Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK

“SINTESIS GARAM TUNGGAL DAN GARAM RANGKAP : NaCl DAN


KAl(SO4)2.12H2O”

Dosen : Asiyah Nurrahmaianti, M.Si

Tanggal Praktikum : Senin, 15 Oktober 2018


Tanggal Pengumpulan : Senin, 22 Oktober 2018

Di susun oleh :
Riesta Ramadhani Hariyono (1177040064)

Kelompok 1 :
Nur Haintan (1177040054)
Regina Sofianthy Sofyan (1177040062)
Rizky Wahyu Kurnianto (1177040068)
Suci Fauziah Nazar (1177040076)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2018
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 TUJUAN
a. Mensintesis garam tunggal berupa NaCl dari sampel soda kue
b. Menentukan kadar kemurnian NaCl hasil sintesis
c. Mensintesis garam rangkap berupa Tawas dari sampel Alumuniumfoil
d. Membandingkan hasil penjernihan air rawa antara tawas komersil dengan tawas
sintesis
e. Menentukan karakter dari garam tunggal dan garam rangkap hasil sintesis

1.2 DASAR TEORI

Kristalisasi merupakan metode pemisahan dengan cara pembentukan Kristal sehingga


campuran dapat dipishkan. Suatu zat gas atau cair dapat mendingin atau memadat serta
membentuk Kristal karena menalami proses kristalisasi. Kristal-kristal juga akan terbentuk
dari suatu larutan yang akan dijenuhkan dengan pelarut tertentu. Semakin kristalnya maka
semakin baik, karena semakin kecil kemungkinan tercemar oleh kotoran (Arsyad, 2001).
Natrium Chlorida merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan oleh
masyarakat dalam pengolahan makanan dan bahan baku dalam berbagai industri kimia.
Industri kimia yang paling banyak menggunakan Natrium Chlorida sebagai bahan bakunya
adalah industri Chlor Alkali. Produk utama dari industri ini adalah chlorine (Cl2) dan Natrium
Hidroksida (NaOH), yang banyak dibutuhkan oleh industri lain, seperti industri pulp dan
kertas, tekstil, deterjen, sabun dan pengolahan air limbah (Dina Lesdantina).
Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada 97,5 0C.Natrium
teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan terendam seluruhnya
dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini bereaksi keras dengan air, membentuk Natrium
Hidroksida dan Hidrogen. Dalam garam-garamnya natrium berada sebagai kation monovalen
Na+. Garam-garam ini membentuk larutan tak berwarna, hampir semua garam natrium larut
dalam air (Vogel, 1979).
Di bidang teknik kimia seringkali bahan padat harus dipisahkan dari larutan atau
lelehan, tanpa mengikat kotoran-kotoran yang terkandung dalam fasa cair tersebut. Seringkali
juga bahan padat kristalin yang mengandung pengotor harus dibersihkan atau harus
dihasilkan bentuk-bentuk kristal tertentu, untuk maksud tersebut proses kristalisasi dapat
digunakan. Kristal adalah bahan padat dengan susunan atom atau molekul yang teratur. Yang
dimaksud kristalisasi adalah pemisahan bahan padat berbentuk kristal dari suatu larutan atau
lelehan. Hasil kristalisasi dari lelehan sering harus didinginkan lagi atau dikecilkan
ukurannya (Bernaseoni, 1995).
Pemurnian larutan garam sangat dipengaruhi oleh rasio Ca/Mg, bila rasionya terlalu
kecil ataupun terlalu besar mengakibatkan pengendapan impuritis tidak dapat berlangsung
dengan baik. Rasio Ca/Mg paling baik diperoleh sebesar 2. Dari penelitian ditemukan bahwa
penambahan flokulan cukup mempengaruhi penurunan kadar Ca+2, dan relatif sedikit
mempengaruhi penurunan kadar Mg+2 dan TSS. Pada rasio Ca/Mg sebesar 2, kadar Mg+2
sudah berada dibawah limit atas baku mutu larutan garam, tanpa perlu penambahan flokulan.
Sedangkan kadar Ca+2 dan TSS masih dua kali lebih dari limit atas bila tanpa flokulan, tetapi
masih sedikit diatas limit atas untuk Ca+2 dan dua kali diatas limit atas untuk TSS bila
menggunakan flokulan(Bahruddin,2003).
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda dan
sebagainya) yang berkuasa atau yang berkekuatan. Pengaruh dalam penelitian ini adalah
hubungan yang mempengaruhi antara penggunaan garam dapur (NaCl) dalam media
pendingin dalam kadar yang bervariasi terhadap kekerasan pada proses pengerasan baja V-
155. Bahan pendingin yang digunakan dalam penelitian ini adalah air yang ditambahkan
garam dapur (NaCl) dengan kadar NaCl masing-masing yaitu: 9 %, 16 % dan 23 % (Taufan
Rizal,2005).
Tawas adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat isomorf.
Tawas ini dikenal dengan nama KAl(SO4)2.12 H2O yang dikenal banyak sebagai koagulan
didalam pengolahan air maupun limbah. Sebagai koagulan alum sulfat sangat efektif untuk
mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi. Alum
merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari molekul air dan dua jenis garam, salah
satunya biasanya Al2(SO4)3. Alum kalium merupakan senyawa yang tidak berwarna dan
mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat
keduanya dilarutkan dan didinginkan. Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum
kalium memiliki titik leleh 900oC. Kalium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas kalium)
dengan rumus KAl(SO4)2.12H2O digunakan dalam pemurnian air, pengolahan limbah, dan
bahan pemadam api.Tawas kalium dibuat dari logam aluminium dan kalium hidroksida.
Logam aluminium bereaksi secara cepat dengan KOH panas menghasilkan larutan garam
kalium aluminat.
Tawas kalium aluminium sulfat dihasilkan dengan mereaksikan logam aluminium
(Al) dalam larutan basa kuat (kalium hidroksida) akan larut membentuk aluminat.
2Al (s) + 2KOH (aq) + 2H2O (l)→ 2KAlO2 (aq) + 3H2 (g)
Larutan aluminat dinetralkan dengan asam sulfat mula-mula terbentuk endapan berwarna
putih dari aluminium hidroksida Al(OH)3.
2KAlO2 (aq) +2H2O (l) + H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + Al(OH)3 (s)
Dengan penambahan asam sulfat endapan putih semakin banyak dan jika asam sulfat
berlebihan endapan akan larut membentuk kation K+, Al3+, dan SO42-, jika didiamkan akan
terbentuk kristal dari tawas kalium aluminium sulfat. Secara singkat reaksi yang terjadi dapat
dituliskan sebagai berikut
H2SO4(aq) + K2SO4(aq) + 2Al(OH)3 (s)→ 2KAl(SO4)2 (aq) + 6H2O
24H2O + 2KAl(SO4)2 (aq) →2KAl(SO4)2.12H2O(s)
Alum kalium sangat larut dalam air panas, sehingga ketika setelah penambahan
H2SO4 yang membentuk endapan dan kemudian dipanaskan, pemanasan sebaiknya dilakukan
pada suhu 60-80oC untuk menguapkan airnya dan suhu pemanasan tidak boleh lebih dari
80oC karena tawas akan larut dalam air mendidih. Ketika kristalin alum kalium
dipanaskanterjadi pemisahan secara kimia, dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut
dalam air. Pada proses penguapan selama 10 menit dan didinginkan akan terbentuk Kristal
dari KAl(SO4)2.12 H2O.

Reaksi keseluruhan (Tarro, 1990).


2Al (s) + 2KOH (aq)+ 10H2O (l) +H2SO4(aq) →2KAl(SO4)2.12H2O(s) + 3H2(g)
BAB II
METODE PENELITIAN

2.1 ALAT DAN BAHAN

ALAT UKURAN JUMLAH BAHAN KONSEN JUMLAH


TRASI
Labu 250 mL 2 buah
erlenmeyer Soda kue - 8.4 gram
Pipet tetes - 4 buah Aquades - Secukupnya
Buret 50 mL 1 buah Metil merah - 12 tetes
Hott Plate - 1 buah HCl 3M 10 ml
Oven - 1 buah Etanol 95 % 10 ml
Corong - 1 buah Alumunium
- 0.515 gram
foil
Desikator 30 cm 1 buah
KOH 4M 10 ml
Labu ukur 100 ml 1 buah
H2SO4 6M 15 ml
Gelas ukur 10 ml 2 buah
Tawas
Magnetic Stirrer - 1 buah - 1 gram
komersial
Cawan - 1 buah NaOH 3M 50 ml
Ice bath - 1 buah C8H5KO4 0.6 M 50 ml
Ball filler - 1 buah Indikator
- 15 tetes
Pipet volumetri 10 ml 1 buah PP
spatula - 1 buah
Kaki tiga - 1 buah
Kawat kasa - 1 buah
Spirtus - 1 buah
Kertas saring - 2 buah
Statif - 1 buah
Gelas kimia 250 ml 1 buah
2.2 DIAGRAM ALIR

A. Sintesis Garam NaCl

Soda Kue
 Timbang sekitar 8,4 gram
 Larutkan dengan Aquades 10 mL dalam labu erlenmeyer 250 mL
 Tambahkan 3 tetes indikator metil jingga
 Titrasi dengan larutan standar HCl 3M
Larutan merah muda
 Evaporasi sampai menjadi padatan

Padatan NaCl tidak


murni
 Cuci padatan dengan Etanol 95% sebanyak 10 ml
 Saringlah campuran
 Jika residu masih berwarna merah muda lakukan kembali penyucian
sampai residu berwarna putih
 Panaskan residu dan kertas saring dalam oven dengan suhu 105oC
selama 15 menit
 Dinginkan dan timbang

Padatan NaCl murni

B. Sintesis Tawas KAl(SO4)2.12H2O

Alumuniumfoil

 Timbang sebanyak 0.515 gram


 Reaksikan dengan 10 ml KOH 4 M dan panaskan
 Tambahkan 15 ml H2SO4 6M
 Tempatkan pada ice bath selama 45 menit sampai terbentuk padatan
kristal
 Saring padatan dan sisa cairan
 Angin-angin kan pada tempat terbuka sampai padatan cukup kering
Padatan Tawas

 Timbang sebanyak 1 gram


 Larutkan dalam 20 ml air keruh/air rawa
 Amati perubahanya
 Bandingkan dengan awas komersial
Hasil
C. Standarisasi NaOH

C8H5KO4

 Ambil dengan pipet volum sebanyak 10 mL kedalam labu titrasi


 Tambahkan 3 tetes indikator fenoftalein
 Titrasi dengan NaOH 3M
 Lalukan duplo
Konsentras NaOH

D. Standarisasi HCl

NaOH

 Ambil dengan pipet volum sebanyak 10 mL kedalam labu titrasi


 Tambahkan 3 tetes indikator metil jingga
 Titrasi dengan HCl 3M
 Lalukan duplo
Konsentras HCl

2.3 PROSEDUR PERCOBAAN

A. Sintesis NaCl
Disiapkan sebanyak 8.4007 gram soda kue komersil, kemudian dillarutkan dengan
Aquades sebanyak 10 ml didalam labu titrasi atau labu erlenmeyer dan ditambah 3 tetes
indikator metil jingga selanjutnya larutan dititrasi dengan HCl sampai mencapai titik akhir
ditandai dengan perubahan warna menjadi merah muda. Larutan hasil titrasi dievaporasi
dengan suhu 400oC sampai menjadi padatan dan kadar airnya berkurang, selanjutnya padatan
disaring. Jika residu hasil saring berwarna merah muda maka padatan dicuci dengan Etanol
95% sebanyak 10 ml sampai residu berwarna putih dan filtratnya menjadi merah muda.
Residu hasil saring yang telah berwarna putih diletakan dalam cawan porselen dan
dipanaskan dalam oven dengan suhu 105oC selama 15 menit, padan kering ditimbang.

B. Sintesis KAl(SO4)2.12H2O
Disiapkan Alumunium foil sebanyak 0.5152 gram, kemudian direaksikan dengan
KOH 4M sebanyak 10ml dan dipanaskan sampai Alumunium foil larut. Larutan ditambahkan
15 ml H2SO4 6M dan dimsukan kedalam ice bath selama 45 menit. Hasil pendinginan
kemudian di saring dan residu hasil saring didiamkan ditempat terbuka sampai cukup kering
lalu ditimbang. Terakhir 1 gram tawas hasil percobaan di uji dengan 20 ml air rawa dan
dibandingkan dengan tawas komersil

C. Standarisasi NaOH
Disiapkan larutan C8H5KO4 0.6M sebanyak 50 ml kedalam labu erlenmeyer dan
ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein kemudian larutan dititrasi dengan larutan NaOH
sampai mencapai titik akhir titrasi dengan ciri terjadi perubahan warna menjadi merah muda.
Perlakuan ini dilakukan duplo. Dari data hasil titrasi dicari konsentrasi NaOH

D. Standarisasi HCl
Disiapkan larutan NaOH sebanyak 10 ml kedalam labu erlenmeyer dan ditambahkan 3
tetes indikator metil jingga kemudian larutan dititrasi dengan larutan HCl sampai mencapai
titik akhir titrasi dengan ciri terjadi perubahan warna dari kuning kemerahan menjadi merah.
Perlakuan ini dilakukan duplo. Dari data hasil titrasi dicari konsentrasi HCl.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL PENGAMATAN


A. Sintesis NaCl

SAMPEL PENGAMATAN
 Padatan serbuk putih
Soda kue
 Komposisi : NaHCO3 dan SiO2
 Sebagian padatan larut menjadi larutan putih,
+ 10 ml Aquades
Sebagiannya lagi tidak larut
+ 3 tetes indikator metil  Metil jingga larutan berwarna merah
jingga  Larutan tetap tidak ada perubahan
 HCl larutan tidak berwarna, HCl yang terpakai
39.4 ml
 Pada awal titrasi terbentuk gelembung setiap
+ Titrasi dengan HCl 3M
penambahan HCl
 Pada akhir titrasi gelembung tidak terbentuk lagi
dan larutan menjadi merah muda
 Suhu yang dipakai 400oC
+ Evaporasi  Larutan menjadi padatan putih dengan sedikit
warna merah muda
 Etanol larutan tidak berwarna, berbau menyengat
+ Cuci dengan 10 ml  Hasil cuci pertama residu masih berwarna merah
Etanol 95% muda
 Hasil cuci kedua residu menjadi putih bersih
 Filtrat : merah muda
+ Saring
 Residu : putih
+ Oven  Residu tetap putih menjadi lebih padat dan keras

B. Sintesis KAl(SO4)2.12H2O

SAMPEL PENGAMATAN
Alumunium Foil  Lembaran abu-abu metalik sebanyak 0.5152gram
 KOH larutan tidak berwarna
+ 10 ml KOH 4M  Terbentuk gelembung dipermukaan alumunium
Foil
 Alumunium Foil larut, membentuk gelembung
+ Panaskan yang banyak dan beruap
 Larutan menjadi hitam
 H2SO4 larutan tidak berwarna
+ 15 ml H2SO4 6M
 Terbentuk endapan Abu-abu dengan larutan putih
+ Dinginkan dalam Ice Bath  Endapan putih semakin banyak dan larutan
selama 45 menit menjadi tidak berwarna
 Filtrat : tidak berwarna
+ Saring
 Residu : Putih keruh
+ Diamkan dan timbang  Residu menjaadi lebih kering
 Residu yang digunakan sebanyak 1 gram dan air
rawa 20 mL
+ Uji dengan air rawa
 Air menjadi lebih jernih tetapi membutuhkan
waktu yang cukup lama
 Tawas percobaan : Air jernih dengan waktu yang
+ Bandingkan dengan tawas cukup lama
komersil  Tawas komersil : Air cukup jernih dengan waktu
sebentar, tetapi tidak ada perubahan lebih jauh

Data :

No Sampel Berat
1. Sampel soda kue (A) 8.4007 gram
2. Sampel Alumunium Foil (B) 0.5152 gram
3. Cawan Kosong (C) 32.6723 gram
4. Kertas saring NaCl (D) 1.5371 gram
5. Kertas saring Tawas (E) 1.5298 gram
Residu NaCl + Kertas + Cawan setelah oven 37.9179 gram
6.
(F)
7. Residu NaCl setelah oven (F-C-D) 3.7085 gram
8. Residu Tawas + Kertas saring (G) 10.6228 gram
9. Residu Tawas (G-E) 9.093 gram

C. Standarisasi NaOH

SAMPEL PENGAMATAN
 C8H5KO4 0.6M larutan tidak berwarna
C8H5KO4 0.6M
sebanyak 50 ml
+ 3 tetes Indikator fenolftalein  Tidak terjadi perubahan pada larutan
 Saat pada titik akhir titrasi larutan menjadi
+ Titrai dengan NaOH
merah muda seulas

D. Standarisasi HCl

SAMPEL PENGAMATAN
 NaOH 3M larutan tidak berwarna sebanyak
NaOH 3M
10 ml
+ 3 tetes Indikator metil merah  Larutan menjadi kuning kemerahan
 Saat pada titik akhir titrasi larutan menjadi
+ Titrai dengan HCl
merah
Data :

No Vpakai Vrata-rata Perubahan Warna


Standarisasi NaOH
1. 10 ml Dari tidak berwarna menjadi merah muda
10 ml
2. 10 ml seulas
Standarisasi HCl
1. 11,4 ml
11,3 ml Dari kuning kemerahan menjadi merah
2. 11,2 ml

3.2 PEMBAHASAN
Percobaan kali ini berjudul Sintesis Garam Tunggal Dan Garam Rangkap : NaCl Dan
Kal(SO4)2.12H2O.
Pada percobaan pertama yaitu sintesis NaCl dari sampel soda kue bermerk “kopoe-
kopoe” yang diketahui dari komposisinya terdiri dari NaHCO 3 dan SiO2. Sampel soda kue ini
kemudian di larutkan dalam H2O bertujuan agar menguraikan ion-ion penyusun NaHCO3
menjadi Na+, CO32- dan H3O+ sehingga memudahkan proses reaksi selanjutnya. Adapun
reaksi penguraian yang berlangsung sebagai berikut
NaHCO3(s) → Na+(aq) + CO32-(aq) + H3O+(aq)
Kemudian penambahan metil jingga sebagai indikator perubahan pH yang dapat dilihat
dari perubahan warnanya karena jangkauan pH mada metil jingga adalah pH 3,1 – 4,4
sehingga pada keadaan basa metil jingga akan berwarna kuning kemerahan dan pada susana
asam akan berwarna merah tetapi pada keadaan netral tidak memberikan perubahan warna.
Selanjutnya dilakukan proses titrasi dengan HCl sebagai titrannya karena HCl yang
merupakan suatu asam yang dapat bereaksi dengan NaHCO3 dalam soda kue menjadi garam
NaCl, adapun reaksi yang terbentuk yaitu
NaHCO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2CO3(aq)
Hasil proses titrasi teridentifikasi adanya garam tunggal NaCl yang kemudian
dibuktikan dengan proses penguapan sehinggal menghasilkan kristal NaCl tetapi masih
terkontaminasi oleh metil jingga dilihat dari kristal NaCl yang berwarna merah muda, karena
itu dilakukan pencucian dengan Etanol 98% , pencucian dengan Etanol ini dapat
menghilangkan zat pengotor dan menguraikan kandungan air dalam kristal sehingga metil
jingga yang terkandung dapat dihilangkan dan mempermudah proses pengeringan. NaCl
murni yang telah didapat kemudian dipanaskan dalam oven dengan suhu 105oC selama 15
menit untuk menghilangkan kadar air dalam NaCl dengan proses penguapan karena titik
didih air adalah 100oC sehigga pada suhu diatasnya air akan lebih mudah menguap. Setelah
kehilangan kadar airnya maka akan didapatkan NaCl murni, menurut perhitungan masa
teoritis NaCl sebesar 6.2244 gram sedangkan pada percobaan didapat berat NaCl hanya
3.7085 gram, sehingga % Rendemen NaCl 59.58 % perbedaan yang amat besar ini kami
menduga karena para proses evaporasi dan pencucian dengan etanol banyak garam NaCl
yang menempel pada permukaan gelas kimia dan karena kurangnya bahan Etanol sehingga
sulit bagi kami untuk mencuci semua garam didalam gelas. Karena itu didapatkan berat NaCl
yang sangat jauh berbeda dari berat teoritis.
Pada percobaan kedua dilakukan sintesis tawas dengan sampel Alumunium Foil yang
dipotong kecil kecil agar mempermudah jalannya reaksi dengan KOH karena salah satu
faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah luar permukaan. Penggunaan larutan KOH
karena Alumunium lebih cepet bereaksi dengan basa kuat membentuk garam Kalium
Aluminat, sedangkan pemanasan dilakukan untuk mempercepat kelarutannya karena samakin
tinggi suhu dan semakin kecil luar permukaan suatu zat semakin mempermudah kelarutanya.
Reaksi yang berjalan pada penambahan KOH adalah reaksi eksoterm ditandai dengan
penambahan kalor dan terbentuknya gas H2 dilihat dari gelembung yang terbentuk , hilangnya
gelembung gas menandakan bahwa semua Al telah larut. Reaksi antara Al dengan KOH yang
berlansung yaitu
2Al(s) + 2KOH(aq) + H2O(l) → 2K[Al(OH)4](aq) + 3H2(g)
Kemudian dilakukan penambahan H2SO4 6M secara perlahan agar pembentukan endapan
terjadi secara sempurna dan tidak terjadi pembentukan endapan selain yang diinginkan,
pendinginan dengan ice bath berguna untuk mempercepat pembentukan endapan hal ini dapat
dilihat dari hasil endapan yang terbentuk setelah melalui proses pendinginan, sedangkan
reaksi pengendapan yang terjadi adalah
2K[Al(OH)4](aq) + H2SO4(aq) → 2Al(OH)3(s) + K2SO4(aq) + 2H2O(l)
Endapan putih yang terbentuk merupakan endapan Al(OH)3 yang bersifat basa karena
itu dilakukan penambahan kembali H2SO4 agar membentuk kation-kation K+ dan Al3+ yang
merupakan elemen-elemen pembentuk tawas, sehingga reaksinya menjadi
2Al(OH)3(s) + K2SO4(aq) + 6H2O(l) + 3H2SO4(aq) → 2KAl(SO4)2.12H2O(s)
Endapan tawas yang terbentuk kemudian disaring dan didiamkan pada tempat terbuka
agar terpisah dari filtrat dan mengurangi kadar air dalam tawas, selanjutnya menurut hasil
perhitungan didapat berat teoritis tawas adalah 9.053 gram sedangkan pada percobaan didapat
berat sebesar 9.093 gram sehingga % Rendemen tawas adalah 100.44 %, kelebihan berat ini
kami menduga dari proses pengeringan tawas yang tidak sempurna dimana kandungan air
dalam tawas masih cukup banyak sehingga mempengaruhi berat akhir tawas sintesis. Tetapi
jika dilihat dari perbedaan berat antara teori dengan percobaan yang tidak terlalu besar
percobaan sintesis tawas ini dapat dikatakan berhasil hal ini didukung dari percobaan dengan
air rawa dimana tawas sintesis mampu menjernihkan air rawa sama seperti tawas komersil
saat dibandingkan.
BAB IV
KESIMPULAN

Dari percobaan ini didapat kesimpulan


 Mensintesis NaCl dari sampel soda kue yang memiliki kmposisi NaHCO 3 berhasil
dilakukan ditandai dengan dapat dimakanya garan hasil sintesis dimana rasanya
sangat mirip dengan garam komersil
 Masa teoritis hasil perhitungan NaCl sebesar 6.2244 gram sedangkan masa pada
percobaan NaCl hanya 3.7085 gram, sehingga Persen redemen NaCl sebanyak
59.58 %
 Mensitesis Tawas dari sampel AL berhasil dilakukan ditandai dari kemampuan
tawas sintesis menjernihkan air rawa dengan hasil sama seperti tawas komersil
 Massa teoritis tawas hasil perhitungan adalah 9.053 gram sedangkan masa pada
percobaan sebesar 9.093 gram sehingga % Rendemen tawas adalah 100.44 %
 NaCl merupakan Garam tunggal sedangkan tawas adalah garam rangkap
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, M,Natsir.2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Jakarta : Gramedia

Bahruddin, Zulfansyah, Aman, Ilyas Arin & Nurfatihayati. 2003.” Penentuan Rasio Ca/Mg
Optimum pada Proses Pemurnian Garam Dapur”. Laboratorium Teknologi Produk,
Laboratorium Proses Pemisahan & Pemurnian, Laboratorium Teknik Reaksi Kimia,
Jurusan Teknik Kimia, FT, Universitas Riau, Pekanbaru.

Bernaseoni,G. 1995. Teknologi Kimia. PT Padya Pranita. Jakarta.

Lesdantina, Dina dan Istikomah. 2009. ” Pemurnian Nacl Dengan Menggunakan Natrium
Karbonat “. Siminar Tugas Akhir S1 Teknik Kimia UNDIP. Jurusan Teknik
Kimia.Fak. Teknik. Universitas Diponegoro.

Rizal Taufan. 2005.” Pengaruh Kadar Garam Dapur (Nacl) Dalam Media Pendingin
Terhadap Tingkat Kerasan Pada Proses Pegerasan Baja V-155”. Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang

Saito, Tarro. 1990. Kimia Anorganik. Permission Of Iwanami Shorter Publisheis. Tokyo.

Svehla. 1979. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian
2 Edisi ke Lima. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka.
PERHITUNGAN

1. Pembuatan Larutan
 HCl 3M 500 mL
M1 . V1 = M2 . V2
M 2 ×V 2 3 ×500
V 1= = =125 mL
M1 12
 KOH 4 M 100 mL
massa 1000
M= ×
Mr V
M × Mr ×V 4 ×56 ×100
massa= = =22.4 gram
1000 1000
 NaOH 3 M 50 mL
M × Mr ×V 3 × 40× 50
massa= = =6 gram
1000 1000
 H2SO4 6 M 250 mL
10 ×% × ρ 10 × 98 ×250
M= = =18.4 M
Mr 98
M 2 ×V 2 6 ×250
V 1= = =81.521mL
M1 18.4
2. Standarisasi
 NaOH dengan C8H5KO4
VPakai NaOH = 10 mL V C8H5KO4 = 50 mL M C8H5KO4 = 0.6 M
( M ×V ) C 8 H 5 KO 4 0.6 ×50
M NaOH = = =3 M
V NaOH 10
 HCl dengan NaOH
VPakai HCl 1 = 11.4 mL V x̄ = 11.3 mL MNaOH = 3 M
VPakai HCl 2 = 11.2 mL VNaOH = 10 mL
( M ×V ) NaOH 3 ×10
M HCl = = =2.7 M
V HCl 11.3
3. Konsentrasi Sampel yang Bereaksi dengan HCl
( M ×V ) HCl 2.7 ×39.4
M Sampel = = =10.638 M
V Sampel 10
4. Berat Teoritis NaCl
 mol NaHCO3 = M × V =10.638 ×0.01=0.1064 mol
 mol HCl = M × V =2.7 × 0.0394=0.1064 mol
NaHCO3(s) + HCl(aq) → NaCl(s) + H2SO4(aq)

M: 0.1064 0.1064
R: 0.1064 0.1064 0.1064 0.1064
S: - - 0.1064 0.1064
 massa NaCl = mol × Ar=0,1064 ×58.5=6.2244 gram
W Percobaan 3.7085
 % Rendemen NaCl = × 100 %= ×100 %=59.58 %
W Teoritis 6.2244
5. Berat Teoritis Tawas
massa 0.5152
 mol Al = = =0.0191mol
Ar 27
 mol KOH = M × V =4 ×0.01=0.04 mol
 mol H2SO4 = M × V =6 × 0.015=0.09 mol

2Al(s) + 2KOH(aq) + 4H2SO4(aq) + H2O(l) → 2KAl(SO4)2.12H2O(s) + 3H2O(g)

M: 0.0191 0.04 0.09


R: 0.0191 0.0191 0.0382 0.0191
S: - 0.0209 0.0518 0.0191
 massa tawas = mol × Mr=0.0191× 474.205=9.053 gram
W Percobaan 9.093
 % Rendemen tawas = × 100 %= ×100 %=100.44 %
W Teoritis 9.053

REAKSI – REAKSI
Sintesis NaCl
NaHCO3(s) → Na+(aq) + CO32-(aq) + H3O+(aq)
NaHCO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2CO3(aq)

Sintesis Tawas
2Al(s) + 2KOH(aq) + H2O(l) → 2K[Al(OH)4](aq) + 3H2(g)
2K[Al(OH)4](aq) + H2SO4(aq) → 2Al(OH)3(s) + K2SO4(aq) + 2H2O(l)
2Al(OH)3(s) + K2SO4(aq) + 6H2O(l) + 3H2SO4(aq) → 2KAl(SO4)2.12H2O(s)
DOKUMENTASI

Soda kue

Pemanasan hasil
pemurnian NaCl

Aluminium Hasil titrasi Hasil sintesis Hasil sintesis


foil sintesis NaCl tawas tawas

Pengeringan Pengeringan
sintesis tawas sintesis NaCl
Pengeringan
sintesis NaCl
Penimbangan
hasil tawas
Hasil sintesis
tawas

Anda mungkin juga menyukai