Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH DAN SAYUR- SAYURAN


DENGAN PENAMBAHAN PEMBERIAN AIR KELAPA (Cocos Nucifera)
DAN AIR BERAS PADA PERTUMBUHAN
SELADA (Lactuca Sativa L)

SANDRO JHONWIKS SIBUEA


CAA 117 084

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2019
DAFTAR ISI
Halaman
COVER.................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
ABSTRAK................................................................................................ 3
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 5
1.3 Hipotesi .................................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................. 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 8
2.1 Tanaman Selada (Lactuca sativa L) ....................................... 8
2.2 Limbah Organik Sayuran........................................................ 9
2.3 Limbah Organik Buah............................................................. 10
BAB III. METODE PENELITIAN............................................................... 11
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................. 11
3.2 Bahan dan Metode Penelitan ................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA

2
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH DAN SAYUR- SAYURAN
DENGAN PENAMBAHAN PEMBERIAN AIR KELAPA (Cocos Nucifera)
DAN AIR BERAS PADA PERTUMBUHAN
SELADA (Lactuca Sativa L)

Sandro Jhonwiks Sibuea

Abstrak

Limbah merupakan material sisa yang tidak di inginkan setelah berakhirnya


suatu proses atau kegiatan (Wardana, 2007). Penelitian ini bertujuan Untuk
mengetahui pertumbuhan tanaman selada (lactusa sativa L ) dengan pemberian
kompos dari limbah sayur-sayuran dan buah dengan penambahan air kelapa
(Cocos nucifera) dan Air Beras. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode eksperimen dengan rancangan percobaan menggunakan Rancangan
Acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan. Faktor 1: Air kelapa ( A ), A0 :
Tanpa air kelapa (kontrol),A1 : Air kelapa 50 ml, A2 : Air kelapa 100 ml, A3 : Air
kelapa 250 ml. Faktor 2: Air Cucian Beras ( T ), T1 : Air beras 50 ml, T2 : Air
Beras 100 ml, T3 : Air Beras 250 ml, masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali
ulangan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan
dua faktor tiga kali ulangan.

Kata kunci : MOL, Pupuk Organik, Selada

3
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertanian organik merupakan sistem budidaya yang tidak menggunakan
bahan-bahan kimia buatan baik dari pupuk kimia maupun pestisida kimia dengan
kata arti lain, pertanian organik hanya mengandalkan bahan-bahan alami dalam
proses produksinya. Negara Indonesia merupakan negara yang berpotensi untuk
dijadikan pengembangan pertanian organik, komoditas yang bisa dikembangkan
di Indonesia seperti tanaman holtikultura sayuran dan buah, tanaman pangan
serta tanaman perkebunan (AOI, 2016).
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari bahan-bahan makhluk hidup
atau makhluk hidup yang telah mati, meliputi kotoran hewan, seresah, sampah,
dan berbagai produk antara dari organisme hidup (Sumekto, 2006). Pupuk
organik ada beberapa macam, yaitu pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi, dan
kompos (Purwendro dan Nurhidayat, 2007). Kompos diperoleh dari hasil
pelapukan bahan-bahan tanaman atau limbah organik seperti jerami, sekam,
daun-daunan, rumput-rumputan, limbah organik pengolahan pabrik, dan sampah
organik yang terjadi karena perlakuan manusia. (Musnamar, 2009).
Air cucian beras memiliki kandungan zat yang berdampak baik untuk
tanaman, dan ada kandungan bakteri serta vitamin dan mineral di cairan yang
bermanfaat. Air cucian beras sudah bertahun-tahun dianggap sebagai POC
(Pupuk Organik Cair) di Indonesia. Pada air cucian beras terdapat zat pati
dengan kandungan karbohidrat sejumlah 85 sampai 90 persen. Sedangkan,
bakteri Pseudomonas fluorescens yang terdapat di dalam cairan akan
beradaptasi dan melipatganda di sistem perakaran, juga melakukan sintesis
metabolit yang berfungsi sebagai proses menghambat perkembangbiakkan
patogen dan meningkatkan daya tahan tanaman. Zat lainnya yang terkandung
antara lain protein glutein, selusosa, hemisesulosa, gula, dan vitamin B1 (70
persen), B3 (90 persen), B6 (50 persen), mineral mangan (50 persen), mineral
fosfor (50 persen), dan zat besi (60 persen). a). bakteri Pseudomonas
fluorescens, Adalah sejenis mikroba atau mikroorganisme yang beradaptasi serta
mengkloning dengan baik pada sistem perakaran (akar tanaman) serta
mempunyai keunggulan untuk mensintesis metabolit untuk proses menghambat

4
perkembangbiakan patogen b).Bakteri Pektolitik pektin, Bakteri ini adalah sejenis
mikroba yang mensintesis karbohidrat dan Asam Amino untuk menghasilkan
hormon tumbuh atau ZPT. c). Bakteri Xanthomonas maltophilia. Bakteri ini
menginfeksi sel hama Embun Tepung karna perkembangbiakan pesat di atas
suhu 33oC dan ketersediaan lisis dalam jumlah besar.
Air kelapa adalah salah satu sumber hormon alami auksin dan sitokinin yang
merupakan hormon untuk memacu pertumbuhan tanaman. Selain itu, air kelapa
juga kaya akan unsur-unsur mineral seperti K, N, Ca, Mg, Fe, Cu, P, dan S yang
dimana unsur-unsur tersebut sering dijadikan sebagai salah satu bahan dalam
pembuatan pupuk organik cair di hampir semua produk pupuk pabrikan.
Selada (Lactuca sativa L) adalah tanaman yang termasuk dalam famili
Compositae (Sunarjono, 2014). Sebagian besar selada dimakan dalam keadaan
mentah. Selada merupakan sayuran yang populer karena memiliki warna,
tekstur, serta aroma yang menyegarkan tampilan makanan. Tanaman ini
merupakan tanaman setahun yang dapat di budidayakan di daerah lembab,
dingin, dataran rendah maupun dataran tinggi. (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah penambahan air kelapa (cocos Nucifera) dan Air Cucian Beras
pada kompos Berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
selada (Lactuca Sativa).
2. Berapakah dosis pupuk kompos Limbah kulit buah dan sayur-sayuran
yang terbaik terhadap jumlah daun dan tinggi tanaman
3. Berapakah dosis Pupuk kompos terbaik terhadap berat basah tanaman
selada.
1.3. Hipotesis
Pemberian Pupuk kompos dengan penambahan air kelapa (Cocos Nucifera)
merupakan pemberian terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
selada (lactuca sativa)

1.4. Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini bermanfaat untuk mempelajari sistem pertanian
berkelanjutan dengan cara mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia secara
bertahap dalam budidaya tanaman Selada. Petani diharapkan dapat mengurangi
ketergantungan terhadap pupuk kimia dan mulai memanfaatkan bahan-bahan

5
alami yang tersedia di sekitar lingkungan seperti kotoran hewan dan sisa-sisa
limbah rumah tangga seperti sayur sayuran dan buah busuk untuk dijadikan
bahan organik kompos pengganti pupuk kimia dan larutan MOL.

6
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Selada (Lactuca sativa L)


Selada (Lactuca sativa L) adalah tanaman yang termasuk dalam famili
Compositae (Sunarjono, 2014). Sebagian besar selada dimakan dalam keadaan
mentah. Selada merupakan sayuran yang populer karena memiliki warna,
tekstur, serta aroma yang menyegarkan tampilan makanan. Tanaman ini
merupakan tanaman setahun yang dapat di budidayakan di daerah lembab,
dingin, dataran rendah maupun dataran tinggi. Pada dataran tinggi yang beriklim
lembab produktivitas selada cukup baik. Di daerah pegunungan tanaman selada
dapat membentuk bulatan krop yang besar sedangkan pada daerah dataran
rendah, daun selada berbentuk krop kecil dan berbunga (Rubatzky dan
Yamaguchi, 1998).

2.1.1 Klasifikasi Selada


Kedudukan selada dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan sebagai
berikut :
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermathophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Lactuca
Species : Lactuca sativa L (Saparinto, 2013).
Menurut Cahyono, (2014) selada yang dibudidayakan dan dikembangkan
saat ini memiliki banyak varietas diantaranya yaitu :
a. Selada kepala atau selada telur (Head lettuce)
Selada yang memiliki ciri-ciri membentuk krop yaitu daun-daun saling
merapat membentuk bulatan menyerupai kepala.
b. Selada rapuh (Cos lettuce dan Romaine lettuce)
Selada yang memiliki ciri-ciri membentuk krop seperti tipe selada kepala.
Tetapi krop pada tipe selada rapuh berbentuk lonjong dengan pertumbuhan
meninggi, daunnya lebih tegak, dan kropnya berukuran besar dan kurang padat.

7
c. Selada daun (cutting lettuce atau leaf lettuce)
Selada yang memiliki ciri-ciri daun selada lepas, berombak dan tidak
membentuk krop, daunnya halus dan renyah. Biasanya tipe selada ini lebih enak
dikonsumsi dalam keadaan mentah.
d. Selada batang (Asparagus lettuce atau stem lettuce)
Selada yang memiliki ciri-ciri tidak membentuk krop, daun berukuran besar,
bulat panjang, tangkai daun lebar dan berwarna hijau tua serta memiliki tulang
daun menyirip.

2.1.2 Morfologi Tanaman Selada


Selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar serabut
menempel pada batang dan tumbuh menyebar ke semua arah pada kedalaman
20-50 cm atau lebih. Daun selada memiliki bentuk, ukuran dan warna yang
beragam tergantung varietasnya. Tinggi tanaman selada daun berkisar antara
30-40 cm dan tinggi tanaman selada kepala berkisar antara 20-30 cm (Saparinto,
2013).
Umur panen selada berbeda-beda menurut kultivar dan musim, umurnya
berkisar 30-85 hari setelah pindah tanam. Bobot tanaman sangat beragam, mulai
dari 100 g sampai 400 g. Panen yang terlalu dini memberikan hasil panen yang
rendah dan panen yang terlambat dapat menurunkan kualitas. Secara umum
selada yang berkualitas bagus memiliki rasa yang tidak pahit, aromanya
menyegarkan, renyah, tampilan fisik menarik serta kandungan seratnya rendah
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

2.1.3 Manfaat Tanaman Selada


Selada memiliki banyak manfaat antara lain dapat memperbaiki organ
dalam, mencegah panas dalam, melancarkan metabolisme, membantu menjaga
kesehatan rambut, mencegah kulit menjadi kering, dan dapat mengobati insomia.
Kandungan gizi yang terdapat pada selada adalah serat, provitamin A
(karotenoid), kalium dan kalsium (Supriati dan Herliana, 2014). Sebagian besar
selada dikonsumsi mentah dan merupakan komponen utama dalam pembuatan
salad, karena mempunyai kandungan air tinggi tetapi karbohidrat dan protein
rendah (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

2.1.4 Syarat Tumbuh Tanaman Selada

8
Suhu ideal untuk produksi selada berkualitas tinggi adalah 15-25 °C. Suhu
yang lebih tinggi dari 30°C dapat menghambat pertumbuhan, merangsang
tumbuhnya tangkai bunga (bolting), dan dapat menyebabkan rasa pahit.
Sedangkan untuk tipe selada kepala suhu yang tinggi dapat menyebabkan
bentuk kepala longgar. Selada tipe daun longgar umumnya beradaptasi lebih
baik terhadap kisaran suhu yang lebih tinggi ketimbang tipe bentuk kepala
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Selada dapat tumbuh di daerah dataran
rendah maupun dataran tinggi (pegunungan). Pada daerah pegunungan, daun
dapat membentuk krop yang besar sedangkan didataran rendah daun dapat
membentuk krop yang kecil, tetapi cepat berbunga. Syarat penting agar selada
dapat tumbuh dengan baik yaitu memiliki derajat keasaman tanah pH 5-6.5
( Sunarjono, 2014). Selada dapat tumbuh pada jenis tanah lempung berdebu,
berpasir dan tanah yang masih mengandung humus. Meskipun demikian, selada
masih toleran terhadap tanah-tanah yang miskin hara dan ber-pH netral. Jika
tanah asam, daun selada akan menjadi berwarna kuning. Karena itu, sebaiknya
dilakukan pengapuran terlebih dahulu sebelum penanaman (Nazaruddin, 2000).

2.2. Limbah Organik Sayur sayuran


Limbah organik sayuran adalah sayuran yang dianggap sudah tidak dapat
dimanfaatkan dan dibuang oleh pemilik sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai
kalau dikelola dengan prosedur yang benar.
Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang
kita punya untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah
molekul organik, dan planet-planet sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad
raya.sekali lagi beberapa penemuan baru memberikan rasa optimis yang cukup
penting. Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan
(dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau
(sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-
bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan
bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan
manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau
pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah
organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman
umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah
organik dan sisanya anorganik. (Sumber: Wikipedia,2013)

9
2.3 Limbah Organik Buah
Keberadaan sampah buah-buahan yang melimpah memiliki potensi yang
besar sebagai sumber bahan baku untuk pembuatan pupuk organik cair.
Tumpukan limbah buah-buahan ini jarang dimanfaatkan oleh masyarakat, karena
sudah tidak layak untuk makanan ternak. Biasanya sampah buah-buahan hanya
dibiarkan saja, sehingga menimbulkan aroma yang kurang sedap bagi
kebersihan lingkungan dan dapat mengganggu kesehatan. Sebagai solusi dari
dampak yang ditimbulkan oleh sampah buah buahan ini, limbah kulit buah-
buahan ini dapat dijadikan sumber bahan baku alternatif yang potensial untuk
menghasilkan pupuk organik cair. Disamping itu, teknologi ini juga banyak
keuntungan, yaitu bubur sampah buah-buahan (slurry) air lindinya dapat
digunakan sebagai pupuk organik cair dan ampasnya dapat dijadikan media
pertumbuhan (media sapih). Pupuk organik yang dihasilkan adalah pupuk yang
sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan,
senyawa-senyawa tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa
digantikan oleh pupuk kimia (Bayuseno, 2009).

10
lll. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat


Penelitian Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Dan Sayur- Sayuran Dengan
Penambahan Pemberian Air Kelapa (Cocos Nucifera) Dan Air Beras Pada
Pertumbuhan Selada (Lactuca Sativa L) dilaksanakan mulai tanggal 10 Januari
sampai dengan 20 Maret 2020 dan akan dilaksanakan di kebun percobaan
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.

3.2. Bahan dan Metode


Bahan penelitian yang digunakan adalah limbah sayur-sayuran, tanaman
Selada (Lactuca Sativa L), air kelapa, air cuian beras. Alat yang digunakan pada
penelitian ini adalah cangkul, sekop, polybag, pisau, alat siram, ember, alat
pengaduk..

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimen


menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga kali ulangan dan
pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor

Faktor 1 Air Kelapa (A)

A0 : Tanpa Air Kelapa 0 ml

A1 : Air Kelapa 50 ml

A2 : Air Kelapa 100 ml

A3 : Air Kelapa 250 ml

Faktor 2 Air Cucian Beras (T)

A0 : Tanpa Air Beras 0 ml

A1 : Air Beras 50 ml

A2 : Air Beras 100 ml

A3 : Air Beras 250 ml

11
Tabel 3.1: Rancangan penelitian

A A0 A1 A2 A3

T1 A0T1 A1T1 A2T1 A3T1

T2 A0T2 A1T2 A2T2 A3T2

T3 A0T3 A1T3 A2T3 A3T3

12
DAFTAR PUSTAKA

Bayuseno, A.P. 2009. Penerapan dan Pengujian Teknologi Anaerob Digester


Untuk Pengolahan Sampah Buah-buahan dari Pasar Tradisional. Rotasi,
Volume 11 No.2.
Nazaruddin. 2000. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah.
PT Penebar Swadaya. Jakarta. 142 hal.
Sunarjono. 2003. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta: UI Press. 428 Hal.

Rubatzky dan Yamaguchi. 1998. Plant Physiology. Springer.Jepang .629 p.

Saparinto, C. 2013. Grow your own vegetables-panduan praktis menanam 14


Sayuran Konsumsi Populer di Pekarangan. Yogyakarta: Penebar
Swadaya. 180 hlm.
Musnamar, Effi Ismawati, Pupuk Organik Padat: Pembuatan dan Aplikasi,
Jakarta : Penebar Swadaya, 2003.
Sumekto, riyo. 2006. Pupuk-Pupuk Organik. Klaten: PT. Intan Sejati.

13

Anda mungkin juga menyukai