berupa koloid, baik sebagai bahan makanan, bahan bangunan, maupun produk – produk lain.
Contoh sistem koloid yang berupa bahan makanan, yaitu susu, mayonaise, margarine, cream salad,
dan jelly. Dalam industri bangunan misalnya cat tembok, cat kayu, cat besi, lem besi, lem kaca, lem
kayu dan lem plastik. Dalam industri farmasi, contohnya kapsul dari gelatin dan emulsi obat –
obatan yang distabilisasi dengan protein.
Mengapasistemkoloiddigunakandalamprodukindustri?Salah satucirikhaskoloid,
yaitupartikelpadatdarisuatuzatdapattersuspensidalamzatlain, terutamadalambentukcairan.Hal
inimerupakandasardariberbagaihasilindustri yang dibutuhkanmanusia.
Penggunaankoloidjugadapatmenghasilkancampuranhasilindustritanpasalingmelarutkansecar
ahomogen.Disampingitujugabersifatstabil, sehinggadapatdigunakandalamwaktu yang relatif
lama.Koloid yang dapatmenstabilkanhasilindustriinidinamakankoloidpelindung.Misalnya, eskrim
yang ditambah gelatin.Adanya gelatin dalameskrimmenyebabkaneskrimtidakcepatmeleleh.
1. cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan tujuan untuk
menggumpalkan debunya.
2. Pemanfaatan muatan koloid sebagai penyaring debu pabrik pada cerobong asap menggunakan
pesawat cottrel.
3. Digunakan untuk mengidentifikasi para korban/pelaku peristiwa ledakan bom.
4. Identifikasi DNA
5. Mendeteksi kelainan genetic.
6. Mengetahui variasi genetik yang ada di alam.
7. Mempelajari evolusi tinggkat moleculer.
Sistem koloid banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti di alam (tanah, air, dan udara),
industri, kedokteran, sistem hidup, dan pertanian. Di industri sendiri, aplikasi koloid untuk produksi
cukup luas. Hal ini disebabkan sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu dapat digunakan untuk
mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk
produksi skala besar.
2. Penggumpalan Darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka, maka luka
tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan Fe3+.
Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat netral sehingga proses
penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.
3. Penjernihan Air
Untuk memperoleh air bersih perlu dilakukan upaya penjernihan air. Kadang-kadang air dari mata
air seperti sumur gali dan sumur bor tidak dapat dipakai sebagai air bersih jika tercemari. Air
permukaan perlu dijernihkan sebelum dipakai. Upaya penjernihan air dapat dilakukan baik skala
kecil (rumah tangga) maupun skala besar seperti yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM).Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah
liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk
menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel koloid
tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas (Al2SO4)3.Ion Al3+
yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk partikel koloid Al(OH)3 yang
bermuatan positif melalui reaksi:
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah liat/lumpur
dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap bersama tawas yang juga
mengendap karena pengaruh gravitasi. Berikut ini adalah skema proses penjernihan air secara
lengkap:
4. Pembentukan delta di muara sungai
Air sungai mengandung partikel-partikel koloid pasir dan tanah liat yang bermuatan negatif.
Sedangkan air laut mengandung ion-ion Na+, Mg+2, dan Ca+2 yang bermuatan positif. Ketika air
sungai bertemu di laut, maka ion-ion positif dari air laut akanmenetralkan muatan pasir dan tanah
liat. Sehingga, terjadi koagulasi yang akan membentuk suatu delta.
7. Penggumpalan lateks
Getah karet dihasilkan dari pohon karet atau hevea. Getah karet merupakan sol, yaitu dispersi
koloid fase padat dalam cairan. Karet alam merupakan zat padat yang molekulnya sangat besar
(polimer). Partikel karet alam terdispersi sebagai partikel koloid dalam sol getah karet. Untuk
mendapatkan karetnya, getah karet harus dikoagulasikan agar karet menggumpal dan terpisah dari
medium pendispersinya. Untuk mengkoagulasikan getah karet, biasanya digunakan asam formiat;
HCOOH atau asam asetat; CH3COOH. Larutan asam pekat itu akan merusak lapisan pelindung
yang mengelilingi partikel karet. Sedangkan ion-ion H+-nya akan menetralkan muatan partikel
karet sehingga karet akan menggumpal.
Selanjutnya, gumpalan karet digiling dan dicuci lalu diproses lebih lanjut sebagai lembaran yang
disebut sheet atau diolah menjadi karet remah (crumb rubber). Untuk keperluan lain, misalnya
pembuatan balon dan karet busa, getah karet tidak digumpalkan melainkan dibiarkan dalam wujud
cair yang disebut lateks. Untuk menjaga kestabilan sol lateks, getah karet dicampur dengan larutan
amonia; NH3. Larutan amonia yang bersifat basa melindungi partikel karet di dalam sol lateks dari
zat-zat yang bersifat asam sehingga sol tidak menggumpal.
9. Sebagai deodoran
Deodoran mengandung aluminium klorida yang dapat mengkoagulasi atau mengendapkan protein
dalam keringat.endapan protein ini dapat menghalangi kerja kelenjer keringat sehingga keringat dan
potein yang dihasilkan berkurang.