Abstrak
Menjelang Hari Hepatitis Sedunia yang jatuh pada tanggal 28 Juli, Indonesia
masih menghadapi Kejadian Luar Biasa (KLB) hepatitis A di Kabupaten
Pacitan, Jawa Timur. Hingga pertengahan Juli 2019 jumlah kasus mencapai
1.102 orang. Hepatitis A merupakan penyakit menular yang dipengaruhi oleh
hygiene sanitasi serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Tulisan ini
mengkaji tantangan yang dihadapi dalam penanggulangan KLB hepatitis A.
Beberapa tantangan antara lain pencarian sumber virus secara komprehensif,
vaksinasi hepatitis A yang belum menjadi program wajib pemerintah, bencana
kekeringan serta kurangnya kesadaran masyarakat terkait PHBS. Dalam
menghadapi tantangan tersebut perlu melibatkan berbagai stakeholder dan
institusi serta partisipasi masyarakat. Di sisi lain, perlu adanya muatan materi
terkait promosi kesehatan yang meliputi advokasi, dukungan sosial serta
pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan wabah penyakit menular
yang diatur dalam revisi Undang-Undang No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah
Penyakit Menular yang sudah masuk ke dalam prolegnas prioritas tahun 2019.
Nur Sholikah Putri Suni, S.Gz, M.Epid, menyelesaikan Pendidikan S1Gizi Kesehatan
di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2013 dan pendidikanS2 Epidemiologi di
Universitas Indonesia pada tahun 2016. Saat ini menjabatsebagai Peneliti Pertama di
Pusat Penelitian-Badan Keahlian DPR RI..
Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.
40
Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit fecal oral yang masih menjadi masalah kesehatan
Kata Kunci :
masyarakat di Indonesia. Pemerintah Kabupaten Pacitan telah menetapkan kejadian luar biasa
(KLB) Hepatitis A sejak tanggal 25 Juni 2019, tercatat jumlah kasus sebanyak 1.310 orang.
Hepatitis A, konstruksi sumur
Penelitin bertujuan untuk mengetahui hubungan cemaran sumur dengan kejadian Hepatitis A.
gali, Escherichia coli
Penelitian menggunakan rancangan case control dengan cara pengamatan dan pengukuran
terhadap 36 sumur gali yang dipilih secara acak dari 18 kasus dan 18 kontrol berdasarkan
kriteria inklusi. Pemeriksaan mikrobiologi air dilakukan di Laboratorium Politeknik Kesehatan
Surabaya dengan metode Most Probable Number (MPN), dan teknik analisis data yang
digunakan adalah korelasi koefisien poin serial.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa seluruh air sumur yang diobservasi telah tercemar oleh
bakter Escherichia coli, dan lebih dari separuhnya tidak memenuhi syarat konstruksi, yaitu dari
aspek jarak dari sumber pencemar, dinding, bibir dan lantai sumur. Hasil analisis menunjukkan
adanya hubungan cemaran E. coli dengan konstruksi sumur (p-value =0,036). Namun, tidak
menunjukkan hubungan yang signifikans dengan kejadian penyakit Hepatitis A (p-value=0.514).
Perbaikan konstruksi sumur, peningkatan pengetahuan, serta perilaku hygiene merupakan
upaya yang harus dilakukan dalam pengendalian penyakit Hepatitis A.
⁎
Corresponding author : Ferry Kriswandana
Jl. Pucang Jajar Tengah No.56, Kertajaya, Kec. Gubeng, Kota Surabaya, Jawa Timur 60282.
Email: : ferry.kesling@gmail.com
Setiani, W. Isna/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 1, 2020 (page 40-47)
41
melainkan harus di dalam sel makhluk hidup dari sumur perlu memperhatikan kualitas air
yang lainnya, antara lain pada manusia, hewan, dengan memperhatikan konstruksi sumur,
tumbuhan dan juga bakteri. Penularan utama sumber pencemar dan cara pengolahan sebelum
penyakit Hepatitis A melalui fecal oral yakni virus dikonsumsi (Apriliana, ., & Sunarko, 2017).
masuk ke dalam tubuh ketika seseorang Kualitas air bersih yang digunakan untuk
mengonsumsi makanan atau minuman yang keperluan hygiene sanitasi harus sesuai
terkontaminasi tinja yang mengandung virus persyaratan secara fisik, kimia maupun biologi.
Hepatitis A. Air bersih untuk keperluan hygiene sanitasi tidak
Indonesia merupakan salah satu negara diperkenankan terdapat bakteri E. coli (Peraturan
dengan prevalensi penyakit Hepatitis A yang Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
cukup tinggi. Berdasarkan data dan infomasi 32 tahun 2017, 2017).
Kementerian Kesehatan tahun 2014, kejadian Bakteri E. Coli merupakan kelompok bakteri
luar biasa (KLB) Hepatitis A pernah terjadi Coliform yang digunakan sebagai indikator
sepanjang Tahun 2013 di berbagai provinsi. Di cemaran biologi (Yushananta & Ahyanti, 2017).
Provinsi Riau, tercatat jumlah kasus KLB Hepatitis Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri
A sebanyak 87 orang, Provinsi Lampung Coliform, maka semakin tinggi pula resiko
sebanyak 11 orang, Provinsi Sumatera Barat kehadiran bakteri pathogen lainnya yang biasa
sebanyak 58 orang, Provinsi Jambi sebanyak 26 hidup dalam kotoran manusia yang dapat
orang, Provinsi Jawa Tengah sebanyak 26 orang, menyebabkan diare, tyhpus dan Hepatitis A
dan Provinsi Jawa Timur dengan kasus tertinggi, (Afifah, 2019).
sebanyak yaitu 287 orang. Penderita Hepatitis A harus menjaga
Pemerintah Kabupaten Pacitan telah kebersihan diri, dan menjamin air minum
menetapkan KLB Hepatitis A sejak tanggal 25 terbebas dari virus Hepatitis A dengan cara
Juni 2019. Penetapan KLB berdasarkan jumlah memanaskan hingga mendidih (Cahyono, 2009).
kasus yang semakin bertambah dan jumlahnya Minimnya pengetahuan masyarakat tentang
telah melebihi dari dua kali dari rata-rata bahaya bakteri E. Coli mengakibatkan kurangnya
kejadian normal (Suni, 2019). Berdasarkan data kesadaran untuk mendeteksi dan mengambil
Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan Tahun 2019, langkah pencegahan terhadap bakteri tersebut.
dari hasil pemantauan yang dilakukan pada Penelitian bertujuan untuk menganalisis
bulan Juni-Oktober 2019, didapati jumlah hubungan konstruksi sumur dengan cemaran air
penderita Hepatitis A sebanyak 1.310 kasus yang sumur warga, serta hubungan cemaran bakteri E.
tersebar di 13 wilayah kerja Puskesmas. coli dengan kejadian Hepatitis A di wilayah kerja
Hasil observasi lapangan yang dilakukan Puskesmas Ngadirojo Kabupaten Pacitan tahun
pada tanggal 22-23 Oktober 2019, musim 2020.
kemarau yang terjadi di beberapa wilayah
Kabupaten Pacitan berdampak pada kurangnya METODE
pasokan air bersih dan menimbulkan masalah Penelitian menggunakan metode analitik
kesehatan bagi masyarakat, salah satunya adalah observasional dengan rancangan case control, di
Hepatitis A. Hasil pemeriksaan kualitas wilayah kerja Puskesmas Ngadirojo Kabupaten
mikrobiologi air bersih di Puskesmas Ngadirojo Pacitan. Populasi penelitian adalah seluruh
mendapatkan bahwa air sumur/kubangan sungai penderita Hepatitis A yang tercatat pada buku
telah tercemar bakteri Escherichia coli (E. coli register Hepatitis A pada tahun 2019. Jumlah
>2400/100 ml sampel). Untuk mengantisipasi sampel sebanyak 36 orang (P1=0,8; P2=0,5; α=
meningkatnya kasus Hepatitis A, petugas 0,05; β = 0,2 ) yang dipilih secara acak, terdiri
kesehatan telah melakukan upaya pencegahan dari 18 orang kasus dan 18 orang sampel.
pada sumber air bersih warga untuk mengurangi Sedangkan kriteria inklusi yang ditetapkan
kadar cemaran air. adalah a) berdomisili tetap di wilayah kerja
Penularan Hepatitis A umumnya terjadi Puskesmas Ngadirojo; dan b) memiliki sumur
melalui air dan makanan yang tercemar, personal sebagai sumber air bersih.
hygiene yang rendah dan kondisi sanitasi Pengumpulan data dilakukan dengan cara
lingkungan yang buruk. Persyaratan air bersih observasi yang berpedoman pada instrumen
Setiani, W. Isna /Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 1, 2020 (page 40-47)
42
yang telah dikembangkan sebelumnya. menggunakan uji korelasi koefisien poin serial,
Pengambilan sampel air bersih juga dilakukan mengingat data berskala ukur interval dan
untuk mengetahui kualitas biologi air bersih nominal. Hasil analisis dinyatakan berhubungan
pada sumber air responden. Protokol penelitian jika tingkat signifikansi atau p-value < α (0,05).
ini telah dinyatakan layak etik oleh Komisi Etik
Penelitian Kesehatan Politeknik Kesehatan HASIL
Kemenkes Surabaya, melalui ethicall clearence 1. Konstruksi sumur
No.EA/235/KEPK-Poltekkes_Sby/V/2020.
Indikator penilaian konstruksi sumur gali
Metode analisis dalam penelitian ini
mencakup penilaian jarak dengan sumber
menggunakan analisis univariat untuk
pencemar, dinding, bibir dan lantai sumur. Hasil
menjelaskan karakteristik sumber air bersih,
penilaian disajikan pada Tabel 1.
serta analisis bivariat untuk mengetahui
hubungan variabel indendent dengan dependent
Dari Tabel 1, terlihat bahwa mayoritas (69,4%) Dari keempat persyaratan konstruksi sumur
jarak sumur gali dengan sumber pencemar tidak gali tersebut, selanjutnya dikelompokkan
memenuhi syarat kesehatan, yaitu kurang dari menjadi dua, yaitu sumur gali yang memenuhi
10 meter. Sedangkan dinding, bibir dan lantai syarat dan tidak memenuhi syarat. Hasilnya,
sumur gali yang tidak memenuhi syarat, terdapat sebanyak 55,6% sumur gali milik rersponden
pada lebih dari separuh sumur gali yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
diobservasi.
Setiani, W. Isna/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 1, 2020 (page 40-47)
43
Setiani, W. Isna /Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 1, 2020 (page 40-47)
44
Hasil penelitian mendapatkan sebanyak Lantai sumur adalah lantai kedap air yang
58,3% sumur gali memiliki dinding yang tidak mengelilingi sumur dengan jarak sekitar 1 meter
memenuhi syarat kesehatan. Sebagian dinding dari bibir sumur, dan diakhiri dengan saluran air
sumur tidak dilapisi lapisan kedap air, lapisan limbah pada bagian pembuangnnya. Hasil
pecah atau retak, atau ketinggiannya kurang dari penelitian mendapatkan sebanyak 52,8% sumur
3 meter. Sumber air bersih dengan dinding gali tidak memeiliki lantai sumur yang
kedap air kurang dari 3 meter akan memenuhi syarat.
memperbesar kemungkinan terkontaminasi Lantai sumur bertujuan untuk menghindari
(Hasnawi et al., 2012; Pratiwi et al., 2017). Kondisi masuknya air kotor ke dalam sumur. Konstruksi
dinding sumur yang tidak memenuhi syarat, lantai yang tidak memenuhi syarat memberi
berhubungan dengan kandungan bakteri E. coli kontribusi yang besar terhadap pencemaran air
pada air sumur (Adam, Sumampouw, & sumur (Hasnawi et al., 2012; Putri, 2017), dan
Pinontoan, 2019; Apriliana et al., 2017; Hasnawi berdampak pada kualitas biologi air (Apriliana et
et al., 2012; Sangadjisowohy, 2019; Sharon, al., 2017; Khomariyatika & Pawenang, 2011;
Woodford, & Oksfriani, 2018). Sapulete, 2013; Sharon et al., 2018; Yustiani et
Bibir sumur gali merupakan dinding sumur al., 2019).
yang berada di permukaan tanah, kedap air,
dengan ketinggian minimal 70 cm. Selain untuk 2. Hubungan Konstruksi Sumur dengan
keamanan, bibir sumur untuk mencegah Cemaran Air Sumur
masuknya air buangan ke dalam sumur. Hasil Hasil penelitian menunjukkan adanya
penelitian mendapatkan 55,6% sumur gali yang hubungan konstruksi sumur dengan cemaran air
tidak memiliki bibir sumur sesuai dengan sumur (p-value=0,036). Konstruksi yang tidak
persyaratan kesehatan. Sumur gali dengan baik meliputi jarak sumur dengan sumber
konstruksi bibir sumur yang tidak memenuhi pencemar kurang dari 10 meter, serta dinding,
syarat berhubungan dengan peningkatan bibir dan lantai sumur yang tidak kedap air.
coliform air sumur (Hasnawi et al., 2012; Sumber pencemar dimaksud adalah resapan
Khomariyatika & Pawenang, 2011; septik tank, kandang ternak, dan saluran
Sangadjisowohy, 2019; Yustiani et al., 2019). pembuangan air limbah tidak kedap air.
Konstruksi sumur gali yang tidak memenuhi Konstruksi sumur gali yang tidak memenuhi
syarat berkaitan dengan pengetahuan (Putri, syarat akan berdampak pada penurunan kualitas
2017; Rahadi, 2019; Yushananta & Usman, 2018) biologi air. Jarak sumur yang kurang dari 10
dan kemampuan sosial ekonomi masyarakat meter, memungkinkan masuknya mikroba
(Yustiani et al., 2019). pathogen dari sumber pencemar (Hasnawi et al.,
2012; Ihsan, Sudarno, & Oktiawan, 2017;
Setiani, W. Isna/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 1, 2020 (page 40-47)
45
Khomariyatika & Pawenang, 2011; Sapulete, mikrobiologi air bersih berisiko 2,752 kali
2013; Sharon et al., 2018; Yustiani et al., 2019). mengalami kejadian Hepatitis A (OR = 2,752;
Kondisi ini semakin diperparah dengan 95% CI = 1,117-6,781).
konstruksi dinding, bibir dan lantai sumur yang Hepatitis A merupakan penyakit menular
tidak kedap air, sehingga meningkatkan risiko fecal oral yang sering menimbulkan KLB.
cemaran pada air sumur (Apriliana et al., 2017; Penularan penyakit melalui makanan atau air
Hasnawi et al., 2012; Irfandi et al., 2014; yang tercemar virus Hepatitis A. Penyebaran
Khomariyatika & Pawenang, 2011; Sapulete, penyakit Hepatitis A tergolong mudah pada
2013; Sharon et al., 2018; Yustiani et al., 2019). kondisi tidak terpenuhinya sistem sanitasi
Meskipun telah dilakukan klorinasi oleh lingkungan yang tidak memenuhi syarat
petugas kesehatan pada sumur penderita kesehatan, yaitu tersedianya air bersih dengan
Hepatitis A, namun hasil pemeriksaan kualitas dan kuantitas yang baik, serta konstruksi
mikrobiologis masih menunjukkan kualitas air sumber air bersih yang memenuhi syarat
yang belum memenuhi persyaratan. Diduga, kesehatan. Mengintervensi kedua variabel
pemberian kaporit dengan dosis 100 mg/m3 tersebut, serta meningkatkan perilaku hygiene,
yang diberikan sekali seminggu, belum cukup akan menurunkan kejadian Hepatitis A (Al
mampu untuk membunuh bakteri E. coli yang Khakim, 2017; Rahadi, 2019). Peran lingkungan
terdapat pada air sumur. Sehingga perlu dalam penularan Hepatitis A melalui
pengujian untuk penetapan dosis kaporit yang penggunaan air bersih yang tercemar (Syahrul,
efektif, terutama memastikan air dikonsumsi Mubawadi, Mirasa, & Agung, 2018).
setelah proses pendidihan. Keberadaan bakteri E. coli secara tidak
Konstruksi sumber air yang tidak memnuhi langsung menunjukkan peluang adanya
syarat, berkaitan dengan pengetahuan mikroorganisme lain di dalam air, seperti
masyarakat tentang risiko pencemaran terhadap Salmonella spp maupun virus Hepatitis A (Adam
penularan penyakit (Al Khakim, 2017; Putri, 2017; et al., 2019; Syahrul et al., 2018; Yushananta &
Rahadi, 2019; Sumarni & Susanna, 2014; Ahyanti, 2017). Pemeriksaan E. coli pada air
Yushananta, Ahyanti, & Hasan, 2018; Yushananta bersih mengikuti konsep fail safe, artinya, bila air
& Usman, 2018). Sehingga perlu upaya untuk positif tercemar tinja maka diasumsikan di dalam
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang air juga terdapat kuman patogen lainnya
pengelolaan sumber air bersih, baik pada aspek (Sumarni & Susanna, 2014).
konstruksi, perawatan, serta hubungan air
dengan penularan penyakit. Kehadiran bakteri SIMPULAN
Coliform dalam jumlah tertentu di dalam Hasil penelitian mendapatkan bahwa
substrat ataupun benda, misalnya air dan bahan mayoritas sumur gali memiliki jarak kurang dari
makanan, juga merupakan indikator kehadiran 10 meter dari sumber pencemar, terutama
bakteri penyakit lainnya (Yushananta & Ahyanti, resapan septic tank dan kandang ternak.
2017). Sedangkan dinding, bibir dan lantai sumur gali
yang tidak memenuhi syarat, ditemukan pada
3. Hubungan Cemaran E. coli dengan Kejadian lebih dari separuh sumur gali yang diobservasi.
Hepatitis A Berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologis,
Pada penelitian ini, hasil uji statistik tidak seluruh sumur dinyatakan tercemar oleh bakteri
menunjukkan hubungan yang bermakna antara E. coli. Cemaran E. coli berkaitan dengan
cemaran E. coli dengan kejadian Hepatitis A (p- konstruksi sumur yang tidak memenuhi syarat
value = 0,514 ). Tidak terdapatnya hubungan, kesehatan (p-value =0,036).
disebabkan homogenitas data dari hasil Selain perbaikan konstruksi sarana air bersih,
pemeriksaan kualitas biologi air sumur. Berbeda perlu upaya peningkatan pengetahuan
dengan (Ropiah, Hernawan, & Selviana, 2016), masyarakat tentang pengelolaan sumber air
yang menyatakan adanya hubungan yang bersih, baik pada aspek konstruksi, perawatan,
signifikans antara kualitas mikrobiologi air bersih dan hubungan air dengan penularan penyakit,
dengan kejadian Hepatitis A (p-value = 0,045), serta meningkatkan perilaku hygiene sebagai
dan kelompok kasus dengan kualitas upaya pengendalian penyakit Hepatitis A.
Setiani, W. Isna /Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 1, 2020 (page 40-47)
46
Pemberian disinfektan dengan dosis efektif pada Analisis Faktor yang Mempengaruhi Jumlah
air sumur gali secara rutin menjadi prioritas Bakteri Escherichia coli pada Sumur Gali
jangka pendek pada masa KLB Hepatitis A. Penderita Diare di Kelurahan Sidomulyo Barat
Kota Pekanbaru. Dinamika Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA Indonesia, 4(1), 18.
https://doi.org/10.31258/dli.4.1.p.18-28
Adam, M., Sumampouw, O. J., & Pinontoan, O. R.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
(2019). Kandungan Coliform dan Escherichia
Nomor 32 tahun 2017. Standar Baku Mutu
Coli Pada Sumber Air Bersih Di Desa
Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan
Kumelembuai dan Kumelembuai Dua
Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi,
Kabupaten Minahasa Selatan. Juornal PHWB,
Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian
1(1), 36–44.
Umum. , Peraturan Menteri kesehatan Republik
Afifah, F. (2019). Uji Bakteriologis Coliform Dan
Indonesia § (2017).
Escherichia Coli Pada Air Tanah Bebas.
Pratiwi, E., Soekarso, T., Adam, K., & Setiawaty, V.
https://doi.org/10.31227/osf.io/fp9kr
(2017). Identifikasi Virus Hepatitis A pada
Al Khakim, A. R. (2017). Dinamika Bakteri Coliform
Sindrom Penyakit Kuning Akut di Beberapa
Disebabkan Oleh Tekanan, Kekeruhan dan Sisa
Provinsi di Indonesia Tahun 2013. Global
Chlor di Kota Surabaya (FKM Universitas
Medical & Health Communication (GMHC), 5(3),
Airlangga). Retrieved from
199. https://doi.org/10.29313/gmhc.v5i3.2386
http://repository.its.ac.id/47732/
Putri, E. S. (2017). Analisis Hubungan Pengetahuan,
Apriliana, C., . D., & Sunarko, B. (2017). Pengaruh
Sikap dan Kontruksi Sumur Gali Terhadap
Konstruksi Sumur Gali Terhadap Kualitas
Kualitas Sumur Gali. Prosiding Seminar Nasional
Bakteriologis Air Bersih di Puskesmas Tekung
USM, 1(1), 481–486.
Kabupaten Lumajang Tahun 2017. GEMA
Rahadi, R. (2019). Hubungan Antara Faktor
LINGKUNGAN KESEHATAN, 15(3).
Lingkungan Dan Perilaku Dengan Kejadian
https://doi.org/10.36568/kesling.v15i3.695
Hepatitis A Pada Masyarat Bantaran Sungai
Cahyono, S. B. (2009). Hepatitis A (Cegah
Bengawan Solo Kota Surakarta. Retrieved from
penularannya). Yogyakarta: Kanisius.
http://repository.setiabudi.ac.id/3366/1/INTISAR
Hasnawi, H., Kesehatan, J., Kesehatan, I.-I.,
I DAN ABSTRACT JURNAL RYAN.pdf
Keolahragaan, D., Heriyani, A., Pengaruh, H.
Ropiah, R., Hernawan, A. D., & Selviana, N.
2012, … Masyarakat, K. (2012). Pengaruh
1122028801. (2016). Faktor Lingkungan Dan
Konstruksi Sumur Terhadap Kandungan Bakteri
Perilaku Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Eschercia Coli Pada Air Sumur Gali di Desa
Hepatitis A Di Kecamatan Sintang Kabupaten
Dopalak Kecamatan Paleleh Kabupaten Buol. In
Sintang (Universitas Muhamadyah Pontianak).
Public Health Journal (Vol. 1). State University of
Sangadjisowohy, D. (2019). Uji Kandungan
Gorontalo.
Bakteriologi Pada Air Sumur Gali Ditinjau Dari
Ihsan, M. F., Sudarno, S., & Oktiawan, W. (2017).
Konstruksi Sumur di Kelurahan Sangaji
Kajian Kualitas Air Sumur Gali untuk Wilayah
Kecamatan Ternate Utara. PROMOTIF: Jurnal
Pedalangan yang Mempunyai IPAL Komunal.
Kesehatan Masyarakat, 9(1), 20–27.
Retrieved August 20, 2020, from Jurnal Teknik
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31934/prom
Lingkungan
otif.v9i1.577
Irfandi, A., Ashar, T., & Chahaya, I. (2014). Analisis
Sapulete, M. R. (2013). Hubungan Antara Jarak
Kandungan Kadmium (Cd) Dan Timbal (Pb)
Septic Tank Ke Sumur Gali dan Kandungan
Pada Air Sumur Gali Penduduk di Sekitar
Escherichia Coli Dalam Air Sumur Gali di
Industri Daur Ulang Aki Dan Gangguan
Kelurahan Tuminting Kecamatan Tuminting
Kesehatan Pada Masyarakat Desa Bandar
Kota Manado. JURNAL BIOMEDIK (JBM), 2(3).
Khalipah Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.
https://doi.org/10.35790/jbm.2.3.2010.1197
In Lingkungan dan Keselamatan Kerja (Vol. 3).
Sharon, T. L., Woodford, J. B., & Oksfriani, S. J.
University of North Sumatra.
(2018). Hubungan Antara Faktor Konstruksi Dan
Khomariyatika, T., & Pawenang, T. E. (2011).
Jarak Sumur Gali Terhadap Sumber Pencemar
Kualitas Bakteriologis Air Sumur Gali. Kesmas,
Dengan Total Coliform Air Sumur Gali di
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(1), 63–72.
Kelurahan Motto Kecamatan Lembeh Utara. In
https://doi.org/10.15294/kemas.v7i1.1794
Jurnal KESMAS (Vol. 7). Retrieved from
Muchlis, M., Thamrin, T., & Siregar, S. H. (2017).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/
Setiani, W. Isna/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 1, 2020 (page 40-47)
47
Setiani, W. Isna /Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 1, 2020 (page 40-47)