Di susun oleh :
(kelompok 1/KPI 2E)
Nyi Ageng putri pertama (11200051000141)
Raihan Fasya Putra (11200510000144)
Salsabilla Ryandi (11200510000162)
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah ini. Tak lupa kami kirimkan shalawat serta salam kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh
insan yang dikehendaki-Nya. Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah PKN.
Kami selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah PKN ,yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam pembuatan makalah
ini, orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas kami, serta teman-teman kelompok
yang senantiasa saling mendukung dan bekerja sama dalam penyelesaian tugas ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah ini dimasa yang
akan datang.Dan kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi kami
dan para pembaca. Aamiin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam
praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan
mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada
dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan / kewajiban bagi
individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan
akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak
berjalan secara seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimpangan
yang akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
2
https://en.wikipedia.org/wiki/Obligation
3
https://id.wikipedia.org/wiki/Kewarganegaraan
Warga negara dari suatu negara merupakan pendukung dan penanggung jawab
kemajuan dan kemunduran suatu negara. Oleh karena itu, seseorang yang menjadi
anggota atau warga suatu negara haruslah ditentukan oleh UU yang dibuat oleh
negara tersebut. Sebelum 4negara menentukan siapa yang menjadi warga negara,
maka negara harus mengakui bahwa setiap orang berhak memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali
sebagaimana diatur pasal 28 E ayat (1) UUD 1945. Pernyataan ini berarti bahwa
orang-orang yang tinggal dalam wilayah negara dapat diklasifikasikian menjadi :
a. Warga negara Indonesia, adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
b. Penduduk, yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara
sesuai dengan visa (surat ijin untuk memasuki suatu negara dan tinggal sementara
yang diberikan oleh pejabat suatu negara yang dituju) yang diberikan negara melalui
kantor imigrasi.
Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, digunakan
2 kriterium .
1. Kriterium kelahiran
Berdasarkan kriterium ini, masih dibedakan lagi menjadi 2, yaitu:
a. Kriterium kelahiran menurut asas keibubapaan atau disebut pula Ius Sanguinis. Di
dalam asas ini, seseorang memperoleh kewarganegaraan suatu negara berdasarkan
asas kewarganegaraan orang tuanya, di manapun ia dilahirkan.
b. Kriterium kelahiran menurut asas tempat kelahiran atau Ius Soli. Di dalam asas ini,
seseorang memperoleh kewarganeraannya berdasarkan negara tempat di mana dia
dilahirkan, meskipun orang tuanya bukan warga negara dari negara tersebut.
Kedua prinsip kewarganegaraan ini digunakan secara bersama dengan
mengutamakan salah satu, tetapi tanpa meniadakan yang satu. Konflik antara Ius Soli
dan Ius Sanguinis akan menyebabkan terjadinya kewarganegaraan rangkap (bi-
patride) atau tidak mempunya kewarganegaraan sama sekali (a-patride). Berhubungan
dengan itu, maka untuk menentukan kewarga negaraan seseorang digunakan 2 stelsel
kewarganegaraan (di samping kedua asas di atas), yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif.
Pelaksanaan kedua stelselo ini kita bedakan dalam:
Hak Opsi, ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel aktif);
Hak Reputasi, ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana stelsel pasif).
4
Sumarsono, dkk. 2006. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
2.2 Hak dan Kewajiban Negara/Pemerintah
Hak dan kewajiban negara adalah menggambarkan apa yang seharusnya diterima dan
dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam melindungi dan menjamin kelangsungan
kehidupan negara serta terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945.
1. Hak negara atau pemerintah adalah meliputi :
a. Menciptakan peraturan dan UU untuk ketertiban dan keamanan.
b. Melakukan monopoli sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak.
c.Memaksa warga negara taat akan hukum yang berlaku.
2. Kewajiban negara berdasarkan UUD 1945 :
a. Melindungi wilayah dan warga negara.
b. Memajukan kesejahteraan umum.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
e. Menjamin kemerdekaan penduduk memeluk agama.
f. Membiayai pendidikan dasar.
g. Menyelenggarakan sistem pendidikan nasional.
h. Memprioritaskan anggaran pendidikan minimal 20 % dari anggaran belanja negara
dan belanja daerah.
i. Memajukan pendidikan dan kebudayaan.
j. Mengembangkan sistem jaminan sosial.5
Pelaksanaan selanjutnya dari pasal 26 UUD 1945 ini diatur dalam UU nomor 62
Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, yang pasal 1-nya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
8
Hasbullah ; Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, PT. RajaGravindo Persada, Jakarta, 2001
Hak adalah sesuatu yang pantas didapatkan oleh setiap individu melalui
pertanggungjawaban terhadap kewajiban, sedangkan kewajiban adalah segala sesuatu yang
dianggap sebagai suatu keharusan / kewajiban untuk dilaksanakan oleh individu. Hak dan
kewajiban yang ditegakkan kepada masyarakat merupakan hak dan kewajiban warga negara
yang merupakan penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah Negara tersebut
dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Kewarganegaraan dapat ditentukan melalui 2 kriteria
yaitu kelahiran dan naturalisasi atau pewarga negaraan (suatu proses hukum yang
menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu mempunyai kewarganeraan negara
lain).
DAFTAR PUSTAKA