Anda di halaman 1dari 16

KOMPONEN UTAMA DESAIN PEMBELAJARAN

DOSEN PENGAMPU :Dra. Yusnidar, M.Pd

KELOMPOK 2:
YULI ASRIANI (A1C117039)
SRI LESTARI (A1C117041)
PUTRI MILENIA HUTABARAT (A1C117057)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, di mana atas anugerah-Nya
maka selesailah penulisan makalah Desain Pembelajaran Kimia ini yang berjudul “Komponen-
Komponen Utama Desain Pembelajaran Kimia” . Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Desain Pembelajaran Kimia, dimana mata kuliah ini merupakan salah satu mata kuliah yang ada
di program studi pendidikan kimia Universitas Jambi. Makalah ini disusun sebagai upaya untuk
membantu mahasiswa dalam memahami masalah-masalah dan konsep-konsep yang berhubungan
dengan komponen utama desain pembelajaran.Dengan adanya makalah ini,diharapkan para
pembaca dapat mengetahui komponen-komponen apa saja yang terdapat didalam desain
pembelajaran, dan juga nantinya sebagai calon guru dapat membantu dalam proses belajar
mengajar dengan peserta didik.
Dengan mengetahui begitu besar ke-Agungan Allah yang telah melimpahkan kepada kita
ilmu pengetahuan dan juga memberi kita kemudahan. Oleh karenanya pada kesempatan ini,
penulismengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi Rahmat-Nya dalam pembuatan makalah ini.
2. Dosen PengampuIbuDra. Yusnidar, M.Pdyang telah membimbing hingga selesainya makalah
ini.
3. Kedua orang tua yang telah memberi motivasi serta doa-doanya.
4. Serta teman-teman yang telah memberi bantuan berupa moril maupun materil.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran
dari pembaca sangat dibutuhkan dalampenyempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah
ini bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jambi, Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.3 Tujuan Makalah................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1.pengertian desain pembelajaran........................................................2


2.2 Komponen-komponen desain pembelajaran.....................................2

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa malas belajar....................5

BAB II PENUTUP

3.1 Kesimpulan........................................................................................10

3.2. Saran.................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12

LAMPIRAN.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah suatu proses dimana terjadinya interaksi anatara peserta didik
dengan pendidik, peserta didik dengan peserta didik maupun peserta didik dengan
lingkungannya. Proses pembelajaran sangat penting dilakukan oleh setiap individu, karena
aktivitas ini akan membawa individu kearah perubahan tingkah laku melalui interaksi aktif
yang terjadidalam proses pembelajaran.
Sebuah pembelajaran sangat ditentukan keberhasilannya oleh keterampilan guru dalam
mendesain pembelajaran. Tenaga pengajar yang kompentesial dan professional, akan terukur
dari sejauh mana dia dapat mendesain pembelajaran dan mengajarkannya dalam sebuah
proses pembelajaran di kelas, sehingga dapat mengantarkan peserta didiknya mencapai hasil
belajar yang optimal. Keberhasilan belajar sangat ditentukan oleh tenaga pengajarnya, hal ini
disebabkan, tenaga pengajar selain sebagai desainer dan orang yang berperan dalam proses
transformasi pengetahuan dan keterampilan, juga dia memandu segenap proses
pembelajaran. Di tangannyalah, sebuah peristiwa belajar dapat berlangsung. Padanya pula,
pembelajaran akan diserahkan dan kemana peserta didik akan dibawa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan desain pembelajaran?
2. Apa saja faktor-faktor yang menjadi kendala dalam proses pembelajaran?
3. Apa saja komponen-komponen utama desain pembelajaran?

1.3 Tujuan Makalah


1. Mengetahui makna desain pembelajaran
2. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi kendala dalam proses pembelajaran
3. Mengetahui komponen-komponen utama desain pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Desain Pembelajaran


Kata pembelajaran berasal dari kata dasar belajar. Belajar suatu kata yang sudah cukup
akrab dengan semua lapisan masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata “belajar“
merupakan kata-kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal.
Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai dengan keinginan.
Desain pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan guna menciptakan tujuan
pembelajaran yang efektif dan efesien sehingga dapat meningkatkan pengembangan kualitas
pembelajaran.

2.2 Komponen-komponen Utama Desain Pembelajaran


1. Pembelajar (pihak yang menjadi fokus)
Pembelajar atau pihak yang menjadi fokus adalah peserta didik. Seorang guru
dalam membuat suatu desain pembelajaran harus mengetahui karakteristik peseta didik
serta kemampuan awal yang dimiliki oleh peserta didik, karena agar desain pembelajaran
yang akan dibuat dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Proses pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk membelajarkan siswa
untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. keputusan-keputusan yang diambil
dalam desain pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi siswa yang bersangkutan,
baik sesuai dengan kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi belajar dan gaya belajar
siswa itu sendiri (winasanjaya, 2008:9).
Jadi dalam menentukan desain pembelajaran dan mata pemlajaran yang akan
disampaikan. Perlu kita ketahui bahwa yang dilakukan oleh disainer adalah menciptakan
kondisi atau sutuasi yang kondusif ketika sedang dalam proses belajar, sehingga peserta
didik atau pembelajaran nyaman dan termotivasi untuk mengikuti proses belajar. Karena
peserta didik sebelum dan selama belajar itu dipengaruhi beberapa factor baik fisik
maupun mental,misalnya bosan, mengatuk, kelelahan, jenuh bahkan karena tidak suka
dengan mata pelajaranya.
2. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah penjabaran kompetensi yang akan dikuasai oleh
pembelajar (dadang suprianat,2009). Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari
pelaksana suatu kegiatan.Tujuan dalam pembelajaran merupakan suatu komponen yang
dapat mempengaruhi komponen pengajaran lainnya, seperti bahan pengajar, kegiatan
belajar mengajar, pemilihan metode, alat, sumber dan alat evaluasi (jumanta,2016:7).
Jadi sebagai seorang guru sebelum melakukan suatu proses belajar mengajar
terlebih dahulu perlu menentukan dan mengatahui tujuan pembelajaran sesuai dengan
kurikulum yang ada sebagai acuan dalam menjalankan pembelajaran yang akan dijadikan
pedoman dalam dalam proses belajar mengajar.

3. Analisis pembelajaran
Analisis pembelajaran merupakan proses menganalisis topik atau materi yang
akan dipelajari (dadangsuprianat, 2009)
Seorangdesainer(guru) perlu menganalisis materi terlebih dahulu sebelum
melakukan proses pembelajaran dengan peserta didik. Analisis materi yang dilakukan
oleh seorang desainer akan membantu keberhasilan dari desain pembelajaran yang
dibuatnya, karena dalam menganalisis materi desainer mampu mengambil pokok utama
materi yang akan dibahas didalam proses pembelajaran sehingga hal ini berguna untuk
menciptakan suatu kondisi pembelajaran yang lebih aktif.

4. Strategipembelajaran
Starategi pembelajaran juga berpengaruh pada keberhasilan desain pembelajaran.
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan seorang
guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien.
Seorang guru harus memiliki strategi dalam proses pembelajarannya, karena strategi
pembelajaran didalamnya mencangkup pendekatan, model, metode serta teknik
pembelajaran secara spesifik.

5. Bahan ajar
Bahan ajar adalah format materi yang akan diberikan kepada pembelajar (dadang
suprianat,2009). Bahan ajar adalah substasi yang akan disampaikan dalam proses belajar
mengajar. Oleh kareana itu, guru yang harus menguasai bahan pelajaran yang akan
disampaikan kepada anak didik (jumantan, 2016:7).
Bahan ajar juga berpengaruh pada desain pembelajaran. Oleh karena itu, seorang
desainer harus mampu menentukan bahan ajar yang tepat sesuai dengan desain
pembelajaran yang telah dibuat. Dengan adanya bahan ajar, guru akan lebih runtut dalam
mengajarkan materi kepada siswa serta dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.

6. Penilaian
Penilaian atau evaluasi merupakan suatu kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya,
sedalam-dalamnya, yang bersangkuatan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui
kemampuan atau kompetensi yang telah dikuasai oleh peserta didik. Baik melalui tes
tertulis, lisan maupun praktik. Dengan demikian, guru dapat mengetahui perkembangan
pengetahuan peserta didik selama proses pembelajaran.

7. Hasilbelajar
Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai
dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan demikian, tugas utama guru dalam
kegiatan ini adalah menrancang instrument yang dapat mengumpulkan data tentang
keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran, berdasarkan data tersebut guru dapat
mengembangkan dan memperbaiki program, pembelajaran, tugas seorang desainer
dalam menentukan hasil belajar selain menentukan instrument juga perlu merancang cara
menggunakan instrument beserta karakteria keberhasilannya. Hal ini perlu dilakukan,
sebab dengan kriteria yang jelas dapat ditentukan apa yang harus dilakukan siswa dalam
mempelajari isi bahan ajar (winasajana, 2008:13).

Komponen-komponen diatas itu saling berkaitan. Keberhasilan atau kegagalan dalam


pelaksanaan dapat disebabkan oleh salah satu komponen saja. Jadi jika ada perbaikan maka
komponen harus ditinjau kembali.
Misalnya : seorang guru meninggalkan tugas kepada peserta didik dan guru tersebut pergi.
Dapat dikatakan desain pembelajaran gagal atau tidak berjalan, karena pada prosesnya guru
telah menghilangkan dua komponen utama dalam desain pembelajaranya yaitu tujuan
pembelajaran dan analisis pembelajaran. Dimana telah dijabarkan diatas bahwa komponen
tujuan pembelajaran adalah penjabaran kompentesi yang akan dikuasai oleh pembelajar,
sedangkan guru yang bersangkutan tidak memberikan penjabaran kompetensi yang akan
disampaikan atau dikuasai oleh peserta didik dan yang kedua analisis pembelajaran adalah
proses menganalisis atau materi yang akan dipelajari, hal ini juga tidak berjalan karena guru
tidak dapat menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari karena guru hanya
memeberikan tugas.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar pada mata pelajaran kimia

Dalam sebuah proses pembelajaran, pengajar memberikan materi pembelajaran kepada


muridnya agar bisa dipahami dan dimengerti oleh murid tersebut. Tujuan sebuah proses
pembelajaran adalah seseorang yang belajar mampu mengetahui dan memahami maksud dari
data, informasi, dan pengetahuan yang mereka peroleh dari sumber yang dipercaya.

Kimia adalah salah satu bagian dari bidang studi ilmu pengetahuan alam yang dalam
konteksnya sangat dekat dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu kimia merupakan salah satu
pelajaran yang sulit bagi kebanyakan siswa tingkat SMA. Kesulitan siswa dalam belajar
kimia mengakibatkan banyak siswa megalami kegagalan dalam mempelajari materi kimia.

Berdasarkan penelitian Ashadi, menunjukkan bahwa ilmu kimia dipandang sulit, tidak
menarik untuk dipelajari, akibatnya siswa cenderung menggunakan metode menghapal,
sehingga siswa hanya mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar
yang diterimanya, tetapi pada kenyataanya mereka tidak memahaminya. Siswa hanya
mengingat dan menyimpan berbagai informasi tanpa memahami dan mengenali lebih jauh
lagi mengenai informasi yang diterimanya.

Menurut Darmianto, 2006 Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi yang dialami siswa
yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu yang menyebabkan tidak
tercapainya tujuan belajar .Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas
dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Disamping itu, kesulitan belajar
juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan prilaku (misbehavior) siswa, seperti
berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan
sering minggat atau membolos sekolah (Erika,2016:23-24).

Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan kesulitan siswa dalam pembelajaran
kimia.

A. Konsep

Materi Pelajaran Kimia di SMA/MA banyak berisi konsep-konsep yang cukup sulit untuk
dipahami siswa, karena menyangkut reaksi-reaksi kimia dan hitungan-hitungan serta
menyangkut konsep-konsep yang bersifat abstrak dan dianggap oleh siswa merupakan materi
yang relatif baru.seperti konsep atom, bilangan oksidasi, persamaan reaksi dan energi.
Menurut Gabel, keabstrakan ini menjadikan kimia sebagai pelajaran yang kompleks. Hal ini
menyebabkan banyak kesulitan pada siswa. Selain itu, Coll & Taylor menyebutkan banyak
penelitian yang menunjukkan bahwa terjadi kesulitan memahami konsep-konsep kimia
karena ketidakmampuan menghubungkan dunia makroskopis dan mikroskopis. Konsep-
konsep itu adalah konsep mol, struktur atom, teori kinetik, termodinamika, elektrokimia,
perubahan kimia dan reaktivitas, penyetaraan persamaan reaksi redoks, dan stereokimia
(Erika, 2016:20).
Pengertian abstrak itu sendiri yang telah disebutkan diatas, dapat dikatakan bahwa
dalam memperlajari kimia banyak sekali materi materi yang tidak kita alami langsung, dan
materi yang tidak bisa dinampak oleh mata atau dapat disebut mikroskopis, misalnya atom,
molekul, ion, materi tersebut adalah materi- materi dasar dalam pelajaran kimia yang bersifat
abstrak. Sehingga siswa yang mempelajarinya mengalami kesulitan dalam mengartikan
materi yang tidak dialaminya secara langsung atau yang tak terlihat oleh mata. Hal itulah
yang membuat peserta didik menganggap bahwa kimia adalah mata pelajaran yang sulit,
selain itu, pemahaman atau mindset mereka juga telah tertanam bahwa kimia adalah mata
pelajaran yang sulit sehingga hal ini menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi peserta
didik dalam proses pembelajaran kimia.

B. Peranan Guru
Kreativitas guru dalam mengajar juga tampaknya sangat mempengaruhi keberhasilan
suatu pencapaian tujuan pembelajaran. Sebagai contoh, dalam proses pembelajaran kimia di
beberapa sekolah selama ini terlihat kurang menarik, sehingga siswa merasa jenuh dan
kurang memiliki minat pada pelajaran kimia, sehingga suasana kelas cenderung pasif, sedikit
sekali siswa yang bertanya pada guru meskipun materi yang diajarkan belum dapat dipahami.
Dalam pembelajaran seperti ini mereka akan merasa seolah-olah dipaksa untuk belajar
sehingga jiwanya tertekan. Keadaan demikian menimbulkan kejengkelan, kebosanan, sikap
masa bodoh, sehingga perhatian, minat, dan motivasi siswa dalam pembelajaran menjadi
rendah. Hal ini akan berdampak terhadap ketidaktercapaian tujuan pembelajaran kimia
(Erika, 2016:20)..

Dalam hal ini kita juga dapat melihat dibeberapa sekolah, tidak jarang kita lihat bahwa
pembelajaran kimia tidak berlangsung seperti yang diharapkan, ada yang gurunya hanya
memberikan catatan kemudian pergi meninggalkan kelas, ada yang hanya menjelaskan
seadanya tanpa memberikan konsep terlebih dahulu, sehingga para siswa tidak mengerti
dasar dari materi yang mereka pelajari, dan ada juga guru yang sering berhalangan hadir, dan
akhirnya hanya diberi tugas, hal ini menyebabkan keberlangsungan pembelajaran kimia
menjadi terhambat. Oleh sebab diatas, banyak siswa yang tidak tertarik mempelajari materi
kimia, karena faktor gurunya sendiri.

Berdasarkan masalah tersebut dapat kita ketahui bahwa peranan guru dalam proses
pembelajaran adalah suatu hal yang sangat penting. Kreativitas guru yang dapat menetukan
keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Dimana seorang guru harus memiliki
kemampuan mengajar yang kreatif sehingga mampu menumbuhkan semangat serta minat
peserta didik dalam proses pembelajaran

C. Faktor Eksternal dan Internal

Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri, dalam hal ini yang meliputi:

 faktor lingkungan sosial.

Aspek sosial merupakan keadaan sekitar siswa, baik lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat , maupun lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah ternyata memiliki dampak
terhadap siswa, seperti interaksi terhadap teman sekelas, maupun guru yang mengajar, siswa
yang bergaul dengan orang yang dapat dikatakan bodoh atau malas, maka siswa tersebut juga
cenderung seperti siswa yang ia temani, begitu juga sebaliknya, seorang guru yang memilih
milih pada siswanya juga mempengaruhi belajar siswa, jika seorang guru hanya tertarik pada
siswa yang dapat dikatakan pintar maka siswa yang tidak termasuk kedalamnya akan malas
belajar dan tidak mau tau karna sikap guru tersebut, Lingkungan selanjutnya yaitu
lingkungan masyarakat, lingkungan peserta didik yang kumuh, banyak pengangguran dan
anak telantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar peserta didik, paling tidak peserta
didik kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar
yang kebetulan belum dimilikinya. Dan yang terakhir adalah lingkungan keluarga,
lingkungan keluarga termasuk lingkungan yang sangat mempengaruhi proses belajar anak.
Seorang anak yang tinggal dikeluarga broken home, atau orang tua yang kurag peduli
terhadap anak akan menurunkan semangat anak dalam belajar, keharmonisan keluarga sangat
membantu prosess belajar anak, saat orang tua bersikap tidak mau tau terhadap anak, maka
anak tersebut akan merasa tidak diperhatikan, sehingga menurunkan minat si anak dalam
belajar.

Faktor Internaladalah faktor yang berasal dari dalam diri, yang termasuk aspek ini meliputi:

 faktor fisiologis seperti kondisi fisiologis


Menurut Yulianto, 2015 Kesulitan belajar yang dipengaruhi oleh faktor jasmani disebut
juga dengan kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan. Kesulitan belajar
yang dipengaruhi oleh perkembangan disebabkan oleh adanya gangguan motorik, bahasa,
komunikasi, indera, dan lain-lain (Erika,2016:25).
Dalam aspek fisiologis itu sendiri, meliputi kondisi fisik peserta didik, termasuk panca
indra yang menjadi bagian yang sangat penting pada proses belajar, ketika proses
pembelajaran berlangsung, panca indra lah yang menangkap semua informasi yang diterima
oleh peserta didik, keadaan panca indra yang tidak dalam keadaan baik akan mengakibatkan
terganggunya keberlangsungan proses belajar, misalnya mata yang minus atau sedang tidak
dalam keadaan baik membuat siswa kesulitan membaca apa yang tertulis didepan, dan
keadaan fisik lainnya, aspek psikologis yang meliputi kecerdasan bawaan peserta didik
tersebut, ada yang memilki IQ yang cerdas dan fungsi otak yang baik atau mungkin
sebaliknya, hal tersebut juga mempengaruhi proses belajar siswa, siswa yang memiliki IQ
yang rendah akan kesulitan mengikuti pelajaran, terlebih materi yang diajarkan termasuk
sulit seperti pembelajaran kimia.
 Psikologis yang meliputi minat, kecerdasan, motivasi.
Aspek psikologis selanjutnya adalah motivasi dan minat, motivasi adalah salah satu aspek
penting dalam proses pembelajaran, seorang peserta didik yang tidak memiliki motivasi baik
dalam diri sendiri maupun dari luar akan membuat mereka malas untuk melakukan sesuatu
termasuk belajar, karna mereka merasa tidak ada sesuatu yang penting sehingga mereka
harus melakukan hal tersebut, sikap masa bodoh akan tertanam dalam diri mereka ketika
motivasi tidak mereka miliki dan dapatkan, minat dan motivasi hampir sama, siswa memiliki
minat nya masing- masing pada proses belajar, keingintahuan seseorang pada sesuatu dapat
meningkatkan minat mereka untuk memperlajari sesuatu, namun sebaliknya, jika peserta
didik tidak punya keinginan dalam dalam hati untuk mengetahui sesuatu, maka tidak bisa
dipungkiri bahwa siswa tersebut akan kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran
dikelas, minat akan didapatkan dari diri sendiri maupun dari pendidik atau guru.

D. Metode Belajar

Metode belajar merupakan cara siswa dalam memahami suatu konsep mata pelajaran.
Metode belajar setiap anak pada dasarnya tidaklah sama. Beberapa siswa ada yang termasuk
dalam tipe audio, ada yang termasuk visual, dan ada juga anak yang tipe audio visual.
Metode belajar ini juga dipengaruhi oleh metode mengajar yang digunakan oleh guru.
Metode belajar yang digunakan guru sangat berperan terhadap tercapai atau tidaknya tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Oleh karena itu pemilihan metode mengajar harus
disesuiakan dengan kondisi siswa, kondisi sekolah, dan kebutuhan pelajaran.Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Marsita, dkk (2009) yang menyimpulkan bahwa salah
satu faktor penyebab kesulitan siswa dalam belajar antara lain ketidak sesuaian strategi
belajar yang digunakan (Erika, 2016:27).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Desain pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan guna menciptakan tujuan
pembelajaran yang efektif dan efesien sehingga dapat meningkatkan pengembangan
kualitas pembelajaran. Desain pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam
proses pembelajaran. Desain pembelajaran dapat membantu serta memudahkan guru dan
siswa dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mencapai keberhasilan desain pembelajaran
terdapat beberapa komponen-komponen utama desain pembelajaran yaitu sebagai
berikut:
a. Pembelajar atau peserta didik
b. Tujuan pembelajaran
c. Analisis pembelajaran
d. Strategi pembelajaran
e. Penilaian
f. Bahan ajar
g. Hasil belajar
Selain komponen-komponen desain pembelajaran, terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi kesulitan belajar peserta didik yaitu sebagai berikut:
a. Konsep atau materi
b. Peranan guru
c. Faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan
sosial. Sedangkan faktor internal meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis
(minat, kecerdasan, motivasi)

d. Metode belajar
3.2 Saran

Kami menyadri bawasanya penyusun dari makalah ini hanyalah manusia yang tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan, sedangkan kesempurnaan hanya milik Allah Swt hingga
dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penyusun terima dalam upaya evaluasi
diri
DAFTAR PUSTAKA

Hamdayama,jumanta.2016. metodologinmpembelajaran. Jakarta : bumi aksara


Risti, yani. 2016. Analisis kesulitan belajar kimia siswa di sma x kots tanggerang. Jakarta
: jurnal penelitian dan pembelajarn ipa
Sanjaya, wina. 2008. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta :
: PT interpratman mandiri
Suprianat, dadang. 2009. Konsep desain pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai