mandi
9. handuk dan waslap
10. bengkok

Tahap pre interaksi


1. Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
Tahap orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
4. Menjelaskan tentang kerahasiaan
Tahap Kerja
1. Perawat cuci tangan
2. Ucapkan salam
3. Jelaskan tujuan dan prosedur kerja
4. Tutup tirai dan pintu kamar pasien
5. Dekatkan peralatan kesisi tempat tidur pasien
6. Gunakan sarung tangan
7. Bantu pasien pada posisi supinasi. Tempatkan selimut diatas tubuh klien dan tutup
ekstremitas bawah dengan selimut mandi, sehingga hanya genetalia yang terlihat.
8. Bersihkan genitalia dengan sabun dan air, kemudian keringkan secara menyeluruh.
9. Siapkan kantong drainase urine (urine bag) untuk disambungkan dengan kondom
kateter
10. Dengan tangan non dominan pegang penis disepanjang batangnya
11. Dengan tangan dominan pegang kantung kondom pada ujung penis dan secara
perlahan-lahan turunkan gulungan kantung tersebut kearah penis
12. Beri jarak kira-kira 2,5 cm ruang antara gland penis dan ujung kondom kateter
13. Plester batang penis dengan plester elastic secara melingkar. Plester hanya boleh
menyentuh kantung kondom,bukan kulit. Pasang dengan pas tetapi tidak terlalu ketat
14. Turunkan selang drainase dengan ujung kondom kateter
15. Fiksasi selang sehingga tidak menekuk. Sehingga meningkatkan drainase urine
16. Posisikan pasien pada posisi yang nyaman dan aman
17. Bereskan dan rapikan alat-alat
18. Lepaskan sarung tangan
19. Perawat cuci tangan
20. Dokumentasikan : respon pasien, konsistensi, warna, bau, dan jumlah urine.

Tahap terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
Tahap Evaluasi
Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan kegiatan .
Tahap dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
Keterangan :
0 = tidak dikerjakan
1= di kerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna
2= dikerjakan dengan sempurna

Anda mungkin juga menyukai