Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

CRITICAL BOOK REVIEW


METODE NUMERIK

Nama / Nim :
Wahyu Harianja / 5183530011

Dosen Pengampu :
Rudi Salman

Program Studi : Teknik Elektro (S-1)


Semester/TA : 5 / 2020
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Esa, yang karena bimbingan-Nyalah maka penyusun bisa menyelesaikan sebuah
karya tulis berupa Critical Book Report pada mata kuliah Metode Numerik.

Tugas ini dibuat dalam rangka mereview, menganalisi buku yang dipilih
dan juga sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa
yang mengikuti mata kuliah “Metode Numerik”

Akhir kata kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan


yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang sudah mendukung
penyusunan critical book riview ini. Selanjutnya kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca sehingga akan menumbuhkan rasa syukur kami kepada
Tuhan yang Maha Esa dan dalam hal perbaikan makalah ini ke depannya.

Medan, Desember 2020


DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................

Daftar Isi..............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................


1.2 Identitas Buku................................................................................................................

BAB II Rangkuman Isi Buku..............................................................................................

2.1 Buku I............................................................................................................................

2.2 Buku II...........................................................................................................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................................

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................

Daftar Pustaka......................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persamaan kuadrat merupakan cabang dari ilmu matematika aljabar yang sudah terkenal
sejak 2000 tahun yang lalu, pada awalnya persamaan kuadrat dicetuskan di daerah babilonia
di mana orang belajar untuk memecahkan linear (ax = b) dan kuadrat (ax 2 + bx = c)
persamaan, dan persamaan yang tak tentu seperti x 2 + y 2 = z 2 dan untuk membantu
memecahkan dalam proses pembangunan khususnya bidang lengkung.

Peradaban kuno mengatakan ekspresi aljabar pada sistem persamaan kuadrat hanya
menggunakan sesingkatan sesekali, , tetapi oleh ahli matematika abad pertengahan Islam
mampu berbicara tentang kekuasaan sewenang-wenang tinggi dari x tidak diketahui, dan
bekerja di luar aljabar dasar polinomial (tanpa belum menggunakan simbolisme modern). Ini
termasuk kemampuan untuk mengalikan, membagi, dan menemukan akar kuadrat dari
polinomial serta pengetahuan dari teorema binomial.

The Alexandria matematikawan Hero dari Alexandria dan Diophantus melanjutkan tradisi
Mesir dan Babel, tetapi Diophantus ‘s buku Arithmetica berada pada tingkat yang jauh lebih
tinggi dan memberikan solusi mengejutkan banyak persamaan tak tentu sulit. Pengetahuan
kuno solusi dari persamaan pada gilirannya menemukan rumah awal di dunia Islam, di mana
ia dikenal sebagai “ilmu restorasi dan balancing.” (Kata Arab untuk restorasi, al-jabru, adalah
akar dari aljabar kata.) Dalam abad ke-9, matematikawan Arab al-Khwarizmi menulis satu
dari algebras Arab pertama, uraian sistematis dari teori dasar persamaan, dengan kedua
contoh dan bukti. Pada akhir abad 9, ahli matematika Mesir Abu Kamil telah menyatakan dan
membuktikan hukum dasar dan identitas dari aljabar dan memecahkan masalah rumit seperti
menemukan x, y, dan z sehingga x + y + z = 10, x 2 + y 2 = z 2, dan xz = y 2

Pada masa modern persamaan kuadrat masih terus eksis di semua kalangan, khususnya
dalam proses pembangunan serta dalam proses pengembangan olah raga, seperti ;
pembangunan jembatan , pembangun jembatan, dll.
1.2 Identitas Buku
A. Buku I

Judul Buku : Metode Numerik

Nomor ISBN : 979-459-694-1

Pengarang : Munir dan Rinaldi

Penerbit : Informatika

Tahun Terbit : 2013

Kota Terbit : Bandung

Tebal Buku : 255 halaman

Bahasa Teks : Bahasa Indonesia

B. Buku II

Judul Buku : Metode Numerik

Nomor ISBN : 979-459-693-0

Pengarang : Munir

Penerbit : Informatika

Tahun Terbit : 2003

Kota Terbit : Bandung

Tebal Buku : 236 halaman

Bahasa Teks : Bahasa Indonesia


BAB II

RANGKUMAN ISI BUKU

2.1 Buku I

A. Bentuk Umum Persamaan Kuadrat

Definisi : Misalkan a, b, cϵR, dan a ≠ 0, maka persamaan yang berbentuk ax2 + bx + c


= 0 dinamakan persamaan kuadrat dalam peubah x. Berkaitan dengan nilai-nilai dari a, b, c
dikenal beberapa persamaan kaudrat diantaranya adalah :

1. Jika a = 1, maka persamaan menjadi x2 + bx + c = 0 dan persamaan seperti ini disebut


Persamaan Kuadrat Biasa.

2. Jika b = 0, maka persamaan menjadi x2 + c = 0 dan persamaan seperti ini disebut


Persamaan Kuadrat Sempurna.

3. Jika c = 0, maka persamaan menjadi x2 + bx = 0 dan persamaan seperti ini disebut


Persamaan Kuadrat Tak Lengkap.

4. Jika a, b, c bilangan-bilangan real, maka ax2 + bx + c = 0 disebut Persamaan Kuadrat Real.


5. Jika a, b, c bilangan-bilangan rasional, maka ax2 + bx + c = 0 disebut Persamaan Kuadrat
Rasional.

B. Akar – Akar Persamaan Kuadrat

Ada beberapa cara untuk menentukan akar persamaan kuadrat, diantaranya :

1. Dengan Pemfaktoran

Menentukan akar-akar persamaan kuadrat dengan cara pemfaktoran menggunakan


sebuah sifat yang berlaku pada sistem bilangan real. Sifat itu dapat dinyatakan sebagai
berikut : Jika a, b ϵR dan berlaku a – b = 0, maka a = 0 atau b = 0. Catatan : Pengertian a = 0
atau b = 0 dapat ditafsirkan sebagai berikut :

a). a = 0 dan b ≠ 0, b). a ≠ 0, dan b = 0 , c). a = 0 dan b = 0


Menentukan akar-akar persamaan kuadrat daengan pemfaktoran artinya meyelesaikan
persamaan kuadrat dengan mengubahnya menjadi bentuk perkalian.

a. Untuk a = 1

x2 + bx + c = 0

(x + x1) (x + x2) = 0 dengan x1 + x2 = b dan x1 . x2 = c

x + x1 = 0 atau x + x2 = 0

x = -x1 atau x = -x2

Jadi, akar-akar dari x2 + bx + c = 0 adalah -x1 dan -x2

Contoh : x2 – 2x – 8 = 0

(x – 4) (x + 2) = 0

x = 4 atau x = -2

Jadi, akar-akar dari x2 – 2x – 8 = 0 adalah -2 dan 4.

b. Untuk a ≠ 1

−x 1 −x 2
Jadi, akar-akar dari ax2 + bx + c = 0 adalah a atau a
2. Dengan Melengkapkan Bentuk Kuadrat Sempurna

Untuk Menyelesaikan ax2 + bx + c = 0 dengan melengkapkan kuadrat sempurna,


maka : ax2 + bx + c = 0
3. Dengan Rumus

Misalkan a, b, cϵR, dan a ≠ 0, maka akar-akar persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0


ditentukan oleh :

Bukti :
C. Diskriminan Persamaan Kuadrat

Dari rumus tampak bahwa penyelesaian atau akar-akar suatu persamaan kuadrat
sangat ditentukan oleh nilai-nilai b2 - 4ac. Bentuk b2 - 4ac disebut diskriminan dari
persamaan kuadrat ax2 + bx + c = D
dan dikembangkan dengan huruf D, sehingga D = b2 - 4ac. Pemberian nama diskriminan D
= b2 4ac masuk akal, sebab nilai D = b2 - 4ac inilah yang membedakan
(mendiskriminasikan) jenis akar-akar suatu persamaan kuadrat.

Dengan melihat nilai D, akr-akar suatu persamaan kuadrat dapat dibedakan menjadi 3
jenis yakni sebagai berikut:

a. Bila D > 0, maka ada dan bernilai positif.

Akar-kar persamaan itu x1 = −b+ √ D dan x2 = −b−√ D terlihat bahwa x1 ≠x2


2a 2a

Jadi, persamaan itu mempunyai dua akar nyata yang berlainan.

b. Bila D = 0, maka √ D = 0

−b+0 −b−0 −b
Akar-akar persamaan itu x1 = 2a dan x2 2 a terlihat bahwa x1 = x2 = 2 a

Jadi persamaan itu mempunyai dua akar nyata yang sama.

c. Bila D < 0 maka √ D bukan merupakan bilangan nyata, melainkan bilangan khayal.
Jadi, persamaan itu tidak mempunyai akar nyata

D. Jumlah Dan Hasil Kali Akar-Akar Persamaan Kuadrat

Jika x1 dan x2 adalah akar-akar persamaan kuadrta ax2+bx+c = 0, dengan a≠ 0 , jumlah

− b
dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat itu ditentukan. dengan rumus : x1 + x2 = a dan

c −b c

x1.x2 = a . Dimana x1 + x2 = a dan x1.x2 = a diperoleh dari :


E. Menyusun Persamaan Kuadrat

1. Menyusun persamaan kuadrat jika diketahui akar-akarnya

a. Dengan perkalian faktor Jika akar-akar persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0

b. Dengan rumus jumlah dan hasil kali

Persamaan kuadrat yang akar-akarnya x1 dan x2 adalah

2. Menyusun persamaan kuadrat jika akar-akarnya mempunyai hubungan dengan


akar-akar persamaan kuadrat lainnya.

Jika akar-akar suatu persamaan kuadrat mampunyai hubungan dengan akar-akar


persamaan kuadrat lainnya, maka persamaan kuadrat itu ditentukan dengan 2 cara, yaitu : a.
Memakai rumus jumlah dan hasil kali akar-akar b. Penghapusan indeks, jika akar-akarnya
simetri.

F. Menggambar Grafik Fungsi Kuadrat

Definisi : misalkan a,b, dan c bilangan real dan a ≠ 0, maka fungsi yang dirumuskan
oleh f (x) = ax2 + bx + c dinamakan fungsi kuadrat dalam peubah x. Grafik fungsi kuadrat
ditulis dengan notasi y = f (x) = ax2 + bx + c dan grafik kuadrat disebut sebagai parabola.
Untuk melukis grafik fungsi y = ax2 + bx + c diperlukan hal-hal berikut :

1. Titik potong dengan sumbu x

Titik potong dengan sumbu x, maka y = 0. Jika akar-akarnya x1 dan x2, maka titik
potong dengan sumbu x adalah (x1,0) dan (x2, 0). Ada atau tidaknya akar-akar tergantung
dari diskriminan persamaan itu.

2. Titik potong dengan sumbu y

Hal ini didapat apabila x = 0, jadi y = c, maka titik potong dengan sumbu y adalah
(0,c)

a. Jika c > 0, maka grafik memotong sumbu y di atas titik asal.

b. Jika c = 0, maka grafik memotong sumbu y tepat di titik asal.

c. Jika < 0, maka grafik memotong sumbu y di bawah titik asal.

3. Titik Puncak atau Titik Balik

Fungsi y = ax2 + bx + c, dengan a, b, cϵR, dan a ≠ 0 mempunyai titik puncak atau titik
−b 2−4
−b ac
2
balik ( a , 4a ) Jika a > 0, titik baliknya adalah titik balik minimum dan jika a < 0,
titik baliknya adalah titik balik maksimum.

4. Sumbu simetri

−b
Persamaan sumbu simetri fungsi kuadrat y = ax2 + bx +c adalah x = 2 a

G. Membentuk Fungsi Kuadrat

Jika sketsa grafik suatu fungsi kuadrat diketahui, maka kita dapat menentukan rumus
fungsi kuadratnya. Keterangan-keterangan yang diketahui pada sketsa grafik fungsi kuadrat
seringkali mempunyai ciri-ciri tertentu. Ciri cirinya adalah :

1. Grafik fungsi kuadrat memotong sumbu x di A(x1, 0) dan B(x2, 0, serta melalui
sebuah titik tertentu. Persamaan fungsi kuadratnya dapat dinyatakan sebagai :
Dengan nilai a ditentukan kemudian

2. Grafik fungsi kuadrat menyinggung sumbu x di A(x1, 0) dan melalui sebuah titik
tertentu. Persamaan fungsi kuadratnya dapat dinyatakan sebagai :

Dengan nilai a ditentukan kemudian

3. Grafik fungsi kuadrat melalui titik puncak atau titik balik P (xp, yp) dan melalui
sebuah titik tertentu. Persamaan fungsi kuadratnya dapat dinyatakan sebagai :

Dengan nilai a ditentukan kemudian

4. Grafik fungsi kuadrat melalui titik – titik A(x1, y1), B(x2, y2), dan (x3, y3).
Persamaan fungsi kuadratnya dapat dinyatakan sebagai :

Dengan nilai a, b, dan c ditentukan kemudian.

2.2 Buku II
A. Persamaan Kuadrat

Persamaan kuadrat adalah suatu persamaan yang variabelnya mempunyai pangkat


tertinggi sama dengan 2. Bentuk baku persamaan kuadrat adalah dalam x adalah :

Dengan :

a ≠ 0 dan a, b, c adalah anggota himpunan bilangan nyata. Ada beberapa bentuk khusus
persamaan kuadrat yaitu :
B. Akar – akar Persamaan Kuadrat

Nilai yang memenuhi persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0, disebut akar persamaan


kuadrat dan dinotasikan dengan x1 dan x2. Akar – akar persamaan kuadrat dapat dicari dengan
beberapa cara, yaitu :

1. Faktorisasi

Bentuk ax2 + bx + c = 0 diuraikan dalam bentuk (x – x1) (x – x2).

2. Melengkapkan Kuadrat Sempurna

Bentuk ax2 + bx + c = 0, dijabarkan kebentuk (x + p)2 = q

3. Menggunakan Rumus abc

Persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0, mempunyai akar – akar persamaan :

Cara mencari rumus tersebut adalah sebagai berikut :


ax2 + bx + c = 0→ kemudian masing-masing suku dikalikan 4a.

C. Jumlah dan hasil kali akar – akar persamaan kuadrat

Misal akar – akar dari persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 adalah x1 dan x2. Rumus

pemyelesaian dari persamaan kuadrat tersebut : x1 = −b+ √ D dan x2 = −b−√ D maka


2a 2a
−b+√ D−b−√ D −b
jumlah akar-akar tersebut adalah x1 + x2 = 2a atau x1,x2 = a Sedangkan
hasil kali akar – akar tersebut adalah :

c 2√D √D
Atau x1,x2 = a . Selisih akar – akar tersebut adalah : x1-x2 = 2 a sehingga x1-x2 = a
atau
D = a2 (x1-x2)2

D. Jenis akar – akar persamaan kuadrat

Akar – akar persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 adalah x1 dan x2 dimana

D = b2 – 4ac adalah diskriminan.

Jenis akar – akar persamaan berdasarkan diskriminan adalah :

1. Jika D > 0, Maka terdapat dua akar real yang tidak sama (x1 ≠ x2 )
2. Jika D = 0, Maka akar – akarnya kembar atau sama dan real (x1 ≠ x2 )
3. Jika D < 0, Maka kedua akar tidak real atau tidak mempunyai akar – akar yang real.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Persamaan kuadrat merupakan persamaan polinomial (suku banyak) yang memiliki


orde (pangkat) dua. Persamaan kuadrat sering juga disebut persamaan parabola, karena
jika digambarkan ke dalam koordinat xy akan membentuk grafik parabolik. Persamaan
kuadrat dalam x dapat dituliskan dalam bentuk umum seperti berikut :

y = ax2 + bx + c

Dengan a, b, c ϵR dan a ≠ 0.

Keterangan :

x = variabel

a = koefisien kuadrat x2

b = koefisien linear dari x

c = konstanta

Nilai koefisien a, b, dan c yang menentukan bentuk parabola dari fungsi persamaan
dalam koordinat xy.
DAFTAR PUSTAKA

Munir, (2003), Metode Numerik, Bandung, Informatika

Munir, Rinaldi, (2013), Metode Numerik, Bandung, Informatika

Anda mungkin juga menyukai