Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

“MENGIDENTIFIKASI KANDUNGAN LOGAM DALAM SAMPEL TANAH, KEMURNIAN


SAMPEL AIR DAN PENGARUH OKSIGEN PADA REAKSI PEMBAKARAN”

Dosen : Asiyah Nurrahmaianti, M.Si

Tanggal Praktikum : Senin, 24 September 2018


Tanggal Pengumpulan : Senin, 01 Oktober 2018

Di susun oleh :
Riesta Ramadhani Hariyono (1177040064)

Kelompok 1 :
Nur Haintan (1177040054)
Regina Sofianthy Sofyan (1177040062)
Rizky Wahyu Kurnianto (1177040068)
Suci Fauziah Nazar (1177040076)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2018
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 TUJUAN
a. Memahami peranan dasar Air, Tanah dan Udara sebagai komponen anorganik.
b. Memeriksa kemurnian sampel Air sumur, sungai, danau, hujan dan PDAM
c. Menentukan kadar keasaman sampel Air sumur, sungai, danau, hujan dan PDAM.
d. Menentukan kadar air dalam sampel Tanah kebun.
e. Menentukan kadar oksigen dalam pembakaran spirtus melalui sistem stoikiometri.

1.2 DASAR TEORI

Air Hujan, Air hujan merupakan hasil proses penguapan (evaporasi) air di permukaan
bumi akibat pemanasan oleh sinar matahari. Dalam keadaan ideal (tanpa pencemaran air) air
hujan merupakan air bersih dan dapat langsung dikonsumsi manusia. Namun pada saat
evaporasi berlangsung air yang menguap sudah tercemar, dan air hujan yang turun juga
tercemar oleh polusi udara (industry, otomotif dll) akhirnya air hujan tidak lagi mempunyai
pH normal lagi melainkan bersifat asam.
Air Permukaan, Air permukaan adalah semua air yang terdapat di permukaan tanah,
antara lain sumur, sungai, rawa dan danau. Air permukaan berasal dari air hujan yang meresap
dan membentuk mata air di gunung atau hutan, kemudian mengalir di permukaan bumi dan
membentuk sungai atau mengumpul di tempat cekung yang membentuk danau ataupun rawa.
Air tanah, Menurut definisi undang-undang sumber daya air, air tanah merupakan air
yang terdapat didalam tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Air tanah memiliki
kandungan mineral yang cukup tinggi, sifat dan kandungan mineral air tanah dipengaruhi oleh
lapisan tanah yang dilaluinya. Kandungan mineral air tanah antara lain Na, Mg, Ca, Fe, dan
O2. Air tanah digolongkan menjadi tiga, yaitu air tanah dangkal (kurang lebih 15 meter di
bawah permukaan tanah, air tanah dalam (100-300 meter di bawah permukaan tanah) dan
mata air ( mata air merupakan air tanah yang keluar langsung dari permukaan tanah, mata air
memiliki kualitas hampir sama dengan kualitas air tanah dalam/dangkal).
Standar baku kimia air layak minum meliputi:
a. Derajat keasaman (pH)
Kualitas air yang baik/netral berada di rentang pH 7. Air dengan pH di bawah 7
dikatakan asam dan diatas 7 dikatakan basa.
b. Kandungan bahan kimia organic
Air yang baik memiliki kandungan bahan kimia organik dalam jumlah yang tidak
melebihi batas yang ditetapkan. Dalam jumlah tertentu tubuh membutuhkan bahan kimia
organik namun apabila melebih batas akan menimbulkan gangguan pada tubuh. Hal itu terjadi
Karena bahan kimia organic yang melebihi batas akan terurai dan menimbulkan gangguan
pada tubuh. Bahan kimia organic tersebut antara lain seperti: NH4, H2S, SO42-, dan NO3-
c. Kandungan Bahan kimi anorganik
Bahan-bahan kimia yang termasuk dalam bahan kimia anorganik antara lain garam dan
ion-ion logam (Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb, Hg, Zn).
d. Tingkat kesadahan rendah
Derajat kesadahan (CaCO3) maksimum air yang layak minum adalah 500 mg per liter.
(Effendi, H. 2003)
Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan
berat kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air yang ada dalam tanah sesudah
kelebihan air gravitasi mengalir keluar dan dengan nyata, biasanya dinyatakan dengan
persentase berat. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah
dikering ovenkan dalam oven pada suhu 100 °C – 110 °C untuk waktu tertentu (Hakim dkk,
1986).
Terdapat 16 unsur hara kimia dalam tanah yang diperlukan oleh tanaman untuk dapat
tumbuh dengan baik. Namun hanya enam unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah
besar, unsur hara tersebut biasa disebut dengan unsur hara essential dan kesepuluh lainnya
disebut dengan unsur hara non – essential. Unsur hara dalam tanah juga biasa dibedakan
dengan unsur hara makro dan juga mikro. Enam unsur hara essential atau makro diantaranya:
nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium dan sulfur. Unsur hara mikro dalam tanah
diantaranya: besi, mangan, seng, tembaga, boron, dan khlor. (Kartasapoetra. A. G., 1991)
Dalam proses pembakaran, pada fase flaming, gas-gas yang mudah terbakar dan uap-
uap yang dihasilkan naik kepermukaan bahan bakar bercampur dengan oksigen dan terbakar.
Oksigen yang menentukan proses pembakaran tersebut.
Tiga tahap proses pembakaran pada pohon menurut (Chandler et al,1983) adalah :
a. Penyerapan dimana bahan bakar menyerap panas sampai titik bakar.
b. Peningkatan suhu disertai penguapan air dan hancurnya molekul jaringan pohon dan
melepaskaan kandungannya yang mudah menguap.
c. Pelepasan panas dimana bahan bakar terbakar melepaskan panas dan uap air dari
pembakaran.
Kimiawan Swedia CW Scheele pertama kali menemukan oksigen pada tahun 1772.
oksigen disebut gas “udara api” karena dibutuhkan api untuk membakar. Scheele tidak
mempublikasikan hasilnya segera dan elemen secara independen ditemukan oleh ilmuwan
Inggris Joseph Priestley pada tahun 1774.
Oksigen ditemukan di sekitar kita. Ini adalah salah satu elemen yang paling penting di
planet bumi. Oksigen membentuk sekitar 21% dari atmosfer bumi dan 50% dari massa kerak
bumi. Oksigen merupakan salah satu atom yang membentuk air (H2O).
Oksigen merupakan elemen penting bagi kehidupan di Bumi. Ini adalah unsur yang
paling berlimpah dan terdapat dalam tubuh manusia sampai sekitar 65% dari massa tubuh.
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 ALAT DAN BAHAN

NO NAMA ALAT JUMLAH NO NAMA BAHAN KONSENTRASI

1 Pipet tetes 4 1 HCl 6M


2 Batang pengaduk 2 2 NaOH 6M
3 Hot plate 1 3 Na2 CO 3 0,01 mol
4 HCl 0,005 mol
4 Tabung reaksi 4
5 NH 3 0,1 mol
5 Kertas saring 1
6 CH 3COOH 0,1 mol
6 Penjepit buaya 1 7 EDTA 0,1 mol
7 Gelas kimia 100 mL 2 8 Ca SO4 -
8 Gelas kimia 500 mL 1 9 Paku besi -
9 Gelas kimia 1 L 1 10 H 2 SO4 1 M
11 Fe (NO3 )3 1M
10 Labu ukur 1 12 NiSO4 1M
11 Plastik mika 1 13 CuSO 4 1M
14 FeCl3 0,02 mol
12 Kertas putih 1
15 Na 2 S2 O 3 1M
13 Spidol 1 16 HNO3 -
17 Akuades -
14 Gelas ukur 25 mL 1
15 Stopwatch 1
16 Termometer 1
2.2 DIAGRAM ALIR
17 Erlenmeyer 1
18 Corong pendek 1 1. Percobaan Tanah

19 Spatula 1
Tanah kebun

Ditimbang 5 gram
Dipanaskan 30 menit dengan suhu 105ᵒ C
Didinginkan

Tanah kering pada peanasan 105ᵒ C

Ditimbang
Perubahan berat dicatat
Dipanaskan pada suhu 600ᵒ C
Ditimbang
hasil

1 gram Sampel Tanah


Kering
Dilarutkan dengan NaOH 6 M
Perubahan diamati

Hasil

1 gram Sampel Tanah


Kering
Dilarutkan dengan H₂SO₄ 6 M
Perubahan diamati

Hasil

2. Percobaan Air

Sampel Air Sungai 1.0

PH awal air dicek


Sampel dibagi 1.1 – 1.6
Sampel 1.1 ditambahkan larutan NaOH 1 M
Sampel 1.2 ditambahkan larutan HCl 1 M
Sampel 1.3 ditambahkan larutan Na₂CO₃ 1 M
Sampel Air PDAM 3
Sampel 1.4 ditambahkan larutan NH₃ 1 M
Sampel 1.5 ditambahkan Na₂SO₄ 1 M PH awal air dicek
PH akhir sampel dicek Sampel dibagi 3.1 –
Sampel 1.6 diuapkan hingga air habis Sampel 3.1 ditamb
Sampel 3.2 ditamb
Hasil Sampel 3.3 ditamb
Sampel 3.4 ditamb
SampelAir
Sampel 3.5 ditamb
Sumur 2.
PH akhir sampel di
Sampel
PH awal3.6
airdiuapk
dicek
Sampel dibagi 2.1
Hasil
Sampel 2.1 ditamb
Sampel 2.2 ditamb
Sampel Air Hujan 4.0
Sampel 2.3 ditamb
Sampel 2.5 ditamb
Sampel dibagi 4.1
PH akhir sampel d
Sampel 4.1 ditam
Sampel 2.6 diuapk
Sampel 4.2 ditam
Sampel 4.3 ditam
Hasil
Sampel 4.4 ditam
Sampel Air Danau 5.0
Sampel 4.5 ditam
PH awal air dicek PH akhir sampel d
Sampel dibagi 5.1 – 5.6 Sampel 4.6 diuap
Sampel 5.1 ditambahkan larutan NaOH 1 M
Sampel 5.2 ditambahkan larutan HCl 1 M Hasil
Sampel 5.3 ditambahkan larutan Na₂CO₃ 1 M
Sampel 5.4 ditambahkan larutan NH₃ 1 M
Sampel 5.5 ditambahkan Na₂SO₄ 1 M
PH akhir sampel dicek
Sampel 5.6 diuapkan hingga air habis

Hasil
3. Percobaan Udara

Lampu Lilin
Spirtus malam

Diisi cairan spirtus Dibuat dudukan spirtus


ditimbang
Berat
Hasil
sirtus

Lampu spirtus diletakkan di


atas malam

Lampu spirtus

sumbu dibakar
Lampu spirtus ditutup dengan gelas kimia
1000 mL

Api padam
Diamati
Lampu spirtus
ditimbang

Hasil

2.3 PROSEDUR PERCOBAAN

Pendahuluan
Sebelum dilakukan percobaan dilakukan sampling pada sampel air hujan, danau,
sungai, sumur dan PDAM dengan ditempatkan pada bolot plasti bekas yang telah dicuci
dengan sabun dan dibilas sampai botol terbebas dari sabun, kemudian botol-botol berisi
sampel air di bekukan didalam freezer lemari es sampai beku dan diambil kembali saat hari
prakikum.

Percobaan Tanah
Sampel tanah yang digunakan adalah tanah kebun, sampel ditimbang sebanyak kurang
lebih 5 gram kemudian dipanaskan dalam oven dengan suhu 105 oC selama 1 jam, seteleh
pemanasan sampel tanah didinginkan didalam desikator dan ditimbang. Pemanasan dilakukan
kembali dengan suhu 600oC selama 1 jam dan dibiarkan dingin seteleh itu ditimbang kembali.
Sampel tanah kering di ambil masing-masing 1g, untuk sampel tanah kering A dilarutkan
dengan NaOH 6M sedangkan pada sampel tanah kering B dilarutkan dengan H 2SO4,
kemudian perubahan diamati.

Percobaan Air
Sampel air yang beku dibiarkan sampai meleleh dan kembali ke suhu ruang, setiap
sampel air hujan, sungai, sumur, danau dan PDAM dicek pH awalnya dan dibagi menjadi 6
bagian dengan perbagian sebanyak 1 mL. Bagian ke-1 masing-masing sampel air dilarutkan
dengan 1 mL NaOH 1M kemudian diamati dan dicek kembali pHnya. Bagian ke-2 masing-
masing sampel air dilarutkan dengan 1 mL HCl 1M kemudian diamati dan dicek kembali
pHnya. Bagian ke-3 masing-masing sampel air dilarutkan dengan 1 mL Na2CO3 1M
kemudian diamati dan dicek kembali pHnya. Bagian ke-4 masing-masing sampel air
dilarutkan dengan 1 mL NH3 1M kemudian diamati dan dicek kembali pHnya. Bagian ke-5
masing-masing sampel air dilarutkan dengan 1 mL Na2SO4 1M kemudian diamati dan dicek
kembali pHnya. Terakhir Bagian ke-6 masing-masing sampel air diuapkan dalam penanggas
air sampai seluruh airnya menguap.

Percobaan udara
Lampu spirtus kosong diisi terlebih dahulu dengan spirtus sampai ¼ bagian kemudian
lampu isi ditimbang dan dicatat sebagai berat awal. Selanjutnya disiapkan tatakan atau
landasan lampu dari bahan malam sebesar mulut gelas kimia 1L setelah itu lampu diletakan
diatas malam dan dinyalakan sumbunya disaat yang bersamaan persiapkan gelas kimia 1L
untuk menutup/mengisolasi ruang disekitar lampu, diamkan sampai lampu padam dengan
sendirinya. Selanjutnya timbang kembali lampu spirtus yang dicatat sebagai berat akhir.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL PENGAMATAN


Percobaan Tanah

SAMPEL PENGAMATAN

 Tanah berwarna coklat tua dan sedikit lembab


Tanah kebun basah  Berat tanah awal 5.0005 gram
 Berat Cawan kosong 23.2975 gram

 Seteleh pemanasan tanah berwarna coklat muda dan


lebih kering
Tanah Kebun kering  Berat tanah (T=105oC) + cawan adalah 27.9530
T = 105oC gram
 Maka Berat tanah (T=105oC) saja 4.6555 gram
 Terjadi pengurangan berat dari berat awal

 Seteleh pemanasan tanah berwarna coklat kemerahan


dan sangat kering
Tanah kebun kering  Berat tanah (T = 600oC) + cawan adalah 27.3705
T = 600oC gram
 Maka Berat tanah (T = 600oC) saja 4.073 gram
 Terjadi pengurangan berat dari berat awal

Tanah kering + NaOH  NaOH larutan tidak berwarna


 Saat dilarutkan tanah tidak larut seutuhnya dan
tersisa banyak didasar gelas, sedangkan larutan
NaOH berubah warna menjadi merah muda seulas

 Larutan H2SO4 tidak berwarna


Tanah kering + H2SO4  Saat dilarutkan tanah juga tidak larut seutuhnya
tetapi tersisa lebih sedikit dan larutan H2SO4 menjadi
lebih merah
Percobaan Air

SAMPEL PENGAMATAN

AIR SUNGAI 1.0 pH awal 6


Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 1.1 akhir
pH campuran 13
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 1.2 akhir
pH campuran 1
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 1.3 akhir
pH campuran 12
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 1.4 akhir
pH campuran 10
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 1.5 akhir
pH campuran 8
Tersisakan sedikit larutan kuning dengan endapan putih
Sampel 1.6
menempel disisi permukaan tabung reaksi
AIR SUMUR 2.0 pH awal 7
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 2.1 akhir
pH campuran 13
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 2.2 akhir
pH campuran 1
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 2.3 akhir
pH campuran 12
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 2.4 akhir
pH campuran 10
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 2.5 akhir
pH campuran 7
Tersisakan sedikit larutan kuning dengan endapan putih
Sampel 2.6
menempel disisi permukaan tabung reaksi
AIR PDAM 3.0 pH awal 6
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 3.1 akhir
pH campuran 13
Sampel 3.2 Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
akhir
pH campuran 1
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 3.3 akhir
pH campuran 12
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 3.4 akhir
pH campuran 10
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 3.5 akhir
pH campuran 7
Tersisakan sedikit larutan kuning dengan endapan putih
Sampel 3.6
menempel disisi permukaan tabung reaksi
AIR HUJAN 4.0 pH awal 6
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 4.1 akhir
pH campuran 13
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 4.2 akhir
pH campuran 1
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 4.3 akhir
pH campuran 12
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 4.4 akhir
pH campuran 10
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 4.5 akhir
pH campuran 7
Tersisakan sedikit larutan kuning dengan endapan putih
Sampel 4.6
menempel disisi permukaan tabung reaksi
AIR DANAU 5.0 pH awal 7
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 5.1 akhir
pH campuran 14
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 5.2 akhir
pH campuran 1
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 5.3 akhir
pH campuran 12
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 5.4 akhir
pH campuran 10
Campuran tidak berwarna dari awal penambahan sampai
Sampel 5.5 akhir
pH campuran 11
Tersisakan sedikit larutan kuning dengan endapan putih
Sampel 5.6
menempel disisi permukaan tabung reaksi

Percobaan Udara

SAMPEL PENGAMATAN
 Warna spirtus ungu
Spirtus Awal  Berbau cukup menyengat
 Berat awal spirtus 208.8269 gram
 Saat dinyalakan dan diisolasi oleh gelas kimia api
perlahan padam dan menyisakan uap air dan panas di
Spirtus Akhir permukaan gelas kimia
 Berat akhir spirtus 208.4807 gram
3.2 PEMBAHASAN

Sebelum dilakukan percobaan sampel air yang akan digunakan dibekukan terlebih
dahulu hal ini bertujuan untuk mengawetkan sampel air yang akan dipakai dan menurut
(dinus.ac.id) analisis yang dilakukan dengan pengawetan cara pendinginan adalah KOB,
Khlorofil, Nitrit, Nitrat, Pestisida, PH Fenol, Fosfat, Sulfat, Sulfida, Temperatur Kekeruhan,
Warna Sianida dan Silika. Menguji pH sampel air bertujuan untuk menentukan derajat
keasaman pada air karena air yang dapat di konsumsi salah satu cirinya adalah memiliki pH
netral atau 7, pada ke-5 sampel yang dianalisis hanya air danau dan sumur yang memiliki pH
aman sedangkan untuk air PDAM, hujan dan sungai memiliki pH 6 meskipun masih
termaksud pH yang aman. Kemungkinan menurunya pH air hujan dikarenakan saat turun ke
bumi air menabrak dan mengikat debu diudara sehingga mempengaruhi pH, pada air sungai
kemungkinan dipengaruhi dari limbah yang terbuang. Sedangkan pada air PDAM tingkatan
pH 6 masih termaksud aman untuk digunakan.

Selanjutnya penambahan asam atau basa digunakan untuk menganalisis kandungan


lemak atau minyak didalam air karena jika sampel air memiliki kandungan minyak maka
dengan di tambahkan HCl atau NaOH minyak tersebut akan berikatan dan mengumpal, tetapi
pada semua sampel tidak didapatkan pengumpalan bahkan sampai penambahan 2 kali volume
air hal ini membuktikan sampel air bebas dari limbah minyak. Kemudian pada penambahan
Na2SO4, NH3 dimaksudkan untuk menganalisis kandungan peptisida dan garam-garam yang
memungkinkan larut, ditandai dengan adanya keruhan atau penjernihan air yang menyisakan
gumpalan atau endapan garam, dan penambahan Na2CO3 bertujuan untuk menentukan
kesadahan air, air yang sadah mengandung banyak ion Ca2+ , ion Ca2+ yang di reaksikan
dengan Na2CO3 akan menghasilkan endapan CaCO3. Tetapi hasil percobaan menunjukan
bahwa sampel air tidak memberikan reaksi-reaksi tersebut, hal ini menandakan sampel air
yang digunakan cukup aman dari limbah dan tingkat kesadahan yang rendah. Tapi saat
diuapkan sampai kering semua tabung reaksi berisikan sampel air menyisakan noda putih dan
sedikit sisa air yang kuning, hal ini menandakan adanya zat-zat anorganik dalam air baik itu
berupa mineral atau garam-garam tidak dapat teridentifikasi karena tidak dilakukan percobaan
lebih lanjut.

Pada sampel tanah kebun dilakukan pembakaran menggunakan oven dengan suhu
105oC ditujukan untuk menghitung kadar air dalam sampel tanah karena titik didih air sebesar
100oC sehingga dengan pemanasan 105oC kandungan air dalam akan berubah fasa menjadi
gas dan menguap menyisakan tanah kering, selisih berat tanah basah dengan tanah kering
inilah yang nantinya jadi bahan perhitungan dan didapat sebesar 6.8993% bagian tanah adalah
air. Pada pemanasan 600 oC bertujuan untuk membakar senyawa organik dan menyisakan
karbon, melalui perhitungan didapat sebesar 18.5481% bagian tanah adalah unsur organik dan
air. Didalam tanah kering ini masih tersimpan unsur-unsur anorganik “Enam unsur hara
essential atau makro diantaranya: nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium dan sulfur.
Unsur hara mikro dalam tanah diantaranya: besi, mangan, seng, tembaga, boron,
molybdenum, dan khlor.” (Kartasapoetra. A. G., 1991) dilarutkannya tanah kering dalam
H2SO4 dan NaOH untuk menguraikan unsur hara dalam tanah.

Terakhir pada percobaan udara dilakukan pengisolasian lampu spirtus yang dinyalakan
hal ini bertujuan untuk membuktikan bahwa dalam reaksi pembakaran dibutuhkan gas O2 dan
juga mempermudah perhitungan kandungan oksigen dalam 1L udara dan berapa banyak
oksigen yang dibutuhkan untuk melakukan pembakaran 0.3462 gram spirtus. Dari
perhitungan didapat bahwa dalam 1L udara bebas kandungan oksigenya sebanyak 0.1658%
dan melalui stoikiometri didapat masa oksigen sebesar 0.5184 gram. Dengan reaksi

2CH3OH(aq) + 3O2(g) →2CO2(g) + 4H2O(g)

Reaksi pembakaran 2 mol larutan CH3OH dengan 3 mol gas O2 menghasilkan 2 mol gas CO2
dan 4 mol Uap air.
BAB IV
KESIMPULAN

 Tanah, air dan udara merupakan komponen anorganik. Tanah mengandung 12 unsur hara
N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, Zn, Cu, B, dan Cl. Air mengandung logam-logam dan garam
ion Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb, Hg, Zn. Dan udara bebas mengandung O 2, N2, CO2, Ar,
CO, gas mulia, H2 dan Ozon (O).
 Ke-5 sampel air menunjukan ciri-ciri kimia yang aman di konsumsi dengan tidak adanya
perubahan pada penambahan pereaksi, khususnya pada air danau dan sumur yang
memiliki pH netral
 Pada air sungai, hujan, dan PDAM didapati pH 6 sedangkan pada air sumur dan danau
berpH 7, yang lebih aman.
 Sebesar 6.8993% bagian dalam tanah adalah komponen air dan sebesar 18.5481% bagian
adalah senyawa organik

 Didalam 1L udara bebas terkandung gas oksigen sebanyak 0.1658%, dan dibutuhkan
0.5184 gram gas oksigen untuk membakar 2 mol spirtus
DAFTAR PUSTAKA

Chandler et al. 1983. Fire in Forestry. Volume 1. Forest Fire Behaviour and Effects. Canada
and USA: Jhon Willey and Sons, Inc.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta; erlangga
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Hakim, Nurhajati, M. Yusuf Nyapka, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha,
G.B.Hong, H.H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung,
Lampung.
Kartasapoetra. A. G., 1991. Pengantar Ilmu Tanah. PT Bhineka Cipta : Jakarta. Lingkungan
Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta : Kanisius.
PERHITUNGAN

1. NaOH 1 M 50 mL
% x 10 x P
M= ×100 %
Mr
40 x 10 x 2.19
M= ×100 %=21.9 M
40
M 2 x V 2 1 M x 50 mL
V 1= = =2.28 mL
V1 21.9

2. Na2SO4 1 M 50 mL
M x Mr x V
gram= ×100 %
1000
g
1 M x 142 x 50 mL
mol
gram= =7.1 gram
1000

3. NaOH 1M 250 mL
% x 10 x P
M= ×100 %
Mr
40 x 10 x 2.13
M= ×100 %=21.3 M
40
M 2 x V 2 1 M x 250 mL
V 1= = =11.7 mL
V1 21.9

4. Na2SO4 1 M 250 mL
M x Mr x V
gram= ×100 %
1000
g
1 M x 142 x 2 50 mL
mol
gram= =35.5 gram
1000

5. NH4OH 100 mL 1 M
M 2 x V 2 1 M x 100 mL
V 1= = =36.7 mL
V1 2.725

6. Na2CO3 1 M 50 mL
M x Mr x V
gram= ×100 %
1000
g
1 M x 106 x 50 mL
mol
gram= =5.3 gram
1000

7. Na2CO3 1 M250 mL
M x Mr x V
gram= ×100 %
1000
g
1 M x 106 x 250 mL
mol
gram= =26.5 gram
1000

8. HCl 1 M 250 mL
% x 10 x P
M= ×100 %
Mr
37 x 10 x 1.19
M= =12.06 M
36.5
M 2 x V 2 1 M x 250 mL
V 1= = =20.73 mL
V1 12.06

9. NaOH 6M 100 mL
M x Mr x V
gram= ×100 %
1000
g
6 M x 40 x 10 mL
mol
gram= =24 gram
1000

Perhitungan Tanah
Berat cawan porselen kosong = 23.2975 gram
Berat sampel tanah = 5.0005 gram
Berat sampel setelah 105°C = 27.9530 gram – 23.2975 gram = 4.6555 gram
Berat sampel setelah 600°C = 27.3705 gram – 23.2975 gram = 4.073 gram

Kadar air dalam sampel tanah kebun yang hilang


5.0005 gram−4.6555 gram
¿ ×100 %=6.8993%
5.005 gram
Kadar air dan senyawa organik dalam sampel tanah kebun yang hilang
5.0005 gram−4 .073 gram
¿ × 100 %=18.5481%
5.005 gram
Perhitungan udara
Bobot hilang spiritus
= berat awal – berat akhir
= 208.8269 gram – 208.4807 gram = 0.3462 gram

massa 0.3462 gram


n= = =0.0108 mol
Mol CH3OH Mr gram
32
mol

2CH3OH(aq) + 3O2(g) →2CO2(g) + 4H2O(g)

Menurut persamaan koefisien dari reaksi diatas maka didapat mol O2 = 3/2 mol CH3OH
n O2 = 0.0162 mol

massa
n=
Mr

massa O 2=n × Mr

g
massa O 2=0.0162 mol ×32
mol

massa O2=0.5184 gram

REAKSI - REAKSI

Reaksi kimia

H2O(l) + HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)

H2O(l) + NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)

H2O(l) + Na2CO3(aq) 2Na+(aq) + CO32-(aq)

H2O(l) + Na2SO4(aq) 2Na+(aq) + SO42-(aq)

H2O(l) + NH4OH(aq) NH4+(aq) + OH-(aq)

2CH3OH(aq) + 3O2(g) 2CO2(aq) + 4H2O(g)


DOKUMENTASI

Gambar 2 Bahan
Gambar 1 Alat

Gambar 3 Berat Tanah Kebun Gambar 4 Tanah Kebun setelah Gambar 5 Tanah kebun setelah
pemanasan 105oC pemanasan 600oC

Gambar 6 berat Tanah Kebun kering Gambar 7 Tanah kering + H2SO4 Gambar 8 Tanah Kering + NaOH
yang digunakan
Gambar 9 Sampel Air Gambar 10 Sampel Air + NH3

Gambar 11 Sampel Air + Na2SO4 Gambar 12 Sampel Air + HCl

Gambar 13 Sampel Air + NaOH Gambar 14 Sampel Air + Na2CO3


Gambar 15 Penguapan Sampel Air

Gambar 16 pH Air Sumur Gambar 17 pH Air PDAM

Gambar 18 pH Air Hujan Gambar 19 pH Air Sungai


Gambar 20 Lampu + Spirtus Gambar 21 Bahan Malam

Gambar 22 Percobaan Lampu Spirtus Gambar 23 Berat Lampu + Spirtus

Anda mungkin juga menyukai