Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ESSAY FILSAFAT ILMU

Oleh :
I Kadek Teguh Indra Dewantara
2081211004

Program Pascasarjana Magister Ilmu Lingkungan


Universitas Udayana
Bali
DAMPAK PERKEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP
LINGKUNGAN FISIK DAN EKONOMI MASYARAKAT
SEKITAR DI DESA PUHU, KECAMATAN PAYANGAN,
GIANYAR, BALI

Pariwisata merupakan kegiatan yang kompleks, bersifat multi sektoral dan


terfragmentsi, oleh sebab itu koordinasi antar berbagai sektor dan perencanaan sangat
penting. Perencanaan juga diharapkan dapat membantu tercapainya kesesuaian
(match) antara ekspektasi pasar dengan produk wisata yang dikembangkan tanpa
harus mengorbankan kepentingan masing-masing pihak. Pariwisata berasal dari dua
kata yaitu Pari dan Wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak, berkali-kali,berputar-
putar atau lengkap. Sedangkan Wisata dapat diartikan sebagi perjalanan atau
bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata “reavel” dalam bahasa Inggris.
Atas dasar itu maka kata “pariwisata” dapat juga diartikan sebagai perjalanan yang
dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatun tempat ketempat yang lain yang
dalam bahasa Inggris didebut juga dengan istilah “Tour”.
Pariwisata menurut A.J Burkat dalam Damanik (2006) adalah perpindahan
orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan diluar tempat
dimana mereka biasa hidup dan bekerja dan juga kegiatan-kegiatan mereka selama
tinggal di suatu tempat tujuan. Berdasarkan definisi pariwisata diatasa maka
disimpulkan bahwa kegiatan pariwisata mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
 Terdapat dua lokasi yang saling terkait yaitu daerah asal dan juga daerah tujuan
(destinasi).
 Sebagai daerah tujuan pasti memiliki objek dan juga daya tarik wisata.
 Sebagai daerah tujuan yang memiliki sarana dan prasarana pariwisata.
 Pelaksana perjalananan ke daerah tujuan dilakukan dalam waktu sementara.
 Terdapat dampak yang ditimbulkan,khususnya daerah tujuan dari segi sosial
budaya,ekonomi dan lingkungan.
Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan bagi Indonesia terutama
untuk meningkatkan devisa negara. Selain menambah devisa negara, pariwisata juga
mampu membuat masyarakat mengalami perubahan dalam kehidupan sosial dan
ekonomi. Perkembangan pariwisata juga akan mempengaruhi suatu kawasan
pariwisata terutama pada kondisi lingkungan tepatnya pada lingkungan fisik dan
sosial.
Lee nad Jeong (2012) menyatakan bahwa lingkungan fisik merupakan
lingkungan yang diciptakan oleh penyedia layanan termasuk tata letak secara
keseluruhan, desain, dekorasi, dan estetika. Lingkungan fisik juga merupakan
kombinasi antara kondisi fisik yang keadaan sumber daya alam seperti tanah, air,
energi surya, udara, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun
di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut agar menciptakan kesejahteraan
pada manusia (Darsono, 1995).
Menciptakan lingkungan fisik yang menarik merupakan faktor kunci untuk
daya tarik dan memuaskan pelanggan di industri pariwisata. Lingkungan fisik
memainkan peranan penting dalam mempengaruhi citra pariwisata dan perilaku
konsumen (Ryu et al., 2012). Lingkungan fisik adalah daya tarik utama kegiatan
wisata. Lingkungan fisik meliputi lingkungan alam (flora dan fauna, bentangan alam,
dan gejala alam) dan lingkungan buatan (situs kebudayaan, wilayah perkotaan,
wilayah pedesaan, dan peninggalan sejarah). Secara teori, hubungan lingkungan alam
dengan pariwisata harus mutual dan bermanfaat. Wisatawan menikmati keindahan
alam dan pendapatan yang dibayarkan wisatawan digunakan untuk melindungi dan
memelihara alam guna keberlangsungan pariwisata. Hubungan lingkungan dan
pariwisata tidak selamanya simbiosa yang mendukung dan menguntungkan sehingga
upaya konservasi, apresiasi, dan pendidikan bagi masyarakat penting dilakukan agar
hubungan keduanya tetap berkelanjutan.
Pelibatan masyarakat sekitar menjadi sangat penting bagi perkembangan
pariwisata dan akan memberikan nilai lebih bagi masyarakat sekitar, utamanya pada
aspek ekonomi, antara lain meningkatkan pendapatan, membuka lapangan pekerjaan,
memperbaiki kesejahteraan masyarakat, menaikan penghasilan dari pajak, serta
sebagai multiplier effect atau pengganda bagi kegiatan – kegiatan lainnya (Butler dan
Douglas, 2003). Pemberdayaan ekonomi masyarakat mengandung maksud
pembangunan ekonomi sebagian besar masyarakat di lingkungan sekitar sehingga
langkah-langkah yang nyata harus diupayakan agar pertumbuhan ekonomi
masyarakat berlangsung dengan cepat. Pariwisata menjadi salah satu jenis industri
baru yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menyerap tenaga kerja,
meningkatkan penghasilan, taraf hidup masyarakat dan mendorong tumbuhnya
sektor-sektor produksi terkait lainnya. Dengan adanya pemberdayaan ekonomi
masyarakat, maka diharapkan dapat meningkatkan kehidupan masyarakat kearah yang
lebih baik.
Kegiatan pariwisata di Indonesia tepatnya Pulau Bali merupakan sumber mata
pencaharian utama masayarakat Bali, selain juga bidang pertanian dan peternakan.
Bali merupakan destinasi wisata paling populer di Indonesia. Banyak wisatawan baik
mancanegara ataupun domestik datang ke Bali untuk berlibur. Daya tarik wisata di
Bali antara lain pantai, pegunungan, persawahan dan tentunya kebudayaan serta
tradisi lokalnya yang sangat kuat. Banyak daerah di Pulau Bali yang menjadi tujuan
wisata dengan berbagai macam bentuk sajian wisatanya, namun untuk wisata yang
berlandaskan lingkungan masih jarang ditemukan (Subadra, 2007).
Payangan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Gianyar, provinsi Bali yang
berjarak 35 km dari pusat ibu kota Kabupaten Gianyar. Di kecamatan Payangan
terdapat 9 Desa, salah satunya adalah Desa Puhu. Desa Puhu memiliki luas wilayah
13,91 km2 dan terdiri dari 8 Banjar. Mayoritas penduduk di Desa Puhu berprofesi
sebagai petani dan Peterrnak, namun seiring waktu banyak penduduknya beralih
kesektor pariwisata. Dengan keadaan alam yang masih alami membuat banyak
investor yang tertarik dan datang untuk berinvestasi di Desa Puhu terutama di sektor
pariwisata.
Perkembangan pariwisata di Desa Puhu, Kecamatan Payangan menimbulkan
dampak primer berkembangnya aktivitas di kawasan tersebut yaitu pembangunan
objek dan daya tarik wisata serta fasilitas penunjang pariwisata. Masyarakat di Desa
Puhu, Kecamatan Payangan memiliki karakteristik ekonomi dengan kegiatan utama di
dominasi oleh usaha pertanian, peternakan, dan diikuti dengan sektor kepariwisataan
dengan tingkat yang rendah. Demikian pula kondisi lingkungan fisik penyediaan
prasarana dan sarana pelayanan dasar yang terbatas dan kurang mencukupi.
Penyediaan sarana pelayanan dasar seperti jalan lingkungan, air bersih, sanitasi dan
pembuangan limbah yang tidak mencukupi hal ini akan menyebabkan lingkungan
permukiman masyarakat menjadi terancam kelestariannya.
DAFTAR PUSTAKA

Buttler, Richard and Douglas G. Pearce. 2003. Tourism Development: Routledge


Advances in Tourism. United Kingdom: Routledges.
Damanik, Janianton. 2006. Isu-Isu Krusial Dalam Pengelolaan Desa Wisata Dewasa
Ini. Jurnal Kepariwisataan Indonesia. Universitas Gadjah Mada.
Lee, S., and Jeong, M. 2012. Effects of e-service Scape on Consumers' Flow
Experiences. Journal of Hospitality and Tourism Technology, 3(1), p: 47-59.
Ryu, K., & Jang, S. 2008. DINESCAPE: A scale for customers' perception of dining
environments. Journal of Foodservice Business Research, 11 (1), p: 2-22.
Subadra. I. N. 2007. Bali Tourism Watch : Ekowisata Sebagai Wahana Pelestarian
Alam. [Online] Available :
http://subadra.wordpress.com/2007/03/10/ekowisata-wahana-pelestarian-alam/.

Anda mungkin juga menyukai