Anda di halaman 1dari 25

KONSEP DAN ASKEP BAYI BARU

LAHIR

Dosen Pengampu:

Gusti Lestari Handayani, A.Per.Pend, M.Kes

Di Susun Oleh:

Reza Afriyana (PO71200190010)

Tingkat: IIB

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah penulis susun

sebagai tugas dari mata kuliah Manajemen Keperawatan dengan judul" Konsep Dan Askep Bayi

Baru Lahir”

Terimakasih penulis sampaikan kepada Ibu Gusti Lestari Handayani, A.Per.Pend, M.Kesselaku

dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas yang telah membimbing demi lancarnya

terselesaikan tugas makalah ini.

Demikianlah tugas ini penulis susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tuga mata kuliah

Keperawatan Maternitas dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami dan

khususnya pembaca

Jambi , Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................  

DAFTAR ISI .........................................................................................................................................     

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................

1.1 Latar belakang..................................................................................................................................

1.2 Tujuan...............................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................

2.1 Pengertian.........................................................................................................................................

2.2 Fisiologi............................................................................................................................................

2.3 Penanganan Bayi Baru Lahir............................................................................................................

2.4 Pematauan Bayi Baru Lahir..............................................................................................................

2.5 Mekanisme Kehilangan Panas Pada Bayi Baru Lahir......................................................................

2.6 Penilaian Bayi Untuk Tanda – Tanda Kegawatan............................................................................

2.7 Komplikasi Yang Sering Terjadi Pada Bayi Baru Lahir .................................................................

2.8 Asuhan Keperawatan Pada Bayi Baru Lahir....................................................................................

BAB III PENUTUP................................................................................................................................

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................................

3.2 Saran ................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir  (neonatus), lahir melalui jalan lahir

dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan

dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama

diluar rahim sampai dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari

kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir

pada semua system.

Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan pula miniature

anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung

pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri.Masa perubahan yang paling besar

terjadi selama jam ke 24-72 pertama.Transisi ini hampir meliputi semua system organ tapi yang

terpenting bagi anastesi adalah system pernafasan sirkulasi,ginjal dan hepar.Maka dari itu

sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu anastesi

terhadap neonates (BBL).

1.2 Tujuan Penulisan

1.      Untuk Mengetahui Tentang Pengertian Neonatus

2.      Untuk Mengetahui Tentang Fisiologi

3.      Untuk Mengetahui Tentang Penanganan Bayi Baru Lahir


4.      Untuk Mengetahui Tentang Pematauan Bayi Baru Lahir

5.      Untuk Mengetahui Tentang Mekanisme Kehilangan Panas Pada Bayi Baru Lahir

6.      Untuk Mengetahui Tentang Penilaian Bayi Untuk Tanda – Tanda Kegawatan

7.      Untuk Mengetahui Tentang Komplikasi Yang Sering Terjadi Pada Bayi Baru Lahir

8. Untuk Mengetahui Tentang  Asuhan Keperawatan Pada Bayi Baru Lahir


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

           Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari (wewenang maternitas

adalah 0-40 hari). Periode neonatal atau neonatus adalah bulan pertama kehidupan. Selama

periodeneonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan yang amat manakjubkan. (Mary

Hamilton,1995: 217) Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir

dengan umur kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara

spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara

2500-4000 gram.

2.1 Fisiologi

a. Respirasi

Perubahan yang penting pada neonatus adalah respirasi. Pada saat intarauterin, paru-paru

berisi ± 20 cc/KgBB. Pada saat lahir, cairan tersebut digantikan dengan udara. Dengan

kelahiran pervaginam, cairan tersebut dikeluarkan melalui trakea dan paru-paru. Nafas

yang pertama merupakan reflek dari perubahan tekanan, perubahan suhu, suara dan

sensasi fisik pada saat kelahiran dengan permukaan yang relative kasar. Disisi lain,

kemoreseptor di aorta berespon terhadap penurunan PO2 (dari 80 mmHg ke 15 mmHg),

peningkatan CO2 (dari 40 mmHg ke 70 mmHg) dan penurunan pH arteri. Depresi

pernafasan tersebut terjadi karena terputusnya tali pusat. Nafas pertama bersifat dangkal

dan tidak teratur ± 30-60 x/menit disertai periode apnea pendek (<15”). Bayi baru lahir

lebih menyukai bernafas melalui hidung. Saat mengalami pembuntuan, reflek yang
digunakan adalah membuka mulut, tetapi kemampuan tersebut baru dimiliki setelah usia

3 minggu, oleh karena itu bayi mudah mengalami cyanosis jika mengalami obstruksi

hidung.

b. Sirkulasi

System sirkulasi mengalami perubahan saat lahir, foramen ovale, duktus arteriosus dan

duktus venosus menutup. Arteri dan vena umbilical serta arteri hepatica menjadi

ligament. Tekanan arteri pulmonal menurun menyebabkan penurunan tekanan artrium

kanan. Peningkatan aliran darah yang kembali kesisi kiri jantung meningkatkan tekanan

atrium kiri. Perubahan tekanan ini menyebabkan penutupan foramen ovale. Selama

beberapa hari, menangis menyebabkan pengembalian aliran darah melalui foramen ovale

dan menyebabkan cyanosis. Saat level PO2 arteri mendekati 50 mmHg, duktus arteriosus

menutup kemudian duktus tersebut menjadi ligament. Dengan pematangan tali pusat,

arteri dan vena umbilical serta duktus venosus menutup cepat dan menjadi ligament.

c. Termoregulasi

Pengendalian panas adalah cara kedua untuk menstabilkan fungsi pernafasan dan

sirkulasi bayi. Termoregulasi adalah upaya mempertahankan keseimbangan antara

produksi dan pengeluaran panas. Bayi bersifat homeothemic yang artinya berusaha

menstabilkan suhu badan internal dalam rentang yang pendek. Hipotermi dan kehilangan

panas yang berlebihan merupakan kejadian yang membahayakan. Termogenesis pada

bayi dipenuhi oleh brown fat dan meningkatkan aktifitas metabolisme otak, jantung dan

liver. Brown fat terletak pada antara kedua scapula dan axila, serta didalam pintu masuk

dada, sekitar ginjal dan vertebra. Lemak tersebut mengandung banyak pembuluh darah

dan saraf daripada lemak biasa.


d. Hematologi

Hb bayi lebih banyak dari orang dewasa yaitu 14,5-22,5 g/dl, tetapi merupakan HbF yaitu

Hb yang usianya lebih pendek dari orang dewasa (40-90 hari). Dengan simpanan Fe

selama dalam kandungan, bayi akan membuat Hb yang baru. Simpanan Fe dapat

dipertahankan sampai usia 5 bulan.

e. Sistem Renal

Pada usia khamilan empat bulan, ginjal bayi sudah terbentuk dan sudah bisa

memproduksi urine. Urin akan dikeluarkan kedalam cairan amnion. Fungsi renal seperti

orang dewasa baru bisa dipenuhi saat bayi berusia 2 bulan. Saat lahir biasanya bayi akan

BAK sedikit dan kemudian tidak BAK selam 12-24 jam, kemudian akan BAK 6-10

x/menit. Urin berwarna kuning, berjumlah 15-60 cc/KgBB.

f. Gastrointestinal

Bayi aterm sudah bisa menelan, mencerna dan mengolah serta menyerap protein dan

karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak sederhana. Bayi yang hidrasinya baik,

mukosa mulutnya basah, merah muda. Setelah lahir ada sedikit mucus yang tersisa

dimulut bayi.

g. Sistem Hepatika

Liver dan gall blader dibentuk usia kehamilan 4 bulan. Liver dapat diraba pada bayi baru

lahir 1 cm dibawah costa kanan karena liver memenuhi ± 40 % kavitas abdomen. 50 %

bayi aterm mengalami hyperbilirubinemia yang fisiologis sebagai akibat dari frekuensi

produksi bilirubin yang tinggi dari pemecahan RBC yang lebih banyak dari dewasa,

selain itu ada sejumlah bilirubin yang diserap kembali dari usus halus.

h. Sistem Imunologi
System imunologi pada bayi baru berkembang pada fase awal ekstrauterin dan belum

aktif sampai dengan beberapa bulan. Selam tiga bulan pertama, bayi dilindungi oleh

imunitas pasif dari ibu.

i. Sistem integument

Vernix caseosa, suatu lapisan putih seperti keju, menutupi bayi saat lahir, fungsinya

masih belum jelas. Dalam 24 jam vernix caseosa akan diabsorsi kulit dan hilang

seluruhnya, jadi tidak perlu dibersihkan.

j. Sistem Reproduksi

Perempuan:

a. Ovarium sudah berisi ribuan sel-sel primitive (folikel primordial).

b. Peningkatan estrogen selama kehamilan didikuti dengan penurunan yang tiba-tiba

saat kelahiran menyebabkan terjadinya pengeluaran darah atau mucus dari vagina

disebut pseudomenstruasi.

c. Genetalia eksterna edema dan hiperpigmentasi.

d. Labia mayor dan minor sudah menutupi vestibulum.

e. Vernix caseosa terdapat dikedua labia.

Laki-laki:

a. Testis sudah turun kedalam scrotum pada 90 % bayi.

b. Spermatogenesis belum terjadi, baru terjadi saat pubertas.

c. Sering terjadi hidriceles yaitu akumulasi cairan disekitar testis, bisa sembuh

sendiri.
k. System Muskuloskeletal

Pertumbuhan tulang terjadi cephalocaudal. Kepala mempunyai panjang ¼ dari panjang

badan bayi, dengan lengan lebih panjang sedikit dari kaki. Ukuran dan bentuk kepala

dapat sedikit berubah akibat penyesuaian dengan jalan lahir disebut molding.

2.3 Penanganan bayi baru lahir

Tujuan utama perawatan bayi baru lahir adalah:

1. Membersihkan jalan nafas.

Bayi normal akan menangis spontan segera setelah dilahirkan. Apabila bayi tidak

langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai

berikut:

a. Letakkkan bayi pada posisi telentang ditempat yang keras dan hangat.

b. Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi lebih bayi

lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah

ke belakang.

c. Bersihkan rongga hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan

yang dibungkus kasa steril.

d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3 kali atau gosok kulit bayi dengan

kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi akan segera

menangis.

e. Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kerusakan otak.

Oleh karena itu segera bersihkan mulut dan hidung bayi baru lahir. Observasi

warna kulit, adanya meconium dalam hidung atau mulut.


f. Bantuan untuk memulai pernafasan diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang

adekuat.

g. Dokter atau tenaga medis hendaknya melakukan pemompaan setelah 1 menit bayi

tidak menangis.

2. Memotong dan merawat tali pusat.

Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak menentukan dan

mempengaruhi bayi, kecuali bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis maka

tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi.

Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan

pengikat steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat

dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70 % atau povidon iodin 10 % serta dibalut kasa

steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan setiap basah atau kotor. Sebelum

memotong tali pusat. Pastikan bahwa tali pusat sudah diklem dengan baik untuk

mencegah terjadinya perdarahan.

3. Mempertahankan suhu tubuh bayi.

Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan

membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir di

bungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur

yang hangat sampai suhu tubuhnya stabil. Suhu tubuh bayi harus dicatat.

4. Memberikan vitamin K.

Pemberian vitamin K dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi

vitamin K. Vitamin K diberikan peroral 1 mg/ hari selama 3 hari, sedangkan bayi yang

beresiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg I.M.


5. Memberikan obat tetes/ salep mata.

Setiap bayi lahir perlu diberikan tetes mata atau salep mata setelah 5 jam bayi lahir untuk

mencegah terjadinya penyakit mata karena klamidia. Tetes atau salep mata yang

diberikan adalah eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1 %.

6. Identifikasi bayi baru lahir.

Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia ditempat penerimaan pasien.

Kamar bersalin dan ruang rawat bayi. Peralatan yang digunakan hendaknya kebal air

dengan tepi yang halus dan tidak melukai, tidak mudah robek dan tidak mudah lepas.

Pada gelang atau alat identifikasi harus tercantum:

a. Nama (bayi, nyonya).

b. Tanggal lahir.

c. Nomor bayi.

d. Jenis kelamin.

e. Unit.

f. Nama lengkap ibu. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan

mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. Ukurlah berat lahir,

panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam medik.

7. Mencegah terjadinya infeksi.

Dapat dilakukan dengan perawatan tali pusat yang aseptik dan antiseptik. Pemberian tetes

atau salep mata untuk mencegah infeksi pada mata.


2.4 Pemantauan bayi baru lahir

Bayi baru lahir dilakukan untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi

masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian. Yang perlu dipantau pada bayi

baru lahir adalah:

1. Suhu badan dan lingkungan.

Suhu badan bayi perlu diukur  dan dicatat secara teratur untuk mengetahui adanya

peningkatan suhu tubuh sehingga dapat segera dilakukan tindakan yang tepat dan cepat.

2. Tanda – tanda vital.

a. Suhu tubuh bayi diukur melalui ketiak atau dubur bayi.

b. Nadi dapat dipantau di semua titik – titik nadi perifer.

c. Pernafasan yang normal pada bayi baru lahir adalah perut dan dada bergerak

bersamaan tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar adanya suara pada waktu

inspirasi maupun ekspirasi. Gerak pernafasan 30 – 50 kali permenit.

d. Tekanan darah dipantau bila ada indikasi.

3. Mandi dan perawatan kulit.

Dalam keadaan normal kulit bayi baru lahir adalah kemerahan dan terjadi pengelupasan

ringan. Mandi pada bayi baru lahir sangat diperlukan untuk merawat kebersihan kulit dan

menjaga kelembaban kulit dan suhu tubuh.

4. Pakaian.

Pakaian pada bayi dapat menjaga kehangatan suhu tubuh bayi. Sehingga bayi tidak jatuh

pada keadaan hipotermia. Pakaian juga dapat melindungi kulit bayi dari resiko cidera/

tergores.

5. Perawatan tali pusat.


Perawatan tali pusat dilakukan secara aseptik dan antiseptik untuk mencegah terjadinya

infeksi pada tali pusat.

2.5 Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir (Depkes, 2002)

1. Evaporasi adalah cara kehilangan panas utama pada tubuh bayi. Kehilangan panas terjadi

karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi. setelah lahir karena bayi

tida langsung dikeringkan atau terjadi setelah bayi dimandikan.

2. Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan

permukaan yang dingin, miasal bayi yang diletakkan diatas meja, tempat tidur atau

timbangan yang dingin cepat mengalami kehilangan panas tubuh melalui konduksi

3. Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayiterpapar dengan udara disekitar

yang telah dingin, bayi yang dilahirkan di ruangan yang dingin cepat mengalmi

kehilingan panas. Kehilangan panas terjadi jika ada tiupan kipas angin, aliran udara atau

penyejuk ruangan.

4. Radiasi adalah kehilangan pnas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat berada yang

mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur tubuh bayi, bayi akan

mengalami kehilangan panas melalui car ini.  Benda yang lebih dingin tersebut tidak

bersentuhan langsung dengan panas bayi.

2.6 Penilaian bayi untuk tanda – tanda kegawatan

Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda –tanda kegawatan/ kelainan yang menunjukkan

suatu penyakit.
1. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda –

tanda berikut:

a. Sesak nafas.

b. Frekuensi pernafasan 60 X/mnt.

c. Gerak retraksi dada.

d. Malas minum.

e. Panas atau suhu badan bayi rendah.

f. Bayi kurang aktif.

g. Berat lahir rendah (1500 – 2500 gram).

2. Tanda – tanda bayi sakit berat.

Apabila terdapat salah satu atau lebih tanda – tanda berikut ini:

a. Sulit minum.

b. Sianosis sentral (lidah biru).

c. Perut kembung.

d. Periode apneu.

e. Kejang / periode kejang – kejang kecil.

f. Merintih.

g. Perdarahan.

h. Sangat kuning.

i. Berat badan lahir < 1500 gram.

2.7 Komplikasi yang sering terjadi pada bayi baru lahir

1. Icterus neonatorum
Kira-kira 1/3 dari bayi yang baru lahir , memperlihatkan icterus antara Hari ke 2 dan ke 5

yang dinamakan icterus fisiologis yang ditimbulkan oleh hyperbilirubinaemia yang

disebabkan oleh:

a. Penghancuran erytrocyt yang hebat.

Kehidupan intra uterin terdapat polycytaemia untuk mengimbangi kadar O2 yang

rendah. Sedangkan untuk kehidupan diluar tidak diperlukan sedemikian banyak

erythrocyte.

b. Hati bayi belum berfaal baik, sehingga tidak dapat mengubah Bilirubin I menjadi

bilirubin II.Pada anak premature icterus biasanya lebih hebat dan lebih lama lagi

karena faal hati masih sangat kurang.

2. Kehilangan Berat Badan

Selama 3 atau 4 hari yang pertama bayi boleh dikatakan hampir tidak kemasukan cairan

(Asi belum lancar). Sedangkan bayi mengeluarkan faeces, urine dan peluh dengan cukup

banyak maka BB bayi turun. Kehilangan BB tidak boleh lebih dari 10%.

2.8 Asuhan Keperawatan

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan bayi dsapat dilakukan segera setelah status kardiovaskuler aman dan secara berkala.

1. Penampilan umum

a. BB 2500-4000 gram, akan berkurang 3-5 hari, tetapi tidak boleh > 10 %, biasanya

akan naik kembali setelah hari ke 8-12.

b. PB 46-56 cm.

c. Suhu 36,5-37,5 0C.


2. Kepala

a. Ukur: lingkar kepala

b. Periksa adanya caput atau cepal hematom, molding, fontanel anterior dan

posterior.

c. Periksa bentuk telinga.

d. Simetris tidaknya wajah.

e. Periksa mata: bentuk, letak, ukuran, pupil, reflek cahaya, adanya perdarahan.

f. Periksa mulut: bibir, palatum, lidah, gigi.

g. Periksa hidung: septum, simetris atau tidak.

h. Periksa leher: Ukuran simetris/tidak, Gerakan baik/kurang baik, Pergerakan otot.

3. Kulit

a. Vernix caseosa

b. Lanugo terutama diwajah, bahu (lebih banyak pada premature)

c. Warna kulit (biasanya bayi akan mengalami akrosianosis, lalu badan akan

semakin merah jika bayi menangis), adanya bintik-bintik, deskuamasi, kering.

d. Pembesaran payudara.

e. Bercak meconium pada kulit, tali pusat, kuku jari.

f. Cairan amnion, bau.

g. Cari adanya jaundice dengan menekan kulit, maka warna kuning akan lebih jelas.

4. Dada

a. Diameter anteroposteriorhampir sama dengan diameter transversa (diameter

diukur sedikit diatas putting), lebih pendek daripada abdomen.

b. Pembesaran payudara, witch’s milk.


c. Palpasi/auskultasi PMI, frekuensi, kualitas HR (120-160 x/menit) dan murmur.

d. Karakteristik respirasi, cracles, ronchi, suara nafas tiap-tiap sisi dada, frekuensi

30-60 x/menit (dad dan perut bergerak bersama, hitung 1 menit penuh), periode

apnea.

5. Abdomen

a. Bentuk: simetris/tidak

b. Bising usus: ada/ tidak

c. Kelainan: cekung/cembung

d. Tali Pusat, pembuluh darah, perdarahan, kelainan tali pusat.

6. Neurologik

a. Tonus otot.

b. Reflek: moro reflek, tonik neck reflek, palmar graps reflek, walking reflek,

rooting reflek, sucking reflek.

7. Kelamin

a. Bayi perempuan, labia mayora/minora, sekresi vaginal, kelainan, Anus.

b. Bayi laki-laki, scrotum, testis, penis, kelainan.

8. Punggung

Adanya benjolan atau defek yang lain ( bayi harus ditengkurapkan )

9. Ektremitas

a. Kelengkapan jari, adanya sindaktili dan polidaktili.

b. Bentuk ekstremitas, bandingkan panjang kedua kaki, tinggi lutut, dan gerakannya

dengan menekuk kedua paha kekanan kiri abdomen.


Penilaian APGAR Score

APGAR Pemeriksaan 0 1 2
Appearance/w Inspeksi Biru/pucat Badan merah, Semua merah

arna kulit seluruh tubuh ekstremitas biru


Pulse/denyut Auskultasi Tidak terdengar < 100 x/menit > 100 x/menit

jantung jantung
Grimace/ Menghisap atau Tidak ada respon Menyeringai Menangis keras

reflek iritabily rangsang lain


Activity/ Inspeksi Lemah Fleksi Gerak aktif

tonus otot ekstremitas


Respiration/pe Inspeksi Tidak ada Menangis Gerakan

rnafasan gerakan lemah atau pernafasan kuat/

pernafasan merintih menangis kuat


Total score:

0-3: asfiksia berat

4-6: asfiksia sedang

7-10: asfiksia ringan

Periode trasisional pada neonates

1. Periode I: reaktivitas (30 menit pertama setelah lahir). Bayi terjaga dengan:

a. Buka mata

b. Memberikan respon terhadap stimulus

c. Mengisap dengan penuh semangat dan menangis

d. RR 82 x/ mnt

e. Denyut jantung sampai 180 x/mnt

f. Bising usus aktif


g. Restfulness mengikuti fase awal reaktivitas dan berlangsung 2 sampai 4 jam.

Kemudian suhu tubuh, pernafasan, nadi menurun.

2. Periode II: reaktivitas (berlangsung 2 sampai 5 jam). Bayi bangun dari tidur yang

nyenyak:

a. Denyut jantung dan kecepatan pernafasan meningkat

b. Reflek gag aktif

c. Mungkin mengeluarkan meconium & urine

d. Menghisap

e. Lendir pernafasan berkurang.

3. Periode III: stabilisasi (12 sampai 24 jam setelah lahir). Bayi lebih mudah tidur dan

terbangun:

a. Tanda-tanda vital stabil

b. Kulit berwarna kemerahan dan hangat.

Diagnosa Keperawatan

1. Resiko infeksi berhubungan dengan sumbatan atau kotoran pada tali pusat

Tujuan: tidak terjadi infeksi pada tali pusat

Intervensi:

a. Kaji adanya bau atau cairan pada tali pusat

R: Cairan pada tali pusat dapat menunjukkan adanya infeksi

b. Lakukan perawatan pada tali pusat dengan alcohol

R: Alcohol dapat mencegah infeksi yang terjadi pda tali pusat

c. Ganti nouvel gauze pada tali pusat setiap habis mandi


R: Nouvel gauze diganti untuk mencegah terjadinya infeksi

d. Kaji adanya tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu tubuh, kemerahan disekitar

tali pusat.

R: Peningkatan suhu tubuh, kemerahan disekitartali pusat dapat menunjukkan adanya

infeksi

e. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

R: mencuci dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial

f. Jaga lingkungan tetap bersih

R: Lingkungan yang bersih dapat menjaga kesehatan janin

2. Resti hipotermi berhubungan dengan perubahan suhu

Tujuan: hipotermi tidak menjadi aktual

Intervensi:

a. Segera bungkus bayi dengan selimut kering.

R: Mencegah penguapan suhu melalui evaporasi

b. Observasi suhu bayi tiap 4 jam

R: Deteksi dini bila terjadi hipotermi

c. Jaga lingkungan tetap hangat dan kering

R: Mencegah penguapan suhu

d. Dekatkan bayi dengan ibu sesering mungkin

R: Dekapan ibu membuat bayi merasa hangat

3. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi mucus


Tujuan: pola nafas efektif

Intervensi:

a. Bersihkan muka dengan kasa/ kain bersih dari darah dan lendir segera setelah kepala

bayi lahir.

R: Mengurangi resiko terjadinya aspirasi dan usaha untuk membebaskan jalan nafas

bayi.

b. Hisap lendir dengan menggunakan penghisap lendir atau kateter pada sisi mulut atau

hidung.

R: Membersihkan jalan nafas sehingga kebutuhan O2 dapat terpenuhi dengan pola

nafas yang efektif.

c. Miringkan bayi kekanan untuk mencegah regurgitasi

R: Mencehah terjadinya aspirasi yang dapat menimbulkan terjadinya gagal nafas pada

bayi.

d. Bersihkan jalan nafas

R: Membebaskan jalan nafas bayi.

e. Pertahankan suplai oksigen adekuat

R: Memeuhi kebutuhan oksigen yang diperlukan bayi.

Evaluasi

1. Tidak terjadi infeksi pada tali pusat

2. Hipotermi tidak menjadi actual


3. Pola nafas efektif

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur

kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa

gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.

Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium, namun kadang-

kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan

laboratorium sesuai indikasi tertentu

Obat profilaksis yang rutin diberikan pada bayi baru lahir yaitu:

1. Vitamin K

2. Tetes / zalf mata

3.2 Saran

Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekuarangn dan kesalahan, kami mohon maaf.

Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat

membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA
Arief, Mansjoer. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Penerbit Media

Aesculapius. Jakarta

Carpenito, Lynda Juall. (1999). Buku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran, Egc.

Jakarta

Doengoes E. Marylin. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran, Egc.

Jakarta

Doengoes E. Marylin. (2001). Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi, Egc. Jakarta

Mansjoer,Dkk.2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Iii Jilud 2.Jakarta. Mediaaesculapius

Abdul Atif,1993.Penatalaksanaan Anastesi Pada Bedah Akut Bayi Baru Lahir.Jakarta

Warih Bp,Abubakar M.1992.Fisiologi Pada Neonates.Surabaya

Http://Sis-Doank27.Blogspot.Com/2010/06/Askep-Bayi-Baru-Lahir-Normal.Html

Depkes Ri,1992 Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga

Muslihatun,Wafi Nur.2010.Asuhan Bayi Dan Balita.Yogyakarta:Fitramaya

Djuanda,Adji,Prof,Dr,Spkk,Dkk.2010. Mims Indonesia Petunjuk Konsultasi.Jakarta.Cmp

Medika

Anda mungkin juga menyukai