Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FILSAFAT

LANDASAN KEBERADAAN ILMU

EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI

Oleh:

Saddam Naja Maulana (43040200065)

Aditya Yusuf Rahmat (43040200066)

Rahma Nurhardini (43040200067)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga pembuatan makalah yang berjudul Landasaan
Keberadaan Ilmu Epistemologi dan Aksiologi dapat teselesaikan. Makalah ini ditulis guna
memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Filsafat Ilmu di IAIN Salatiga.
Selain itu penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang Ilmu Filsafat.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dini Rahmantika,


S.H.I., S. Hum., M. Hum. selaku dosen matakuliah Filsafat Ilmu. Tugas yang telah diberikan
ini dapat menambah wawasan penulis.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan yang perlu


disempurnakan. Oleh karena itu, saran dan masukan dari semua pihak sangat kami harapkan.
Semoga makalah Landasaan Keberadaan Ilmu Epistemologi dan Aksiologi Iini bermanfaat.

Wassalamualaikum

Salatiga, 24 Oktober 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2


BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5
1. Epistemologi....................................................................................................................... 5
1.2 Epistemologi Al-Quran................................................................................................. 6
2. Aksiologi ............................................................................................................................ 7
BAB III ...................................................................................................................................... 9
KESIMPULAN .......................................................................................................................... 9
Saran ....................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Filsafat merupakan sikap atau pandangan hidup dan sebuah bidang terapan untuk
membantu individu untuk mengevaluasi keberadaannya dengan cara yang lebih
memuaskan. Filsafat membawa kita kepada pemahaman dan pemahaman membawa kita
kepada tindakan yang telah layak, filsafat perlu pemahaman bagi seseorang yang
berkecimpung dalam dunia pendidikan karena ia menentukan pikiran dan pengarahan
tindakan seseorang untuk mencapai tujuan.

Filsafat membahas segala sesuatu yang ada bahkan yang mungkin ada baik
bersifat abstrak ataupun riil meliputi Tuhan, manusia dan alam semesta. Sehingga untuk
paham betul semua masalah filsafat sangatlah sulit tanpa adanya pemetaan-pemetaan dan
mungkin kita hanya bisa menguasai sebagian dari luasnya ruang lingkup filsafat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian epistemologi?

2. Apa pengertian aksiologi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari epistemologi.

2. Untuk mengetahui pengertian dari aksiologi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Epistemologi

Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yang bermaksud pengetahuan. Kata


tersebut terdiri dari dua suku kata yaitu logic yang bererti pengetahuan dan episteme yang
bermaksud tentang pengetahuan. Jadi pengertian etimologi tersebut, maka dapatlah
dikatakan bahawa epistemologi merupakan pengetahuan tentang pengetahuan.
Epistemologi juga mempunyai berbagai pengertian yang diungkapkan para ahli yang
dijadikan pijakan untuk memahami apa sebenarnya epistemologi itu membawa makna.
Epistemologi adalah nama lain dari logika material atau logika mayor yang membahas
dari isi pikiran manusia, yaitu pengetahuan. Epistemologi merupakan studi tentang
pengetahuan, bagaimana mengetahui benda-benda. Pengetahuan ini berusaha menjawab
pertanyaan-pertanyaan seperti: cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan
dan jenis-jenis pengetahuan.
Menurut epistemologi, setiap pengetahuan manusia merupakan hasil dari
pemeriksaan dan penyelidikan benda hingga akhirnya diketahui manusia. Dengan
demikian epistemologi ini membahas sumber, proses, syarat, batas fasilitas, dan hakekat
pengetahuan yang memberikan kepercayaan dan jaminan bagi guru bahwa ia memberikan
kebenaran kepada murid-muridnya.
Fungsi epistemologi dalam bidang keilmuan dapat membantu pengembangan
pemikiran mengenai suatu masalah dan mendorong manusia berfikir kritis tentang suatu
kejadian, sebab-akibat dan lain sebagainya.
Contohnya tatkala seorang anak manusia baru lahir, ia tidak mempunyai
pengetahuan sedikit pun. Nanti tatkala ia berumur 40 tahunan, pastinya pengetahuan
seorang manusia tersebut sudah banyak sekali, sementara kawannya yang seumuran
dengan dia mungkin mempunyai pengetahuan yang lebih banyak dari pada dia, baik dalam
bidang yang sama maupun berbeda. Sehingga kita dapat mengetahui mengapa mereka itu
masing-masing mendapat pengetahuan itu? Mengapa dapat juga berbeda tingkat
akurasinya? Hal inilah yang akan dibahas dalam hal epistemologi.
Epistemologi mempelajari tentang hakikat dari pengetahuan, justifikasi, dan
rasionalitas keyakinan. Banyak perdebatan dalam epistemologi berpusat pada empat
bidang:
1. Analisis filsafat terkait hakikat dari pengetahuan dan bagaimana hal ini berkaitan
dengan konsep-konsep seperti kebenaran, keyakinan, dan justifikasi.
2. Berbagai masalah skeptisisme.
3. Sumber-sumber dan ruang lingkup pengetahuan dan justifikasi atas keyakinan.
4. Kriteria bagi pengetahuan dan justifikasi.

5
Epistemologi membahas pertanyaan-pertanyaan seperti "Apa yang membuat
kebenaran yang terjustifikasi dapat dijustifikasi?",Apa artinya apabila mengatakan bahwa
seseorang mengetahui sesuatu? dan pertanyaan yang mendasar, Bagaimana kita tahu
bahwa kita tahu?
Istilah 'Epistemologi' pertama kali digunakan oleh filsuf Skotlandia James
Frederick Ferrier pada tahun 1854. Namun, menurut Brett Warren, Raja James VI dari
Skotlandia sebelumnya telah mempergunakan konsep filosofis ini dan menggunakannya
sebagai personifikasi, dengan istilah Epistemon, pada tahun 1591Menurut J.Sudarminta,
Epistemologi bermaksud mengkaji dan mencuba mencari ciri-ciri umum dan hakiki dari
pengetahuan manusia seperti mengkaji andaian-andaian dan syarat-syarat logik yang
mendasari dimungkinkannya pengetahuan serta mencuba memberi
pertanggungjawaban rasional terhadap kebenaran dan objektifnya, ia juga menimbang
dan menentukan secara rasional nilai kognitif pengalaman manusia dalam interaksinya
dengan diri, lingkungan sosial, dan alam sekitarnya serta menentukan mana yang betul
dan mana yang keliru berdasarkan norma epistemik. (J. Sudarminta. 2006)

Menurut Musa Asy’arie, epistemologi adalah cabang filsafat yang


membicarakan mengenai hakikat ilmu, dan ilmu sebagai proses adalah usaha yang
sistematik dan metodik untuk menemukan prinsip kebenaran yang terdapat pada suatu
objek kajian ilmu. Menurut Dagobert D.Runes pula, epistemologi adalah cabang filsafat
yang membahas sumber, struktur, metode-metode dan pengesahan pengetahuan.
Sementara itu, Azyumardi Azra menambahkan, bahawa epistemologi sebagai “ilmu yang
membahas tentang keaslian, pengertian, struktur, metode dan pengesahan ilmu
pengetahuan”. Epistemologi Islam adalah cabang falsafah yang membincangkan asas-asas
pengetahuan, sumber pengetahuan, ciri-ciri pengetahuan, pengukuran
kebenaran/kesahihan pengetahuan dan bagaimana untuk mendapatkan pengetahuan
berdasarkan perkembangan pemikiran Islam (Zaprulkhan. 2014). Jadi, Epistemologi
dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber

Tinjauan epistemologi manajemen kelas teori belajar sibernetik adalah proses


pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding),
diikuti penyimpanan informasi, (storage), dan diakhiri dengan pengungkapan kembali

1.2 Epistemologi Al-Quran


Dalam uraian ini, epistemologi Al-Quran dibagi ke dalam tiga pokok
pembahasan yang penting.

Pertama dimentasi epistimologi ilmu pengetahuan menurut al-Quran yakni


suatu kajian filsafat dari aspek bagaimana metode memperoleh ilmu pengetahuan. Dalam
kajian filsafat disebut teori ilmu pengetahuan yaitu metodologi untuk memperoleh ilmu
pengetahuan menurut al-Quran.

Kedua dimensi ontologi yakni bidang filsafat yang membahas obyek ilmu
pengetahu-an atau hakekat segala hal yang menjadi obyek kajian ilmu pengetahuan.

6
Ketiga dimensi tuju- an dan nilai guna serta mamafaat dari pada ilmu
pengetahuan. 4 Al-Quran telah menyampaikan pesan-pesan tentang ilmu pengetahuan
dengan menggunakan term-term yang bervariasi yaitu dengan kata ‫( العلم‬ilmu pengetahuan)
berjumlah 844 kata dengan macam bentuk kata secara ‫ علما –العالم معلوم‬- ‫ يعلم‬misalnya
semantik deviriasi kata dan ‫العالمين العلماء علم‬- lainnya seperti “‫( ”الحكمة‬kebenaran ) dan
‫ ( المعرفة‬ilmu pengetahuan).

Untuk lebih jelasnya term-term tersebut akan diuraikan berikut ini :

Pertama kata Al-‘Ilm ( ‫ )العلم‬Al-Quran menyampaikan kata ilmu yang memiliki


beberapa makna yang berbeda karena perbedaan konteks ayat namun makna subtansinya
sama. Ilmu berarti mengetahui sesuatu, ada dua makna yaitu mengetahui zat sesuatu dan
mengetahui sifat sesuatu. Dalam bahasa Arab kata ‘alima disandarkan kepada satu obyek
(maf’ūl) dan yang kedua kepada dua obyek (maf’ūlain). Ilmu ada dua macam yaitu
pertama pengetahuan teoritis (naẓari), yaitu pengetahuan tentang sesuatu misalnya
pengetahuai tentang adanya alam. Kedua pengetahuan praksis, yaitu pengetahuan itu tidak
sempurna kecuali setelah mengaplikasikannya, misalnya pengetahuan tentang ibadah. Di
samping makna tersebut kata ilmu dari sisi lain ada dua macam ilmu yaitu ilmu samā’i
(wahyu) atau naqli, yakni ilmu pengetahuan yang diperoleh secara langsung dari Allah
seperti wahyu dan ilham.

2. Aksiologi
Aksiologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang orientasi atau nilai
suatu kehidupan. Aksiologi disebut juga teori nilai, karena ia dapat menjadi sarana
orientasi manusia dalam usaha menjawab suatu pertanyaan yang amat fundamental, yakni
bagaimana manusia harus hidup dan bertindak? Teori nilai atau aksiologi ini kemudian
melahirkan etika dan estetika. Dengan kata lain, aksiologi adalah ilmu yang menyoroti
masalah nilai dan kegunaan ilmu pengetahuan itu. Secara moral dapat dilihat apakah nilai
dan kegunaan ilmu itu berguna untuk peningkatan kualitas kesejahteraan dan
kemaslahatan umat manusia atau tidak. Nilai-nilai (values) bertalian dengan apa yang
memuaskan keinginan atau kebutuhan seseorang, kualitas dan harga sesuatu, atau
appreciative responses.

Landasan aksiologi adalah berhubungan dengan penggunaan ilmu tersebut dalam


rangka memenuhi kebutuhan manusia. Dengan perkataan lain, apa yang dapat
disumbangkan ilmu terhadap pengembangan ilmu itu dalam meningkatkan kualitas hidup
manusia.

Tujuan dasarnya adalah menemukan kebenaran atas fakta “yang ada” atau
sedapat mungkin ada kepastian kebenaran ilmiah. Contoh: pada Ilmu Mekanika Tanah
dikatakan bahwa kadar air tanah memengaruhi tingkat kepadatan tanah tersebut. Setelah
dilakukan pengujian laboratorium dengan simulasi berbagai variasi kadar air ternyata
terbukti bahwa teori tersebut benar. Ilmu ini bermanfaat meningkatkan kesejahteraan
dalam bidang pertanian.

7
Ilmu pengetahuan itu hanya alat (means) dan bukan tujuan (ends). Substansi ilmu
itu bebas nilai (value-free), tergantung pada pemakaiannya. Karena itu, sangat
dikhawatirkan dan berbahaya jika ilmu dan pengetahuan yang sarat muatan negatif
dikendalikan atau jatuhnya ke orang-orang yang berakal picik, sempit, dan sektarian;
berjiwa kerdil, kumuh dan jahat, bertangan besi dan kotor. Sekarang coba kita lihat, di
berbagai bidang terjadi krisis: ketidakberdayaan, kemerosotan, kebodohan, keresahan,
kemiskinan, kesakitan, keterbelakangan, ketidakpercayaan, dan lainnya sebagai dampak
missmanagement, missdirection, missmanipulation, dan lain sebagainya.1

Dalam pembahasan filsafat, aksiologi berkaitan dengan dengan pertanyaan;


apakah kegunaan ilmu itu? Pertanyaan ini penting karena sejujurnya ilmu telah banyak
memberi manfaat dalam kehidupan umat manusia. Dengan ilmu yang dimiliki, manusia
dapat memberantas penyakit, kelaparan, kemiskinan, dan berbagai wajah kehidupan yang
membuat kita berduka. Akan tetapi , apakah ilmu selalu menjadi penyelamat kehidupan
manusia? Manusia dengan olah pikirnya yang hebat memang dapat mempelajari atom dan
dan memanfaatkannya dalam kehidupan. Akan tetapi jangan lupa, dengan atom manusia
juga menciptakan bom sehinnga menimbulkan malapetaka yang hebat. Manusia juga
mampu menemukan berbagai obat untuk membunuh kuman. Akan tetapi dengan
kecerdasan manusia, obat pembunuh kuman itu juga disalahgunakan untuk membunuh
sesama manusia.

Dalam konteks ilmu, dapat juga dikatakan bahwa mengenai pemanfaatan ilmu
apakah untuk kebaikan hidup manusia atau sebaliknya sangat bergantung pada orang yang
menguasai ilmu tersebut. Oleh karena itulah dalam perspektif aksiologi, terjadi perdebatan
berkaitan dengan apakah ilmu itu bebas nilai (value free) atau tidak. Dalam kaitan ini ada
pandangan yang mengatakan bahwa ilmu itu pada dasarnya netral. Ilmu tidak pernah
mengenal sifat baik atau buruk. Pemilik ilmu itulah yang berkuasa untuk memutuskan.
Apakah ia akan menggunakannya dengan kebaikan manusia atau sebaliknya. Keputusan
pemilik ilmu sangat sangat bergantung pada sistem nilai yang dianutnya. Jika ilmu ilmu
itu dikendalikan orang yang memiliki nilai, maka pasti digunakan untuk kebaikan
manusia. Sebaliknya jika ilmu itu dikuasai orang yang tak bernilai, maka akan digunakan
untuk menimbulkan bencana dan malapetaka dalam kehidupan umat.2

1
Muhammad Adib, Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu, (Cet. II; Yogyakarta:
Pustaka pelajar, 2011). h. 78-80
2
Biyanto, Filsafat Ilmu dan Ilmu Keislaman, (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015). h. 164-165

8
BAB III
KESIMPULAN

Epistemologi berasal dari bahasa Yunani yang bermaksud pengetahuan. Kata


tersebut terdiri dari dua suku kata iaitu logik yang bererti pengetahuan dan episteme yang
bermaksud tentang pengetahuan. Jadi pengertian etimologi tersebut, maka dapatlah
dikatakan bahawa epistemologi merupakan pengetahuan tentang pengetahuan. Epistemologi
juga mempunyai berbagai pengertian yang diungkapkan para ahli yang dijadikan pijakan
untuk memahami apa sebenarnya epistemologi itu membawa makna. Epistemologi adalah
nama lain dari logika material atau logika mayor yang membahas dari isi pikiran manusia,
yaitu pengetahuan. Epistemologi merupakan studi tentang pengetahuan, bagaimana
mengetahui benda-benda. Pengetahuan ini berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan
seperti: cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan dan jenis-jenis pengetahuan.

Epistemologi Al-Quran dibagi ke dalam tiga pokok pembahasan yang penting.


Pertama dimentasi epistimologi ilmu pengetahuan menurut al-Quran yakni suatu kajian
filsafat dari aspek bagaimana metode memperoleh ilmu pengetahuan. Dalam kajian filsafat
disebut teori ilmu pengetahuan yaitu metodologi untuk memperoleh ilmu pengetahuan
menurut al-Quran. Kedua dimensi ontologi yakni bidang filsafat yang membahas obyek ilmu
pengetahu-an atau hakekat segala hal yang menjadi obyek kajian ilmu pengetahuan. Ketiga
dimensi tuju- an dan nilai guna serta mamafaat dari pada ilmu pengetahuan. 4 Al-Quran telah
menyampaikan pesan-pesan tentang ilmu pengetahuan dengan menggunakan term-term yang
bervariasi yaitu dengan kata ‫( العلم‬ilmu pengetahuan) berjumlah 844 kata dengan macam
bentuk kata secara ‫ علما –العالم معلوم‬- ‫ يعلم‬misalnya semantik deviriasi kata dan ‫العالمين العلماء علم‬-
lainnya seperti “‫( ”الحكمة‬kebenaran ) dan ‫ ( المعرفة‬ilmu pengetahuan).
Aksiologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang orientasi atau nilai
suatu kehidupan. Aksiologi disebut juga teori nilai, karena ia dapat menjadi sarana orientasi
manusia dalam usaha menjawab suatu pertanyaan yang amat fundamental, yakni bagaimana
manusia harus hidup dan bertindak? Teori nilai atau aksiologi ini kemudian melahirkan etika
dan estetika. Dengan kata lain, aksiologi adalah ilmu yang menyoroti masalah nilai dan
kegunaan ilmu pengetahuan itu. Secara moral dapat dilihat apakah nilai dan kegunaan ilmu
itu berguna untuk peningkatan kualitas kesejahteraan dan kemaslahatan umat manusia atau
tidak. Nilai-nilai (values) bertalian dengan apa yang memuaskan keinginan atau kebutuhan
seseorang, kualitas dan harga sesuatu, atau appreciative responses.

Saran
Dalam mempelajari ilmu pengetahuan, kita dianjurkan untuk mempelajari filsafat
dengan berbagai macam cabang ilmunya. Karena, dengan cara kerjanya yang bersifat
sistematis, universal (menyeluruh) dan radikal, yang mengupas, menganalisa sesuatu secara
mendalam, ternyata sangat relevan dengan problematika hidup dan kehidupan manusia serta
mampu menjadi perekat antara berbagai macam disiplin ilmu yang terpisah kaitannya satu
sama lain. Dengan demikian, menggunakan analisa filsafat, berbagai macam disiplin ilmu
yang berkembang sekarang ini, akan menemukan kembali relevansinya dengan hidup dan

9
kehidupan masyarakat dan akan lebih mampu lagi meningkatkan fungsinya bagi
kesejahteraan hidup manusia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Research.net “Epistemologi Makna dan perbincangan mengenainya dari sudut falsafah


Peradaban Islam” https://www.researchgate.net/publication/340297169 (Diakses 24
Oktober 2020)

Journal Unnes.ac.id “tinjauan filsafati (ontologi, epistemologi dan aksiologi)”


journal.unnes.ac.id (Diakses 24 Oktober 2020)

Journal Walisongo “epistemologi al-quran dalam membangun sains islam”


journal.walisongo.ac.id (Diakses 24 Oktober 2020)

Biyanto, Filsafat Ilmu dan Ilmu Keislaman, (Cet. I; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015)

Adib Muhammad, Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu, (Cet.
II; Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2011)

11

Anda mungkin juga menyukai