Anda di halaman 1dari 6

RESUME MATERI KAJIAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

Disusun oleh:
Fadhilah Lulu Nurjannah
22020120130115
A20.2

Dosen Pengampu:
Madya Sulisno, S.Kp, M.Kes

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
“4 ADAB DALAM BERDOA”
Ust. M. As’ad Mahmud, Lc

Doa adalah ibadah yang bersifat umum atau ibadah ammah. Hal ini
menyebabkan lafadz doa juga bersifat umum. Dalam berdoa utamakan cara dan
adabnya, bukan lafadznya.
Adab dalam berdoa:
1. Memperbanyak Asmaul Husna
“Allah memiliki nama-nama yang indah, maka berdoalah dengannya”. Dalam
berdoa sangatlah bagus jika kita banyak menyebut Asmaul Husna, seperti Ya Allah,
Ya Rahman, Ya Rahim, dan Asmaul Husna yang lainnya Karena memperbanyak
lafadz asma ul husma juga dapat berarti kita sedang memuji Allah.
2. Berdoa dengan rendah hati dan dengan suara yang lembut
“Berdoalah dengan merendahkan diri kita dan dengan suara yang tidak terlalu
keras”. Berdoalah dengan khusyuk, dengan menghadirkan perasaan kita bahwa kita
butuh pertolongan Allah SWT. Merasa tidak bisa jika tanpa pertolongan dari Allah
SWT. Berdoa dengan menghinakan diri di hadapan Allah SWT adalah adab berdoa
yang baik.
3. Yakin mendapatkan ijabah
Berdoalah dengan seyakin-yakinnya bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa
kita. Jika kita meminta surga, maka dengan yakinlah meminta Surga Firdaus. Tidak
ada gunanya jika kita berdoa kepada Allah SWT, namun kita tidak yakin bahwa
Allah akan mengijabah doa kita.
4. Memilih waktu yang mustajab
Berdoalah dengan memilih waktu yang mustajab. Ada banyak waktu mustajab
untuk berdoa, diantaranya yaitu waktu Bulan Ramadhan. Pada Bulan Ramadhan di
setiap waktunya merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa. Selain Bulan
Ramadhan, waktu mustajab untuk berdoa yaitu di sepertiga malam terakhir. Pada
sepertiga malam terakhir Allah SWT turun dari langit untuk mencari hamba-
hambaNya yang berdoa kepada-Nya. Menjelang matahari terbit dan matahari
terbenam dan juga waktu di antara adzan dan iqomah juga termasuk ke dalam waktu
mustajabah untuk berdoa.
“Berprasangka Baik Kepada Allah SWT”
Ustadz Usep Badruzzaman

Hidup kita ini seperti bangunan, dan arsitek atau yang menciptakan hidup kita
ialah Allah SWT. Kita sebagai ciptaannya harus yakin bahwa nanti diakhir bangunan
hidup kita akan indah (jamil). Berapa lantai pun bangunan yang akan dibangun Allah
yang akan dibangun pertama kali yaitu pondasi dan kita harus menerimanya.
Nabi Muhammad SAW harus kita jadikan Uswatun Hasanah yaitu “sebaik-
baiknya contoh” yang memiliki pondasi yang kuat. Pondasi yang kuat itu dipersiapkan
oleh Allah SWT semenjak Nabi Muhammad masih kecil. Ketika beliau masi berumur 2
bulan di kandungan, ayahnya tercinta yaitu Abdullah meninggal. Pondasi kedua, Ibu
beliau meninggal dunia. Kemudian 8 tahun beliau mengembala kambing. Pada usia 40
tahun, beliau ditinggalkan isti tercinta yaitu Khadijah dan sang paman. Beliau
mendapatkan siksaan, cacian, bahkan percobaan pembunuhan dan juga umat Beliau
yang disiksa. Itulah proses dari pembuatan pondasi Nabi Muhammad SAW yang sangat
berat. Sehingga setelah selesai proses pondasi, Beliau mendapatkan hasil pondasi yang
sangat indah yang bahkan tidak ada yang dapat menandinginya.
Selain Nabi Muhammad SAW, Nabi Yusuf AS mengalami pembangunan pondasi
pada usia 7 tahun. Beliau dikhianati saudaranya dan dijauhi dari ayahnya. Beliau juga
menjadi budak dan masuk penjara dalam waktu yang lama. Tetapi dari proses tersebut,
beliau berhasil menjadi mendapatkan hasil yang indah yaitu beliau menjadi pembesar di
Mesir, menjadi Nabi, dan bahkan di dalam Al Qur’an terdapat surah yang bernama
surah Yusuf.
Jika kita sedang diberikan cobaan oleh Allah artinya kita sedang dalam proses
untuk dibangun pondasi yang kuat bagi bangunan kita. Cobaan tersebut bisa berupa
kehilangan orang-orang yang kita sayangi, bangkrutnya bisnis, dll. Cobaan tersebut
tidaklah berbahaya, yang berbahaya jika kita sudah kehilangan prasangka baik kepada
Allah SWT.
Setiap kali jika kita diberikan cobaan seharusnya kita tidak perlu terlalu meratapi
kesedihan, tetapi kita harus menguatkan prasangka baik kita kepada Allah S.W.T.
Apabila kita memiliki prasangka yang baik kepada Allah, maka kita akan melakukan
hal-hal baik dan hebat pula. Kurangi rasa mengeluh dan selalu ikhlas terhadap
kehidupan karena hal tersebut dalam merusak pondasi bangunan kita. Semua masalah
dan ujian yang kita alami merupakan proses pondasi diri kita untuk mendapatkan
kehidupan yang lebih baik. Karena orang bertakwa adalah orang yang menerima 100%
takdir Allah.
Selain bagaikan bangunan, kehidupan juga seperti pohon yang dimulai dari akar.
Berbeda dengan pondasi yang bersifat pasif, akar ini bersifat aktif. Pola kehidupan dapat
dimulai dari akar yaitu amalan hati. Ada 3 amalan hati yang harus dipertahankan. Salah
satunya ikhlas. Ikhlas adalah kehidupan sehingga harus di dalami dan di praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Jangan lupa untuk selalu memperbaiki amalan-amalan hati
dan fokus pada tujuan hidup. Tujuan hidup yaitu untuk bertemu dengan Allah SWT.
Yakin bahwa kita akan bertemu dengan Ya Rabb yaitu Allah SWT. Selalu tanamkan
bahwa kita menunggu kematian bukan ditunggu kematian. Sehingga kita sudah
mempersiapkan semua bekal untuk menghadap Allah SWT.

“5 BUAH DARI KEIMANAN”


Ust. M. As’ad Mahmud, Lc

Keimanan berarti kita percaya kepada Allah SWT sepenuhnya baik di dunia
maupun di akhirat, termasuk didalamnya qada dan qadar, perintah bahkan larangan-
Nya. Percaya kepada Allah SWT akan agama Islam yang diberikan kepada kita bahwa
Islam merupakan sebenar-benarnya agama.
5 buah keimanan tersebut adalah:
1. Ikhlas
Ikhas berarti menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya tujuan akhir dari
amalnya. Hal ini berarti bahwa semua yang diniatkan, diucapkan, dan dilakukan
hanya untuk Allah SWT. Firman Allah SWT dalam QS. Al-Bayyinah ayat 5 yang
artnya “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah
agama yang lurus”.
2. Tawakal
Yaitu sifat yang dimiliki seorang mukmin sebelum mengetahui hasil dari
usahanya. Tawakal dapat berarti kita menyerahkan seluruh hasil, doa, usaha, dan
ikhtiar kita kepada Allah SWT, setelah kita bersungguh-sungguh dan melakukan
yang terbaik. Hal yang harus kita lakukan adalah memaksimalkan tawakal kita
kepada Allah. Orang yang bertawakal tidak memikirkan hasil yang didapatkan
karena dia yakin bahwa hasil yang diberikan oleh Allah SWT adalah hasil yang
terbaik baginya. “Jika engkau berbaik sangka sepenuhnya kepada Allah, maka kau
akan tahu bahwa ketika Allah tidak mengijabahi permintaanmu, itu adalah
pemberian terbaik dari-Nya (Ibnu Athaillah).
3. Memiliki sifat ridha dan ganaah
Yaitu rela dan menerima ketentuan Allah SWT tanpa sedikitpun kekecewaan
atau pembangkangan. Tawakal dilakukan sebelum mengetahui hasilnya, sedangkan
ridha dan qanaah dilakukan setelah mengetahui hasilnya atau denagn kata lain ridha
terhadap ketentuan Allah SWT. “Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, dan
diberi rezeki yang cukup serta Allah qanaahkan (menjadikannya merasa cukup)
dengan apa yang telah Dia berikan padanya (HR. Muslim).
4. Dermawan
Arti dermawan adalah suka berbagi, memberikan sesuatu kepada orang lain
dan tidak terlalu cinta kepada dunia. Keimanan berbanding lurus dengan
kedermawanan. Kita juga harus menghindari sikap bathil karena harta tidak akan
berkurang jika kita beramal atau bersedekah. Hal ini dikarenakan dengan sedekah
Allah SWT akan melipatgandakan semuanya, baik pahala atau hartanya.
5. Rela berkorban di jalan Allah SWT
Allah SWT berfirman dalam QS. Ak-Hujurat ayat 15 yang artinya
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang percaya
(beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan
mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka
itulah orang-rang yang benar”. Allah SWT berfirman dalam QS. Muhammad ayat 7
yang artinya “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah,
niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”.

Anda mungkin juga menyukai