METODE PENELITIAN
2
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH DAN SAYUR- SAYURAN
DENGAN PENAMBAHAN PEMBERIAN AIR KELAPA (Cocos Nucifera)
DAN AIR BERAS PADA PERTUMBUHAN
SELADA (Lactuca Sativa L)
Abstrak
3
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanian organik merupakan sistem budidaya yang tidak menggunakan
bahan-bahan kimia buatan baik dari pupuk kimia maupun pestisida kimia dengan
kata arti lain, pertanian organik hanya mengandalkan bahan-bahan alami dalam
proses produksinya. Negara Indonesia merupakan negara yang berpotensi untuk
dijadikan pengembangan pertanian organik, komoditas yang bisa dikembangkan
di Indonesia seperti tanaman holtikultura sayuran dan buah, tanaman pangan
serta tanaman perkebunan (AOI, 2016).
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup
atau makhluk hidup yang telah mati, meliputi kotoran hewan, seresah, sampah,
dan berbagai produk antara dari organisme hidup (Sumekto, 2006). Pupuk
organik ada beberapa macam, yaitu pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi, dan
kompos (Purwendro dan Nurhidayat, 2007). Kompos diperoleh dari hasil
pelapukan bahan-bahan tanaman atau limbah organik seperti jerami, sekam,
daun-daunan, rumput-rumputan, limbah organik pengolahan pabrik, dan sampah
organik yang terjadi karena perlakuan manusia. (Musnamar, 2009).
Air cucian beras memiliki kandungan zat yang berdampak baik untuk
tanaman, dan ada kandungan bakteri serta vitamin dan mineral di cairan yang
bermanfaat. Air cucian beras sudah bertahun-tahun dianggap sebagai POC
(Pupuk Organik Cair) di Indonesia. Pada air cucian beras terdapat zat pati
dengan kandungan karbohidrat sejumlah 85 sampai 90 persen. Sedangkan,
bakteri Pseudomonas fluorescens yang terdapat di dalam cairan akan
beradaptasi dan melipatganda di sistem perakaran, juga melakukan sintesis
metabolit yang berfungsi sebagai proses menghambat perkembangbiakkan
patogen dan meningkatkan daya tahan tanaman. Zat lainnya yang terkandung
antara lain protein glutein, selusosa, hemisesulosa, gula, dan vitamin B1 (70
persen), B3 (90 persen), B6 (50 persen), mineral mangan (50 persen), mineral
fosfor (50 persen), dan zat besi (60 persen). a). bakteri Pseudomonas
fluorescens, Adalah sejenis mikroba atau mikroorganisme yang beradaptasi serta
mengkloning dengan baik pada sistem perakaran (akar tanaman) serta
mempunyai keunggulan untuk mensintesis metabolit untuk proses menghambat
4
perkembangbiakan patogen b).Bakteri Pektolitik pektin, Bakteri ini adalah sejenis
mikroba yang mensintesis karbohidrat dan Asam Amino untuk menghasilkan
hormon tumbuh atau ZPT. c). Bakteri Xanthomonas maltophilia. Bakteri ini
menginfeksi sel hama Embun Tepung karna perkembangbiakan pesat di atas
suhu 33oC dan ketersediaan lisis dalam jumlah besar.
Air kelapa adalah salah satu sumber hormon alami auksin dan sitokinin yang
merupakan hormon untuk memacu pertumbuhan tanaman. Selain itu, air kelapa
juga kaya akan unsur-unsur mineral seperti K, N, Ca, Mg, Fe, Cu, P, dan S yang
dimana unsur-unsur tersebut sering dijadikan sebagai salah satu bahan dalam
pembuatan pupuk organik cair di hampir semua produk pupuk pabrikan.
Selada (Lactuca sativa L) adalah tanaman yang termasuk dalam famili
Compositae (Sunarjono, 2014). Sebagian besar selada dimakan dalam keadaan
mentah. Selada merupakan sayuran yang populer karena memiliki warna,
tekstur, serta aroma yang menyegarkan tampilan makanan. Tanaman ini
merupakan tanaman setahun yang dapat di budidayakan di daerah lembab,
dingin, dataran rendah maupun dataran tinggi. (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
5
alami yang tersedia di sekitar lingkungan seperti kotoran hewan dan sisa-sisa
limbah rumah tangga seperti sayur sayuran dan buah busuk untuk dijadikan
bahan organik kompos pengganti pupuk kimia dan larutan MOL.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
7
c. Selada daun (cutting lettuce atau leaf lettuce)
Selada yang memiliki ciri-ciri daun selada lepas, berombak dan tidak
membentuk krop, daunnya halus dan renyah. Biasanya tipe selada ini lebih enak
dikonsumsi dalam keadaan mentah.
d. Selada batang (Asparagus lettuce atau stem lettuce)
Selada yang memiliki ciri-ciri tidak membentuk krop, daun berukuran besar,
bulat panjang, tangkai daun lebar dan berwarna hijau tua serta memiliki tulang
daun menyirip.
8
Suhu ideal untuk produksi selada berkualitas tinggi adalah 15-25 °C. Suhu
yang lebih tinggi dari 30°C dapat menghambat pertumbuhan, merangsang
tumbuhnya tangkai bunga (bolting), dan dapat menyebabkan rasa pahit.
Sedangkan untuk tipe selada kepala suhu yang tinggi dapat menyebabkan
bentuk kepala longgar. Selada tipe daun longgar umumnya beradaptasi lebih
baik terhadap kisaran suhu yang lebih tinggi ketimbang tipe bentuk kepala
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Selada dapat tumbuh di daerah dataran
rendah maupun dataran tinggi (pegunungan). Pada daerah pegunungan, daun
dapat membentuk krop yang besar sedangkan didataran rendah daun dapat
membentuk krop yang kecil, tetapi cepat berbunga. Syarat penting agar selada
dapat tumbuh dengan baik yaitu memiliki derajat keasaman tanah pH 5-6.5
( Sunarjono, 2014). Selada dapat tumbuh pada jenis tanah lempung berdebu,
berpasir dan tanah yang masih mengandung humus. Meskipun demikian, selada
masih toleran terhadap tanah-tanah yang miskin hara dan ber-pH netral. Jika
tanah asam, daun selada akan menjadi berwarna kuning. Karena itu, sebaiknya
dilakukan pengapuran terlebih dahulu sebelum penanaman (Nazaruddin, 2000).
9
2.3 Limbah Organik Buah
Keberadaan sampah buah-buahan yang melimpah memiliki potensi yang
besar sebagai sumber bahan baku untuk pembuatan pupuk organik cair.
Tumpukan limbah buah-buahan ini jarang dimanfaatkan oleh masyarakat, karena
sudah tidak layak untuk makanan ternak. Biasanya sampah buah-buahan hanya
dibiarkan saja, sehingga menimbulkan aroma yang kurang sedap bagi
kebersihan lingkungan dan dapat mengganggu kesehatan. Sebagai solusi dari
dampak yang ditimbulkan oleh sampah buah buahan ini, limbah kulit buah-
buahan ini dapat dijadikan sumber bahan baku alternatif yang potensial untuk
menghasilkan pupuk organik cair. Disamping itu, teknologi ini juga banyak
keuntungan, yaitu bubur sampah buah-buahan (slurry) air lindinya dapat
digunakan sebagai pupuk organik cair dan ampasnya dapat dijadikan media
pertumbuhan (media sapih). Pupuk organik yang dihasilkan adalah pupuk yang
sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan,
senyawa-senyawa tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa
digantikan oleh pupuk kimia (Bayuseno, 2009).
10
lll. METODE PENELITIAN
A1 : Air Kelapa 50 ml
A1 : Air Beras 50 ml
11
Tabel 3.1: Rancangan penelitian
A A0 A1 A2 A3
12
DAFTAR PUSTAKA
13