SINTESIS GARAM TUNGGAL DAN GARAM RANGKAP: NaCl DAN KAl (SO4) 2.12H2O
SINTESIS GARAM TUNGGAL DAN GARAM RANGKAP: NaCl DAN KAl (SO4) 2.12H2O
Di susun oleh :
Riesta Ramadhani Hariyono (1177040064)
Kelompok 1 :
Nur Haintan (1177040054)
Regina Sofianthy Sofyan (1177040062)
Rizky Wahyu Kurnianto (1177040068)
Suci Fauziah Nazar (1177040076)
JURUSAN KIMIA
BANDUNG
2018
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 TUJUAN
a. Mensintesis garam tunggal berupa NaCl dari sampel soda kue
b. Menentukan kadar kemurnian NaCl hasil sintesis
c. Mensintesis garam rangkap berupa Tawas dari sampel Alumuniumfoil
d. Membandingkan hasil penjernihan air rawa antara tawas komersil dengan tawas
sintesis
e. Menentukan karakter dari garam tunggal dan garam rangkap hasil sintesis
Soda Kue
Timbang sekitar 8,4 gram
Larutkan dengan Aquades 10 mL dalam labu erlenmeyer 250 mL
Tambahkan 3 tetes indikator metil jingga
Titrasi dengan larutan standar HCl 3M
Larutan merah muda
Evaporasi sampai menjadi padatan
Alumuniumfoil
C8H5KO4
D. Standarisasi HCl
NaOH
A. Sintesis NaCl
Disiapkan sebanyak 8.4007 gram soda kue komersil, kemudian dillarutkan dengan
Aquades sebanyak 10 ml didalam labu titrasi atau labu erlenmeyer dan ditambah 3 tetes
indikator metil jingga selanjutnya larutan dititrasi dengan HCl sampai mencapai titik akhir
ditandai dengan perubahan warna menjadi merah muda. Larutan hasil titrasi dievaporasi
dengan suhu 400oC sampai menjadi padatan dan kadar airnya berkurang, selanjutnya padatan
disaring. Jika residu hasil saring berwarna merah muda maka padatan dicuci dengan Etanol
95% sebanyak 10 ml sampai residu berwarna putih dan filtratnya menjadi merah muda.
Residu hasil saring yang telah berwarna putih diletakan dalam cawan porselen dan
dipanaskan dalam oven dengan suhu 105oC selama 15 menit, padan kering ditimbang.
B. Sintesis KAl(SO4)2.12H2O
Disiapkan Alumunium foil sebanyak 0.5152 gram, kemudian direaksikan dengan
KOH 4M sebanyak 10ml dan dipanaskan sampai Alumunium foil larut. Larutan ditambahkan
15 ml H2SO4 6M dan dimsukan kedalam ice bath selama 45 menit. Hasil pendinginan
kemudian di saring dan residu hasil saring didiamkan ditempat terbuka sampai cukup kering
lalu ditimbang. Terakhir 1 gram tawas hasil percobaan di uji dengan 20 ml air rawa dan
dibandingkan dengan tawas komersil
C. Standarisasi NaOH
Disiapkan larutan C8H5KO4 0.6M sebanyak 50 ml kedalam labu erlenmeyer dan
ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein kemudian larutan dititrasi dengan larutan NaOH
sampai mencapai titik akhir titrasi dengan ciri terjadi perubahan warna menjadi merah muda.
Perlakuan ini dilakukan duplo. Dari data hasil titrasi dicari konsentrasi NaOH
D. Standarisasi HCl
Disiapkan larutan NaOH sebanyak 10 ml kedalam labu erlenmeyer dan ditambahkan 3
tetes indikator metil jingga kemudian larutan dititrasi dengan larutan HCl sampai mencapai
titik akhir titrasi dengan ciri terjadi perubahan warna dari kuning kemerahan menjadi merah.
Perlakuan ini dilakukan duplo. Dari data hasil titrasi dicari konsentrasi HCl.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
SAMPEL PENGAMATAN
Padatan serbuk putih
Soda kue
Komposisi : NaHCO3 dan SiO2
Sebagian padatan larut menjadi larutan putih,
+ 10 ml Aquades
Sebagiannya lagi tidak larut
+ 3 tetes indikator metil Metil jingga larutan berwarna merah
jingga Larutan tetap tidak ada perubahan
HCl larutan tidak berwarna, HCl yang terpakai
39.4 ml
Pada awal titrasi terbentuk gelembung setiap
+ Titrasi dengan HCl 3M
penambahan HCl
Pada akhir titrasi gelembung tidak terbentuk lagi
dan larutan menjadi merah muda
Suhu yang dipakai 400oC
+ Evaporasi Larutan menjadi padatan putih dengan sedikit
warna merah muda
Etanol larutan tidak berwarna, berbau menyengat
+ Cuci dengan 10 ml Hasil cuci pertama residu masih berwarna merah
Etanol 95% muda
Hasil cuci kedua residu menjadi putih bersih
Filtrat : merah muda
+ Saring
Residu : putih
+ Oven Residu tetap putih menjadi lebih padat dan keras
B. Sintesis KAl(SO4)2.12H2O
SAMPEL PENGAMATAN
Alumunium Foil Lembaran abu-abu metalik sebanyak 0.5152gram
KOH larutan tidak berwarna
+ 10 ml KOH 4M Terbentuk gelembung dipermukaan alumunium
Foil
Alumunium Foil larut, membentuk gelembung
+ Panaskan yang banyak dan beruap
Larutan menjadi hitam
H2SO4 larutan tidak berwarna
+ 15 ml H2SO4 6M
Terbentuk endapan Abu-abu dengan larutan putih
+ Dinginkan dalam Ice Bath Endapan putih semakin banyak dan larutan
selama 45 menit menjadi tidak berwarna
Filtrat : tidak berwarna
+ Saring
Residu : Putih keruh
+ Diamkan dan timbang Residu menjaadi lebih kering
Residu yang digunakan sebanyak 1 gram dan air
rawa 20 mL
+ Uji dengan air rawa
Air menjadi lebih jernih tetapi membutuhkan
waktu yang cukup lama
Tawas percobaan : Air jernih dengan waktu yang
+ Bandingkan dengan tawas cukup lama
komersil Tawas komersil : Air cukup jernih dengan waktu
sebentar, tetapi tidak ada perubahan lebih jauh
Data :
No Sampel Berat
1. Sampel soda kue (A) 8.4007 gram
2. Sampel Alumunium Foil (B) 0.5152 gram
3. Cawan Kosong (C) 32.6723 gram
4. Kertas saring NaCl (D) 1.5371 gram
5. Kertas saring Tawas (E) 1.5298 gram
Residu NaCl + Kertas + Cawan setelah oven 37.9179 gram
6.
(F)
7. Residu NaCl setelah oven (F-C-D) 3.7085 gram
8. Residu Tawas + Kertas saring (G) 10.6228 gram
9. Residu Tawas (G-E) 9.093 gram
C. Standarisasi NaOH
SAMPEL PENGAMATAN
C8H5KO4 0.6M larutan tidak berwarna
C8H5KO4 0.6M
sebanyak 50 ml
+ 3 tetes Indikator fenolftalein Tidak terjadi perubahan pada larutan
Saat pada titik akhir titrasi larutan menjadi
+ Titrai dengan NaOH
merah muda seulas
D. Standarisasi HCl
SAMPEL PENGAMATAN
NaOH 3M larutan tidak berwarna sebanyak
NaOH 3M
10 ml
+ 3 tetes Indikator metil merah Larutan menjadi kuning kemerahan
Saat pada titik akhir titrasi larutan menjadi
+ Titrai dengan HCl
merah
Data :
3.2 PEMBAHASAN
Percobaan kali ini berjudul Sintesis Garam Tunggal Dan Garam Rangkap : NaCl Dan
Kal(SO4)2.12H2O.
Pada percobaan pertama yaitu sintesis NaCl dari sampel soda kue bermerk “kopoe-
kopoe” yang diketahui dari komposisinya terdiri dari NaHCO 3 dan SiO2. Sampel soda kue ini
kemudian di larutkan dalam H2O bertujuan agar menguraikan ion-ion penyusun NaHCO3
menjadi Na+, CO32- dan H3O+ sehingga memudahkan proses reaksi selanjutnya. Adapun
reaksi penguraian yang berlangsung sebagai berikut
NaHCO3(s) → Na+(aq) + CO32-(aq) + H3O+(aq)
Kemudian penambahan metil jingga sebagai indikator perubahan pH yang dapat dilihat
dari perubahan warnanya karena jangkauan pH mada metil jingga adalah pH 3,1 – 4,4
sehingga pada keadaan basa metil jingga akan berwarna kuning kemerahan dan pada susana
asam akan berwarna merah tetapi pada keadaan netral tidak memberikan perubahan warna.
Selanjutnya dilakukan proses titrasi dengan HCl sebagai titrannya karena HCl yang
merupakan suatu asam yang dapat bereaksi dengan NaHCO3 dalam soda kue menjadi garam
NaCl, adapun reaksi yang terbentuk yaitu
NaHCO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2CO3(aq)
Hasil proses titrasi teridentifikasi adanya garam tunggal NaCl yang kemudian
dibuktikan dengan proses penguapan sehinggal menghasilkan kristal NaCl tetapi masih
terkontaminasi oleh metil jingga dilihat dari kristal NaCl yang berwarna merah muda, karena
itu dilakukan pencucian dengan Etanol 98% , pencucian dengan Etanol ini dapat
menghilangkan zat pengotor dan menguraikan kandungan air dalam kristal sehingga metil
jingga yang terkandung dapat dihilangkan dan mempermudah proses pengeringan. NaCl
murni yang telah didapat kemudian dipanaskan dalam oven dengan suhu 105oC selama 15
menit untuk menghilangkan kadar air dalam NaCl dengan proses penguapan karena titik
didih air adalah 100oC sehigga pada suhu diatasnya air akan lebih mudah menguap. Setelah
kehilangan kadar airnya maka akan didapatkan NaCl murni, menurut perhitungan masa
teoritis NaCl sebesar 6.2244 gram sedangkan pada percobaan didapat berat NaCl hanya
3.7085 gram, sehingga % Rendemen NaCl 59.58 % perbedaan yang amat besar ini kami
menduga karena para proses evaporasi dan pencucian dengan etanol banyak garam NaCl
yang menempel pada permukaan gelas kimia dan karena kurangnya bahan Etanol sehingga
sulit bagi kami untuk mencuci semua garam didalam gelas. Karena itu didapatkan berat NaCl
yang sangat jauh berbeda dari berat teoritis.
Pada percobaan kedua dilakukan sintesis tawas dengan sampel Alumunium Foil yang
dipotong kecil kecil agar mempermudah jalannya reaksi dengan KOH karena salah satu
faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah luar permukaan. Penggunaan larutan KOH
karena Alumunium lebih cepet bereaksi dengan basa kuat membentuk garam Kalium
Aluminat, sedangkan pemanasan dilakukan untuk mempercepat kelarutannya karena samakin
tinggi suhu dan semakin kecil luar permukaan suatu zat semakin mempermudah kelarutanya.
Reaksi yang berjalan pada penambahan KOH adalah reaksi eksoterm ditandai dengan
penambahan kalor dan terbentuknya gas H2 dilihat dari gelembung yang terbentuk , hilangnya
gelembung gas menandakan bahwa semua Al telah larut. Reaksi antara Al dengan KOH yang
berlansung yaitu
2Al(s) + 2KOH(aq) + H2O(l) → 2K[Al(OH)4](aq) + 3H2(g)
Kemudian dilakukan penambahan H2SO4 6M secara perlahan agar pembentukan endapan
terjadi secara sempurna dan tidak terjadi pembentukan endapan selain yang diinginkan,
pendinginan dengan ice bath berguna untuk mempercepat pembentukan endapan hal ini dapat
dilihat dari hasil endapan yang terbentuk setelah melalui proses pendinginan, sedangkan
reaksi pengendapan yang terjadi adalah
2K[Al(OH)4](aq) + H2SO4(aq) → 2Al(OH)3(s) + K2SO4(aq) + 2H2O(l)
Endapan putih yang terbentuk merupakan endapan Al(OH)3 yang bersifat basa karena
itu dilakukan penambahan kembali H2SO4 agar membentuk kation-kation K+ dan Al3+ yang
merupakan elemen-elemen pembentuk tawas, sehingga reaksinya menjadi
2Al(OH)3(s) + K2SO4(aq) + 6H2O(l) + 3H2SO4(aq) → 2KAl(SO4)2.12H2O(s)
Endapan tawas yang terbentuk kemudian disaring dan didiamkan pada tempat terbuka
agar terpisah dari filtrat dan mengurangi kadar air dalam tawas, selanjutnya menurut hasil
perhitungan didapat berat teoritis tawas adalah 9.053 gram sedangkan pada percobaan didapat
berat sebesar 9.093 gram sehingga % Rendemen tawas adalah 100.44 %, kelebihan berat ini
kami menduga dari proses pengeringan tawas yang tidak sempurna dimana kandungan air
dalam tawas masih cukup banyak sehingga mempengaruhi berat akhir tawas sintesis. Tetapi
jika dilihat dari perbedaan berat antara teori dengan percobaan yang tidak terlalu besar
percobaan sintesis tawas ini dapat dikatakan berhasil hal ini didukung dari percobaan dengan
air rawa dimana tawas sintesis mampu menjernihkan air rawa sama seperti tawas komersil
saat dibandingkan.
BAB IV
KESIMPULAN
Arsyad, M,Natsir.2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Jakarta : Gramedia
Bahruddin, Zulfansyah, Aman, Ilyas Arin & Nurfatihayati. 2003.” Penentuan Rasio Ca/Mg
Optimum pada Proses Pemurnian Garam Dapur”. Laboratorium Teknologi Produk,
Laboratorium Proses Pemisahan & Pemurnian, Laboratorium Teknik Reaksi Kimia,
Jurusan Teknik Kimia, FT, Universitas Riau, Pekanbaru.
Lesdantina, Dina dan Istikomah. 2009. ” Pemurnian Nacl Dengan Menggunakan Natrium
Karbonat “. Siminar Tugas Akhir S1 Teknik Kimia UNDIP. Jurusan Teknik
Kimia.Fak. Teknik. Universitas Diponegoro.
Rizal Taufan. 2005.” Pengaruh Kadar Garam Dapur (Nacl) Dalam Media Pendingin
Terhadap Tingkat Kerasan Pada Proses Pegerasan Baja V-155”. Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang
Saito, Tarro. 1990. Kimia Anorganik. Permission Of Iwanami Shorter Publisheis. Tokyo.
Svehla. 1979. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian
2 Edisi ke Lima. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
PERHITUNGAN
1. Pembuatan Larutan
HCl 3M 500 mL
M1 . V1 = M2 . V2
M 2 ×V 2 3 ×500
V 1= = =125 mL
M1 12
KOH 4 M 100 mL
massa 1000
M= ×
Mr V
M × Mr ×V 4 ×56 ×100
massa= = =22.4 gram
1000 1000
NaOH 3 M 50 mL
M × Mr ×V 3 × 40× 50
massa= = =6 gram
1000 1000
H2SO4 6 M 250 mL
10 ×% × ρ 10 × 98 ×250
M= = =18.4 M
Mr 98
M 2 ×V 2 6 ×250
V 1= = =81.521mL
M1 18.4
2. Standarisasi
NaOH dengan C8H5KO4
VPakai NaOH = 10 mL V C8H5KO4 = 50 mL M C8H5KO4 = 0.6 M
( M ×V ) C 8 H 5 KO 4 0.6 ×50
M NaOH = = =3 M
V NaOH 10
HCl dengan NaOH
VPakai HCl 1 = 11.4 mL V x̄ = 11.3 mL MNaOH = 3 M
VPakai HCl 2 = 11.2 mL VNaOH = 10 mL
( M ×V ) NaOH 3 ×10
M HCl = = =2.7 M
V HCl 11.3
3. Konsentrasi Sampel yang Bereaksi dengan HCl
( M ×V ) HCl 2.7 ×39.4
M Sampel = = =10.638 M
V Sampel 10
4. Berat Teoritis NaCl
mol NaHCO3 = M × V =10.638 ×0.01=0.1064 mol
mol HCl = M × V =2.7 × 0.0394=0.1064 mol
NaHCO3(s) + HCl(aq) → NaCl(s) + H2SO4(aq)
M: 0.1064 0.1064
R: 0.1064 0.1064 0.1064 0.1064
S: - - 0.1064 0.1064
massa NaCl = mol × Ar=0,1064 ×58.5=6.2244 gram
W Percobaan 3.7085
% Rendemen NaCl = × 100 %= ×100 %=59.58 %
W Teoritis 6.2244
5. Berat Teoritis Tawas
massa 0.5152
mol Al = = =0.0191mol
Ar 27
mol KOH = M × V =4 ×0.01=0.04 mol
mol H2SO4 = M × V =6 × 0.015=0.09 mol
REAKSI – REAKSI
Sintesis NaCl
NaHCO3(s) → Na+(aq) + CO32-(aq) + H3O+(aq)
NaHCO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2CO3(aq)
Sintesis Tawas
2Al(s) + 2KOH(aq) + H2O(l) → 2K[Al(OH)4](aq) + 3H2(g)
2K[Al(OH)4](aq) + H2SO4(aq) → 2Al(OH)3(s) + K2SO4(aq) + 2H2O(l)
2Al(OH)3(s) + K2SO4(aq) + 6H2O(l) + 3H2SO4(aq) → 2KAl(SO4)2.12H2O(s)
DOKUMENTASI
Soda kue
Pemanasan hasil
pemurnian NaCl
Pengeringan Pengeringan
sintesis tawas sintesis NaCl
Pengeringan
sintesis NaCl
Penimbangan
hasil tawas
Hasil sintesis
tawas