Anda di halaman 1dari 14

Pengembangan model penilaian kesiapan implementasi ERP di ...........

(Aditya Permadi, Mary Handoko)

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN KESIAPAN IMPLEMENTASI ERP


DI
PENDIDIKAN TINGGI

Aditya Permadi1)
Mary Handoko)2)
1,2)
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung
E-mail: Aditya.didit.permadi@gmail.com1)
mary@informatika.org2)

Abstrak
Sukses implementasi ERP di sektor industri dalam satu dekade ini telah mempunyai banyak manfaat yang
mendorong sektor pendidikan khususnya pendidikan tinggi untuk mengikuti keberhasilan implementasi
ERP.Implementasi ERP sangat kompleks, membutuhkan waktu lama, dan mahal yang biasanya dihadapkan
dengan tantangan serius. Kegagalan implementasi ERP adalah kurangnya kesiapan organisasi dalam hal
kematangan aspek organisasi, bisnis proses, kultur dan teknologi dan pemilihan vendor yang tepat. Banyak
penelitian dilakukan untuk pengembangkan model penilaian kesiapan implementasi ERP di sektor idustri tetapi
beberapa penelitian menunjukan bahwa model/praktek terbaik dalam implementasi ERP di sektor industri tidak
sesuai untuk pendidikan tinggi. penelitian ini mengusulkan sebuah pengembangan model penilaian kesiapan
implementasi ERP untuk menilai kesiapan organisasi khusus di sektor pendidikan tinggi, pemilihan model yang
akan dikembangkan dipilih sesuai dengan tatakelola pendidikan tinggi lalu critical success factor sebagai
indikator pembentuk dari kausal model. Validsi SEM Confirmatory Factor Analysis terhadap model yang
diusulkan. Penelitian ini dapat menunjukan bukti bahwa model penilaian kesiapan implementasi ERP di sektor
pendidikan tinggi berbeda dengan model kesiapan ERP di sektor industri.

Katakunci : kesiapan ERP, CSF ERP pendidikan tinggi, SEM CFA.

1. Pendahuluan
Salah satu yang terbesar dan terpenting di organisasi dalam hal kematangan proses bisnis,
organisasi dalam area implementasi sistem kultur, teknologi, dan aspek organisasi (Ptak and
informasi adalah sistem ERP. Schragenheim, 2004).
ERP adalah kunci bisnis yang bisa membantu Implementasi ERP adalah masalah organisasi bukan
organisasi mendapatkan keunggulan kompetitif teknis (Wognum et al, 2004). Selain itu dari sebuah
dengan mengintegrasikan bisnis proses, penelitian menunjukan bahwa panduan praktik
pengelolaan dan optimalisasi sumber daya yang terbaik / best practice dalam implementasi ERP dari
tersedia sebagai suatu yang diutamakan(Jing and sektor indrustri tidak sesuai untuk PT karena PT
Qiu, 2007; Noudostbeni, Yasin and Jenatabadi, memiliki struktur unik dalam proses pengambilan
2009). Sukes implementasi ERP di sektor industri keputusan (Heiskanen, Newman and Similä, 2000)
ini mendorong sektor pendidikan khususnya Implementasi Sistem ERP di organisasi bisa menjadi
Pendidikan Tinggi (PT) untuk mencoba mengikuti keuntungan sekaligus petaka (Zeng, 2010). Tingkat
keberhasilan adopsi ERP. Satu studi menemukan persentase kegagalan dalamimplementasi ERP di
bahwa 60%-80% implementasi ERP di sektor PT universitas-universitas lebih tinggi dariorganisasi
gagal mencapai hasil yang diharapkan dan tidak lainnya (Abugabah and Sanzogni, 2010). Panduan
memuaskan (Mehlinger, 2006). Kegagalan best practice implementasi ERP dari sektor indrustri
implementasi ERP adalah kurangnya kesiapan

117
TEDC Vol.9 No.2 Mei 2015: 117-130

tidak sesuai untuk Pendidikan Tinggi (Heiskanen, standar paket ERP (Comford & Pollock, 2000). Sistem
dkk, 2000). ERP di PT harus dianalisis berdasarkan persyaratan
Kegagalan implementasi ERP adalah kurangnya dan aturan organisasi dalam koordinasi dengan pihak
kesiapan organisasi dalam hal proses bisnis, pendidik, divisi pengembangan mutu, keuangan,
kultur, teknologi, dan aspek organisasi (Ptak and akademik, bagian TI, dan semua yang terkait dengan
Schragenheim, 2004 proses organisasi. Faktor lain yang mendapat sorotan
Bagaimana mengidentifikasi faktor-faktor yang adalah sumber daya yang terbatas. Menurut Sulandari
menjadi fokus untuk pengembangan model (2011) akurasi data, informasi tunggal, pencarian
kesiapan implementasi ERP di PT. Bagaimana data menjadi lebih cepat, pengelolaan biaya, pilihan
mengembangkan model penilaian kesiapan yang lebih baik bagi para mahasiswa dalam
implementasi ERP di sektor Pendidikan Tinggi. melakukan berbagai pembayaran, dan keseragaman
Belum adanya suatu model standar penilaian proses dalam menangani akun mahasiswa.
kesiapan implementasi ERP untuk sektor PT, maka 3. Penilaian sikap ERP
pada penelitian ini penulis akan mengembangkan Telah disebutkan sebelumnya penilaian kesiapan
model penilaian kesiapan implementasi ERP yang harus dilakukan pada tahap pra-implementasi ERP.
disebut ERP Readiness Asessment (ERA). Kegagalan implementasi ERP dapat disebabkan oleh
Sebelumnya dilakukan analisis perbedaan beberapa faktor, namun studi menunjukan bahwa
penilaian kesiapan ERP di sektor PT dengan ERP kegagalan sebagian besar disebabkan oleh faktor
sektor industri, lalu identikasi terhadap CSF untuk organisasi dan sosial bukan teknis (Fitzgerald &
ERP di Sektor Pendidikan Tinggi sebagai dasar Russo,2005). Keberhasilan implementasi ERP sangat
indikator penilaian, dilanjutkan dengan tergantung pada kesipan perusahaan. Semakin tinggi
pengembangan model ERA untuk PT. Penelitian ini skor penilaian menunjukan tingkat yang lebih tinggi
bertujuan untuk Membantu Tim proyek ERP dalam dari kesiapan yang meningkatkan kemungkinan
penilaian awal yang menyeluruh terhadap area keberhasilan implementasi ERP (Razmi, Sangari, &
terkait implementasi ERP di Pendidikan Tinggi, Ghodsi, 2009).
membantu dalam identifikasi risiko sebelum
implementasi ERP di Pendidikan Tinggi, identifikasi Penilaian kesiapan merupakan kegiatan yang
area yang harus diperbaiki sebelum memasuki digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan
tahap implementasi ERP, melakukan organisasi untuk melaksanakan proyek besar dalam
pengembangan model pengukuran kesuksesan membantu mengidentifikasi daerah-daerah tertentu,
ERP dan juga melakukan evaluasi terhadap model terdapat tiga skala dalam menentukan interpretasi
yang dikembangankan dengan menggunakan kesiapan yaitu: keadaan siap, limited dan
Confirmatory Factor Analysis (CFA). Harapan yang lemah(Gartner, 2011).
dicapai dari penelitian ini adalah setelah memiliki Model Raymod’s
pemahaman yang baik tentang model penilaian
kesiapan implementasi ERP, diharapkan dapat
meningkatkan keberhasilan implementasi ERP di
PT. Model yang diusulkan diharapkan membantu
PT untuk menilai kesiapan implementasi ERP dan
memperbaiki area yang lemah sebagai arahan
menuju langkah implementasi berikutnya..
2. ERP pendidian tinggi
Pada penelitian ini penulis fokus kepada penilaian
kesiapan ERP di sektor PT, implementasi ERP di
perusahaan indrustri berbeda dengan
implementasi di PT. Ada pernyataan yang
menunjukan bahwa praktek terbaik sistem ERP
tidak sesuai dengan Universitas yang memiliki
struktur dan proses pengambilan keputusan yang
unik (Mehlinger, 2006). Para pengelola universitas
berpendapat bahwa standarisasi praktek terbaik
ERP tidak bisa digunakan di universitas karena ada
fungsi khusus yang tidak dapat diberikan oleh

118
Pengembangan model penilaian kesiapan implementasi ERP di ........... (Aditya Permadi, Mary Handoko)

Model BEST untuk mencapai tujuan organisasi, melalui fungsi–


fungsi perencanaan (plan), pelaksanaan (do),
pengendalian (control), dan tindak lanjut (action).
Dengan demikian, diharapkan adanya tatakelola
pendidikan tinggi mampu meningkatan kualitas
pendidikan tinggi secara terus menerus untuk
mencapai visi dan misi yang ditetapkan (28).
Model dari Hanafizadeh & Ravasan Komponen tatakelola Pendidikan Tinggi mencakup 4
hal, tujuan (goal), proses (process), kinerja organisasi
(performance) dan kepatuhan (confoemance).
Menurut Nugroho (2013). Identifikasi tatakelola untuk
pendidikan tinggi dengan memanfaatkan tujuh
enabler tatakelola enterprise (prinsip kebijakan dan
kerangka kerja ; struktur organisasi ; proses ;
informasi ; budaya etika dan perilaku ; orang ;
keahlian dan kompetensi ; layanan, infrastruktur dan
aplikasi) sebagai faktor yang mempengaruhi
tatakelola, dari tujuh enabler tatakelola enterprise
tersebut terdapat dua enabler yang memberikan
pengaruh secara signifikan terhadap tatakelola
pendidikan tinggi yaitu enabler informasi dan struktur
organisasi dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Identifikasi enabler enterprise dalam
tatakelola

5. Metode penelitian
Dasar dari metode penelitian ini adalah menggunakan
metode campuran dengan menempatkan metode
kualitatif sebagai metode primer dan metode
4.Tatakelola pendidikan tinggi
kuantitatif sebagai metode sekunder yang mengacu
Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan
pada penggabungan dua metodologi yaitu Desain
setelah pendidikan menengah yang mencakup
Research (DR) dan Action Research (AR) dari Cole
program diploma, program sarjana, program
(2005) yang terdiri dari 5 tahapan penelitian tersebut
magister, program doktor, dan program profesi,
ditunjukan pada Gambar 5.1.
serta program spesialis, yang diselenggarakan
oleh pendidikan tinggi berdasarkan kebudayaan
bangsa Indonesia (Peraturan Pemerintah No.12,
2012). Tatakelola adalah perilaku, cara atau
metode yang digunakan oleh suatu pendidikan
tinggi untuk mendayagunakan seluruh potensi dan
unsur–unsur yang dimiliki secara optimal, dalam
upaya mencapai visi dan misi yang telah
ditetapkan. Secara teknis tatakelola dinyatakan
sebagai upaya sistematis dalam suatu proses

119
TEDC Vol.9 No.2 Mei 2015: 117-130

menggambarkan setiap indikator yang membangun


konstruk, konten pertanyaan diadaptasi dari analisis
teori dan penelitian-penelitian sebelumnya mengenai
faktor sukses implementasi ERP di sektor pendidikan
tinggi yang menjadi tolok ukur penilaian kesiapan
implementasi ER.Item kuesioner tersebut mengacu
kepada 8 konstruk pembentuk model dari hasil
analisis yaitu : strategi, organisasi, sistem, budaya,
staff, skill, shared value, vendor.
3. Populasi Responden
Populasi meliputi subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu dalam lingkup penelitian.
Metode pemilihan responden yang digunakan penulis
adalah:
a. Teknik purposive sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009). Dengan
pertimbangan responden telah memiliki pengetahuan
mengenai ERP, TI dan pengelolaan proyek yang
berdada di lingkungan Pendidikan Tinggi dan
konsultan ERP di Indonesia.
b. Teknik probability sampling, dimana seluruh
individu dalam populasi tidak memiliki kesempatan
yang sama untuk menjadi responden (Kumar, 1999).
Jenis probability sampling dipilih adalah motode
accidental sampling yaitu pemilihan responden
berdasarkan ketersediaan dan kemudahan dalam
bertemu dengan responden (Kumar, 1999). Teknik ini
dipilih karena, accidental sampling merupakan teknik
pemilihan sampel yang efektif dalam hal seleksi
responden dan biaya, selain itu menjamin
didapatkannya karakteristik responden yang
Gambar 5.1 Desain Research (DR) dan Action dibutuhkan (Kumar, 1999).
Research (AR) dari Cole (2005) terdiri dari 5
tahapan penelitian 4. Karakteristik Responden
Faktor penilaian kesiapan yang beragam terdiri dari
1. Metode Pengembangan Instrumen aspek organisasi, manusia, konteks teknis, perlu ahli
Dalam proses pengembangan instrumen yang yang mengetahui sesuai dengan konstruk model yang
terdiri dari cara mendapatkan data berupa opini dikembangkan untuk melakukan pengumpulan data.
terhadap setiap konstruk pada model kesiapan Responden yang terlibat dalam penelitian ini terdiri
implementasi ERP ini. Opini individu tersebut dari staff ahli Teknologi Informasi atau pengajar
diarahkan sesuai dengan indikator pembentuk jurusan Teknologi Informasi, profesional ERP yang
konstruk model dari analisis sebelumnya yang berasal dari perusahaan ERP, dan Staff TI di
berupa pertanyaan kuesioner dengan lima pilihan Pendidikan Tinggi, berikut pengelompokan
jawaban mengacu pada skala likert, berikut karakteristik responden.
kategori pernyataannya sebagai berikut :
6. Analisis dan pengembangan model
5 = Sangat setuju,
Analisis awal menjelaskan bahwa model ERA belum
4 = Setuju,
ada yang dikhususkan untuk Pendidikan Tinggi karena
3 = tidak ada pendapat,
ERP di sektor industri dengan ERP di PT berbeda,
2 = Tidak Setuju,
referensi menurut para ahli yang yang menjadi alasan
1 = Sangat tidak Setuju.
penulis tidak menggunakan model kesiapan ERP dari
2. Pengumpulan Data sektor industri/korporasi adalah sebagai berikut:
Kuesioner terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang

120
Pengembangan model penilaian kesiapan implementasi ERP di ........... (Aditya Permadi, Mary Handoko)

- Menurut Heiskanen, dkk (2000) panduan best sektor Pendidikan Tinggi, pada penelitian ini
practice implementasi ERP dari sektor indrustri pengambilan data dilakukan di Pendidikan Tinggi di
tidak sesuai untuk pendidikan tinggi (PT) karena Indonesia. Proses analisis dapat dilihat pada Gambar
PT memiliki struktur yang unik dalam proses 6.1.
pengambilan keputusan.
- Struktur yang unik dalam proses pengambilan
keputusan di PT yang dimaksud adalah PT pada
umumnya dikelola secara kolegial, artinya
kebijakan-kebijakan yang diambil oleh PT
merupakan kesepakatan bersama senat yang
merupakan representasi dari shareholder.
Keterlibatan dan pemenuhan kebutuhan dari
seluruh pemangku kepentingan (stakeholder)
pendidikan tinggi merupakan hal yang harus
menjadi perhatian dalam pengelolaannya. Menurut
Hong, K. & Kim, Y (2002) implementasi sistem
ERP melibatkan kompleksitas dan adaptasi tingkat
tinggi terhadap organisasi yang berbeda. Jadi Gambar 6.1 Proses analisis
belum dipastikan model yang sudah ada sesuai Tabel 6.1 ERA berdasarkan Konstruk Model Tatakelola
bagi organisasi Pendidikan Tinggi. PT.
- Menurut Abugabah & Sanzogni (2010)
implementasi ERP di PT dan perusahaan industri
sangat berbeda, PT menggunakan ERP untuk
tujuan akademik, biasanya PT adalah lembaga
pemerintahan yang melakukan bisnis non-profit.
Sedangkan organisasi industri pada umumnya
menggunakan ERP untuk tujuan bisnis bersifat
profit. Bisnis menurut (Allan Afuah (2004) adalah
suatu kegiatan individu yang terorganisasi untuk
menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna
mendapatkan profit dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat dan dalam industri.
- Menurut Abugabah & Sanzogni (2010) beberapa
peneliti secara ekslusif mempelajari sistem ERP
dalam domain pendidikan menetapkan bahwa
vendor-vendor telah mengembangkan sistem ERP
yang berbeda untuk lembaga Pendidikan Tinggi,
seperti ERP seperti SAP HER, Oracle Campus
Solutions, PeopleSoft, Microsoft, Siemens AG, dan
SunFard.
- Menurut While Pollock & Cornford (2004)
Universitas memiliki kebutuhan modul yang
spesifik dan berbeda, sedangkan modul bisnis ERP
pada umumnya meliputi sumber daya manusia,
keuangan, operasional, logistik dan
sales/marketing. Di sektor PT membutuhkan
aplikasi unik seperti : aplikasi siswa (studentlife
cycle), aplikasi mata kuliah, elearning dan semua
aplikasi yang bukan bagian dari aplikasi strandar
ERP.
Jadi dapat disimpulkan perlu dikembangkannya
model penilaian kesiapan implementasi ERP untuk

121
TEDC Vol.9 No.2 Mei 2015: 117-130

Tabel 6.1 ...lanjutan dikembangkan membantu meberikan pandangan


secara komprehensif pada dimensi organisasi yang
beragam (21).
8. Hubungan konstruk
Penelitian ini mencoba melakukan pengembangan
dari model ERA dengan menganalisis setiap konstruk
model dan indikator model ERA dengan identifikasi
CSF yang relevan di sektor Pendidikan Tinggi.
Hubungan konstruk model dengan indikator pada
model ERA Hanafizadeh & Ravasan (2011) dapat
dilihat pada Tabel 8.1.
Tabel 8.1
Konsruk dan Indikator Utama Penilaian kesiapan implementasi ERP
Konstruk Indikator
Strategi : Risiko mengenai a. Visi dan Misi :
kurangnya keselarasan Sangat penting untuk mempunyai visi
antara organisasi dan dan misi yang jelas untuk sistem ERP
perangkat lunak ERP banyak (Esteves & Pastor, 2000; Law & Ngai,
diidentifikasi di literatur, oleh 2007; Nah & Delgado, 2006; Nah, Lau,
sebab itu identifikasi tujuan & Kuang, 2001) dibutuhkan visi dan
7. RAVASAN Model Hanafizadeh & Ravasan dan strategi bisnis adalah misi untuk memandu implementasi
Penilaian kesiapan Model ERP Readiness elemen penting sebelum ERP (Buckhout, Frey, & Nemec, 1999;
Assessment (ERA) dikembangkan oleh implementasi ERP, seperti Holland& Light, 2001)
visi dan misi, tujuan proyek, b. Goal / Tujuan :
Hanafizadeh 2011 dengan basis Mc Kinsey 7S dan rencana strategi TI Mengkaitkan dengan kegagalan
Framework (Peters & Waterman, 1982) terdari 21 (Davenport 2000). implementasi ERP dikarenakan
faktor pembentuk 7 dimensi utama Mc Kinsey 7S buruknya pendefinisian tujuan
(Davenport, 2000).
framework sebagai kerangka strategi untuk c. Strategi TI :
mengelola perubahan dan strategi pengembangan Penyelarasan rencana bisnis terhadap
bisnis. Model ERA dari Ravasan dikembangkan rencana TI/SI merupakan suatu hal
berdasarkan kajian litelatur yang relevan dan penting bagi eksekutif dan manajer
(Ho & Lin, 2004; Somers & Nelson,
komprehensif yang telah dilakukan identifikasi dan 2003; ISACA, 2014).
analisis dari jurnal ilmiah, konferensi internasional, Organisasi / struktur: a. Formalisasi :
disertasi doktor, buku teks, dan dari berbagai Dasar spesialisasi dan Diartikan sebagai standarisasi dari
koordinasi yang dipengaruhi proses kerja dan pendokumentasian
sumber ilmiah lainnya pada tahun 2009 hingga
strategi dan ukuran (Donaldson, 2001). Dengan kata lain
tahun 2010. organisasi. Struktur formalisasi adalah peraturan dan
Organisasi danggap penting prosedur keduanya
Model ERA dari Ravasan ini penilaiannya berbasis bagi perusahaan dalam tertulis/terdokumentasikan serta
Mc Kinsey 7S yang merupakan tools manajemen proses mengadopsi ERP semua pekerja mengetahuinya, seperti
yang dapat diaplikasikan pada elemen organisasi (Davenport 2000. Hong & halnya spesialisasi, semakin eksplisit
atau proyek agar menjadi lebih baik (Raharja. S, Kim, 2002). Dimensi formalisasi maka sistem ERP semakin
struktural memberikan terpakai (Morton & Hu, 2004).
2009). 7S yang merupakan aspek internal menggambarkan arakteristik b. Ukuran organisasi :
organisasi yang terdiri dari : strategi, shared internal suatu perusahaan. Fakta-fakta mengusulkan bahwa pada
value, struktur/organisasi, style/budaya, sistem, umumnya Proyek ERP sukses
dipengaruhi oleh ukuran organisasi
skill. Untuk mencapai keuntungan jangka panjang (Lee & Xia 2006)
ketujuh dimensi ini harus dirubah menjadi satu c. Kepala Divisi TI / CIO:
kesatuan sebagai suatu sistem agar organisasi Saat ini posisi CIO sangat penting
yang lebih efektif tercapai. Dimensi dari 7S terdiri sebagai pengatur antara TI dengan
organisasi (Preston dkk .2008)
dari hard element (strategi, struktur, sistem) dan menyediakan infrastruktur dan
soft element (share value,skill, staff dan style / kemampuan TI untuk memastikan
kultur) ketujuh dimensi tersebut saling proses bisnis yang efektif. Suksesnya
proyek ERP seorang CIO sanggup
berhubungan. Faktor lingkungan eksternal pada membangun relasi yang kuat dengan
Model ERA berbasis Mc Kinsey 7S ini tidak dibahas pimpinan Institusi dan mampu
meskipun faktor lain itu ada (Peters & Waterman, menselaraskan investasi TI dengan
1982). Model ERA dari Hanafizadeh & Ravasan strategi bisnis (Willcocks & Sykes.
2000).
telah mengeksplorasi CSF ERP dan rangka
konseptual model 7S Mc Kinsey untuk

122
Pengembangan model penilaian kesiapan implementasi ERP di ........... (Aditya Permadi, Mary Handoko)

Tabel 8.1...lanjutan
Konsruk dan Indikator Utama Penilaian kesiapan implementasi Konsruk dan Indikator Utama Penilaian kesiapan implementasi ERP
ERP Konstruk Indikator
Konstruk Indikator b. Pelatihan dan edukasi :
Sistem : Formal dan a. Infrastruktur TI : Pelatihan user merupakan salah satu faktor
informal prosedur yang Infrastruktur TI yang memadai, terpenting untuk sukses implementasi ERP
mendukung strategi dan hardware dan jaringan sangat (Achanga dkk, 2006; Al-Mashari dkk, 2003;
strktur organisai (Peters krusial dalam suksesnya proyek Aladwani, 2001; Amoako- Gyampah &
& Waterman). Sistem ERP (Al-Mashari dkk., 2003; Salam, 2004; Bingi dkk, 1999; Bozarth,
adalah kumpulan Chuang & Shaw, 2008; Finney & 2006; Häkkinen & Hilmola, 2008; Ngai dkk,
elemen yang saling Corbett, 2007). 2008; Soja, 2006; Somers & Nelson, 2003;
berhubungan dan b. Proses Bisnis: Umble et al., 2003; Xu & Ma, 2008; Yusuf et
berinteraksi dalam satu Proses bisnis merupakan salah satu al., 2004).
kesatuan untuk faktor terpenting dalam c. Tim Proyek.
menjalankan suatu implementasi ERP (Somers & Kemampuan organisasi dalam menyediakan
proses pencapaian suatu Nelson, 2004; Umble dkk., 2003; sdm dalam membentuk tim proyek yang
tujuan utama Yusuf dkk, 2004). Pemahaman mempunyai kompetensi luas dibidang
(Sutarman, 2012). yang jelas mengenai proses bisnis implementasi ERP memiliki pengetahuan
Sistem merupakan harus dicapai dalam proyek ERP mengenai bisnis dan teknis, anggota tim
sekelompok elemen (Ho & Lin, 2004; Motwani, proyek yang kooperatif, serta ketersediaan
yangterintegrasi dengan Subramanian, & Gopalakrishna, waktu setiap anggota tim proyek dapat
maksud yang sama 2005; Murray & Coffin, 2001; Ward, membantu suksesnya implementasi ERP
untuk mencapai tujuan Hemingway, & Daniel, 2005). (Hanafizadeh & Ravasan, 2011).
tertentu. (Raymond, c. Data : Kompetensi tim proyek diakui secara luas
2001). Salah satu kebutuhan penting dari sebagai critical success factor (CSF)
ERP yang sukses adalah (Bozart,2006).
ketersediaan dan keakuratan data Skills : a. Manajemen skill :
yang tepat pada waktunya, maka Sistem ERP Kemampuan manajemen telah diidentifikasi
dari itu kualitas dan akurasi data Padalah teknologi sebagai salah satu faktor terpenting dalam
merupakan keutamaan dari yang kompleks proyek ERP. Kompentensi ERP dari segi
suksesnya impelementasi ERP membutuhkan manajemen adalah pengorganisasian,
(Zhang dkk. 2005). keahlian khusus strategi, proses bisnis, manajemen proyek,
Style dan Kultur / a. Kultur organisasi : dalam menjamin teknologi, sistem ERP, SDM, kepemimpinan,
Budaya : Budaya perusahaan dapat keberhasilan dan kemampuan komunikasi.
Terdiri dari dua menyebabkan masalah proyek. (Kraemmergard & Rose, 2002).
komponen pertama ketidaksesuaian dengan proses (Davenport,2000). b. Staff Skill :
budaya organisasi implementasi (Al-Mudimigh, 2008; Skill Staff TI : Sistem TI lebih banyak sukses
adalah hal yang Law & Ngai, 2007). beberapa di organisasi karena tingginya kemampuan
dominan terkait nilai, Peneliti menyarankan suksesnya staff TI. Kemampuan staff TI harus layak
kenyakinan, dan norma inovasi teknologi tergantung untuk memastikan keberhasilan proyek ERP
norma yang kepada teknologi dapat berselaras (Davenport, 2000; Holland & Light, 1999;
berkembang dari waktu dengan kultur organisasi dan kultur Lee & Lee, 2004; Markus & Tanis, 2000;
kewaktu dan menjadi organisasi dapat membentuk Sumner, 1999; Willcocks & Sykes, 2000).
fitur dalam permintaan dari teknologi baru c. User Skill :
berorganisasi. Kedua (Yusuf, Implementasi ERP akan lebih sukses karena
management style yaitu 2004). memiliki kemampuan pengguna yang tinggi
suatu hal yang terkait b. Dukungan top manajemen : dibanding pengguna kurang ahli (Lee & Lee,
gaya kepemimpinan, Dukungan Top Management paling 2004).
lebih merupakan sering disebutkan sebagai critical Shared Value : a. Keyakinan bersama akan keberhasilan
masalah pimpinan yang success facor untuk implementasi Konsep, pedoman proyek :
dikaitkan dengan apa ERP (Hanafizadeh dkk, 2010). dan ide dasar dari Bisa diharapkan tingginya capaian proyek
yang dilakukan daripada c. Komunikasi : bisnis yang dan sikap positif dapat meningkatkan proses
apa yang mereka Kelancaran dan efektifitas dibangun. Istilah implementasi untuk mencapai kesuksesan
katakan (Peters & komunikasi merupakan faktor ini mengacu pada proyek (Hanafizadeh & Ravasan, 2011).
Waterman, 1082). penting yang dibutuhkan untuk sejauh mana tim Harus memiliki kemampuan kepimpinan
implementasi ERP (Chuang & Shaw, menerima dan yang kuat (Mandal & Gunasekaran, 2003).
2008). percaya akan b. Komitmen seluruh unit di perusahaan:
Staff : a. pengelolaan SDM : tujuan proyek. Suksesnya suatu proyek ERP membutuhkan
Terkait isu sumber daya Kualifikasi staff salah satu hal (Peters & komitmen dan kerja sama dari seluruh
manusia/SDM. penting sebagai sumber daya yang Waterman, personil di setiap segmen bisnis (Zhang dkk.
bernilai dalam setiap organisasi. 1982). 2003).
Kemampuan organisasi dalam c. Membangun keyakinan :
implementasi ERP tergantung pada Mengacu pada keyakinan terhadap dampak
besarnya kemampuan merekrut, sistem terhadap organisasi ditanggapi
memilih, menempatkan, sebagai suatu benefit / keuntungan.
menghargai dan penyediakan
pegawai (Hanafizadeh, 2011).

123
TEDC Vol.9 No.2 Mei 2015: 117-130

9. Pemetaan CSF dengan kunstruk model tabel 9.1 .......lanjutan


Untuk mengembangkan model ERA di sektor CSF Key Author Konstruks Indi
Pendidikan Tinggi dilakukan analisis pemetaan CSF ERA kator
implementasi ERP di Pendidikan tinggi pada Tabel Hanafizadeh
& Ravasan
3.3 dengan konstruk model ERA Hanafizadeh & Konstruk : Bingi dkk (1999). Al- Tidak ada Tidak
Ravasan (2011). Hasil pemetaan dapat dilihat Vend or Partnership , Mudimigh dkk (2000). ada
pada Tabel 9.1. Indikator : Willcocks & Stykes
a. Kompetensi (2000). Al Fawaz
Tabel 9.1 vendor. (2008). Wainad Wang
CSF Key Author Konstruks Indika- b:Knowledge (2004).Shehab dkk
ERA tor manegement. (2004).dkk (2002).
Hanafiza- c.harga:keselarasan Abeer.I dkk (2011).
deh & dengan rencana Teo.L(2009).Vervil
Ravasan anggaran organisasi. le &Halingten (2003).
Komitmen Liang (207). Al-Mashari Style:Mana Dukung d.Waktu:vendor Wei, Chien & Wang
dan dukun dkk (2003). Umble dkk gement an Top yang komitmen (2005).Trimmer dkk
gan dari (2003). Sarker and Lee Style, manaje terhadap waktu (2002).
Top Mana (2001). Yusuf dkk Budaya men implementasi.
gement (2004). Motwani dkk Organisasi. Strategi TI Aladwani (2001). Strategi Stra
(2002). Gargeya & Al-Mashari dkk tegi TI
Brady (2005). Beheshti (2003). Davenport
(2006). (1998). Donovan
Change Nah dkk (2001). Style : Tidak (1999). Umble dkk
Manage Bingi dkk (1999). Manage ada (2003). Whyte &
ment Kim dkk (2005). ment Style, Fortune (2002).
Motwani (2000). Budaya Steering Comittee Yusuf dkk (2004). Style : Tidak
Ehie & Madsen (2005). Organisasi Somers & Nelson Manage ada
Ash & Burn (2003). (2004). Abbas(2011). ment
Mana jemen Umble dkk (2003). Staff Tim Style,
Proyek Nah & Delgado (2006). Proyek Budaya
Botta Genoulaz dkk Organi sasi
(2005). Taube & Budaya/kultur Kuang dkk (2001). Style : Kultur
Gargeya (2005). Kim Somer & Nelson Manage Organi
dkk (2005). Abbas (2001). Willcock & ment sasi
(2011). Sykes (2000). Style,
Project Al-Fawaz dkk (2008). Shared Keber Budaya
champhions Remus (2006). Loh & Value hasilan Organi sasi
Koh (2004). proyek Pelati han dan Achanga dkk (2006) Al- Staff Pelati h
Proses Shehab dkk (2004). Sistem Proses Edukasi Mashari dkk (2003). Al- an dan
Bisnis dan Holland & Light (1999). bisnis Fawaz. Pendidi
Reengine Hong & Kim (2002). kan
ring Yusufdkk (2004).
Holland &Light(1999) Tabel 9.2 Hipotesis
Bingi dkk (1999). Dimensi Hipotesa
Holland & Light (1999). H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara strategi
Hong & Kim (2002). dengan penilaian kesiapan implementasi ERP di
Komposisi Somers & Nelson Staff Kompe Strategi (STR) Pendididkan Tinggi Indonesia.
Team ERP (2004). Nah & Delgado tensi Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antara
(2006). Siau & Tim strategi dengan penilaian kesiapan implementasi
Messersmith (2003). Proyek ERP di Pendididkan Tinggi Indonesia.
Umble dkk (2003). H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
(Rabaa'i. A (2009). Organisasi organisasi dengan penilaian kesiapan implementasi
Visi-misi Verville & Halingten Strategi Visi/ (ORG) ERP di Pendididkan Tinggi Indonesia.
Organisasi (2002). Mabert dkk Misi Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antara
Dan tujuan (2001). Grabski & Leech dan organisasi dengan penilaian kesiapan implementasi
Implemen (2007). Nah & Delgado tujuan ERP di Pendididkan Tinggi Indonesia.
tasi proyek (2006). H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara sistem
Komunikasi Mandal & Gunasekaran Style : Komuni dengan penilaian kesiapan implementasi
(2003). Grant (2003). Manage kasi Sistem (SIST) Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antara
Amoako-Gyampah ment Style, sistem dengan penilaian kesiapan implementasi
(2004). Nah & Delgado Budaya ERP di Pendididkan Tinggi Indonesia.
(2006). Rabaa'i (2009) Organisasi H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara budaya
Financial Law dkk (2010). Shared Komit dengan penilaian kesiapan implementasi ERP di
Shepard & Klein (2006). Value men Budaya (BDY) Pendididkan Tinggi Indonesia.
Organi Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara antara
sasi budaya dengan penilaian kesiapan implementasi
Institusi ERP di Pendididkan Tinggi Indonesia.

124
Pengembangan model penilaian kesiapan implementasi ERP di ........... (Aditya Permadi, Mary Handoko)

Tabel 9.2 Hipotesis


Dimensi Hipotesa
H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara staff
denganpenilaian kesiapan implementasi ERP di
Pendididkan Tinggi Indonesia.
Staff Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara
(STAF) antara staff dengan penilaian kesiapan
implementasi ERP di Pendididkan Tinggi
Indonesia.
H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara skill
denganpenilaian kesiapan implementasi ERP di
Skill Pendididkan Tinggi Indonesia.
(SKIL) Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara
antara skill dengan penilaian kesiapan
implementasi ERP di Pendididkan Tinggi
Indonesia.
H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
shared value dengan penilaian kesiapan
Shared implementasi ERP di Pendididkan Tinggi Gambar 10.1
Value Indonesia.
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara
Setelah melakukan identifikasi CSF dari ERP di PT
antara shared value dengan penilaian kesiapan sebagai dasar dari pengembangan model yang
implementasi ERP di Pendididkan Tinggi diusulkan untuk selanjutnya dilakukan pengujian dan
Indonesia.
evaluasi model dengan metode analisis CFA untuk
H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara
vendor dengan penilaian kesiapan implementasi melihat hubungan kausalitas antara indikator dengan
Vendor ERP di Pendididkan Tinggi Indonesia. konstruks dan hubungan konstruk terhadap model
(VDR) Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara usulan secara keseluruhan. Analisis CFA dilakukan
antara vendor dengan penilaian kesiapan
dua tahap yaitu first order dan second order CFA.
implementasi ERP di Pendididkan Tinggi
Indonesia. CFA merupakan bagian dari SEM yang banyak
digunakan untuk menguji konstruk model, salah satu
10. Usulan Model teknik SEM yang paling umum digunakan dalam
Model yang diusulkan ini memiliki delapan evaluasi model. (Muller, 1996) Software pendukung
konstruk dimensi yaitu strategi, organisasi, sistem, yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lisrel8.80.
budaya, staff, skill, shared value, dan vendor. karena dianggap lebih baik dalam menangani model
setiap konstruk menunjukan hubungan sebagai multivarian yang kompleks terutama CFA second orde
penilaian kesiapan implementasi ERP di PT. dan cepat dalam pengolahan data serta modifikasi
delapan konstruk tersebut dipengaruhi oleh 27 modelnya (Handayani,2013).
indikator pembentuk. Pada model ini juga terlihat
perbedaan antara model kesiapan ERP 11. Evaluasi first order CFEA
sebelumnya yang diusulkan Hanafizadeh & Penelitian ini mengembankan model penilaian
Ravasan (2011) yaitu faktor eksternal organisasi kesiapan implementasi ERP di pendidikan tinggi di
dalam hal ini vendor dengan 3 indikator Indonesia merupakan pengembangan sebuah model
pembentuk (kompetensi vendor, knowledge pengukuran (measurement model) dimana alat
management, harga, waktu) yang termasuk dalam analisis yang digunakan untuk model pengukuran
penilaian kesiapan implementasi ERP di PT. Lalu adalah SEM dengan CFA. Uji validitas menggunakan
penambahan indikator change management dan First Order Confirmatory Analysis adalah pengukuran
indikator steering comitte terhadap konstruk konstruk ke indikator pembentuk melihat apakah
dimesi budaya. Penambahan 1 konstruk dimensi indikator yang berdasarkan analisis teori cukup valid
dan 6 indikator tersebut adalah pengembangan sebagai pengukuran terhadap konstruk model,
model ERA dari Hanfizadeh & Ravasan (2011) sehingga konstruk secara kontekstual dapat dibentuk
sebelumnya. Sehingga model ini dapat dianggap secara unidimensional. Hasil dari validasi indikator
sebagai model yang komprehensif karena pada kontruk strategi dijelaskan di Tabel 11.1 pada
menyediakan penilaian dari dimensi internal dan konstruk strategi menjelaskan bahwa Nilai Factor
eksternal organisasi di sektor Pendidikan Tinggi, Loading (FL) indikator visi dan misi (VM) 0,42 berarti
model ERA di PT yang diajukan pada gambar 10.1. sumbangan indikator terhadap nilai konstruknya
sebesar 42%.

125
TEDC Vol.9 No.2 Mei 2015: 117-130

Tabel 11.1 relative sama apabila dilakukan pengukuran kembali


Konstruk Strategi pada obyek yang sama.
Indi Factor T Error Valid jika FL > 0.4 dan Reliabilitas dihitung dengan formula CA dan VE pada
kator Loading hitung T hitung _ 1,66
(FL) (Ttabel) sub bab 2. hasil dari CA dan VE dari delapan konstruk
VM 0.42 4,42 0.06 Valid dimensi ERA di pendidikan tinggi pada Tabel 11.2.
G 0.45 3,04 0.01 Valid
STI 0.23 3,83 0.19 Tidak
Tabel 11.2
Factor Loading (FL) adalah korelasi sederhana Konstruk Nilai Nilai Jika CR _0,7 dan VE_ 0,5
CR VE Maka Valid
antara konstruk dan indikator. Untuk nilai FL yang
Strategi 0,823 0,624 Valid
kurang dari 0.40 indikator tersebut tidak valid dan Organisasi 0,767 0,527 Valid
harus di drop atau tidak disertakan sebagai Sistem 0,839 0,650 Valid
indikator pembentuk konstruk. Nilai dengan Factor Budaya 0,829 0,494 Valid
Loading kurang dari 0.40 menandakan kurangnya Staff 0,809 0,586 Valid
Skill 0,764 0,521 Valid
keandalan dan harus di drop atau dihilangkan
Shared Value 0,764 0,643 Valid
(Ferdinand, 2000). Maka indikator strategi Vendor 0,831 0,591 Valid
teknologi informasi (STI) harus di drop karena nilai
FL sebesar 0.23, atau dapat dikatakan bahwa tidak Instrumen survey yang dilakukan terhadap responden
adanya korelasi antara indikator STI dengan menilai dampak dari 27 faktor dalam 8 konstruk yang
konstruk strategi. pada Tabel 6.3 indikator tujuan diajukan.ada 2 yang di drop dari 27 indikator yaitu
atau goal (G) dan visi misi (VM) memberikan Strategi Teknologi Informasi (STI), dan Harga.
kontribusi muatan faktor sebesar 45% dan 42% Landasan dari penilaian kesiapan implementasi ERP
terhadap konstruk strategi. Konstruk strategi, dalam penelitian ini adalah faktor-faktor kesuksesan
terdapat dua indikator pembentuk konstruk yaitu dan faktor kegagalan dalam implementasi ERP.
visi dan misi dan tujuan organisasi dalam 12. Second order CFA
implementasi ERP, untuk strategi TI (STI) yang Setelah dilakukan pengujian hipotesis struktur factor
dalam model sebelumnya masuk sebagai indikator loading (FL) dan interkorelasinya dimana yang
pembentuk dari hasil penelitian ini tidak termasuk sebelumnya hanya melibatkan first order konstruk
sebagai indikator pembentuk. yang jenjang pengukurannya hanya dari kontruk ke
Berikut referensi pendukung jika indikator STI indikator. Selanjutnya dilakukan analisis faktor urutan
tidak disertakan, menurut Wognum dkk (2004) kedua (second order factor analysis) dimana
ERP adalah masalah organisasi bukan teknis. Jadi pengujiannya akan melalui dua jenjang, pertama
yang berperan dalam hal ini adalah kesiapan analisis dilakukan dari kontruk dimensi (strategi,
strategi organisasi seperti visi dan misi serta organisasi, sistem, budaya, staff, skill, shared value
tujuan organisasi dalam implementasi ERP. dan vendor) ke indikatornya dan kedua analisis
Strategi TI mengikuti dari strategi organisasi, TI dilakukan dari kontruk laten (konstruk ERAPTI) ke
adalah sebagai pendukung dari misi dan misi kontruk dimensinya Gambar 12.1. dapat dilihat
organisasi. Dengan asumsi tersebut indikator STI bagaimana pengujian model yang diusulkan
tidak disertakan sebagai penilaian kesiapan berdasarkan landasan teori dengan analsis faktor
implemetasi ERP. Lalu menurut Ward & Peppard penegasan secara menyeluruh.
(2002) bisnis strategi adalah awal ditentukannya Hasil estimasi model pada tabel 11.1 terlihat bahwa
tujuan perusahaan dan perubahan bisnis yang semua indikator konstruk dimensi adalah valid dimana
akan diambil sebelum akhirnya strategi TI nilai factor loading (FL) yang dihasilkan untuk semua
berperan sebagai pendukung untuk tercapainya indikator > 0,40. Lalu model mempunyai GOF baik
tujuan bisnis. Dapat dikonfirmasikan bahwa dua dilihat dari hasil Fit Indices model ERAPTI (Lampiran
teori diatas dapat diterima sehingga indikator STI G) juga untuk konstruk dimensi menghasilkan nilai t
tidak disertakan sebagai faktor pembentuk hitung > t tabel 1.96 yang berarti bahwa konstruk
konstruk strategi. Untuk nilai T hitung dari ketiga dimesi tersebut merupakan pembentuk konstruk
faktor mendapatkan nilai lebih besar dari T tabel ERAPTI. Tabel 12.1
(1,66) menandakan bahwa kualitas regresi antara
Tabel 12.1 Konstruk Dimensi Pembentuk Konstruk
setiap indikator berpengaruh signifikan terhadap
ERAPTI
konstruk. Semakin tinggi nilai semakin baik.
Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu
alat ukur yang dapat memberikan hasil yang

126
Pengembangan model penilaian kesiapan implementasi ERP di ........... (Aditya Permadi, Mary Handoko)

Tabel 12.1 menilai kelayakan model, asalkan masing-masing


No Konstruk Nilai t hitung Pembentuk Model ERAPTI jenis ukuran GOF terwakili.
Dimensi > 1,96
Berikut dijelelaskan secara rinci nilai statistik
1 STR 3.61 Ya
2 ORG 3.96 Ya hubungan antar variabel dan ketentuan Goodness of
3 Sistem 4.47 Ya fit dapat dilihat dari Tabel 13.1 berikut ini.
4 BDY 6.87 Ya
5 STAFF 5.92 Ya
Tabel 13.1 Evaluasi GOF
6 SKIL 6.71 Ya Fit Nilai Good Accep Hasil Jenis
7 SV 6.65 Ya Indicie Fit table ukuran
8 VDR 5.77 Ya s Fit GOF

Pengujian Hipotesis pada Tabel 12.1 : P- 0,557 > 0,05 > Good Absolut
Tolak hipotesis nol jika t hitung> t tabel e
Terima hipotesis nol jika t hitung< t tabel Value 0,05 Fit
Dengan t tabel= 1,96
2/df 0,985 2≤2/df≤ 2 2 Fit Good
Kesimpulan : ≤2/df Absolut
Dilihat pada Tabel 12.1 nilai t hitung>1,96 maka ≤3 e
H0 ditolak, berarti dapat disimpulkan Ha dari Tabel
9.2 diterima. RMSEA 0,000 < 0,06 <0,08 Good Absolut
Fit e

CFI 1,00 > 0,95 >0,90 Good Increm


Fit ental

CAIC 592.60 < Saturated - Good Parsimo


CAIC(1846.69); Fit nious
dan<Indepen
dence model
(2365.03)
AIC 379.04 <Saturated AIC Good Parsimo
(650); dan Fit nious
<Independence
model(2272.97)
IFI 1,02 > 0,95 >0,90 Good Increm
Fit ental
NFI 0,90 > 0,95 >0,90 Ac Increm
cept enta
able
Fit

Dari GOF yang dihasilkan dari model pada Tabel 13.1


dapat dinyatakan bahwa P-Value, _2/df, RMSEA, CFI,
CAIC, AIC dan IFI menghasilkan kesimpulan sangat
baik atau good fit lalu NFI acceptable fit. Dari
kombinasi berbagai ukuran kesesuaian tersebut
secara umum dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan model dengan data pada penelitian ini
adalah sangat baik atau good fit.

Gambar 12.1 Model ERAPTI


13. Goodnes of Fit (GOF) Model ERAPTI
Untuk melihat model dari ERAPTI ini baik dan
dapat diterima dilihat dari parameter nilai GOF
yang telah dihasilkan pada CFA second order.
Menurut Hair dkk (2010) penggunaan 4 sampai 5
kriteria GOF dianggap sudah mencukupi untuk

127
TEDC Vol.9 No.2 Mei 2015: 117-130

keberhasilan proyek, komitmen, kompetensi vendor,


pengalaman & pengetahuan vendor, komitmen
vendor terhadap waktu implementasi
Untuk penelitian selanjutnya model dapat
menjadisebuah paramenter untuk pengelolaan dan
penilaian risiko dalam implementasi ERP di pendidikan
tinggi.
15. Daftar Pustaka
[1] Abbas, M. (2011) : ERP Systems in High Education
Institution context from a Multiple Perspective
View. Disertasi Program Doktor, Manxhester
Business Schol, University of Manchester.
[2] Abeer I, dkk. (2011) : The Critical Success Factors
Gambar 13.1 Model ERAPTI of ERP implementation in Higher Education in
14. Penutup Saudi Arabia. A Case Study, Journal of
Pada penelitian ini menguraikan pentingnya Information Technology and Economic
penilaiankesiapan sebelum dimulainya proyek ERP Development.
di sektor Pendidikan Tinggi, yang menunjukan [3] Achanga, P., Nelde, G., Roy, R., and Shehab, E.
bahwa ini merupakan sesuatu yang kompleks (2006) : Critical Success Factors for Lean
dalam tahap awal dimulainya implementasi ERP, Implementation within SME, Journal of
bukan saja adopsi sistem baru untuk organisasi Manufacturing Technology Management (17:4),
tetapi juga banyak aspek yang perlu diperhatikan pp. 460–471.
pada waktu bersamaan. Kesimpulan dari penelitian [4] Aoako-Gyampah, K. & Salam, A.F. (2004): An
ini sebagai berikut : extension of the technology acceptance model in
- Model penilaian kesiapan implementasi ERP an ERP implementation environment, Journal
(ERA) di sektor PT berbeda dengan model ERA Information & Management, Emerald 41(6):
untuk sektor instrustri atau korporasi bisnis. 731–745.
[5] Aladwani, A.M. (2001) : Change management
- Terdapat 8 konstruk dimensi dalam penilaian
strategies for successful ERP implementation,
kesiapan implementasi ERP sebagai pembentuk
Journal of Business Process Management,p. 266.
model ERAPTI yaitu strategi, organisasi, sistem,
[6] Amberg. M. & Wiener. M (2007) : Critical Success
budaya, staff, skill, shared value dan vendor.
Factors of Offshore Software Development
- Identifikasi konstruk model penilaian kesiapan Projects: The Perspective of German-Speaking
implementasi ERP di Pendidikan Tinggi yang Companies p.150.
menjadi fokus pengembangan model [7] Achmad, AN. Hidayanto,. Hasibuan, MA., Dkk.
menghasilkan delapan konstruk dimensi yang (2013) : Framework For Measuring ERP
sebelumnya hanya terdapat tujuh konstruk Implementation Readiness In Small And Medium
Diperoleh hasil pengujian model bahwa delapan Enterprise (SME) Case Study in Software
konstruk dimensi tersebut sangat signifikan Developer Company, Journal of Computers.
sebagai pembentuk model penilaian kesiapan ERP Universitas IndonesiaVol.8 No.7.
di pendidikan tinggi. [8] Al-Fawaz, K. dkk (2008) : Critical success factors
- Ada 25 indikator penilaian yang harus dilakukan in ERP implementation a review, Brunel
penilaian pada kesiapan implementasi ERP di PT University Research Archive. [9] Al-Mashari, M.
yaitu visi&misi impelentasi ERP, tujuan & Al-Mudimigh, A. (2003) : ERP implementation:
implementasi, standardoprational procedure lessons from a case study, Information
(formulasi), kuran organisasi, kepada divisi TI, Technology and People, (16:1), pp. 21-33.
infrastruktur, proses bisnis, data, change [9] Ash, C.G. & Burn, J.M. (2003) : A strategic
management, Steering comitee, kultur organisasi, framework for the management of ERP enabled
dukungan top management, komunikasi, e-business change, The international Journal of
pengelolaan sdm, pelatihan&pendidikan, Operational Research, (146),pp. 374-387.
kompetensi tim proyek, kamampuan manajerial, [10] Bachrudin, A. (2008) : Linier Structural
keahlian TI, kahlian user, keinginan akan RelationshipsLISREL, Modul Jurusan Statistika
keberhasilan proyek, keyakinan bersama terhadap Unpad, Bandung.

128
Pengembangan model penilaian kesiapan implementasi ERP di ........... (Aditya Permadi, Mary Handoko)

[11] Bingi, P., dkk. (1999) : Critical issues implementation, Journal of IEEE Software, (16),
affecting an ERP implementation, p. 30.
Information Systems Management, pp. 7-14. [24] Hossain, L. Patrick, J.D. & Rashid, M.A. (2002) :
[12] Christian Leyh. (2014) : Which Factors Enterprise Resource Planning Global Opportunities
Influence ERP Implementation Projects in Challenges, IDEA Group.
Small and Medium- Sized Enterprises. [25] Hong, K. Kim, Y. (2002) : The Critical Success
Twentieth Americas Conference on Factor for ERP Implementation An
Information Systems, Savannah. Organizational Fit Perspective, Information and
[13] Claudia van der Vorst (2012) : Approach For Management 25-40.
Selecting ERP Software At Mid-Size [26] Keizer, J. (2002) : Applying Risk Diagnosing
Companies Reflecting Critical Success Mothodology, Journal Product Innovation
Factors, New Challenges of Economic. Riga, Management. Journal of Information &
University of Latvia. Management, Elsevier.
[14] Cole. dkk. (2005) : Being Proactive, Where [27] Kieviet, F. (2006) : Applying COBIT in an ERP
Action Research Mets Design Reasearch, environment, with specific reference to Qmuzik,
Association for Information System, 26th Thesis Master of Computer Auditing, University
International Conference on Information of Stellenbosch.
System. [28] Latan, H. (2012) : Structural Equation Modeling
[15] Deng, J. & Bian, Y. (2008) : Constructing A Konsep dan Aplikasi Menggunakan LISREL 8.80,
Risk Management Mechanism Model Of ERP Alfabeta, Bandung. Law & Kelton (2000) :
Project, International Conference on Simulation Modeling and Analysis, 3rd edn. New
Information Management, IEEE Computer York: McGraw-Hill.
Society. [29] Law, C. C. H., Chen, C. C., & Wu, B. J. P.(2010) :
[16] Ehie, I.C., and Madsen, M. 2005 : Identifying Managing the full ERP life-cycle Considerations
Critical Issues in Enterprise Resource of maintenance and support requirements and
Planning (Erp) Implementation. Computers in IT governance practice as integral elements of
Industry (56:6), pp 545-557. the formula for successful ERP adoption.
[`17] Fortune, J. & White, D. (2006) : Framing of Computers in Industry, 61, 297–308
Project Critical Success Factors by a Systems [30] Liang, H., Saraf, N., Hu, Q., and Xue, Y. (2007).
Model, International Journal of Project : Assimilation of Enterprise Systems: The Effect
Management, 24, 53-65. of Institutional Pressures and the Mediating Role
[18] Ghozali. I, (2010) : Structural Equation of Top Management. MIS Quarterly (31:1), pp
Modeling Metode Alternatif dengan Partial 59– 87.
Least Square Edisi 3. Artikel Universitas [31] Mandal, P. and Gunasekaran, A. (2003) : Issues
Dipenogoro. in implementing ERP a case study, European
[19] Grabski, S., & Leech, S. (2007) : Journal of Operational Research, (146), pp. 274-
Complementary controls and ERP 83.
implementation success, International [32] Mark, K. (2000). : An Investigation Of Risk
Journal of Accounting Information Systems, Perception And RiskPropensity On The Decision
(8:1), pp. 17-39 and Business Development. to Continue A Software Development Project,
[20] Grant, G.G. (2003) : Strategic alignment and Journal of System and Software,Vol.53, 145-157.
enterprise systems implementation the case [34] McLeod.R. (2004) : Management Information
of Metalco, Journal of Information Systems 9th Edition, Pearson.
Technology, (18), p. 159. [35] Motwani, dkk.(2002) : Successful implementation
[21] Hair, Joseph F., dkk.( 2009) : Multivariate of ERP projects evidence from two case studies,
Data Analysis: A Global Perspective. 7th ed. International Journal of Production Economics,
Upper Saddle River: Prentice Hall. (75), p. 83.
[22] Hanafizadeh. P, & Ravasan. A,Z. (2011) : A [36] Nah, F., & Delgado, S. (2006) : Critical success
McKinsey 7S Model-Based Framework for factors for enterprise resource planning
ERP Readiness Assessment, International implementation and upgrade, The Journal of
Journal of Enterprise Information Systems. Computer Information Systems, 46:55, pp. 99-
[23] Holland, C. and Light, B. (1999) : A critical 113.
success factors model for ERP [37] Nah, F.F-H., Lau, J.L-S. & Kuang, J. (2001) :
Critical factors for successful implementation of

129
TEDC Vol.9 No.2 Mei 2015: 117-130

enterprise systems, Journal of Business Doktor, Massachusetts Institute Of Technology.


Process Management, (7), p. 285. [49] Shafaei. R, & Dabiri. D. (2008) : An EFQM Based
[38] Najib, W. (2014) : Model Tata Kelola Keaman Model to Assess an Enterprise Readiness for ERP
Informasi dengan Framework COBIT 5dan Implementation, Journal of Industrial and
Standar ISO / IEC Di Pendidikan Tinggi, Tesis Systems Engineering. Spring.
Program Magister Informatika, Institut [50] Somers, T.M. & Nelson, K. (2001) : The impact
Teknologi Bandung, 27 – 30. of critical success factors across the stages of
[39] Nugroho. H (2013) : Identifikasi Enabler enterprise resource planning implementations,
Tatakelola Enterprise Dalam Penerapan Proceeding of the 34th Hawaii International
Tatakelola Perguruan Tinggi Vokasi. Tesis Conference on System Sciences, Hawaii.
Program Magister Informatika, Institut [51] Suhasril, H,P. (2014) : Pengembangan Model
Teknologi Bandung, 31 – 36. Pengukuran Kesuksesan Implementasi ERP,
[40] Rabaa'i, Ahmad A. (2009) : Identifying Critical Tesis Program Magister Informatika, Institut
Success Factors of ERP Systems at the Teknologi Bandung.
Higher Education Sector, Third International [52] Trimmer, K.J., Pumphrey, L.D. and Wiggins, C.
Symposium on Innovation in Information & (2002) : ERP implementation in rural health
Communication Technology ISIICT, 15 - 17 care, Journal of Management in Medicine, (16),
December, Philadelphia University, Amman, p. 113.
Jordan [53] Umble, E. dkk. (2002): Avoiding ERP
[41] Raharja. S, (2009) :Mengimplementasikan Mc implementation failure, Journal of Industrial
Kinsey’s 7S Framework Dalam Manajemen Management, (44:1), pp.25- 33.
Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Jurnal [54] Verville, J., & Harlingten, A. (2002) : An
Manajemen Pendidikan. UNY. investigation of the decision process for
[42] Robinson.S. (2003) :Simulation the Practice selecting an ERP software The case of ESC.
of Model Development, Warwick Business Management Decision, 40(3), 206-216.
School,Wiley & Son. [55] Ward & Peppard (2002) : Strategic Planning of
[43] Rosa, D,I. (2014) : Manajemen Risiko Pasca Information Systems. Edisi Ke 3. Cranfield
Implementasi ERP dengan Framework COBIT School of Management,UK.
5 For Risk, Tesis Program Magister [56] Willcocks, L.P. & Stykes, R. (2000) : The role of
Informatika, Institut Teknologi Bandung, 10 the CIO and IT function in ERP Association for
– 38. Computing Machinery. Communications of the
[44] Santoso, S. (2014) : Konsep Dasar Dan ACM, (43), p. 32.
Aplikasi SEM dengan Amos 22. Elex Media [57] William G. Tierney (1988) : Organizational
Komputindo. Culture in Higher Education: Defining the
[45] Sarker, S. and Lee, A.S. (2003) : Using a case Essentials, The Journal of Higher Education, Vol.
study to test the role of three key social 59, No. 1 (Jan. - Feb., 1988), pp. 2-21. Ohio
enablers in ERP implementation, Journal State University.
Information & Management, (40), p. 813. [59] Yusuf, Y., dkk. (2004) : Enterprise information
[46] Siau, K. (2004) : Enterprise resource planning systems project implementation: a case study of
(ERP) implementation methodologies, Journal ERP in Rolls-Royce, International Journal of
of Database Management, (15:1), pp. i-vi. Production Economics, (87), pp. 251-66.
[47] Shehab, E.M, Sharp, M.W, Supramaniam, L., [60] Zeng, Y. (2010) : Risk Management for
and Spedding, T.A. (2004) : Enterprise Enterprise Resource Planning System
Resource Planning- An integrative review, Implementations in Project Based Firm. Disertasi
Business Process Management, (10: 4), pp. Program Doktor, University of Maryland.
359-386. [61] Zornada, L.& Velkavrh,T.B. (2005) :
[47] Shepherd J., & Klein E. (2006) : The Implementing ERP in Higher Education
Enterprise Resource Planning Spending Institutions, Journal of Information Technology
Report, AMR Research. Interfaces ITI, Cavtat- Croatia.
[48] Seo, G. (2013) : Challenges in Implementing
Enterprise Resource Planning (ERP) System
in Large Organizations: Similarities and
Differences Between Corporate and
University Environment. Disertasi Program

130

Anda mungkin juga menyukai