Mengidentifikasi Kandungan Logam Dalam Sampel Tanah, Kemurnian Sampel Air Dan Pengaruh Oksigen Pada Reaksi Pembakaran
Mengidentifikasi Kandungan Logam Dalam Sampel Tanah, Kemurnian Sampel Air Dan Pengaruh Oksigen Pada Reaksi Pembakaran
Di susun oleh :
Riesta Ramadhani Hariyono (1177040064)
Kelompok 1 :
Nur Haintan (1177040054)
Regina Sofianthy Sofyan (1177040062)
Rizky Wahyu Kurnianto (1177040068)
Suci Fauziah Nazar (1177040076)
JURUSAN KIMIA
BANDUNG
2018
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 TUJUAN
a. Memahami peranan dasar Air, Tanah dan Udara sebagai komponen anorganik.
b. Memeriksa kemurnian sampel Air sumur, sungai, danau, hujan dan PDAM
c. Menentukan kadar keasaman sampel Air sumur, sungai, danau, hujan dan PDAM.
d. Menentukan kadar air dalam sampel Tanah kebun.
e. Menentukan kadar oksigen dalam pembakaran spirtus melalui sistem stoikiometri.
Air Hujan, Air hujan merupakan hasil proses penguapan (evaporasi) air di permukaan
bumi akibat pemanasan oleh sinar matahari. Dalam keadaan ideal (tanpa pencemaran air) air
hujan merupakan air bersih dan dapat langsung dikonsumsi manusia. Namun pada saat
evaporasi berlangsung air yang menguap sudah tercemar, dan air hujan yang turun juga
tercemar oleh polusi udara (industry, otomotif dll) akhirnya air hujan tidak lagi mempunyai
pH normal lagi melainkan bersifat asam.
Air Permukaan, Air permukaan adalah semua air yang terdapat di permukaan tanah,
antara lain sumur, sungai, rawa dan danau. Air permukaan berasal dari air hujan yang meresap
dan membentuk mata air di gunung atau hutan, kemudian mengalir di permukaan bumi dan
membentuk sungai atau mengumpul di tempat cekung yang membentuk danau ataupun rawa.
Air tanah, Menurut definisi undang-undang sumber daya air, air tanah merupakan air
yang terdapat didalam tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Air tanah memiliki
kandungan mineral yang cukup tinggi, sifat dan kandungan mineral air tanah dipengaruhi oleh
lapisan tanah yang dilaluinya. Kandungan mineral air tanah antara lain Na, Mg, Ca, Fe, dan
O2. Air tanah digolongkan menjadi tiga, yaitu air tanah dangkal (kurang lebih 15 meter di
bawah permukaan tanah, air tanah dalam (100-300 meter di bawah permukaan tanah) dan
mata air ( mata air merupakan air tanah yang keluar langsung dari permukaan tanah, mata air
memiliki kualitas hampir sama dengan kualitas air tanah dalam/dangkal).
Standar baku kimia air layak minum meliputi:
a. Derajat keasaman (pH)
Kualitas air yang baik/netral berada di rentang pH 7. Air dengan pH di bawah 7
dikatakan asam dan diatas 7 dikatakan basa.
b. Kandungan bahan kimia organic
Air yang baik memiliki kandungan bahan kimia organik dalam jumlah yang tidak
melebihi batas yang ditetapkan. Dalam jumlah tertentu tubuh membutuhkan bahan kimia
organik namun apabila melebih batas akan menimbulkan gangguan pada tubuh. Hal itu terjadi
Karena bahan kimia organic yang melebihi batas akan terurai dan menimbulkan gangguan
pada tubuh. Bahan kimia organic tersebut antara lain seperti: NH4, H2S, SO42-, dan NO3-
c. Kandungan Bahan kimi anorganik
Bahan-bahan kimia yang termasuk dalam bahan kimia anorganik antara lain garam dan
ion-ion logam (Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb, Hg, Zn).
d. Tingkat kesadahan rendah
Derajat kesadahan (CaCO3) maksimum air yang layak minum adalah 500 mg per liter.
(Effendi, H. 2003)
Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan
berat kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air yang ada dalam tanah sesudah
kelebihan air gravitasi mengalir keluar dan dengan nyata, biasanya dinyatakan dengan
persentase berat. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah
dikering ovenkan dalam oven pada suhu 100 °C – 110 °C untuk waktu tertentu (Hakim dkk,
1986).
Terdapat 16 unsur hara kimia dalam tanah yang diperlukan oleh tanaman untuk dapat
tumbuh dengan baik. Namun hanya enam unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah
besar, unsur hara tersebut biasa disebut dengan unsur hara essential dan kesepuluh lainnya
disebut dengan unsur hara non – essential. Unsur hara dalam tanah juga biasa dibedakan
dengan unsur hara makro dan juga mikro. Enam unsur hara essential atau makro diantaranya:
nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium dan sulfur. Unsur hara mikro dalam tanah
diantaranya: besi, mangan, seng, tembaga, boron, dan khlor. (Kartasapoetra. A. G., 1991)
Dalam proses pembakaran, pada fase flaming, gas-gas yang mudah terbakar dan uap-
uap yang dihasilkan naik kepermukaan bahan bakar bercampur dengan oksigen dan terbakar.
Oksigen yang menentukan proses pembakaran tersebut.
Tiga tahap proses pembakaran pada pohon menurut (Chandler et al,1983) adalah :
a. Penyerapan dimana bahan bakar menyerap panas sampai titik bakar.
b. Peningkatan suhu disertai penguapan air dan hancurnya molekul jaringan pohon dan
melepaskaan kandungannya yang mudah menguap.
c. Pelepasan panas dimana bahan bakar terbakar melepaskan panas dan uap air dari
pembakaran.
Kimiawan Swedia CW Scheele pertama kali menemukan oksigen pada tahun 1772.
oksigen disebut gas “udara api” karena dibutuhkan api untuk membakar. Scheele tidak
mempublikasikan hasilnya segera dan elemen secara independen ditemukan oleh ilmuwan
Inggris Joseph Priestley pada tahun 1774.
Oksigen ditemukan di sekitar kita. Ini adalah salah satu elemen yang paling penting di
planet bumi. Oksigen membentuk sekitar 21% dari atmosfer bumi dan 50% dari massa kerak
bumi. Oksigen merupakan salah satu atom yang membentuk air (H2O).
Oksigen merupakan elemen penting bagi kehidupan di Bumi. Ini adalah unsur yang
paling berlimpah dan terdapat dalam tubuh manusia sampai sekitar 65% dari massa tubuh.
BAB II
METODE PENELITIAN
19 Spatula 1
Tanah kebun
Ditimbang 5 gram
Dipanaskan 30 menit dengan suhu 105ᵒ C
Didinginkan
Ditimbang
Perubahan berat dicatat
Dipanaskan pada suhu 600ᵒ C
Ditimbang
hasil
Hasil
Hasil
2. Percobaan Air
Hasil
3. Percobaan Udara
Lampu Lilin
Spirtus malam
Lampu spirtus
sumbu dibakar
Lampu spirtus ditutup dengan gelas kimia
1000 mL
Api padam
Diamati
Lampu spirtus
ditimbang
Hasil
Pendahuluan
Sebelum dilakukan percobaan dilakukan sampling pada sampel air hujan, danau,
sungai, sumur dan PDAM dengan ditempatkan pada bolot plasti bekas yang telah dicuci
dengan sabun dan dibilas sampai botol terbebas dari sabun, kemudian botol-botol berisi
sampel air di bekukan didalam freezer lemari es sampai beku dan diambil kembali saat hari
prakikum.
Percobaan Tanah
Sampel tanah yang digunakan adalah tanah kebun, sampel ditimbang sebanyak kurang
lebih 5 gram kemudian dipanaskan dalam oven dengan suhu 105 oC selama 1 jam, seteleh
pemanasan sampel tanah didinginkan didalam desikator dan ditimbang. Pemanasan dilakukan
kembali dengan suhu 600oC selama 1 jam dan dibiarkan dingin seteleh itu ditimbang kembali.
Sampel tanah kering di ambil masing-masing 1g, untuk sampel tanah kering A dilarutkan
dengan NaOH 6M sedangkan pada sampel tanah kering B dilarutkan dengan H 2SO4,
kemudian perubahan diamati.
Percobaan Air
Sampel air yang beku dibiarkan sampai meleleh dan kembali ke suhu ruang, setiap
sampel air hujan, sungai, sumur, danau dan PDAM dicek pH awalnya dan dibagi menjadi 6
bagian dengan perbagian sebanyak 1 mL. Bagian ke-1 masing-masing sampel air dilarutkan
dengan 1 mL NaOH 1M kemudian diamati dan dicek kembali pHnya. Bagian ke-2 masing-
masing sampel air dilarutkan dengan 1 mL HCl 1M kemudian diamati dan dicek kembali
pHnya. Bagian ke-3 masing-masing sampel air dilarutkan dengan 1 mL Na2CO3 1M
kemudian diamati dan dicek kembali pHnya. Bagian ke-4 masing-masing sampel air
dilarutkan dengan 1 mL NH3 1M kemudian diamati dan dicek kembali pHnya. Bagian ke-5
masing-masing sampel air dilarutkan dengan 1 mL Na2SO4 1M kemudian diamati dan dicek
kembali pHnya. Terakhir Bagian ke-6 masing-masing sampel air diuapkan dalam penanggas
air sampai seluruh airnya menguap.
Percobaan udara
Lampu spirtus kosong diisi terlebih dahulu dengan spirtus sampai ¼ bagian kemudian
lampu isi ditimbang dan dicatat sebagai berat awal. Selanjutnya disiapkan tatakan atau
landasan lampu dari bahan malam sebesar mulut gelas kimia 1L setelah itu lampu diletakan
diatas malam dan dinyalakan sumbunya disaat yang bersamaan persiapkan gelas kimia 1L
untuk menutup/mengisolasi ruang disekitar lampu, diamkan sampai lampu padam dengan
sendirinya. Selanjutnya timbang kembali lampu spirtus yang dicatat sebagai berat akhir.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
SAMPEL PENGAMATAN
SAMPEL PENGAMATAN
Percobaan Udara
SAMPEL PENGAMATAN
Warna spirtus ungu
Spirtus Awal Berbau cukup menyengat
Berat awal spirtus 208.8269 gram
Saat dinyalakan dan diisolasi oleh gelas kimia api
perlahan padam dan menyisakan uap air dan panas di
Spirtus Akhir permukaan gelas kimia
Berat akhir spirtus 208.4807 gram
3.2 PEMBAHASAN
Sebelum dilakukan percobaan sampel air yang akan digunakan dibekukan terlebih
dahulu hal ini bertujuan untuk mengawetkan sampel air yang akan dipakai dan menurut
(dinus.ac.id) analisis yang dilakukan dengan pengawetan cara pendinginan adalah KOB,
Khlorofil, Nitrit, Nitrat, Pestisida, PH Fenol, Fosfat, Sulfat, Sulfida, Temperatur Kekeruhan,
Warna Sianida dan Silika. Menguji pH sampel air bertujuan untuk menentukan derajat
keasaman pada air karena air yang dapat di konsumsi salah satu cirinya adalah memiliki pH
netral atau 7, pada ke-5 sampel yang dianalisis hanya air danau dan sumur yang memiliki pH
aman sedangkan untuk air PDAM, hujan dan sungai memiliki pH 6 meskipun masih
termaksud pH yang aman. Kemungkinan menurunya pH air hujan dikarenakan saat turun ke
bumi air menabrak dan mengikat debu diudara sehingga mempengaruhi pH, pada air sungai
kemungkinan dipengaruhi dari limbah yang terbuang. Sedangkan pada air PDAM tingkatan
pH 6 masih termaksud aman untuk digunakan.
Pada sampel tanah kebun dilakukan pembakaran menggunakan oven dengan suhu
105oC ditujukan untuk menghitung kadar air dalam sampel tanah karena titik didih air sebesar
100oC sehingga dengan pemanasan 105oC kandungan air dalam akan berubah fasa menjadi
gas dan menguap menyisakan tanah kering, selisih berat tanah basah dengan tanah kering
inilah yang nantinya jadi bahan perhitungan dan didapat sebesar 6.8993% bagian tanah adalah
air. Pada pemanasan 600 oC bertujuan untuk membakar senyawa organik dan menyisakan
karbon, melalui perhitungan didapat sebesar 18.5481% bagian tanah adalah unsur organik dan
air. Didalam tanah kering ini masih tersimpan unsur-unsur anorganik “Enam unsur hara
essential atau makro diantaranya: nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium dan sulfur.
Unsur hara mikro dalam tanah diantaranya: besi, mangan, seng, tembaga, boron,
molybdenum, dan khlor.” (Kartasapoetra. A. G., 1991) dilarutkannya tanah kering dalam
H2SO4 dan NaOH untuk menguraikan unsur hara dalam tanah.
Terakhir pada percobaan udara dilakukan pengisolasian lampu spirtus yang dinyalakan
hal ini bertujuan untuk membuktikan bahwa dalam reaksi pembakaran dibutuhkan gas O2 dan
juga mempermudah perhitungan kandungan oksigen dalam 1L udara dan berapa banyak
oksigen yang dibutuhkan untuk melakukan pembakaran 0.3462 gram spirtus. Dari
perhitungan didapat bahwa dalam 1L udara bebas kandungan oksigenya sebanyak 0.1658%
dan melalui stoikiometri didapat masa oksigen sebesar 0.5184 gram. Dengan reaksi
Reaksi pembakaran 2 mol larutan CH3OH dengan 3 mol gas O2 menghasilkan 2 mol gas CO2
dan 4 mol Uap air.
BAB IV
KESIMPULAN
Tanah, air dan udara merupakan komponen anorganik. Tanah mengandung 12 unsur hara
N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Zn, Cu, B, dan Cl. Air mengandung logam-logam dan garam
ion Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb, Hg, Zn. Dan udara bebas mengandung O 2, N2, CO2, Ar,
CO, gas mulia, H2 dan Ozon (O).
Ke-5 sampel air menunjukan ciri-ciri kimia yang aman di konsumsi dengan tidak adanya
perubahan pada penambahan pereaksi, khususnya pada air danau dan sumur yang
memiliki pH netral
Pada air sungai, hujan, dan PDAM didapati pH 6 sedangkan pada air sumur dan danau
berpH 7, yang lebih aman.
Sebesar 6.8993% bagian dalam tanah adalah komponen air dan sebesar 18.5481% bagian
adalah senyawa organik
Didalam 1L udara bebas terkandung gas oksigen sebanyak 0.1658%, dan dibutuhkan
0.5184 gram gas oksigen untuk membakar 2 mol spirtus
DAFTAR PUSTAKA
Chandler et al. 1983. Fire in Forestry. Volume 1. Forest Fire Behaviour and Effects. Canada
and USA: Jhon Willey and Sons, Inc.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta; erlangga
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Hakim, Nurhajati, M. Yusuf Nyapka, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha,
G.B.Hong, H.H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung,
Lampung.
Kartasapoetra. A. G., 1991. Pengantar Ilmu Tanah. PT Bhineka Cipta : Jakarta. Lingkungan
Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta : Kanisius.
PERHITUNGAN
1. NaOH 1 M 50 mL
% x 10 x P
M= ×100 %
Mr
40 x 10 x 2.19
M= ×100 %=21.9 M
40
M 2 x V 2 1 M x 50 mL
V 1= = =2.28 mL
V1 21.9
2. Na2SO4 1 M 50 mL
M x Mr x V
gram= ×100 %
1000
g
1 M x 142 x 50 mL
mol
gram= =7.1 gram
1000
3. NaOH 1M 250 mL
% x 10 x P
M= ×100 %
Mr
40 x 10 x 2.13
M= ×100 %=21.3 M
40
M 2 x V 2 1 M x 250 mL
V 1= = =11.7 mL
V1 21.9
4. Na2SO4 1 M 250 mL
M x Mr x V
gram= ×100 %
1000
g
1 M x 142 x 2 50 mL
mol
gram= =35.5 gram
1000
5. NH4OH 100 mL 1 M
M 2 x V 2 1 M x 100 mL
V 1= = =36.7 mL
V1 2.725
6. Na2CO3 1 M 50 mL
M x Mr x V
gram= ×100 %
1000
g
1 M x 106 x 50 mL
mol
gram= =5.3 gram
1000
7. Na2CO3 1 M250 mL
M x Mr x V
gram= ×100 %
1000
g
1 M x 106 x 250 mL
mol
gram= =26.5 gram
1000
8. HCl 1 M 250 mL
% x 10 x P
M= ×100 %
Mr
37 x 10 x 1.19
M= =12.06 M
36.5
M 2 x V 2 1 M x 250 mL
V 1= = =20.73 mL
V1 12.06
9. NaOH 6M 100 mL
M x Mr x V
gram= ×100 %
1000
g
6 M x 40 x 10 mL
mol
gram= =24 gram
1000
Perhitungan Tanah
Berat cawan porselen kosong = 23.2975 gram
Berat sampel tanah = 5.0005 gram
Berat sampel setelah 105°C = 27.9530 gram – 23.2975 gram = 4.6555 gram
Berat sampel setelah 600°C = 27.3705 gram – 23.2975 gram = 4.073 gram
Menurut persamaan koefisien dari reaksi diatas maka didapat mol O2 = 3/2 mol CH3OH
n O2 = 0.0162 mol
massa
n=
Mr
massa O 2=n × Mr
g
massa O 2=0.0162 mol ×32
mol
REAKSI - REAKSI
Reaksi kimia
Gambar 2 Bahan
Gambar 1 Alat
Gambar 3 Berat Tanah Kebun Gambar 4 Tanah Kebun setelah Gambar 5 Tanah kebun setelah
pemanasan 105oC pemanasan 600oC
Gambar 6 berat Tanah Kebun kering Gambar 7 Tanah kering + H2SO4 Gambar 8 Tanah Kering + NaOH
yang digunakan
Gambar 9 Sampel Air Gambar 10 Sampel Air + NH3