KANKER LAMBUNG
oleh :
2017
Berita Kanker lambung
Kisah Kakek 73 Tahun Sembuh dari Kanker Lambung
Jika melihat dirinya, sulit untuk dipercaya bahwa apa yang ia katakan sebenarnya
menggambarkan dirinya. "Saya pernah begitu keras kepala, pun juga pernah
perfeksionis dalam hidup. Namum sekarang, saya belajar untuk lebih luwes. Saya
belajar menerima apapun yang telah terjadi dan tidak menuntut lebih dalam hal
apapun. Saya ingin menikmati waktu yang saya punya menyambut masa kini, dan
menikmati hari-hariku.”ujar Lim dikutip dari Solopos.com, Jumat (1/4/2016).
Mr Lim, yang saat ini telah berubah menjadi berwatak halus dan lembut, tinggal
di kawasan pinggiran kota di Malaysia. Penyebab utama perubahan pada diri dan
kepribadiannya adalah pertarungannya dengan kanker tiga tahun lalu.
Saat ini ia sedang berpikir untuk pensiun, namun suatu hari, ia merasa mulai sulit
bernapas. Ia pun konsultasi kepada seorang dokter, dan dari sana diketahui bahwa
jumlah sel darah merahnya menurun drastis.
Diagnosa
Diagnosa tersebut membuat Mr Lim takut. Dia ingat ada beberapa kenalannya
yang juga pernah mengalami kanker lambung. “Mereka semua akhirnya wafat
setelah sebelumnya begitu menderita,” tuturnya bijaksana dalam bahasa
Mandarin.
Ia tidak mengalami gejala kanker apapun. Kanker lambung sering kali sulit
dideteksi. Kalaupun ada, maka gejala yang muncul pun mirip dengan masalah
pencernaan biasa – kembung, gangguan pencernaan dan kehilangan selera makan.
“Berapa banyak waktu yang masih tersisa untukku?” itulah pertanyaan pertama
yang ia tanyakan kepada konsultan senior onkologi medis, Dr Patricia Kho dari
parkway Cancer Center. Dr Kho pun tersenyum,”saya punya kabar baik untuk
anda,” adalah kata-kata yang sulit dipercaya oleh Mr Lim.
Bagaimana mungkin ada kabar baik ketika kanker telah turut campur, Mr Lim
bertanya-tanya. Dan kabar baik yang dimaksud adalah tumornya tidak menyebar.
Itu berarti bahwa pengobatan yang akan dia jalani akan lebih mudah, dan peluang
pemulihannya lebih besar. Dr Kho merekomendasikan tiga siklus kemoterapi
untuk menyusutkan tumor Mr. Lim baru kemudian dilakukan operasi.
Kemoterapi dimulai pada Juni 2011,”Saya merasa sangat lelah setelah sesi itu.
Selera makan lenyap dan badan menjadi lesu. Selagi kemoterapi berlangsung,
muncul sariawan di tenggorokan dan mulut saya. Dan ini sangat menyulitkan saya
untuk makan. Bahkan roti yang lembut pun sulit untuk ditelan.”
Namun, karena tumor tidak menyebar, Dr Kho tetap optimistis dengan hasil
akhirnya. Sehingga, dia sangat terkejut ketika Mr Lim datang setelah siklus
pertama kemoterapi dan menyatakan maksud untuk berhenti dari pengobatan
tersebut.
Dukungan Keluarga
Ternyata sebab dari Mr Lim untuk mundur adalah keluarganya. Keluarga Mr.Lim
sangat menyayangi dan peduli padanya. Bahkan kenyataannya terlalu peduli. Istri
Mr Lim ternyata terlalu ketat dalam menerapkan pola makan bagi suaminya
tersebut. Ia hanya diperbolehkan makan nasi dan ikan yang dikukus dan tidak
lainnya. Mr Lim merasa kalau ini adalah hidup, apalah artinya jika ia hanya boleh
seperti itu.
Saat ini, hasil scan menunjukkan ia telah bersih dari kanker,”Saya sangat lega
setiap kali dokter menjelaskan bahwa kanker saya tidak kambuh. Saya tidak bisa
membayangkan jika harus melewati beratnya kemoterapi lagi,” kisahnya sambil
menggelengkan kepala.
Rencananya bukanlah sesuatu yang luar biasa, namun juga bukan sesuatu yang
patut untuk diremehkan.
Mr Lim menutup perbincangan :”Aku ingin menikmati hari ini. Aku bersyukur
masih bisa hidup hari ini. Dan jika aku masih bisa melihat matahari terbit esok,
maka itu adalah sebuah kebahagian tambahan bagiku yang harus dirayakan.”
PERAN PERAWAT
Berdasarkan analisis kami telah ditemukan beberapa pemikiran mengenai peran perawat
terhadap kasus yang ada pada berita/kabar tersebut.
2. Advokat
Dari artikel tersebut diketahui bahwa Mr. Lim pada siklus pertama
kemoterapi dia memilih untuk berhenti dari pengobatan karena alasan
keluarganya sebagai perawat kita harus menghargai hak – hak pasien dan
tidak boleh memaksakan kehendak sendiri dalam pengambilan keputusan
pasien untuk penyembuhan khususnya dalam penyakit kanker lambung
yang diderita Mr. Lim.
Peran perawat sebagai koordinator dalam artikel ini harus bisa mengatur
jadwal kegiatan asuhan keperawatan dengan merencanakan apa yang akan
dilakukan untuk penyembuhan contohnya dalam pasca pengangkatan pola
makan dan pencernaan Mr Lim bermasalah. Sebagai perawat kita dapat
mengarahkan pasien tentang bagaimana pola makan yang baik.
5. Kolaborator
6. Konsultan
7. Peneliti
perawat sebagai peneliti dalam kasus pada artikel tersebut, dukungan dari
keluarga juga merupakan faktor penyembuhan dari penyakit kanker
lambung yang diderita Mr. Lim. Dilihat dari faktor tersebut
memungkinkan untuk kemajuan dibidang keperawatan khususnya dalam
proses penyembuhan penyakit kanker lambung.
DAFTAR PUSTAKA