Anda di halaman 1dari 5

A.

JUDUL PERCOBAAN
Hukum Kesetimbangan Kimia Tetapan Kesetimbangan
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mempelajari cara menentukan tetapan kesetimbangan suatu
reaksi kimia sederhana.
C. LANDASAN TEORI
Kesetimbangan adalah sejumlah besar reaksi tidak dapat berlangsung
secara sempurna tetapi lebih cenderung mendekati suatu keadaan atau posisi.
Posisi kesetimbangan ini, merupakan akhir dari reaksi tersebut dimana suatu
percampuran antara produk yang dihasilkan dan reaktan yang tidak terpakai dan
berada dalam jumlah yang relatif tetap. Keadaan kesetimbangan ini ditentukan
oleh tetapan kesetimbangan untuk reaksi; dari tetapan ini, komposisi dari
campuran reaksi pada keadaan kesetimbangan dapat dihitung (Oxtoby dkk, 2001:
2-3).
Kesetimbangan kimia (chemical equilibrium) adalah bila laju reaksi maju
dan reaksi balik sama besar dan konsentrasi reaktan dan produk tidak lagi berubah
seiring berjalan waktu. Kesetimbangan antara dua fasa dari zat yang sama
dinamakan kesetimbangan fisis (physical equilibrium) karena perubahan yang
terjadi hnyalah proses fisis. Penguapan air dalam wadah tertutup pada suhu
tertentu merupakan contoh kesetimbangan fisis. Dalam kasus ini, molekul H 2O
yang meninggalkan dan yang kembali ke fasa yang sama banyaknya:
H2O(l) ⇋ H2O(g)
(Chang, 2005: 185).
Kebanyakan reaksi kimia dilangsungkan dengan cara mencampurkan
reaktan tertentu dalam bejana reaksi yang dijaga ada T dan P tetap dan menunggu
sampai produk yang diharapkan tersebut muncul secara spontan. Dengan
demikian kondisi untuk reaksi spontan ini diidentifikasi, perhatian yang tebesar
adalah “efisien reaksi” (Oxtoby dkk, 2001: 3).
Teori tumbukan (collision theory) menjelaskan faktor-faktor yang
memengaruhi laju reaksi. Teori ini meninjau molekul yang menjalani reaksi untuk
menjelaskan gejala yang teramati. Teori ini mempostulatkan bahwa agar reaksi
dapat terjadi, molekul harus bertumbukan satu sama lain dengan energi yang
cukup untuk memutus ikatan kimia dalam reaktan. Spesies yang sangat energetik
dan sangat tidak stabil akan terbentuk, yang disebut kompleks teraktifkan (actived
complex) (Chang, 2005: 186).
Menurut Oxtoby (2001: 263) ada empat aspek dasar keadaan
kesetimbangan:
1. Keadaan kesetimbangan tidak menunjukkan perubahan makroskopik yang
nyata.
2. Keadaan kesetimbangan dicapai melalui proses yang berlangsung spontan.
3. Keadaan kesetimbangan menunjukkan kesetimbangan dinamik antara proses
maju atau balik.
4. Keadaan kesetimbangan adalah sama walaupun arah pendekatannya berbeda.
Pada kenyataannya, semua reaksi kimia adalah reaksi kesetimbangan,
setidak-setidaknya secara teoritis. Misalnya, gas nitrogen dan gas hidrogen
bereaksi pada 500ºC dan tekanan tinggi membentuk amonia: pada kondisi yang
sama, amonia terdekomposisi menghasilkan hidrogen dan nitrogen:
3 H2 + N2 ⟶ 2 NH3
2 NH3 ⟶ 3 H2 + N2
Untuk menghemat waktu, kita sering menuliskan kedua persamaan yang benar-
benar berlawanan ini dengan dua tanda panah
3 H2 + N2 ⇄ 2 NH3 atau 2 NH3 ⇄ 3 H2 + N2
(Chang, 2005: 187).
Banyak reaksi kimia dalam sistem kehidupan berlangsung dalam keadaan
tetap dan tidak menunjukkan kesetimbangan antara reaktan dan produk. Satu yang
harus dipastikan adalah bahwa reaksi berada pada kesetimbangan dan bukan pada
keadaan tetap (Oxtoby dkk, 2001: 263).
Kesetimbangan termal dapat dicapai apabila suhu pada setiap titik pada
seluruh sistem adalah seragam dan sama dengan suhu lingkungan. Apabila kakas-
kakas yang bekerja pada sistem sama besar dan berlawanan xarah, kita katakan
sistem berada dalam keadaan kesetimbangan mekanis. Kesetimbangan fase terjadi
apabila tidak ada perpindahan satu atau lebih unsur kimia dari satu fase ke fase
lainnya dalam sistem multifase, seperti difusi atau pelarutan. Apabila sistem
dalam keadaan kesetimbangan mekanis tidak cenderung mengalami perubahan
spontan dari struktur dalam, misalnya reaksi kimia, sistem dikatakan berada dalam
keadaan kesetimbangan kimia (Sulistiati, 2010: 17-18).
Sebenarnya semua reaksi dapat dibalik. Misalnya, bila bensin dibakar akan
menghasilkan akan menghasilkan gas CO2 dan H2O disertai dengan energi yang
besar. Dalam kondisi yang luar biasa, bila orang mau mengeluarkan energi yang
sangat besar dan melalui prosedur yang sempurna maka sangatlah mungkin
membuat bensin dari gas-gas yang dihasilkan itu. Contoh bila gas hidrogen
direaksikan dengan bijih besi Fe3O4 yang dipanaskan, akan terjadi besi dan uap
air.
Fe3O4 (s) + 4 H2 (g) ⟶ 3 Fe (s) + 4 H2O (g)
(Karyadi, 1996: 29).
Hukum kesetimbangan itu menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan
tertentu perbandingan hasil kali konsentrasi zat hasil-reaksi terhadap konsentrasi
reaktan, masing-masing berpangkat koefisien persamaan reaksinya adalah tetap.
Hukum kesetimbangan reaksi-rekasi yang menyangkut gas, dapat ditulis dengan
tekanan parsial sebagai pengganti konsentrasi molar kesetimbangan. Hal ini
karena pada reaksi-reaksi yang menyangkut gas, tekanan paesial reaktan dan
hasil-reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi molarnya. Sebagai contoh,
hukum kesetimbangan untuk reaksi antara N2(g) dan H2(g) yang setimbang
dengan NH3 (g), dapat dinyatakan sebagai berikut:
P 2 NH 3
=Kp
PN 2 P3 H 2
(Sukarna, 2003: 251).
Sistem kesetimbangan seperti sistem N2, H2, NH3 ada kesetimbangan,
misalnya dengan mengubah suhu. Asas Le Chatelier menyatakan bahwa jika sters
(gangguan, stress) diberikan pada suatu sistem pada kesetimbangan, maka
kesetimbangan akan bergeser dengan kecenderungan mengurangi stress tersebut.
Stress adalah sesuatu yang dilakukan pada sistem (tidak oleh reaksi
kesetimbangan). Stres yang kita maksudkan adalah perubahan konsentrasi,
perubahan suhu, perubahan tekanan, dan penambahan katalis. Mari kita lihat efek
pada kesetimbangan akibat setiap stes tersebut (Chang, 2005: 187).
Kesetimbangan kimia yang terjadi pada reaksi yang pereaksi dan hasil-
reaksinya terdiri atas berbagai fasa dikenal dengan kesetimbangan heterogen.
Contohnya adalah reaksi peruraian padatan NaHCO3 sebagai berikut:
2 NaHCO3 (s) ⇄ Na2CO3 (s) + CO2 (g) + H2O (g)
Ungkapan kesetimbangan reaksi itu, berdasarkan hukum aksi-massa
adalah sebagai berikut:
[Na2CO3(s)] [CO2(g)] [H2O(g)] = K’c
[NaHCO3(s)]
Zat padat murni seperti NaHCO3 mempunyai kerapatan yang sama untuk semua
sampel NaHCO3, tanpa memperhatikan ukurannya dan kerapatannya itu tidak
dipengaruhi oleh jenis reaksi kimia apapun yang terjadi pada zat itu. Ini berarti
bahwa selama berlangsungnya reaksi kimia terhadap zat itu, jumlah NaHCO 3
persatuan volum selalu tetap (Sukarna, 2003: 256).
Tetapan kesetimbangan dalam kesetimbangan heterogen, apabila zat-zat
yang berada dalam keadaan setimbang berwujud tidak sama, maka kesetimbangan
itu disebut kesetimbangan heterogen. Contoh:
CaCO3 (s) ⇄ CaO (s) + CO2 (g)
Menurut hukum kesetimbangan:
Qc = [CaO] [CO2]
[CaCO3]
(Karyadi, 1996: 44-45).
Proses kuasistatik adalah proses yang dilakukan dengan cara ideal. Pada
setiap saat, selama proses kuasistatik berlangsung keadaan sistem sangat
mendekati harga kesetimbangan temodinamisnya. Agar proses kuasistatik dapat
dicapai laju proses harus terkendali. Walaupun proses kuasistatik adalah sebuah
pengidealan namun banyak proses yang sesungguhnya mendekati keadaan ideal.
Pengidealan sering kali perlu dan sesuai untuk menganalisis proses temodinamik
yang dimodelkan sebagai proses kuasistatik. Banyak proses dicirikan oleh
beberapa besaran yang konstan selama proses, proses seperti ini nerupakan proses
kuasistatik. Proses dapat juga dicirikan oleh adanya pertukaran energi antara
sistem dan lingkungannya (Sulistiati, 2010: 18).
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep inti Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.

Karyadi, Benny. 1996. Kimia 2. Jakarta: Balai Pustaka.

Oxtoby, David W, Gillis, dan Norman H. Nachtrieb. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia


Modern Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Sukarna, I Made. 2003. Kimia Dasar 1. Yogyakarta: JICA.

Sulistiati, Ainie Khuriati Riza. 2010. Termodinamika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai