Anda di halaman 1dari 12

-

Bul. Agron. (28) (2) 49 61 (2000)

Agribisnis Terpadu BersistemLeisa di Lahan Basah :


Model Hipotetik')

Integrated Agribisniss UsingSystemin WetLand:


Hipotetic Model

Wahju Q. MugDisjah2),Suwarto2),daD Ahmad S. SolihiDJ)

ABSTRACT

LEISA refers to forms of agriculture that seekto optimizethe useof locally available resourcesby combining
the different componentsof the farm system (i.e. plants, animals, soil, water, climate and people) so that they
complementeach other and have the greatestpossible synergeticeffects:In the systemof LEISA proposed here,
ecologicalrisks generatedby the external inputsare avoided;and reversally,thefarm systemperformanceis enriched
by the useof internal inputs (including by products)produced in the agro-ecosystem. Theexternal inputs in theform of
agro-chemicals(inorganicfertilizers and pesticides)are usedin a limited to replace nutrients transportedout of the
a~ro-ecosystem through harvest.Selectinga hypotheticalmodelof LEISA by integratingcrop production (1.25 ha),fish
nursery (0.50 ha), and duck husbandry(1000 ducksat the dike of pond) showsthat the systembeingfeasible. The
hypotheticalmodelneedsinvestationcost as muchas Rp 64 195 000 and operationalcost of Rp 41289825, giving a
total cost of Rp 105484825 (as lending cost).Basedon the estimationof monthlycashflow with annual DF 18% and
~raceperiodof II months,the hypotheticalmodelgivesNPV at the 36th month ,=Rp 38 556 960, Net B/C = 1.43,IRR
= 39.42.andpaybackperiods = 25 months.

Key words: Lei.\'u,Agribisniss, Wetland; Model

PENDAHULUAN ekonomi makro bahkan memperkirakan bahwa


kebangkitan ekonomi nasional masih memerlukan
Sampai dengan pertengahankedua PELITA VI waktu yang lama.
Indonesia telah berhasil mening-katkan pertumbuhan Petani, khususnya petani penggarap, sangat
ekonomi (5%/tahun), kesejahteraanrakyat (pendapatan merasakandampak dari kepailitan ekonomi di atas
per kapita US$I 300), dan kemajuan-kemajuanfisik karena umumnya teknologi pertanian mereka
lainnya. Namun, pertumbuhan ekonomi tersebut dilaksanakandengantaraf penggunaanagrokimia yang
menyebabkankesenjanganpenghasilanyang semakin tinggi. Pertanian konvensional yang sarat masukan
besarantara golonganrakyat berpenghasilantinggi dan impor tersebuttidak tercukupi kebutuhanmasukannya
yang berpenghasilan rendah. Daya beli rakyat karena daya beli petani yang rendah, selain kadang-
berpenghasilanrendahbabkansemakinmerosotdengan kadang terdapat kelangkaan sarana produksinya di
terjadinya krisis moneterpadatahun 1997 yang diikuti pasar. Bukan saja petani tanaman, peternak juga
oleh, antara lain, krisis ekonomi, yang dampaknya mengalami kesulitan yang sarna karena pakan harus
masih terasa hingga kini. Krisis ekonomi 1997 telah dibeli, lebih-lebih yang berbahan baku impor, yang
menyebabkanpenghasilanbangsaIndonesiakembali ke harganyatinggi. Karena itu, dalam hubunganini dapat
taraf yang dicapai pada awal PELITA I, 30 tabun yang dipahami pendapat Baharsjah (1992) sebelumnya,
lalu (pendapatanper kapita US$300).The World Bank bahwa kebijakan pembangunanpertanian hendaknya
(1998) telah menganalisissituasi Indonesiadalam krisis terkait langsung dengan upaya penanggulangan
ekonomi tersebut di atas lebih rinci lagi. Para pakar kemiskinandalamskalayang bersifatnasional.

I) Mode! hipotetik ini disusun berdasarkan praktek usahatani yang dilaksanakan oleh penulis ketiga
2) Star Pengajar Jurusan Budidaya Pertanian Faperta IPB
3) Wiraswastawan di Cina.iur

49
8ul. Agron. (28) (2) 49 - 61 (2000)

Kelemahan sistem pertanian konvensional pada masukan kimia artifisial seperti yang telah
monokultur sebagaimanayang dikemukakan di atas dikemukakan. Oi pihak lain, LEIA, meskipun
memerlukanadanyaaltematif sistempertanianlain yang menggunakan masukan ekstemal yang rendah, bahkan
lebih memberikan harapan untuk meningkatkan mungkin tanpa masukan ekstemal sarna sekali,
pendapatanpetani. Tulisan ini bermaksudmenunjukkan bukanlah merupakan sistem pertanian yang ramah
ketangguhan sistem pertanian berkelanjutan dengan lingkungan. Hal ini terjadi karena sistem ini banyak
masukanekstemal rendah (LEISA, low-external-input dipraktekkan di kawasan yang tersebar daD rawan erosi,
and sustainable agriculture) dengan memilih model seperti di lahan-lahan yang berlereng di perbukitan.
pertanian terpadu di lahan basah yang terdiri dari Karena tidak ada lahan altematif yang bisa diusahakan,
usahatanipertanaman,temak itik petelur, clan temak petani sering kali terdorong untuk mengeksploitasi
benih ikan. lahan marginal tersebut di luar daya dukungnya.
Oegradasi tanah berlangsung akibat hara yang terangkut
II. KONSEP EKOLOGIK LEISA DALAM keluar kebun oleh basil pallen tidak terganti oleh kurang
KONTEKS PERKEMBANGAN SISTEM atau tidak adanya masukan ekstemal. Perluasan LEIA
PERTANIAN TROPIKA ke kawasan barn yang umumnya juga marginal
menyebabkan penggundulan bulan, degradasi tanah, dan
A. Arah Perkembangan Sistem Pertanian Tropika peningkatan kerentanan terhadap serangan harna-
penyakit daD bencana kekeringan yang berkepanjangan.
Sejarah pertanian menunjukkan bahwa sistem Seperti halnya LEIA, sistem LEIA pun tidak ber-
pertaniantelah berkembangdari sistem indigenusyang kelanjutan.
ramah lingkungan ke sistem konvensional,industrial,
atau modem yang tidak ramah lingkungan. B. KonsepEk%gik LEISA
Ketidakramahansistem pertanian konvensional, yang
nota bene berkembanglebih dahulu di negara-negara Adanya kelernahan-kelernahan dari sistem HEIA
maju, terjadi karena penggunaanteknologi yang sarat clanLEIA telah mengundangkeperluanuntuk mencari
masukan luar berupa agrokimia, terutama pupuk sistem pertanian alternatif yang meniru ekosistem
inorganik dan pestisidabuatan.Di negaraberkembang alamiah yang "matang". Ekosistem alamiah demikian
yang beriklim tropika, termasuk Indonesia, ketidak- dinilai sebagai ekosistem yang berkelanjutan clan di
ramahan sistem pertanian lebih besar lagi akibat antara sistem buatan yang diinginkan itu, menurut
bergesemyalahan-lahanpertanianke daerahperbukitan. Reijntjeset al. (1992) adalahsistemLEISA. Sistem ini
Hal ini terjadi karena adanyatekanan penduduk dan merupakan bentuk pertanian yang berupaya meng-
konversi lahan pertanian menjadi lahan permukiman optimalkan penggunaan sumberdaya yang tersedia
dan industri manufaktur.Akibatnya, pertaniantropika secaralokal denganmengkombinasikan komponenyang
telah cenderung berkembang menuju sistem yang berbedadalam siStemlapang produksi (yaitu tanaman,
menggunakanmasukan ekstemal berlebihan (disebut hewan, tanah, air, iklim, clan manusianya) sehingga
high-external-inputagriculture, HEIA) atausistemyang komponen-komponentersebut saling melengkapi dan
menggunakansumberdayalokal secaraintensif dengan memiliki pengaruh sinergik yang maksimal. Oalam
sedikit atautidak sarnasekali masukanekstemal,tetapi sistem LEISA, resiko ekologik dari masukaneksternal
mengakibatkankerusakan sumberdayaalam (disebut yang tinggi dihindari, karena itu, masukan eksternal
low-external-inputagriculture, LEIA). berupabahan-bahanagrokimia hanyadigunakansecara
Reijntjes, Haverkort, dan Waters-Bayer (1992) terbatas. Sebaliknya,kinerja sistem diperkaya dengan
menulis bahwa HEIA merupakan pertanian pelibatan masukaninternal yang diproduksi sendiri di
konvensionaldan banyak dipraktekkandi lahan-lahan dalam sistem, yakni denganmendaurulangkanbiomas
yang secaraekologik relatif seragamdan dapat dengan yang dihasilkandi dalamsistemke dalamekosistemdan
mudah dikontrol. Lahan-lahandemikian biasanyajuga menekantransportasibiomaske luar ekosistem hingga
beraksesibilitas baik sehingga memiliki kemudahan minimal. Selain itu, biodiversitas(khususnyatanaman)
dalam pengadaan sarana produksi dan pemasaran ditingkat-kan.Oengankarakteristikdemikian,ekosistem
hasilnya. Sistem ini telah terbukti berhasil yang diharapkan ini akan menjadi produktif daD
meningkatkan produksi pertanian berkat dukungan berkelanjutan karena memiliki fungsi ekologik yang
masukanekstemal yang berupa benih varietas unggul baik akibat adanyaperan komplementerdan sinergik
(terutamahibrid), agrokimia (terutamapupuk inorganik dari aneka spesies tanaman, hewan, clan mikro-
dan pestisida buatan), bahan bakar asal fosil untuk organisme yang menghasilkanmasukan internal clan
mekanisasi, dan dalam beberapakasus juga irigasi. menciptakan fungsi protektif. Sistem LEISA telah
Namun, HEIA disadari berdampakpactahal-hal yang terbukti merupakanpertanian yang bernilai ekonomi
tidak diinginkan, berupakondisi lingkunganyang rusak bagi kalangan petani Kunming, Cina, meskipun
dan berbahayabagi mahluk hidup termasuk manusia. terminologi tersebut tidak digunakan. Ketangguhan
Hal ini terjadi karenasistemtersebutsangattergantung sistemtersebutdicapaiakibat adanyaefisiensi usahatani

50 Wahju Q. Mugnisjah,Suwarto,danAhmad S. Solihin


-
Bul. Agron. (28) (2) 49 61 (2000)

yang tinggi dalam agroekosistem sebagaimana yang dibangununtuk mencapaisistem ini. Langkah-langkah
dilaporkanCai (1995) untuk modelpekarangan. yang dapatdigunakansebagaipanduannonnatif dalam
Reijntjes et at. (1992) mengajukanlima prinsip pembangunansistem LEISA di lahan basah adalah
ekologik dari sistem LEISA yang perlu dijadikan sebagai berikut: (I) penetapan lokasi dan penilaian
rujukan dalam praktek bertani. Kelima prinsip tersebut potensi lahannya,(2) penetapanperuntukanlahan dan
adalahsebagaiberikut: (I) mengamankankondisi tanah ragamjenis komoditinya (diversifikasi horizontal), (3)
agar sesuaiuntuk tanaman,terutamadenganmengelola pemilihan dan penetapankomoditi untuk LEISA, (4)
bahanorganik dan merangsangkehidupanjasad hidup penyusunanpola tanaman dan tala letak pertanaman,
di dalam tanah; (2) meng-optimalkanketersediaanhara temak, dan ikan di kebun, (5) penetapan tara
danmenyeimbangkanarushara,terutamadenganmeng- penanganan sarana produksi dan produknya, (6)
introduksikan tanaman penambat nitrogen, mendaur- implementasi kegiatan agribisnis dengan sistem
ulangkan hara, dan menggunakan pupuk ekstemal tersebut,(7) penilaiankeberlanjutankegiatanagribisnis
secara komplementer; (3) meminimalkan kehilangan tersebut, dan (8) pengembangansistem tersebut jika
akibat radiasi matahari, udara, dan air (misalnya layak ke daerah sekitar atau daerah lain. Deskripsi
penguapanair berlebihan,kekeringan,kebanjiran,dan ringkas daTi setiap langkah tersebut dikemukakan
rebah)dengancara mengelolamikroklimat, mengelola dalamsistemLEISA hipotetik di bawahini.
air, dan mengendalikan erosi; (4) meminimalkan
kehilangan basil oleh hama dan penyakit dengan B. Gambaran Hipotetik Agribisni Bersistem LE/SA
mengendalikannyasecaraterpadu;(5) menggalipotensi
kegunaansumberdayagenetik secarakomplementerdan 1. Penetapan Lokasi don Peni/aian Potensi Lahan
sinergik dengan mempertahankanbiodiversitas yang
tinggi. Secarasubstantifkelima prinsip ini tidak berbeda Sistem LEISA hipotetik yang dikemukakan
dengan delapan prinsip yang dikemukakan oleh Cai dalamtulisan ini bertempatdi lahansehamparan(seluas
(1995), tetapi peneliti ini menyebutnyadenganprinsip tidak kurang dari 1.75 hektar) yang berpotensicukup
agro-ekologik, yang memberikan penekanan pada baik di Desa Sindangasih,KecamatanKarang Tengah,
perlunyakeseimbanganantaraaspekekologik dan aspek KabupatenCianjur. Lahan tersebut terdiri dari 1.25 ha
ekonomikdari agroekosistemyang bersangkutan. sawahdan 0.50 ha kolam yang masing-masingdimiliki
oleh petani yang berbeda (dua orang), karenanya,
III. MODEL HIPOTETIK AGRIBISNIS BERSIS- dengan manajemenusahatani yang terpisah. Lahan
TEM LEISA DI LAHAN BASAH sawah (sebelum diubah menjadi sistem LEISA)
biasanyadiusahakandenganpola tanam padiapadiabera
A. LangkahPembangunanAgroekosistemLEISA atau padiaubi jalara bera dengan teknologi pertanian
konvensionalsebagaimanayang dianjurkan oleh Dinas
Keberlanjutansistem LEISA lebih cepat dicapai Pertanian Tanaman Pangan setempat. Lahan yang
jika komoditi yang diusahakanmerupakan komoditi berupakolam pactasaat ini diusahakanuntuk betemak
yang dapat beradaptasidengan lingkungannya.Sistem ikan (nila, bawal,.danpatin) dan itik denganteknologi
LEISA, karenanya,merupakansistem pertanian yang yang dikembangkanoleh petani sendiri. Kedua bidang
spesifik lokasi. Hal ini berarti bahwa keberlanjutan lahan tersebut akan diintegrasikan pengelolaannya
sistem LEISA dapat dicapai oleh ekosistem-ekosistem menjadi satu kesatuan manajemen dengan model
yangberbedakomponennya.Dengandemikian,terdapat pertanianterpadubersistemLEISA.
keperluanuntuk selalu menilai kinerja ekosistemyang

Tabel Unit-unit lahan sebelum dikonsolidasikandengansistemLEISA

Peruntukan Laban saat ini


PetaniPemilik Jenis Luas Teknologi Pertanian
Laban} (ha) saatini

Keduabidanglahanini dikelola sendiri-sendiri

Agribisnis Terpadu. 51
Bul. Agron. (28) (2) 49 - 61 (2000)

I Lahandibagi 3 subbidang,masing-masinguntuk ketigakomoditi tersebut yang dirotasikan

Penetapan lahan tersebut dilakukan dengan air untuk memasokkeperluanlaban, khususnyakolam,


pertimbanganekonomik sebagaiberikut: (I) usahatani sepanjangtahun. Pertimbangansosialnya adalah (I)
yang kini dilaksanakan masih dapat ditingkatkan pemilik lahan tidak keberatanjika lahannya dikelola
efisiensinya dengan sistem LEISA; (2) lokasi lahan dengansistemLEISA; (2) instansipemerintahterkait,
beraksesibilitasbaik, tidak terlalu jauh dari pasarsarana antaralain, Balai Informasi daDPenyuluhanPertanian,
produksi clan produk usahatani;(3) tidak ada kendala Dinas Perikanan, daD Dinas Petemaan mendukung
ketersediaantenagakerja. Pertimbanganekologik yang usahatani ini; (3) Pemerintah Daerah (Pemda)
diambil rnencakup hal-hat berikut: (I) lahan dapat Kabupaten Cianjur telah" menetapkan visi berupa
ditanamisepanjangtahun(tiga musim tanam);(2) laban, terwujudnyaKabupatenCianjur sebagaisalahsatupusat
khususnya sawah, biasanya diusahakan dengan agribisnis daD pariwisata andalan Jawa Barat di era
teknologi pertanian konvensional;(3) terdapat saluran otonomidaerah(Anonimus,2001a;Anonimus,200Ib).

Tabel3. Jenis-jenistanarnanclanhewan yang diusahakandalam agribisnisbersistemLEISA di tiga unit usahatani


yang dikonsolidasi

.~ Unit LabanclanJenis Luas Laban Jumlab FungsidalamKebun I

Komoditi (ha) (ekor)/(kg)/(liter)


T LabanSawab I 125
Padisawab') I ~ Menghasilkanpanganclanlimbah bahan
21 Cabai,- ~ kompos(jerami, sekam)clanpakanikan
3. Jagungmanis ) ~ (dedak,menir, split); keongmasuntuk
-4 .. Keong mas ~ Sejumlahyang pakanitik (sehinggatidak menjadihama) I
berkembangalamiah
R Kolam lkan -cf3O
Patin 0.20 I 75000ekor I Me"righasi-ikan-- Genih ikM
Bawal !
0.10 I 100000ekor I
Nila
ltik
i
I
020 41-i~
4 -o-J56 1000ekor Menghasilkan telur, daging, daD pupuk
(di pematangkolam) kandang untuk pertanaman; kotoran untuk
ikan
5Keongmas 0.50 Sejumlahyang ber- Pakanitik I

(di kolam) kernbang alamiah i


1) Padi, cabai, dan jagung rnanis rnasing-rnasingditanarn rnenernpatikurang lebih sepertiga luas sawah dan
dirotasikansatusarnalain

2. PeruntukanLahan dan RagamJenisKomoditi berpendekatanLEISA, yang terdiri dari satu kesatuan


pengelolaanusahatanitanaman,temak itik, daDikan.
Peruntukan lahan ditetapkan dengan memper- Peruntukanlahansaatini disajikandalam Tabel I,
hatikankelayakannyasebagaitempatkegiatanpertanian sedangkanrencanaperuntukan lahan yang dikonsoli.
dasikanmenjadiLEISA disajikandalamTabel2.

52 Wahju Q. Mugnisjah, Suwarto, dan Ahmad S. Solihin


Bul. Agron. (28) (2) 49 - 61 (2000)

3. Pemilihandan PenetapanKomoditi untukLEISA sistem (artinya juga menekan biaya usahatani).Jadi,


baik tanaman maupun hewan ternak dan ikan
Penetapan komoditi LEISA dilakukan dengan menghasilkan produk utama untuk memenuhi
mempertimbangkanperlunya petani seseringmungkin kebutuhanpengelolanya(berupapenghasilandan bahan
mendapatkanpenghasilandari kebunnya.Pemeliharaan pangan) dan produk ikutan untuk kebutuhan proses
itik petelur memberikanpenghasilanharian bagi petani; produksi tanamandan hewan(sebagaisumbermasukan
pemeliharaanikan memberikanpenghasilansetiap 40 internal). Tabel 3 menyajikan jenis-jenis tanaman,
hari; pertanamanmemberikan penghasilansetiap 3-5 ternak, dan ikan yang diusahakanberikut luas atau
bulan. Selain itu, pengusahaantanaman clan hewan populasi serta fungsinya di dalam kebun. Biodiversitas
temak juga ditujukan untuk melaksanakan fungsi (dengan polikultur) mendapatkan penekanan dalam
pendaurulanganhara di dalam sistem agar dapat sistempertanianyang akandibangun.
mengurangipenggunaanmasukan usahatanidari luar

Tabel4. Frekuensipengusahaan
tanarnandantemak/ikandi kebun
FrekuensiKegiatanUsahatani
Uraian KegiatanUsahatani P Tah SelamaPengembalian
er un Piniaman(3 Tahun)

mT Produksi
jagungmanis I
14." Produksitelur itik I

7.
I) Tidak terhitung waktu penyiapankegiatan produksi; pembesaranikan berlangsungselama 40 hari, Frekuensi
pengusahaan ikan 6 kali per tahun dianggap moderat untuk sistem ini.

4. PenetapanPola Tanamdan Tata Letak Pertanaman, Sarana produksi daD produk di dalam kebun
Ternak,dan lkan ditangani sedemikiancara hingga daur ulang produk
ikutan ataulimbah yang telah diolah dapatberlangsung.
Pola tanam dan pola pengusahaan temak dan ikan Sistempengusahaan tanamandaDternak memanfaatkan
ditentukan dengan mempertimbangkan prinsip intensitas masukan internal semaksimal mungkin. Penggunaan
penggunaaan lahan yang tinggi, baik dari aspek masukaneksternalsepertipupuk inorganik daDpestisida
ekonomi maupun dari aspek ekologi (pendaur-ulangan
buatanakansangatdibatasi.Bahanorganik untuk pakan
hara). Pertanaman ganda dilakukan untuk mengu-rangi ternak daD ikan yang didatangkandaTi luar lahan pun
resiko ekonomi jika terjadi kegagalan pertanaman atau akan diutamakandengan menggunakanlimbah pasar
harga produk suatu jenis tanaman rendah. Rotasi terdekat.Demikian pula, pemasaranproduk diupayakan
ke pasarterdekat secaralangsungtanpa perantaraatau
tanaman semusim dilakukan dengan mempertim-
bangkan perlunya inkorporasi kompos biomas hasil mengundang pembeli langsung datang ke lahan
sampingan ke dalam tanah. Tabel 4 menyajikan usahatani.Gambar 2 memperlihatkanarus materi daD
frekuensi pengusahaan tanaman dan temak di kebun per uang menurut cara penangananmasukan dan produk
tahun dan selama jangka waktu pengembalian uang tersebutdi atas.
cicilan kepada penyandang dana. Frekuensi
pengusahaan komoditi tersebut disesuaikan dengan 6. Imp/ementasiKegiatanAgribisnis
potensi lahan yang digunakan, khususnya dengan Kegiatan agribisnis dibagi ke dalam tiga tahap:
ketersediaan air atau curah hujan setempat (Gambar I). tahap persiapankegiatan, tahap pelaksanaankegiatan,
dan tahap pemantapankegiatan (Gambar 3). Kegiatan
Penetapan Cara Penanganan Sarana Produksi don yang lebih rinci di masing-masing tahapan adalah
Produk sebagaiberikut.

53
Agribisnis Terpadu.
Bul. Agron. (28) (2) 49 - 61 (2000)

T(lhapPers;apanKeg;atan Pencatatanhal-hal penting yang terjadi selama proses


produksi dilakukan denganteliti, misalnya pelaksanaan
Perancangankegiatan usahatanidilakukan secara
jadwal penanamanclan pemeliharaantanaman,jadwal
rinci mencakup hal-hal yang telah dikemukakan
pemberianpakantemak clanikan, sertajadwal clanbasil
terdahulu clan disusun jadwalnya. Peruntukan lahan
panen komoditi yang diusahakan. Pengomposan
ditetapkan dengan prinsip bahwa arus energi clan
mempakankegiatanpentingyang tidak boleh diabaikan.
pemanfaatan limbah di kebun dapat diupayakan
Volume basil clan nilai jual basil panen clan yang
semaksimal mungkin. Pendaur-ulanganhara yang
dikonsumsi oleh keluarga tani perlu dicatat pula.
efisien dipersiapkandenganpenataletakankomoditi clan
Sosialisasi kegiatan kebun kepada instansi
prosesproduksiyang tepatdi lapangproduksi.
pemerintah/swastaterkait clan masyarakat setempat
Pengadaanbahan clan alat produksi dilaksanakan
perlu dilakukan agar pengembangan kebun
dengan mendahulukan yang diperlukan untuk
memperolehdukungandaTimereka. Bahkan,hubungan
pembangunan prasarana usahatani. Pertemuan
dengan universitas pertanian perlu dibina pula untuk
antaranggotapengelolaclanpengeloladengankaryawan
tujuan yang sarna. Untuk meningkatkan ketahanan
dilakukan untuk mempersiapkanpelaksanaankegiatan
usaha, pasar/konsumen yang ada harus terus
di lapang.
dipertahankan,bahkan, hams diupayakan pasar-pasar
altematifnya. Selain itu, kepercayaandaTi bank harus
TahapPelaksanaanKegiatan
dijaga dengan upaya pengembaliaanpinjaman clan
Sarana produksi pertanian (bahan daD alat bunganya secara tepat waktu. Demikian pula,
pertanian) diadakan secara bertahap sesuai dengan pelaksanaandaur produksi komoditi yang diusahakan
kegiatankebun. Prosesproduksi pertaniandilaksanakan secara berkala agar dijaga ketal sesuai dengan
dengan berpedoman pada prinsip-prinsip LEISA. pewaktuanyang semestinya.

54 Wahju Q. Mugnisjah, Suwarto, daD Ahmad S. Solihin


8ul. Agron. (28) (2) 49 - 61 (2000)

r
(

A I J. manis(0.4ha) I I Padi (0.4 ha) I

B ) J. manis(0.4ha) I

c
Itik (1000 ekor)
Ikan patin 6 kali (0.20 ha)
Ikan bawal6 kali (0.10 ha)
Ikan patin 6 kali (0.20 ha)
Keong mas

Gambar1. Pola tanamdantata letak pertanaman,temak,'danikan di lahan

Keterangan:
(1) Angka dalamkurung menunjukkanluastanaman(ha).jumlah temak (ekor), atauluaskolam ikan (ha)
(2) Grafik menunjukkancurah hujan bulanan daTi Januari sampai Desember1998 di kecamatanCibeber, Cianjur
(tidak adadatacurahhujan di KecamatanKarangTengah)
(3) Keongmastumbuhdan berkembangsecaraalamiahdi kolam dan sawahkemudiandipanen
(4) Urutanrotasitanamanantarbidanglahandi TahunII: A7B7C; di TahunIII: C7A7B

;~

55
Agribisnis Terpadu
Bul. Agron. (28) (2) 49 - 61 (2000)

I
I i
Proses
.- Produksi

.. ...
Tanaman
l
... +-

.
.
Proses!
Produksi -+-
Temak & Ikan

Arus energiyang membangunsistemtertutupkarenamampumenghasilkanmasukaninternal

Arus energiyang memungkinkansistemterbukasehinggamendatangkan


masukaneksternal

Gambar2. Daur materi dan uangdalamagribisnisdengansistemLEISA

Implementasi kegiatan memerlukan kinerja menyangkut hubungan kerja dengan para petugas di
manajemenyang baik oleh para pengelolanya.Karena lapangan.Ketidaksepahaman antara pengelola dengan
itu, pertemuanlengkapberkalaantar anggotapengelola petugas di lapangan tersebut harus diupayakan
dan antara pengelola dan tenagakerja di lapang perlu penyelesaiannyasecarakekeluargaandengan memper-
dilaksanakansetidaknyasekali per bulan. Masalahyang hatikanadatdan budayasetempat.
timbul harus diatasi sesegeramungkin, terrnasukyang

S6 Wahiu Q. Mugnisiah,Suwarto,dan Ahmad S. Solihin


Bul. Agron. (28) (2) 49 - 61 (2000)

TAHAP PERSIAPAN KEGIATAN


(bulan ke-l) :

~ I. Perancangan(rinci) kegiatanlapang
2. Pengadaanprasaranadan saranaproduksipertanian
-~ 3. Pertemuanpengeloladan dengancalontenagakerja

/'
/
TAHAP PELAKSANAAN KEGIATAN
(sejak bulan ke-2):
1. Pengadaanprasarana dan sarana produksi pertanian
2. Proses produksi pertanian
3. Pemasarandan penguatan pasar basil pertanian
4. Pertemuan berkala pengelola dan dengan karyawan
5. Pemantauan dan perbaikan kegiatan oleh spesialis LEISA
6. Pengembalian pinjaman dan bunganya
7. Sosialisasi kepada lembaga pemerintah/swasta terkait dan
masyarakat setempat

\.

TAHAP PEMANTAPAN KEGIATAN


(sejak bulan ke-24):
1. Pengembalian pinjaman dan bunganya hingga bulan ke-36
2. Penguatan pasar produk daD hubungan kelembagaan usahatani
3. Promosi kegiatan kepada masyarakat tani setempat

Gambar 3. Implementasi kegiatan agribisnis


~to

Agribisnis Terpadu
57
But. Agron. (28) (2) 49 - 61 (2000)

Tahap Pemantapan Kegiatan systemLEISA hipotetik yang dikemukakandapat diuji


dengan menggunakan analisis studi kelayakan
Penguatan pasar produk usahatani terns
sebagaimana yang akandikemukakandi bawahini.
ditingkatkan. Sisa angsuran pinjarnan dan bunganya
Laporan kegiatan usahatanidisusun setiap enam
juga diteruskanpembayarannyahingga lunas. Promosi
bulan oleh pendamping kegiatan dengan mendapat
usaha kepada masya-rakat setempat dibina untuk
masukan dari pengelola di lapang. Laporan kegiatan
memperolehpeluang kemungkinanpengembangan/per-
tersebut digunakan sebagai dokumentasi kemajuan
luasan usaha bersarna mereka jika basil penilaian
kebun dan,jika diperlukan,untuk disampaikankepada
menunjukkanketangguhanusahaini.
penyandangdana.Laporankegiatanmencakupkegiatan
Implementasi kegiatan agribisnis yang
budidaya,penggunaandanapinjaman,clan keberhasilan
dikemukakan memerlukan adanya tenaga tetap
proyek secara keseluruhan serta kemungkinan
pengelolasehari-harisebanyak5 orang,masing-masing
pengembang-annya ke lahansekitarataudaerahlain.
I orang yang bertindak sebagai manajer, pengurus
adminstrasidan keuangan,pekebun,petemak itik, dan
petemak ikan yang hams "terikat" kepada kegiatan
C. Keper/uan Dana dan Ke/ayakan Agribisnis LEISA
(bahkantinggal) di atau dekat dengankebun. Keempat
tenaga ini harus dapat bekerjasarna,saling membantu.
1. Keper/uandon SumberDana
Selain itu, spesialis LEISA diperlukan untuk
mendampingipetugasdi lapang pada saat-saattertentu Biaya usahatanihipotetik ini dijabarkan menurut
dan berperansebagaipemantaudan penilai ketangguhan jenis komponenusahataninyayakni produksi tanaman,
usahatani.Keenam orang tenagapengelolamerupakan produksi telur itik, dan produksi benih ikan. Keperluan
tenagatetap. Tenagakerja tidak tetap yang jumlahnya biaya diasumsikandapat diperoleh dari bank sebagai
bisa lebih banyakpadasaatdiperlukan(musiman)hams pinjaman dengansuku bunga 18% dan masa tenggang
diupayakan dari penduduk setempat. Tenaga tetap bayar selama11 bulan. Biaya tersebutterdiri dari biaya
mendapatgaji bulanan, sedangkantenaga tidak tetap untuk keperluaaninvestasisebesarRp 64 195000,- dan
mendapatupah harian atau borongan,tergantungjenis biaya modal usahauntuk kegiatan usahatanikomoditi
pekerjaannya. daur pertarna sebesar Rp 41289 825,-.sehingga
seluruhnyaberjQmlahRp 105 484 825,-. pertanaman
7. Peni/aianKeber/anjutanSistemLEISA ganda dan diversifikasi pengusahaan ikan lebih
menguntungkan ,dibanding monokultumya masing-
Supervisi dan pemantauan kegiatan yang
masing jika biaya usahatani yang digunakan dalam
dilakukan secara berkala dan pencatatandata yang
sistem LEISA ini sarnadengansistem monokultumya
berkaitan dengan kegiatan agribisnis secaratertib dan
tersebut.Diperoleh garnbaranjuga bahwa pemanfaatan
teliti akan memudahkanpenilaian ketangguhanusaha
pematang kolarn untuk betemak itik petelur mem-
ini. Penilaian secaraobyektif atas keberhasilanusaha
berikan tambahankeuntunganusahatanidibandingkan
selanjutnya dilaksanakan dengan menganalisis data
tanpapemanfaatantersebut.
yang telah dikumpulkan tersebut di atas.Secarateoritis

58 Wahju Q. Mugnisjah, Suwarto, dan Ahmad S. Solihin


Bul. Agron. (28) (2) 49 - 61 (2000)

Tabel6. Analisis Keuangan(Rupiah)Agribisnis BerkelanjutanBersistemLEISA

64195000 3500000 105000000 37305000 37305000 1.000000 37305000


27378975 12004500 -15374475 21930525 0.985222 21606429
21623550 33904500 12280950 34211475 0.970662 33207770
3 24249175 17204500 -7044675 27166800 0.956317 25980073
4 22240350 41904500 19664150 46830950 0.942184 44123383
5 24249175 35004500 10755325 57586275 0.928260 53455054
6 21171950 24804500 3632550 61218825 0.914542 55987198
7 25496050 31904500 6408450 67627275 0.901027 60933987
8 21623550 14004500 -7619050 60008225 0.887711 53269969
9 23750250 39104500 15354250 75362475 0.874592 65911436
10 22240350 20004500 -2235850 73126625 0.861667 63010817
II 27950250 41904500 13954250 87080875 0.848933 73925849
12 32446950 32904500 457550 87538425 0.836387 73216038
13 29696050 18904500 -10791550 76746875 0.824027 63241498
14 25823550 27004500 1180950 77927825 0.811849 63265648
15 27950250 24104500 -3845750 74082075 0.799852 59254659
16 26440350 39904500 13464150 87546225 0.788031 68989143
17 27950250 22004500 -5945750 81600475 0.776385 63353406
18 25371950 39804500 14432550 96033025 0.764912 73456774
19 29696050 12004500 -17691550 78341475 0.753607 59038721
20 25823550 33904500 8080950 86422425 0.742470 64166094
21 27950250 32204500 4254250 90676675 0.731498 66329802
22 26440350 26904500 464150 91140825 0.720688 65684066
23 27950250 39904500 11954250 103095075 0.710037 73201326
24 59446950 19904500 -39542450 63552625 0.699544 44457852
25 29696050 31904500 2208450 65761075 0.689206 45322916
26 25823550 14004500 -11819050 53942025 0.679021 36627742
27 27950250 37104500 9154250 63096275 0.668986 42210508
28 26440350 22004500 -4435850 58660425 0.659099 38663042
29 27950250 39904500 11954250 70614675 0.649359 45854265
30 26214550 19904500 -6310050 64304625 0.639762 41139683
31 29696050 31904500 2208450 66513075 0.630308 41923711
32 25823550 14004500 -11819050 54694025 0.620993 33964602
33 27950250 37[04500 9154250 63848275 0.611816 39063376
34 26440350 22004500 -4435850 59412425 0.602774 35812269
35 27950250 39904500 11954250 71366675 0.593866 42382248
36 25371950 19904500 -5467450 65899225 0.585090 38556960

NPV(18%) = Rp38556960
lRR= 39.42
NetB/C= 1.43
Grace periods
diusulkan II bulan
Payback periods 25 bulan

60 Wahju Q. Mugnisjah, Suwarto, dan Ahmad S. Solihin


Bul. Agron. (28) (2) 49 - 61 (2000)

Keperluan biaya usahatani untuk daur produksi petemakandomba garut dan mengembangkanmina-
selanjutnyabersumberdari pendapatanyang diterima padi di sawahuntuk memperluascakupandiversifikasi
dari kegiatanusahatanidi musim sebelumnya. usahasecarahorizontal dan atau denganmemasukkan
komponen usaha penetasanitik daD komponen usaha
2. Biaya, Penerimaan,don KeuntunganUsahatani pembesaranikan di waduk CirataiJatiluhur/Saguling
Tabel 5 memperlihatkan besaran biaya, untuk mem-perluascakupandiversifikasi usaha secara
penerimaan,clan keuntungan menurut jenis kegiatan vertikal. Konversi kegiatan produksi tanamanmenjadi
produksi yang dilaksanakan.Usahatanidengan sistem benih sebagaiproduknya perlu dipertimbangkanpula
LEISA temyata memberikan keuntungan meskipun untuk meningkatkankeuntunganusahatani.
pembandingan secara langsung dengan usahatani
konvensionalnya tidak dapat dilakukan. Namun,
setidaknya diketahui bahwa pertanaman ganda clan UCAPAN TERIMA KASIH
diversifikasi pengusahaanikan lebih menguntungkan
Para penulis mengucapkanterima kasih kepada
disbanding monokultumya masing-masingjika biaya Sdr. CecepSantiwa,A. Md. yang sejak lama menjadi
usahataniyang digunakan dalam system LEISA ini
sarna dengan system monokultumya tersebut. ternan berdiskusi mengenai hal-hal yang berkaitan
Diperolehgambaranjuga bahwapemanfaatanpematang denganimplementasisistemLEISA di lapangan.
kolam untuk betemak itik petelur memberikan
tarnbahankeuntungan usahatani dibandingkan tanpa
pernanfaatan tersebut.
DAFfARPUSTAKA
3. KelayakanSistemLE/SA
Anonimus. 2001a. PROPEDA (Program Pembangunan
Kelayakanusahadinilai dengankriteria netpresent Daerah) 2001-2005. KabupatenCianjur. (Buku
value (NPV), net benefit cost ratio (Net B/C), dan Saku).
internalrate of return (IRR). Selain itu, ditetapkanjuga
jangkawaktu pengembalianinvestasi(paybackperiods) -. 2001b. REPETADA (Rencana
agribisnis. Berdasarkanperkiraan arus uang bulanan Pembangunan TahunanDaerah)2001 Kabupaten
denganOF 18% per tahun sebagaimanadisajikan pacta Cianjur. (Buku Saku).
Tabel6 diperolehNPV pactaakhir bulan ke-36 = Rp 38
556 960,-, Net B/C = 1.43, daDIRR = 39.42, dengan Baharsjah,S. 1992.Kebijakan pembangunanpertanian
usulan tenggang waktu pengembalian pinjaman II clan penanggulangankemiskinan. Pangan No.
bulan dan jangka waktu pengembalianpinjaman 25 13(IV):43-48.
bulan. Jadi, agribisnis yang diusulkan diduga meng-
untungkan dan uang pinjaman ke bank berikut Cai. C. 1995. The theory and building up of agro-
bunganyadapatdikembalikanpactawaktunya. ecological garden. Handout for The Second
International Training Course on Upland Agro-
IV PENUTUP: ARAH PENGEMBANGAN ecological Construction for The Developing
USAHA Countries.Kunming, China.

Jika agribisnis ini terbukti menguntungkanpula Reijntjes, C., B. Haverkort A. Waters-Bayer. 1992.
dalam implementasinya,pengembanganusaha perlu Farmingfor The Future:An Introductionto Low-
dipertimbangkan dengan membangun kemitraan External-Input and Sustainable Agriculture.
bersama petani setempat, misalnya dengan MacMillan and ILEIA. Leusden,Netherlands.
menempatkanagribisnis ini sebagaiinti dan usahatani
di sekitamya sebagai plasma. Terbuka pula The World Bank. 1998. Indonesia in Crisis: A
kemungkinan mengembangkan usaha ini menjadi MacroeconomicUpdate.Washington,D.C.
inkubatoragribisnis bagi para petani setempatmelalui
jalinan kerjasamadengan instansi pemerintah (Balai
lnformasi dan PenyuluhanPertanian, Dinas Pertanian
Tanaman Pangan, Dinas Perikanan, clan Dinas
Petemakan)serta lembaga swadayamasyarakatyang
relevan (seperti Himpunan Kerukunan Tani (HKTI),
HimpunanNelayanSeluruhIndonesia(HNSI), Asosiasi
Petemak Unggas, clan Koperasi Serba Usaha).
Pengembangan usahabahkandapat dilakukan di lahan
yang sarna,misalnya dengan memasukkankomponen

Agribisnis Terpadu 61

Anda mungkin juga menyukai