FISIOLOGI TUMBUHAN
OLEH
2004060093
JURUSAN ARGOTEKNOLOGI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Sel merupakan inti struktural dan fungsional pada makhluk hidup. Bentuk sel
ada yang pipih, memanjang, sangat panjang, dan bikonkaf. Sedang ukuran dari sel
pada umumnya mikroskopis. Sel pertama kali dikenalkan oleh Robert Hooke pada
tahun 1665 yang mengamati jaringan gabus pada tumbuhan yang merupakan kesatuan
fungsional makhluk hidup. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam
sel. Karena itulah sel dapat berfungsi secara autimon asalkan seluruh kebutuhan
hidupnya terpenuhi.
Tumbuhan termasuk organisme multiseluler yang terdiri dari berbagai jenis sel
terspesialisasi yang bekerja sama melakukan fungsinya. Sel tumbuhan meliputi
berbagai organel dan penyusun-penyusun. Masing-masing organel memiliki struktur
dan fungsi yang berbeda. Fotosintesis, metabolisme, pertumbuhan serta
perkembangan tumbuhan merupakan aktivitas sel-sel tumbuhan.
Dinding sel terdiri dari: lamela tengah, dinding primer dan dinding
sekunder. Antara sel-sel yang berdekatan ada lamela tengah yang merekatkan
antara dua dinding sei menjadi satu. Lamela tengah terutama terdiri dari Ca-
pektat berupa gel. Dinding primer adalah lapisan yang terbentuk selama
pembentangan, terdiri dari hemiselulosa, selulosa, pektin, lemak, dan protein.
Dinding sekunder biasanya lebih tebal dari dinding primer terutama terdiri dari
selulosa dan kadang-kadang lignin, merupakan lapisan yang ditambahkan
setelah proses pembentangan dinding sel selesai.
Tidak semua bagian dinding sel mengalami penebalan dan terisi plas
ma (plasmodesmata). Dinding primer memilki sejumlah daerah penipisan yang
disebut noktah. Daerah ini memiliki plasmodesmata dengan kerapatan tinggi.
Plasmodesmata adalah jalinan benang sitoplasma tipis yang menembus
dinding-dinding sel yang bersebelahan, menghubungkan protoplas sel
yang berdampingan. Dengan demikian dinding sel menjadi berlubang-
lubang yang memungkinkan senyawa kimia melewatinya.
Dinding sel yang berbatasan langsung dengan udara luar sering dilapisi kutin
dan suberin (kutikula). Lapisan ini tidak seluruhnya tertutup rapat sehingga
masih memungkinkan senyawa kimia melewatinya. Dinding sel berfungsi untuk
memberi kekuatan mekanik sehingga sel mempunyai bentuk tetap serta
memberi perlindungan terhadap isi sel, dan karena sifat hidrofilnya dapat
mengadakan imbibisi air serta meneruskan air dan senyawa yang larut di
dalamnya ke protoplas (Hasnunidah, 2007).
B. Protoplas
Gambar 2 : Protoplas
1. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan bagian sel yang kompleks, suatu bahan cair yang
mengandung banyak molekul, diantaranya berbentuk suspensi koloid dan
organel-organel yang bermembran. Sitoplasma dan nukleus secara bersama-sama
disebut protoplasma. Beberapa sel tumbuhan juga memiliki juga zat-zat murni
yang tidak hidup disebut bahan ergastik, seperti: kalsium oksalat, benda-benda
protein, gum, minyak, resin.
Sistem endomembran dalam Sitoplasma meliputi retikulum endoplasma,
badan Golgi, selimut inti, dan organel sel serta membran lain (badan mikro,
sferosom dan membran vakuola) yang berasal dari retikulum endoplasma atau
badan Golgi. Sedangkan membran plasma dianggap satuan yang terpisah,
meskipun tumbuh melalui penambahan sejumlah kantung yang berasal dari badan
Golgi.
Mitokondria dan plastida yang diselimuti oleh selapis membran yang halus
dan membran dalam yang melekuk-lekuk juga tidak berhubungan dengan sistem
membran. Demikian pula ribosom, mikrotubul dan mikrofilamen bukan bagian
dari sistem endomembran (Hasnunidah, 2007).
Membran plasma berfungsi mengatur aliran zat -zat terlarut masuk dan keluar
sel, dan mengatur aliran air melalui osmosis. Membran plasma bersifat
diferensial permeabel, artinya dapat melalukan senyawa kimia tertentu dan
tidak melalukan senyawa lainnya.
Membran plasma merupakan lapisan rangkap lipid dengan bagian: hidrofilik
(suka air) molekul lipidnya berada di permukaan. Bagian lipofilik (suka
lemak), molekul tersebut menghadap ke dalam lapisan rangkap sehingga
menyebabkan adanya ruang yang terang. Molekul protein yang mencakup 50%
bahan membran tenggelam di lapisan rangkap itu, dengan satu atau kedua ujung
menonjol ke salah satu atau kedua permukaan membran. Kedua permukaan
membran berbeda secara khas (Hasnunidah, 2007).
Gambar 3. Plasma membran
Badan Golgi
Selimut Inti
Inti (nukleus) dikelilingi oleh dua membran unit yang sejajar yang
disebut selimut inti. Ketebalan membran luar sedikit lebih tebal dibanding
membran dalam. Keduanya dipisahkan oleh ruang perinukleus. Selimut inti
mempunyai banyak pori. Membran dalam dan luar menyatu membentuk
pinggiran pori, yang dipertahankan bentuknya oleh suatu bahan sehingga
terjadi struktur yang disebut anulus. ER berhubungan dengan selimut inti,
sedang ruang perinukleus bersambungan dengan ruang di antara membran
sejajar ER (Hasnunidah, 2007).
Badan Mikro
Sferosom
Rangka Sel
Ribosom
Gambar Ribosom
Mitokondria
Gambar Mitokondria.
Plastida
2. Nukleus
Nukleus merupakan pusat kendali pada sel tumbuhan eukariotik.
Nukleus mengendalikan seluruh fungsi sel dengan menentukan berbagai reaksi
kimia dan juga struktur dan fungsi sel. Nukleus merupakan organel berbentuk
bulat atau memanjang yang terbungkus selimut inti. Plasma nukleus
(nukleoplasma) berbutir-butir merupakan sistem koloid, mengandung kromatin
yang pada pembelahan sel berubah menjadi kromosom. Fungsi kromosom
adalah membentuk m-RNA yang mengatur sintesis protein. Di dalam plasma
nukleus juga terdapat nukleolus yang jumlahnya tiap sel khas untuk tiap
jenis. Nukleolus itu padat, bentuknya tak beraturan, merupakan massa serat dan
butiran, dan berwarna gelap. Fungsi nukleolus adalah untuk sintesis r-RNA dan
ribosom (Hasnunidah, 2007).
3. Vakuola
Badan khas di sel tumbuhan selain dinding sel dan plastida adalah
vakuola. Vakuola mengerjakan beberapa fungsi. Bentuk dan ketegangan
jaringan yang hanya memiliki dinding primer adalah akibat adanya air dan
bahan terlarut yang menekan dari dalam vakuola. Tekanan tersebut timbul
karena osmosis. Konsentrasi bahan terlarut di dalam vakuola cukup tinggi,
termasuk garam-garam, molekul-molekul organik kecil, beberapa protein
(enzim) dan molekul-molekul lainnya. Beberapa vakuola mengandung pigmen
yang menimbulkan warna pada banyak bunga atau dauh. Pada beberapa bagian
tumbuhan, vakuola dapat mengandung bahan-bahan yang mungkin berbahaya
bagi sitoplasma.
Sel muda yang aktif membelah di titik tumbuh batang dan akar
mempunyai vakuola sangat kecil. Sebagian besar terbentuk dari ER, lalu
tumbuh bersama sel, mengambil air secara osmosis dan bergabung satu sama
lain. Sel dewasa sering memiliki vakuola yang mengisi 80-90% atau lebih
volume sel, dan protoplasmanya tersisiih hingga hanya berupa lapisan tipis di
antara tonoplas dan plasmalemma. Beberapa sel yang aktif membelah juga
dapat bervakuola besar
2.2. Makromolekul
Makromolekul adalah molekul yang sangat besar. Polimer baik itu alami maupun
sintetik merupakan makromolekul, misalnya hemoglobin. Beberapa senyawa non-
polimer juga ada yang termasuk ke dalam makromolekul, misalnya lipid. Bagaimanapun
juga, sistem jaringan atom besar lainnya seperti ikatan kovalen logam tidak dapat
dikatakan sebagai makromolekul. Istilah makromolekul ini pertama kali diperkenalkan
oleh pemenang hadiah nobel Hermann Staudinger sekitar tahun 1920an. Makromolekul
terdiri dari Hidrogen, karbon, nitrogen, oksigen, belerang, dan fosfor.
1. Monosakarida.
Ini merupakan gula paling sederhana dengan formula empirik
Cn(H2O)n. Klasifikasi monosakarida berdasarkan jumlah atom karbon
misalnya triose, heksose. Pentose, ribose, dan deoksiribose ditemukan
dalam molekul asam nukleat. Pentose dan ribulose sangat penting dalam
fotosintesis. Sedang glikose dan heksose adalah sumber utama energi pada
sel. Heksose yang penting lainnya adalah galaktose, terdapat pada laktose
disakarida, dan fruktose (levulose) pembentuk bagian dari sukrose.
2. Disakarida.
Disakarida merupakan gula yang dibentuk oleh kondensasi dua
monomer monosakarida yang kehilangan satu molekul air. Formula
empiriknya C12H22O11. Golongan ini yang paling penting adalah sukrose
dan maltose pada tumbuhan dan laktose pada hewan.
3. Polisakarida.
Polisakarida merupakan hasil kondensasi antara banyak molekul
monosakarida dengan kehilangan molekul air. Formula empiriknya
(C6H10O5)n. Bila dihidrolisis menghasilkan molekul gula sederhana.
polisakarida yang paling penting pada organisme hidup adalah amilum dan
glikogen, subtansi cadangan makanan dalam sel tumbuhan dan hewan serta
selulosa yang merupakan elemen struktural penting pada sel tumbuhan.
Amilum merupakan kombinasi dua molekul monosakarida yang panjang
dimana tersusun atas amilosa yang tak bercabang dan amilopektin yang
memiliki cabang. Sedangkan glikogen tersusun atas banyak molekul
glukosa. Ini terdapat pada banyak jaringan dan organ, yang terbesar
terdapat di sel hati dan serabut otot.
b. Mukopolisakarida asidik.
Mengandung asam sulfat atau lainnya dalam molekul itu.
Molkekul ini sangat bersifat basofilik. Yang termasuk adalam golongan
ini yaitu heparin, kondriotin sulfat, umbilical cord, asam hialuronat.
c. Glikoprotein.
Suatu komplek yang tersusun dari protein dan gugus prostetik
karbohidrat. Beberapa monosakarida seperti galaktosa, manosa, juga
N-asetil-D-glukosamin dan asam sialat dapat ditemukan dalam molekul
ini. Glikoprotein dapat dibedakan menjadi dua macam yakni
glikoprotein intraseluler dan glikoprotein sekretorik.
Karbohidrat pada membran plasma terikat pada protein atau lipida dalam
bentuk glikolipida dan glikoprotein. Glikolipida merupakan kumpulan
berbagai jenis unit-unit monosakarida yang berbeda seperti gula-gula
sederhana D-glukosa, D-galaktosa, D-manosa, L-fruktosa, L-arabinosa, D-
xylosa, dan sebagainya. Karbohidrat ini memegang peranan penting dalam
berbagai aktivitas sel, antara lain dalam sistim kekebalan. Karbohidrat pada
membran plasma merupakan hasil sekresi sel dan tetap berasosiasi dengan
membran membentuk glikokaliks. Biasanya para dokter dapat mengetahui
setiap sel normal atau abnormal melalui glikolipid dan glikoproteinnya
Molekul glikoforin membran
Untuk membran plasma pada eukariot memiliki karbohidrat yang terikat
secara kovalen dengan protein dan lemak. Komponen karbohidrat dari
memran plasma berjumlah sekitar 2 – 10% dari total berat membran plasma,
bergantung kepada spesies dan tipe sel. Sebagai contoh membran plasma sel
darah merah memiliki 52% protein, 40% lemak dan 8 % karbohidrat. Dari 8%
tersebut, 7 % berikatan dengan lemak membentuk glikolipid dan 93%
berikatan dengan protein membentuk glikoprotein.
B. Protein
Protein merupakan merupakan susunan 20 macam asam amino yang
dihubungkan dengan ikatan peptide. Berdasarkan susunan molekulnya, protein
dikelompokkan menjadi:
1. Protein Struktural berperan sebagai penyokong dan penunjang
a. Struktural intrasel berada di dalam sel berperan dalam pembentukan
sitoskelet
Contoh: tubulin, aktin dan myosin.
b. Struktural ekstrasel terdapat pada organisme multisel
Contoh: kolagen dan keratin
Fungsi dari protein integral dan perifer dalam membran plasma sangat
bervariasi, diantaranya :
Sitoplasma
2.
Sitosol merupakan bagian dari sitoplasma yang berupa cairan di sela-
sela organel berselap
Pada inti sel, protein terdapat pada DNA yang merupakan senyawa
utama yang membentuk protein. Protein yang disintesis pada ribosom
melalui proses replikasi dan translasi. Ribosom yang terdapat pada RE
mempunyai susunan 50 % protein. Pada kompleks golgi berlangsung
proses pembentukan glikoprotein yang merupakan gabungan glukosa dan
protein. Protein yang terbentuk dari asam-asam amino dalam ribosom
dibawa ke RE, kemudian diteruskan ke dalam kompleks golgi yang
merupakan tempat terbentuknya glikoprotein.
C. Lipid
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak
larut di dalam air, yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non-
polar, seperti kloroform atau ester. Lipida polar adalah komponen utama
membran sel, yaitu “tempat” terjadinya reaksi-reaksi metabolik. Banyak dari
sifat membran sel yang merupakan pencerminan kandungan lipida polarnya.
Membran sel berfungsi untuk melindungi sel dari lingkungan dan juga
memungkinkan adanya kompartment- kompartment di dalam sel untuk
aktivitas metabolik, serta terdapat sisi pengenalan atau reseptor yang berbeda-
beda yang dapat mengenali sel lain, mengikat hormon tetentu, dan merasakan
berbagai isyarat lain dari lingkungan luar. (Lehninger, 1982)
Lipida membran yang paling banyak yaitu fosfolipida. Fosfolipida
berfungsi terutama sebagai unsur struktural membran dan tidak pernah
disimpan dalam jumlah banyak. Lipida ini mengandung fosfor dalam bentuk
gugus asam fosfat. Fosfolipida utama yang ditemukan pada membran adalah
fosfogliserida, yang mengandung 2 molekul asam lemak yang berikatan ester
dengan gugus hidroksil pertama dan kedua pada gliserol.
1. Spingomielin
Senyawa ini mengandung fosfokolin atau fosfoetanolamin sebagai
golongan polar pada bagian kepalanya. Spingolipid terdapat di hampir
semua membran sel-sel hewan, selubung myelin yang mengelilingi sel-sel
syaraf tertentu.
2. Serebrosida
Serebrosida tidak mengandung fosfat dan tidak memiliki muatan listrik
karena gugus polar kepalanya bersifat netral. Serebrosida seringkali
disebut glikospingolipid karena gugus pada bagian kepala molekul ini
secara khas terdiri dari satu atau lebih unit gula. Golongan ini adalah
glikolipida, suatu nama umum bagi lipida yang mempunyai gugus gula.
Beberapa nama spesifiknya yaitu galaktoserebrosida yang secara khas
ditemukan pada membran sel otak dan glukoserebrosida yang
mengandung D-glukosa terdapat di dalam membran sel jaringan bukan
syaraf.
D. Asam Nukleat
Asam Nukleat berfungsi sebagai tempat penyimpanan sifat individu
yang diwariskan, penyimpanan energi, dan koenzim. Asam nukleat
merupakan polinukleotida, yaitu suatu polimer yang satuan penyusunnya
adalah nukleotida. Nukleotida terdiri atas 3 komponen, yaitu basa
nitrogen, pentosa (gula berkarbon lima), dan gugus fosfat. Ada dua
golongan basa nitrogen, yaitu pirimidin dan purin. Basa nitrogen pirimidin
terdiri atas timin (T), sitosin (S), dan urasil (U) sedangkan purin terdiri
atas Adenin (A) dan guanin (G).
Semua organisme hidup terdiri atas sel, dapat berupa organisme tunggal (uniseluler)
atau bersel banyak (multiseluler). Setiap sel merupakan unit fungsional dan struktural dari
bentuk hidup. Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur yang bervariasi.
Perbedaan pokok sel tumbuhan dan sel hewan adalah bahwa sel tumbuhan
mempunyai dinding sel, adanya plastid dan vakuola yang membesar. Sel tumbuhan berbentuk
seperti peluru, kubus, poliedrik, prisma dan memanjang. Bagian yang ada di sebelah dalam
dinding sel disusun oleh bahan yang disebut protoplasma yang berarti bahan hidup. Bagian
yang disusun oleh protoplasma disebut protoplas.