Anda di halaman 1dari 10

UJIAN AKHIR SEMESTER

( MANAGING INFORMATION TECHNOLOGY)

Dibuat Oleh:
Suci Agusti Wulandari 2320522038

Dosen Pengampu:
Dr. Vera Pujani, SE, MM Tech

PROGRAM STUDI S2 MAGISTER MANAJEMEN


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
1. Jurnal yang di analisis:

“The Effects of Enterprise Resource Planning Systems on Firm’s Performance: A


Survey of Commercial Banks in Kenya” (Njihia, E & Mwirigi, F. M 2014)

a. Jelaskan faktor-faktor yang dibahas di jurnal tersebut tentang pengelolaan SI.

Faktor-faktor yang dibahas dalam jurnal ini terkait dengan pengelolaan Sistem
Informasi (SI) mencakup kompleksitas struktur organisasi, persepsi karyawan,
ketersediaan sumber daya keuangan, regulasi, dan dukungan manajemen puncak.
Kelima faktor ini diidentifikasi sebagai variabel bebas yang dapat memiliki
pengaruh terhadap efektivitas penerapan Sistem Perencanaan Sumber Daya
Perusahaan (ERP) dalam suatu organisasi. Dalam konteks ini, kompleksitas
struktur organisasi merujuk pada sejauh mana organisasi mampu mengelola
perubahan yang muncul ketika beralih dari satu sistem ke sistem lainnya. Persepsi
karyawan mencakup pandangan dan sikap karyawan terhadap implementasi ERP,
sementara ketersediaan sumber daya keuangan mengacu pada ketersediaan dana
yang diperlukan untuk mendukung implementasi. Regulasi mencakup aspek
hukum dan peraturan yang dapat mempengaruhi penerapan ERP, sedangkan
dukungan manajemen puncak mencerminkan sejauh mana pimpinan organisasi
terlibat dan mendukung penuh proses implementasi tersebut.

b. Jelaskan hasil penelitian yang dihasilkan jurnal tersebut dan bagaimana


kontribusi masing-masing faktor/variabel yang diteliti

Hasil penelitian dari jurnal tersebut menyimpulkan bahwa kelima faktor tersebut
mempengaruhi efektivitas penerapan sistem ERP, yang pada gilirannya
mempengaruhi kinerja perusahaan. Secara khusus, temuan penelitian adalah
sebagai berikut:

- Kompleksitas struktur organisasi: Kompleksitas struktur organisasi berpengaruh


pada implementasi sistem ERP, dan hal ini sejalan dengan temuan bahwa
manajemen perubahan dan koordinasi yang baik diperlukan dalam menghadapi
perubahan struktural.

- Persepsi karyawan: Persepsi karyawan memiliki dampak signifikan pada


penerapan sistem ERP. Manajemen perubahan yang tepat dan pemahaman budaya
organisasi sangat penting.

- Ketersediaan sumber daya keuangan: Ketersediaan sumber daya keuangan


memengaruhi implementasi ERP. Investasi yang memadai dalam perencanaan,
pelatihan, dan dukungan diperlukan untuk memastikan kesuksesan implementasi.

- Regulasi: Faktor regulasi, termasuk pengendalian internal, keamanan, tata kelola


perusahaan, dan peraturan pemerintah, turut mempengaruhi penerapan ERP.

- Dukungan manajemen puncak: Dukungan manajemen puncak diakui sebagai


faktor penting yang memengaruhi keberhasilan implementasi ERP.

Dalam hasil penelitian, kompleksitas struktur organisasi terbukti mempengaruhi


implementasi ERP, yang pada gilirannya memengaruhi kinerja perusahaan. Hal ini
sesuai dengan temuan bahwa organisasi dengan struktur yang baik dan dapat
menyesuaikan diri lebih mungkin berhasil dalam mengadopsi perubahan seperti
implementasi sistem ERP. Persepsi karyawan juga memainkan peran penting,
dengan hasil menunjukkan bahwa pandangan dan dukungan karyawan
berkontribusi pada keberhasilan implementasi ERP. Ketersediaan sumber daya
keuangan, sebagai faktor kritis, turut memengaruhi proses implementasi dan, oleh
karena itu, kinerja perusahaan. Hasil ini sejalan dengan konsep bahwa investasi
yang memadai dalam sumber daya keuangan dapat meningkatkan peluang sukses
dalam menerapkan teknologi informasi, seperti sistem ERP.

Regulasi, baik dalam bentuk pengendalian internal maupun peraturan pemerintah,


juga terbukti memiliki dampak signifikan pada implementasi ERP. Ketaatan
terhadap regulasi memainkan peran penting dalam memastikan bahwa
implementasi dilakukan sesuai dengan standar dan aturan yang berlaku. Terakhir,
dukungan manajemen puncak diakui sebagai faktor krusial yang berkontribusi pada
keberhasilan implementasi ERP. Keaktifan dan komitmen manajemen puncak
dalam mendukung dan memimpin proses implementasi memainkan peran sentral
dalam mencapai tujuan organisasi.

c. Uraikan implementasi hasil penelitian dari jurnal di baca dengan teori yang
dipelajari.

- Organisasi yang ingin menerapkan sistem ERP perlu memperhatikan


kompleksitas struktur organisasi dan memastikan adanya manajemen perubahan
yang efektif. Hal ini sesuai dengan materi yang telah dipelajari, yaitu dalam
menerapkan ERP perusahaan/ organisasi harus terlebih dahulu memperhatikan
skala organisasi dan memastikan perubahan yang akan terjadi di dalam organisasi
setelah menggunakan ERP dapat diterima baik oleh semua anggota organisasi,
untuk itu diperlukan kesiapan planning dari manajemen dalam membuat perubahan
yang efektif.

- Pengelolaan persepsi karyawan sangat penting, dan organisasi perlu fokus pada
pelatihan dan komunikasi untuk mendukung penerapan sistem ERP. Dalam
menerapkan sebuah sistem yang baru, manajemen harus memperhatikan
kompleksitas organisasi termasuk karyawan, dalam hal operasional karyawan
memiliki peran penting untuk itu diperlukan kesiapan karyawan dalam mendukung
penerapan sistem ERP tersebut, dapat dilakukan dengan survey kebutuhan
karyawan, pelatihan maupun mengkomunikasikan sistem kepada karyawan.

- Ketersediaan sumber daya keuangan perlu dijamin untuk investasi yang memadai
dalam perencanaan dan pelaksanaan sistem ERP. Dalam menerapkan sebuah sistem
ERP diperlukan biaya yang cukup mahal, untuk itu perusahaan perlu membuat
anggaran perencanaan untuk pelaksanaan sistem ERP ini.

- Kepatuhan terhadap regulasi, baik internal maupun eksternal, harus menjadi


perhatian utama dalam implementasi sistem ERP. Sesuai dalam materi perkuliahan
dalam menerapkan ERP terdapat kebijakan-kebijakan maupun regulasi yang
mengatur implementasi sistem, untuk itu organisasi/ perusahaan harus patuh
terhadap regulasi tersebut.

- Dukungan manajemen puncak adalah kunci, dan organisasi harus memastikan


adanya keterlibatan aktif dari tingkat manajemen tertinggi. Manajemen puncak
memiliki peran krusial dalam keberhasilan implementasi ERP. Dukungan dan
kepemimpinan mereka memberikan arah, motivasi, dan fokus selama perubahan.
Mereka mengelola alokasi sumber daya, membuat keputusan strategis, dan
memastikan kepatuhan hukum. Dukungan manajemen puncak juga penting untuk
integrasi ERP dengan strategi organisasi, menciptakan budaya positif, dan
menetapkan KPIs serta mengukur keberhasilan implementasi. Dengan peran ini,
mereka meningkatkan peluang keberhasilan proyek dan maksimalkan manfaat
investasi ERP.

d. Jelaskan pendapat tentang artikel yang dibaca dari aspek konsep mata kuliah
ini (MIT).

Sebagai mahasiswa Mata Kuliah Managing Information Technology (MIT), artikel


ini menarik karena secara jelas membahas integrasi Sistem Informasi (SI), terutama
Sistem Perencanaan Sumber Daya Perusahaan (ERP), dengan aspek organisasional
dan manusia. Dalam konteks konsep MIT, artikel ini memberikan pemahaman yang
mendalam tentang bagaimana teknologi informasi dapat menjadi dorongan untuk
mencapai tujuan organisasi.

Pentingnya memahami kompleksitas struktur organisasi, persepsi karyawan,


ketersediaan sumber daya keuangan, regulasi, dan dukungan manajemen puncak
sejalan dengan prinsip-prinsip MIT yang menekankan pada pengelolaan efektif dan
strategis teknologi informasi. Integrasi ERP dengan kebijakan ICT sebagai
landasan strategis juga mencerminkan pendekatan holistik yang diajarkan dalam
MIT, di mana teknologi informasi dipandang sebagai alat untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas organisasi.
Pemahaman bahwa implementasi SI, seperti ERP, dapat meningkatkan kinerja
organisasi melalui manajemen yang efektif dari faktor-faktor kritis tersebut,
memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman dan penerapan konsep-
konsep MIT dalam konteks dunia nyata. Artikel ini tidak hanya memberikan
wawasan teoretis, tetapi juga mengaitkannya dengan praktik di lapangan,
menciptakan pemahaman yang lebih dalam tentang peran MIT dalam mencapai
keunggulan kompetitif dan tujuan organisasi.

2. Jika PT ”ABC” perusahaan Roti Backery berencana untuk mengembangkan suatu


sistim informasi baru, silahkan memberikan masukan untuk memilih menggunakan
Sistem informasi ERP (Enterprises Resource Planning) atau SCM (Supply Chain
Management):

a. Berikan pertimbangan (alasan) jika ingin mengunakan salah satu nya (ERP
atau SCM)

Kemajuan teknologi yang cepat memiliki dampak signifikan pada persaingan


dalam dunia bisnis. Perusahaan memerlukan teknologi untuk mengelola sumber
daya secara optimal dan melakukan inovasi pada produk atau jasa yang dihasilkan.
Pengelolaan sumber daya dan inovasi menjadi kebutuhan esensial bagi perusahaan
agar dapat bersaing dalam pasar.

Sebagai contoh, pada PT ABC dalam industri roti, perusahaan manufaktur yang
fokus pada produksi dan penjualan roti harus memperhatikan proses bisnis kunci
terkait rantai pasok, seperti pengadaan bahan baku, perencanaan produksi dan
persediaan, proses produksi, dan penjualan produk jadi.

Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management atau SCM) dianggap


sebagai solusi yang efektif untuk mengelola proses bisnis terkait rantai pasok. SCM
melibatkan koordinasi semua kegiatan pasokan dari pemasok dan mitra hingga
pelanggan dengan cara yang efisien dan efektif. Terjalinnya hubungan yang baik
antara pemasok, mitra, dan pelanggan dianggap berdampak positif terhadap kinerja
perusahaan secara keseluruhan.

b. Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menggunakan Sistim ERP/SCM ini?
Data dan infomasi apa yang mesti di persiapakan dan direncanakan untuk
sistim informasi tersebut

Data dan informasi yang perlu di persiapkan perusahaan:

1. Data Bahan Baku dan Produk: data terkait bahan baku yang digunakan
dalam produksi dan data produk yang dihasilkan. (Informasi spesifikasi,
jumlah persediaan, dan siklus hidup produk)
2. Data Pemasok dan Mitra Bisnis: Kumpulkan dan perbarui informasi terkait
pemasok, mitra bisnis yang terlibat dalam rantai pasok. Sistem SCM perlu
memiliki rincian kontak, kapabilitas, dan persyaratan kontrak.
3. Informasi Persediaan: Persiapkan data mengenai persediaan bahan baku,
barang dalam proses, dan produk jadi. Informasi ini melibatkan tingkat
persediaan, lokasi penyimpanan, dan estimasi kebutuhan persediaan.
4. Data Permintaan Pelanggan: Kumpulkan data mengenai permintaan
pelanggan. Ini dapat mencakup pola pembelian, preferensi pelanggan, dan
informasi lain yang dapat membantu dalam perencanaan produksi dan
distribusi.
5. Informasi Logistik dan Transportasi: Siapkan informasi tentang
infrastruktur logistik dan rincian transportasi yang digunakan. Ini
melibatkan jadwal pengiriman, rute transportasi, dan data terkait biaya
logistik.
6. Data Proses Produksi: Data terkait proses produksi, termasuk waktu siklus,
kapasitas produksi, dan informasi lainnya yang relevan untuk perencanaan
dan pengelolaan rantai pasok.
7. Informasi Keuangan: Sediakan data keuangan yang relevan, seperti biaya
produksi, biaya logistik, dan data keuangan lainnya yang dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan dalam rantai pasok.

c. Bagaimanan perkiraan metode pengembangan sistim baru ini, jelaskan


dengan pertimbangan sesuai konsep.

Proses pengembangan sistem baru, khususnya dalam konteks Supply Chain


Management (SCM), perlu mempertimbangkan beberapa tahapan dan metode agar
implementasinya dapat berjalan dengan sukses. Berikut adalah perkiraan metode
pengembangan sistem baru dengan pertimbangan sesuai konsep:

1. Studi Kelayakan: Menilai kelayakan dan kebutuhan organisasi terkait


pengembangan sistem SCM. Melibatkan analisis biaya, manfaat, teknis,
operasional, dan jadwal.Studi kelayakan umumnya dilakukan sebagai langkah awal
untuk memastikan bahwa pengembangan sistem SCM merupakan langkah yang
rasional dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

2. Perencanaan Sistem: Menentukan tujuan, ruang lingkup, dan persyaratan sistem


SCM. Melibatkan identifikasi kebutuhan pengguna, integrasi dengan sistem yang
ada, dan perencanaan implementasi.

3. Analisis Sistem: Mendefinisikan proses bisnis yang ada dan menganalisis


bagaimana sistem SCM baru akan terintegrasi. Identifikasi kelemahan dan potensi
perbaikan. Menggunakan teknik analisis seperti model alur kerja (workflow) dan
pemodelan data untuk memahami proses bisnis dan hubungan antar entitas.

4. Desain Sistem: Mengembangkan rancangan teknis sistem SCM, termasuk


arsitektur, basis data, antarmuka pengguna, dan keamanan. Pemilihan model desain
seperti model Client-Server, pembuatan prototipe, atau teknik desain yang sesuai
dengan kebutuhan.
5. Pengembangan (Development): Implementasi rancangan sistem SCM ke dalam
bentuk nyata. Melibatkan pengkodean, pengujian unit, dan integrasi. Penggunaan
bahasa pemrograman dan platform pengembangan yang sesuai. Pengujian regresi
dan pengujian kinerja juga dapat diterapkan.

6. Uji Coba dan Validasi (Testing and Validation): Menguji sistem SCM secara
menyeluruh untuk memastikan kepatuhan terhadap persyaratan, keamanan, dan
kinerja yang diinginkan.

7. Implementasi: Menyusun dan meluncurkan sistem SCM ke dalam lingkungan


produksi. Melibatkan pelatihan pengguna, migrasi data, dan penerapan perubahan
proses. Penggunaan strategi implementasi, seperti implementasi sekaligus atau
bertahap, tergantung pada kebutuhan dan risiko.

8. Pemeliharaan dan Evaluasi: Menjaga dan meningkatkan kinerja sistem SCM.


Melibatkan pemeliharaan rutin, pembaruan, dan evaluasi kinerja. Pemantauan
kinerja, umpan balik pengguna, dan pembaruan sistem sesuai kebutuhan baru.

d. Bagaimana kontribusi ERP/SCM di PT ABC ini untuk meningkatkan


produktifitas.
Dengan menerapkan Supply Chain Management (SCM) secara efektif, PT
ABC Bakery dapat menghadapi sejumlah implikasi positif dalam operasionalnya.
Pertama, perusahaan akan dapat melakukan perencanaan produksi yang lebih
akurat, mengoptimalkan jadwal produksi, dan menghindari ketidakseimbangan
stok, baik berupa penumpukan bahan baku maupun kekurangan stok yang dapat
menghambat proses produksi. Kedua, manajemen persediaan yang optimal akan
menjadi kunci dalam menghindari pemborosan, mencegah penumpukan bahan
baku, serta menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan, sehingga
efisiensi operasional dapat ditingkatkan.
Ketiga, pemilihan pemasok yang lebih bijak melalui SCM akan membantu
membangun kemitraan yang kuat dengan pemasok yang memberikan kontribusi
positif terhadap rantai pasokan, yang pada gilirannya dapat mendukung kualitas
produk dan kehandalan pasokan. Keempat, penjadwalan distribusi yang tepat
waktu akan memberikan keuntungan dalam menghindari keterlambatan distribusi,
memastikan produk sampai ke konsumen tepat waktu, dan meningkatkan kepuasan
pelanggan. Kelima, dengan mengoptimalkan rute distribusi dan manajemen
armada, PT ABC Bakery dapat merasakan pengurangan biaya logistik dan
peningkatan efisiensi operasional secara keseluruhan. Keenam, manajemen yang
baik dari rantai pasokan juga akan mendukung peningkatan kualitas produk,
menciptakan kepuasan pelanggan, dan membangun reputasi positif bagi merek
perusahaan.
Ketujuh, kemampuan respons yang lebih baik terhadap perubahan pasar
akan memungkinkan PT ABC Bakery untuk menyesuaikan strategi produksi dan
distribusi secara cepat dan efisien, menjadikan perusahaan lebih adaptif terhadap
dinamika pasar. Terakhir, dengan melakukan analisis kinerja secara terus-menerus
melalui SCM, PT ABC Bakery dapat mengidentifikasi area-area perbaikan dan
menjalankan siklus kontinu peningkatan produktivitas, menjadikan perusahaan
lebih kompetitif di pasar bakery yang berubah-ubah.

Anda mungkin juga menyukai