Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan suatu negara dapat dilihat dari taraf hidup dan
peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) atau Angka Harapan Hidup (AHH). Namun disisi
lain, peningkatan UHH ini dalap mengakibatkan terjadinya transisi epidemiologi dalam
bidang kesehatan akibat peningkatan angka kesakitan karena penyakit degeratif. Perubahan
demografi ini disebabkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan menurunnya
angka kematian serta menurunnya angka kelahiran (Kemenkes, 2013).
Lansia atau lanjut usia adalah tahap dimana seseorang mengalami penurunan fungsi
fisiologis tubuh akibat proses degeneratif (penuaan) seperti kulit yang keriput, turunnya
tinggi badan, berat badan, kekuatan otot, daya lihat, daya dengar, kemampuan berbagai rasa
(senses), dan penurunan fungsi berbagai organ termasuk apa yang terjadi terhadap fungsi
homeostatis glukosa, sehingga lansia rentan terkena penyakit degeneratif dan nondegeneratif
(Suviani, 2014). Lansia merupakan seorang dewasa sehat yang mengalami proses perubahan
menjadi seorang yang lemah dan rentan yang diakibatkan karena berkurangnya sebagian
besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit
dan kematian (Efendi,2013). Lanjut usia (lansia) merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan
lingkungan (Azizah,2011). Salah satu penyakit degeneratif yang sering muncul pada lansia
yaitu Diabetes Melitus (DM).
Beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa lansia adalah tahap lanjut
yang mengalami perubahan menjadi lemah dan rentan akibat proses degenerative yang
mengakibatkan menurunnya kemampuan-kemampuan tubuh yang menyebabkan mudahnya
lansia terkena penyakit.
Lansia memiliki masalah kesehatan yang umum, baik secara fisik maupun secara
psikologis. Masalah kesehatan yang banyak dialami oleh lansia saat ini adalah Diabetes
Mellitus dan nyeri sendi, sedangkan masalah psikologis yang muncul pada lansia, terutama
lansia yang tinggal di panti wredha, adalah masalah kesepian.
Diabetes Melitus (DM) merupakan gangguan metabolik menahun yang diakibatkan
pankreas yang tidak dapat memproduksi insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin secara efektif. Insulin merupakan salah satu hormon yang mengatur
keseimbangan kadar gula darah yang dapat mengakibatkan peningkatan konsentrasi glukosa
dalam darah (Kemenkes RI, 2014). Diabetes Mellitus pada geriatri terjadi karena timbulnya
resistensi insulin pada usia lanjut yang disebabkan oleh 4 faktor : pertama adanya perubahan
komposisi tubuh, turunnya aktivitas fisik, perubahan pola makan pada usia lanjut yang
disebabkan oleh berkurangnya gigi, dan perubahan neurohormonal, khususnya Insulin Like
Growth Factor-1 (IGF-1) dan dehydroepandrosteron (DHtAS) plasma (Tamher,2011).
DM merupakan penyakit yang memiliki komplikasi terbanyak. Hal ini berkaitan
dengan kadar gula darah yang terus meningkat, sehingga mengakibatkan kerusakan pada
pembuluh darah, saraf, dan struktur internal lainnya. Salah satu komplikasi yang paling
sering muncul pada pasien dengan DM adalah retinopati dan kaki diabetes. Kaki diabetes
disebabkan oleh kurang lancarnya peredaran darah ke daerah kaki yang menyebabkan kaki
yang kebas, kesemutan, dan kaku (Tamher,2011). Sirkulasi darah yang tidak lancar kadang
tidak diindahkan oleh para penderita DM karena dianggap tidak mengganggu aktivitas, akan
tetapi jika hal ini terus dibiarkan akan lebih memperparah sirkulasi darah ke perifer (Rusandi
dkk, 2016).
Nyeri sendi adalah penyakit yang ditandai serangan mendadak dan berulang dari
artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal, yang terkumpul di dalam
sendi yang diakibatkan oleh tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia)
(Rokim, 2009). Nyeri sendi merupakan kasus panjang yang sangat sering diujikan. Biasanya
terdapat banyak tanda-tanda fisik. Insiden puncak dari nyeri sendi terjadi pada umur dekade
ke empat, dan penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali lebih sering dari pada laki-laki
(Akhtyo, 2009). Dampak yang dapat ditimbulkan dapat mengancam jiwa penderitanya atau
hanya menimbulkan gangguan kenyamanan. Hal tersebut dapat berdampak lebih jauh
menjadi keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta gangguan tidur (Kisworo, 2008).
Masalah psikologis yang biasa muncul pada lansia adalah kesepian. Kesepian adalah
kegelisahan subyektid yang dirasakan dikarenakan ketidakdekatan hubungan yang dimiliki
oleh seseorang. Dampak psikologis pada lansia memiki dampak yang lebih besar
dibandingkan dengan usia mudia dikarenakan kemampuan penyesuaian diri dan sosial lansia
yang lebih sulit. Hal tersebut dapat menyebabkan lansia merasa rendah diri dan merasa
marah akan keadaannya (Hurlock (1996) dalam Setiawan (2013)).
Ny. S di panti wredha Harapan Ibu wisma mawar dikaji pada tanggal 28 dan 28
November 2017. Hasil pengkajiannya adalah. Ny. S mengalami ketidak efektifan manajemen
diri karena kadar gula darah Ny. S sebesar 420 mg/dl yang tidak diikuti oleh perilaku yang
adaptif terhadap DM yang dimiliki. Selain itu pihak panti wredha yang tidak membedakan
jenis makanan dan porsi makanan pada lansia yang memiliki diet khusus berperan cukup
besar.
Hasil pengkajian lainnya, Ny. S merasakan nyeri pada lututnya sejak 7 bulan yang
lalu ketika akan diangkat, hendak berdiri dan berjalan. Klien merasa skala nyeri 4/10 dengan
frekuensi hilang timbul. Sedangkan untuk masalah psikologisnya, klien yang tidak memiliki
inisiatif dalam berkomunikasi dengan yang lainnya serta penglihatannya yang bermasalah
memiliki peran penting dalam munculnya masalah resiko kesepian.
Pengkajian yang dilakukan diatas dapat memunculkan masalah keperawatan yakni
ketidakefektifan manajemen diri berhubungan dengan kurang dukungan sosial, nyeri kronis
berhubungan dengan factor fisiologis, dan resiko kesepian.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Keperawatan pada lansia pada Ny. S dengan masalah keperawatan
ketidakefektifan manajemen diri, nyeri kronis, dan resiko kesepian.
2. Tujuan Khusus
Sasaran yang ingin dicapai penulis saat menyusun karya tulis ilmiah ini adalah :
a. Melakukan pengkajian pada Ny. S dengan masalah keperawatan ketidakefektifan
manajemen diri, nyeri kronis, dan resiko kesepian.
b. Mendiagnosa masalah keperawatan pada Ny. S Melakukan pengkajian pada Ny. S
dengan masalah keperawatan ketidakefektifan manajemen diri, nyeri kronis, dan
resiko kesepian.
c. Merencanakan tindakan keperawatan pada pada Ny. S Melakukan pengkajian pada
Ny. S dengan masalah keperawatan ketidakefektifan manajemen diri, nyeri kronis,
dan resiko kesepian.
d. Memberikan implementasi keperawatan pada pada Ny. S Melakukan pengkajian pada
Ny. S dengan masalah keperawatan ketidakefektifan manajemen diri, nyeri kronis,
dan resiko kesepian.
e. Mengevaluasi atas tindakan keperawatan yang dilakukan pada pada Ny. S
Melakukan pengkajian pada Ny. S dengan masalah keperawatan ketidakefektifan
manajemen diri, nyeri kronis, dan resiko kesepian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. LANSIA
1. Pengertian
Word Health Organization menyebut penduduk lansia adalah yang berumur 60
tahun ke atas (Dewi,2014). Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa lansia adalah
seorang laki-laki atau perempuan yang berusia 60 tahun atau yang berkemampuan
(potensial) maupun tidak lagi berperan secara aktif dalam pembangunan (Depkes RI,
2008).
2. Klasifikasi
Klasifikasi Word Health Organization lansia (elderly) yang berusia 60-74 tahun,
lansia tua (old) yang berusia 75-89 tahun, dan lansia sangat tua (very old) yang berusia
di atas 90 tahun (Dewi,2014).
3. Perubahan Fisik Lansia
Perubahan fisik yang terjadi pada lansia menurut (Dewi,2014) adalah sebagai berikut:
a. Sistem kardiovaskuler : kekuatan otot jantung menurun, katup jantung menebal,
kelistrikan jantung kurang efektif
b. Sistem muskuloskeletal : penurunan masa tulang, kartilago menipis sehingga sendi
menjadi kaku, masa otot berkurang.
c. Sistem integumen : elastisitas kulit menurun, kulit menipis.
d. Sistem urinaria : penurunan kapasitas kandung kemih, sering kencing.
4. Perubahan psikologis yang terjadi pada lansia (Kartinah, 2008)
a. Rasa tabu dan malu bila mempertahankan kehidupan seksual
b. Sikap keluarga yang tidak mendukung
c. Kelelahan dan kebosanan
d. Pasangan hidup yang telah meninggal
e. Kesepian

B. KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN DIRI


1. Pengertian
Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Diri adalah pola pengaturan dan
pengintegrasian ke dalam kebiasaan terapeutik hidup sehari-hari untuk pengobatan
penyakit dan sekuelanya yang tidak memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan
spesifik (Herdman & Shigemi, 2015).
2. Intervensi
Health Education
Motivasi klien dalam peningkatan kesadaran diri akan diabetes mellitus:
a) Penyakit DM (komplikasi, diet khusus DM, farmakologi)
b) Foot care dan olahraga senam kaki
c) Pengenalan dan penanganan kondisi Hiperglikemi dan Hipoglikemi
d) Kolaborasi dengan pihak panti dalam pemberian makanan pada lansia yang
mempunyai masalah kesehatan khusus.

C. NYERI KRONIS
Nyeri kronis merupakan pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangka dengan
kerusakan jaringan actual atau potensial, atau digambarkan sebagai suatu kerusakan
(International Association for the study of Pain, awitan yang tiba-tiba atau lambat dengan
intensitas dari ringan hingga berat, terjadi konstan atau berulang tanpa akhir yang dapat
diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung lebih dari tiga (>3) bulan (Herdman & Shigemi,
2015).
Intervensi (NIC) (Nurarif & Hardhi, 2015)
1. Pain Management
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor predisposisi.
b. Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan
c. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
d. Kaji kultur yang mempengaruhi respon klien
e. Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
f. kurangi faktor presipitasi nyeri
g. pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter
personil)
h. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
i. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
j. Berikan analgesic untuk mengurangi nyeri
k. Evaluasi ketidakefetifan kontrol nyeri
l. Tingkatkan istirahat

2. Analgesic Administration
a. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
b. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic pertama kali

D. RESIKO KESEPIAN
Kesepian adalah perasaan kehilangan dan ketidakpuasan karena ketidaksesuaian antara
hubungan sosial yang diinginkan dengan hubungan sosial yang dimiliki. Kesepian dapat
berupa emosi negative seperti depresi, kecemasan, ketidakbahagiaan, ketidakpuasan,
menyalahkan diri sendiri (Anderson (1994) dalam Kartinah (2008)).
Factor yang mempengaruhi kesepian (Kartinah, 2008):
a. Usia
b. Status kesepian
c. Gender
d. Status sosial ekonomi
e. Pengkajian yang dilakukan untu mengkaji kesepian menggunakan UCLA Loneliness
Scale
No Pertanyaan Tidak Jarang Kadang Selalu
Perna
h
1 Apakah anda pernah merasa
cocok dengan orang-orang
disekitar anda?
2 Apakah anda pernah merasa
tidak / kurang memiliki teman?
3 Apakah anda pernah merasa
tidak ada seorang pun yang
dapat diandalkan / anda mintai
tolong?
4 Apakah anda pernah merasa
sendiri?
5 Apakah anda pernah merasa
menjadi bagian dari kelompok
teman-teman anda?
6 Apakah anda merasa bahwa
anda memiliki banyak
persamaan dengan orang-orang
di sekitar anda?
7 Apakah anda pernah merasa
bahwa anda tidak dekat dengan
siapapun?
8 Apakah anda pernah merasa
bahwa minat dan ide anda tidak
dibagikan dengan orang-orang
di sekitar anda?
9 Apakah anda pernah merasa
ramah / mudah bergaul dan
bersahabat?
10 Apakah anda pernah merasa
dekat dengan orang lain?
11 Apakah anda pernah merasa
ditinggalkan?
12 Apakah anda pernah merasa
hubungan anda dengan orang
lain tidak berarti?
13 Apakah anda pernah merasa tak
satupun orang mengerti anda
dengan baik?
14 Apakah anda pernah merasa
terasing dari orang lain?
15 Apakah anda dapat menemukan
teman / persahabatan ketika
anda menginginkannya?
16 Apakah anda merasa bahwa ada
seseorang yang benar-benar
dapat mengerti anda?
17 Apakah anda pernah merasa
malu?
18 Apakah anda pernah merasa
bahwa orang-orang banyak di
sekitar anda, tetapi tidak
bersama Anda?
19 Apakah anda merasa bahwa ada
orang yang dapat anda ajak
bicara (ngobrol) ?
20 Apakah anda merasa bahwa ada
orang yang dapat anda
andalkan / dimintai tolong?
Keterangan :
Tidak kesepian : 20-34
Kesepian rendah : 35-49
Kesepian sedang : 50-64
Kesepian berat : 65-80
Intervensi
Terapi Kesenian
1. Lakukan art therapy yang disukai.
2. Lakukan TAK : art therapy
3. Ajak pasien untuk membangun hubungan
4. Motivasi untuk meningkatkan koping

Anda mungkin juga menyukai