Anda di halaman 1dari 5

TRANSLATION PRACTICE 5

English to Indonesian

201612500051 GINA PUTRIYANA

The translation of Kathryn Stockett (2009), The Help

Instruction: Write the source language (SL) and target language (TL) on the give columns. One
sentence per row.

Source Language (SL) Target Language (TL)


The doorbell ring and I open it up. Bel berbunyi dan aku membukanya
“Hey, Aibileen,” “Hei, Aibileen,”
Miss Skeeter say, cause she the kind that speak to Sapa bu Skeeter, karena dia orang yang rendah
the help. hati
“How you?” “Apa kabar?”
“Hey, Miss Skeeter. I’m alright. Law, it’s hot out “Hei, Bu Skeeter. aku baik. Duh, panas sekali di
there.” luar.”
Miss Skeeter real tall and skinny. Bu Skeeter sangat jangkung dan kurus.
Her hair be yellow and cut short above her Rambutnya berwarna kuning dan dipotong pendek
shoulders cause she get the frizz year round. di atas bahu karena selalu kusut.
She twenty-three or so, same as Miss Leefolt and Umurnya sekitar dua puluh tiga tahun, seumuran
the rest of em. dengan bu Leefolt dan yang lainnya.
She set her pocketbook on the chair, kind a itch Dia menaruh dompetnya di kursi, menggaruk
around in her clothes a second. dalam bajunya sebentar.
She wearing a white lace blouse buttoned up like a Dia mengenakan blus renda putih berkancing
nun, flat shoes so I reckon she don’t look any seperti biarawati, dengan sepatu teplek jadi kurasa
taller. dia tidak terlihat terlalu tinggi.
Her blue skirt gaps open in the waist. Rok birunya terbuka di bagian pinggang.
Miss Skeeter always look like somebody else told
her what to wear. Gaya bu Skeeter selalu mengikuti perkataan orang
I hear Miss Hilly and her mama, Miss Walter, pull Aku mendengar bu Hilly dan ibunya, Ibu Walter,
up the driveway and toot the horn. membuka pagar depan rumah dan mengklakson.
Miss Hilly don’t live but ten feet away, but she Bu hilly tidak tinggal disini jarak rumah Ibu Hilly
always drive over. sekitar 10 meter tapi dia selalu mampir.
I let her in and she go right past me and I figure Aku menyuruhnya masuk dan dia melewatiku
it’s a good time to get Mae Mobley up from her begitu saja dan aku rasa ini saatnya
nap. membangunkan Mae Mobley dari tidur siangnya.
Ketika aku jalan ke kamarnya, Mae Mobley
Soon as I walk in her nursery, Mae Mobley smile tersenyum ke arahku, sambil menggenggam
at me, reach out her fat little arms. tangan gembulnya yang mungil.
“You already up, Baby Girl? Why you didn’t “Kamu udah bangun, Sayang? Kenapa kamu gak
holler for me?” bilang?”
TRANSLATION PRACTICE 10B

Indonesian to English

201612500051 GINA PUTRIYANA

The translation of Penumpang Gaib.

Instruction: Write the source language (SL) and target language (TL) on the give columns. One
sentence per row.

Source Language (SL) Target Language (TL)


Penumpang Gaib Unseen passenger
Saat itu aku sudah selesai mengantarkan
At that time I had finished delivering passengers in
penumpang di daerah Cilandak kemudian berniat
the Cilandak and then intended to go home.
untuk pulang.
Tapi di tengah jalan, terlihat seorang anak laki-laki
But in the middle of the road, I saw a boy wearing
memakai hoodies, celana jeans, dan membawa
hoodie, jeans, and carrying a backpack.
ransel.
Anak itu lalu melambaikan tangan memintaku
The boy waved to ask me to stop.
berhenti.
Aku berhenti dan membuka kaca jendela, “Mau ke I stopped and pull off the window, “Where are you
mana, Dik?” going?”
Anak itu mendekati jendela, “Depok Bang, daerah
He came close to the window, “Depok, Sir, at Beji.”
Beji.”
Kebetulan sekali, sebab rumahku tidak jauh dari What a coincidence, because my house is not far
daerah tujuan anak itu. from his destination.
Karena itu kuputuskan untuk mengantarkannya lalu Therefore, I decided to pick him up then I told him
kusuruh ia masuk. to come in
Anak itu kemudian masuk dan duduk di kursi
Then, he went in and sat in the back seat.
belakang.
Kondisi jalanan pada saat itu sudah hampir sepi, The road conditions at that time were almost
jadi perjalanan kami lancar tanpa hambatan. deserted, so our trip was smooth without obstacles.
Sesekali kulihat anak itu lewat spion belakang, ia Occasionally I saw the child through the rear view,
hanya diam saja melihat jendela. he just kept quiet while looking at the window.
Kucoba membuka obrolan dengan anak itu, “Habis I tried to start a conversation with him, “Where
dari mana, Dik?” were you before, kid?”
“Les,” jawab anak itu. “At courses,” he answered.
Wajahnya tetap memandang jendela. His face still looked at the window.
“Ooh, kelas berapa?” tanyaku lagi. “And your grade?” I asked again.
“Kelas tiga SMP,” jawabnya padaku. “Middle class three,” he replied to me.
Akhirnya aku memutuskan diam hingga memasuki Finally I decided to be quiet until Beji , I asked,
daerah Beji, aku bertanya, “Bejinya di mana?” “What’s street do you live in Beji?”
“Palem.” “Palem.”
Aku kemudian mengemudikan kendaraanku
I drove my car by following his direction..
mengikuti arahan anak itu.
Hingga akhirnya kami masuk ke sebuah perumahan
Until we entered a housing estate at Palem street.
di Jl. Palem.
Aku mengemudikan mobilku pelan-pelan lalu I drove my car slowly then asked to the boy,
bertanya pada anak itu, “Di mana rumahnya?” “Where’s your house?”
Ia menjawab, “nanti di ujung belok kiri bang,”
He replied, "later at the end of the left turn sir"
jawabnya.

“Rumah kedua di sebelah kanan,” tambah anak itu. “The second house on the right.” he added.

Kuikuti arahan itu kemudian sampai di sebuah I followed the direction until we arrived at the
rumah bertingkat. storeyed house

Kuhentikan mobilku di depan rumah, mematikan I stopped my car in front of the house, turned off the
argo taksi, lalu kunyalakan lampu mobilku. taxi meter, then turned on my car's headlights.

Tidak ada suara dari anak itu, akhirnya aku


No voices from the boy then I looked back and
menengok ke belakang lalu menyadari bahwa tidak
realized there was no one.
ada orang.

Aku mulai merasakan ada hal yang aneh, “Apa anak I began to feel strange things happened. “Has the
itu udah turun? Kok tidak ada suara?” boy out? Why there’s no sound?”

Tiba-tiba, kaca mobilku diketuk oleh seorang ibu-


Suddenly, my car was knocked by a mother.
ibu.
Aku kaget, lalu membuka kaca jendela mobilku. I was shocked, then pull off the window.

“Pak, berapa ongkosnya?” tanya ibu itu. “Sir, how much for the fare?” she asked.

“Empat puluh lima ribu.” Jawabku, masih kaget “Forty five thousands rupiah.” I replied, still
dengan kejadian ini. shocked with this accident.

“Anaknya ke mana bu?” “Where’s the boy, ma’am?”


“Anak saya sudah meninggal tahun lalu memang “My son already died a year ago but sometimes he
kadang-kadang pulang ke rumah, makasih ya pak indeed comes home, thank you sir for picking him
udah dianterin,” ibu itu menyodorkan uang padaku. up,” she gave me money.

Anda mungkin juga menyukai