TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolik yang terjadi secara kronis
karena tubuh tidak mempunyai cukup insulin akibat gangguan sekresi hormon insuln, hormon
insulin yang tidak berkerja sebagaimana mestinya ataupun keduanya. Penyakit ini ditandai
dengan kadar glukosa yang tinggi dalam darah (Kemenkes RI, 2014).
Berdasarkan PAPDI 2014, diabetes melitus tipe lain digolongkan menjadi beberapa
kelompok, yaitu :
2.2 Etiologi
Penyabab DM tipe lain sangat beragam, baik dari faktor internal tubuh maupun faktor
eksternal. Berikut ini adalah berbagai penyebab DM tipe lain (American Diabetes Association,
2010) :
A. Defek genetik fungsi sel beta
1. Pankreatitis
2. Trauma/pancreatectomy
3. Neoplasia
4. Cystic fibrosis
5. Hemochromatosis
6. Fibrocalculous pancreatopathy
7. Lain-lain
D. Endokrinopati
1. Acromegaly
2. Cushing's syndrome
3. Glucagonoma
4. Pheochromocytoma
5. Hyperthyroidism
6. Somatostatinoma
7. Aldosteronoma
8. Lain-lain
E. Karena obat/zat kimia
1. Vacor
2. Pentamidin
3. Asam nikotin
4. Glucokorticoid
5. Hormone tiroid
6. Diazoxide
7. β-adrenergic agonists
8. Thiazide
9. Dilantin
10. γ-Interferon
11. lain-lain
F. Infeksi
1. Congenital rubella
2. Cytomegalovirus
3. Lain-lain
G. Imunologi
1. “Stiff-man” syndrome
2. Anti-insulin receptor antibodies
3. Lain-lain
H. Sindroma genetik lain
1. Down syndrome
2. Klinefelter syndrome
3. Turner syndrome
4. Wolfram syndrome
5. Friedreich ataxia
6. Huntington chorea
7. Laurence-Moon-Biedl syndrome
8. Myotonic dystrophy
9. Porphyria
10. Prader-Willi syndrome
11. Lain-lain
2.3 Patofisiologi
Defek genetik fungsi sel β dapat menyebabkan terjadinya diabetes mellitus dengan
mempengaruhi sekresi atau kerja insulin. Insulin berperan penting untuk menjaga kadar gula darah
dalam tubuh menjadi normal. Kelainan dari sel beta pancreas dapat menyebabkan kelainan
metabolik yang mengakibatkan seseorang tidak dapat mentoleransi glukosa. Pada kelainan ini,
dikenal istilah MODY (Maturity Onset Diabetes of the Young). MODY merupakan subtipe DM yang
disebabkan oleh keturunan autosomal dominan. Karakteristik DM tipe ini yaitu onset lebih awal
terjadinya hiperglikemia, dan penurunans ekresi insulin. Defek genetik yang mengakibatkan defek
fungsisel β yang diakibatkan oleh adanya mutasi pada tempat tertentu seperti: hepatocyte nuclear
transcription factor (HNF) 4α (MODY 1), glucokinase (MODY 2), HNF-1α (MODY 3), insulin
promoter factor (IPF) 1 (MODY 4), HNF-1β (MODY 5), neutroDI (MODY 6), mitokondrial DNA,
dan proinsulin atau insulin conversion (Naylor et. Al, 2018).
Diabetes dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit pankreas yang dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu penyakit yang menyerang pankreas secara langsung seperti panckeatitis,
hemochromatosis, dan kanker pancreas. Sedangkan tipe yang tidak langsung yaitu seperti cushing
syndrome dan acromegaly. Mekanisme pasti tentang penyakit tersebut menyebabkan diabetes melitus
belum diketahui. Gangguan eksokrin pankreas dapat menyebabkan gangguan pada endokrin pankreas
karena letak anatomis yang berdekatan. Data menunjukkan bahwa 50% kasus penyakit eksokrin
pankreas menyebabkan hiperglikemia dan 5% diantaranya menjadi diabetes melitus (Rahman, 2015).
D. Endokrinopati
E. Infeksi
Infeksi yang diketahui berasosiasi dengan diabetes mellitus yaitu congenital rubella dan
cytomegalovirus. Proses infeksi menyebabkan komplemen dan berbagai mediator inflamasi lain
menyerang islet pankreas. Selain itu, proses autoimun pada islet pankreas dapat terjadi yang ditandai
dengan ditemukannya Insulin Auto Antibodies (IAAs) (Burgess, 2009).
Naylor R et. Al. Maturity-Onset Diabetes of the Young Overview. Gene Review Journal. May 24,
2014.
Benjamin et. Al. Genetic Disorders of Insulin Action: Far More than Diabetes. Curr Obes Rep
(2013) 2:293–300
Rahman et. Al. Pancreatic Disorders and Diabetes Mellitus-A Review. Faridpur Med. Coll. J.
2015;10(1):36-39.
OP Ganda. Prevalence and Incidence of Secondary and Other Types of Diabetes.2011 : 69-81
Burgess. Congenital rubella and diabetes mellitus. Diabetologia. February 2009, Volume 52,
Issue 2, pp 369–370