Oleh
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada setiap alat ukur terdapat suatu nilai skala yang tidak dapat dibagi – bagi
lagi, inilah yang disebut dengan Nilai Skala Terkecil (NST). Ketelitian suatu alat
ukur sangat bergantung pada NST (Tim Erlangga Fokus SMA, 2014).
Jangka sorong adalah alat ukur untuk menghitung panjang, lebar, tinggi,
diameter luar dan dalam, serta kedalaman lubang suatu benda. Jangka sorong
dapat mengukur hingga ketilitian 0,1 mm. Skala utama terletak di batang jangka
sorong, sedangkan pada rahang sorong diberi skala sebanyak 10 bagian dengan
panjang 9 mm maka disebut skala nonius. Cara membaca nilai skala nonius
jangka sorong sebagai berikut.
1. Jika jumlah skala nonius adalah 10 maka nilai terkecil skala tersebut adalah 1
mm/10 = 0,1 mm
2. Jika jumlah skala nonius adalah 20 maka nilai terkecil skala tersebut adalah 1
mm/20 = 0,05 mm
3. Jika jumlah skala nonius adalah 50 maka nilai terkecil skala tersebut adalah 1
mm/50 = 0,02 mm (Kafa Pramitha A. I. A., 2018)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Jangka sorong
2. Balok
3. Jas laboratorium (dibawa praktikan)
4. Buku panduan praktikum (dibawa praktikan)
5. alat tulis (dibawa praktikan)
6. Kalkulator (dibawa praktikan)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil, antara lain sebagai berikut.
33 0 9,2 15 0 4 53 0 7,2
(jumlah)
rata-rata)
4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini, dilakukan pengukuran menggunakan jangka sorong,
bahan yang akan diukur adalah sebuah balok. Dalam percobaan kali ini dilakukan
sebanyak 5 kali pengukuran pada masing – masing bagian bahan. Bagian yang
diukur adalah panjang, lebar, dan tinggi. Pengukuran dilakukan pada tiap – tiap
bagian bahan sehingga dihasilkan nilai rata – rata. Untuk bagian panjang balok
didapatkan nilai rata – rata 6,6cm , lebar balok rata – rata 3cm, dan tinggi balok
rata – rata 10,6cm. Dari hasil pengukuran yang diperoleh, dihasilkan perbedaan
hasil pada pengulangan pengukuran, hal tersebut dikarenakan perbedaan titik
permukaan balok yang diambil saat akan mengukur dan mungkin juga karena saat
penggunaan jangka sorong yang terlalu kuat dan terlalu longgar, namun biasanya
perbedaan yang dihasilkan pun tidak terlalu besar.
6
BAB V
KESIMPULAN
1. Mengetahui dan dapat menggunakan salah satu alat ukur dasar dalam fisika,
yaitu jangka sorong. Cara menggunakan jangka sorong adalah sebagai berikut:
a) Geser Rahang Sejauh Ukuran Benda.
Rahang yang tidak fix digeser sejauh ukuran benda, setelah itu geser lagi
ke arah benda dan pastikan tidak ada jarak atau kedua rahang menyentuh
dan menjepit benda.
b) Kunci/Rapatkan Screw Lock.
Setelah posisi rahang sudah menyentuh benda, langkah selanjutnya
adalah mengunci screw lock. Tujuannya adalah agar hasil ukuran yang
dilakukan ini tidak berubah jika ada getaran, tersenggol dan dapat kita catat
dengan nilai yang sesuai.
c) Membaca Nilai Jangka Sorong.
Langkah selanjutnya adalah membaca nilai yang ditunjukkan pada skala
utama, Dalam membaca nilai jangka sorong, yang perlu diperhatikan adalah
skala utama dan skala nonius, selain itu nilai setiap 1 garis dari pada skala
nonius.
x x
x = x x x ....
1 2 3
n
n menunjukan banyaknya percobaan yang dilakukan dan angka x1, x2, x3 dan
seterusnya menunjukan hasil percobaan ke 1, ke 2, ke 3 dan seterusnya.
8
X X
n
2
i
x = i 1
(n 1)
3. Dapat mengolah data hasil pengukuran, dengan hasil seperti tabel dibawah:
33 0 9,2 15 0 4 53 0 7,2
(jumlah)
rata-rata)
9
DAFTAR PUSTAKA
Choi, J. -H., F. Kim, J. -B. Kim, and Y. Zang. 2002. “Audit Office Size, Audit
Quality and Audit Pricing”. Auditing: A Journal of Practice and Theory 29:1,
73-97.
https://www.ilmiahku.com/2019/12/laporan-praktikum-pengukuran.html.
Diunduh 2020 Okt 08
Karyono, Dwi Satya Palupi, Suharyanto. 2009. Fisika untuk SMA dan MA KelasX.
Jakarta : Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Tim Erlangga Fokus SMA. 2014. Erlangga Fokus UN SMA/MA 2014 Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta