Tugas Final :

ETIKA DAN HUKUM PRANATA BANGUNAN

Oleh :

S1 ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2019

1. contoh pelanggaran / kesalahan Desain Arsitek pada bangunan

yang sudah terbangun atau belum terbangun

Jawab :
 Contoh kasusnya yaitu pengelolaan dan pembuatan Drainase
yang tidak teratata dan tidak memadai di Kota Kendari.

Drainase atau yang lebih dikenal dengan selokan di kota

Kendari menurut saya cukup menjadi sorotan yang harus
diperhatikan oleh setiap Arsitek yang menrancang Jalur Drainase
yang ada di Kota Kendari. Mengapa saya mengatakan demikian
karena Drainase merupakan titik vital yang seahrusnya diperhatikan
untuk mencegah terjadinya genangan.

Namun pada faktanya masih banyak saluran Drainase di kota

Kendari yang bisa dikatakan tidak layak sehingga memberikan
dampak yang buruk terhadap lingkungannya. Menurut saya
Pembuatan drainase di kota kendari tidak memerhatikan
kenyamanan pengguna jalan atau masyarakat yang ada di lingkungan
tersebut.

Menurut saya perancangan saluran drainase di kota kendari

kurang memerhatikan hal hal kecil yang dampaknya sangat besar
terhadap fungsi Drainase tersebut. Seperti kurang memerhatikan
perbedaan muka tanah atau kontur tanah yang jika tidak ada
perbedaan tinggi yang signifikan akan menyebabkan air menjadi
tergenang dan akan beresiko buruk terhadap lingkungan
disekitarnya.

Saran saya sebagai penulis seharusnya pemerintah Kota

kendari lebih berinovasi dalam proses perencanaan saluran darinase
ini agar drainase yang di bangun dapat menjadi infrastruktur yang
berkelanjutan. Juga seharusnya ketika membuat saluran drainase
tidak semua bagian bawahnya di lapisi dengan semen dan pasir tetapi
di buat celah per beberapa meter sebagai daerah resapan untuk
meminimalisir terjadinya genangan

2. contoh Perselisihan atau perbedaan pendapat rancangan antar

sesama sejawat Arsitek

Jawab :

Contoh kasus yang terjadi pada kasus ini yaitu saya

menagmbil contoh apa yang terjadi Di Kabupaten Muna Provinsi
Sulawesi Tenggara. Dimana contohnya yaitu perubahan tata guna
lahan yang berada di bypass kota Raha yang sebelumnya adalah di
peruntukan sebagai tempat wisata kuliner dan setelah pergantian
pemerintahan tempat tersebut di relokasi dan dipindahkan dan
dibuat jalur jogging