Anda di halaman 1dari 10

Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 5(2), 2012, 1-10

Strategi Manajemen Perubahan Implementasi TIK


Pada Badan Pertanahan Nasional RI
(Studi Kasus Komputerisasi Kantor Pertanahan)
Suci Ratnawatia, Dana Indra Sensuseb, Riri Satriac
a
Staf Pengajar Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tel : (021) 7493547 Fax : (021) 7493315
Suciandya@yahoo.com
b,c
Staf Pengajar Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Indonesia

ABSTRACT
ICT (Information and Communication Technology) implementation represent a change form, bringing impact to
organization at process business and also human resource. Change frequently generate resistent of individuals in
organization. Therefore management of change in each every ICT implementation must be done with good
planning. So that ICT implementation can be put accross, on schedule and utilized as according to its
function.This research, aimed to developed change management strategy of ICT implementation at government
agency that is BPN RI, takenly case study of implementation Land Office Computerization. Strategy Formulation
was conducted by reffering to Enteprise Wide Change framework that use Systems Thinking approach. Change
management strategies proposed to be expected can give contribution at BPN RI which is implementing agenda in
ICT Grand Desain.

Keyword: Change Management, ICT Implementation, Land Office Computerization.

1. PENDAHULUAN merupakan pengembangan dari KKP pada tahun 2006


dan sampai saat ini masih berlangsung
1.1 Latar Belakang Masalah pengembangannya. Serta pembuatan Grand Desain
TIK BPN RI yang dilakukan pada tahun 2007.
Saat ini kebutuhan akan lahan sangat tinggi seiring Penyusunan Grand Desain TIK ini merupakan salah
dengan meningkatnya jumlah penduduk, industri dan satu upaya terencana mengembangkan teknologi
kebutuhan pangan. BPN RI selaku lembaga informasi dan komunikasi dalam mendukung
pemerintah yang bertanggung jawab terhadap suksesnya pelaksanaan rencana strategis BPN RI.
pengelolaan pertanahan di Indonesia memiliki tugas Grand Desain TIK diantaranya memaparkan tentang
yang sangat berat dalam menyediakan kebutuhan Sistem Informasi Manajemen Pertanahan Nasional
tersebut (Perpres 10/2006). Tuntutan tersedianya (SIMTANAS), yaitu sistem informasi yang terdiri
informasi pertanahan yang akurat oleh BPN RI pun dari aplikasi-aplikasi yang terkait dengan kegiatan
akan semakin besar, baik itu informasi pemetaan utama BPN di bidang pertanahan dan Sistem
(peta spasial dan peta tekstual); informasi sengketa, Informasi Pengelolaan Administrasi Ketatausahaan
konflik dan perkara pertanahan; informasi Terpadu (SIMPADU), yaitu sistem informasi yang
penguasaan tanah, informasi kepemilikan tanah, terdiri dari aplikasi-aplikasi yang terkait dengan
informasi penggunaan tanah. Data tekstual dan kegiatan administrasi di BPN RI. Grand Desain TIK
spasial pertanahan mulai dibangun pada tahun 1997. merupakan dokumentasi perencanaan pada tingkat
BPN RI telah melakukan beberapa kegiatan terkait strategis yang memerlukan tindak lanjut yang lebih
dengan Implementasi TIK seperti implementasi rinci. Dalam grand desain disebutkan beberapa
Komputerisasi Kantor Pertanahan atau Land Office agenda besar terkait dengan implementasi TIK antara
Computerisation (LOC) yang dimulai pada tahun lain : pembuatan standardisasi SIMTANAS dan
1997 dan sampai saat ini sudah mengalami perubahan SIMPADU, pengembangan sistem informasi untuk
yang ke 3 (LOC 2B), implementasi Larasita yaitu mendukung kegiatan pelayanan pertanahan dan
layanan mobile (layanan jemput masyarakat) yang kegiatan-kegiatan lainnya.

1
Copyright ©2012, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 5(2), 2012, 1-10

Dari uraian diatas dapat kita lihat bahwa terdapat baik[Coffman and Lutes, 2007]. Dalam literatur yang
pekerjaan besar yang harus dilakukan oleh BPN RI lain manajemen perubahan didefinisikan sebagai
khususnya Pusdatin sebagai unit pengelola TIK yaitu transformasi organisasi dengan maksud agar selaras
mengelola perubahan yang terjadi akibat dengan eksekusi strategi perusahaan yang sudah
diimplementasikannya TIK . Seperti kita ketahui dipilih. Manajemen perubahan merupakan
setiap perubahan tentu membawa dampak baik itu manajemen manusia dalam proyek perubahan
positif maupun negatif, yang berpengaruh baik pada berskala besar [Marchewka, 2003]. Dari definisi
organisasi maupun sumber daya manusia. Dampak ini diatas dapat kita lihat bahwa kesiapan dari organisasi
harus diantisipasi sebelumnya untuk menghindari dan individu-individu dalam organisasi menghadapi
implementasi TIK yang tidak optimal atau bahkan perubahan menjadi faktor yang menentukan apakah
gagal. perubahan berhasil atau tidak.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian 2.3 Kerangka Manajemen Perubahan


Dari penjelasan permasalahan yang telah Terdapat beberapa model yang dapat digunakan
dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai sebagai kerangka kerja manajemen perubahan. Dalam
pada penelitian ini adalah sebagai berikut : setiap model terdapat serangkaian langkah-langkah
1. Mengurangi resistensi sumber daya manusia yang harus dilakukan dan hasil-hasil yang akan
terhadap perubahan akibat implementasi TIK. dicapai pada setiap langkah. Dalam penelitian ini
2. Memahami penerapan teori-teori manajemen akan digunakan Enterprise Wide Change sebagai
perubahan kerangka kerja untuk menentukan strategi manajemen
3. Membuat strategi dan langkah-langkah perubahan implentasi TIK di BPN RI.
manajemen perubahan implementasi TIK.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi Enterprise Wide Change [Haines, 2005]
masukan bagi BPN RI dan menjadi acuan strategi Enterprise Wide Change(EWC) merupakan suatu
manajemen perubahan implementasi TIK di BPN konsep yang melihat perubahan suatu organisasi tidak
RI. secara parsial atau komponen-komponennya saja
tetapi secara utuh atau sistemik. Karena pengaruh dari
2. LANDASAN TEORI EWC berdampak kepada seluruh komponen dari
2.1 Strategi organisasi [Haines, 2005]. EWC memiliki
karakteristik yang membedakanya dengan perubahan
Strategi didefinisikan sebagai arah dan lingkup yang tidak komprehensif :
organisasi dalam jangka panjang untuk mencapai a. Memiliki dampak secara struktural dan mendasar
keuntungan organisasi melalui konfigurasi semua kepada seluruh organisasi atau unit dimana perubahan
sumber daya yang dimiliki untuk dapat mengatasi terjadi.
tantangan lingkungan sekaligus memenuhi kebutuhan b. Memiliki dampak yang strategis, karena
lingkungan bisnis dan harapan pihak-pihak yang perubahan akan membawa organisasi ke posisi yang
berkepentingan [Johnson et al, 2002]. Sedangkan lebih baik.
menurut Wheels dan David dalam buku Strategic c. Perubahan bersifat komplek, chaos,dan radikal.
Management and Business Policy : Concept and Case d. Berskala besar dan membutuhkan tranformasi
mendeskripsikan: A strategy of corporation forms a organisasi.
comprehensive master plan that states how the e. Membutuhkan jangka waktu yang panjang.
corporation will achieve its mission and objectives f. Perubahan budaya, karena perubahan akan
(Strategi dari sebuah korporasi berbentuk sebuah membawa perubahan norma, kebijakan, nilai dan
perencanaan yang menyeluruh yang menyatakan perilaku.
bagaimana korporasi mewujudkan misi dan Dari karakteristik tersebut maka perubahan bukan
obyektifnya ) [Wheels et. al, 2006] . merupakan sesuatu yang sederhana. Perubahan
Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa memerlukan strategi dan perencanaan yang matang.
strategi merupakan cara suatu organisasi untuk Sehingga dalam manajemen perubahan seluruh
mencapai tujuan. Selain itu strategi juga merupakan komponen organisasi harus menjadi perhatian. Dalam
kebijakan dalam menentukan arah dan lingkup EWC digunakan pendekatan system thinking dalam
organisasi. melakukan perubahan
2.2 Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan adalah sebuah pendekatan System Thinking Approach [Haines, 2005]
terstruktur yang digunakan untuk membantu baik
individu, tim maupun organisasi untuk transisi dari System Thinking merupakan suatu pendekatan
kondisi saat ini menuju kondisi baru yang lebih menyeluruh dalam manajemen perubahan yang
2
Copyright ©2012, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 5(2), 2012, 1-10

terfokus dalam hasil akhir dari suatu perubahan. 2. Fase B : Measures Goals ( Mengukur Tujuan)
Kemudian akan ditentukan faktor-faktor yang 3. Assesment Strategy (Strategi Assesmen)
mempengaruhi dan langkah-langkah apa yang 4. Acions Level-level (Aktifitas perubahan)
diperlukan untuk mencapai hasil akhir tersebut. 5. Fase E : Environment Scan (Identifikasi
Dalam pendekatan system thinking ada 5 fase yang Lingkungan Eksternal)
harus dilalui yaitu :
1. Fase A : Positioning Value/Strategic Position
(Menentukan posisi strategis)
EE city
pa rt
Goal # 3: Environment Ca Sta ing
Sustain Business Environment art ink
Scan
Scan S m Th
Excellence m
y ste
S

DD The change AA
Actions Journey Positioning
Actions · Level by Positioning
Level-Levels
Level-Levels Value
Value
Level
· Unit by
Unit
Goal # 1:
Goal # 2:
Clarity of
Simplicity of
Purpose
Execution

CC BB
Assessment Measures
Measures
Assessment
Strategies Goals
Goals
Strategies

Result :
Business Excellence
and Superior Result

Gambar 2.1 System Thinking Approach [Haines, 2005]

Dari gambar 2.1 dapat kita lihat bahwa pendekatan ini human (soft) system. Metodologi ini sering digunakan
merupakan siklus dari fase-fase dimana apa yang untuk pemodelan manajemen perubahan dimana
sudah dihasilkan dalam satu siklus akan menjadi faktor teknologi dan manusia merupakan bagian dari
input untuk siklus berikutnya. perubahan itu. Dalam memahami permasalahan dan
Soft System Methodology [Checkland, 2000] menemukan penyelesaian yang mengkompromikan
situasi saat ini dengan kedaaan ideal yang seharusnya,
Soft System Methodology (SSM) merupakan suatu SSM menekankan pentingnya konteks keseluruhan
metodologi untuk menganalisis dan pemodelan sistem (sistemik). Hal ini sejalan dengan konsep EWC yang
yang mengintegrasikan teknologi (hard) sistem dan telah dibahas dalam bagian 2.3.1.

Gambar 2.2 Soft System Methodologi [Checkland, 2000]

Dalam gambar 2.2 dapat kita lihat SSM memiliki 5. Membandingkan model yang telah dibuat
tujuh tahapan sebagai berikut : dengan kenyataan
1. Identifikasi situasi permasalahan 6. Mengidentifikasi kemungkinan perubahan
2. Menggambarkan situasi permasalahan secara 7. Melakukan tindakan untuk memperbaiki
terstruktur permasalahan
3. Membuat definisi awal dari sistem yang Dari tahapan diatas diketahui setelah melakukan
bersangkutan analisis terhadap situasi riil kemudian dilanjutkan
4. Membuat dan menguji model secara konseptual dengan mendefinikan ”sistem” atau situasi
konseptual permasalahan yang dipandang sebagai suatu sistem.

3
Copyright ©2012, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 5(2), 2012, 1-10

”Sistem” disini dinyatakan sebagai root definition Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah suatu
(definisi dasar), yaitu merupakan sebuah kalimat yang metode analisis dan sintesis yang dapat membantu
diekspresikan dalam bahasa alami (natural language), proses pengambilan keputusan. AHP merupakan alat
yang mengandung komponen-komponen : pengambil keputusan yang powerful dan fleksibel,
· Customers : pihak-pihak yang memperoleh yang dapat membantu dalam menetapkan prioritas-
dampak dari komponen transformation (T) prioritas dan membuat keputusan di mana aspek-
· Actors : pihak-pihak yang aspek kualitatif dan kuantitatif terlibat dan keduanya
memfasilitasi/melakukan T harus dipertimbangkan. Dengan mereduksi faktor-
· Transformation : proses perubahan dari awal faktor yang kompleks menjadi rangkaian dan
sampai selesai kemudian mensintesa hasil-hasilnya, maka AHP tidak
· Weltanschauung : pandangan secara hanya membantu orang dalam memilih keputusan
menyeluruh yang memberi arti pada T yang tepat, tetapi juga dapat memberikan
· Owner : pemilik sistem; pihak yang memiliki pemikiran/alasan yang jelas.
otoritas untuk menghentikan T Pada hakekatnya AHP merupakan suatu model
· Environment : elemen-elemen lingkungan yang pengambil keputusan yang komprehensif dengan
mempengaruhi sistem memperhitungkan hal-hal yang bersifat kualitatif dan
Definisi dasar yang dibuat harus memenuhi konteks kuantitatif. AHP juga memungkinkan struktur suatu
”sebuah sistem untuk melakukan X dengan sistem dan lingkungan ke dalam komponen yang
melakukan Y untuk mencapai Z”, dimana X adalah saling berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka
hal yang harus dilakukan, Y adalah cara untuk dengan mengukur dampak pada komponen kesalahan
melakukan dan Z adalah alasan melakukan. sistem [Saaty, 2001].
Dari definisi dasar yang dibuat maka Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki
langkah selanjutnya adalah membuat model fungsional dengan input utamanya. Analytic
konseptual yang menunjukan hubungan antar Hierarchy Process pada prinsipnya berdasar kan 3
aktivitas yang diperlukan untuk melaksanakan hal yaitu (lihat gambar 2.3) :
transformasi dalam definisi dasar. 1. Dekomposisi.
2. Komparasi Berpasangan (Pairwise Comparison)
Analytic Hierarchy Process [Saaty, 2001] 3. Sintesis

.
Sasaran

Obyektif

Sub-obyektif

Alternatif

Gambar 2.3 Analytic Hierarchical Process

Selanjutnya Saaty (2001) menyatakan bahwa proses dengan pendekatan AHP dapat memecahkan masalah
analitis hirarki (AHP) menyediakan kerangka yang dalam pengambilan keputusan.
memungkinkan untuk membuat suatu keputusan
efektif yang kompleks dengan menyederhanakan dan 3. METODE PENELITIAN
mempercepat proses pendukungan keputusan. Pada Pada bab metodologi penelitian ini akan membahas
dasarnya AHP adalah suatu metode dalam merintis mengenai kerangka penelitian, metode pengumpulan
suatu situasi yang kompleks, yang terstruktur ke data dan analisa yang akan digunakan untuk
dalam suatu komponen-komponennya. Artinya merumuskan strategi manajemen perubahan dalam
implementasi TIK di BPN RI
4
Copyright ©2012, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 5(2), 2012, 1-10

3.1 Tahapan Penelitian Hasil analisis SWOT yang telah dilakukan akan
Penelitian ini menggunakan metodologi yang dipetakan dalam matrik SWOT untuk mendapatkan
mengadopsi soft system methodology yang telah strategi manajemen perubahan dengan menyesuaikan
dibahas pada subbab sebelumnya. Tahapan-tahapan pada kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
yang dilalui dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : 4.1 Pembentukan Strategi Manajemen Perubahan
1. Merumuskan masalah Setelah strategi telah diidentifikasi pada tahap
2. Studi Literatur sebelumnya (analisis SWOT), maka langkah
3. Pengambilan data selanjutnya adalah memetakan strategi tersebut ke
4. Analisis dan interpretasi dalam kerangka manajemen perubahan Enterprise
5. Merumuskan draft strategi manajemen Wide Change. Kemudian ditentukan prioritas dari
perubahan strategi tersebut untuk mendapatkan tingkat prioritas
6. Menentukan skala prioritas dari strategi-strategi dalam tiap tahapan manajemen
7. Menyusun strategi manajemen perubahan perubahan.
8. Kesimpulan dan saran
4.1.1 Definisi Dasar
3.2 Metode Pengumpulan Data Dalam membangun strategi manajemen perubahan
Dalam penelitian ini data akan dikumpulkan dengan setelah dilakukan analisis SWOT maka langkah
menggunakan beberapa cara yaitu : selanjutnya membangun definisi dasar yang dibentuk
1. Wawancara menggunakan beberapa perspektif yang terdiri dari :
2. Dokumen • Customer
3. Pengamatan Dalam implementasi TIK yang menjadi
customer dalam keseluruhan sistem adalah seluruh
3.3 Analisis karyawan BPN RI dan stakeholder lain seperti
Analisis dilakukan terhadap data yang diperoleh dari instansi pemerintah yang lain, LSM, masyarakat,
tahapan pengumpulan data. Analisis yang dilakukan organisasi profesi swasta yang terlibat dalam
adalah analisisi SWOT TI. Pada tahap ini dilakukan implementasi TIK BPN RI.
analisis terhadap empat aspek dari organisasi yaitu : • Actors
Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Aktor untuk keseluruhan sistem adalah Pusdatin dan
Opportunities (Peluang) dan Threats (Ancaman). Tim Pengelola TIK yang bertanggung jawab dalam
Untuk memperoleh strategi yang menyesuaikan implementasi TIK.
bagaimanan kekuatan dan peluang menghadapi • Transformation Process
kelemahan dan ancaman maka strategi dipetakan Dalam implementasi TIK maka proses transformasi
kedalam matrik SWOT yang akan memberikan empat yang dilakukan bertujuan agar tidak timbul resistensi.
set kemungkinan alternative strategi manajemen Proses transformasi yang dibutuhkan adalah target
perubahan yang digambarkan dalam matrik SWOT implementasi, rencana implementasi, menentukan
berikut : ukuran kesuksesan implementasi, melakukan
implementasi serta mengevaluasi perubahan.
Tabel 3.1 Matrik SWOT • Weltanschauung
Opportunities Threats Strategi manajemen perubahan implementasi KKP
S-T dapat menjadi model dalam manajemen perubahan
Strength S-O Strategies implementasi TIK yang lain.
Strategies
W-T • Owner
Weakness W-O Strategies Pemilik dan koordinator sistem adalah Pusdatin
Strategies
yang menjadi penanggung jawab implementasi TIK
di BPN RI
4. HASIL DAN PEMBAHASAN • Environment Constraint
Dari data hasil wawancara dan observasi yang telah Kendala dalam manajemen perubahan datang dari
dilakukan maka langkah selanjutnya adalah para stakeholder yang akan mendapat dampak dari
melakukan analisis SWOT berdasarkan data tersebut. perubahan akibat implementasi TIK, biaya yang
Analisis ini ditujukan untuk mengetahui kondisi dan terbatas serta rentang waktu singkat dalam melakukan
kebutuhan dalam manajemen perubahan dalam manajemen perubahan.
implementasi TIK. Tabel 4.1 Pemetaan Strategi ke dalam tahapan EWC

5
Copyright ©2012, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 5(2), 2012, 1-10

4.3 PEMETAAN STRATEGI MANAJEMEN dilaksanakan secara bertahap. Untuk itu strategi
PERUBAHAN KE EWC tersebut akan dipetakan ke dalam tahapan-tahapan
Enterprise Wide Change (EWC). Hasil pemetaan
Strategi manajemen perubahan yang sudah diperoleh tersebut dapat kita lihat tabel 4.1 .
dari analisis SWOT TI merupakan strategi yang akan 11 √
Mengembangkan
struktur organisasi
Tahapan Pusdatin sehingga di
Enterprise Wide 12 √
No Strategi Kanwil ada unit TIK
Change yang mewakili
A B C D E Pusdatin
Memberlakukan reward dan Menetapkan
1 punishment terhadap SDM TI √ standarisasi proses
dalam penggunaan aplikasi 13 √
bisnis unit-unit yang
Mengkomunikasikan tujuan dan terlibat
2 manfaat implementasi TIK kepada √ Melakukan persiapan
pihak-pihak internal dan eksternal untuk kantor yang
Membangun e-leadership sampai 14 √ √
3 √ belum menggunakan
ke tingkat Kanwil dan Kantah sistem informasi
Jaminan infrastruktur mendukung Mengadakan
4 √
aplikasi yang berskala enterprise pelatihan yang
5
Membangun standardisasi data
√ 15 terencana untuk SDM √
spasial dan tekstual TI dan pengguna
Mempertahankan dan memperkuat aplikasi
6 dukungan Kepala BPN RI terhadap √ Membuat aplikasi
implementasi TIK 16 dan infrastruktur √ √
Mensosialisasikan grand desain yang adaptif.
7 TIK sampai tingkat Kantah √ Membangun
helpdeks yang akan
Mengoptimalkan fungsi Tim 17 bermanfaat bagi √
8 Pengelola TIK √ pengguna jika terjadi
permasalahan
Mengadakan pertemuan Tim Support yang handal
9 Pengelola dengan Pusdatin secara √ kepada users di
rutin. 18 √
lokasi yang tersebar
Mengoptimalkan fungsi pusdatin secara geografis
dan tim pengelola TIK dalam
10 √
memonitor dan mengevaluasi setiap
implementasi TIk
Membuat SOP pada setiap
11 implementasi TIK

6
Copyright ©2012, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 5(2), 2012, 1-10

4.4 PENENTUAN SKALA PRIORITAS


Dalam menentukan skala prioritas dari strategi Pembobotan Terhadap Kriteria dan Alternatif
manajemen perubahan implementasi TIK maka
diperlukan kriteria yang digunakan untuk menentukan Strategi
keberhasilan dari implementasi tersebut. Organisasi,
yaitu Seperti telah dijelaskan dalam Bab Landasan Teori
• Sumber Daya Manusia (SDM) bahwa AHP merupakan suatu analisis untuk
• Sistem menentukan prioritas dengan mempertimbangkan
• Informasi kriteria dan alternatif yang mempengaruhi suatu
• Teknologi tujuan. Dari hasil pembobotan tersebut maka strategi
Setelah kriteria ditentukan maka langkah selanjutnya yang memiliki nilai kurang dari 0.1 tidak digunakan.
adalah menyusun matrik pembobotan untuk kriteria Dalam penelitian ini hasil dari pembobotannya adalah
dan matrik pembobotan untuk alternatif strategi sebagai berikut ini.
dilihat dari sudut pandang masing-masing kriteria.

Tabel 4.2 Hasil Pembobotan Kriteria

Kriteria Bobot
Organisasi .129
Sumber Daya
.428
Manusia
Sistem .150
Informasi .242
Teknologi .050

Tabel 4.3 Pembobotan strategi manajemen perubahan pada fase A

Strategi Bobot

Mengkomunikasikan
tujuan dan manfaat
Strategi 2 implementasi TIK .203
kepada pihak-pihak
internal dan eksternal
Membangun e-
leadership sampai ke
Strategi 3 .260
tingkat Kanwil dan
Kantah
Mempertahankan dan
memperkuat dukungan
Strategi 6 Kepala BPN RI .096
terhadap implementasi
TIK
Mensosialisasikan
Strategi 7 grand desain TIK .441
sampai tingkat Kantah

7
Copyright ©2012, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 5(2), 2012, 1-10

Tabel 4.4 Pembobotan strategi manajemen perubahan pada fase B.

Strategi Bobot

Mengoptimalkan fungsi pusdatin dan tim pengelola TIK


Strategi10 dalam memonitor dan mengevaluasi setiap implementasi .325
TIK
Menetapkan standarisasi proses bisnis unit-unit yang
Strategi 13 terlibat .675

Tabel 4.5 Pembobotan strategi manajemen perubahan pada fase C.

Alternatif Strategi Bobot

Melakukan persiapan untuk kantor yang belum


Strategi 14 menggunakan sistem informasi .529

Membuat aplikasi dan infrastruktur yang adaptif


Strategi 16 .471

Tabel 4.6 Pembobotan strategi manajemen perubahan pada fase D

Strategi Bobot

Memberlakukan
reward dan
Strategi 1 punishment terhadap .082
SDM TI dalam
penggunaan aplikasi
Jaminan infrastruktur
mendukung aplikasi
Strategi 4 .069
yang berskala
enterprise
Membangun
Strategi 5 standardisasi data .116
spasial dan tekstual
Mengoptimalkan
Strategi 8 fungsi Tim Pengelola .147
TIK
Mengadakan
pertemuan Tim
Strategi 9 .088
Pengelola dengan
Pusdatin secara rutin.
Membuat SOP pada
Strategi
setiap implementasi .115
11
TIK
Mengadakan pelatihan
Strategi yang terencana untuk
.151
15 SDM TI dan
pengguna aplikasi
8
Copyright ©2012, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 5(2), 2012, 1-10

Membangun helpdeks
Strategi yang akan bermanfaat
.121
17 bagi pengguna jika
terjadi permasalahan
Support yang handal
Strategi kepada users di lokasi
.111
18 yang tersebar secara
geografis

Tabel 4.7 Pembobotan strategi manajemen perubahan pada fase E

Strategi Bobot

Mengembangkan
struktur organisasi
Strategi Pusdatin sehingga di
.371
12 Kanwil ada unit TIK
yang mewakili
Pusdatin
Melakukan persiapan
Strategi untuk kantor yang
.351
14 belum menggunakan
sistem informasi
Membuat aplikasi dan
Strategi
infrastruktur yang .279
16
adaptif.

Dari hasil pembobotan diatas, maka skala prioritas dari masing-masing fase dalam EWC dapat dilighat pada gambar
berikut ini

DD
Actions
Actions
Level-Levels
Level-Levels
••Mengadakan
Mengadakanpelatihan
pelatihanyang
yangterencana
terencana
untuk
untukSDMSDMTITIdandanpengguna
penggunaaplikasi
aplikasi
••Mengoptimalkan
Mengoptimalkanfungsi fungsiTim
TimPengelola
Pengelola
TIK
TIK
••Membangun
Membangunhelpdeks
helpdeksyang
yangakan
akan
bermanfaat
bermanfaatbagibagipengguna
penggunajika
jikaterjadi
terjadi
permasalahan
permasalahan
•Membangun
•Membangunstandardisasi
standardisasidata
dataspasial
spasial
CC dan tekstual
dan tekstual EE
Assessment ••Membuat SOP pada
Membuat SOP pada setiapsetiap Environment
Assessment Environment
Strategies implementasi
implementasiTIK TIK Scan
Strategies Scan
••Melakukan •Support
•Supportyangyanghandal
handalkepada
kepadausers ••Mengembangkan
Melakukanpersiapan
persiapanuntuk
untuk
didilokasi
users Mengembangkanstruktur
strukturorganisasi
organisasi
kantor
kantoryang
yangbelum
belummenggunakan
menggunakan lokasiyang
yangtersebar
tersebarsecara
secara Pusdatin
Pusdatinsehingga
sehinggadidiKanwil
Kanwiladaadaunit
unit
sistem geografis
sisteminformasi
informasi geografis TIK
TIKyang
yangmewakili
mewakiliPusdatin
Pusdatin
••Membuat
Membuataplikasi
aplikasidan ••Melakukan
dan Melakukanpersiapan
persiapanuntuk
untukkantor
kantor
infrastruktur
infrastrukturyang
yangadaptif. yang
adaptif. yangbelum
belummenggunakan
menggunakansistem
sistem
informasi
informasi
••Membuat
Membuataplikasi
aplikasidan
daninfrastruktur
infrastruktur
yang
yangadaptif.
adaptif.

AA
Positioning
Positioning
Value
Value
BB •Mensosialisasikan
•Mensosialisasikangrand
granddesain
desain
Measures TIK
Measures TIKsampai
sampaitingkat
tingkatKantah
Kantah
Goals •Membangun
Goals •Membangune-leadership
e-leadershipsampai
sampai
••Menetapkan
Menetapkan standarisasi proses
standarisasi proses keketingkat
tingkat Kanwil danKantah
Kanwil dan Kantah
bisnis
bisnis unit-unit
unit-unityang
yang terlibat
terlibat •Mengkomunikasikan
•Mengkomunikasikan tujuandan
tujuan dan
••Mengoptimalkan
Mengoptimalkanfungsi fungsipusdatin manfaat
pusdatin manfaatimplementasi
implementasiTIK
TIK
dan
dantim
timpengelola
pengelolaTIKTIKdalam kepada
dalam kepadapihak-pihak
pihak-pihakinternal
internaldan
dan
memonitor dan mengevaluasi
memonitor dan mengevaluasi eksternal
eksternal
setiap
setiapimplementasi
implementasiTIK TIK

Gambar 4.1 Prioritas Strategi Pada Tiap Fase Dalam EWC.

5. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Secara umum strategi manajemen perubahan


5.1 Kesimpulan untuk memperlancar dalam implementasi TIK di
BPN RI serta mengurangi resistensi dari pengguna
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik meliputi
beberapa kesimpulan sebagai berikut :

9
Copyright ©2012, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767
Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 5(2), 2012, 1-10

a. Mendapatkan dukungan dari berbagai pihak untuk http://www.wokrk911.com/managingchange/changek


melakukan perubahan yaitu implementasi TIK. eycommunication1.htm [ Oktober 2008 ]
b. Mengoptimalkan Tim Pengelola TIK yang terdiri [2]. Bacal,Robert. 2008. “Resistance to Change-
dari berbagai komponen dalam BPN RI untuk How and Why People Resist”[ Online ]. Tersedia di:
menggerakkan dan mengawal jalannya perubahan. http://www.wokrk911.com/managingchange/resistanc
c. Mengkomunikasikan implementsi TIK ke etochange1.htm [ Oktober 2008 ]
berbagai pihak yang terkait. [3]. Bolognese,Albert. F. “Employee Resistance
d. Mempersiapkan lingkungan SI/TI secara optimal to Organizational Change”[Online]. Tersedia di:
untuk mendukung proses implementasi TIK. http://www.newfoundation.com/orgtheory/Bolognese
e. Membuat SOP untuk kegiatan yang akan 721.html [ 16 Oktober 2008 ]
menggunakan aplikasi.
[4]. Budiharjo, Miriam. ‘Dasar-dasar Ilmu
2. Dalam implementasi TIK di BPN RI untuk
Politik’, Gramedia, Jakarta, 1997.
kasus KKP masih ada beberapa permasalahan
yang muncul yang diakibatkan kurangnya [5]. Checkland, P.B. and J. Scholes (2001). ‘Soft
pemahaman dalam manajemen perubahan. Systems Methodology in Action’, in J. Rosenhead and
3. Dalam melakukan manajemen perubahan J. Mingers (eds), Rational Analysis for a Problematic
dengan menggunakan kerangka kerja EWC World Revisited. Chichester: Wiley
terdapat beberapa strategi yang harus dilakukan. [6]. Coffman, Karen., Katie Lutes. 2007,
Dimana masing-masing strategi tersebut ‘Change Management : Getting User Buy-In’, Slide
memiliki skala prioritas dalam pelaksanaannya. Presentation; Management Of Change 2007
Skala prioritas ini akan mempermudah dalam Innovation [Online]. Tersedia di :
menentukan langkah mana yang harus dilakukan http://www.actgov.org/MOC2007 [ Oktober 2008 ]
terlebih dahulu dalam manajmen perubahan [7]. Finedo, Princely. ‘Extending The Gable Et
implementasi TIK. Al. Enterprise Systems Success Measurement Model :
4. Perlunya melakukan evaluasi kinerja dari KKP. A Preliminary Study’, Journal of Information
Technology Manageement Volume 17 Number 1,
5.2 Saran 2006.
Berikut ini adalah beberapa saran bagi organisasi agar [8]. Haines, Stephen., Gail Aller Stead, John Mc
strategi manajemen perubahan yang dibuat dijalankan Kinlay.’Enterprise Wide Change: Superior Result
dengan baik dan mencapai tujuan dari perubahan Through Systems Thinking’. Wiley, 2004.
tersebut : [9]. Johnson, Gerry. And Kevan Scoles.
1. Dalam melakukan perubahan sebaiknya dilakukan ‘Exploring Corporate Strategy: text and cases’ 6th ed.
secara bertahap dengan mengacu pada tahapan- New York: Prentice Hall, 2006.
tahapan pada kerangka manajemen perubahan yang [10]. Saaty, T.L. 2001. Decision Making For
telah ditentukan Leaders. Forth edition, University of Pittsburgh,
2. Evaluasi perlu dilakukan dalam setiap tahapan RWS Publication.
sehingga apa yang menjadi tujuan dari setiap tahapan Wheels, Thomas., J. David Huger. ‘Strategic
dapat diketahui tingkat keberhasilannya. Management and Business Policy: Concept and
3. Meningkatkan standar kompetensi SDM dengan Case’, 10th ed. New Jersey: Pearson Education Inc.,
cara menambah standar kompetensi pada saat seleksi 2006.
SDM baru.

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi


model dalam melakukan manajemen perubahan
implementasi TIK di BPN RI. Selain itu perlu dikaji
lebih jauh efektifitas kerangka manajmen perubahan
EWC untuk implementasi TIK yang memiliki
dampak enterprise.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Bacal,Robert. 2008. “Communication- Key


To Managing Change”[Online]. Tersedia di:

10
Copyright ©2012, Studi Informatika: Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767

Anda mungkin juga menyukai