Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

SYOK HIPOVOLEMIK

STASE PENGANTAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Disusun Oleh :
Aqillatul Husna
1814401110004

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
SYOK HIPOVOLEMIK

1. Anatomi dan Fisiologi

Organ sistem sirkulasi mencakup jantung, pembuluh darah, dan darh.


a. Jantung
Merupakan organ yang berbentuk kerucut, terletak didalam thorax, diantara
paru-paru, agak lebih ke arah kiri.
Struktur jantung :
1) Atrium kanan
2) Atrium kiri
3) Ventrikel kanan
4) Ventrikel kiri
5) Katup bikuspidalis
6) Katup trikuspidalis
7) Endokardium
8) Myocardium
9) pericardium
b. Pembuluh darah
Pembuluh darah ada 3 yaitu
1) Arteri (pembuluh nadi)
Arteri meninggalkan jantung pada ventrikel kiri dan kanan.
a) Arteri koronaria
Arteri yang mendarahi dinding jantung
b) Arteri subklavikula
Arteri bawah selangka yang bercabang kanan kiri leher dan melewati
aksila
c) Arteri brachialis
Arteri pada lengan bawah
d) Arteri radialis
Arteri yang teraba pada pangkal ibu jari
e) Arteri karotis
Arteri yang mendarahi kepala dan otak
f) Arteri temporalis
Arteri yang teraba denyutannya di depan telinga
g) Arteri facialis
Teraba denyutan disudut kanan bawah
h) Arteri femoralis
Arteri yang berjalan ke bawah menyusuri paha menuju ke belakang
i) Arteri tibia
Arteri pada kaki.
j) Arteri pulmonalis
Arteri yang menuju ke paru-paru.
2) Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang teraba dari
cabang terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dari bawah
mikroskop. Kapiler membentuk anyaman di seluruh jaringan tubuh,
kapiler selanjutnya bertemu satu dengan yang lain menjadi darah yang
lebih besar yang disebut vena.
3) Vena (pembuluh darah balik)
a) Vena cava supeior
Vena balik yang memasuki atrium kanan, membawa darah kotor dari
daerah kepala, thora, dan ekstrimitas atas.
b) Vena cava inferior
Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari semua organ
tubuh bagian bawah
c) Vena jugularis
Vena yang mengembalikan darah kotor dari otak ke jantung
d) Vena pulmonalis
Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari paru-paru
c. Darah
Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian yaitu bagian cair
yang disebut plasma dan bagian padat yang disebut sel darah.
1) Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit dibuat dalam sumsum tulang, limpa dan hari, yang kemudian
akan beredar ke seluruh tubuh selama 14-15 hari setelah itu akan mati.
Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi
dua zat yaitu hematin yang menjadi Fe yang berguna untuk pembuatan
eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat dalam
eritrosit berguna untuk mengikat O2 dan CO2.
2) Leukosit (sel darah putih)
Leukosti berfungsi sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan
memakan bibit penyakit/bakteri yang masuk dalam tubuh jaringan
pengangkut dimana leukosit mengangkut dan membawa zat lemak dari
dinding usus melalui limpa dan ke pembuluh darah.
3) Trombosit (sel pembeku)
Jika daah terluka, darah akan keluar. Trombosit akan pecah dan
mengeluarkan zat yang disebut trombokinase. Trombokinase akan
bertemu dengan protombin dengan bantuan Ca2+ akan menjadi thrombin.
Thrombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang
halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya yang akan menahan
sel darah kemudian terjadi pembekuan.
4) Plasma darah
Bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah.

2. Pengertian
Syok hipovolemik terjadi karena hilangnya darah, plasma dan cairan serta
elektrolit tubuh yang biasa disebabkan oleh kondisi trauma ataupun non-trauma
(Rini, dkk., 2019).
Syok hipovolemik yakni kegagalan sirkulasi akibat hilangnya cairan tubuh
misal perdarahan, ekstravasasi plasma atau luka bakar yang luas (Andrianto,
2020).
Syok hipovolemik adalah terganggunya sistem sirkulasi akibat dari volume
darah dalam pembuluh darah yang berkurang. Hal ini bisa terjadi akibat
perdarahan yang masif atau kehilangan plasma darah (Sutjahjo, 2015).
Kesimpulannya, Syok hipovolemik adalah berkurangnya volume darah dalam
pembuluh darah yang biasanya disebabkan karena terjadinya perdarahan atau
luka bakar yang luas.

3. Etiologi
a. Trauma
b. Perdarahan gastrointestinal
c. Rupture aneurysma aorta
d. Kehamilan ektopik
e. Diare, muntah
f. Luka bakar
g. Peritonitis
h. Ileus paralitik
i. Diabetes insipidus menyebabkan dieresis
j. Obstruksi

4. Patofisiologi dan Patways

Tubuh kekurangan oksigen


dan darah

Hipovolemia

Cardiac Filling Defisien Volume


Cairan

Cardiac Output

TD ↑

Tonus Simpatis Peningkatan Nadi

Vasokontriksi Hipoksia Ketidakefektifan Perfusi


Pembuluh Darah Jaringan Perifer

Akral Dingin Risiko Ketidakefektifan


Perfusi Jaringan Otak
Ketika terjadi penurunan volume sirkulasi, aliran balik vena ke jantung akan
menurun dan terjadi mekanisme kompensasi berupa peningkatan aktivitas saraf
simpatik dan pengeluaran hormon katekolamin yang menyebabkan takikardi dan
akral dingin namun kondisi ini tidak memberikan efek yang signifikan pada
pembuluh darah jantung dan serebral.

Penurunan sirkulasi ini bisa disebabkan oleh perdarahan maupun hilangnya


cairan tubuh yang menyebabkan hilangnya plasma, darah dan cairan serta
elektrolit. Menurunnya volume intravaskuler menyebabkan penurunan volume
intraventrikuler kiri pada akhir diastole yang mengakibatkan berkurangnya
kontraktilitas jantung dan penurunan CO. Kondisi ini menyebabkan terjadinya
vasokontriksi pembuluh darah oleh hormon katekolamin sehingga menyebabkan
gangguan perfusi.

Apabila vasokontriksi terjadi secara terus menerus maka akan terjadi


kerusakan sel yang disebabkan oleh hipoksia dan perubahan metabolisme
menjadi metabolisme anaerob. Apabila aliran darah menuju otak menurun maka
akan mengakibatkan konfusi yang selanjutnya akan terjadi kehilangan kesadaran
dan terjadi kerusakan jaingan otak.

5. Manifestasi Klinik
a. Takikardi
b. Hipotensi
c. Hipotensi orthostatic
d. Nadi lemah
e. Takipnea
f. Kelemahan, cemas, pusing, letargi sampai dengan penurunan tingkat
kesadaran yang disebabkan oleh penurunan perfusi ke serebral. Penderita
dengan kehilangan 40% darah akan mengalami penurunan kesadaran
g. Penurunan cental venous pressure dan pulmonary artery wedge pressure
h. Penurunan stroke volume, CO dan perfusi jaringan
i. Kegagalan fungsi ginjal dengan ditandai penurunan produksi urin

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Sel darah putih : Ht mungkin meningkat pada status hipovolemik karena
hemokonsentrasi
b. Elektrokit serum : mungkin akan terjadi ketidakseimbangan yang
menyebabkan perpindahan cairan, perubahan fungsi ginjalm dan asidosis
c. Laktat serum meningkat dalam asidos metabolic, syok, disfungsi hati
d. Glukosa serum : terjadi hiperglikemia
e. BUN/Kr : terjadi peningkatan kadar diasosiasikan dengan dehidrasi,
ketidakseimbangan atau kegagalan hati
f. GDA : terjadi alkalosis respiratori dan hipoksemia
g. Urinalisis : adanya SDP atau bakteri penyebab infeksi. Protein dan SDM
seringkali muncul
h. Sinar X film abdominal dan dada bagian bawah : menunjukkan infeksi
karena perforasi abdomen/organ pelvis
i. EKG : menunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T dan disritmia
yang menyerupai infark miokard

j. Penatalaksanaan (Medis dan Keperawatan)


Medis :
Terapi farmakologis vasopresor dan inotroprik. Vasopresor (norepinefrin) adalah
obat untuk menginduksi vasokontriksi sehingga tahanan vaskular sistemik
meningkat. Indikasi pembeian vasopresor bila terdapat penurunan tekanan darah
sistolik lebih dari 30 mmHg dari rentang normal atau tekanan darah sistolik
kurang dari 70 mmHg atau MAP <60 mmHg disertai tanda-tanda syok.
Inotropik (dobutamin dan dopamin) adalah golongan obat untuk meningkatkan
kontraktilitas jantung. Pemberian inotropik memiliki peran penting untuk
kegagalan fungsi kontraktil, namun disisi lain pemberian inotropik
meningkatkan konsumsi ATO miokard yang menyebabkan kebutuhan oksigen
miokard bertambah. Dosis yang diberikan sebaiknya serendah mungkin dan
dititrasi hingga tercapai tekanan darah optimal dan perbaikan perfusi organ.
Keperawatan :
a. Menempatkan pasien dalam posisi kaki lebih tinggi
b. Menjaga jalur pernafasan
c. Berikan resusitasi cairan dengan cepat lewat akses intravena atau bila
memungkinkan pemasangan kateter CVP (Central Venous Pressure) atau
jalur intraarterial
d. Non-invasive ventilation dapat digunakan sebagai terapi tambahan pada
edema paru dengan distress napas.
e. Intubasi endotrakeal dan invasive ventilation diindikasikan bila terjadi gagal
nafas
k. Komplikasi
a. Kegagalan multi organ akibat penurunan aliran darah dan hipoksia jaringan
yang berkepanjangan
b. Sindrom distress pernapasan dewasa akibat destruksi pertemuan alveolus
kapiler karena hipoksia
c. DIC (Koagulasi intravascular diseminata) akibat hipoksia dan kematian
jaringan yang luas sehingga terjadi pengaktifan berlebihan jenjang koagulasi.

l. Prognosis
Syok hipovolemik dapat menyebabkan komplikasi dari iskemia jaringan
hingga kerusakan multiorgan akibat hipoperfusi hingga berakhir pada
peningkatan angka mortalitas, terutama pada pasien dengan perdarahan yang
tidak dapat tertangani.  Komplikasi reversible yang mungkin terjadi antara lain
adalah asidosis laktat karena organ yang kekurangan oksigen akibat rendah
perfusi jaringan, sedangkan komplikasi irreversible adalah kerusakan organ yang
terjadi akibat hipoperfusi jaringan maupun mekanisme DIC. Yang dapat terjadi
misalnya adalah gagal ginjal.

m. Tinjauan teoritis keperawatan berdasarkan kasus


a. Pengkajian Primer-primary survey (A, B, C, D, E)
1) Airway : Kaji kepatenan jalan nafas klien, adanya sumbatan atau
obstruksi, serta kaji bunyi nafas tambahan.
2) Breathing : Kaji kedalaman, irama, dan efektivitas pernapasan, pastikan
tidak ada suara napas yang abnormal
3) Circulation : Tekanan darah normal / sedikit dibawah normal. Denyut
perifer kuat, cepat (perifer hiperdinamik) : lemah/lembut/mudah hilang,
takikardi ekstrem (syok). Akral dingin
4) Disability : Kaji status kesadaran penderita dengan pneumonic AVPU,
observasi tingkat kesadaran sebagai respons terhadap tindakan resusitasi
yang telah dilakukan.
5) Exposure : Lakukan pengkajian adanya tanda pasti perdarahan atau
kehilangan cairan, perdarahan intraabdominal, dll. Pastikan penderita
dalam keadaan hangat.
b. Pengkajian sekunder-pemeriksaan fisik, laboratorium, penunjang lain
Pemeriksaan Fisik :
1) Kepala : Kaji bentuk kepala, apakah ada atau tidak nyeri tekan
2) Sistem pernafasan : Bagaimana keadaan sistem pernafasan, apakah
pernafasan cepat dan dalam, apakah ada suara tambahan.
3) Sistem kardiovaskular : Tekanan darah normal / sedikit dibawah normal.
Denyut perifer kuat, cepat (perifer hiperdinamik) : lemah/lembut/mudah
hilang, takikardi ekstrem (syok).
Suara jantung : adanya disritmia dan perkembangan S3 dapat
mengakibatkan disfungsi miokard, efek dari asidosis/ketidakseimbangan
elektrolit.
4) Sistem eliminasi : Klien mengalami diare, penurunan haluaran,
konsentrasi urin perkembangan ke arah oliguri, anuria.
Pemeriksaan Lab dan Penunjang lain
1) Sel darah putih. Ht mungkin meingkat pada kasus hipovolemik karena
hemokonsentrasi.
2) Elektrolit serum. Berbagai ketidakseimbangan mungkin terjadi dan
menyebabkan asidosis, perpindahan cairan dan perubahan fungsi ginjal.
3) EKG dapat menunjukkan adanya perubahan segmen ST dan gelombang
T serta terjadi disritmia.

c. Diagnosa keperawatan
1) Defisien Volume Cairan b.d Asupan cairan kurang
Definisi
Penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular. Ini
mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar
natium.
Batasan Karakteristik
a) Perubahan status mental
b) Penurunan turgor kulit
c) Penurunan tekanan darah
d) Penurunan tekanan nadi
e) Penurunan volume nadi
f) Penurunan turgor lidah
g) Penurunan haluaran urine
h) Penurunan pengisian vena
i) Membran mukosa kering
j) Kulit kering
k) Peningkatan suhu tubuh
l) Peningkatan frekuensi nadi
m) Peningkatan hematokrit
n) Peningkatan konsentrasi urine
o) Penurunan berat badan tiba-tiba
p) Haus
q) kelemahan
2) Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer b.d Trauma
Definisi
Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan.
Batasan Karakteristik
a) Tidak ada nadi perifer
b) Perubahan fungsi motorik
c) Perubahan karakteristik kulit
d) Indeks ankle-brakhial <0,90
e) Waktu pengisian kapiler >3 detik
f) Warna tidak kembali ke tungkai 1 menit setelah tungkai diturunkan
g) Perubahan tekanan darah di ekstremitas
h) Pemendekan jarak bebas nyeri yang ditempuh dalam uji berjalan 6
menit
i) Penurunan nadi perifer
j) Kelambatan penyembuhan luka perifer
k) Pemendekan jarak total yang ditempuh dalam uji berjalan 6 menit
l) Edema
m) Nyeri ekstremitas
n) Bruit femoral
o) Klaudikasi intermitten
p) Parestesia
q) Warna kulit pucat saat elevasi
3) Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Otak dengan faktor risiko
penyalahgunaan zat
Definisi
Rentan mengalami penurunan sirkulasi jaringan otak yang dapat
mengganggu kesehatan.
Faktor Risiko
Penyalahgunaan zat
d. Intervensi dan rasional (meliputi intervensi perawat dan kolaboratif, ditulis
lengkap sesuai buku sumber

Tujuan dan
Diagnosa Rencana Keperawatan
No Kriteria Hasil Rasional
Keperawatan (NIC)
(NOC)
Defisien Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemi Rasional dari
asuhan (4180, hal.183) intervensi
Volume Cairan
keperawatan 1. Monitor status 1. Mengetahui
b.d Asupan selama 1x24 jam hemodinamik, adanya
diharapkan meliputi nadi, tekanan abnormalitas
cairan kurang
masalah defisien darah, MAP, CVP, cairan
volume cairan PAP, PCWP, CO, dan 2. Dehidrasi
dapat teratasi CI, jika tersedia menunjukkan
dengan 2. Monitor adanya terjadinya
Kriteria Hasil : tanda-tanda dehidrasi kekurangan
Keseimbangan 3. Monitor adanya cairan
Cairan (0601, sumber-sumber 3. Perdarahan,
hal.192) kehilangan cairan muntah, luka
1. Tekanan darah 4. Dukung asupan cairan bakar
normal oral merupakan
(060101) 5. Jaga kepatenan akses sumber
2. Intake dan IV kehilangan
1. output 6. Berikan cairan IV cairan
seimbang dalam isotonik yang 4. Cairan
24 jam diresepkan membantu
(060107) mengatasi
masalah
kekurangan
cairan
5. Kepatenan IV
menjaga
kepatenan
masuknya
cairan
6. Membantu
mengatasi
kekurangan
cairan

2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Perawatan Sirkulasi: Rasional dari


asuhan Insufisiensi Arteri intervensi
Perfusi Jaringan
keperawatan (4062, hal.390) 1. Mengetahui
Perifer b.d selama 1x24 jam 1. Lakukan pemeriksaan apakah terjadi
diharapkan fisik sitem ketidakefektifan
Trauma
masalah defisien kardiovaskuler atau perfusi jaringan
volume cairan penilaian yang perifer atau
dapat teratasi komprehensif pada tidak
dengan sirkulasi perifer 2. Agar darah
Kriteria Hasil : 2. Tempatkan ujung kaki mengalir merata
Perfusi Jaringan : dan tangan dalam hingga ke
Perifer (0407, posisi tergantung bagian ujung-
hal.447) dengan tepat ujung jaringan
1. Pengisian 3. Ubah posisi pasien 3. Posisi
kapiler jari <2 setidaknya setiap 2 mempengaruhi
detik (040715) jam, dengan tepat kelancaran
2. Akral hangat 4. Berikan kehangatan aliran darah
(040710) (tambahan pakaian 4. Kehangatan
3. Nilai rata-rata tidur, meningkatkan membantu
tekanan darah suhu kamar) dengan kelancaran
normal tepat aliran darah
(040740) 5. Monitor jumlah cairan 5. Cairan yang
yang masuk dan tidak seimbang
keluar dapat
6. Berikan obat mengakibatkan
antiplatelet (penurun terjadinya
agregasi platelet) atau komplikasi
antikoagulan 6. Pengencer darah
(pengencer darah), berguna bila
dengan tepat terjadi
penggumpalan
darah yang
menyebabkan
darah tidak
mengalir merata
Risiko Setelah dilakukan Monitor (Pemantauan) Rasional dari
asuhan Tekanan Intra Kranial intervensi
Ketidakefektifan
keperawatan (TIK) (2590, hal.238) 1. Keluarga dan
Perfusi Jaringan selama 1x24 jam 1. Berikan informasi pasien berhak
diharapkan kepada pasien dan mengetahui
Otak dengan
masalah defisien keluarga/orang kondisi pasien
faktor risiko volume cairan penting lainnya 2. Mengetahui
dapat teratasi 2. Monitor tekanan normal tidaknya
penyalahgunaan
dengan aliran darah otak aliran darah
zat Kriteria Hasil : 3. Monitor intake dan otak
Perfusi Jaringan : output cairan 3. Cairan yang
3. Serebral (0406, 4. Letakkan kepala dan seimbang
hal.451) leher pasien dalam penting bagi
1. Nilai rata-rata posisi netral, hindari tubuh
tekanan darah fleksi pinggang yang 4. Agar aliran
normal berlebihan darah menuju
(040617) 5. Sesuaikan kepala otak lancar
2. Sakit kepala tempat tidur untuk 5. Bila terlalu
berkurang mengoptimalkan tinggi akan
(040603) perfusi serebral menyulitkan
3. Kegelisahan 6. Berikan antibiotik perfusi jaringan
berkurang 6. Mencegah
(040605) infeksi
DAFTAR PUSTAKA

Andrianto. 2020. Buku Ajar Kegawatdaruratan Kardiovaskuler Berbasis Standar


Nasional Pendidikan Profesi Dokter 2019. Surabaya: Pusat Penerbitan dan
Percetakan UNAIR

Rini, S.I., Suharsono, T., Ulya, I., Suryanto., Kartikawati, N.D., Fathoni, M. 2019.
Buku Ajar Pertolongan Pertama Gawat Darurat. Malang: UB Press

Sutjahjo, A. 2015. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya: Airlangga


University Press

Dr.Reren Ramanda. 2019. Prognosis Syok Hipovolemik. URL:


https://www.alomedika.com/penyakit/kegawatdaruratanmedis/syok-
hipovolemik/prognosis. Diakses pada tanggal 27 Desember 2020

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, L.M., Swanson, E. 2016. Nursing Outcomes
Classification. Indonesia : Elsevier
Bulechek, G.M., Butcher, H.K., Dochterman, J.M., Wagner, C.M. 2016. Nursing
Interventions Classification. Indonesia : Elsevier
Keliat, B.A., Mediani, H.S., Tanil, T. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai