Anda di halaman 1dari 52

WARTA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA

Volume 28 | Nomor 2 | Juni 2016

DAFTAR ISI

Halaman

 Potensi Pemanfaatan Limbah Media Padat Kultur Jaringan Kopi.


Fitria Ardiyani ................................................................................................ 1

 Analisis DEM SRTM untuk Penilaian Kesesuaian Lahan Kopi dan Kakao:
Studi Kasus di Kabupaten Manggarai Timur. Ari Wahono ......................... 7

 Budidaya Kopi Robusta di Kecamatan Semendo, Kabupaten Muara


Enim, Sumatera Selatan. Fitria Yuliasmara dan Novie Pranata
Erdiansyah ........................................................................................................ 12

 Pengelolaan Kakao di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.


Dwi Suci Rahayu dan Adi Prawoto ........................................................ 20

 Mewaspadai Hama Minor pada Kakao: Zeuzera coffeae Nietner.


Febrilia Nur ’Aini & Endang Sulistyowati .............................................. 25

 Ragam Pengolahan Cokelat di Negara Belgia. Hendy Firmanto ........ 31

 Menilik Potensi Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Kopi dan


Kakao. Lya Aklimawati dan Wahyu Abidin Shaf ................................ 37

 Intervensi Rantai Nilai Kakao di Kabupaten Jembrana, Bali.


Diany Faila Sophia Hartatri ...................................................................... 43
Potensi Pemanfaatan Limbah
Media Padat Kultur Jaringan Kopi
Fitria Ardiyani1)
1)
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Kultur jaringan merupakan metode perbanyakan tanaman yang saat ini


banyak digunakan. Metode ini menggunakan media tanam berupa agar-agar
dengan tambahan berbagai unsur hara sebagai sumber nutrisi. Di sisi lain,
proses perbanyakan ini akan menghasilkan limbah berupa agar-agar sisa media
tanam, yang apabila tidak ditangani secara baik akan berpotensi menjadi sumber
pencemaran lingkungan. Limbah tersebut memiliki kandungan nutrisi yang
cukup tinggi, sehingga berpotensi untuk diolah atau didaur ulang menjadi produk
lain yang lebih bermanfaat. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia telah
melakukan penelitian untuk mendaur ulang limbah media padat sisa kultur
jaringan menjadi cinderamata unik. Dengan demikian, limbah kultur jaringan
kopi tidak akan menjadi sumber pencemaran lingkungan dan dapat dimanfaatkan
menjadi suatu produk yang memiliki nilai manfaat tinggi.

K ultur jaringan (in vitro) merupakan


salah satu teknik dalam per-
banyakan tanaman secara klonal
untuk perbanyakan
Keuntungan pengadaan bibit melalui kultur
jaringan antara lain dapat diperoleh bahan
tanaman yang unggul dalam jumlah banyak dan
masal.

seragam, selain itu dapat diperoleh biakan steril


(mother stock) sehingga dapat digunakan
sebagai bahan untuk perbanyakan selanjutnya1).
Teknik perbanyakan kultur jaringan ini telah
dikembangkan pada berbagai jenis tanaman
termasuk kopi. Kultur jaringan kopi telah banyak
digunakan, baik dalam skala kecil maupun skala
besar seperti yang dilakukan di Pusat Penelitian
Kopi dan Kakao Indonesia. Pada metode kultur
jaringan harus memperhatikan beberapa faktor,
antara lain komposisi media tanam, pengaruh

28 | 2 | Juni 2016

1 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
faktor lingkungan dan sumber eksplan yang terjadinya pencemaran lingkungan. Pusat
digunakan. Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia telah
Media tanam adalah tempat tumbuhnya melakukan beberapa penelitian untuk mengolah
eksplan. Bentuk fisik dari media tanam dapat berupa kembali limbah media padat kultur jaringan kopi
cair atau padat2). Media padat adalah media tanam menjadi produk yang bernilai guna dan yang
kultur jaringan yang terdiri atas campuran nutrisi, p aling utam a adalah untuk m eng hindari
zat pengatur tumbuh dan juga bahan pemadat terjadinya pencemaran lingkungan. Salah satu
berupa gel atau agar. Bahan pemadat berfungsi produk hasil daur ulang limbah media padat
sebagai penahan eksplan agar tetap berdiri. kultur jaringan kopi adalah cinderamata unik yang
Sedangkan media cair adalah media tanam yang dapat digunakan sebagai hiasan. Proses
nutrisinya dilarutkan di dalam air. Dalam media cair pembuatan cinderamata ini menggunakan bahan
tidak digunakan bahan pemadat. baku limbah media padat kultur jaringan kopi dari
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia tahapan induksi, perakaran dan pendewasaan.
merupakan salah satu lembaga yang telah berhasil Limbah media padat akan diproses ulang dengan
menambahkan beberapa unsur lain dan meng-
mengembangan teknik kultur jaringan untuk
gunakan bahan yang sudah tidak dapat
memproduksi bibit kopi secara masal. Media tanam
digunakan lagi dalam proses produksi kultur
yang digunakan adalah media padat yang terdiri jaringan kopi.
dari beberapa jenis, antara lain media untuk
tahapan induksi, tahapan multiplikasi, tahapan
perakaran dan tahapan pendewasaan. Masing- Metode Daur Ulang Limbah
masing jenis media tanam tersebut memiliki Media Padat
komposisi dan unsur penyusun yang berbeda-
beda, sehingga jumlah limbah yang dihasilkan Bahan yang dibutuhkan dalam proses daur
cukup banyak. Jumlah limbah media padat dapat ulang limbah media padat adalah media dari
mencapai 34 kg/hari. Apabila limbah tersebut tahapan induksi, perkecambahan dan pendewasaan.
hanya dibuang tanpa ada penanganan yang baik Proses daur ulang tersebut akan melalui
maka akan berpotensi mencemari lingkungan, beberapa tahapan, antara lain:
karena limbah media tanam kultur jaringan kopi
memiliki unsur-unsur penyusun yang mem- 1. Pencampuran limbah media padat
butuhkan waktu lama untuk terdegradasi secara
Limbah media padat yang digunakan dalam
sempurna. Selain itu bau tidak sedap yang dihasil-
proses daur ulang ini adalah media pada tahap
kan dari limbah tersebut akan mengganggu
induksi, media tahap perkecambahan, dan media
lingkungan produksi.
tahap pendewasaan dengan perbandingan
1 : 1 : 1. Setelah limbah media padat tersebut
tercampur kemudian ditambahkan 250 mL
aquades sebagai pelarut. Selain itu, ditambahkan
0,025 mg/L antibiotik untuk membunuh bakteri
dan jamur yang ada dalam limbah media padat
tersebut. Diharapkan dengan pemberian antibiotik
pada konsentrasi rendah, jamur dan bakteri yang
ada dalam limbah media padat akan mati tanpa
mengurangi fungsi dari unsur hara. Untuk
menambah daya tarik pada produk daur ulang
ini, diberikan berbagai macam warna pada larutan
Limbah media padat kultur jaringan kopi dalam gel yang terbentuk. Larutan gel berwarna
wadah botol kultur
kemudian dimasukkan dalam botol kultur
sebanyak 5 mL per botol. Tahapan selanjutnya
Pengolahan limbah media tanam, khususnya adalah tahapan sterilisasi ulang limbah media
media padat harus dilakukan untuk menanggulangi padat.

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 2
a b

c d

Limbah media padat dari kultur jaringan kopi (a), pengolahan


ulang limbah media padat (b), proses pengisian media daur ulang
kedalam botol (c) dan media daur ulang limbah media padat yang
siap disterilisasi (d)

2. Sterilisasi ulang media 3. Penanaman eksplan


Sterilisasi dilakukan pada media tanam hasil Eksplan yang digunakan dalam pembuatan
daur ulang limbah media padat dengan meng- cinderamata unik ini adalah planlet tanaman kopi.
gunakan autoclave pada suhu 121OC, tekanan 1 atm Planlet kopi yang digunakan adalah planlet kopi
selama 15 menit. Sterilisasi dengan metode yang tidak memenuhi kriteria untuk dijadikan bibit.
tersebut dapat mematikan kontaminan (jamur dan Selain itu, planlet yang mengalami kontaminasi
bakteri) yang ada dalam media tanam tanpa juga dapat digunakan sebagai eksplan dalam
merusak unsur-unsur hara yang masih tersisa pembuatan cinderamata ini. Untuk planlet yang
dalam media. Dari hasil pengamatan, metode mengalami kontaminasi dapat dilakukan sterilisasi
sterilisasi ini memberikan respon yang cukup baik ulang agar kontaminan yang berada dalam planlet
terhadap tingkat sterilitas media tanam, yaitu dapat dihilangkan. Sterilisasi ulang dilakukan
sebesar 69,5–100%. dengan menggunakan teknik perendaman dalam
sterilan. Untuk kontaminasi ringan dilakukan
120.0 pencucian pada larutan sterilan 10% dan untuk
100.0 98.6
100.0 kontaminasi sedang dilakukan perendaman
90.3
80.0 selama 5 menit dalam sterilan 10% 3). Dengan
69.5
60.0 menggunakan metode tersebut, planlet yang
40.0 mengalami kontaminasi akan dapat digunakan
20.0 sebagai eksplan steril dalam pembuatan
10.0 cinderamata unik.
1 2 3 4
Planlet kopi yang sudah siap digunakan
Persentase media steril hasil daur ulang menjadi eksplan akan ditanam dalam media daur
selama 4 bulan ulang dan akan dikemas sedemikian rupa sehingga

28 | 2 | Juni 2016

3 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
terlihat lebih menarik. Cinderamata tersebut dapat padat yang pada awalnya tidak memiliki nilai
dijadikan sebagai hiasan atau gantungan kunci ekonomis dapat didaur ulang menjadi suatu
yang didalamnya terdapat tanaman kopi yang produk yang diharapkan dapat dikomersialkan
masih hidup. Dengan demikian, limbah media sehingga bernilai ekonomis tinggi.

a d

Planlet yang terkontaminasi bakteri (a); metode sterilisasi ulang pada planlet kopi (b);
planlet kopi siap tanam (c); planlet yang telah ditanam pada media tanam
hasil daur ulang limbah media padat (d)

Cinderamata hasil daur ulang limbah media padat kultur jaringan kopi

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 4
Sumber Pustaka
Penutup
1)
Lestari, E.G. (2011). Peranan zat pengatur tumbuh dalam
Pembuatan cinderamata unik yang berasal dari perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan.
limbah media padat kultur jaringan kopi merupakan Jurnal AgroBiogen, 7, 6368.
2)
salah satu alternatif cara mengurangi pencemaran Hendaryono, D.P.S. & A. W ijayani (1994). Teknik Kultur
Jaringan Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan
lingkungan dan juga dapat memberikan nilai tambah
Tanaman secara Vegetatif-Modern. Kanisius.
pada bahan-bahan yang sudah tidak dapat Yogyakarta.
digunakan lagi sebagai bahan produksi. Untuk lebih 3)
Pancaningtyas, S. & C. Ismayadi (2011). Sterilisasi
menambah nilai ekonomis dari produk daur ulang Ulang pada Perbanyakan Somatic Embryogenesis
ini perlu dilakukan pengkajian dan penelitian lebih Kakao (Theobroma cacao L.) untuk Penyelamatan
Embrio Terkontaminasi. Pelita Perkebunan, 27,
lanjut sehingga dapat mengoptimalkan produk 110.
tersebut. Untuk pengembangan lebih lanjut, limbah **0**
media padat kultur jaringan kopi ini juga diharapkan
dapat digunakan sebagai produk lain yang lebih
bermanfaat seperti, media tanam instan dan pupuk.

28 | 2 | Juni 2016

5 << PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA


Warta
Analisis DEM SRTM untuk Penilaian
Kesesuaian Lahan Kopi dan Kakao:
Studi Kasus di Kabupaten Manggarai Timur
Ari Wahono1)
1)
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Kesesuaian lahan pada sektor pertanian memiliki peran penting dalam


mendukung produksi komoditas termasuk kopi dan kakao. Saat ini, penilaian
kesesuaian lahan dapat dilakukan dengan menggunakan Digital Elevation
Model (DEM) yang diperoleh melalui satelit yang dikenal dengan SRTM. Dengan
bantuan software Arcgis 9.3, telah diperoleh hasil analisis kesesuaian lahan
pengembangan kopi dan kakao di Kabupaten Manggarai Timur.

D igital Elevation Model (DEM)


merupakan salah satu model yang
dapat digunakan untuk meng-
gambarkan bentuk permukaan bumi
sehingga dapat divisualisasikan ke dalam bentuk
tiga dimensi1) karena DEM mampu membuat data
topografi. Data DEM dapat diperoleh melalui
pesawat atau setelit yang melakukan misi di luar
angkasa, salah satunya adalah SRTM (Shuttle
Radar Topographic Mission). Data DEM SRTM
dalam dunia tata ruang memiliki peran yang
sangat penting dalam memberikan informasi
geografis karena data DEM SRTM mampu
mengidentifikasi kontur suatu wilayah, lereng dan
elevasi. Kegunaan lainnya adalah untuk menduga
kesesuaian lahan suatu wilayah bagi komoditi
tertentu. Pada sub sektor perkebunan kopi dan DEM SRTM resolusi 90 m x 90 m Kabupaten
kakao, DEM SRTM telah digunakan untuk Manggarai Timur
melakukan pendugaan kesesuaian lahan di
Kabupaten Manggarai Timur.

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 6
Peta administrasi Kabupaten Manggarai Timur

Tahapan Pendugaan kelerengan lahan. Data lereng dalam bentuk


Kesesuaian Lahan raster tersebut dikonversi kedalam format vektor
polygon.
Terdapat lima tahap dalam pendugaan Tahap keempat melakukan overlay pada
kesesuaian lahan dengan menggunakan DEM ketiga data vektor; yaitu peta lokasi/areal, peta
SRTM dengan mengaplikasikan perangkat lunak elevasi dan peta lereng. Tujuannya untuk
Arcgis 9.3. memperoleh data vektor yang telah memiliki
Tahap Pertama adalah melakukan koreksi informasi elevasi dan lereng sesuai lokasi.
geometrik peta kawasan yang akan digunakan Tahap kelima adalah menyesuaikan atribut
sehingga diperoleh peta obyek dalam bentuk kelas lahan berdasarkan elevasi dan lereng
raster/gambar yang sudah tergeoreferensi. sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kopi dan
Selanjutnya, melakukan digitasi peta raster kakao (S1, S2, S3 dan N) yang dipadukan dengan
tersebut untuk diperoleh kawasan obyek dalam peta curah hujan. Akhirnya, diperoleh peta
bentuk vektor polygon. kesesuaian lahan kopi dan kakao berdasarkan
Tahap kedua dilakukan klasifikasi elevasi elevasi, kelerengan dan curah hujan.
pada data DEM SRTM di kawasan obyek sesuai
dengan prasyarat tumbuh tanaman kopi dan Pendugaan Kesesuaian Lahan
kakao (data dalam bentuk raster/gambar). Pengembangan Kopi Robusta
Selanjutnya, data raster yang sudah memiliki
informasi elevasi tersebut dikonversi ke dalam
dan Arabika
bentuk vektor polygon untuk digunakan dalam Data SRTM yang telah diproses akan
analisis yang lebih lanjut. menghasilkan output berupa data peta yang
Tahap ketiga adalah mengekstraksi data dilengkapi informasi elevasi, kemiringan lereng,
DEM SRTM untuk memperoleh data raster yang dan curah hujan sesuai dengan syarat tumbuh
mempunyai informasi lereng (slope). Selanjutnya, tanaman kopi Robusta, kopi Arabika dan kakao.
data tersebut direklasifikasi sesuai dengan Data tersebut digunakan sebagai dasar penilaian
prasyarat tumbuh kopi dan kakao untuk tingkat kesesuaian lahan.

28 | 2 | Juni 2016

7 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
Peta curah hujan Kabupaten Manggarai Timur hasil pengolahan menggunakan perangkat lunak Arcgis 9.3.

Hasil olah dari peta elevasi (t), peta lereng (s) untuk tanaman kopi dan kakao di Kabupaten
dan peta curah hujan (c) menggunakan software Manggarai Timur disajikan secara rinci sebagai
Arcgis 9.3. menghasilkan peta kesesuaian lahan berikut:

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 8
Kesesuaian lahan kopi Robusta tersebar mulai dari wiayah barat yaitu Desa
Kelas lahan Luas (ha) % Terhadap luas Beangencung, Ronggakoe sampai di wilayah timur
Desa Gunungmute.
S1 12.027,5 5,2
Menurut kriteria teknis kopi Arabika, lahan
S2c 8.163,9 3,5
dengan ketinggian antara 0—650 dan di atas
S2s 10.884,6 4,7
2.000 m dpl sudah tidak sesuai untuk budidaya
S2sc 4.468,6 1,9
kopi Arabika. Berdasarkan hasil pencitraan,
S2t 24.098,1 10,4
potensi pengembangan kopi Arabika di
S2tc 11.010,3 4,8 Kabupaten Manggarai Timur dengan kelas
S2ts 7.964,8 3,4 kesesuaian lahan tingkat S1 (tanpa faktor
S2tsc 4.276,1 1,8 pembatas) hanya seluas 0,4% dari total luas areal.
S3c 8.720,7 3,8 Lahan tersebut berada di kawasan pegunungan
S3s 7.996,6 3,5 dengan ketinggian antara 1.000—1.500 m dpl.
S3sc 775,8 0,3 Kelas lahan S1 untuk kopi Arabika tersebar di
S3t 21.939,7 9,5 Desa Golotalang dan sekitarnya, serta sebagian
S3tc 4.746,5 2,0 kecil di wilayah utara tepatnya di sekitar Desa
S3ts 2.203,8 1,0 Golomunga. Potensi lahan untuk pengembangan
S3tsc 131,2 0,1 kopi Arabika yang lain adalah lahan dengan kelas
Nc 8.968,1 3,9 S3c (faktor pembatas iklim/curah hujan) dan S3t
(faktor pembatas ketinggian).
Ns 5.395,2 2,3
Nsc 2.224,6 1,0
Nt 78.241,1 33,8 Kesesuaian lahan kopi Arabika
Nts 7.327,8 3,2 Kelas lahan Luas (ha) % Terhadap luas
Jumlah 231.565,0 100,0 S1 941,8 0,4
Keterangan: t (elevasi), c (curah hujan), dan s (lereng). S2c 1.041,1 0,4
S2s 431,3 0,2
Berdasarkan kriteria teknis, tanaman kopi S2sc 1.787,0 0,8
Robusta tidak direkomendasikan ditanam di atas S2t 2.735,2 1,2
ketinggian 700 m dpl. Berdasarkan hasil pencitraan, S2tc 26,7 0,0
kesesuaian lahan untuk kopi Robusta di S2ts 1.087,4 0,5
Kabupaten Manggarai Timur sebagian besar S2tsc 2.196,9 0,9
termasuk dalam kategori Nt (tidak sesuai karena
S3c 30.962,9 13,4
faktor pembatas ketinggian/elevasi) seperti
S3s 3.378,5 1,5
tercantum pada Tabel di atas. Luas lahan yang
S3sc 8.241,5 3,6
berpotensi untuk budidaya kopi Robusta di
S3t 27.702,2 12,0
Kabupaten Manggarai Timur sebagian besar
termasuk ke dalam kelas lahan S2t, yaitu lahan S3tc 1.499,0 0,6
dengan faktor pembatas ketinggian antara 100—300 S3ts 4.100,3 1,8
dan 500—600 m dpl. Lahan yang termasuk dalam S3tsc 14,9 0,0
kategori sangat cocok ditanami kopi Robusta Ns 8.106,1 3,5
tanpa faktor pembatas (S1) hanya sebagian kecil Nt 121.288,9 52,4
yaitu sebanyak 5,2% dari total areal. Kelas lahan Ntc 9.137,3 3,9
S1 tersebar di bagian utara dan selatan wilayah Ntcs 2.269,9 1,0
Kabupaten Manggarai Timur. Di bagian utara, Nts 4.615,8 2,0
lahan S1 membentang mulai dari wilayah barat Jumlah 231.565,0 100,0
sekitar Desa Nampartabang sampai di wilayah Keterangan: t (elevasi), c (curah hujan) dan s (lereng).
timur yaitu Desa Gololijun. Di bagian selatan
Kabupaten Manggarai Timur, kelas lahan S1

28 | 2 | Juni 2016

9 << PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA


Warta
Kesesuaian Lahan untuk Penutup
Pengembangan Kakao Kabupaten Manggarai Timur mempunyai
Kesesuaian lahan untuk tanaman kakao di potensi lahan untuk pengembangan kopi Robusta
Kabupaten Manggarai Timur sebagian besar seluas 12.027,5 ha; kopi Arabika seluas 941,8 ha;
termasuk dalam kategori Nt (tidak sesuai karena dan kakao seluas 21.329,6 ha. Data DEM SRTM
faktor pembatas ketinggian). Luas lahan dengan dapat digunakan untuk menduga kesesuaian
kelas Nt untuk tanaman kakao sebesar 41,1% dari lahan kopi dan kakao suatu wilayah, namun untuk
total areal. Berdasarkan kriteria teknis, tanaman meminimalisir kesalahan akibat kesalahan satelit
kakao lindak tidak direkomendasikan untuk dan gangguan atmosfir pada saat perekaman
ditanam di atas ketinggian 600 m dpl. Potensi data, maka diperlukan koreksi radiometrik
pengembangan kakao di Kabupaten Manggarai terhadap citra DEM SRTM.
Timur berdasarkan hasil analisis kajian ini terdapat
areal seluas 21.329,6 ha yang termasuk dalam Sumber Pustaka
kategori S1 (sangat sesuai). Secara rinci
Kustiyo; Y. Manalu; S.H. Pramono & Analisis Ketelitian
kesesuaian lahan untuk tanaman kakao disajikan Ketinggian Data SRTM. Pertemuan Ilmiah
seperti pada Tabel. Kelas lahan S1 tersebar di Tahunan Mapin XIV. 14—15 September 2005.
wilayah selatan dan utara. Di bagian selatan Surabaya.
membentang mulai dari Desa Beangencung, Manalu, Y.; Kustiyo; IM. Parsa & Surlan. Pembuatan
Kontur dari Data DEM SRTM untuk Inventarisasi
Nanggalabang, Golokantar, Tanah rata sampai Sumber Daya Alam. Pertemuan Ilmiah Tahunan
di sekitar Desa Tamo. Di sebelah utara, kelas Mapin XIV. 14—15 September 2005. Surabaya.
lahan S1 membentang mulai dari Desa Liangderuk, Mubekti; A. Rahmadi & S. Ritung. Teknologi Remote
Golomangung, Lencur, Nangabaras, Nangambaling Sensing dan GIS untuk Zonasi Komoditas dan
Ketersediaan Sumber Daya Lahan. Jurnal Sains
sampai Desa Gololebo. dan Teknologi Indonesia. 8. 124—132.
**0**
Kesesuaian lahan kakao di Kabupaten
Manggarai Timur
Kelas lahan Luas (ha) % Terhadap luas
S1 21.329,6 9,2
S2c 7.625,9 3,3
S2s 3.761,3 1,6
S2sc 2.150,8 0,9
S2t 8.592,1 3,7
S2tc 5.839,4 2,5
S2ts 4.159,6 1,8
S2tsc 1.784,5 0,8
S3c 6.213,8 2,7
S3s 18.930,0 8,2
S3sc 1.784,9 0,8
S3t 22.800,4 9,8
S3tc 2.572,6 1,1
S3ts 4.789,0 2,1
S3tsc 119,2 0,1
Nc 9.161,8 4,0
Ns 3.787,6 1,6
Nsc 2.242,2 1,0
Nt 95.131,2 41,1
Nts 8.789,1 3,8
Jumlah 231.565,0 100,0
Keterangan: t (elevasi), c (curah hujan) dan s (lereng).

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 10
Budidaya Kopi Robusta di Kecamatan
Semendo, Kabupaten Muara Enim,
Sumatera Selatan
Fitria Yuliasmara1) dan Novie Pranata Erdiansyah1)
1)
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Areal tanaman kopi di Kabupaten Muara Enim menurut BPS tahun 2011
seluas 23.400 ha. Kopi Robusta merupakan salah satu komoditas unggulan
yang mempunyai peranan cukup penting dalam pembangunan perekonomian
di Kabupaten Muara Enim. Selain menjadi sumber penghasilan masyarakat,
kopi Robusta juga merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang cukup potensial. Kabupaten Muara Enim merupakan pusat produksi
kopi Robusta di Provinsi Sumatera Selatan. Peluang pasar kopi yang masih
terbuka serta luasnya ketersediaan lahan merupakan potensi yang patut
dipertimbangkan dalam upaya pengembangan kopi di Kabupaten Muara Enim.

P roses budidaya kopi mulai dari


pembibitan sampai dengan panen
telah diamati oleh tim peneliti
agronomi Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia mulai tahun 2013 sampai dengan
tahun 2015. Berdasarkan hasil pengamatan di
lapangan, petani di Kabupaten Muara Enim
besar merupakan kopi Robusta lokal yang berasal
dari biji kopi dari tanaman lokal yang berbuah
lebat. Kopi Robusta merupakan jenis kopi yang
bersifat serbuk silang, sehingga biji yang ditanam
akan menghasilkan individu tanaman yang
beragam akibat adanya segregasi pada saat
penyerbukan tanaman.
melakukan usaha budidaya kopi berdasarkan Petani di Kabupaten Muara Enim telah
kebiasaan yang telah dilakukan secara turun melakukan penyambungan kopi Robusta, yang
menurun. Budidaya kopi Robusta dilakukan cukup dalam istilah lokal disebut dengan “stek”.
baik dengan mengandalkan budaya yang Pelaksanaan stek umumnya dilakukan dengan
berkembang pada masyarakat setempat. menggunakan klon-klon unggul yang berasal
dari petani di Lampung, seperti klon Tugusari,
Bahan Tanam Sidodadi, BP 939, BP 936 serta klon “Bengkok”
yang berasal dari Bengkulu. Penggunaan klon-
Bahan tanaman merupakan salah satu faktor klon ung g ul terseb ut secara nyata telah
penting yang sangat menentukan keberhasilan meningkatkan produktivitas tanaman kopi petani,
usaha tani kopi. Bahan tanam kopi yang sehingga kegiatan stek mulai ditiru oleh petani
digunakan di Kabupaten Muara Enim sebagian lain di daerah tersebut.

28 | 2 | Juni 2016

11 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
Keragaan tanaman kopi Robusta TBM 2 di Kecamatan Semendo

Pembibitan Pola Tanam dan Penaung


Pembibitan kopi di Kabupaten Muara Enim Pertanaman kopi di Muara Enim dikelola
dilakukan dengan sangat sederhana yaitu dengan secara High Density Planting (HDP) yaitu
membuat persemaian dengan membersihkan pertanaman dengan populasi yang tinggi
lahan dari rumput, penggemburan tanah, menggunakan jarak tanam 1,62,5 m, sehingga
pemberian pembatas menggunakan kayu atau populasi tanaman mencapai 3.0004.000
bambu untuk menghindari perusakan oleh hewan tanaman/ha. Penanaman umumnya dilakukan
ternak dan babi liar serta tanpa penggunaan pada lahan miring dengan menggunakan sistem
tanaman penaung. Setelah bibit berumur tiga kontur (sabuk gunung). Penggunaaan sistem HDP
bulan, bibit dipindahkan ke polibag atau langsung yang disertai dengan perawatan yang baik
ditanam di lapangan. menghasilkan produktivitas tanaman yang sangat
tinggi. Namun, jika perawatan yang dilakukan tidak
sesuai dengan standar baku teknis maka yang
terjadi adalah kompetisi antar tanaman kopi dalam
memperebutkan air, nutrisi maupun sinar
matahari sehingga pertumbuhan dan produktivitas
tanaman kurang maksimal.
Daerah sentra penghasil kopi Robusta di
Muara Enim yang tersebar di empat Kecamatan,
yaitu Tanjung Agung, Semendo Darat Laut,
Semendo Darat Tengah dan Semendo Darat Ulu
memiliki topografi pegunungan dengan kelerengan
sedang hingga curam. Meskipun demikian,
sebagian besar petani kopi di wilayah kecamatan
tersebut umumnya belum menggunakan sistem
Pembibitan kopi di Kecamatan Semendo, teras massal (teras bangku) untuk pertanaman
Kabupaten Muara Enim kopinya, sebagian besar menggunakan sistem

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 12
Kebun kopi dengan jarak tanam sangat rapat

Pola tanam kopi tanpa penaung dan teras

Pola tanam kopi tanpa penaung

28 | 2 | Juni 2016

13 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
teras individu atau tidak menggunakan teras sama 1. Pangkasan batang ganda
sekali. Kebiasaan ini sangat menyulitkan dalam
melakukan pemeliharaan kebun juga berbahaya Tanaman kopi dibiarkan tumbuh dengan
bagi pekebun mengingat topografi lereng yang batang tunggal sampai tanaman berumur sekitar
cukup curam. Dari aspek lingkungan, ketiadaan tiga tahun. Selanjutnya, dilakukan toping pada
teras akan mengakibatkan laju erosi tanah ketinggian 150170 cm yang bertujuan untuk
terutama top soil berlangsung lebih cepat sehingga memb atasi keting gian tanaman. Perlakuan
degradasi lahan berlangsung lebih cepat. top ing akan mem atahkan dom inasi ap ikal
Secara umum, pertanaman kopi di Kabupaten sehingga menghambat pertumbuhan vegetatif
Muara Enim tidak menggunakan tanaman tanaman. Terhambatnya pertumbuhan vegetatif
penaung. Proses fisiologis tanaman kopi yang tanaman menyebabkan tanaman memasuki fase
ditanam tanpa naungan akan berjalan lebih cepat generatif, sehingga pada tahun keempat terjadi
sehingga memungkinkan produktivitas tanaman p anen raya atau dalam bahasa setem p at
kopi dapat lebih tinggi. Akan tetapi, tanaman kopi disebut “Panen Agung”. Cabang yang berbuah
yang ditanam tanpa penaung akan memiliki risiko pada saat panen agung merupakan cabang B1
lebih tinggi dibandingkan menggunakan penaung. yaitu cabang yang berbuah satu kali sehingga
Risiko tersebut antara lain umur produktif kopi lebih jumlah dompol dalam satu cabang sekitar 1218
pendek, dibutuhkan perawatan ekstra seperti dan jumlah buah dalam satu dompol rata-rata
pemupukan dan penyiraman intensif. lebih dari 15 buah.
Pada umur lima tahun terjadi panen agung
Sistem Pangkasan kedua dengan produktivitas lebih rendah dari
tahun sebelumya. Hal tersebut disebabkan
Pangkasan pada tanaman kopi merupakan cab ang yang b erb uah p ada tahun kelim a
salah satu penentu produktivitas tanaman. Sistem m erupakan cab ang B2 yaitu cab ang yang
pangkasan yang tepat akan menghasilkan p ernah b erbuah dua kali sehingg a jum lah
tanaman kopi yang memiliki produktivitas tinggi, dompol dalam satu cabang dan jumlah buah
stabil dan mudah dalam perawatan. Pada zaman dalam satu dompol lebih sedikit dari tahun
dahulu, tanaman kopi dibiarkan tumbuh secara
sebelumnya. Setelah panen ag ung kedua,
alami hingga mencapai ketinggian lebih dari lima
produktivitas kopi menurun sehingga petani
meter, sehingga pemanenan dilakukan dengan
memelihara 24 tunas air atau “trubusan” yang
cara memanjat pohon atau menggunakan tangga.
diproyeksikan sebagai batang baru meng-
Pangkasan kopi dilakukan oleh pekebun dengan
gantikan batang lama yang sudah tua dan
tujuan membatasi ketinggian tanaman kopi
menurun produktivitasnya.
sehingga pemanenan tidak terlalu sulit dilakukan.
Metode pangkasan sederhana dilakukan dengan Terdapat dua variasi sistem batang ganda
melakukan pemenggalan batang utama “toping” yang dilakukan yaitu: a) batang yang tumbuh
pada ketinggian tertentu. Metode ini memudahkan dari tunas air dibiarkan tinggi sampai ketinggian
petani untuk melakukan pengelolaan pada 34 meter. Setelah batang sangat tinggi dan
tanaman kopi. Kerusakan toping, tanaman kopi produktivitas sudah mulai sangat sedikit,
menjadi lebih pendek sehingga jumlah populasi dilakukan peremajaan batang baru dari tunas
per hektar dapat meningkat dan produktivitas air di pangkal batang. Panen dilakukan dengan
dalam satuan luas juga meningkat. Di sisi lain, cara merundukkan batang kopi dan b) batang
jumlah tenaga kerja yang digunakan akan ganda dengan kombinasi toping dengan melaku-
berkurang sehingga keuntungan petani dapat kan toping tanaman pada ketinggian 150170
meningkat. Secara umum terdapat tiga tipe cm terhadap batang tersebut sehingga tanaman
pangkasan kopi di Muara Enim yaitu: kopi menjadi lebih pendek.

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 14
Pembungaan dan pembuahan kopi saat panen agung pertama

Pembuahan panen agung kedua

28 | 2 | Juni 2016

15 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
Kopi tua dengan produktivitas menurun (kiri); mengganti dengan tunas baru (kanan)

Tanaman kopi dibiarkan tumbuh tinggi (kiri); batang ganda kopi dengan Topping (kanan)

2. Pangkasan Batang Tunggal Sistem tahun berikutnya. Letak cabang yang memutar
“Payung” yang hanya berada di ujung atas batang tanaman
Tahap awal pertumbuhan sama seperti pada kopi dan berada dalam posisi melingkar
sistem batang ganda yaitu dilakukan toping pada menyebabkan bentuk tanaman kopi tersebut
ketinggian 150170 cm. Pada saat tanaman menyerupai payung sehingga disebut “pangkasan
berumur empat dan lima tahun tanaman kopi sistem payung”.
mengalami panen agung. Setelah panen agung Namun, kemampuan dan pengetahuan
kedua, pekebun mulai melakukan pemotongan pekebun kopi untuk melakukan manajemen
terhadap cabang buah primer yang sudah kurang cabang masih sangat beragam dan masih sangat
produktif. Selanjutnya, cabang sekunder yang terbatas sehingga produktivitas yang dihasilkan
tumbuh diseleksi dan dipelihara untuk menumbuh- tanaman kopi tetap mengalami penurunan setelah
kan cabang buah sekunder untuk pembuahan panen agung kedua.

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 16
Pangkasan tipe payung

3. Pangkasan Batang Tunggal Sistem cabang primer sebagai penghasil buah


“Tak Ent” Satu Etape menyebabkan serangan penggerek batang kopi
sangat tinggi. Beberapa literatur menyebutkan
Tahap awal pertumbuhan sama seperti pada bahwa penyebab sistem pangkasan batang
sistem batang ganda yaitu toping pada ketinggian ganda tidak digunakan di Indonesia adalah
150170 cm. Pada tanaman kopi berumur empat adanya serangan penggerek batang kopi yang
dan lima tahun, tanaman akan mengalami panen banyak menyerang pada cabang primer dan
agung. Setelah panen agung kedua pekebun sedikit pada cabang sekunder dan tersier.
melakukan penyambungan di ujung tanaman kopi
dengan menggunakan cabang buah/cabang
plagiotrop atau dikenal dengan metode tak ent
atau oleh masyarakat setempat disebut dengan
stek. Pada penyambungan tersebut petani
menggunakan entres dari cabang plagiotroph dari
klon “Bengkok” dan “Tugusari”.

Cabang primer banyak terserang hama penggerek


cabang (kiri); Cabang sekunder sedikit terserang
penggerek cabang (kanan)

Panen
Pangkasan batang tunggal dengan penaung tanaman
sengon di Desa Rekimai, Kecamatan Semendo Darat Panen menentukan kualitas mutu fisik dan
Ulu, Kabupaten Muara Enim citarasa kopi. Panen yang baik dilakukan dengan
cara petik buah merah minimal 95%. Namun,
Hama dan Penyakit umumnya petani kopi Robusta di Kecamatan
Semendo belum melakukan petik merah. Petani
Hama utama yang menyerang pertanaman melakukan petik racut untuk mempercepat proses
kopi di Kabupaten Muara Enim adalah penggerek panen dan aliran kas (cash flow).
batang. Sistem pertanaman batang ganda dengan

28 | 2 | Juni 2016

17 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
Kunjungan TIM Kementerian Hukum dan Ham dalam Assesment Indikasi Geografis
di Semendo Muara Enim dan Kelompok Tani Bukit Indah sebagai kelompok sampel

Pendampingan yang dilakukan oleh harga yang lebih menarik. Oleh karena itu
pemerintah Kabupaten Muara Enim telah diperlukan kontribusi yang lebih besar dari sektor
dihasilkan 10 kelompok tani yang memproses kopi pemerintah dan swasta untuk terus memfasilitasi
dengan metode pengolahan yang baik (petik kegiatan pembinaan petani dalam menghasilkan
merah 95%). Salah satu kelompok tani tersebut kopi yang produktif dan bermutu tinggi.
adalah Kelompok Tani Bukit Indah yang berlokasi
di Desa Pulo Panggung Kecamatan Semendo
Darat Laut, Kabupaten Muara Enim.
Ucapan Terimakasih
Pada bulan Agustus 2015 telah dilakukan Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada
asessmen dari Kementerian Hukum dan HAM Dr. Surip Mawardi dan Tim Pendampingan Kopi
untuk menilai kesiapan Kabupaten Muara Enim Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Kabupaten
untuk memperoleh sertifikat Indikasi Geografis Muara Enim tahun 2013–2015. Semoga informasi
kopi Robusta Semendo. Berdasarkan hasil ini dapat bermanfaat dan mempromosikan kopi
asesmen dari Kementrian Hukum dan HAM, 10 Robusta asal Kabupaten Muara Enim.
kelompok tani yang tergabung dalam Masyarakat
Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) kopi Sumber Pustaka
Robusta Sem endo telah menerapkan SOP
1)
Anonim (2010). Muara Enim Dalam Angka, Badan Pusat
(Standard Operational Procedure) pengolahan
Statistik, 35p.
kopi Robusta dengan baik. 2)
Erdiansyah, N.P. dan F. Yuliasmara (2016). Pengelolaan
Penaung dalam Kopi: Sejarah Botani Proses
Produksi, Pengolahan, Produk Hilir dan Sistem
Penutup Kemitraan. Gadjah Mada University Press. 890p.
3)
Hartobudoyo, S. (1975). Pangkasan Kopi. Balai
Kopi Robusta di Kabupaten Muara Enim Penelitian Perkebunan Jember, 63p.
khususnya di Kecamatan Semendo dibudidayakan 4)
Rahardjo, P. (2012). Panduan Budidaya dan Pengolahan
dengan cukup baik berdasarkan kearifan lokal Kopi Arabika dan Robusta. PT. Penebar Swadaya.
yang ada di daerah tersebut. Luasan lahan kopi Jakarta. 217p.
5)
yang cukup tinggi di Kabupaten Muara Enim, yaitu Yuliasmara, F.; Suhartono dan R. Hulupi (2016).
Pangkasan Tanaman Kopi dalam Kopi: Sejarah
23.400 ha tentunya mempunyai peranan cukup Botani Proses Produksi, Pengolahan, Produk Hilir
penting dalam pembangunan perekonomian di dan Sistem Kemitraan. Gadjah Mada University
Kabupaten Muara Enim. Press. 890p.
**0**
Proses budidaya seperti pembibitan,
penggunaan tanaman penaung, pemangkasan
dan pemanenan masih dapat dimaksimalkan
untuk mencapai produksi yang lebih tinggi dan

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 18
Pengelolaan Kakao di Kabupaten Sikka,
Nusa Tenggara Timur
Dwi Suci Rahayu1) dan Adi Prawoto1)
1)
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl.PB.Sudirman 90 Jember 68118

Nusa Tenggara Timur (NTT) termasuk salah satu dari 10 produsen kakao
terbesar di Indonesia dengan areal sekitar 48.448 ha dengan produksi sekitar
12.449 ton. Areal kakao di NTT tersebar di delapan kabupaten, dengan
areal terluas berada di Kabupaten Sikka seluas 21.631 ha disusul Kabupaten
Ende, Kabupaten Flores Timur dan yang paling sempit berada di Kabupaten
Manggarai dengan luas 1.418 ha. Di Kabupaten Sikka, kakao tersebar di 10
kecamatan dan menurut Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Sikka,
total areal tercatat 31.642 ha termasuk tanaman muda, tanaman menghasilkan
dan tanaman rusak. Areal paling luas berada di Kecamatan Kangae disusul
Mego, Nita, Bola, Paga, Hewokloang, Doreng, Waigete, Lela, dan Koting.
Secara geografis, kakao di Sikka dibagi dua wilayah yaitu Sikka timur dengan
kekhasan topografi rerata berbukit-bergunung, kelerengan terjal yaitu di
Kecamatan Hewokloang, Kangae, Waigete, Bola dan Doreng, sedangkan
Sikka barat dengan topografi cenderung datar yaitu di Kecamatan Nita, Mego,
Paga, Koting, dan Lela. Jumlah petani kakao di Kabupaten Sikka tercatat
33.278 KK dengan rerata kepemilikan kebun kakao 0,65 ha.

T opografi Sikka bagian timur berciri


khas berbukit sehingga sekitar 77%
areal kakao diusahakan di kelerengan
dengan tingkat sedang sampai
curam. Kondisi demikian perlu penanganan
khusus terutama aspek konservasi lahan. Salah
satu kearifan petani di Sikka adalah kesadaran
9% petani membuat teras-teras individu dan
sekitar 32% tidak membuat teras karena lahan
yang relatif landai. Jika dibandingkan dengan
topografi di Sikka bagian timur, kondisi topografi
di Sikka bagian barat relatif lebih datar. Dari hasil
pengamatan di lapangan 60,71% kebun kakao
termasuk landai; 21,43% kebun mempunyai tingkat
untuk membuat teras-teras pada lahan yang kelerengan antara 20–30O; dan 17,86% tingkat
kemiringannya curam. Bangunan teras khusus kelerengan >30O. Pada kebun-kebun yang agak
yang memang cukup murah dan mudah dibuat curam, petani membuat teras untuk menahan
dan sesuai untuk tanah bertekstur pasiran dan erosi dan mempermudah perawatan tanaman.
curah hujan tidak terlalu tinggi, diberi nama Sebagian besar areal penanaman kakao di
"blepeng". Bangunan "blepeng" tersebut sesungguh- Sikka bagian timur maupun barat berada di
nya adalah teras bangku. Di samping itu sekitar pekarangan di sekitar rumah dengan luas

28 | 2 | Juni 2016

19 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
kepemilikan kebun kakao sekitar 0,25–1,50 ha. yang tidak kondusif, seperti sering berlangsung
Rata-rata usia tanaman kakao lebih dari 20 tahun kemarau panjang, kesuburan tanah rendah, dan
dan pada saat itu belum mengenal bahan tanam sering bertiup angin kencang.
klonal, maka lebih dari 50% pekebun mengguna- Praktek pemangkasan kakao dalam arti
kan bahan tanam asal biji. Jarak tanam kakao membatasi tinggi kanopi, memotong ranting sakit
yang digunakan sangat bervariasi mengikuti garis dan tidak produktif, menurunkan buah busuk dan
kontur dan menyesuaikan jarak tanaman lain yang mengurangi cabang yang saling tumpang-tindih
ada di kebun. Namun, pekebun yang sudah ber- (over-lapping) jarang dilakukan. Berdasarkan hasil
pengalaman menggunakan jarak tanam 3 m x 3 m wawancara, sekitar 60% responden di Kabupaten
atau 4 m x 3 m. Sikka melakukan pemangkasan hanya 1–2 kali
Polatanam yang digunakan pekebun sudah per tahun. Terkait dengan praktek pemangkasan
tepat, hampir semua pekebun melakukan inter- kakao ini, sesungguhnya lebih dari 55% responden
cropping (tumpangsari) dan paling banyak pernah mengikuti pelatihan pemangkasan dan
menggunakan tanaman kelapa, cengkeh, dan memiliki peralatan pangkas. Namun demikian,
kemiri. Pola tanam tumpangsari bertujuan untuk pengetahuan tentang pemangkasan kakao belum
meminimumkan risiko dan memaksimumkan sepenuhnya dipraktekkan di kebun, hal ini terlihat
produktivitas lahan. Di kawasan bertipe iklim dari tingginya kanopi kakao, kanopi cenderung
kering seperti di Kabupaten Sikka, pola tanam rimbun, dan masih banyak sisa buah busuk
tumpangsari adalah yang paling tepat. Tanaman tertinggal di pohon yang akan menjadi sumber
intercrop yang digunakan berfungsi sebagai penyakit busuk buah ketika musim hujan tiba.
tanaman penaung dan cukup produktif.
Perawatan tanaman berupa pemupukan
Pola tanam tumpangsari pada kakao jarang sekali dilakukan oleh pekebun, adapun
dimungkinkan, asalkan tata tanam dilakukan petani yang melakukan pemupukan umumnya
dengan benar. Tata tanam tanaman intercrop menggunakan pupuk bantuan pemerintah melalui
yang terlalu rapat menyebabkan tingkat penaungan program GERNAS kakao. Sebagian pekebun
terlalu berat, sebaliknya bilamana tata tanam sebenarnya menyadari bahwa pemupukan dapat
terlalu jarang menyebabkan tingkat penaungan meningkatkan produksi, tetapi mereka tidak
kurang. Tanaman kakao menghendaki tingkat melakukannya karena sumber dana yang terbatas
penyinaran matahari sekitar 80% terhadap dan harga pupuk dirasakan cukup mahal.
penyinaran langsung. Tingkat penaungan yang Disadari bahwa alasan pekebun tersebut memang
terlalu berat artinya penyinaran matahari yang
benar mengingat kondisi lahan yang kurang
sampai ke kanopi kakao kurang dari 50%
subur, kepemilikan lahan terbatas, umur kakao
menyebabkan pembungaan dan pembuahan
yang tua, bahan tanam benih asalan, dan tingkat
kakao rendah karena bantalan bunga kakao akan
penaungan yang berlebih menjadikan tanaman
aktif jikalau mendapat suhu udara yang hangat
tidak responsif terhadap pemupukan.
(>29OC). Kondisi yang cenderung “gelap” tersebut
juga memacu perkembangan penyakit karena
jamur, misalnya penyakit busuk buah. Sebaliknya, Pengendalian Hama dan
tingkat penaungan yang kurang menyebabkan Penyakit Kakao
per-tumbuhan kakao terhambat terlebih jika
tingkat kesuburan tanah rendah dan ketersediaan Hampir seluruh petani berhadapan dengan
lengas tanah terbatas. Kondisi lingkungan seperti masalah hama dan penyakit kakao, di antaranya
tersebut yang paling lazim terjadi di Kabupaten penggerek buah kakao (PBK, Conopomorpha
Sikka. Tingkat penaungan yang rendah hanya cramerella) dan penyakit busuk buah. Buah kakao
disarankan manakala kondisi lahan subur dan yang terserang PBK bergejala masak awal, yaitu
tidak bermasalah dengan ketersediaan lengas. belang kuning hijau dan jika buah digoyang tidak
Akan tetapi untuk kondisi lingkungan di Sikka, berbunyi seperti halnya buah masak normal 2).
keberadaan tanaman penaung adalah mutlak Sedangkan untuk buah kakao yang terserang
diperlukan. Tanaman penaung berfungsi sebagai penyakit busuk buah ditandai dengan adanya
penyangga (buffer) terhadap faktor lingkungan bercak coklat kehitaman, biasanya dimulai dari

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 20
pangkal, tengah atau ujung buah. Semua ukuran Teknik pengendalian PBK dengan konsep PPPS
buah dapat terserang, dari buah muda/pentil (pemangkasan, pemupukan, panen sering,
sampai tua3). Serangan hama Helopeltis spp., sanitasi) harus dikerjakan bersama-sama dalam
penyakit VSD, kanker batang dan jamur akar satu hamparan kebun. Pemanfaatan musuh alami
belum dijumpai. Gejala penyakit VSD lazimnya semut hitam dilakukan dengan menyediakan
tampak jelas di musim kemarau ketika tanaman sarang semut yang terbuat dari daun kakao dan
mengalami cekaman lengas dan kondisi dibungkus kantong plastik hitam. Setiap pohon
kesehatannya lemah. Hama PBK dihadapi oleh dipasang 1–2 sarang semut.
hampir seluruh petani kakao dengan tingkat Produktivitas kakao di Kabupaten Sikka bagian
serangan beragam. Dari buah yang dipanen rerata barat maupun timur rata-rata masih rendah dengan
menunjukkan serangan PBK berat sekitar 12–39%, sebaran tingkat produktivitas kakao mulai dari
sedang 3,57–8% dan ringan 14–18,21%; sedangkan <100 kg/ha per tahun hingga >1.200 kg/ha per tahun,
sebanyak 22,5–40% tidak terserang PBK (sehat). akan tetapi percontohan kebun kakao yang menunjuk-
Teknik pengendalian hama PBK yang sudah kan produktivitas tinggi (sekitar 950 kg/ha) sudah
diterapkan yaitu penyarungan buah kakao, ada, di mana pemeliharaan tanaman pada kebun
pemanfaatan musuh alami berupa semut hitam kakao tersebut sudah sesuai standar GAP (standar
dan aplikasi insektisida kimia. Menurut hasil budidaya tanaman yang baik). Demoplot seperti ini
pengamatan, persentase serangan dan menunjuk- perlu diperbanyak dan digunakan untuk sekolah
kan tingkat serangan PBK 0%, artinya semua buah lapang petani. Petani yang bersedia untuk mencontoh
dipanen bebas dari serangan hama PBK. teknologi yang diterapkan di petak percontohan,
Penyarungan buah merupakan metode pengendalian difasilitasi oleh pemerintah dan pelaksanaannya
PBK yang paling efektif dan dapat dilakukan petani. didampingi intensif oleh petugas terkait.

Kondisi pertanaman kakao dan pengendalian hama PBK di Sikka

28 | 2 | Juni 2016

21 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
Panen dan Pemasaran Biji Kakao dan digunakan untuk sekolah lapang petani.
Petani yang bersedia untuk mencontoh teknologi
Frekuensi panen buah kakao sebagian besar yang diterapkan di petak percontohan, difasilitasi
dilakukan dua minggu sekali (interval 14 hari), oleh pemerintah dan pelaksanaannya didampingi
dan sebagian lagi ada yang setiap tiga minggu secara intensif oleh petugas terkait.
sekali (interval 21 hari) dan 30 hari sekali (interval Pemasaran hasil biji kakao di Sikka sangat
satu bulan). Sebanyak 9% responden meng- mudah, bahkan setiap hari banyak pedagang
gunakan frekuensi selama 2–3 hari. Frekuensi pengumpul keliling desa guna mencari biji yang
panen memang tergantung tingkat pembuahan, sedang dijemur. Di Sikka terdapat satu pedagang
dalam kondisi yang normal frekuensi panen kakao besar yaitu UD. Fajar yang terdapat di Geliting
setiap tujuh hari saat puncak panen dan 14 hari Maumere serta perusahaan besar PT. Mayora
saat pembuahan kecil. Comextra. Kondisi ini sangat menguntungkan bagi
Produktivitas kakao di Kabupaten Sikka Barat pekebun karena rantai pasar menjadi sangat
maupun Timur rata-rata masih rendah dengan pendek. Ada tiga model pemasaran hasil, yaitu
tingkat produktivitas berkisar mulai dari <100 kg/ melalui pedagang pengumpul, melalui unit
ha per tahun hingga >1.200 kg/ha per tahun, akan pengolahan hasil (UPH) dan langsung ke
tetapi pada kebun contoh menunjukkan produktivitas pedagang besar. Sebagian besar pekebun
hasil yang tinggi (sekitar 950 kg/ha) sebab sudah menempuh jalur pasar pertama, yakni melalui
menerapkan standar GAP (standar budidaya pedagang pengumpul, sementara jalur ketiga
yang baik). Demoplot seperti ini perlu diperbanyak hanya dilakukan oleh 18% responden yang

Petani Petani Petani

Pedagang
Pengumpul UPH UD Fajar
- Geliting

UD Fajar
- Geliting PT Mayora
Comextra
Pabrikan/
Eksportir

Jalur pasar biji kakao di Kabupaten Sikka

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 22
memiliki produk biji kakao relatif banyak. Pekebun kepada petani yang mempunyai motivasi dan
lebih banyak yang menjual biji kakaonya ke UD. memiliki kebun yang memenuhi persyaratan
Fajar karena semua kualitas biji kakao dibedakan teknis. Pihak pemerintah seperti Disbun diharapkan
dan pembayaran secara tunai. Sementara itu melakukan koordinasi yang intensif dengan BPTP
jalur pasar kedua jarang dilakukan oleh pekebun (Litbang) dan LSM yang ada di Sikka untuk
karena kuantum minimum harus sebanyak 30 kg melakukan bimbingan teknis. Diperlukan penguatan
dan biji-biji yang diterima harus memenuhi kelembagaan petani sehingga kegiatan pengolahan
standar kualitas mutu yang baik. dan pemasaran biji kakao dapat dilakukan secara
berkelompok melalui UPH.

Penutup
Sumber Pustaka
Pengembangan budidaya kakao di Kabupaten 1)
Dishutbun (2014). Kajian pengelolaan potensi perkebunan
Sikka masih terganjal adanya beberapa hambatan komoditas kakao di Kabupaten Sikka. Dinas
seperti sistem budidaya yang masih tradisional, Kehutanan dan Perkebunan. Sikka.
2)
iklim kering (musim kemarau yang panjang). Untuk Sukamto, S. (1999). Pengendalian penyakit busuk buah
merubah pola budidaya memang tidak mudah, pada tanaman kakao: Panduan Pelatihan:
Pengenalan dan Pengendalian Hama dan
karena harus merubah adat kebiasaan yang Penyakit Tanaman Kakao. Pusat penelitian Kopi
mungkin sudah menjadi tradisi turun temurun. dan Kakao Indonesia, Jember.
Rekomendasi yang disarankan di sektor hulu dan 3)
Sulistyowati, E.; S. Wiryadiputra; F. Yuliasmara & D.S. Rahayu
kelembagaan hendaknya lebih berfokus pada (2012). Pengendalian penggerek buah kakao yang
ramah lingkungan. Prosiding Simposium Kakao
program bottom up yaitu disesuaikan dengan 2012, 7–9 Nopember 2012. Padang.
keinginan dan kebutuhan petani. Apabila terdapat
**0**
program top down sebaiknya lebih ditujukan

28 | 2 | Juni 2016

23 << PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA


Warta
Mewaspadai Hama Minor pada Kakao:
Zeuzera coffeae Nietner
Febrilia Nur ’Aini1) & Endang Sulistyowati1)
1)
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Zeuzera coffeae (red borer) merupakan spesies hama penggerek batang


yang menyerang tanaman kakao di Indonesia. Hama ini menggerek ranting
maupun batang. Pada kakao, Z. coffeae dianggap sebagai hama minor tetapi
berpotensi menjadi hama mayor jika tidak dilakukan pengendalian secara tepat.
Hama minor atau disebut juga sebagai occasional pests (hama yang sewaktu
– waktu menyerang) merupakan hama yang pada keadaan normal akan
menyebabkan kerusakan yang kurang berarti, tetapi dengan adanya perubahan
ekosistem dapat meningkatkan populasinya sehingga intensitas serangan
menjadi tinggi. Pada kondisi tersebut, hama minor dapat berubah statusnya
menjadi hama utama (mayor).

H ama minor merupakan jenis hama


yang relatif kurang penting karena
kerusakan yang diakibatkan masih
dapat ditoleransi baik oleh tanaman
maupun oleh pekebun. Hama penggerek batang
(Z. coffeae) merupakan jenis hama minor pada
kakao karena tingkat serangannya masih dapat
ditoleransi. Populasi hama minor terkadang dapat
meningkat melebihi ambang batas toleransi
tanaman karena adanya gangguan proses
pengendalian alami, keadaan iklim yang tidak
menentu ataupun karena kesalahan pengelolaan
manusia1). Hama minor seringkali peka terhadap
Larva Z. coffeae
perlakuan pengendalian yang ditujukan pada hama
utama, sehingga populasinya tetap perlu diawasi
agar tidak menimbulkan letusan hama kedua.
Gejala Serangan
Zeuzera coffeae biasanya berkembang pada Zeuzera coffeae menyerang ranting dan
awal musim kemarau. Pada kondisi kebun yang batang tanaman kakao mulai dari tanaman muda
terawat dengan baik sesuai GAP, serangan hama sampai dengan tanaman dewasa. Gejala
ini relatif masih dapat ditoleransi. Tetapi, bila serangan hama penggerek batang pada tanaman
serangan yang muncul tidak dibarengi dengan muda adalah terdapatnya lubang bekas gerekan
tindakan pengendalian, maka serangan hama pada batang utama dan daun kakao menjadi layu
dapat menimbulkan kerugian yang besar apalagi kemudian mengering. Pada lubang gerek yang
jika hama ini menyerang tanaman muda. masih aktif akan ditemui larva Z. coffeae.

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 24
Tanaman kakao muda yang terserang hama Z. coffeae

Lubang gerekan hama Z. coffeae pada batang kakao

28 | 2 | Juni 2016

25 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
Serangan pada tanaman muda menimbulkan Proses pelepasan telur biasanya terjadi
kerugian yang besar karena hama langsung secara dengan kemampuan bertelur ngengat
menggerek pada batang utama dan menyebabkan betina mencapai 348–966 butir. Telur Z. coffeae
kematian tanaman. berbentuk oval, berwarna kuning kemerahan dan
Pada tanaman dewasa, Z. coffeae menyerang biasanya terletak pada celah kulit kayu. Telur
kakao dengan cara menggerek bagian ranting dan akan berubah menjadi kuning kehitaman saat
batang kakao. Gejala serangan yang nampak menjelang menetas.
pada permukaan batang/ranting adalah adanya Larva berwarna merah kecoklatan, sering
lubang gerek. Lubang gerekan berukuran panjang dengan beberapa cincin berwarna kekuningan
40–50 cm dengan diameter 1–1,5 cm. Apabila larva dengan panjang sekitar 3–5 cm, stadium larva
masih aktif di dalam, maka akan terlihat adanya berkisar antara 81–151 hari. Larva menggerek
serpihan jaringan sisa gerekan berbentuk bulatan- ranting dan batang-batang berkayu pada
bulatan kecil berdiameter 1–2 mm dengan warna tanaman kakao sehingga membentuk terowongan
kecoklatan yang terkumpul pada permukaan di dalam ranting yang menyebabkan ranting mati.
batang yang digerek. Larva yang telah membuat Ukuran lubang masuk sama dengan lebar
lubang akan terus menggerek sampai ke bagian terowongan yang digerek. Larva dapat meninggal-
xylem dan terus bergerak ke arah vertikal. Jika kan terowongan dan melakukan penetrasi di
lubang gerekan dibuka dan dibelah secara tempat lain, biasanya pada ranting yang lokasinya
membujur, maka akan ditemui larva Z. coffeae yang lebih rendah.
berwarna kemerahan.

Alur bekas gerekan larva Z. coffeae Larva Z. coffeae berwarna merah cerah dengan
beberapa bagian berwarna kuning

Biologi Hama Pembentukan pupa terjadi di dalam liang


Hama penggerek batang kakao dikenal gerekan. Pada bagian tubuh arah kepala, pupa
dengan nama Zeuzera coffeae Nietner. Selain berwarna coklat tua, sedangkan pada bagian ekor
nama yang sudah dikenal tersebut, hama ini dan perut berwarna coklat muda 4) . Ngengat
memiliki nama sinonim Z. oblita (Swinhoe, 1890), dewasa bersifat nocturnal, berwarna putih dengan
Z. coffeae virens (Toxopeus, 1948), Z. coffeae bintik-bintik berwarna merah, berukuran sedang
angulata (Arora, 1976) dan Polyphagozerra dengan hamparan sayap sepanjang 28–40 mm.
coffeae (Nietner, 1861). Klasifikasi taksonomi: Ukuran ngengat jantan lebih kecil daripada betina.
Kingdom Animalia
Sayap panjang dan sempit dengan bintik-bintik
Phylum Arthropoda berwarna merah kehitaman, perut panjang dengan
Class Insecta posterior meruncing, tidak memiliki proboscis.
Order Lepidoptera
Family Cossidae
Genus Zeuzera
Zeuzera coffeae Nietner, 1861

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 26
Ngengat dewasa Z. coffeae betina (kiri), jantan (kanan) (Rob de Vos, 2016)

(21–30 hari)

Siklus hidup
3–4 bulan

(10–11 hari)
(81–151 hari)

Siklus hidup Zeuzera coffeae

28 | 2 | Juni 2016

27 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
Distribusi Hama Pengendalian
Serangan Z. coffeae tersebar mulai dari Monitoring populasi Z. coffeae mutlak
Indonesia, India, Taiwan hingga Papua Nugini. diperlukan untuk mengetahui intensitas serangan
Z. coffeae memiliki kisaran tanaman inang yang hama terhadap tanaman kakao sehingga tindakan
cukup luas. Selain kakao, hama ini juga diketahui pengendalian yang dilakukan dapat tepat sasaran.
menyerang beberapa tanaman lain seperti kopi, Pengamatan terhadap intensitas serangan hama
teh, kina, beberapa tanaman b uah-buahan dapat dilakukan dengan melakukan pengambilan
dan juga tanaman hias. Pada perkebunan kakao sampel sebanyak 10% dari populasi tanaman di
rakyat, sebagian besar tanaman kakao lapangan. Ambang ekonomi hama Z. coffeae
ditumpangsarikan dengan tanaman buah-buahan adalah sebanyak 5% pohon contoh terserang
seperti durian, rambutan yang juga merupakan (adanya lubang gerek aktif) 3).
inang hama Z. coffeae, sehingga kebun kakao Pengendalian hama dilakukan secara
yang menggunakan tanaman penaung dari famili mekanis dengan cara memotong ranting terserang
tersebut perlu lebih waspada. sepanjang 10 cm di bawah lubang gerekan
kemudian dikumpulkan dan dibakar di luar kebun.
Daftar tanaman inang hama penggerek
Sedangkan serangan pada batang/ranting utama
batang Z. coffeae1)
dapat dikendalikan dengan cara menginjeksikan
Famili Genus
larutan insektisida racun napas ke dalam lubang
Casuarinaceae Casuarina (Cemara-cemaraan) gerekan. Penggunaan insektisida berbahan aktif
Euphorbiaceae Erythroxylum (Koka) klorpirifos 0,2%3), diklorvos 0,25%2) dan karbaril
Salicaceae Dovyalis (Koshum), Hydnocarpus 0,25%6) diketahui efektif mengendalikan hama
(Luteng) Z. coffeae dengan tingkat keefektifan sampai
Lauraceae Anona (Buah Nona), Cinnamomum dengan 90%2).
(Kayu manis), Persea (Alpukat),
Phoebe (Medang-medangan)
Berdasarkan pengalaman beberapa pekebun
di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta,
Leguminosae Amherstia (Cekekeran), Cassia
(Trengguli), Pericopsis (Kayu kuku) pengendalian dengan cara melakukan “pemantekan”
Malvaceae Gossypium (Kapas), Hibiscus pada lubang gerek aktif cukup efektif mengendalikan
(Kembang sepatu) populasi hama dengan tingkat mortalitas larva
Meliaceae Cedrela (Suren), Chukrasia (Mahoni 100%. Pemantekan dilakukan dengan cara
Asia), Melia (Mindi), Swietenia menginjeksikan larutan insektisida pada lubang
(Mahoni Amerika) gerekan kemudian lubang gerekan tersebut
Myrtaceae Psidium (Jambu-jambuan) disumbat dengan cara menancapkan bilah kayu
Proteaceae Grevillea (Salamandar) atau bambu berukuran kecil sampai sedang di
Rosaceae Crataegus, Eriobotrya pangkal lubang gerekan hingga masuk ke dalam
Rubiaceae Coffea (Kopi-kopian) lubang gerekan.
Rutaceae Citrus (Jeruk)
Santalaceae Santalum (Cendana)
Sapindaceae Filicium (Kerai payung), Nephelium
(Rambutan), Schleichera (Kesambi)
Solanaceae Cestrum (Arum dalu)
Taxodiaceae Cryptomeria (Cedar)
Theaceae Camellia (Teh)
Verbenaceae Clerodendrum (Senggugu), Lantana
(Tembelekan), Tectona (Jati), Vitex
(Legundi)
Ranting-ranting kakao yang terserang Z. coffeae
dipotong dan dikumpulkan menjadi satu untuk
kemudian dimusnahkan (kiri); Pemantekan batang
yang terserang hama Z. coffeae (kanan)

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 28
Larva Z. coffeae juga dapat dikendalikan efektif baik secara mekanis, kimia maupun
dengan menggunakan musuh alami. Musuh alami menggunakan agensia hayati perlu tetap
larva termasuk burung pelatuk, braconid (Bracon dilakukan agar serangan hama tetap terkendali.
zeuzerae), beberapa tachinids (Isosturmia
chatterjeeana) dan Carcelia kockiana. Jamur Sumber Pustaka
agensia hayati Beauveria bassiana juga diketahui
1)
Arora, G.S. (1976). A taxonomic revision of the Indian
efektif mengendalikan hama ini. Teknik aplikasi
species of the family Cossidae (Lepidoptera). Records
menggunakan spora jamur B. bassiana dilakukan of the Zoological Survey India, 69, 1-160.
dengan cara memasukkan suspensi spora jamur 2)
Feng, R.Y.; L.Z. Guo; E.Y. Liang & H.Y. Guan (2000).
ke dalam lubang gerek aktif menggunakan alat Bionomics of Zeuzera coffeae and Its Control.
hand sprayer. Plant Protection, 26, 12–14.
3)
Khoo, K.C.; P.A.C. Ooi & C.T. Ho (1991). Crop pest and
their management in Malaysia. Tropical Press,
Kuala Lumpur. 242p.
Penutup 4)
Sulistyowati, E. (2015). Hama Utama Tanaman Kakao
Hama penggerek cabang Zeuzera coffeae dan Pengendaliannya. p. 307–334. In: T. Wahyudi,
Pujiyanto & Misnawi (Eds.). Kakao: Sejarah, Botani,
tergolong dalam hama minor pada kakao. Status Proses Produksi, Pengolahan, dan Perdagangan.
sebagai hama minor diharapkan tidak mengurangi Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
kewaspadaan pekebun terhadap serangan hama 5)
Untung, K. (2006). Pengantar Pengelolaan Hama
ini. Hama minor pada satu lokasi dapat berubah Terpadu. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta:
330p.
status menjadi hama mayor jika monitoring dan 6)
Vos, R. (2016). The goat moths (Lepidoptera: Cossidae)
pengendalian hama secara terpadu tidak of Papua Indonesia. http://www.papua-insects.nl.
dilakukan dengan tepat. Pengendalian yang
**0**

28 | 2 | Juni 2016

29 << PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA


Warta
Ragam Pengolahan Cokelat
di Negara Belgia
Hendy Firmanto1)
1)
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB Sudirman 90 Jember 68118

Belgia merupakan salah satu negara yang memiliki industri pengolahan


produk cokelat berskala besar dengan tingkat konsumsi cokelat terbesar kelima
di kawasan Eropa yakni sebesar 8,3 kg/orang/ tahun pada tahun 2012.
Pengembangan industri pengolahan cokelat di Belgia ternyata didukung oleh
aktivitas kegiatan penelitian di beberapa universitas yang fokus pada
pengembangan produk cokelat, di antaranya adalah Universitas Ghent yang
berada di wilayah bagian Barat. Produsen cokelat ternama dunia juga ada di
Belgia seperti Barry Callebaut yang produknya sudah merambah di berbagai
belahan dunia. Berbagai produk cokelat berkualitas tinggi dapat dengan mudah
ditemukan di Belgia seperti merek Leonidas, Godiva, Valrhona, Neuhaus,
The Chocolate Line dan Pierre Marcolini. Ciri khas cokelat Belgia adalah cokelat
dengan aneka ragam isi atau dikenal dengan cokelat praline.

N egara pengimpor biji kakao hingga


tahun 2014 masih didominasi oleh
negara-negara di kawasan Eropa
dan Amerika Utara. Negara
pengimpor biji kakao terbesar dari kawasan Eropa
antara lain Jerman, Belanda, Perancis, Inggris,
Belgia, Kanada dan Italia, sedangkan di luar Eropa
diimpor dari negara-negara Afrika seperti Pantai
Gading (Côte d’Ivoire), Ghana, Kamerun, Nigeria
dan negara-negara Amerika latin seperti Brazil,
Ekuador, Meksiko dan Peru. Biji kakao asal
indonesia belum banyak digunakan oleh produsen
besar seperti Barry Callebaut namun produk
cokelat ‘Java’ dalam bentuk praline dapat ditemui
Amerika, Rusia dan Malaysia. Belgia merupakan pada produk dari The Chocolate Line.
salah satu negara Eropa yang menghasilkan
produk olahan cokelat yang terkenal dan
Sarana Pelatihan Pengolahan
produksinya mudah ditemukan di pasaran dunia.
Produk cokelat Belgia sebagian besar merupakan
Cokelat
produk olahan (artisanal) dan sebagian lain Belgia merupakan negara dengan tingkat
berupa produk cokelat origin dengan citarasa konsumsi cokelat yang tinggi hingga mencapai
khas sesuai daerah asal biji kakao. Produk 8,3 kg/orang/tahun sehingga industri pengolahan
cokelat olahan (artisanal) merupakan produk cokelat sangat berkembang pesat yang memberi
cokelat yang dapat dibuat dengan penambahan kontribusi besar dalam sektor industri dan
bahan lain di luar komponen gula dan susu menjadikan Belgia identik dengan industri cokelat.
dengan kualitas tertentu. Bahan baku biji kakao Penelitian dan pengembangan pengolahan
yang digunakan merupakan biji kakao bulk yang cokelat dimotori oleh beberapa universitas ternama

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 30
di Belgia di antaranya adalah Universitas Ghent Perbandingan tingkat konsumsi cokelat
yang memiliki sarana laboratorium pengolahan per kapita di beberapa Negara Eropa
cokelat yakni CACAOLAB dibawah pengelolaan Negara Tingkat konsumsi (kg/orang/tahun)
Fakultas Teknik Biosains (Faculteit Bio-ingenieur-
Swiss 11,9
swetenschappen). CACAOLAB tersebut baru
Irlandia 9,9
didirikan tahun 2013 namun telah menjadi sarana
Inggris Raya 9,5
pelatihan yang cukup baik di Belgia. Di antara
Austria 8,8
agenda tahunan CACAOLAB adalah melakukan
pelatihan pengolahan cokelat yang diikuti oleh Belgia 8,3
negara-negara penghasil kakao di dunia untuk Jerman 8,2
belajar mengenai proses pengolahan cokelat. Norwegia 8,0
Acara pelatihan tersebut dikemas dalam bentuk Denmark 7,5
workshop (KOI) yang disponsori oleh suatu bagian Kanada 6,4
organisasi Flanderen yakni Flemish Interuniversity Perancis 6,3
Council (VLIR-UOS). Peserta workshop umumnya Sumber: Leatherhead Food Research, 2012.
berasal dari negara-negara di kawasan Afrika,
Kota Ghent juga memiliki fasilitas sekolah
Amerika Latin dan Asia. Sasaran utama workshop
pelatihan yang ditujukan bagi pelaku usaha cokelat
tersebut agar terjadi saling tukar informasi dan
yang ingin mempelajari proses pembuatan
pengalaman (sharing knowledge) antarpeserta
makanan dan minuman cokelat (patisserie) melalui
yang merupakan perwakilan negara-negara produsen
Hotelschool Gent. Di antara materi pelatihan yang
kakao dan negara-negara industri pengolahan
kakao. Pada tahun 2015 kegiatan KOI diikuti oleh ditawarkan adalah pembuatan praline cokelat,
24 peserta yang berasal dari Pantai Gading (Côte truffle dan chocolate cake dengan tenaga pengajar
d’Ivoire), Ghana, Nigeria, Kamerun, Uganda, Brazil, yang merupakan ahli yang berpengalaman di
Guatemala, Peru, Colombia, Meksiko, Indonesia, bidangnya berasal dari berbagai produsen cokelat
Vietnam, Filipina, dan Taiwan. ternama di Belgia. Pusat pelatihan Hotelschool

Suasana pelatihan pengolahan cokelat di Universitas Ghent

28 | 2 | Juni 2016

31 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
Gent memiliki kelas pengajaran yang terdiri dari penambahan bahan tambahan sesuai dengan
ruang pengajaran dan kitchen class. Bahan baku kebutuhan produsen penghasil produk cokelat
cokelat blok atau cokelat pellet diperoleh dari olahan (artisanal). Neuhaus merupakan salah
produsen pabrikan seperti Barry Callebaut. satu pabrik pengolahan yang menggunakan
Bahan baku cokelat pellet juga dapat disesuaikan cokelat pellet untuk memproduksi cokelatnya.
dengan asal usul biji seperti yang diharapkan
produsen atau toko cokelat untuk mendapatkan
citarasa yang kompleks seperti kombinasi biji asal
Afrika dengan Amerika Latin, dan lain-lain.

Industri Pengolahan Cokelat


Industri pengolahan cokelat di Belgia
sebagian besar menggunakan bahan baku biji
kakao campuran (bulk) yang diimpor dari berbagai
negara di Afrika, Amerika Latin dan Asia. Salah Pabrik pengolahan cokelat Barry Callebaut di Belgia
satu pabrik pengolahan biji kakao terbesar yakni
Barry Callebaut yang terletak di kota Lebbeke-
Wieze yang mengolah biji kakao sebagian besar Cokelat Praline
berasal dari negara-negara Afrika dan Amerika Belgia merupakan salah satu negara
Latin. penghasil cokelat praline berkualitas premium.
Proses produksi cokelat pellet diawali Cokelat praline adalah cokelat yang dibuat dengan
dengan proses sterilisasi biji menggunakan uap beberapa bahan tambahan seperti mentega dan
dan udara panas bertujuan membunuh bakteri diberikan isian berupa kacang, selai atau bahan
dan memisahkan kulit biji sehingga didapatkan lain sehingga dapat disebut juga cokelat isi (filling).
produk nib sangrai. Selanjutnya, produk nib Di Negara Belgia, cokelat praline pada mulanya
sangrai dihaluskan sehingga dihasilkan pasta digunakan oleh keluarga bangsawan sebagai
kasar (cocoa mass) dan siap untuk dihaluskan hadiah istimewa bagi orang-orang yang dianggap
kembali (refining) bersama dengan bahan penting atau dihargai. Cokelat praline dibuat
tambahan termasuk gula, susu, emulsifier dan dengan terlebih dahulu membuat isian (filler) yang
flavourant. umumnya memiliki tekstur lebih lembut dan dibuat
Produk pasta kasar (cocoa mass) memiliki dari campuran cokelat dasar yang ditambah
dua saluran proses yakni pengempaan dan mentega dan bahan lain. Formula isian
penghalusan lanjut. Penghalusan lanjut dilakukan selanjutnya diisikan ke dalam cetakan (mold) yang
untuk menghasilkan produk cokelat pellet yang sebelumnya telah dilapisi dengan cokelat dasar
diawali dengan penambahan lemak yang dari dark atau white chocolate sebagai lapisan
dihasilkan dari proses pengempaan, serta luar (coater).

Pembuatan cokelat pralin

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 32
Formula filler pralin artisan Mutu Fisik Cokelat
Komposisi Berat (gram)
Analisis yang dilakukan untuk menilai
Mentega (butter) 250
m u t u p ro d u k c o k e l a t d a p a t d i l a ku k a n d i
Gula Fondant 125 laboratorium dengan perangkat analisis
Praline Class (with peanut jam) 100 tertentu. Mutu fisik cokelat yang dievaluasi
Dark chocolate 300 m el ip ut i : te k st ur p e rm uk aa n , ke k er as an ,
tingkat kelelehan dan ukuran atau kehalusan
Produk Cokelat asal Belgia p artikel. Tekstur p ermukaan cokelat yang
b ai k a da l ah ya ng t i da k t er d ap at p a r ti ke l
Produk cokelat asal Belgia, terutama produk blooming. Blooming adalah kondisi naiknya
cokelat praline telah banyak dikenal. Produsen partikel kristal lemak atau gula ke per-
cokelat selain memproduksi cokelat praline dengan m uk aan l apisan cok elat sehingga
berbagai isian dan formula, juga menjual produk penampakan cokelat menjadi buram seperti
cokelat bar (dark dan milk cokelat) yang disuplai terkena jamur yang diakibatkan oleh proses
ke berbagai gerai dan toko cokelat di dunia. Merek tempering yang tidak tepat. Kondisi blooming
cokelat asal Belgia yang mudah ditemukan di gerai dapat diamati menggunakan Scanning Elec-
makanan cokelat diantaranya adalah merek tron Microscopy (SEM). Tingkat kekerasan
Leonidas, Godiva dan Neuhaus. Produk cokelat cok elat dapat dipengaruhi ol eh si fat
bar maupun pralin tersebut sebagian besar kom ponen lem ak dalam cok elat dan
menggunakan cokelat couverture, yakni cokelat dievaluasi menggunakan instrument Texture
dengan komponen pasta kakao (cocoa liquor) Analyzer menggunakan Needle Shape Probe.
dan lemak kakao (cocoa butter) dalam formulanya Tingkat kelelehan selain dipeng aruhi oleh
murni berasal dari biji kakao tanpa penambahan jenis lemak juga dapat dipengaruhi oleh kehalusan
atau penggantian bahan lain sebagaimana yang partikel yang berpengaruh terhadap kekentalan
umum digunakan pada jenis cokelat compound. (viscosity) cokelat. Tingkat kelelehan ini dapat
Formula cokelat compound umumnya terdapat diukur meng gunakan instrum en Controlled
penambahan jenis lemak lain ataupun cocoa butter Stress Rheometer. Ukuran p artikel cokelat
substitute (CBS) untuk alasan tertentu. Cocoa yang baik adalah berkisar antara 20-30 µm
liquor merupakan pasta kakao dengan kehalusan sehing ga tidak m enim b ulkan kesan m asir
20-30 µm yang siap dicetak menjadi cokelat, (gr itt y) di m u lut . Uku ran p art ik el cok el at
sedangkan cocoa mass adalah pasta kakao kasar dievaluasi menggunakan instrumen Malvern
dengan ukuran umumnya lebih dari 30 µm. Mastersizer .

Beberapa merek cokelat terkenal asal Belgia

28 | 2 | Juni 2016

33 << PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA


Warta
a b

Sumber: Handy Firmanto


Perbedaan stuktur permukaan cokelat yang melalui proses tempering (a) dan
permukaan cokelat yang tidak melalui proses tempering (b)

Penutup dikenal dengan citarasa prima, sehingga dapat


menjadi rujukan bagi pengembangan industri
Belgia merupakan salah satu negara di pengolahan cokelat di Indonesia.
kawasan Eropa Barat yang dikenal sebagai
penghasil berbagai produk cokelat yang berkualitas
Sumber Pustaka
tinggi. Berkembangnya industri cokelat di Belgia
1)
tersebut didukung oleh program penelitian yang Fromm, I. (2015). North-South Imbalances in
International Cocoa Trade. Workshop of Cocoa and
dilakukan secara komprehensif oleh beberapa
Chocolate Processing. Ghent University: Belgium.
universitas yang fokus melakukan pengkajian 2)
Lewille, B.; S. Arifin; D. Tran; P. Diem & D. van de W alle
pengolahan makanan cokelat dengan didukung (2015). Chocolate Quality. Workshop of Cocoa and
berbagai sarana laboratorium dengan peralatan Chocolate Processing. Ghent University: Belgium.
3)
yang mutakhir. Hingga saat ini Belgia menjadi Ziegler, G. (2015). A “New” Look at Chocolate Bloom.
W orkshop of Cocoa and Chocolate Processing.
rujukan industri pengolahan cokelat dunia, baik
Ghent University: Belgium.
industri skala besar maupun industri skala rumah
tangga, Produk-produk cokelat asal Belgia telah **0**

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 34
Menilik Potensi Pengembangan
Ekonomi Kreatif Berbasis Kopi dan Kakao
Lya Aklimawati1) dan Wahyu Abidin Shaf2)
1)
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118
2)
Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Jl. Argulobang 19, Baciro, Yogyakarta 55225

Berkembangnya pertumbuhan ekonomi dunia telah memunculkan


gelombang ekonomi baru yang dikenal dengan istilah “Ekonomi Kreatif”. Melalui
kreativitas, peluang bisnis di berbagai sektor dapat digarap dengan optimal.
Begitu pula di sektor perkebunan, ekonomi kreatif menjadi solusi penting untuk
meningkatkan daya saing produk di sektor tersebut. Perpaduan konsep ekonomi
kreatif dengan sumber daya di sektor kopi dan kakao akan mampu membuka
peluang bisnis dengan penciptaan produk-produk kreatif melalui riset dan
pengembangan.

S aat ini, istilah ekonomi kreatif telah


banyak diperbincangkan oleh ber-
bagai kalangan di Indonesia ter-
utama sejak peluncuran program
Indonesia Design Power pada tahun 2006 oleh
Departemen Perdagangan RI 2) . Namun, arti
ekonomi kreatif itu sendiri masih belum begitu
kreativitas akan dapat menciptakan suatu produk
yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dunia,
sistem ekonomi juga turut mengalami per-
kembangan. Hal ini ditandai dengan mulai
bergesernya sistem ekonomi yang semula ber-
basis pertanian menuju sistem ekonomi yang
banyak dipahami oleh kalangan masyarakat. Oleh berlandaskan pada ide dan kreativitas. Secara
karena itu, tulisan ini akan memaparkan mengenai teori, perkembangan peradaban ekonomi tersebut
pengertian ekonomi kreatif dan pemanfaatan dibagi menjadi empat gelombang, yaitu
peluang usaha dengan mendasarkan pada gelombang ekonomi pertanian, ekonomi industri,
konsep ekonomi kreatif. Istilah ekonomi kreatif ekonomi informasi dan ekonomi kreatif. Diungkap-
diperkenalkan pertama kali oleh John Howkins kan oleh John Howkins bahwa gelombang
pada tahun 2001 di dalam terbitan bukunya yang ekonomi keempat, yaitu ekonomi kreatif, juga
berjudul The Creative Economy: How People disebut sebagai ekonomi kultural. Dari segi
Make Money from Ideas. Melalui buku tersebut, keilmuan, ekonomi kreatif diartikan sebagai ilmu
konsep ekonomi kreatif mulai dikenal secara ekonomi yang berbasis pada ide atau gagasan,
global dan kemudian disebut sebagai “era baru” kreativitas dan pengetahuan, dengan menempat-
dalam gelombang teori ekonomi. Kemunculan kan sumber daya manusia sebagai faktor
gelombang ekonomi baru ini mulai disadari pada produksi utama dalam menggerakkan kegiatan
tahun 1996 melalui tingginya nilai ekspor produk- ekonominya. Konsep ekonomi kreatif ini tidak
produk Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang hanya memayungi konsep teori ekonomi
dihasilkan oleh Amerika Serikat3). Dengan demikian, sebelumnya, tetapi juga dapat melebur dengan
dapat dikatakan bahwa bermula dari ide dan teori-teori ekonomi lainnya.

28 | 2 | Juni 2016

35 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
Ekonomi Kreatif

Ekonomi Informasi

Ekonomi Industri

Ekonomi Pertanian

Perkembangan gelombang teori ekonomi

Bagi Indonesia, munculnya konsep ekonomi dikembangkan juga masih tersedia dalam jumlah
kreatif ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan yang cukup besar. Salah satu sektor yang dapat
daya saing produk baik di pasar domestik maupun dimanfaatkan sumber daya alam dan budaya
pasar internasional. Namun, perlu diketahui lokalnya adalah sektor perkebunan. Dalam
bahwa keberhasilan peningkatan daya saing konteks ekonomi kreatif ini, komoditas perkebunan
produk melalui penerapan konsep ekonomi kreatif yang akan dibahas utamanya adalah kopi dan
terletak pada sumber daya manusianya yang kakao. Kedua komoditas tersebut dipandang
kreatif4). Dalam konsep ekonomi kreatif, dijelaskan mempunyai nilai ekonomi dan peluang bisnis yang
bahwa ekonomi kreatif mencakup industri kreatif cukup potensial untuk dikembangkan. Nilai
yang merupakan bagian atau sektor yang tak ekonomi kedua komoditas akan semakin tinggi
terpisahkan dari ekonomi kreatif itu sendiri. jika dapat diciptakan produk kreatif yang
Industri kreatif didefinisikan sebagai industri yang memberikan nilai tambah lebih besar melalui riset
bertumpu pada kreativitas, keterampilan dan dan pengembangan.
bakat individu yang berpotensi dalam menciptakan Melalui ide-ide kreatif, kopi dan kakao tidak
kesejahteraan dan lapangan kerja melalui daya hanya dikembangkan dalam bentuk produk
kreasi dan daya cipta dari individu tersebut. minuman maupun makanan, tetapi juga dapat
Industri kreatif yang dikembangkan di Indonesia dimanfaatkan untuk membuat produk-produk lainnya.
dikategorikan dalam 14 subsektor yang meliputi Dengan memanfaatkan daya kreasi dan daya
(1) Periklanan; (2) Arsitektur; (3) Pasar barang seni; cipta individu di bidang riset dan pengembangan,
(4) Kerajinan; (5) Desain; (6) Fashion; (7) Film, produk kreatif dapat dibuat dan dikembangkan
video dan fotografi; (8) Permainan interaktif; dari berbagai sisi ruang lingkup kegiatan. Pada
(9) Musik; (10) Seni pertunjukan; (11) Penerbitan ruang lingkup pengembangan produk, kakao
dan percetakan; (12) Layanan komputer dan piranti dapat dikembangkan dalam berbagai variasi
lunak; (13) Televisi dan radio; dan (14) Riset dan produk hilir. Selama ini, kopi dan kakao sebagian
pengembangan1). besar dimanfaatkan untuk pembuatan produk
Mengacu pada ke-14 kelompok industri makanan dan minuman. Selain produk pangan
kreatif, tampak bahwa produk-produk kreatif tersebut, kreativitas produk berbahan dasar kopi
bukan hanya berasal dari bidang seni, budaya dan kakao yang dapat dikembangkan adalah
dan informasi, melainkan juga dapat digali dari produk kesehatan dan produk kecantikan. Di
riset dan pengembangan (R & D) terutama melalui bidang kecantikan, kakao telah banyak digunakan
pemanfaatan sumber daya alam. Namun, potensi sebagai bahan produk kecantikan seperti hand
subsektor tersebut dalam menciptakan peluang & body lotion, lulur mandi, sabun mandi dan
bisnis masih belum banyak digarap, sedangkan produk kecantikan lainnya. Demikian juga dengan
sumber daya alam yang prospektif untuk kopi, beberapa produk kecantikan berbahan

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 36
(Foto: Puslitkoka)

Produk hasil olahan kopi dan kakao

dasar kopi adalah masker wajah, lulur dan parfum. menjadi produk yang bernilai guna. Beberapa produk
Sedangkan untuk bidang kesehatan, kandungan yang dapat diciptakan dengan memanfaatkan kulit
polifenol pada kakao dan kafein pada kopi dapat buah kakao adalah pakan ternak, sabun tangan
digunakan sebagai bahan pada produk-produk dan sabun cuci piring. Seperti halnya kakao, kopi
farmasi. juga banyak menghasilkan limbah dari peng-
Dalam proses produksi kopi dan kakao, akan olahan hulunya yang berupa kulit buah kopi,
diperoleh hasil samping dan limbah baik yang namun belum banyak orang yang mengetahui
berasal dari pengolahan di kebun maupun dari bahwa kulit buah kopi dap at dimanfaatkan
proses pengolahan hulunya. Hasil samping dan dalam pembuatan produk pangan yang dapat
limbah tersebut dapat diubah sedemikian rupa dikomersialkan. Melalui beberapa tahapan peng-
menjadi produk yang memiliki nilai tambah. Melalui olahan, kulit buah kopi dapat diproses menjadi
pengetahuan dan kreativitas, hasil samping produk teh yang dikenal dengan sebutan teh
pengolahan kakao yang berupa pulpa dapat "cascara". Teh "cascara" ini merupakan teh hasil
diproses lebih lanjut menjadi produk kreatif berupa olahan dari kulit buah kopi terutama yang ber-
minuman nata de cacao. Selain pulpa, kakao juga warna merah. Petani kopi Indonesia yang telah
menghasilkan limbah berupa kulit buah yang memanfaatkan kulit buah kopi menjadi minuman
jarang dimanfaatkan oleh petani karena dianggap teh adalah petani kopi di Gayo.
kurang memiliki nilai jual. Untuk mengubah Untuk pengembangan di bidang kerajinan,
persepsi tersebut, pemanfaatan kreativitas perlu kopi juga dapat dikreasikan menjadi produk yang
ditonjolkan untuk mengolah kulit buah kakao bernilai seni. Misalnya, pembuatan produk kerajinan

28 | 2 | Juni 2016

37 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
dengan memanfaatkan tanaman kopi tua, tetapi Sebagai sarana hiburan, perkebunan kopi
batang kayunya masih dalam kondisi bagus. dan kakao dapat dimodifikasi dan dikembangkan
Batang tanaman kopi tersebut dapat dig unakan menjadi lokasi eduwisata bagi siswa sekolah,
sebagai bahan untuk membuat furniture. Lekukan mahasiswa maupun khalayak umum. Kegiatan
dari batang tanaman kopi akan memberikan kesan eduwisata ini merupakan gabungan antara
unik dan nilai estetika pada produk furniture yang kegiatan di bidang pendidikan dan wisata/hiburan
dihasilkan. Selain batang tanamannya, limbah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan
minuman kopi berupa ampas juga dapat diubah pengunjung terkait kopi dan kakao. Dari sisi ekonomi,
menjadi produk seni dalam bentuk lukisan atau pengembangan eduwisata juga berguna sebagai
hiasan dinding. Sentuhan kreativitas ini perlu media promosi kepada publik dan sekaligus dapat
dikembangkan karena mampu menghasilkan meningkatkan pendapatan perusahaan melalui
produk yang mempunyai nilai jual dan tentunya penjualan produk atau merchandise.
untuk mengurangi jumlah limbah yang dapat Pada bidang perkebunan, terciptanya produk
mencemari lingkungan. kreatif dapat dilakukan dengan menelusuri hal-
Pemanfaatan limbah tidak terbatas pada hal yang berhubungan dengan pertanaman kopi
produk pangan dan kerajinan, tetapi dapat pula maupun kakao. Sebagai contoh, adanya per-
dikembangkan untuk kategori energi baru masalahan terkait rendahnya produktivitas
terbarukan. Limbah kopi dan kakao ini umumnya tanaman, maka dapat dikembangkan bahan
diaplikasikan untuk memproduksi biogas. Hasil tanam unggul yang mempunyai potensi produksi
produksi biogas tersebut nantinya digunakan tinggi dan tahan terhadap serangan hama penyakit.
untuk keperluan rumah tangga, misalnya untuk Kaitannya dengan kelestarian lingkungan dan
memasak. Kreasi dalam pembuatan biogas ini adanya perkembangan tuntutan konsumen untuk
sebaiknya dirancang dengan penggunaan melakukan proses produksi yang ramah lingkungan,
teknologi dan peralatan yang sederhana agar produk kreatif yang dapat dikembangkan adalah
bisa diadopsi dan diaplikasikan secara luas oleh pupuk organik dan bio insektisida. Pengembangan
konsumen, terutama petani atau peternak. produk pupuk organik maupun bio insektisida telah

Kreasi furniture berbahan batang tanaman kopi

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 38
(Foto: Puslitkoka)

a b

Produk alat mesin pengolahan hulu kopi (a) dan pengolahan hilir kakao skala rumah tangga (b)

banyak dilakukan oleh pelaku usaha. Beberapa Fero-PBK dan sebagainya. Beberapa produk
produk pupuk organik untuk tanaman kopi dan kreatif tersebut merupakan produk HKI yang
kakao yang telah beredar di pasar adalah pupuk bernilai dari segi ekonomi dan prospektif untuk
organik Granule Modern SUPER-G, pupuk organik dikembangkan.
Power Nutrition, pupuk organik POP SUPERNASA, Hasil kreasi dari sisi pengolahan dapat
pupuk hayati ULTRA GEN dan merek lainnya. berupa pengembangan alat mesin tepat guna
Sementara produk bioinsektisida dapat untuk mengolah kopi dan kakao menjadi produk
dikembangkan dengan memanfaatkan keberadaan yang bermutu tinggi. Dalam pembuatan alat
hama atau penyakit yang sifatnya patogen bagi mesin, perekayasa membutuhkan daya kreasi
hama atau penyakit lainnya. Sebagai contoh, tinggi karena harus menuangkan ide kreatifnya
pemanfaatan jamur Beauveria bassiana sebagai menjadi suatu produk baru atau pun memodifikasi
agensia hayati untuk mengendalikan serangan produk lama dengan nilai kegunaan yang lebih
hama dan penyakit seperti hama penggerek buah tinggi. Selain itu, kreasi alat mesin juga harus
kopi, kepik penghisab buah/pucuk kakao, penggerek memperhatikan berbagai hal terutama kinerja alat
batang/cabang kakao dan ulat kantung. Selain itu, mesin dan sasaran penggunanya karena alat
terdapat pula jamur antagonis lain sebagai mesin yang didesain dengan “apik” belum tentu
pengendali hayati adalah jamur Trichoderma spp. sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
Jamur antagonis ini berguna dalam mengendalikan konsumen. Sebagai contoh kasus, desain alat
busuk buah dan kanker batang pada tanaman mesin yang diproduksi kurang diminati oleh
kakao, serta jamur akar. Kedua jenis jamur patogen konsumen karena sulit dioperasikan dan harga-
tersebut telah banyak diproduksi oleh industri nya relatif mahal. Dengan demikian, pembuatan
dengan beberapa merek dagang, misalnya Natural produk alat mesin harus dikreasikan dengan
BVR, Tricho Plus, Greemi-G dan merek-merek mempertimbangkan kemampuan sosial ekonomi
lainnya. Di samping penggunaan jamur patogen, konsumen dan kondisi tempat untuk operasional
senyawa atraktan dapat juga digunakan untuk alat mesin tersebut. Kreativitas alat mesin tidak
menekan serangan hama pada tanaman kopi hanya diperlukan dari sisi produksinya, melainkan
maupun kakao. Senyawa atraktan ini telah juga kreativitas dalam hal pemasarannya karena
dikemas menjadi suatu produk dan dipasarkan tidak semua alat mesin yang diciptakan dapat
dengan beberapa merek dagang, misalnya diakses dengan mudah oleh konsumen yang
Hypotan, Atrakop 500L, Del-ta (feromon trap), menginginkan produk tersebut.

28 | 2 | Juni 2016

39 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
Penutup Sumber Pustaka
1)
Depdag RI (2008). Pengembangan Ekonomi Kreatif
Berbagai produk kreatif yang tercipta seperti Indonesia 2025: Rencana Pengembangan Ekonomi
yang telah disebutkan sebelumnya diharapkan Kreatif Indonesia 2009-2015. Departemen Per-
mampu memberikan kontribusi dalam meningkat- dagangan Republik Indonesia, Jakarta.
2)
kan nilai tambah komoditas kopi dan kakao. Faisal, A. (2012). Pilar-Pilar Ekonomi Kreatif. http://
www.feb.unpad.ac.id/id/arsip-fakultas-ekonomi-
Dengan kreasi dan inovasi, pelaku usaha dapat unpad/op ini/2198-pilar-pilar-ekonomi-kreatif.
menciptakan berbagai produk komersial yang layak Diakses tanggal 12 Oktober 2015.
untuk dipasarkan. Peluang bisnis berbasiskan 3)
Howkins, J. (2001). The Creative Economy: How People
kreativitas dan inovasi teknologi perlu digali, Make Money from Ideas. London: Penguin Books.
4)
terutama untuk meningkatkan keuntungan usaha. Sumotarto, U. (2010). Industri kreatif berbasis sumber
daya alam. Simposium Nasional 2010: Menuju
Bisnis kreatif juga memberikan peluang untuk Purworejo Dinamis dan Kreatif, p. 617. Yogyakarta,
memperluas pangsa pasar dan memasuki pasar Indonesia.
baru. Memasuki jalur bisnis kreatif, pelaku ekonomi **0**
dapat mempromosikan sumber daya lokal dengan
menjadikannya produk yang berharga dan bernilai
tinggi.

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 40
Intervensi Rantai Nilai Kakao
di Kabupaten Jembrana, Bali
Diany Faila Sophia Hartatri1)
1)
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Kakao telah lama menjadi salah satu komoditas penting dalam perdagangan
dunia. Bagi perekonomian Indonesia, kakao memiliki peran yang penting karena
sebagai salah satu sumber devisa negara. Sejak lebih dari lima tahun yang
lalu, perekonomian kakao di Indonesia telah mengalami perubahan yang cukup
signifikan dikarenakan adanya perubahan yang dinamis dalam sistem
perdagangan kakao di pasar global dan adanya kebijakan pemerintah terkait
dengan komoditas kakao. Hal ini telah mendorong adanya intervensi rantai
nilai kakao di beberapa daerah produsen kakao, salah satunya Kabupaten
Jembrana, Bali. Pemasaran produk bersertifikat dan hubungan langsung dengan
perusahaan pengolahan kakao merupakan salah satu intervensi yang telah
diterapkan di tingkat petani di Kabupaten Jembrana, Bali.

S umber daya alam dan sumber daya


manusia yang melimpah di Indonesia
merupakan potensi yang sangat
besar untuk meningkatkan per-
ekonomian nasional dan perekonomian rumah
tangga petani melalui peningkatan ekspor produk
komoditas pertanian, termasuk kakao. Menurut
di Indonesia diusahakan oleh perkebunan rakyat.
Oleh karena itu, pengembangan usahatani kakao
akan berdampak pada perekonomian rakyat baik
secara langsung maupun tidak langsung 3).
Meskipun kakao merupakan salah satu
komoditas unggulan bagi Indonesia, secara umum
usahatani kakao masih menghadapi berbagai
Food and Agricultural Organization (FAO), Indonesia permasalahan dan memiliki banyak kekurangan,
merupakan produsen kakao terbesar ketiga di dunia, terutama dalam upayanya meningkatkan pendapatan
setelah Pantai Gading dan Ghana. Pada tahun dan kesejahteraan rumah tangga petani serta
2009, perolehan devisa negara dari komoditas kakao mendukung keberlanjutan produksi kakao.
merupakan ketiga terbesar di sektor perkebunan Mengingat strategisnya komoditas kakao di
setelah kelapa sawit dan karet2). Indonesia, hal tersebut telah mendorong dilakukan-
Bagi Indonesia, kakao sangat strategis untuk nya aktivitas intervensi rantai nilai kakao oleh
dikembangkan karena dua alasan. Pertama, berbagai sektor, seperti pemerintah baik di tingkat
kakao merupakan salah satu komoditas penting pusat, provinsi maupun kabupaten, lembaga swadaya
yang bernilai tinggi dalam perdagangan dunia dan masyarakat (LSM) dan sektor swasta. Intervensi
Indonesia merupakan produsen terbesar ketiga rantai nilai pada komoditas kakao di Indonesia
di dunia. Kedua, sebagian besar komoditas kakao telah mulai dilakukan sejak dekade terakhir.

28 | 2 | Juni 2016

41 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
Kabupaten Jembrana, Bali sebagai daripada biji kakao non fermentasi. Di samping
Salah Satu Daerah Penghasil Kakao itu, sebagian petani juga masih melakukan
pemasaran secara individu. Sehingga, sistem
Provinsi Bali bersama dengan NTB dan NTT budidaya dan pengolahan yang tradisional, serta
merupakan wilayah produsen kakao terbesar sistem pemasaran individu tersebut telah
kelima di Indonesia3). Dengan demikian, sub sektor menyebabkan rendahnya mutu dan harga kakao
perkebunan kakao memiliki peran penting bagi di tingkat petani. Dengan demikian, hal ini menjadi
sebagian penduduk di Bali. Di provinsi ini, tanaman kendala bagi petani untuk berkompetisi di pasar
kakao dibudidayakan di beberapa kabupaten, dunia. Oleh karena itu, telah banyak dilakukan
seperti Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, intervensi dalam rantai nilai komoditas perkebunan,
Klungkung, Buleleng, Bangli dan Karangasem, yang dilakukan oleh berbagai stakeholder, seperti
dimana Kabupaten Jembrana merupakan pemerintah, pelaku bisnis dan LSM untuk
penghasil kakao yang terbesar. meningkatkan daya saing biji kakao rakyat,
termasuk biji kakao asal Jembrana, Bali.
Luas areal komoditas perkebunan yang
tersedia di Kabupaten Jembrana adalah sekitar
24.603 ha. Terdapat beberapa macam komoditas Intervensi Rantai Nilai Kakao di
perkebunan yang diusahakan oleh petani di Kabupaten Jembrana, Bali
Kabupaten Jembrana, yaitu kelapa, kakao, cengkeh,
kopi Robusta dan komoditas lainnya. Dalam pola Di Kabupaten Jembrana, upaya pengembangan
pengembangannya, komoditas perkebunan di kakao melalui intervensi rantai nilai melalui
Kabupaten Jembrana dibedakan menjadi tiga, yaitu penerapan program kakao lestari telah dilakukan
komoditas unggulan, andalan dan binaan. Bagi oleh berbagai stakeholder, seperti pemerintah
Kabupaten Jembrana, kakao termasuk dalam dan LSM. Intervensi rantai nilai kakao yang telah
komoditas unggulan karena merupakan komoditas dilakukan umumnya melalui organisasi petani baik
yang paling menguntung-kan bagi petani, memiliki Subak Abian melalui unit usaha produktif dan
prospek pasar yang besar, areal pengusahaan koperasi petani. Subak Abian adalah ciri khas
yang luas dan animo masyarakat terhadap kakao organisasi yang ada di Bali yang berperan sebagai
yang relatif baik. Total luas areal kakao di Kabupaten kelompok tani di lahan kering. Di Kabupaten
Jembrana adalah sekitar 6.070 ha dengan volume Jembrana terdapat 145 Subak Abian, namun tidak
produksi sebanyak 2.741,46 ton dan melibatkan semua Subak Abian mengusahakan kakao.
22.804 rumah tangga petani. Bagi petani kakao di Intervensi rantai nilai kakao di Jembrana
Kabupaten Jembrana, Bali, kakao merupakan dilakukan oleh pemerintah setempat melalui Dinas
sumber pendapatan yang berkontribusi penting bagi Perkebunan baik di tingkat kabupaten maupun
kehidupan rumah tangga. Apabila dalam setiap provinsi. Intervensi yang telah dilakukan oleh
rumah tangga terdapat tiga anggota keluarga, maka pemerintah adalah dengan memberikan fasilitasi
sekitar 90.000 penduduk menggantungkan kepada petani dalam pembuatan kebun demplot
hidupnya pada sub sektor perkebunan kakao1). yang merupakan salah satu kegiatan dari pro-
Di daerah penghasil kakao ini, sebagian besar gram “Pengembangan komoditi kakao secara ber-
tanaman telah berumur tua dan masih kelanjutan (kakao lestari)”, memfasilitasi petani
dibudidayakan secara tradisional yaitu dengan dengan memberikan pelatihan-pelatihan terkait
penggunaan minimum input (pupuk dan pestisida), dengan komoditas kakao dan memfasilitasi alat
minimum sanitasi dan minimum pemangkasan. pengolahan biji kakao secara bersama di tingkat
Sehingga, hal ini akan sangat mempengaruhi Subak Abian berupa kotak fermentasi, lantai
produksi tanaman kakao. Di samping itu, sistem penjemuran dan rak penjemuran biji kakao.
pengolahan dan pemasaran kakao juga sebagian Fasilitas tersebut diberikan oleh pemerintah
besar masih dilakukan secara tradisional. kepada unit usaha produktif, Subak Abian. Tujuan
Sebagian besar biji kakao yang dihasilkan oleh dilakukannya intervensi tersebut adalah untuk
perkebunan rakyat tidak difermentasi. Biji kakao meningkatkan produksi dan mutu biji kakao yang
fermentasi dibutuhkan oleh perusahaan pengolah dihasilkan oleh petani.
karena aroma biji kakao fermentasi jauh lebih baik

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 42
Salah satu Subak Abian di Kabupaten Jembrana, Bali

Kotak fermentasi dan rak jemur biji kakao fasilitas dari pemerintah setempat

Di samping itu, sebuah LSM (LSM Kalimajari) berkualitas baik. Kesadaran konsumen akan
secara aktif juga melakukan pembinaan terhadap produk kakao yang keberlanjutan (sustainability)
Subak Abian dan koperasi petani. Salah satu latar terhadap aspek lingkungan, sosial dan ekonomi
belakang intervensi yang dilakukan oleh LSM di negara-negara produsen kakao mengalami
tersebut adalah bahwa kakao dan Jembrana peningkatan yang cukup signifikan. Namun,
memiliki satu keterkaitan yang kuat. Bagi petani di sebagian besar kakao di Jembrana masih dipasar-
Jembrana, kakao berperan sangat penting karena kan dalam bentuk biji kakao asalan non sertifikasi.
dengan membudidayakan kakao, petani dapat Oleh karena itu, agar produk kakao yang dihasilkan
mengirimkan anak-anaknya ke sekolah, memperoleh oleh petani di Jembrana dapat bersaing di pasar
kesehatan yang baik, hunian yang layak dan yang dunia, maka LSM Kalimajari memfasilitasi Subak
utama dapat mencapai ketahanan pangan. Abian untuk dapat memperoleh sertifikat UTz
Produk kakao Indonesia sebagian besar certified. Program sertifikasi ini merupakan
diekspor ke beberapa negara konsumen, seperti pelengkap atau penyempurna dari intervensi yang
Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa. telah diinisiasi oleh pemerintah dan stakeholder
Agar dapat bersaing di pasar dunia, maka produsen lainnya. Selanjutnya, diharapkan petani dapat
kakao di Indonesia harus dapat menyesuaikan memperoleh premium harga dari produk ber-
kebutuhan konsumen di pasar dunia. Saat ini, kelanjutan, dengan demikian harga jual biji kakao
konsumen tidak hanya menuntut produk yang di tingkat petani lebih tinggi dibandingkan harga

28 | 2 | Juni 2016

43 <<
Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
jual biji non sertifikasi dan kesejahteraan petani secara langsung antara koperasi petani dengan
juga dapat meningkat. pembeli, seperti PT. Papandayan Cocoa Industry
Intervensi yang dilakukan oleh LSM Kalimajari Barry Callebaut dan PT. Bumi Tangerang. Dengan
dilakukan sejak Tahun 2011. Program intervensi demikian, harapan meningkatnya harga kakao di
yang diinisiasi oleh LSM Kalimajari difokuskan tingkat petani karena adanya premium harga telah
pada kedua aspek hulu dan hilir dan telah melibat- menjadi kenyataan. Sebagai ilustrasi, pada tahun
kan sebanyak 22 Subak Abian di Kabupaten 2015harga biji kakao bersertifikat mencapai
Jembrana. Beberapa kegiatan utama yang Rp45.000/kg, jauh melebihi harga pasar yang
dilakukan adalah penguatan di tingkat petani hanya Rp35.000/kg. Di samping peningkatan
kakao, Subak Abian dan koperasi (Koperasi Kerta harga dan posisi tawar petani, manfaat yang
Semaya Samania). Pada tahun 2012, sertifikat dirasakan oleh koperasi adalah pembenahan
UTz telah berhasil dimiliki oleh koperasi tersebut. manajemen koperasi, sehingga saat ini koperasi
Koperasi Kerta Samiya Samania merupakan dapat mandiri dan memiliki kinerja yang lebih baik.
koperasi pertama pemegang sertifikat untuk Lebih lanjut, produk kakao berkelanjutan yang
produk kakao berkelanjutan di Indonesia. dihasilkan oleh petani di Jembrana telah menarik
Umumnya pemegang sertifikat produk ber- perhatian banyak pembeli kakao. Sehingga, saat
kelanjutan di Indonesia adalah sektor swasta ini koperasi tidak hanya bergantung pada satu
(buyer). Di samping konsentrasi pada sertifikasi, pembeli saja.
intervensi juga difokuskan pada kegiatan
pemasaran bersama. Adanya pemasaran bersama Penutup
diharapkan posisi tawar petani semakin meningkat,
sehingga harga kakao yang diterima juga Globalisasi di bidang pertanian telah meningkat-
meningkat4). kan implementasi intervensi rantai nilai komoditas
Demi kelancaran program intervensi, maka kakao di negara-negara produsen kakao, termasuk
LSM Kalimajari telah bekerjasama dengan Indonesia. Sertifikasi dan pemasaran bersama
berbagai pihak, seperti petani anggota Subak menjadi perhatian utama dalam intervensi tata
Abian, Subak Abian (unit usaha produktif/unit nilai yang dilakukan oleh pemerintah dan LSM
pengolahan hasil), Koperasi Kerta Semaya di wilayah Kabupaten Jembrana. Implementasi
Samania, Dinas Perkebunan Kabupaten Jembrana, intervensi rantai nilai tersebut telah berhasil
Dinas Koperasi Kabupaten Jembrana dan Dinas meningkatkan harga kakao di tingkat petani
Perkebunan Provinsi Bali. Masing-masing pihak disebabkan sebag ai konsekuensi adanya
tersebut memiliki peran masing-masing yang cukup peningkatan mutu biji kakao dan semakin
penting. Misalnya, peran Dinas Perkebunan pendeknya rantai pemasaran biji kakao karena
Kabupaten Jembrana adalah memberikan fasilitasi petani dapat berhubungan langsung dengan
(pendanaan) kegiatan surveillance sertifikasi UTz pembeli.
dan membangun komunikasi yang efektif dengan
institusi lainnya. Sedangkan, salah satu peran dan Sumber pustaka
fungsi penting Dinas Koperasi Kabupaten 1)
Disbun Jembrana. http://www.j embranakab.go.id/
Jembrana adalah memfasilitasi Koperasi Kerta ?module=perkebunan.
Samiya Samania untuk membangun akses 2)
FAO (2003). Commodity market review. Commodities
permodalan. Peran Dinas Perkebunan Provinsi and Trade Division Food and Agriculture
Bali adalah membantu penadanaan kegiatan Organization of The United Nations. Rome.
3)
surveillance dan membangun komunikasi yang Ford Foundation (2013). Kebutuhan pengembangan
usaha kakao dengan pendekatan rantai nilai dan
efektif dengan Kementrian Pertanian dalam evaluais Gerakan Nasional peningkatan mutu
pengembangan program kakao lestari secara kakao (GERNAS Kakao). http://www.kppod.org/
berkelanjutan. datapdf/laporan/1-FORD-Rantai-Nilai-Kakao-n-
Gernas-Kab-Sikka.pdf.
Melalui intervensi yang dilakukan oleh LSM 4)
Kalimajari (2015). Laporan Participatory Action Research.
Kalimajari ini, koperasi petani di Jembrana telah http://kalimajari.org/wp-content/uploads/2015/01/
berhasil memperpendek rantai pemasaran biji laporan-PAR-revisi-final-Repaired-final.pdf.
kakao karena LSM Kalimajari telah menghubungkan **0**

Warta
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA
28 | 2 | Juni 2016

>> 44

Anda mungkin juga menyukai