Oleh:
Pembimbing:
dr. H. Ibrahim,SpM(K)
Oleh:
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian
kepanitraan klinik senior di Bagian/Departemen Mata Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya Palembang.
dr. H. Ibrahim,SpM(K)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
kemudahan serta rahmat yang begitu besar sehingga penulis mampu menyelesaikan
penulisan referat yang berjudul Adeno Cystic Carcinoma. Laporan ini merupakan
salah satu syarat Kepanitraan Klinik Senior (KKS) di Bagian Mata RSMH
Palembang.
Penulis
DAFTAR ISI
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Lesi kelenjar lakrimal dapat dibagi menjadi lesi epitel dan nonepitel. Sekitar
55%-80% tumor kelenjar lakrimal berasal dari non-epitel dan 20%-45% berasal
dari epitel. Massa non-epitel termasuk inflamasi non-granulomatosa dan
Kasus tumor yang berkembang di kantung lakrimal yang jarang atau daerah
lain mata dari jaringan kelenjar lakrimal ektopik yang telah dilaporkan. Hanya ada
3 kasus adenoid cystic carcinoma yang dilaporkan sebagai tumor orbital primer
tanpa keterlibatan kelenjar lakrimal5.
Terapi pilihan untuk adenoid cystic carcinoma adalah reseksi tumor primer
dengna batas aman. Status reseksi penting untuk menentukan kontrol lokal.
Reseksi limfatik eferen terkait harus dimasukkan dalam konsep terapi pada pasien
1
diduga memiliki metastasis kelenjar getah bening regional. Prognosis yang sangat
baik hanya pada adenoid cystic carcinoma yang terdeteksi dini dan secara radikal
direseksi.6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. Bagian pelpebra yang lebih kecil terletak tepat di atas segmen temporal fornix
konjungtiva superior. Saluran sekresi lakrimal, yang terbuka oleh sekitar 10
lubang halus, menghubungkan bagian orbital dan palpebra kelenjar lakrimal
ke fornix konjungtiva superior7.
Air mata mengalir dari danau lakrimal melalui puncta atas dan bawah dan
kanalikuli ke kantong lakrimal, yang terletak di fossa lakrimal. Saluran
nasolakrimal berlanjut ke bawah dari kantung dan membuka ke meatus inferior
rongga hidung, lateral ke turbinate inferior. Air mata diarahkan ke puncta melalui
tarikan kapiler dan gravitasi dan oleh kedipan kelopak mata. Gabungan gaya tarik
kapiler dalam kanalikuli, gravitasi, dan aksi memompa otot Horner, yang
iv
merupakan perluasan dari otot orbicularis oculi ke titik di belakang kantung
lakrimal, semua cenderung meneruskan air mata ke saluran nasolakrimal ke dalam
hidung7.
Pasokan darah kelenjar lakrimal berasal dari arteri lakrimal. Vena yang
mengalirkan kelenjar bergabung dengan vena ophthalmic. Drainase limfatik
bergabung dengan limfatik konjungtiva untuk mengalir ke kelenjar getah bening
preaurikula7.
laporan kasus telah dipublikasikan mengenai tumor ini yang terjadi pada anakanak.8
Frekuensi terjadinya adenoid cystic carcinoma sama pada pria dan wanita.
Adenoid cystic carcinoma diketahui perkembangan yang lamban dan persisten
dengan risiko kekambuhan dan metastasis yang tinggi.8
2.4 Patogenesis
Telah diusukan bahwa kehilangan alelik untuk penanda mikrosatelit di 1p36
mungkin merupakan kejadian umum dan awal dalam pembentukan adenoid cystic
carcinoma.9
MYB tidak diekspresikan dalam sel kelenjar normal, tetapi MYB RNA dan
protein sangat diekspresikan pada adenoid cystic carcinoma. Aktivasi MYB
disebabkan oleh perpaduan MYB-NFIB; namun, mekanisme lain untuk aktivasi
iv
7
b. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksan fisik ditemukan adanya massa yang teraba pada
kuadran lateran atas, dengan adanya nyeri atau dysesthesia, dan proptosis.
Lamanya gejala biasanya kurang dari 1 tahun. Pada pemeriksaan
funduskopi mungkin terdapat stria koroid dan yang lebih jarang,
pembengkakan saraf optik atau penurunan penglihatan.10
c. Pemeriksaan Penunjang
Pada CT scan resolusi tinggi, massa memanjang terlihat di
sepanjang dinding orbital lateral, dengan ekspansi fossa lakrimal dan
invasi tulang. Kalsifikasi terlihat lebih umum pada tumor ganas.
Peningkatan kontras membantu mengungkap keterlibatan dura dan
ekstensi intracranial. MRI akan menunjukkan tumor sebagai hypointense
pada gambar T1 dan hyperintense pada gambar T2 dengan peningkatan
kontras. MRI berguna untuk menilai invasi oleh tumor ke dalam sinus
kavernosa dan otak.9
iv
9
iv
11
Epithelial-myoepithelial carcinoma
Cystadenocarcinoma and papillary cystadenocarcinoma
Acinic cell carcinoma
Basal cell adenocarcinoma
Mucinous adenocarcinoma
b. High grade
Carcinoma ex pleomorphic adenoma (malignant mixed tumor) yang terdiri
dari adenocarcinoma dan adeno cystic carcinoma muncul pada pleomorphic
adenoma
Gambar 6. (A) T4a: Tumor menginvasi periosteium (2) T4b: Tumor menginvasi
tulang orbital (3) T4c: Tumor menginvasi stuktur yang berdekatan (otak, sinus,
temporalis, atau fossa temporal) (Sumber: Rootman et al., 2009)
iv
13
Ketika pembengkakan tanpa rasa sakit di bagian atas kelopak tanpa adanya
gejala dan tanda inflamasi lebih dari 12 bulan, tumor campuran jinal (contohnya
pleomorfik adenoma) harus dicurigai. Pencitraan dari pleomorfik adenoma
biasanya menunjukkan massa yang bulat dan terbatas dengan ekspansi fossa
lakrimal tanpa invasi ke tulang atasnya. Biopsi pleomorfik adenoma harus
dihindari. Jika biopsy dilakukan sebelum eksisi, angka rekurensi 5 tahun
diperkirakan 30%, dan banyak tumor berulang yang mengalami transformasi
ganas.11
dinding orbital
Kalsifikasi tumor Ada Tidak ada
Invasi ke tulang Ada Tidak ada
Durasi gejala yang Ada Tidak ada
berhubungan dengan
ukuran tumor
Gambar 6. (A) CT-scan menunjukkan lesi yang berbatas tegas (tanda bintang)
dari kelenjar lakrimal kiri tanpa keterlibatan tulang yang berdekatan (tnada
iv
15
panah) (B) foto perioperative dari pasien yang sama yang menjalani eksisi bedah
tumor kelenjar lakrimal melalui orbitotomy lateral. Disini, jendela bertulang
didefinisikan (tanda panah). Evaluasi histologis berikutnya mengungkapkan
adenoma pleomorfik kelenjar lakrimal. (C) foto perioperative eksenterasi orbital
yang dilakukan untuk adenoid cystic carcinoma invasive lokal pada kelenjar
lakrimal. (D) Hasikl kosmetik jangka panjang pada pasien yang diterapi dengan
orbital eksenterasi untuk adenoid cystic carcinoma kelenjar lakrimal (Sumber:
Andreasen et al., 2017)
Tumor yang secara klinis dan radiologis terlokalisasi ke orbit harus dibuang
dan diberikan urutan iradiasi berkas eksternal 55 Gy atau implan brachytherapy.
Reseksi bedah, bila diikuti oleh radiasi sinar eksternal, dapat menunda
pertumbuhan atau kekambuhan tumor: interval bebas penyakit rata-rata setelah ini
adalah 3 tahun, dan tingkat kelangsungan hidup rata-rata adalah 10 tahun. Area
yang diradiasi harus mencakup jaringan lunak superolateral orbit, fossa lakrimal,
dinding orbital lateral, dan puncak orbital untuk memasukkan fisura orbital
superior serta sinus kavernosa anterior.12
Brachyteraphy dengan plak radioaktif atau biji yang ditanamkan secara lokal
mungkin juga efektif dalam mengendalikan kekambuhan karsinoma kelenjar
lakrimal.12
terapi.12
iv
17
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
2. Yesiltas, Y.S., A.K. Gunduz, E. Erden & C.L. Shields. 2018. Lacrimal
Gland Tumors in Turkey: Types, Frequency, and Outcomes. Int. J.
Ophthalmol. 11(8): 1296-1302.
1- 5.
4. Muttagi, V.K., M. Gairola, P. Ahlawat, A. Aggarwal, K. Sharma, S.
Tandom, S. Dutta & N. Sachdeva. 2018. Rare Presentation of Adenoid
Cystic Carcinoma Presenting as Retro-orbital Mass: A Case Report.
Ophthalmol Case Rep. 1(2): 28-31.
5. Uwaydat, S.H. & K.W. Sims. 2016. Adenoid Cystic Carcinoma Presenting
as an Orbital Apex Mass with Intracranial Extension. Can. J. Ophthalmol.
51: 65-67.
6. Vhora, R.S., S.S. Vhora, A.D. Katkar, P.S. Ghate & V.B. Kamatagi. 2015.
A Case Report of Adenoid Cystic Carcinoma of Lacrimal Gland. Medical
Journal of Dr. D.Y. Patil University. 8(2): 217-219.
7. Eva, P.R. & J.J. Augsburger. 2018. Vaughan & Asbury’s General
Ophyhalmology. 19th Ed. New York: Mc Graw Hill. pp. 48-50.
9. Niederhuber, J.E. Armitage, J.O., M.B. Kastan, J.H. Doroshow, J.E. Tepper.
2019. Abeloff’s Clinical Oncology. 6th Ed. China: Elsevier. pp. 995-996.
10. Esmaeli, B. & R.E. Pollock. 2011. Ophthalmic Oncology. London:
Springer. pp. 94-95.
11. Rootman, J. & V.A. White. 2009. Changes in the 7th Edition of the AJCC
TNM Classification and Recommendations for Pathologic Analysis of
Lacrimal Gland Tumors. Arch. Pathol. Lab. Med. 133: 1268-1271.
12. Singh, A.D., B.E. Damato, J. Pe’er, A.L. Murphree & J.D. Perry. 2007.
Clinical Ophthalmic Oncology. China: Elsevier. pp. 557.
13. Stanford, S., C.P. Canders, M.L. Linetsky, C.K. Lai, E. Abemayor & C.
Kirsch. 2014. Adenoid Cystic Carcinoma of the Lacrimal Gland: A Case
Report with a Review of the Literature. Journal of Medical Imaging and
Radiation Science. 45: 323-326.