Di ajukan oleh :
11810331190231
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Undang-undang No.17 tahun 2003 tentang keuangan negara telah membawa banyak
perubahan mendasar. Dalam pengelolaan dasar tersebut diantaranya adalah
budgeting) dalam penyusunan anggaran Pemerintah. Dengan basis kinerja ini, arah
penggunaan dana pemerintah tidak lagi berorientasi pada input, tetapi pada output.
Perubahan ini penting dalam rangka proses pembelajaran untuk menggunakan sumber daya
pemerintah yang makin terbatas, tetapi tetap dapat memenuhi kebutuhan dana yang makin
tinggi. Penganggaran yang berorientasi pada output merupakan praktik yang telah dianut
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah membuka peluang
bagi daerah untuk mengembangkan dan membangun daerahnya, sesuai dengan kebutuhan
daerah dalam bentuk pertanggungjawaban atas pengalokasian dana yang dimiliki dengan
cara yang efektif dan efisien. Pengalokasian dana yang efektif mengandung arti bahwa
setiap pengeluaran yang dilakukan pemerintah mengarah pada pencapaian sasaran dan
tujuan stratejik yang dimuat dalam dokumen perencanaan stratejik daerah. Sedangkan
pengalokasian dana yang efisien mengandung arti bahwa pencapaian sasaran dan tujuan
stratejik tersebut telah menggunakan sumber daya yang paling minimal dengan tetap
efektif dan efisien tersebut dapat diwujudkan dengan penerapan performance based
budgeting dalam menyusun anggaran pemerintah Daerah. Anggaran yang disusun sangat
erat kaitannya dengan publik (masyarakat). Pemerintahan daerah dituntut untuk mampu
berbasis kinerja disektor publik agar penganggaran tersebut bisa dinilai kemanfaatan dan
disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang akan dicapai. Anggaran kinerja pada
berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja. Penganggaran dengan pendekatan kinerja
berfokus pada efisiensi penyelenggaraan suatu aktivitas. Efisiensi itu sendiri adalah
perbandingan antara output dengan input. Suatu aktivitas dikatakan efisien, ketika output
dapat dihasilkan lebih besar dengan input yang sama, atau output yang dihasilkan adalah
sama dengan input yang lebih sedikit. Mardiasmo (2002:84), menyatakan bahwa sistem
anggaran kinerja pada dasarnya merupakan sistem yang mencakup kegiatan penyusunan
program dan tolok ukur kinerja sebagai instrument untuk mencapai tujuan dan sasaran
program. Anggaran berbasis kinerja merupakan suatu sistem penganggaran yang dapat
daerah untuk dapat menjalankan pemerintahan disuatu daerah. Selain diperlukan dana yang
cukup, juga diperlukan kepuasan dalam menjalankan pemerintahan yang ada agar dapat
Pemerintah daerah selaku pengelola dana publik juga harus mampu menyediakan
informasi keuangan yang diperlukan secara akurat, relevan, tepat waktu, konsisten, dan
dapat dipercaya.
Sistem pelaporan yang baik diperlukan agar dapat memantau dan mengendalikan
berkewajiban untuk memberikan informasi keuangan dan informasi lainnya yang akan
digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial, dan politik oleh pihak-pihak
yang berkepentingan. Laporan umpan balik (feedback) diperlukan untuk mengukur
sehingga manajemen dapat mengetahui hasil dari pelaksanaan rencana atau pencapaian
posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama
satu periode pelaporan. Dalam laporan keuangan akan disajikan perbandingan realisasi
(pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan).
tersebut.
Hal ini penting untuk dievaluasi mengingat sudah banyaknya peraturan tertulis
yang sudah dibuat oleh pemerintah pusat sampai pada kebijakan pemerintah daerah itu
menarik bagi peneliti untuk mencari tahu Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka yang menjadi pokok permasalahan dalam
Berdasarkan Latar belakang dan pokok permasalahan yang telah diuraikan maka
1. Bagi Penulis
Pelaporan keuangan.
2. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan bahan tambahan, juga perbaikan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anggaran
Dalam organisasi sektor publik adanya anggaran sebagai managerial plan for
adalah suatu rencana yang disususn secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan
lembaga, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter, dan berlaku jangka waktu
(periode) tertentu yang akan datang” menurut Warsisto (2005 : 2) dan Menurut
Mardiasmo (2009:61), dalam buku Akuntansi Sektor Publik, definisi Anggaran adalah
sebagai berikut :
selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran fianansial, sedangkan
yang diusulkan, dan sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiyainya dalam
“ Anggaran merupakan sebuah rencana yang disusun dalam bentuk kuantitatif dalam
satuan moneter untuk satu periode dan periode anggran biasanya dalam jangka waktu
setahun ”
Jadi berdasarkan teori-teori diatas anggaran adalah suatu rencana kegiatan yang
diwujudkan dalam bentuk finansial meliputi usulan pengeluaran yang diperkirakan untuk
satu periode waktu serta dikembangkan untuk melayani berbagai tujuan termasuk guna
yang ditetapkan untuk dicapai dalam periode tertentu. Dalam rangka pencapaian
rencana jangka pendek (sebagai bagian dari perencanaan jangka panjang), maka
pengalokasian anggaran pada bidang lain yang bukan merupakan prioritas. proses
control anggaran dapat dijadikan sebaagai dasar untuk menentukan sumber daya
dan orang-orang yang dilibatkan agar siap untuk memulai kegiata. Pada tahap
oraang-orang yang terkait dan laporan untuk menjamin bahwa sasaran sudah tepat
dan kebijakan serta prosedur telah dilaksanakan dengan baik selama kegiatan
berlangsung. Dalam kaitannya dengan anggaran, padaa tahap ini dibandingkan
anggaran dan selisih anggaran. Dari selisih yang ada kemudian dicari penyebab
koreksinya serta dipilih alternnatif yang terbaik. Selanjutnya, hasil dari tahap ini
Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi terjadinya
inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian tujuan organisasi. disamping itu,
anggaran publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja dalam
Dalam hal ini, kinerja budget holder akan dinilai berdasarkan pencapaian target
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi menajer dan stafnya
agar bekerja secara ekonomis, efektif dan efisien dalam mencapai target dan
sehingga tidak dapat dipenuhi, namun juga jangan terlalu rendah sehingga terlalu
1. Line Item Budgeting adalah penyusunan anggaran yang didasarkan pada dan
dari mana dana berasal (pos-pos pnerimaan) dan untuk apa dana tersebut
budgeting.
2. Zero Based Budgeting (ZBB) merupakan sistem anggaran yang didasarkan pada
perkiraan kegiatan, bukan pada apa yang telah dilakukan dimasa lalu, dan
output organisasi yang berkaitan erat dengan visi, misi dan rencana strategis
organisasi.
dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapain hasil dari keluaran
tersebut. Keluaran dan hasil tersebut dituangkan dalam target kinerja pada setiap unit
kinerja ”
Indra Bastian (2006:171) mengemukakan Anggaran Berbasis Kinerja adalah :
“Anggaran berbasis kinerja adalah sistem penganggaran yang berorientasi pada “output”
organisasi yang berkaitan sangat erat dengan visi, misi dan rencana strategis organisasi”.
adalah :
anggaran yang didasarkan perencanaan kinerja yang terdiri dari program dan kegiatan
yang akan dilaksanakan serta indikator kinerja yang ingin dicapai oleh suatu entitas
anggaran ”
anggaran yang didasarkan pada kinerja atau prestasi kerja yang ingin dicapai.”
yang berisi satu atau lebih kegiatan yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah
untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan
Anggaran harus dapat menyajikan informasi yang jelas mengenai tujuan, sasaran,
dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan atau proyek yang di
anggarkan. Anggota masyaraakat memiliki hak dan akses yang sama untuk
2. Disiplin anggaran
yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatann. Sedangkan belanja yang
diusulkan.
3. Keadilan anggaran
dapat dinikmati oleh seluruh kelompok sivitas akademika dan karyawan tanpa
hasil kerja (output/outcome) dari perencanaan alokasi biaya atau input yang telah
ditetapkan. Hasil kerjanya harus sepadan aatau lebih besar dari biaya atau input yang
1. Menunjukkan keterkaitan antara pendanaan dan prestasi kerja yang akan dicapai
berbasis kinerja.
e. Kontrak Kinerja
kontrak atas kinerja dapat mulai diterapkan. Atas nama pemerintah, Departemen
Keuangan dapat melaksanakan kontrak atas pencapaian suatu kinerja dengan kementerian
negara/lembaga teknis lainnya, begitu juga antara menteri dengan unit organisasi di
bawahnya.
Walaupun demikian, suatu sistem kontrak kinerja harus didukung oleh faktor-
Kriteria tersebut dapat terlaksana apabila reformasi bidang pengelolaan keuangan negara
dapat menciptakan kondisi yang dapat meningkatkan keinginan dan kebutuhan atas
pencapaian kinerja.
ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan
dalam menghasilkan laba. Sedangkan menurut IAI (2007) Kinerja Keuangan adalah
dimilikinya.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan adalah
usaha formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang dapat mengukur keberhasilan
perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat melihat prospek, pertumbuhan, dan
potensi perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang ada.
keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu.Kinerja Keuangan dapat dinilai dengan
2. Analisis Tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi
4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis untuk
mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode
5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis untuk mengetahui
kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu
tertentu.
hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara
7. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk mengetahui posisi
8. Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat penjualan
informasi lain yang berhubungan, baik langsung maupun tidak langsung dengan informasi
yang disediakan oleh sistem akuntansi keuangan, seperti informasi tentang sumber daya
perusahaan, earnings, current cost, informasi tentang prospek perusahaan yang merupakan
bagian integral dengan tujuan untuk memenuhi tingkat pengungkapan yang cukup.
Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objective of Financial Reporting by Business
ketidakpastian prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan pendapatan
dari penjualan, penebusan atau jatuh tempo sekuritas atau pinjaman. Menaksir
3. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomi, klaim atas sumber daya
berikut:
tentang kinerja dan earnings dari satu kesatuan usaha tersebut, yaitu:
karakteristik kualitatif informasi akuntansi, yang juga terdapat dalam Hendriksen dan
Breda (1992, 136), harus tersedia bagi pengambil keputusan sebelum kehilangan
Oleh karena itu, ketepatan waktu adalah batasan penting pada publikasi laporan
dilakukan secepat rnungkin untuk menjamin tersedia informasi ditangan pemakai atau
pengguna.
kurun waktu yang teratur untuk memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan yang
Apabila informasi tidak disampaikan dengan tepat waktu akan menyebabkan informasi
waktu juga akan mendukung manajer menghadapi ketidakpastian yang terjadi dalam
lingkungan kerja mereka (Amey; Gordon dan Narayanan) dalam Respati (2001).
laporan keuangan sampai tanggal melaporkan dan (2) ketepatan waktu ditentukan dengan
ketepatan waktu pelaporan realtif atas tanggal pelaporan yang diharapkan. Schwartz dan
dalam mematuhi peraturan pelaporan informasi keuangan yang ditetapkan oleh Stock
Exchange Commission(SEC). Sedangkan Na'im (1999) dan Bandi dan Hananto (2002)
Anggaran yang dibuat dan digunakan dapat dilihat pengaruhnya terhadap kinerja dari
hasil yang dicapai. Anggaran dengan pendekatan Kinerja sangat Menekankan pada
konsep (Ekonomis, Efisiensi, Efektifitas – 3E) dan pemerintahan yang baik mencakup
Daerah untuk dapat menjalankan pemerintahan disuatu daerah. Selain diperlukan dana
yang cukup, juga diperlukan kepuasan dalam menjalankan pemerintahan yang ada agar
moral dan implikasi adverse selection (Scott,1997). Pelaporan yang tepat waktu
sebuah sistem penganggaran yang berorientasi pada output. Anggaran berbasis kinerja
merupakan instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh instansi pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta
Kinerja keuangan adalah usaha formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang
cara untuk menilai keberhasilan suatu perusahan yang tentu saja berkaitan dengan hasil
akhir. Berbagai kebijakan dan keputusan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan dalam
publikasikan oleh pemerintah daerah sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. oleh
BAB IV
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Dinas Keberbesihan dan Pertamanan yang
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Anggaran Berbasis Kinerja
dependen (Y).
Definisi Operasional Variabel adalah suatu Definisi yang dibeirkan Kepada variabel
dengan Tujuan memberikan arti atau menspesifikannya. Definisi Variabel yang dimaksud
penganggaran yang berorientasi pada (output). Variabel ini di ukur kuisioner, yaitu
2. Kinerja Keuangan
Kinerja Keuangan adalah usaha formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang
mengandalkan sumber daya yang ada. Kinerja keuangan diukur melalui susunan kerja
DKP kota denpasar berdasarkan persepsi responden mengenai kinerja yang telah
1. Perencanaan
2. Investigasi
3. Koordinasi
4. Evaluasi
5. Pengawasan
6. Pemilihan staf
7. Ngosi
8. Perwakilan
9. Kinerja keseluruhan
kurun waktu yang teratur untuk memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan yang
a. Jenis Data Yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu :
1. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka atau data kualitatif yang
Penelitian ini adalah daftar pernyataan yang terdapat dalam kuisioner dan jawaban
dari Responden.
2. Data Kualitatif
Data Kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan
gambar (sugiyono, 2007 : 14) . data Kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati, dicatat
untuk pertama kalinya (Sugiyono, 2007 : 129). Data primer dalam Penelitian ini
berupa hasil kuisioner atau jawaban dari responden, yang diperoleh dengan
menggunakan teknik kuisioner dengan cara mengedarkan daftar pertanyaan yang
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
perantara, seperti orang Lain atau Dokumen (sugiyono, 2007: 129). Data sekunder
pada penelitian ini adalah data yang diperoleh dari kantor Dinas Kebersihan Kota
a. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas yang telah ditetapkan.
Populasi dalam penelitian ini adalah Kepala DKP kota denpasar, seluruh kepala bidang
pada kantor DKP kota Denpasar dan staf yang mempunyai wewenang dan
b. Sampel
yaitu pengampilan sampel dengan kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tujuan
penelitian, sehingga reprensentatif atau mewakili populasi. Kriteria yang telah ditentukan
1. Kepala DKP kota denpasar yang bertindak sebagai pimpinan dan seluruh kepala
bidang pada kantor DKP kota denpasar yang diberi pelimpahan wewenang atau
2. Kepala DKP kota denpasar dan kepala bidang serta staf yang berpartisipasi dalam
penyusunan anggaran.
4.7 Metode Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan suatu usaha untuk mendapatkan data yang valid
dan akurat yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai bahan untuk pembahasan dan
a. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kualitas suatu instrumen.
Sesuatu instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan
mampu mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya
validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang
dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Uji validitas pada penelitian ini
windows 15, jika nilai pearson correlation > 0,3 artinya item pertanyaan dapat
dikatakan valid atau jika tingkat signifikannya kurang dari 0,05 juga berarti item
b. Uji Reabilitas
Reabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut
sudah baik. instrument yang baik tidak dapat bersifat tendensius mengarahkan
responden untuk memilih jawaban-jaaban tertentu. Reliabel artinya dapat dipercaya,
jadi dapat diandalkan. Uji reabilitas ini menggunakan metode cornbach alpha yaitu
memberikan nilai koefisien korelasi setiap butir pertanyaan dengan pertanyaan total
(Singarimbun dan efendi, 1995). Rumus cornbach alpha adalah sebagai berikut
Dimana :
Pada analisis regresi, data ordinal (skor kuisioner) terlebih dahulu harus
banyaknya pemilih pada tiap bobot yang diberikan pada masing-masing variabel
2. Setiap butir pertanyaan tentukan berapa orang yang mendapat skor 1,2,3,4 yang
3. Membuat proporsi dengan cara membagi frekuensi dari setiap butir jawaban
Nilai skala inilah yang disebut skala interval dan dapat digunakan dalam
perhitungan analisis regresi.
1. statistik Deskriptif
dilihat dari nilai rata-rata (mean, standar deviasi, maksimum dan minimum). statistik
menjadi data sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk di pahami.
baik secara parsial maupun secara simultan, maka digunakan regresi berganda (multiple
diuji apakah memenuhi asumsi klasik pemasaran regresi berganda tidak adanya
multikolinearitas, autokolerasi dan heterokedastisitas.
a. Uji Normalitas
Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
tersebut variabel dependen dan variabel independen, atau keduannya berdistribusi normal
atau tidak yaitu digunakan uji kolmogorov-smirnov. pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan SPSS for windows. Data dikatakan berdistribusi normal jika signifikasi
b.Uji Heteroskedastisitas
terjadi ketidaksamaan varians dan residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
independen. apabila terdapat hubungan yang sigbifikan dari regresi atau jika t
masing variabel independen terhadap variabel absolut (e), atau jika nilai
c. Uji Multikolinearitas
seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel bebas. Untuk mengetahui ada tidaknya
variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada kolerasi yang cukup tinggi umumnya diatas
0,90, maka hal ini menunjukan adanya indikasi Multikolinearitas. Tidak adanya kolerasi
yang tinggi antar variabel yang bebas tidak berarti bebas dari multikolinearitas.
Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel
Selain itu gejala mulltikolinearitas dapat juga dilihat dari cara menganalisa
dan melihat nilai VIF (variance Inflantion Factor) dan nilai toleransi masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Pedoman suatu model regresi yang bebas
Multikolinearitas mempunyai nilai VIF disekitar angka satu dan mempunyai angka
toleransi mendekati satu atau jika nilai VIF tidak lebih dari 10 (Saantoso, 2003)
Pada penelitian ini digunakan teknik analisis Regresi Linier berganda yang
diuji dengan tingkat signifikansi 0,05. Analisi linier berganda digunakan untuk
variabel terikat. Model regresi Linier berganda ini dirumuskan sebagai berikut :
Y= a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan :
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Anggaran Berbasis Kinerja
X2 = Kinerja Keuangan
menerangkan variasi variabel dependen (Gozali dalam Diyatnyani, 2010 : 37). Nilai
koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas . Nilai yang mendekati
independen, maka R2 pasti akan meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak
model regresi . Tidak seperti R2, nilai ajusted R2 dapat naik atau turun apabila satu
20010:38)
b. Uji f
Untuk menguji secara parsial variabel anggaran berbasis kinerja dan kinerja
• Identitas Responden
Nama :
Jabatan :
• Petunjuk Pengisian
• Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan kondisi yang ada
(S), Ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).
• Dalam mengisi kuesioner ini mohon dijawab semua pertanyaan yang ada,
PERNYATAAN SS S R TS STS
jelas;
dengan jelas;
memadai.
dalam penganggaran.
No Pernyataan SS S R TS STS
1 • Mampu memberikan
langkah-langkah yang
akan diambil
(Penjadwalan kerja,
penganggaran dan
program kerja)
2 • Mampu memberikan
konstribusi
menentukan tujuan.
3 • Mampu memberikan
4 • Mampu
menyelesaikan
kebijakan dalam
menyampaikan
informasi yang
dibutuhkan
5 • Mampu menyerahkan
6 • Mampu menyerahkan
laporan Kegiatan
tepat waktu.
No Pernyataan SS S R TS STS
1 Informasi yang dibutuhkan
2 Laporan-laporan berikut
dan teratur
• Laporan Harian
• Laporan Mingguan
• Laporan bulanan
• Laporan Semester
• Laporan tahunan
3 Laporan-laporan berikut
disampaikan secara
• Laporan realisasi
semester pertama
• Laporan realisasi
perhitungan APBD
• Neraca
Keuangan