Anda di halaman 1dari 8

RAIN

--

Rain. Hujan. Mungkin memang aneh kalau Seekor anak anjing diberi nama
RAIN yang berarti hujan.

--

Hai, Aku Yumi. Umurku 11 tahun. Aku duduk dikelas 6 Sekolah Dasar. Aku
tinggal bersama Kepala Pelayan dan pelayan-pelayan lainnya. Kepala
pelayan dan pelayan-pelayan? Yup. Aku sudah tinggal bersama Mereka
sejak umur 3 tahun, kata Kepala Pelayan dirumahku sih begitu. Orang
Tuaku sibuk dengan pekerjaan Mereka. Jahat sekali Mereka! Aku sudah
menganggap Kepala Pelayan itu sebagai Pamanku sendiri. Nama dia adalah
Paman Aid, Aku biasa memanggil dia seperti itu dan dia juga tidak
keberatan. Paman Aid sangat baik. Tugas dia hanya membangunkanku,
mengantarkanku ke Sekolah, menjemputku dan menjagaku. Kalau urusan
memasak, kebun dan sebagainya itu pelayan yang lain. Ayahku selalu
mentransfer uang kepada Paman Aid untuk gaji pelayan yang lain dan
kebutuhan hidupku. Jangan tanya kenapa banyak sekali pelayan
dirumahku. Aku sendiri saja bingung kenapa banyak sekali pelayan
dirumahku. Ayah dan Ibuku seorang perancang busana yang terkenal di
China. Mungkin ini alasannya mengapa banyak sekali pelayan dirumahku
yang luas ini. Ok ini terlalu sombong. Paman Aid bilang lusa Ayah akan
pulang kerumah. Ini kesempatanku. Yumi fighting!!!

Hari ini Ayahku pulang, yah walaupun hanya 2 hari dirumah. Aku ingin
minta dibelikan anak anjing. Aku iri dengan teman-temanku disekolah,
Mereka punya seekor anak anjing. Dan Aku juga merasa kesepian dirumah,
walaupun ada Paman Aid, tapi Aku tidak bisa bermain dengannya. Aku
butuh teman bermain dirumah. Dan bagiku anak anjing sangatlah lucu dan
bisa diajak bermain.

Saat ini Ayahku sedang menonton Televisi. Baiklah.


“Ayah!”

“Ada apa Yumi?”

“Aku ingin meminta sesuatu.”

“Hm? Apa itu?”

“Anak anjing. Boleh tidak?”

“Anak anjing untuk apa?”

“Aku iri dengan teman-temanku disekolah. Mereka semua mempunyai


anak anjing. Lagipula aku butuh teman bermain dirumah. Aku merasa
kesepian dirumah, Yah.”

“Yumi merasa kesepian? Kan ada Paman Aid dan pelayan yang lain yang
menemani Yumi.”

“Iya. Tapi mereka tidak seumuran dengan Yumi Yah. Mereka juga selalu
sibuk dengan pekerjaan di dapurlah, kebunlah blabalblabla.”

“Kenapa Yumi tidak ajak teman-teman Yumi kerumah saja?”

“Mereka pasti tidak mau Yah! Mereka sudah bermain dengan anak anjing
Mereka. Yah aku mohon. Aku ingin sekali punya anak anjing. Ya Yah?”

“Yumi. Kamu kan punya Beo.”

“Beo tidak menarik Yah. Aku benci kalau Beo bicara.”

“Maaf Yumi, Ayah tidak bisa membelikanmu anak anjing. Tidak ada
untungnya Kamu memelihara anak anjing. Perawatannya, makanannya,
lalu kalau anjing itu buang air sembarangan kan kasihan pelayan
membersihkannya. Ah Ayah saja sudah pusing membayangkannya. Lebih
baik kamu bermain dengan Beo yang lebih menarik atau mengajak
temanmu main kerumah!”

“Tapi Yah—”

“Yumi sudah! Ayah lelah! Ayah ingin istirahat. Ayah besok harus kembali
lagi ke China!”
Kenapa Ayah tidak mau membelikanku anak anjing!!? HANYA ANAK
ANJING!! Lagipula mengapa—ah sudahlah lebih baik Aku tidur. Besok hari
libur.

--

“Nona bangun. Waktunya olahraga.”

Suara Paman Aid pasti. Dia selalu membangunkanku walaupun dihari libur.
Dia selalu mengajakku olahraga.

“Ugh baiklah. Eh Paman, Ayah sudah pergi lagi ya?”

“Sudah. Tuan sudah berangkat ke Bandara 25 menit yang lalu”

“Oh. Paman tidak mengantarkan Ayah?”

“Tidak”

“Oh iya Paman. Nanti malam Aku ingin jalan-jalan. Paman mau ya
menemaniku?”

“Baiklah”

Malamnya. Aku dan Paman Aid pergi ke PetShop, hanya ingin lihat-lihat.

“Nona ingin beli hewan peliharaan?”

“Tidak kok, hanya ingin lihat-lihat saja”

“Oh baiklah. Tapi kalau Nona ingin beli bilang saja”

“Tidak kok Paman. Hanya ingin lihat-lihat”

Anak anjing ini lucu-lucu sekali. Ah aku jadi ingin membelinya. Tapi pasti
aku dimarahi oleh Ayah lebih baik aku pulang.

“Paman kita pulang saja ya. Aku ada tugas B. Indonesia untuk besok belum
kukerjakan.”

“Oh baiklah.”

Saat diperjalanan menuju pulang hujan deras. Sial! Aku selalu benci hujan!
Dingin sekali. Saat melihat keluar lewat kaca mobil, Aku melihat seekor
anak anjing yang sedang berteduh didekat halte bus.
“Paman bisa kita berhenti di halte bus itu?”

“Eh? Memangnya kenapa? Baiklah”

Saat Aku turun ternyata itu benar anak anjing! Aku langsung menggendong
anak anjing itu dan membawanya masuk kemobil.

“Nona. Itu apa?”

“Seekor anak anjing Paman. Boleh ya kita bawa pulang kerumah dan
merawatnya? Aku kasihan dengannya”

“Terserah saja.”

Sudah sampai rumah, Aku langsung mengeringkan anak anjing ini.


Tubuhnya seperti menggigil. Lalu Aku memberinya susu hangat.
Sebenarnya ini susuku.

Rain. Sepertinya bagus kalau kuberi nama anak anjing ini Rain. Atau terlalu
bagus? Ah sudahlah Rain saja.

“Ok mulai saat ini namamu Rain”

Rain lucu sekali. Sepertinya umur Rain masih sangat kecil. Aku terus
merawatnya, selalu memberi dia susu. Aku sengaja tidak memberitahu
Rain kepada Ayah. Aku juga mengenalkan Rain kepada teman-temanku di
Sekolah, Mereka datang kerumah untuk melihat Rain. Dan lihat! Rain lebih
lucu dari anak anjing milik teman-temanku! Teman-temanku saja selalu
memuji kelucuan Rain. HAHAHA

--

Biasanya Rain akan menungguku pulang Sekolah di sofa ruang tamu, tapi
hari ini Aku tidak melihat Rain di sofa ruang tamu. Lebih baik aku tanya
pelayan saja. Aku khawatir.

“Kak. Rain dimana?”

“Rain sepertinya sakit. Dari hidungnya keluar seperti cairan dan dari tadi
juga Rain seperti batuk-batuk. Dia sedang ada dikamar Nona.”

“Oh baiklah. Terimakasih Kak”


Saat Aku masuk kamar, Rain sedang tidur sepertinya dikasurku dan seperti
sesak nafas. Aku segera menggendongnya. Karena khawatir Aku berfikir
akan membawanya ke Dokter Hewan. Tapi Paman Aid sedang ada tugas
dari Ayah dan akan pulang larut malam tidak mungkin Aku meminta
bantuan kepada maid didapur.

“Halo Clara!”

“ Iya Yumi. Ada apa?”

“Clara! Sepertinya Rain sakit. Paman Aid sedang ada tugas dari AyahKu dan
akan pulang larut sepertinya. Kamu mau ikut Aku ke Dokter Hewan?”

“BABY RAIN SAKIT!? SAKIT APA!?”

Ya. Teman-temanku termasuk Clara menyebut Rain Baby Rain

“Aku tidak tau Clara. Bisa temani Aku ke Dokter Hewan tidak?”

“Bisa.”

“Baiklah kalau begitu kau cepat kerumahku.”

Setelah menutup telfon Aku langsung ganti pakaian. Sial! Aku tidak pernah
membawa uang cukup banyak. Semua uang ada di kamar Paman Aid.
Baiklah aku harus menyusup kekamar Paman Aid. Sebenernya Aku merasa
tidak enak. Paman Aid ... maafkan Aku.

“Yumi! Aku sudah didepan Rumahmu! Sepertinya bel rumahmu rusak jadi
Aku menelfonmu. Cepat keluar!”

“Baiklah, tunggu sebentar Clara”

“Kau ini lama sekali.”

“Kau ini berisik! Cepat masuk.”

“Yumi. Baby Rain dimana?”

“Sudahlah. Ayo kita keluar”


“Bibi Aku ingin pergi jalan-jalan dengan Rain dan Clara. Hanya sebentar.”

“Baiklah. Pulang cepat Nona.”

“Clara ponselmu ada Google Maps? Kebetulan kuota ponselku habis”

“Ck. Sebentar. Yum, klinik hewan terdekat dekat dengan halte bus kota. Jadi
kita bisa jalan kaki”

“Baiklah.”

--

“Clara.”

“Iya Yum?”

“Sepertinya klinik hewan ini punya Ayahmu”

“Memang.”

--

“Jadi Yah. Baby Rain sakit apa?”

“Rain sepertinya terkena Pneumonia atau bisa dibilang radang paru-paru.


Penyakit ini menyerang anjing berumur muda seperti Rain pada cuaca
dingin dan berangin atau seperti sedang hujan. Virus yang menyerang
penyakit ini, virus mulai dari Parainfluensa, Bordetella bronchiseptica,
Mycoplasma, Canine Herpes, Reovirus dan Canine Adenovirus tipe-2.
Penyakit Pneumonia adalah salah satu penyakit yang bisa dibilang
penyakit sangat berat dan penyakit ini tidak ada vaksin atau obatnya.
Penyakit ini juga bisa menyebabkan kematian, karena penyakit ini
menyerang pernafasan sangat kuat. Dan sepertinya Rain sudah sakit ini
sudah sangat lama dan baru diketahui sekarang. Jadi kita tidak bisa berbuat
apa-apa lagi, Yumi.”

“Berarti Rain tidak bisa disembuhkan?”

“Tidak.”

“Baiklah Ayah terimakasih. Aku dan Yumi pulang dulu.”


Ayah Clara hanya tersenyum. Clara pamit ke Ayahnya, sepertinya dia
mewakiliku.

“Yumi sabarlah. Kau harus optimis kalau Rain akan sembuh dan bisa
bermain-main lagi dengan mu”

Aku hanya menatap Rain yang ada dipelukanku dan mencerna kata-kata
sahabatku ini. Optimis? Aku tidak tau bisa optimis atau tidak

“Hm? Iya Clara. Terimakasih ya sudah menguatkanku dan mengantarkanku


ke klinik hewan. Sekarang kau pulang saja, aku bisa jalan dari sini.”

“Baiklah. Tapi kalau terjadi sesuatu atau Kamu ingin pergi ke Klinik lagi,
Kamu telfon aku saja ya.”

“Hm tentu.”

Aku ingin pergi jalan-jalan sebentar ke Taman Kota bersama Rain

“Rain, kita jalan-jalan sebentar. Kau mau? Kita akan bersenang-senang,


makan eskrim, atau mungkin kita naik bianglala raksasa di Taman Kota?
Bagaimana?”

Argh kenapa Aku menangis. Aku ingin bersenang-senang dengan Rain tapi
tidak menangis! Baiklah Rain! Kita bersenang-senang hari ini.

Saat ini aku dan Rain sedang makan eskrim dibangku Taman Kota. Rain
sudah bangun karena dari tadi dia tertidur. Cukup lelah, aku ingin pulang
saja. Naik bianglala raksasa bisa besok.

“Rain, aku lelah. Besok saja kita naik bianglala raksasanya ya. Besok kita
akan lebih bersenang-senang lagi aku janji. Kamu juga harus berjanji besok
kita akan bersenang-senang ya.”

--

Harusnya hari ini aku bersenang-senang dengan Rain di Taman Kota, tapi
nyatanya aku sekarang ada dikebun belakang rumah sambil menggendong
tubuh Rain yang sudah pergi menunggu Paman Aid selesai menggali lubang
tanah. Baiklah, Aku akan coba menerima kepergian Rain walaupun kalau
ku pikir akan sulit, tapi Aku akan mencobanya. Lagipula, aku masih bisa
menganggap anak anjing Clara adalah anak anjing milikku juga.

Dan sialnya! Aku akan merasa labil kalau sedang hujan deras! Aku akan
merasa senang saat hujan, karena Aku menemukan Rain saat hujan dan
akan merasa sedih saat hujan karena Aku akan terbayang saat Aku
menemukan Rain.

END

*ceritanya mainstream..

Anda mungkin juga menyukai