Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 9

RINGKASAN JURNAL NASIONAL


TENTANG PENGARUH PERAWATAN LUKA
Anggota :
1. Khusnia Fatin Nur’aini 162310101018
2. Mitasari 162310101022
3. Putri Nuril Hidayah 162310101023
4. Ananda Syafira Rizqy Faricha 162310101024
5. Nariswari Diah Wijaya Ningrum 162310101032
6. Evi Rositah 162310101033
7. Airlangga Nala Siswanto 162310101035
8. Afif Priyatmoko 162310101046
9. Robithoh Alamsyah 162310101047
Pengaruh Teknik Modern Dressing terhadap penyembuhan
luka diabetes melitus di klinik perawatan luka Griya
Assyifa’ Kabupaten Jember
Metode konvensional dalam penangan
luka adalah dengan menggunakan kain tipis
yang berguna untuk melindungi luka dan
memungkinkan udara masuk supaya luka
cepat kering yang akhirnya membentuk
koreng
Metode modern dressing dalam perawatan
luka adalah metode yang dilakukan untuk
mempertahankan kelembaban luka yang
diharapkan jaringan akan terbentuk secara
alami.
Dalam penelitian yang dilakukan di klinik
perawatan luka assyifa’ kabupaten Jember
terhadap 20 pasien, sebelum menggunakan
metode modern dressing melalui pendekatan
BWAT diperoleh nilai terendah 23 dengan nilai
tertinggi 45. Setelah dilakukan modern dressing
diperoleh nilai terendah 10 dan tertinggi 29.
Metode yang dilakukan adalah dengan
menggunakan metode pra-eksperimental dan
menggunakan desain pre test – post test sehingga
tidak perlu menggunakan kelompok kontrol.
Sample yang digunakan adalah pasien dengan luka
inklusi dan eksklusif serta menggunakan teknik
purposive sampling dalam menentukan samplenya.
Data yang diambil adalah data demografi
dan lembar observasi BWAT (Bates-Jensen
wound Assesment) yang digunakan dalam
mengobservasi perkembangan luka
Latar belakang Jurnal
Internasional
Pada saat ini sudah terjadi peristiwa yang memerulukan perawatan luka
sekitar 300 juta mengalami luka kronis dan 100 juta adalah luka trauma
dimana kejadian pada luka kronis tersebut terus bertambah dengan cepat
seperti luka diabetes,luka infeksi dan luka yang lain,maka dari itu perlu
adanya suatu solusi terhadap permasalahan – permasalahan ini untuk
dipecahkan seperti pembentukan tim kesehatan untuk perawatan
luka,namun masih diperlukan pengembangan terhadap perawatan ini pada
post operasi dan pada saat kegawatdaruratan,hal ini dikarenakan sumber
daya manusia yang belum mengerti penuh dengan konsep perawatan luka
itu sendiri,belum lagi kejadian kejadian klinis yang terjadi pada rumah sakit
seperti luka diabetes,borok atau bisul yang terus berkembang pada dekade
ini,bahkan ada kondisi infeksi nosokomial yang menambah masalah penting
seperti MRSA(Methicillin-resistant Staphylococcus aureus) yang terus
bertambah sesuai dengan keadaan geografis wilayah di dunia.
Menanggapi hal ini WHO berusaha untuk menanggulangi
dengan program bernama Global Action Plan against
antimicrobial resistance,hal ini bukan hanya terjadi dalam proses
infeksi saja namun pada luka bakar yang terus bertambah,maka
dalam penanganannya perlu adanya teknik dressing yang
terdepan yaitu dengan dressing yang menjaga kelembapan dari
luka tersebut dengan tujuan agar memperlancar pertukaran gas
agar proses penyembuhan menjadi cepat dan dan perlindungan
dari jaringan yang mengalami nekrosis,serta mencegah terjadi
adanya infeksi yang membuat proses penyembuhan menjadi
alami,hal ini mendorong adanya fibroblast dan keratinosit dalam
proses penyembuhan,maka dalam jurnal ini dibahas upaya
dalam menangani hal ini dengan menggunakan Biomaterial-
Based Therapies”and “Nanoparticle-Based Wound Therapies.”
Maka teknik dalam penyembuhan menjadi lebih maju dan bisa
mengatasi hal masalah – masalah ini.
Enkapsulasi Sel Biomaterial
Sel induk atau sel progenitor memiliki potensi regeneratif yang
besar terutama saat cedera pada tubuh. Untuk menargetkan
luka kronis, sel induk mesenkim (MSCs) direkayasa untuk
melakukan overexpress gen faktor pertumbuhan endotel
vaskular (VEGF) dan dienkapsulasi dalam hidrogel poli (β-
amino ester). Gel Fibrin dan PEG yang mengkapsulasi sel induk
yang diturunkan dari adiposa (ASCs) dari sampel kulit yang
terbakar dibuang diuji dalam model luka eksisi tikus. ASCs
secara signifikan memperbaiki hasil penyembuhan luka pada
hari ke 16 dibandingkan dengan kontrol. Terapi sel induk yang
diberikan pada biomaterial juga menunjukkan harapan untuk
penyembuhan luka bakar, ulkus diabetes.
Gelombang partikel annealing mikrofon (MAP) dibuat dengan
mencampur campuran pra-gel termasuk PEG-VS yang
mengandung daerah peptida RGD dan substrat matriks
metaloproteinase (MMP) dengan larutan silang MMP dalam saluran
mikofluida untuk membuat gel yang dianil menggunakan FXIIIa
menjadi perancah mikroprosesor akhir. Gel tersebut diisi dengan
fibroblas dermal dan MSC selama penelitian in vitro dan terbukti
memiliki formasi jaringan tubular yang kuat dalam 48 jam. MAP gel
menggabungkan sifat berpakaian luka penting dari injeksi dan
microporosity yang memberikan dukungan mekanis untuk migrasi
sel yang cepat, isyarat molekuler ke adhesi sel langsung, dan
penyerapan setelah regenerasi jaringan. MAP gel terbukti efektif
dalam penyembuhan luka pada tikus. Enkapsulasi sel induk
pluripoten induksi yang baru dikembangkan, memprogram sel-sel
dewasa, dan sel induk lainnya dalam hidrogel akan menarik.
Daftar Pustaka

Maharani, E. 2015. Pengaruh Teknik Modern Dressing


Terhadap Proses Penyembuhan Luka Diabetes
Melitus Di Klinik Perawatan Luka Griya Assifa’
Kabupaten Jember.
http://digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/67/um
j-1x-elysamahar-3339-1-artikel-l.pdf [Diakses pada
11 Oktober 2017]
Das, Subhamoy dan Aaron B. Baker. 2016. Biomaterials
and Nanotheraputics for Enhancing Skin Wound
Healing. Frontiers in Bioengineering and
Biotechnology Vol 4 : 1-20

Anda mungkin juga menyukai