I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahapan yang cukup penting pada pelaksanaan Diklat Prajabatan Pola Baru
sesuai dengan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 38
Tahun2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III, dan Peraturan Kepala Lembaga
Administrasi Negara Nomor 39 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan I dan II,
kepada setiap peserta diklat prajabatan wajib membuat rancangan aktualisasi, untuk
kemudian dipaparkan kepada penguji dalam seminar rancangan aktualisasi sebelum
peserta diklat prajabatan off campus untuk mengaktualisasikan kegiatan-kegiatan
yang dirancangnya. Setelah peserta diklat prajabatan mengaktualisasikan kegiatan-
kegiatan ditempat tugas, selanjutnya peserta diwajibkan membuat laporan aktualisasi
yang kemudian dipaparkan kepada penguji dalam seminar laporan aktualisasi dan
disaksikan oleh mentor peserta masing-masing.
Rancangan dan Laporan Aktualisasi adalah karya tulis yang disusun menurut
kaidah keilmuan dan ditulis berdasarkan kaidah Bahasa Indonesia, di bawah
pengawasan atau pengarahan pembimbing/coach, untuk memenuhi kriteria-kriteria
kualitas yang telah ditetapkan sesuai kurikulum pendidikan dan pelatihan.
Rancangan dan Laporan Aktualisasi dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan program pendidikan dan pelatihan Prajabatan Golongan II dan
Golongan III.
1. Keadaan Organisasi
VISI SEKOLAH :
MISI SEKOLAH :
3. Struktur Organisasi
KEPALA
SEKOLAH
KEPALA TATA
USAHA
PESERTA DIDIK
c. Guru
Bertanggung jawab kepada kepala sekolah dalam melaksanakan tugas
umum sebagai pendidik dan melakukan tugas khusus mengajar secara
efektif dan efisien.
2) Wali Kelas
Membantu Kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan berikut:
a) Memberdayakan dan mengembangkan kelas sebagai
komunitas belajar.
b) Menyusun rencana kegiatan kelas sebagai komunitas sosial
yang dinamis, sinergis, dan kompak.
c) Mengembangkan komunitas kelas sebagai wadah
pengembangan informasi.
d) Mengembangkan kerja sama kelas dalam mengembangkan
media komunikasi.
d. Tata Usaha
Tata Usaha membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan system
administrasi sekolah . Tata Usaha di pimpin oleh Kepala Urusan Tata
Usaha .Kepala tata usaha dibantu staf bertanggung jawab kepada kepala
e. Pustakawan
Membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan berikut:
1) Merencakan pengembangan program perpustakaan sekolah
2) Menyusun program pengembangan perpustakaan sebagai layanan
belajar di sekolah.
3) Menyusun rencana pengadaan buku/bahan pustaka/media
elektronika.
4) Mengurus pelayanan perpustakaan.
5) Memelihara dan perbaikan buku-buku/bahan pustaka/media
elektronika.
f. Koordinator Laboratorium/Laboran
Koordinator labolatorium membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan
pembelajaran di laboratorium atau yang berkaiatan dengan alat-alat
laboratorium . Dalam tugasnya Koordinator Laboratorium dibantu oleh
seorang laboran yang menyediakan alat dan bahan dalam praktek dan
pembelajaran di laboratorium. Tugas Koordinator laboratorium dan atau
Laboran sebagai berikut :
B. Tujuan Aktualisasi
Peserta Diklat Prajabatan Golongan III diharapkan mampu mengaktualisasikan
Nilai-nilai Dasar Profesi PNS di tempat tugas/tempat magang masing-masing serta
mampu menganalisis dampak apabila kelima nilai dasar tersebut tidak
diimplementasikan.
4. Daftar nilai
hasil
perbaikan
/remidi dan
pengayaan.
5 Akuntabilitas, Pimpinan dan Pemantaaun dan 1. Memberdayak 1. Mengatur Merancang Alat
Partisipatif Peserta didik evaluasi an Tugas jalannya Peraga dalam Kegiatan
Nasionalisme, menginginkan pelaksanaan Profesionalism kegiatan belajar
Kerjasama pembelajaran program dan e Guru sebagai mengajar.
Etika Publik yang efektif, anggaran pengajar,
Taat perintah efisien dan pendidikan pendidik dan 2. Merekap
Komitmen mutu penuh inovasi menengah, pelatih. absensi guru
Efisiensi, Inovasi kesetaraan dan siswa.
Anti Korupsi pendididkan 2. Pemberdayaan
Adil menengah dan pembelajaran 3. Menanggulangi
pendididkan yang efektif kelas yang
layanan khusus; dan efisien kosong karena
penuh gurunya tidak
partisipasi hadir.
aktif.
4. Mengontrol
situasi yang ada
di lingkungan
sekolah.
6 Akuntabilitas, Pimpinan 1. Monitoring 1. Memberdayak 1. Mengaturjalann Melaksanakan Tugas
Tanggungjawab, Jujur menginginkan terhadap an Tugas ya kegiatan Piket Pembelajaran
Nasionalisme, PNS(ASN) pemenuhan Profesionalism belajar
5. Input SPJ
Laporan
Bendahara
Pengeluaran
dengan aplikasi
SIMDA 2016
di Dinas
PPKAD
6. Print Hasil
Penginputan
Data Laporan
SPJ.
7. Pengguna
Anggaran ,
PPK-SKPD dan
Bendahara
Tandatangan
selanjutnya di
Copy, stempel
dan Bendel.
8. Serahkan ke
Dinas PPKAD,
Kegiatan 1
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi NTT | 40
Kegiatan Melaksanakan Apel Pagi
Tanggal 09 -26 April 2016
Daftar lampiran Foto Apel Pagi
Video Apel Pagi
Laporan Pelaksanaan Apel Pagi
Dengan menggunakan teknik berpikir kreatif, maka langkah-langkah pelaksanaan apel pagi
yang ditempuh adalah selama ini kegiatan apel pagi selain hari senin hanya monoton dan biasa
saja, dari bel tanda masuk dibunyikan apel pagi dilaksanakan tepat pukul 07.00 pagi dengan
seorang siswa yang bertindak sebagai pemimpin apel untuk menyiapkan barisan sesuai dengan
kelas masing-masing. Pemimpin apel tersebut kemudian mengarahkan siswa untuk
menyanyikan lagu wajib nasional dan kemudian berdoa. Pegawai yang bertindak sebagai
pengarah apel, memberi arahan/penyampaian kepada seluruh siswa yang mengikuti apel pagi,
kemudian guru dapat mengarahkan siswa untuk masuk ke kelas menunggu guru yang akan
melaksanakan KBM. Tahapan berpikir kreatif; 1).Tahap persiapan: kegiatan apel pagi selain
hari senin hanya monoton dan biasa saja;2).Tahap inkubasi: cinta tanah air perlu dipupuk setiap
hari kita bisa lihat kejadian pada salah satu artis yang merendahkan simbol negara, ini berarti
terjadi degradasi cinta tanah air; 3). Tahap iluminasi: Pemimpin apel tersebut kemudian
mengarahkan siswa untuk menyanyikan lagu wajib nasional dan kemudian berdoa; 4).Tahap
evaluasi: Dengan khidmat anak menyanyikan lagu wajib Nasional; 5). Tahap revisi: Perlu
adanya inovasi baru dengan tidak hanya satu lagu wajib nasional yang di nyanyikan, setiap hari
Manfaatnya : ada perubahan yang terjadi dalam pelayanan publik,dalam hal pelaksanaan apel
pagi adanya inovasi untuk menyanyikan lagu kebangsaan. Output yang dihasilkan dalam
kegiatan ini adalah kegiatan apel pagi. Stakeholder yang terkait adalah siswa, kepala sekolah.
Inovasi yang dilakukan dalam apel pagi adalah dengan menyanyikan lagu wajib nasional,
karena dalam apel-apel sebelumnya tidak pernah dilaksanakan. Dalam pelaksanaannya,
kegiatan ini tercapai 100%.
Gambar Kegiatan Apel Pagi
Kegiatan 2
Kegiatan Menganalisis Hasil Ulangan Mid Semester/UTS
Tanggal 14 – 15 April 2016
Daftar lampiran Foto saat menganalisis Hasil Mid Semester/UTS
Penskoran merupakan langkah pertama dalam proses pengolahan hasil tes pekerjaan siswa.
Penskoran adalah suatu proses pengubahan jawaban-jawaban tes menjadi angka-angka. Angka-
angka hasil penskoran itu kemudian diubah menjadi nilai-nilai melalui suatu proses pengolahan
tertentu. Penggunaan simbol untuk menyatakan nilai-nilai itu ada yang dengan angka, seperti
angka dengan rentangan 0-10, 0-100 atau 0-4 dan ada pula yang dengan huruf A, B, C, D dan
E.Cara menskor hasil tes biasanya disesuaikan dengan bentuk soal-soal tes yang dipergunakan,
apakah tes objektif atau tes essay. Untuk soal-soal objektif biasanya setiap jawaban yang benar
diberi skor 1 (satu) dan setiap jawaban yang salah diberi skor 0 (nol). Total skor yang diperoleh
dengan menjumlahkan skor yang diperoleh dari semua soal. Untuk soal-soal essay dalam
penskorannya biasanya digunakan cara memberi bobot kepada setiap soal menurut tingkat
kesulitannya atau banyak sedikitnya unsur yang harus terdapat dalam jawaban yang dianggap
paling baik. Misalnya untuk soal nomor 1 diberi skor maksimum 4, untuk soal nomor 3 diberi
skor maksimum 6, untuk soal nomor 5 skor maksimum 10, dan seterusnya. Dalam kegiatan
menganalisis hasil ulangan mid semester, dapat dilihat sejauh mana ketercapaian siswa dalam
proses kegiatan belajar mengajar melalui hasil belajar siswa. Manfaatnya : objektifitas dalam
pengolahan nilai akan terlaksana dengan baik oleh karena tidak adanya perlakuan khusus kepada
salah satu atau lebih peserta didik. Kegiatan ini diawali dengan konsultasi pada mentor,
menghubungi panitia ulangan, memeriksa hasil ulangan dan menganalisis hasil ulangan. Output
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi NTT | 42
yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah daftar nilai siswa. Stakeholder yang terkait dalam
kegiatan ini adalah siswa, orang tua dan sekolah. Baik siswa, orang tua siswa dan sekolah
mendapatkan nilai hasil belajar siswa yang transparan. Peserta didik yang tidak mencapai
ketuntasan harus mengikuti remedial maupun pengayaan. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini
tercapai 100%.
Gambar Kegiatan Menganalisis Hasil Ulangan Mid Semester/UTS
Kegiatan 3
Kegiatan Melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas
Tanggal 13 April 2016
Daftar lampiran Foto Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi NTT | 43
Video Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
Perangkat Pembelajaran
Pembelajaran Profesional merupakan suatu Pembelajaran dengan yang dilakukan lebih terarah
dan sistematis. Dalam menyusun silabus pembelajaran saya akan bertanggung jawab dalam
penyusunannya sesuai dengan kurikulum yang berlaku, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
Pembelajaran (KTSP), dan selesai sebelum pembelajaran di tahun ajaran 2015/2016 dimulai.
Kegiatan ini dilakukan dengan teknik profesional sehingga pekerjaan yang saya lakukan akan
lebih terarah dan sistematis dalam penyusunan silabus. Adapun langkah-langkah yang akan
dilakukan adalah : Memetakan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar, Menentukan materi
pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar, Merancang kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran, Menentukan indikator pencapaian, Menyusun penilaian
dengan menyertakan teknik yang digunakan, Alokasikan waktu kegiatan pembelajaran,
Memasukkan sumber belajar, Menentukan nilai karakter apa yang harus ditanamkan melalui
materi yang diberikan itu. Dengan penggunaan teknik profesional ini, maka perangkat
pembelajaran yang disusun akan menjadi lebih baik dan relevan dengan kondisi sekolah.
Manfaatnya : bagi para siswa karena materi yang saya ajarkan runut sesuai dengan kurikulum,
bahan ajar, dan materi yang ada pada buku pegangan siswa. Dan manfaatnya bagi sekolah,
perangkat pembelajaran yang saya buat dalam rangka memenuhi salah satu syarat akreditasi
sekolah yaitu adanya perangkat pembelajaran dan juga sebagai pengontrol kedisiplinan tenaga
pengajar yang ada di SMPN Satap Bubun. Proses yang dilakukan dalam kegiatan belajar
mengajar diawali dengan doa, pengambilan absensi siswa, pemberitahuan SK/KD dan
dilanjutkan dengan pelaksanaan pembelajaran. Output dalam kegiatan ini adalah jurnal
mengajar. Kegiatan belajar mengajar di kelas akan tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran
jika dalam pelaksanaannya guru menerapkan nilai-nilai nasionalisme dan etika publik. Dalam
pelaksanaannya, kegiatan ini tercapai 100%
Kegiatan 4
Kegiatan Melaksanakan Program Remedial
Tanggal 23 April 2016
Daftar lampiran Foto Pelaksanaan Remedial
Laporan Program Remedial
Pemberian remedial/pengayaan menggunakan teknik non diskriminatif. Karena dalam proses
remedial terdapat siswa dengan beragam karakter dan kemampuan. Dengan menerapkan teknik
non diskriminatif akan menumbuhkan sikap yang adil terhadap siswa sehingga secara langsung
akan menumbuhkan rasa kepercayaan diri dari para siswa dan siswi akan merasa lebih
diperhatikan sehingga nantinya hasil pembelajaran akan lebih baik. Manfaatnya : Dengan
pembelajaran yang kondusif dapat Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran
yang dianutnya, yang melekat pada Adat istiadat budaya bangsa sehingga terbentuklah Siswa
yang berkompetensi dan berakhlak mulia serta berbudi pekerti luhur sesuai dengan visi misi
sekolah. Kegiatan remedial ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 23 April2016, dikhususkan
kepada siswa yang tidak mencapai KKM atau ketuntasan serta siswa yang harus mengulang
karena tidak mengikuti ulangan mid semester/UTS pada hari rabu. Dalam pelaksanaan remedial
ini guru memberikan pemahaman ulang tentang materi-materi yang kurang dipahami oleh siswa
berdasarkan hasil analisis ulangan mid semester yang telah dilakukan. Selanjutnya siswa yang
Kegiatan 5
Kegiatan Menggunakan Alat Peraga dalam Kegiatan
Tanggal 14 April 2016
Daftar lampiran Foto Praktikum
Video Praktikum
Roket Air
Dengan menggunakan teknik inkuiri ini, maka saya membuat media pembelajaran yang belum
ada di SMPN Satap Bubun dengan memanfaatkan barang-barang bekas di sekitar kita. Saya
membuat 2 media pembelajaran IPA , yaitu: Pertama, saya dan siswa membuat alat peraga
Roket air yang terbuat dari botol air mineral bekas yang dipotong dan disusun sedemikian rupa
sehingga mampu memberikan gambaran mengenai proses membuat roket air serta memberikan
gambaran umum tentang Hukum III Newton yaitu aksi dan reaksi. Kedua, saya membuat
Peluncur/Launcher Roket air dengan model Dual K(Klep-Koppler). Model ini dibangun dengan
memanfaatkan Bunglon, dop sepeda motor bekas, sedikit ban dalam bekas, soket polos dengan
ukuran lubang pipa berbeda yang salah satu ukurannya ½” (di badan soket tertulis 25 x 16),
Klep-Koppler(Penyambung Pipa), lem pipa, sedikit pipa PVC ½” , air secukupnya, Pipa PVC
dipotong-potong sedemikian rupa, disusun dan dirangkai seperti buku panduan. Media ini
bermanfaat untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami cara meluncurkan roket.
Kesulitan terbesar siswa dalam memahami Hukum III Newton adalah kesulitan dalam
Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi NTT | 46
membayangkan bentuk representasi dari sebuah Gaya aksi dan reaksi pada penerapan kehidupan
sehari-hari. Dengan media ini siswa memahami Hukum III Newton tentang Gaya aksi reaksi
pada penerapan sehari-hari. Manfaatnya : Siswa lebih memahami materi Gaya dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dan lebih antusias lagi dalam pengembangan/
inovasi roket air, dikarenakan tidak hanya belajar saja, tetapi sekaligus juga bermain.
Berhubungan dengan materi pembelajaran Gaya yang memerlukan alat peraga secara visual,
maka digunakan alat peraga roket air dengan bahan bekas botol air mineral. Selain itu,
digunakan sebagai alat pembelajaran pada penerapan Hukum III Newton dengan menggunakan
Roket air pada materi Gaya. Output dalam kegiatan ini adalah media / alat pembelajaran.
Menggunakan alat peraga akan lebih efisien dan hasil belajar siswa akan meningkat. Dalam
pelaksanaannya, kegiatan ini tercapai 100%.
Foto Pembuatan Alat Peraga Roket Air
Kegiatan 7
Kegiatan Melaksanakan Kerja Bakti / Kamis Bersih di Sekolah
Tanggal 14 April 2016
Daftar lampiran Foto sebelum
Foto sesudah
Dalam Melaksanakan Kerja Bakti / Jumat Bersih di Sekolah dengan menggunakan teknik
Komunikasi Interpersonal/Komunikasi Efektif dikarenakan kita fokuskan pada ruangan
Perpustakaan dan Laboratorium sekolah yang sebenarnya ada penanggungjawab dari ruangan
tersebut. Respect: Dengan sikap menghargai sebelum melaksanakan kerjabakti meminta ijin
terlebih dahulu dengan Petugas atau penanggungjawab Ruang Perpustakaan dan Laboratorium
sehingga terjalin komunikasi yang baik, Empathy: Sebagai bagian dari Stakholder Sekolah
melihat buku dan alat laboratorium yang tidak tertata rapih mempunyai rasa ingin membantu
merapihkan dan menata kembali barang yang berserakan tidak teratur walaupun itu bukan
TUPOKSI kita, Audible: Mendengarkan saran yang di berikan oleh petugas perpustakaan dan
Laboratorium sebelum dan saat pelaksanaan kerjabakti membersihkan ruangan tersebut, Clrairy:
Tujuan jelas dalam kegiatan kerjabakti ini Menjaga Kebersihan, kerapihan dan Kenyamanan
Perpustakaan dan Laboratorium, dengan melibatkan stakholder yang ada, Humble: dengan
rendah hati kita meminta kesediaanya Petugas Perpustakaan dan Laboratorium untuk
Kegiatan 8
Kegiatan Melaksanakan Laporan SPJ Bendahara Pengeluaran
Tanggal 15 – 20 April 2016
Daftar lampiran Foto Penginputan Simda
Foto penyetoran SPJ Bendahara Pengeluaran di Dinas
PPKAD dan Inspektorat Kabupaten Malaka
Foto Penyetoran SPJ Bendahara Pengeluaran Foto penyetoran SPJ Bendahara Pengeluaran di
di Inspektorat Kabupaten Malaka Dinas PPKAD Kabupaten Malaka
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk membentuk Aparatur Sipil Negara yang profesional, yang mampu
melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat, diperlukan
pembentukan karakter yang didasarkan pada nilai-nilai dasar profesi Pegawai Negeri
Sipil.
B. Rekomendasi
1. Pendidikan dan pelatihan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi
PNS sebaiknya menggunakan sistematika yang lebih baik lagi, baik dalam
proses internalisasi maupun implementasi di lapangan.
2. Pendidikan dan pelatihan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar profesi
PNS perlu dilakukan evaluasi dan upaya perbaikan terutama dalam
penjadwalan kegiatan dan keefektifan waktu belajar.
3. Proses aktualisasi di lapangan dalam rangka membentuk nilai-nilai dasar
profesi PNS sebaiknya dilakukan pengawasan yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan III Pola Baru : Aktualisasi Nilai Dasar. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan III Pola Baru : Akuntabilitas. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan III Pola Baru : Anti Korupsi. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan III Pola Baru : Komitmen Mutu Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan III Pola Baru : Etika Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS
Golongan III Pola Baru : Nasionalisme . Jakarta : Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia