Anda di halaman 1dari 8

Hidup Sukses dalam Pandangan Al-Qur’an

Setiap Insan pasti mendambakan kesuksesan dalam hidupnya, sukses dalam


pekerjaan, sukses dibidang akademis, sukses dalam percintaan, dsb. Kita juga sebagai Orang
Islam tentunya ingin sukses baik dikehidupan dunia maupun akhirat sebagaimana
digambarkan dalam doa kita robbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirah hasana waqina
azabannar.

Untuk meraih kesuksesan Dunia Akhirat itu, Allah telah menuliskan tips-tipsnya di
dalam bukunya yang Fenomenal yaitu Al-Qur’an. Setidaknya ada 12 ayat yang menjelaskan
tentang wa ulaikahumul muflihun, atau mereka itulah orang-orang yang yang akan
mendapatkan kesuksesan, keberuntungan, keberhasilan.

Kalau diklafikasikan ke dalam beberapa item maka sedikitnya ada 8 kunci untuk
meraih sukses yang Allah janjikan.

1. Bertaqwa (Al Muttaqin) Al Baqarah 1-5

1. Alif laam miin[10].


2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa,
3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
4. dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu
dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya
(kehidupan) akhirat.
5. mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-
orang yang beruntung.

Orang yang akan meraih kesuksesan yang pertama adalah orang2 yang memiliki karakter
Taqwa di didalam dirinya, Bagaimana ciri dari orang2 yg disebut muttaqin. pada ayat 3-4
Allah menggambarkan ciri2 mereka :

– Beriman Kepada yang Ghaib

Pada dasarnya dalam jiwa manusia tertanam suatu keyakinan bahwa ada sebuah
kekuatan yang tidak tampak tapi dia percaya kekuatan ghaib itu mampu menolongnya,
melindunginya, bahkan orang2 yg tidak mengenal agama sekalipun percaya akan hal itu, atau
pun orang2 yg bahkan tidak mengenal budaya.

Contoh : orang2 purbakala yg mengkeramatkan pohon2, batu2, api, arwah leluhur


dsb. Didalam Surah Al an’am 76-78 diceritakan Bagaimana Ibrahim merenung mencari2 apa,
siapa, dimana, dan bagaimana sosok kekuatan Ghaib itu berada

76. ketika malam telah gelap, Dia melihat sebuah bintang (lalu) Dia berkata: “Inilah
Tuhanku”, tetapi tatkala bintang itu tenggelam Dia berkata: “Saya tidak suka kepada yang
tenggelam.”

77. kemudian tatkala Dia melihat bulan terbit Dia berkata: “Inilah Tuhanku”. tetapi setelah
bulan itu terbenam, Dia berkata: “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk
kepadaKu, pastilah aku Termasuk orang yang sesat.”

78. kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, Dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini yang lebih
besar”. Maka tatkala matahari itu terbenam, Dia berkata: “Hai kaumku, Sesungguhnya aku
berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.

Hari ini kita harus sangat bersyukur tidak perlu meraba2 lagi, kita sudah terlahir
sebagai seorang Muslim, kita tinggal di deaerah yang mayoritas Muslim, sehingga kita dapat
lebih mudah mengenal dan meyakini Allah sebagai Tuhan yang kepadanya kita beribadah
dan kepadanya kita minta pertolongan iyyaka nabudu waiyyaka nastain.

– Mendirikan Shalat

Shalat memiliki makna Shilah menyambung, jika kita mencintai orang tua, anak, atau
kekasih kita, maka kita akan selalu rindu untuk bertemu, menelepon, sms, chatting, dsb. maka
orang yang mengatakan cinta kepada Allah pasti akan senantiasa melakukan Shalat, menjalin
koneksi kepada Allah

– Gemar berbagi Rezeki

ayat yang memerintahkan untuk mendirikan sholat selalu dibarengi dengan zakat /
infaq, artinya jika mencintai Allah maka harus mencintai sesama manusia, tidak melupakan
aspek sosial, membantu orang lain.

– Beriman kepada Ajaran Allah

Allah telah memberikan petunjuk, sejak awal hingga akhir dunia yg tidak akan
berubah. Maka bagi yang ingin meraih kesuksesan tentunya harus mengikuti petunjuk agar
selamat sampai tujuan.

2. Membentuk Komunitas yang Saling membantu menuju kesuksesan Ali Imron 104

“dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang
yang beruntung.”

Untuk menuju Kesuksesan, tidak bisa meraihnya sendirian. Tidak bisa masuk surga
sendirian, kaya sendirian, kecuali mati bolehlah sendirian (tidak usah ajak2 ya). Kita harus
membentuk komunitas (ummatun) yang saling bahu membahu, saling membantu, saling
mengingatkan agar menggapai sukses bersama2. Ibarat panjat pinang kita harus saling
membantu untuk mencapai puncak. Berkontribusi sesuai dengan bakatnya masing2, tidak
bisa semua mengisi posisi diatas, harus ada juga yg menopang dengan kokoh, menyusun
strategi, mengambil keputusan dan kebijakan sehingga pada akhirnya hasilnya bisa dinikmati
bersama.

3. Memperbanyak Aktivitas yang positif (Al-A’raf 8)

“timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), Maka Barangsiapa berat timbangan
kebaikannya, Maka mereka Itulah orang-orang yang beruntung.”

Siapa orang yang Lebih Banyak melakukan aktivitas yang bernilai positif maka
mereka itulah orang2 yang akan berhasil/sukses.

Memang untuk melakukan hal2 yg positif tidak lah mudah, banyak tantangan, baik yg
datang dari diri sendiri seperti sifat malas, suka menunda pekerjaan, tidak semangat dll,
maupun yg datang dari luar. Banyak juga orang yg senang menjatuhkan orang lain,
melemahkan orang lain, ketika kita mau maju selalu saja ada orang yg mendorong mundur,
ketika kita mau bangkit ada saja orang yg ingin menjatuhkan, “alah.. gak usah sibuk2, kamu
tidak akan berhasil” dan jika gagal mereka akan mengatakan “kan..benar apa yg kubilang…”

Tapi kita harus berjuang melewati tantangan itu, karena Allah menilai proses, bukan
semata2 hasilnya. Inna ma’al ‘usri yusran sesungguhnya kerja keras, jerih payah pasti akan
menghasilkan kemudahan.

4. Mengikuti dan Meneladani Rasulullah (Al-A’raf 157)


“(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang Ummi yang (namanya) mereka dapati
tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan
menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang
buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada
mereka[574]. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya
dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah
orang-orang yang beruntung.”

Mau Melihat dan meneladani contoh orang yang paling Sukses sepanjang masa
adalah Rasulullah Saw, dari segi karir Politik beliau adalah seorang Presiden, dari segi
Perdagangan beliau juga enterpreneur / Pengusaha yang Hebat, bahkan dari kecil ketika
anak2 lain masih bermain beliau sudah terlatih untuk mandiri dengan mengelola usaha
Peternakan, Beliau juga Panglima Perang yang piawai, dengan strategi2 yg jitu beliau mampu
mengalahkan pasukan2 yg lebih besar di Medan Perang, beliau juga seorang hakim yang
sangat jujur. dari sisi hubungan cinta beliau sukses mendapatkan istri cantik, kaya raya,
terhormat, baik hati, tidak sombong dan rajin menabung. Tapi keberhasilan yang paling
Utama adalah beliau sukses menjalankan risalah yang diamanahkan kepada beliau, dan ajaran
yang dibawanya diikuti diperjuangkan dibela oleh manusia sepanjang zaman..
Maka diayat ini kata Allah orang yang sukses adalah orang-orang yang beriman
kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang
diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung.

5. Berjuang dan Mengerahkan Segala Upaya Sampai titik darah Penghabisan


(Attaubah 88)

“…tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama Dia, mereka berjihad dengan harta
dan diri mereka. dan mereka Itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka
Itulah orang-orang yang beruntung”

Untuk meraih kesuksesan perlu perjuangan, dan Upaya yang Maksimal, kalau kata
orang Melayu Push tu de limit. Berjuang sampai titik darah penghabisan, sekali layar
terkembang surut kita berpantang. Mati satu tumbuh seribu.

6. Taat kepada Perintah dan Hukum Allah (Annur 51)

“Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan
Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami
mendengar, dan Kami patuh”. dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.”

Untuk mencapai sukses tentu dibutuhkan rambu2 atau peraturan yang mengikat
kepada semua orang agar hidup menjadi teratur. Maka hukum yang paling layak untuk
ditegakkan adalah Hukum yang yang paling adil, tidak subjektif dan berat sebelah, atau
tebang pilih. Itulah hukum Allah Sang Pencipta.

7. Arrum 38 Berbagi kepada Sanak Saudara dan Kerabat

“Maka berikanlah kepada Kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir
miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan[1171]. Itulah yang lebih baik bagi orang-
orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka Itulah orang-orang beruntung.”

Senada dengan point pertama tadi, disini Allah menegaskan bahwa orang2 yang akan
dilimpahi kesuksesan adalah orang yang senang berbagi, baik kepada keluarga, kerabat,
orang yg susah atau siapa saja yang membutuhkan bantuan.

8. Menjauhi sifat kikir Al Hasyr 9


“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor)
sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah
kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka
terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-
orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang
dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung Kembali Allah
menegaskan, Siapa yang menjauhi sifat kikir ini maka merekalah orang2 yang akan meraih
kesuksesan.”

Jadi tidak dapat ditawar lagi bahwa untuk sukses harus menghilangkan sifat kikir,
pelit, kedekut, bakhil dsb. Berbagi terhadap orang lain adalah syarat untuk mendulang
kesuksesan, coba bayangkan jika semua orang terlalu berhemat, sehingga seluruh harta yang
dia dapat ditabungkan saja tidak ingin dibelanjakan, apalagi diinfaq secara gratis, bahkan
menabungnya di bank yang mengutip biaya administrasi diapun enggan, maka secara
otomatis perekonomian baik mikro maupun makro akan lumpuh, pelaku usaha menjadi
bangkrut, karyawan pun di PHK, maka kemiskinan pun akan bertambah. Untuk itu Allah
mengingatkan bahwa hamba2 yang disayanginya adalah orang2 yg membelanjakan hartanya
tidak terlalu pelit juga tidak terlalu boros, akan tetapi berlaku sewajarnya. Jadi pepatah yang
mengatakan hemat pangkal kaya perlu dikaji ulang.. kalau mengikut Pepatah Allah maka
Berbagi pangkal Kaya, 1-1 tidak sama dengan 0 tapi 700.

Anda mungkin juga menyukai