Anda di halaman 1dari 94

BAB III

TINJAUAN KASUS

Nama Mahasiswa : Siti Nur Hartini

NIM : D3.KP.13.00396

Hari/Tanggal/Jam : Senin, 06 Juni 2016

Jam : 07.00 WIB

Sumber data : Pasien, status pasien, dokter, perawat

Metode pengumpulan data :Observasi, wawancara, pemeriksaan


fisik
Dan studi dokumentasi.

A. Identitas Klien 1.
Klien
Nama : Tn. “R”

Tempat/Tanggal Lahir : Kebumen, 05 Mei 1965

Jenis Kelamin : Laki- laki

Umur : 51 tahun

Agama : Islam

Status Perkawinan : Duda

Pendidikan : SMU

Pekerjaaan : Wiraswasta

Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia

Alamat :Jobor, Bumen,


Kebumen
50
No. CM : 01. 77. 33.00

Tanggal Masuk RS : 01 Juni 2015


Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragik

2. Penanggung Jawab

Nama : Tn “R”

Umur : 51 tahun

Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jobor, Bumen, Kebumen

Hubungan dengan klien :-


B. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Kesehatan Pasien

a. Keluhan Utama

Pasien mengatakan nyeri/kaku pada daerah pundak, skala 3 (ringan),

nyeri datang saat tidur miring kanan kiri, nyeri terasa cekot-cekot,

nyeri datang terkadang.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pasien mengatakan pasien ingin periksa jantung di RSUP Dr Sardjito

(01 Juni 2016), karena ketika di rawat di RSUD Sudirman dianjurkan

periksa di RSUP Dr Sardjito, setelah sampai RSUP Dr Sardjito pasien

tiba tiba pusing dan pingsan lalu dibawa oleh satpam yang menolong

ke UGD RSUP Dr Sardjito, Setelah itu pasien diberikan penjelasan ia

mengalami penyumbatan darah pada otak, setelah itu pasien dibawa

ke ruang Anggrek 2 untuk dilakukan perawatan rawat inap.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

51
Pasien mengatakan sebelum masuk rawat INAP RSUP DR SARDJITO 3

minggu yang lalu pernah di rawat di RSUD Sudirman karena penyakit

jantung, kurang lebih dirawat disana selama 5 hari.

Pasien memilikiriwayat penyakit hipertensi, diabetus melitus

2. Riwayat Keluarga

a. Genogram ( 3 generasi)

X X X

Keterangan :

: laki- laki: perempuan

: meninggal: garis perkawinan

: garis keturunan: tinggal serumah

: pasien
b. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan didalam anggota keluarga tidak ada yang

menderita penyakit Hipertensi, Diabetes Mellitus (DM), Jantung,

Stroke dan gangguan jiwa. Serta tidak ada yang menderita penyakit

menular seperti AIDS, HIV, TBC.

52
C. Pola Kebiasaan Pasien

1. Pola Nutrisi

Sebelum Sakit

Pasien mengatakan pasien biasanya makan tiga kali sehari dengan porsi

satu piring sedang berupa nasi, sayur, lauk dan kadang-kadang buah.

Minum teh dan air putih 8-10 gelas per hari, ± 1600–2000cc per hari.

Tidak ada makanan pantangan.

Selama sakit

Pasien mengatakan pasien makan makanan utama tiga kali sehari sesuai

dengan diit dari rumah sakit yaitu nasi, lauk, sayur dan buah dan makan

tambahan 2 kali pagi dan sore hari. Minum air putih dan terkadang teh ±

810 gelas/ hari volume ± 2000 cc. Pasien tidak ada keluhan pada nafsu

makan.

2. Pola Eliminasi

Sebelum Sakit

Pasien mengatakan pasien BAB satu hari sekali dengan konsistensi lunak,

warna kuning, bau khas feces, dan tidak ada lendir darah. BAK 7-9x per

hari, ± 1400-1800 cc per hari, warna kuning jernih dan bau khas

urin.

Tidak ada keluhan BAB dan BAK.

Selama sakit

53
Pasien mengatakan pasien BAB satu kali sehari, dengan konsistensi lunak,

warna kuning, bau khas feses, dan tidak ada lendir darah. BAK 6-7 kali

sehari ± 1500 cc dengan mandiri.

3. Pola Aktivitas-Istirahat-Tidur

a. Sebelum sakit

1) Aktivitas sehari-hari

Pasien mengatakan aktifitas sehari- hari dengan bekerja dan

berkumpul dengan keluargannya.

2) Keadaan pernafasan

Pasien tidak mengalami sesak nafas ketika melakukan aktivitas.

Tidak ada batuk

3) Keadaan kardiovaskuler

Keluarga mengatakan pasien tidak ada keluhan nyeri dada, dada

berdebar-debar dan merasa cepat lelah ketika beraktivitas

maupun

istirahat.

4) Kebutuhan tidur

Pasien mengatakan pasien biasa tidur malam ± 6-7 jam dari pukul

20.00 – 05.00 WIB, tidur siang kadang ± 2 jam, tidak ada gangguan

tidur, sebelum tidur biasanya pasien berdoa.

5) Kebutuhan istirahat

Pasien mengatakan meluangkan waktunya untuk beristirahat

untuk berkumpul dengan temannya.

b. Selama sakit

54
1) Penilaian kemampuan klien dalam beraktivitas selama sakit (beri

tanda √)

Keterangan:

1 = mandiri

2 = dengan dibantu alat

3 = dibantu orang lain

4 = dibantu orang lain danalat

5 = tergantung total

Kesimpulan:

Aktivitas pasien untuk makan minum, toileting, berpakaian,

mobilisasi, berpindah, ambulasi/ROM dilakukan secara mandiri. 2)

Keadaan Pernapasan

Pasien tidak mengalami kesulitan dalam bernafas. Nafas spontan

tanpa bantuan O2. RR = 21 kali/ menit.

3) Keadaan kardiovaskuler

55
Pasien mengatakan tidak berdebar- debar dan nyeri di dada.

4) Kebutuhan tidur

Kebutuhan tidur pasien tercukupi. Pasien mengatakan tidur

malam pukul 22.00 WIB sampai dengan pukul 05.00 WIB, kadang

pasien terbangun jika ada perawat yang memberikan terapi

dimalam hari dan pasien bisa tidur kembali sampai pukul 05.00

WIB. Pasien juga tidur siang selama ±3 jam per hari.

5) Kebutuhan Istirahat

Pasien menggunakan waktu istirahatnya untuk berbaring di


tempat

tidur.

4. Pola Kebersihan Diri

a. Kulit Sebelum

sakit

Pasien mengatakan biasanya mandi dua kali sehari pagi dan sore

menggunakan sabun mandi, mandi di kamar mandi, dilakukan dengan

mandiri. Keadaan kulit bersih dan wangi.

Selama sakit

Pasien mengatakan mandi secara mandiri 2 kali sehari dipagi dan sore

hari, pasien mandi di kamar mandi menggunaakan air hangat dan

sabun mandi secara mandiri. Kondisi kulit pasien bersih.

b. Rambut

Sebelum sakit

Pasien mengatakan biasa keramas 2 kali sehari, keramas

56
menggunakan shampo, dilakukan mandiri. Keadaan rambut bersih

dan tidak ada ketombe.

Selama sakit

Pasien mengatakan pasien kemarin sore keramas, keadaan rambut

bersih, wangi, tidak lengket .

c. Telinga

Sebelum sakit

Pasien mengatakan biasanya membersihkan telinga setiap terasa

kotor dan setelah mandi serta menggunakan cutton bud .

Selama sakit

Pasien mengatakan mandiri dalam membersihkan telinga. Telinga

dibersihkan setiap hari bersamaan saat mandi, keadaan telinga

bersih.

d. Mata Sebelum

sakit

Pasien mengatakan pasien biasanya membersihkan mata setiap

mandi, wudhu dan cuci muka menggunakan air bersih.

57
Selama sakit

Pasien mengatakan membersihkan mata bersamaan saat mandi

menggunakan air bersih, keadaan mata bersih.

e. Mulut

Sebelum sakit

Pasien mengatakan biasa membersihkan mulut dengan menggosok

gigi dua kali sehari bersamaan dengan mandi dan dilakukan mandiri.

Selama sakit

Pasien mengatakan membersihkan gigi dan mulut dengan menggosok

gigi menggunakan pasta gigi dan sikat gigi secara mandiri. Tidak ada

gusi berdarah. Tidak terdapat bau mulut serta gigi bewarna putih

bersih.

f. Payudara

Sebelum sakit

Pasien mengatakan biasanya membersihkan payudara bersamaan

dengan mandi menggunakan air bersih dan sabun. Selama sakit

Pasien mengatakan membersihkan payudara bersamaan dengan


mandi.

Keadaan payudara bersih.


58
g. Genitalia

Sebelum sakit

Pasien mengatakan pasien biasa membersihkan genitalia saat mandi

setelah BAK dan BAB menggunakan sabun dan air bersih secara

mandiri.

Selama sakit

Pasien mengatakan dalam membersihkan genitalia bersamaan

dengan mandi dan setelah BAK dan BAB. Kondisi genetalia bersih.

h. Kuku/kaki

Sebelum sakit

Pasien mengatakan biasanya memotong kuku tangan dan kaki setiap

satu minggu sekali secara mandiri.

Selama sakit

Pasien mengatakan belum memotong kuku, kuku tangan dan kaki

pendek dan bersih.

5. Pola Reproduksi Seksual

Sebelum sakit

Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada sistem

reproduksinnya Selama sakit

Pasien mengatakan tidak ada gangguan pada sistem reproduksinya

6. Aspek Mental-Intelektual-Sosial-Spiritual

a. Konsep Diri

1) Identitas Diri

59
Pasien mengatakan merupakan seorang laki laki dan berpenampilam

layaknya laki-laki yang berstatus duda mempunyai seorang anak.

2) Harga Diri

Pasien mengatakan tidak malu dengan keadaan dirinya sekaranag,

pasien optimis kalau dirinya akan sembuh.

3) Gambaran Diri

Pasien mengatakan menyukai seluruh anggota badannya karena

merupakan anugerah dari Tuhan

4) Peran Diri

Pasien mengatakan dirinya seorang wiraswasta yang selalu rajin

bekerja.

5) Ideal Diri

Pasien mengatakan ingin cepat sembuh supaya bisa cepat pulang

kerumah.

b. Intelektual

Pasien mengatakan sedikit mengetahui tentang penyakitnya saat

dokter memberikan penjelasan yaitu sumbatan pada daerah aliran

darah yang dikarenakan hipertensi, untuk tanda gejala, komplikasi,

serta pencegahan pasien belum tahu tentang penyakit yang

dideritanya saat ini. Pasien bertanya tentang penyakitnya.

c. Hubungan interpersonal

Sebelum sakit

Pasien mengatakan hubungan pasien dengan teman-teman, saudara

dan tetangga terjalin baik.

60
Selama sakit

Hubungan pasien dengan keluarga, perawat, dokter di rumah sakit

terjalin baik. Terbukti selama opname selalu ada yang menjenguk dan

selama di rumah sakit pasien kooperatif dengan tim medis.

d. Mekanisme Koping

Pasien mengatakan dalam pengambilan keputusan selalu dibicarakan

kepada keluarganya. Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan

pulang ke rumah berkumpul dengan keluarga serta temannya.

e. Support Sistem

Pasien mendapatkan dukungan dari keluarga, perawat dan dokter

untuk segera sembuh dan pulang ke rumah.

f. Mental /Emosional

Pasien mampu mengontrol emosinnya, terbukti saat ditanya perawat

dan dokter mampu merespon dengan baik.

g. Intelegensi

Pasien lulusan SMA, pengetahuanya baik, pasien sedikit mengetahui

tentang sakitnya. Pasien mengatakan saat ini ada kesulitan dalam

menjawab perhitungan ( matematika ).

61
h. Sosial

Pasien mampu membina hubungan baik dengan orang lain. Pasien juga

aktif dalam kegiatan

i.Spritual

Pasien beragama islam dan menunaikan ibadah sesuai agama. Pasien

juga berdoa agar cepat sembuh.

D. Pemerikasan Fisik

1. Keadaan Umum: Baik.

2. Kesadaran : composmentis, GCS = E4V5M6

3. Antropometri : BB : 86 kg TB : 172 cm

IMT : = = 29.07

4. Status gizi : gemuk (normal: 18,5-25 menurut WHO)

5. Tanda – tanda vital

⁄ mmHg.
a. Tekanan darah:

b. Frekuensi nadi : 81 x per menit

c. Suhu : 36, 1

d. Respirasi : 21 x per menit

e. Nyeri : skala ringan 3 (ringan : 1-3)


6.Pemeriksaan Cepalo Caudal

a. Kepala

1) Bentuk dan Kulit Kepala

Bentuk kepala mesocephalo, tidak ada nyeri tekan pada kepala,

tidak terlihat adanya bekas luka atau jahitan, tidak ada benjolan.

2) Rambut
62
Rambut pasien berwarna hitam, pertumbuhan merata, bersih,
pendek

, tidak bau dan tidak mudah rontok.

3) Kesan Wajah

Pasien agak lemas dan menahan nyeri, pasien agak bingung saat

ditanya penyakitnya.

4) Mata

Bola mata simetris kanan dan kiri, pupil isokor, konjugtiva anemis,

sklera berwarna putih, bersih tidakk ada kotoran. Tidak terdapat

konjungtivitis, tidak mengalami kesulitan penglihatan pada malam

hari, tidak melihat obyek ganda. Fungsi penglihatan normal, pasien

teidak menggunakan kaca mata untuk melihat atau membaca.

5) Telinga

Simetris kanan dan kiri, tidak ada sekret yang keluar dari kedua

telinga, tidak terdapat massa, daun telinga bersih, fungsi

pendengaran normal.

63
6) Hidung

Hidung simetris, tidak ada sinusitis, tidak ada secret,pertumbuhan

rambut hidung merata, fungsi pembau normal.

7) Mulut dan Tenggorokan


Mukosa bibir terlihat lembab, bibir berwarna merah, tidak ada

stomatitis, tidak ada gangguan menelan dan mengunyah. fungsi

pengecap normal, tidak terdapat perdarahan dimulut.

b. Leher

Tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,

tidak ada nyeri tekan, tidak ada bekas luka, bentuk leher simetris, tidak

terdapat massa, tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe.

c. Tengkuk

Tidak ada kaku kuduk.

d. Sirkulasi

Arteri temporalis teraba lemah, arteri karotis teraba kuat. Arteri

femoralis teraba kuat, arteri radialis teraba kuat. Tidak terdapat

sianosis pada kuku. Nadi radialis teraba 81 x /menit.

e. Dada

1) Jantung

a) Inspeksi

Ictus cordis tidak tampak pada ICS IV-V mid clavicula sinistra

64
b) Palpasi

Tidak ada nyeri tekan, teraba ictus cordis pada ICS 5 garis mid

clavikula sinistra.

c) Perkusi

Terdengar suara pekak, intercosta 2 garis parasternal dektra,

intercosta 2 garis parasternal sinistra, sampai intercosta 4 garis

parasternal sinistra, dan intercosta 5 garis mid klavikula sinistra.

d) Auskultasi

Terdengar S1-S2 terpisah, regular.

2) Paru-paru

a) Inspeksi

Simetris kanan dan kiri, pada saat inspirasi dan ekspirasi tidak

ada retraksi dinding dada kanan dan kiri, tidak ada otot bantu

nafas.

b) Palpasi

Tidak ada nyeri tekan, vocal fremitus teraba seimbang kanan dan

kiri, teraba gerak dada kanan dan kiri simetris.

c) Perkusi

Terdengar suara sonor.

d) Auskultasi

Suara nafas vesikuler, RR= 21x/ menit perbandingan inspirasi dan

ekspirasi 1:2.

f. Payudara

65
1. Inspeksi

Bentuk simetris kanan dan kiri, tidak ada bekas luka.

2. Palpasi

Tidak teraba massa secara patologis, tidak ada nyeri tekan.

g. Punggung

Tidak ada kelainan tulang belakang,tidak terdapat massa, tidak ada

luka.

h. Abdomen

1. Inspeksi

Terlihat simetris, tidak ada bekas luka, warna kulit konsisten

dengan yang lain, umbilikus bersih, perut buncit.

2. Auskultasi

Terdengar peristaltik usus ± 15x per menit di kuadran 3.

3. Perkusi

Terdengar redup pada kuadran pertama bagian limfe, pada

kuadra kedua terdengar timpani pada bagian lambung, pada

kuadra ketiga dan keempat pada ileus terdengar redup.

4. Palpasi

Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati di kuadran 1

(kanan atas), dan tidak ada pembesaran limfa di kuadran 2 (kiri

atas) tidak terdapat asites.

i. Panggul

Bentuk panggul android, tidak ada keluhan nyeri panggul.

66
j.Anus dan Rectum

Tidak ada kemerahan/ iritasi, tidak ada pembesaran vena/hemoroid.

k. Genetalia

Pasien seorang laki-laki, tidak ada kelainan bentuk, genetalia lengkap,

tidak ada luka, scrotum lengkap, penis normal tidak ada kelainan

bentuk.

l.Ekstremitas

1) Ekstremitas atas :

Anggota gerak atas lengkap, tidak ada kelainan jari, jumlah jari

lengkap 10, tidak ada oedem, terpasang infuse Nacl 0,9% pada

tangan kiri 20 tpm sejak tanggal 01/06/ 2016. Kekuatan otot

tangan kanan 5 dan tangan kiri 5 5

2) Ekstremitas bawah

Anggota gerak bawah lengkap, tidak ada kelainan jari dan bentuk,
tidak ada oedem, tidak ada bekas luka, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada varises, kapileri refill < 2 detik, reflek patela positif. kekuatan

5 5
otot kaki kanan 5 dan kaki kiri 5.
E. Pemeriksaaaan Nervus

Tabel 1. Pemeriksaan nervus ( 06 Juni 2016 )


No Nervus HasilPemeriksaan Interpreta
si
Nervus Pasien dapat membedakan bau minyak kayu Baik

67
1 Olfaktorius

putih dan parfum

Pasien mampu membedakan warna mampu


membaca, ketajaman mata kanan baik dan
2 Nervus Optikus Baik
kiri baik, lapang pandang mata kanan

baik dan kiri tidak, pasien dapat

mengikuti gerakan tangan.

Pasien tidak mampu mengangkat kelopak

Nervus mata atas, reaksi pupil kanan dan kiri Baik


3 Okulomotoris
terhadap cahaya baik, ukuran pupil kanan
dan kiri ± 3mm.

Nervus Gerakan bola mata menuju oblig superior


Baik
4 Tochlearis baik, dapat membuka kemudian menutup
matanya kembali.

5 Nervus Pasien bisa menggerakkan rahang ke kanan Baik

Trigeminus dan ke kiri baik.

6 Pasien mampu menggerakkan bola mata Baik


Nervus Abdusen
rektus rateralis.

Pasien mampu untuk mengerutkan


7 dahi, menutup mata, menyengir,
Nervus Facial memoncongkan bibir, memperlihatkan Baik
gigi.

No Nervus Hasil Pemeriksaan Interpretas


i

Nervus Tidak ada gangguan fungsi pendengaran,


8 Baik

68
Trigeminus pasien membuka mata ketika dipanggil.

Nervus
9 Vestibulokoklear Pasien bisa mereflekkan rasa muntah Baik

10 Nervus Vagus Pasien tidak mengalami gangguan menelan. Baik

Nervus Pasien dapat memfleksikan kepala ke bahu. Tidak


11
Aksesorius Tetapi nyeri normal

12 Pasien bisa menjulurkan lidah keluar. Baik


Nervus

Hipoglosus

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal 01 Juni 2016

Tabel 2. Pemeriksaan laboratorium


Hasil

No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi


Pemeriksaan

1. Kimia klinik

HbATc
7.8% 4.0-6.5% Tinggi
2.

Diabetes
Glukosa puasa

145 mg/dl 70-99mg/dl Tinggi

69
3.

Lemak

Cholestrol total 175 mg/dl mg/dl Rendah


Trigeserid 180 mg/dl mg/dl Tinggi

HDL cholestrol 34 mg/dl mg/dl Rendah


LDL direct 121 mg/dl mg/dl Tinggi

2. Pemeriksaan Radiologi: ( tanggal 01-06-2016 ) Kesan

= pulmo tak tampak kelainan, besar cor normal

3. EKG: hasil EKG (01-06-2016) belum dibacakan hasil baru

dikonsultasikan.

4. Scanning: ( tanggal 01 – 06- 2016 )

CT-scan Tanggal 01 – 06- 2016

Hasil: Infark capsula interna dextra, anthropy cerebry, edema cerebry,

tidak terdapat perdarahan.

G. TERAPI MEDIS YANG DIDAPAT KLIEN

Tabel 3. Terapi medis klien (06/06/2016)


No. Nama Obat Dosis Fungsi Rute

1. Infus Nacl 0,9% 20 tpm Terapi cairan IV


2. Mecobalamin Vitamin syaraf IV
500 mcg/12
jam

70
3. Citicolin 500mg/12 jam Vitamin otak IV

4 Flunarizin 2x 5 mg Mencegah migrain PO

5 Aspar K 2x1 Anti deuretik PO

6 Simvastatin 1x 10 mg PO

Obat kolestrol
(stop 07/06/2016 )
7 Manitol 125 ml/ 6 jam Deuretik osmotik IV

71
H. Analisa Data

No DATA PENYEBAB MASALAH

1. DS : -

DO: Gangguan aliran Ketidakefektifan


a. TTV :
arteri dan vena perfusi jaringan
TD : 140/90 mmHg
cerebri
N : 81 x/ menit

R : 21 x/menit

S: 36,1 C

b. Kesadaran: Composmentis

c. GCS : E4V5M6

d. HCTS : Infark capsula

interna dextra, anthropy

cerebry, edema cerebry,

tidak terdapat perdarahan.

2.DS: Pasien mengatakan nyeri/kaku Agen injury Nyeri akut

pada daerah pundak, skala 3 (ringan), biologis

nyeri datang saat tidur miring kanan

kiri, nyeri terasa cekot-cekot, nyeri

datang terkadang

DO:

a. P : nyeri datang saat tidur miring

kanan kiri

b. Q : nyeri terasa cekot-cekot

72
c. R:nyeri/kaku pada daerah pundak

d. S : skala 3 (ringan)

e. T : nyeri datang terkadang

f. Pasien menahan nyaeri

3.DS : Pasien mengatakan sedikitKurangnya Defisiensi

mengetahui tentang penyakitnya saat paparan informasi. pengetahuan

dokter memberikan penjelasan yaitu


tentang penyakit
sumbatan pada daerah aliran darah

yang dikarenakan hipertensi, untuk

tanda gejala, komplikasi, serta

pencegahan pasien belum tahu

tentang penyakit yang dideritanya

saat ini.

DO :

a. Pasien agak bingung

b. Pasien bertanya tentang

penyakitnya

I. Diagnosa Keperawatan (Sesuai Prioritas)

1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan gangguan

aliran arteri dan vena.

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis.

3. Defisiensi pengetahuan tentang penyakit yang berhubungan dengan

kurang paparan informasi.

73
1. Ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. NIC: Manajemen edema serebral
jaringan cerebral selam 3x24 jam diharapkan perfusi dan
berhubungan dengan jaringan dapat efektif yang ditandai tingkat
dengan kriteria hasil:
penyumbatan aliran arteri Observasi keadaan umum
NOC : Perfusi jaringan (serebral)
dan vena. kesadaran pasien
N
o Indikator A T
Tekanan sistol dan 3 5
diastol dalam rentan 2. Monitor tanda-tanda vital
normal 90/60-120/80
3. Berikan edukasi jika adanya peningkata
Tidak terjadi n
peningkatan TIK 4 5 TIK (mual, muntah, pusing)
(mual, muntah, pusing)
J. Rencana Keperawatan
Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic
No RM :01.77.33.00

DIAGNOSA PERENCANAAN
NO
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI

3 Tidak terjadi 4. Berikan obat diuretik osmotik penurunan tingkat 4 5


kesadaran dan keadaan Siti Nur umum

74
RENCANA KEPERAWATAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
DIAGNOSA PERENCANAAN
NO
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI

1 Keterangan :

1. Deviasi berat dari kisaran normal


2. Deviasi yang cukup besar dari kisaran normal
3. Deviasi sedang dari kisaran normal
4. Deviasi ringan dari kisaran normal
5. Tidak ada deviasi dari kisaran normal
Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic
No RM :01.77.33.00

DIAGNOSA PERENCANAAN
NO
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI

2 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan

75
RENCANA KEPERAWATAN

keperawatan selama 3x24 jam, nyeri


dengan agen injury berkurang dengan kreteria hasil :
biologis NOC : Kontrol nyeri
INDIKATOR A T
Mengenal kapan nyeri 3 5
terjadi
Menggunkan tindakan 3 5
tanpa analgetik
Melaporkan nyeri yang 4 5
terkonrol
NIC : Manajemen nyeri

1. Kaji nyeri secara komperhensif meliputi,lokasi, karakteristik durasi, frekuensi,.

2. Observasi non verbaldari ketidaknyamanan.


3. Ajarkan teknik non farmakologi (nafas dalam)
4. Berikan neuro protection

KETERANGAN :
1 : Tidak pernah menunjukan

76
RENCANA KEPERAWATAN

2 : Jarang menunjukan Siti Nur


3 : Kadang kadangmenunjukan
4 : Sering menunjukan
5 : Secara konsisten menunjukan
Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic
No RM :01.77.33.00
DIAGNOSA PERENCANAAN
NO
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI

2 Tingkat Nyeri
Indikator A T
Panjang episode nyeri 3 5
Ekspresi wajah 3 5
Keterangan :
1 : Berat
2 : Cukup berat
3 : Sedang
4 : Ringan
5: Tidak ada
Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic

77
RENCANA KEPERAWATAN

3 Defisiensi pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatanNIC: pengajaran : proses penyakit


No RM :01.77.33.00 selama 3X tatap muka, pengetahuan
tentang penyakit yang bertambah dengan kreteria hasil : 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang
DIAGNOSA PERENCANAAN
NO proses penyakit
berhubungan
KEPERAWATANdengan kurang NOC : pengetahuan : aktivitas
TUJUAN yang INTERVENSI
disarankan 2. Berikan kesempatan pasien untuk
n Indikator A T
paparan informasi o
1 aktivitas yang 3 5 bertanya
disarankan
3. E
2 tujuan aktivitas yang 3 5
disarankan d
3 tindakan pencegahan 3 5
u
yang disarankan
k

asi ke pasien tentang stroke nonhemoragik

4. Evaluasi hasil tindakan pendidikankesehatan yang sudah dilakukan

Siti Nur
Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic
No RM :01.77.33.00

78
RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA PERENCANAAN
NO
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI

3 Keterangan:
1: Tidak ada pengetahuan
2: Pengetahuan terbatas
3: pengetahuan sedang
4: Pengetahuan banyak
5: Pengetahuan sangat banyak

79
A. CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal Proses Hasil

1 1 Senin, 06 07.00 WIB 07.05 WIB 13.30 WIB

Juni 2016 1. Mengobservasi KU Ds : - S: -

pasien dan kesadaran D0 : O:

pasien KU: baik - Keadaan umum: baik, Kesadaran

Kesadaran : composmentis compos mentis,

GCS : E4V5M6 - GCS : E4V5M6

07.05 WIB 07.10 WIB - TD : 140/90 mmHg

80
CATATAN PERKEMBANGAN

2. Mengukur TTV Ds : -

Do : TD : 140/90 mmhg

N : 81 x/menit

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal
Proses Hasil

1 Senin, 06 R : 21 x/menit A : Tujuan tercapai sebagian


08.15 WIB 3.

81
CATATAN PERKEMBANGAN

Juni 2016 S : 36,1 ºc No Indikator A T C


1 Tekanan sistol dan 4 5 4
Nyeri : skala 3 (ringan) diastol dalam rentan
normal 90/60-120/80
08.20 WIB
2 Tidak terjadi
Ds : pasien mengatakan tidak peningkatan TIK 4 5 4
(mual, muntah,
sakit saat di suntik pusing)

Do : Memberikan manitol 3 Tidak terjadi 4 5 5


penurunan tingkat
125ml/6 jam dan Citicolin500 kesadaran dan keadaan
Mengelola umum
mg/12 jam melalui iv
pemberian manitol
125ml/12 jam Siti nur
melalui iv

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal Proses Hasil

82
CATATAN PERKEMBANGAN

1 Senin, 06 P : Lanjutkan intervensi :

Juni 2016 1,2, 3, 4

Stop pemberian manitol

Siti Nur

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
No dx Hari, Evaluasi
No tanggal Implementasi

83
CATATAN PERKEMBANGAN

Proses Hasil

2 1 Senin, 06 15.00 WIB 15.05 WIB 20.00 WIB


Juni 2016
1. Mengobservasi Ds : - S: Pasien mengatakan tidak pusing,

KU pasien D0 : O:

KU: Baik - Keadaan umum: Baik,

Kesadaran : Composmentis Kesadaran Compos mentis,

GCS : E4V5M6 - TD : 130/90 mmhg

N : 84 x/menit

15.05 WIB 15.10 WIB R : 22 x/menit

2. Mengukur TTV Ds : - S : C

Nyeri : skala 3 (ringan)

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
No dx Hari, Evaluasi

84
CATATAN PERKEMBANGAN

No Implementasi
tanggal Proses Hasil

1 Senin, 06 Do : TD : 130/90 mmhg - GCS : E4V5M6


Juni 2016 N : 84 x/menit A : Tujuan tercapai sebagian

R : 22 x/menit No Indikator A T C
1 Tekanan sistol dan 4 5 4
S : C diastol dalam rentan
normal 90/60-120/80
Nyeri : skala 3 (ringan)
2 Tidak terjadi
peningkatan TIK 4 5 5
(mual, muntah,
pusing)
15.20 WIB
3 Tidak terjadi 4 5 5
Ds : Pasien mengatakan tidak
15.15 WIB 3. penurunan tingkat
pusing kesadaran dan
Memonitor
keadaan umum
peningkatan TIK
Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic
No RM :01.77.33.00
No dx Hari, Evaluasi

85
CATATAN PERKEMBANGAN

No Implementasi
tanggal Proses Hasil

1 Senin, 06 (mual, muntah, Do : Pasien duduk ditempat P : Lanjutkan intervensi :

Juni 2016 pusing, nyeri tidur 1,2, 3, 4

kepala)

3 1 Senin, 06 20.00 WIB 20.05 WIB Siti nur


Juni 2016 1. Mengobservasi Ds : - Siti nur
KU pasien D0 : Nama : Tn”R”
Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic KU: Baik
Kesadaran : ComposmentisNo RM :01.77.33.00
07.30 WIB S: Pasien mengatakan
20.05 WIB 20.10 WIB
tidak pusing atau mual
2. Mengukur TTV Ds : -
3. Memberikan Ds : pasien mengatakan Do : TD : 140/90 mmhg
tidak N : 78 x/menit
terapi Citicolin 500 sakit saat obat diberikan R : 19 x/menit
mg/12 jam melalui Do : Citicolin 500 mg/12 jam S :,5 C
iv sudah diberikan melalui iv Nyeri : skala 3 (ringan)
20.20 WIB 20.25 WIB O:

No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal 86 Proses Hasil
CATATAN PERKEMBANGAN

- Keadaan umum: Baik,


Kesadaran Compos mentis,
- TD : 140/90 mmhg N : 78 x/menit
R : 19 x/menit
S : ,5 C
- GCS : E4V5M6
Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic
No RM :01.77.33.00
No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal Proses Hasil

3 1 21.05 WIB 21.10 WIB A : Tujuan tercapai sebagian


4. Memberikan DS: pasien mengatakan paham
N Indikator A T C
tanda peningkatan TIK o
informasi kepada Do : Keluarga kooperatif
1 Tekanan sistol dan 4 5 4
diastol dalam rentan
pasien tentang tanda normal 90/60-120/80
Siti nur
peningkatan TIK 2 Tidak terjadi
peningkatan TIK 4 5 5

87
CATATAN PERKEMBANGAN

(mual, muntah,
(mual, muntah,
pusing)
pusing, nyeri kepala
3 Tidak terjadi 4 5 5
) penurunan tingkat
kesadaran dan keadaan
umum

P : Lanjutkan intervensi :
1,2, 3,4
Siti nur

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal Proses Hasil

88
CATATAN PERKEMBANGAN

4 1 Selasa, 07 08.00 WIB 08.05 WIB 13.30 WIB S:


Juni 2016 1. Ds : D0 : Pasien mengatakan tidak pusing,
Mengo KU: Baik tidak mual/ muntah
bservas Kesadaran : Composmentis
iKU
pasien 08.10 WIB O:
Ds : - - Keadaan umum: Baik, Kesadaran
Compos mentis,
Do : TD : 1300/90 mmhg
- TD : 130/90 mmhg
N : 79 x/menit
08.05 WIB N : 79 x/menit R
R : 18 x/menit : 18 x/menit
2.
S : 36,5 1 C S : 36,5 C
Mengu
Nyeri : skala 2 (ringan)
kur TTV
08.15 WIB
Ds : Pasien mengatakan tidak
pusing, tidak mual / muntah
Do :

08.10 WIB 3.
Memonitor
peningkatan TIK
(mual, muntah,
pusing, nyeri kepala Keadaan pasien baik )

89
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00

No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal
Proses Hasil

1 Selasa, 07 A : Tujuan tercapai sebagian


Juni 2016
No Indikator A T C
1 Tekanan sistol dan 4 5 4
diastol dalam rentan
Siti nur normal 90/60-120/80

2 Tidak terjadi 4 5 5
peningkatan TIK
(mual, muntah,
pusing)
3 Tidak terjadi 4 5 5
penurunan tingkat
kesadaran dan
keadaan umum

90
CATATAN PERKEMBANGAN
P : Lanjutkan intervensi :
1,2, 3, 4
Siti nur

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal Proses Hasil

5 1 Selasa, 07 14.00 WIB 15.05 WIB 17.30 WIB S:


juni 2016 1. Mengobserva Ds : D0 : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
siKU pasien KU: Baik nyeri kepala tidak ada mual/ muntah
Kesadaran : Composmentis
O:
15.10 WIB - Keadaan umum: Baik, Kesadaran
15.05 WIB Compos mentis,
Ds : -
2. Mengukur - TD : 130/90 mmhg
Do : TD : 130/90 mmhg
TTV N : 78 x/menit
N : 78 x/menit
R : 18 x/menit
R : 18 x/menit
S : C S :C

15.15 WIB

91
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
15.10 WIB 3. Ds : Pasien mengatakan
Memonitor tidak ada keluhan nyeri
peningkatan kepala Do : Pasien duduk di
TIK(mual, muntah, bed
pusing, nyeri kepala
)
Siti nur

No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal Proses Hasil

1 Selasa, 07 A : Tujuan tercapai sebagian


juni 2016
No Indikator A T C
1 Tekanan sistol dan 4 5 4

diastol dalam rentan


normal 90/60-120/80

2 Tidak terjadi
peningkatan TIK 4 5 5

92
CATATAN PERKEMBANGAN
(mual, muntah, 4 5 5
pusing)

3 Tidak terjadi
penurunan tingkat
kesadaran dan
keadaan umum

P : pertahankan intervensi :
Pasien pulang

Siti nur

93
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00

No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal
Proses Hasil

1 2 Senin, 06 07.25 WIB 07.30 WIB 13.30 WIB S:


Juni 2016 1. DS : Pasien mengatakan nyeri Pasien pada leher, skala ringan
Mengk pada leher, skala ringan 3, 3, datang pada saat tiduran
aji nyeri kadang, datang pada miring
nyerise saat tiduran miring kanan/kiri
cara kanan/kiri,rasanye cekot- O:
kompr cekot D0 : Pasien duduk di - Pasien duduk di bed
ehensif bed. - Wajah menahan nyeri
A : Tujuan belum tercapai
07.35 WIB
Ds : - NOC : Kontrol nyeri
Do : Pasien agak menahan INDIKATOR A T C
nyeri Mengenal kapan nyeri 3 5 4
07.30 WIB
terjadi
2. 08.35 WIB 5 4
Mengo DS : pasien mengatakan Menggunkan tindakan 3
bserva tanpa analgetik

94
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
siketid tidak nyeri saat obat di Melaporkan nyeri yang 4 5 4
aknya berikan Do: terapi terkonrol
manan mecobalamin 500mcg/12
non jam melalui iv sudah
verbal diberikan
Siti nur
08.30 WIB 3.
Mengelola
pemberian
terapi
mecobalamin
500mcg/12 jam
melalui iv
2 Senin, 06 Tingkat Nyeri
Juni 2016
Indikator A T C
Panjang episode nyeri 3 5 3
No dx Hari, Evaluasi
No tanggal Implementasi

95
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
Proses Hasil

Ekspresi wajah 3 5 3

P : Lanjutkan intervensi :
1,2, 3, 4

Siti nur

No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal
Proses Hasil

2 2 Senin, 06 15.00 WIB 15.05 WIB 19.30 WIB S:


Juni 2016 1. Mengkaji nyeri Ds : Pasien mengatakan nyeri Pasien pada leher, skala ringan
pada leher, skala ringan 3, 3, datang pada saat tiduran
nyeri kadang, datang pada miring
kanan/kiri

96
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
secara komprehensif saat tiduran miring O:
kanan/kiri,rasanye cekot- - Pasien duduk di bed
cekot D0 : pasien duduk di - Pasien menahan nyeri
bed A : Tujuan tercapai sebagian
15.10 WIB NOC : Kontrol nyeri
15.05 WIB 2. Ds : pasien mengatakan akan INDIKATOR A T C
Mengajarkan tarik nafas dalam saat nyeri
teknik relaksasi Mengenal kapan nyeri 3 5 4
datang
nafas dalam Do : pasien rileks setelah tarik terjadi
Menggunkan tindakan 3 5 4
nafas dalam
16.15 tanpa analgetik
16.00 5 4
Ds : - Melaporkan nyeri yang 4
3. Mengobservasi Do : pasien rileks terkonrol
ketidaknyamanan
non verbal Siti nur

97
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal Proses Hasil

2 Senin, 06 Tingkat Nyeri


Juni 2016
Indikator A T C
Panjang episode nyeri 3 5 3
Ekspresi wajah 3 5 3

P : Lanjutkan intervensi :
1,2, 3, 4

Siti nur

No dx Hari, Evaluasi

98
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
No Implementasi
tanggal Proses Hasil

3 2 Senin, 06 20.30WIB 20.35 WIB 07.30 WIB


Juni 2016 1. Mengelola DS:pasien mengatakan tidak S:
pemberian terapi nyeri saat obat dimasukan Pasien mengatakan nyeri berkurang
mecobalamin DO: pemberian terapi menjadi skala 2, nyeri datang saat
500mg/12 jam mecobalamin 500mg/12 jam tiduran miring kanan kiri
Melalui iv O:
Pasien tiduran
Pasien menahan nyeri
21.00 WIB 21.05 WIB

2. Mengkaji nyeri Ds : Pasien mengatakan nyeri A : Tujuan tercapai sebagian


secara komprehensif pada leher, skala ringan 3, NOC: kontrol nyeri
nyeri kadang, datang pada INDIKATOR A T C

99
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
saat tiduran miring Mengenal kapan nyeri 3 5 terjadi 4
kanan/kiri,rasanye cekot- Menggunkan tindakan 3 5
cekot D0 : Pasien tiduran di tanpa analgetik 4
tempat tidur Melaporkan nyeri yang 4 5
4
terkonrol
Siti nur

No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal Proses Hasil

2 Senin, 06 Tingkat Nyeri


Juni 2016
Indikator A T C
Panjang episode nyeri 3 5 3
Ekspresi wajah 3 5 3

100
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
1,2,3,4

Siti nur

No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal Proses Hasil

4 2 Selasa, 07 07.25 WIB 07.30 WIB 13.30 WIB


Juni 2016 1. Mengkaji nyeri DS : Pasien mengatakan nyeri S: Pasien pada leher, skala ringan 2,
secara komprehensif pada leher, skala ringan 2, datang pada saat tiduran miring
nyeri kadang, datang pada saat kanan/kiri
tiduran miring
kanan/kiri,rasanye kliengan O: Pasien duduk di bed
D0 : Pasien menahan nyeri
Pasien duduk di bed.

101
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
07.30 WIB 07.35 WIB A : Tujuan tercapai sebagian
2. Mengobservasi Ds : - NOC: kontrol nyeri
ketidaknyamanan Do : Pasien agak relaks
INDIKATOR A T C
non verbal Mengenal kapan nyeri 3 5 5
08.30 WIB 08.35 WIB terjadi
3. Mengelola DS : pasien mengatakan tidak Menggunkan tindakan 3 5 5
pemberian terapi nyeri saat obat di berikan tanpa analgetik
mecobalamin Do: terapi mecobalamin Melaporkan nyeri yang 4 5 4
500mg/12 jam 500mg/12 jam melalui iv sudah terkonrol
melalui iv diberikan
Siti nur

No dx Hari, Evaluasi No Implementasi


tanggal Proses Hasil

102
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
2 Selasa, 07 Tingkat Nyeri
Juni 2016
Indikator
A T C
Panjang episode nyeri 3 5 3
Ekspresi wajah 3 5 4

P : Lanjutkan intervensi :
1,2, 3, 4

Siti nur
No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal
Proses Hasil

103
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
5 2 Selasa, 07 15.00 WIB 15.05 WIB 17.30 WIB
juni 2016 1. Mengkaji nyeri Ds : Pasien mengatakan nyeri S: Pasien pada leher, skala ringan
secara komprehensif pada leher, skala ringan 2, 2, datang pada saat tiduran miring
nyeri kadang, datang pada kanan/kiri
saat tiduran miring
kanan/kiri,rasa kliengan O: Pasien duduk di bed
Pasien menahan nyeri
D0 : pasien duduk di bed
A : Tujuan tercapai sebagian
NOC: kontrol nyeri
15.05 WIB 2. 15.10 WIB INDIKATOR A T C
Mengajarkan Ds : pasien mengatakan nyeri Mengenal kapan nyeri 3 5 5
teknik relaksasi berkurang setelah tarik nafas terjadi
nafas dalam dalam 5 5
Menggunkan tindakan 3
Do : pasien rileks setelah tarik
tanpa analgetik
nafas dalam 5 4
Melaporkan nyeri yang 4
terkonrol

104
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00

No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal Proses Hasil

16.00 16.15 Tingkat Nyeri


3. Mengobservasi Ds : -
ketidaknyamanan
Do : pasien rileks Indikator A T C
non verbal
Panjang episode nyeri 3 5 5
Ekspresi wajah 3 5 4

P : Stop intervensi :
Pasien pulang

105
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
Siti nur

Siti nur

106
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal Proses Hasil

1 3 Senin, 06 09.00 WIB 09.10 WIB 13.30 WIB


Juni 2016 1. Mengkaji tingkat DS: mengatakan sedikit S: mengatakan sedikit mengetahui
pengetahuan mengetahui tentang tentang penyakitnya saat dokter
pasien tentang penyakitnya saat dokter memberikan penjelasan yaitu
memberikan penjelasan yaitu sumbatan pada daerah aliran darah
sakitnya
sumbatan pada daerah yang dikarenakan hipertensi, untuk
aliran darah yang tanda gejala, komplikasi, serta
dikarenakan hipertensi, pencegahan pasien belum tahu
untuk tanda gejala, komplikasi, tentang penyakit yang dideritanya saat
serta pencegahan pasien ini
belum tahu tentang
penyakit yang dideritanya saat O:
ini - Pasien bingung saat ditanya
DO: tentang sakitnya
a. Pasien
terlihat bingung

107
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
saatditanya
tentang
penyakitnya.
b. Pasien
bertanya
kepada dokter
tentang sakitnya.

Siti nur

No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal Proses Hasil

2 A : Tujuan belum tercapai sebagian

no Indikator A T C

1 aktivitas yang 3 5 3

108
CATATAN PERKEMBANGAN

disarankan
2 tujuan aktivitas 3 5 3
yang disarankan 3
3 tindakan 3 5
pencegahan yang
disarankan

P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4

Siti nur

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


2 3 Senin, 06 17.00 WIB 17.10 WIB 20.00 WIB
Juni 2016 1. Mengkaji tingkat DS: mengatakan sedikitS: mengatakan sedikit mengetahui
pengetahuan pasien mengetahui tentangtentangpenyakitnya saat dokter
pasien tentang penyakitnya saat doktermemberikan informasi penyakit yang
sakitnya memberikan informasidideritanya saat ini
penyakit yang dideritanya saat O:

109
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
ini - Pasien bingung saat ditanya tentang
DO: sakitnya

No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal Proses Hasil

No RM :01.77.33.00

a. Pasien terlihat bingung


saatditanya tentang penyakitnya.
b. Pasien bertanya kepada dokter
tentang sakitnya.

110
CATATAN PERKEMBANGAN

Siti nur

No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal Proses Hasil

2 Senin, 06 A : Tujuan belum tercapai


Juni 2016

no Indikator A T C

1 aktivitas yang 3 5 3
disarankan
2 tujuan aktivitas 3 5 3
yang disarankan 3 5 3
3 tindakan
pencegahan yang
disarankan

111
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4

Siti nur

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal Proses Hasil

3 3 Selasa, 07 09.00 WIB 09.10 WIB 13.30 WIB


Juni 2016 1. Mengkaji tingkat Ds : mengatakan sedikit S: Pasien mengatakan sudah tau
tentang
pengetahuan pasien mengetahui tentang sakitnya,penyebab dan pencegahan
pasien penyakitnya saat dokter O:
memberikan penjelasan yaitu - Pasien kooperatif saat diberikan

112
CATATAN PERKEMBANGAN

sumbatan pada daerah aliran pendidikan kesehatan


darah yang dikarenakan - Pasien mampu menjawab saat
hipertensi, untuk tanda gejala, ditanya
komplikasi, serta pencegahan
pasien belum tahu tentang
penyakit yang dideritanya saat
ini
D0 : Pasien bingung saat
ditanya mengenai sakitnya
10.00 WIB 10.05 WIB
2. Memberikan Ds : -
pendidikan Do : Pasien terlihat kooperatif
kesehatan ke pasien saat diberikan pendidikan
stroke non kesehatan
hemoragik

No dx Hari, Evaluasi
No Implementasi
tanggal
Proses Hasil

113
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn”R” Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragic


No RM :01.77.33.00
3 Senin, 06 10.30 WIB 3. 10.35 WIB A : Tujuan tercapai
Juni 2016 Memberikan Ds : Pasien mengatakan
kesempatan sedikit memahami tentang no Indikator A T C
pasien untuk stroke Do : Pasien mampu
bertannya memnjawab saat ditanya 1 aktivitas yang 3 5 5
disarankan
11.10 WIB 2 tujuan aktivitas yang 3 5 5
11.00 WIB Ds : Pasien mampu
4. Mengevaluasi menjelaskan pencegahan disarankan
hasil tindakan dan komplikasi dari stroke 3 tindakan 3 5 5
pendidikan Do : Pasien mampu
pencegahan yang
kesehatan yang menjawab dengan baik
disarankan
sudah dilakukan pertanyaan yang diberikan
Siti nur P : Pertahankan intervensi

Siti nur

114
BAB IV

PEMBAHASAN

Pembahasan dalam bab ini dimulai dari pengkajian sampai dengan

pendokumentasian. Sehingga dapat diketahui adanya kesenjangan antara

teori dengan pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan dalam kasus

nyata.Selain itu juga dapat diketahui adanya faktor penghambat dan

pendukung dalam pelaksanaan asuhan keperawatan Tn.”R” dengan

stroke non hemoragik.

A. Pembahasan Pengkajian

Penulis melakukan pengkajian kepada pasien dengan menggunakan

pendekatan kepada klien, keluarga dan tenaga kesehatan. Pengkajian

dilakukan pada tanggal 06 Juni 2016, dengan menggunakan metode

observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi baik

perawatan maupun medis. Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan,

penulis menemukan adanya perbedaan antara data yang muncul

menurut teori dan pada kasus nyata.

Pengkajian pada Tn.”R” didapatkan data, pasien dapat berbicara

dengan kesadaran compos mentis. Hasil CT-scan infark capsula interna

dextra, anthropy cerebry, edema cerebry, tidak terdapat perdarahan..

Ketika dikaji pasien tidak merasakan nyeri dikepala ataupun pusing

dikepala. Keadaan umum pasien baik dengan hasil GCS normal yaitu total

15. Komunikasi verbal baik, tidak ada gangguan. Pasien tidak terpasang

115
Naso Gastric Tube (NGT) dan tidak terpasang Dower Cateter (DC). Pasien

terpasang infus Nacl 0,9 % 20 tpm ditangan kiri sejak tanggal 01 Juni

2016.

1. Dari hasil pengkajian TN.”R” data yang muncul sesuai teori Smeltzer,

(2006) adalah:

a. Defisit kognitif.

Defisit kognitif yaitu ketidakmampuan mengingat jangka pendek

dan jangka panjang, penurunan perhatian, kerusakan kemampuan

untuk berkonsentrasi dan perubahan penilaian (Smeltzer, 2006).

Gangguan kognitif pada pasien stroke terjadi jika perdarahan atau

penumpukan cairan di otak mengenai lobus frontal yang salah

satu fungsinya untuk kemampuan kognitif dan daya ingat

(memori). Data ini muncul di pasien, dibuktikan dengan saat

pengkajian pasien mengatakan saat ini kesulitan dalam

perhitungan seperti 978, pasien menjawabnya lama, hasil Ct-

Scan : scan infark capsula interna dextra, anthropy cerebry, edema

cerebry, tidak terdapat perdarahan

2. Data yang muncul pada teori Smeltzer ( 2006 ) tetapi pada kasus

TN.”R“ tidak ditemukan yaitu :

a. Defisit lapang pandang

Defisit lapang pandang adalah kesulitan atau ketidakmampuan

dalam menyadari obyek, penglihatan dimalam hari dan

116
penglihatan ganda (Smeltzer, 2006). Pasien TN.”R” tidak
mengalami kehilangan lapang pandang, penglihatan ganda atau

kesulitan melihat di malam hari, hal ini disebabkan oedema yang

terjadi pada serebral tidak mengenai lobus oksipital yang

mempengaruhi syaraf optikus (penglihatan).

b. Defisit verbal

Defisit verbal yaitu ketidakmampuan dalam menyusun kata-kata

atau kalimat yang dapat dipahami oleh orang lain Smeltzer, (2006 )

Pasien tidak mengalami gangguan dalam berkomunikasi. Saat diajak

ngobrol pasien dapat menjawab dengan baik. Pada pasien

TN.”R” tidak mengalami gangguan komunikasi verbal karena tidak

ada tumpukan cairan pada lobus temporal yang berfungsi untuk

mengatur respon bicara, karena area itu tidak tertutup maka

pasien tidak mengalami gangguan pada pembentukan kata-kata.

c. Defisit motorik

Defisit motorik yaitu ketidakmampuan dalam menggerakkan

ekstremitas bagian atas dan bawah diakibatkan kelemahan atau

kelumpuhan Smeltzer, (2006) Kelemahan atau kelumpuhan

terjadi karena ada pembuluh darah yang pecah sehingga terjadi

penumpukan cairan pada otak mengakibatkan sirkulasi darah ke

otak terganggu dan menyebabkan hipoksia otak. Terjadinya

hipoksia di otak akan mempengaruhi fungsi lobus- lobus otak,

salah satunya adalah lobus parietal yang berfungsi untuk

117
mengatur gerakan. Saat dilakukan pengkajian pasien sudah tidak

mengalami kelemahan, dikarenakan saat pengkajian pasien

sudah dirawat selama 5 hari.

d. Defisit emosional

Defisit emosional yaitu kehilangan kontrol diri, labilitas

emosional, penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan

stress, depresi, menarik diri, rasa takut, bermusuhan dan marah,

perasaan isolasi.Smeltzer, (2006 ) Otak besar ( Cerebrum ) terdiri

dari beberapa lobus, salah satunya adalah lobus temporal yang

salah satu fungsnya yaitu mengontrol emosi. Pasien Tn.”R” tidak

mengalami gangguan emosional karena tidak terdapat

perdarahan perdarahan di lobus Temporalis, sehingga pasien

mampu mengontrol diri dan emosinya, terbukti ketika ditanya

pasien mendatakan tidak malu dengan keadaannya sekarang,

pasien optimis akan sembuh. Pasien juga kooperatif dengan tim

medis. Di buktikan dengan hasil CT- Scan : infark capsula interna

dextra, anthropy cerebry,odema serebri serta tidak terdapat

perdarahan.

3. Data yang muncul pada Tn.”R” tetapi tidak ada dalam teori Smeltzer,

(2006) yaitu :

a. Nyeri akut

118
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak

menyengankan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau

potensial sebagai potensial, awitan atau yang tiba-tiba atau

lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang

dapat diantisipasi atau diprediksi (NANDA, 2015). Diagnosa ini

muncul karena Pasien mengeluh nyeri pada leher, skala ringan 3,

nyeri kadang, datang pada saat tiduran miring kanan/kiri,rasanya

cekotcekot .

Faktor pendukung yang penulis dapatkan selama pengkajian

pasien kooperatif dalam menyampaikan masalahnya dan mau

diajak bekerja sama. Faktor penghambat yaitu keterbatasan

pengetahuan dari penulis mengenai asuhan keperawatan stroke

non hemoragik. Untuk pemecahan masalah yaitu dengan

menambah pengetahuan dari berbagai literatur yang membahas

tentang stroke non hemoragik dan sistem persarafan.

B. Pembahasan Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan teori yang ada menurut (Muttaqin, 2008) yang sudah

disesuaikan dean NANDA (2015) untuk kasus pasien stroke non

hemoragik terdapat delapan diagnosa keperawatan yang mungkin

muncul. Setelah dilakukan pengumpulan data pada TN.”R” dan dilakukan

analisa, penulis menemukan ada tiga diagnosa keperawatan yang muncul,

1 diagnosa keperawatan sesuai teori dan 2 diagnosa keperawatan tidak

sesuai teori.

119
1. Diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn.”R “ dan sesuai

dengan teori Muttaqin (2008) yang sesuai dengan NANDA

(2015) yaitu:
a. Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan

dengan penyumbatan aliran arteri dan vena.

Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral adalah penurunan

oksigen yang mengakibatkan kegagalan pengiriman nutrisi ke

jaringan serebral pada tingkat kapiler (NANDA, 2015).

Diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan serebral muncul

karena adanya infark pada capsula interna di bagian kanan,

sehingga perfusi jaringan yang disuplai oleh pembuluh darah

yang tersumbat menjadi terganggu. Ini dibuktikan dengan hasil

CT-scan : infark capsula interna dextra, athropy cerebry,

odema cerebri, tidak terdapat perdarahan.

2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada TN.”R” yang muncul

tetapi tidak sesuai teori Mutaqqin (2008) yang sudah disesuaikan

dengan NANDA (2015) adalah

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis. Nyeri

akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak

menyengankan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau

potensial sebagai potensial, awitan atau yang tiba-tiba atau

lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang

dapat diantisipasi atau diprediksi (NANDA, 2015). Diagnosa ini

120
muncul karena Pasien mengeluh nyeri pada leher, skala ringan

3, nyeri kadang, datang pada saat tiduran miring

kanan/kiri,rasanya cekot-cekot . Data inilah yang mendukung

penulis mengangkat diagnose keperawatan nyeri akut.

b. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya

paparan informasi.

Defisiensi pengetahuan merupakan ketiadaan atau defisiensi

informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu

(NANDA, 2015).

Defisiensi pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal informasi.

Diagnosa ini tetap muncul walaupun pasien berpendidikan

SMU. Penulis mengangkat diagnosa ini karena pasien sedikit

mengetahui tentang penyakitnya saat dokter memberikan

penjelasan yaitu sumbatan pada daerah aliran darah yang

dikarenakan hipertensi, untuk tanda gejala, komplikasi, serta

pencegahan pasien belum tahu tentang penyakit yang

dideritanya saat ini.

3. Dignosa keperawatan yang ada pada teori Mutaqqin (2008) yang

sudah disesuaikan dengan NANDA (2015), tetapi tidak muncul

pada TN.”R” :

121
a. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan

fisiologis (penurunan sirkulasi ke otak,sistem muskuloskeletal

lemah).

Hambatan komunikasi verbal adalah penurunan, perlambatan,

atau ketidaan kemampuan untuk menerima , memproses,

mengirim, dan/atau menggunakan sistem simbol (NANDA,

2015). Diagnosa keperawatan ini tidak muncul pada pasien

TN.”R” dikarenakan nervus optikus, nervus toklera dan nevus

abdusen tidak mengalami gangguan. Dimana fungsi dari ketiga

nervus itu adalah untuk ketajaman penglihatan, lapang

pandang

kemampuan bola mata untuk bergerak ke bawah dan

kesamping, serta kemampuan bola mata untuk menggerakkan

mata. Pada pasien fungsi ketiga nervus ini baik karena pasien

dapat melihat dengan baik, dapat membaca dengan baik.

b. Risiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan

faktor mekanik (imobilitas fisik).

Resiko integritas kulit adalah rentan mengalami kerusakan

epidermis dan/atau dermis yang dapat mengganggu

kesehatan (NANDA, 2015). Biasanya Bagian-bagian tubuh yang

menonjol seperti Pantat, tulang skapula, dan tumit beresiko

tinggi terjadi luka. Diagnosa ini tidak muncul pada pasien

karena saat dilakukan pengkajian pasien bisa mobilisasi

122
dengan mandiri dan ditandai kulit pasien bersih tidak ada luka

terutama di tukang skapula dan pantat.

c. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan faktor

fisiologis (disfungsi neuromuskular).

Pertukaran udara inspirasi dan/atau ekspirasi tidak adekuat

(NANDA, 2015). Pada pasien Stroke ketidakefektifan pola nafas

terjadi karena adannya defisit penurunan neurologi yaitu

penurunan kesadaran yang mengakibatkan pasien bedrest

total, terjadi penurunan kemampuan batuk, dan akhirnya akan

terjadi penumpukan sekret. Diagnosa ini tidak muncul pada

pasin Tn.”R” dikarenakan saat dilakukan pengkajian pasien

tidak mengalami penurunan kesadaran, dan bisa mobilisasi

seperti jalan, duduk. Selain itu dibuktikan RR= 21 kali/menit,

keadaan pernafasan baik. Pasien tidak menggunakan bantuan

oksigen.

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmapuan makan .

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

metabolik (NANDA, 2015).

Penurunan nutrisi pada pasien Stroke terjadi karena adannya

gangguan pada nervus vagus yang berfungsi untuk

mengetahui adakah gangguan di kontraksi laring dan gerakan

123
simetris pallatum mole. Diagnosa ini tidak muncul di pasien

karena pasien tidak ada gangguan nervus vagus ditandai status

nutrisi pasien baik. Hasil IMT 29,07 (gemuk) tidak ada

gangguan pada nafsu makan. Saat dilakukan pemeriksaan

nervus, nervus Vagus tidak ada kesulitan dalam menelan.

e. Defisit perawatan diri : hygiene, mandi atau toileting yang

berhubungan dengan kelemahan fisik

Defisit perawatan diri adalah hambatan kemampuan untuk

melakukan atau menyelesaikan aktivitas hygine, mandi dan

toileting secara mandiri (NANDA, 2015). Defisit perawatan diri

pada pasien Stroke terjadi karena adannya gangguan mobilitas

menurun. Diagnosa ini tidak muncul di pasien karena pasien

tidak ada gangguan pada mobilitas pasien yang ditandai

dengan pasien mampu makan,minum, toileting, berpakaian,

secara mandiri.

f. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan

kekuatan otot.

Hambatan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerakan

fisik atau satu atau lebuh ekskremitas secara mandiri dan

terarah (NANDA, 2015). Hambatan mobilitas fisik terjadi

karena adanya penurunan kekuatan otot. Diagnosa ini tidak

muncul karena pasien dapat mobilisasi tempat tidur,

berpindah, ambulasi/ROM secara mandiri.

124
C. Pembahasan Perencanaan

Pada tahap perencanaan Asuhan Keperawatan Tn “R” dengan

Stroke Non Hemoragik di ruang Anggrek 2 RSUP Dr Sardjito Yogyakarta,

penulis menggunakan hierarki maslow yaitu dengan melihat kebutuhan

dasar manusia. Pada penentuan penulis menggunakan batasan waktu

yang jelas, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan kapan evaluasi proses

dan hasil akan dilakukan. Pada kasus Tn “R” penulis menentukan semua

rencana tindakan, hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan tindakan

jelas tujuannya. Adapun prioritas masalah dalam studi kasus ini adalah

ketidakefektifan perfusi jarinagn serebral berhubungan dengan gangguan

aliran arteri dan vena, nyeri akut berhubungan dengan agen injuri

biologis, defisiensi pengetahuan berhubungan dengan paparan informasi.

Tujuan ditulis terdiri atas subyek, predikat kriteria, dan kondisi kriteria

yang ditulis berupa kriteria waktu maupun kriteria hasil sehingga mudah

dicapai pada waktu evaluasi.Rencana keperawatan untuk masing-masing

diagnosa pada kasus ini disusun mengacu pada masalah atau respon

utama pasien dengan tidak mengesampingkan perkembangan keadaan

pasien.

1. Perencanaan keperawatan yang muncul pada Tn.”R “ dan sesuai

dengan teori Muttaqin (2008) yang sesuai dengan (NIC & NOC, 2015)

terdapat 1 diagnosa yaitu:

a. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan

gangguan aliran arteri dan vena.

125
Tabel 4. Perencanaan diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan serebral

TUJUAN INTERVENSI

Setelah dilakukan tindakan 3 Tidak terjadi 4 5


keperawatan selam 3x24 jam penurunan tingkat
diharapkan perfusi jaringan dapat kesadaran dan
keadaan
efektif yang ditandai dengan kriteria
umum
hasil:
NIC: Manajemen edema serebral
NOC : Perfusi jaringan (serebral)
No Indikator A T 1. Observasi keadaan umum dan
1 Tekanan sistol dan 3 5
tingkat kesadaran pasien
diastol dalam rentan
normal 90/60-120/80
2. Monitor tanda-tanda vital
2 Tidak terjadi 4 5
peningkatan TIK
(mual, muntah, 3. Berikan edukasi jika adanya
pusing)
peningkatan TIK (mual,

muntah, pusing)

4. Berikan obat diuretik osmotik


Keterangan :
1. Deviasi berat dari kisaran normal
2. Deviasi yang cukup besar dari kisaran normal
3. Deviasi sedang dari kisaran normal
4. Deviasi ringan dari kisaran normal
5. Tidak ada deviasi dari kisaran normal

126
2. Perencanaan keperawatan yang muncul pada TN.”R” yang muncul

tetapi tidak sesuai teori Mutaqqin (2008) yang sudah

disesuaikan dengan (NIC & NOC 2015) terdapat 2 diagnosa yaitu :

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis

Tabel 5. Perencanaan diagnosa nyeri akut

TUJUAN INTERVENSI

Setelah dilakukan tindakan Indikator A T


keperawatan selama 3x24 jam, Panjang episode nyeri 3 5
nyeri berkurang dengan kreteria Ekspresi wajah 3 5
hasil : Keterangan :
1 : Berat
NOC : Kontrolnyeri 2 : Cukup berat
3 : Sedang 4 : Ringan
INDIKATOR A T
5: Tidak ada
Mengenal kapan nyeri 3 5
NIC : Manajemen nyeri
terjadi
Menggunkan tindakan 3 5 1. Kaji nyeri secara
tanpa analgetik
komperhensif
Melaporkan nyeri yang 4 5
terkonrol meliputi,lokasi, karakteristik
durasi, frekuensi.
2. Observasi non verbal dari
KETERANGAN :
1 : Tidak pernah menunjukan ketidaknyamanan.
2 : Jarang menunjukan 3. Ajarkan teknik non
3 : Kadang kadangmenunjukan farmakologi
4 : Sering menunjukan (nafas dalam)
5 : Secara konsisten menunjukan
4. Kolaborasi pemberian neuro

Tingkat Nyeri protection

121
b. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya

paparan informasi.
TUJUAN INTERVENSI

Setelah dilakukan NIC: pengajaran : proses penyakit


tindakan keperawatan selama
3X tatap muka, pengetahuan 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien
bertambah dengan kreteria hasil :
NOC : pengetahuan : aktivitas yang tentang proses penyakit
disarankan 2. Berikan kesempatan pasien untuk
Tabel 6. Perencanaan diagnosa defisiensi pengetahuan

n Indikator A T
o
1 aktivitas yang 3 5
bertanya
disarankan
2 tujuan aktivitas 3 5 3. Edukasi ke pasien tentang
yang disarankan
stroke non hemoragik
3 tindakan 3 5
pencegahan yang 4. Evaluasi hasil
disarankan
tindakan pendidikan

kesehatan yang

sudah

dilakukan

Keterangan:
1: Tidak ada pengetahuan
2: Pengetahuan terbatas
3: pengetahuan sedang
4: Pengetahuan banyak
5: Pengetahuan sangat banyak

D. Pembahasan Pelaksanaan

Asuhan keperawatan pada Tn.”R” dengan Stroke Non

Hemoragik di Ruang Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

dilaksanakan selama 1 hari lebih 10 jam. Waktu pelaksanaan

asuhan keperawatan ini tidak sesuai dengan criteria waktu atau

128
target dalam perencanaan asuhan keperawatan yang telah

diprogramkan oleh penulis yaitu mulai dari tanggal 06 Juni 2016

sampai 09 Juni 2016. Pelaksanaan asuhan keperawatan ini tidak

sesuai dengan rencana dikarenakan pasien pulang atas izin

dokter dalam pada hari selasa tanggal 07 Juni 2016 pukul 17.30

WIB.

Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan realisasi dari

rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya. Dalam

melaksanakan tindakan keperawatan penulis menyesuaikan

kondisi pasien, sarana dan prasarana yang ada di bangsal, juga

bekerjasama dengan pasien,dan perawat ruangan dalam

melaksanakan asuhan keperawatan ini sehingga dapat

melaksanakan sesuai target yang direncanakan. Pasien

kooperatif, alat tersedia lengkap, keluarga pasien antusias

mengikuti saran perawat, bekerjasama dengan tim medis dalam

perawatan.

1. Pelaksanaan yang muncul pada Tn.”R “ dan sesuai dengan

teori Muttaqin (2008) yang sesuai dengan (NIC & NOC, 2015)

terdapat 1 diagnosa yaitu:

a. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan

dengan gangguan aliran arteri dan vena.

Pelaksanaan rencana tindakan keperawatan dari diagnosa

ketidakefektifan perfusi jaringan serebral semua tindakan

dapat dilaksanakan sesuai rencana yaitu selama 1 hari

lebih 10 jam. Semua rencana yang dapat dilaksanakan


129
yaitu: Observasi keadaan umum dan tingkat kesadaran

pasien,Monitor tanda-tanda vital, Berikan edukasi jika

adanya peningkatan TIK (mual, muntah, pusing), Berikan

obat diuretik osmotik Manitol 125 ml/6 jam dan Citicolin

500 mg/12 jam. Pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan

rencana yang telah disusun, dalam hal ini terdapat factor

pendukung yaitu pasien mampu memperbaiki tingkat

kesadaran, keadaan umum meningkat, dan tidak terjadi

tanda peningkatan TIK.

2. Pelaksanaan keperawatan yang muncul pada TN.”R” yang

muncul tetapi tidak sesuai teori Mutaqqin (2008) yang sudah

disesuaikan dengan (NIC & NOC 2015) terdapat 2 diagnosa

yaitu :

a. Nyeri akut berhubungan dnegan agen injury biologis

Pelaksanaan rencana tindakan dari diagnose nyeri akut

dapat dilaksanakan dalam waktu 1 hari lebih 10 jam,

karena pasien kooperatif dalam pelaksanaan tindakan.

Rencana yang dilaksanakan yaitu : Kaji nyeri secara

komperhensif

meliputi,lokasi, karakteristik durasi, frekuensi, Observasi

non verbal dari ketidaknyamanan, Ajarkan teknik non

farmakologi

(nafas dalam), Kolaborasi pemberian neuro protection


Mecobalamin 500 mcg/12 jam Pelaksanaan dapat berjalan

sesuai dengan rencana yang telah disusun.

130
b. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya

paparan informasi.

Pelaksanaan rencana tindakan dari diagnosa defisiensi

pengetahuan dapat dilaksanakan semua karena pasien

kooperatif dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan yang

dilakukan. Rencana yang dilakukan yaitu : Observasi

tingkat pengetahuan pasien, Berikan pendidikan

kesehatan ke pasien tentang penyakitnya, Berikan

kesempatan pasien untuk bertanya, Evaluasi pasien

tentang informasi yang sudah diberikan. Pelaksanaan

dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun.

E. Pembahasan Evaluasi

Dalam melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada

pasien Tn.”R” dengan Stroke Non Hemoragik hari ketiga

digunakan evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses

dibuat untuk mengetahui keberhasilan setiap tindakan yang

dilaksanakan oleh perawat sedangkan evaluasi hasil dibuat untuk

mengetahui perkembangan pasien dari seluruh tindakan yang

dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menyusun rencana

lebih lanjut. Penulis melakukan evaluasi hasil setiap 7 - 8 jam

atau per shift.

Berdasarkan pada pelaksanaan yang telah dilakukan, dari

3 diagnosa, didapatkan evaluasi hasil yaitu 2 diagnosa yang

tercapai sebagian dan 1 diagnosa yang tercapai. (cantumkan

indikator) (ATC)
131
1. Diagnosa keperawatan yang tercapai sebagian terdapat 2
yaitu :

a. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan

dengan gangguan aliran arteri dan vena.

Evaluasi tindakan keperawatan dilakukan selama

5x8 jam tidak sesuai pada perencanaan yaitu 3x24 jam di

karenkan pasien sudah di perbolehkan pulang pada saat

dilakuan evaluasi hasil tujuan tercapai sebagian yaitu :

Tabel 7. Indikator Perfusi jaringan (serebral)

No Indikator A T C
1 Tekanan sistol dan 4 5 4
diastol dalam rentan
normal 90/60-120/80
2 Tidak terjadi peningkatan TIK
(mual, 4 5 5
muntah, pusing)

Tidak terjadi penurunan


3 tingkat kesadaran dan 4 5 5
keadaan umum

Kriteria hasil pada ketidakefektifan perfusi jaringan

serebral berhubungan dengan gangguan aliran arteri dan

vena pada Tn “R” telah tercapai sebagian sesuai dengan

indicator. Dibuktikan dengan indicator pengkajian awal 4,

target 5, pencapaian 4. Tujuan yang belum tercapai

ditandai dengan : Tanda- tanda vital pasien belum dalam

rentang normal saat pulang tekanan darah 130/90

mmHg.
132
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis.

Evaluasi tindakan keperawatan dilakukan selama

5x8 jam tidak sesuai pada perencanaan yaitu 3x24 jam di

karenkan pasien sudah di perbolehkan pulang pada

saat dilakuan evaluasi hasil tujuan tercapai sebagian

yaitu :

Tabel 8. Indikator kontrol nyeri


No INDIKATOR A T C
1 Mengenal kapan nyeri terjadi 3 5 5
2 Menggunkan tindakan tanpa analgetik 3 5 5
3 Melaporkan nyeri yang terkonrol 4 5 4

Tabel 9. Indikator tingkat nyeri


No Indikator A T C
1 Panjang episode nyeri 3 5 5
2 Ekspresi wajah 3 5 4
Kriteria hasil pada nyeri akut berhubungan dengan

agen injuri biologis pada Tn “R” telah tercapai sebagian

sesuai dengan indicator. Dibuktikan dengan indicator

pengkajian awal 3, target 5, pencapaian 4. Tujuan yang

belum tercapai ditandai dengan : pasien belum

melaporkan nyeri berkurang karena pada saat pasien

pulang nyeri pasien masih skala 2 dan pasien masih

menahan nyeri

2. Diagnosa keperawatan yang tercapai terdapat 1 yaitu :


a. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya

paparan informasi.

133
Evaluasi tindakan keperawatan dilakukan selama

3x tatap muka sesuai pada perencanaan pada saat

dilakuan evaluasi hasil tujuan tercapai yaitu :

NOC: pengetahuan : aktivitas yang disarankan

Tabel 10. Indikator pengetahuan : aktivitas yang


disarankan
n Indikator A T C
o
1 aktivitas yang 3 5 5
disarankan
2 tujuan aktivitas yang 3 5 5
disarankan

3 tindakan pencegahan 3 5 5
yang disarankan

Kriteria Defisiensi pengetahuan berhubungan

dengan kurangnya paparan informasi pada Tn “R” telah

tercapai sesuai dengan indicator. Dibuktikan dengan

indicator pengkajian awal 3, target 5, pencapaian 5.

Tujuan tercapai ditandai : pasien mampu menjelaskan

penyakit yang sedang dialami, pasien mampu

mempraktikan informasi yang sudah didapat.

F. Pembahasan Pendokumentasian

Setiap pelaksanaan keperawatan yaitu pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

harus didokumentasikan dalam catatan keperawatan sesuai

dengan tindakan keperawatan yang dilakukan oleh perawat

serta dicantumkan inisial dan tanda tangan sesuai dengan

pelaksanaan tindakan. Kegunaan dan manfaat dari


134
dokumentasi keperawatan pun telah terlaksana seperti sebagai

: alat komunikasi antar anggota perawat dan antar tim

kesehatan lainnya, dokumentasi resmi dalam system pelayanan

kesehatan, dan alat yang dapat digunakan dalam bidang

pendidikan. Dokumentasi dilakukan selama 1 hari lebih 10 jam.

Faktor pendukung pada tindakan pendokumentasian

keperawatan adalah kerjasama yang baik antara penulis

dengan perawat serta tim kesehatan di ruangan dalam

pendokumentasian. Faktor penghambat yaitu keterbatasan

kemampuan penulis serta kurangnya sumber refrensi dalam

penulisan laporan studi kasus klien Tn “R” di Ruang Anggrek 2

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Selama melakukan asuhan keperawatan pada Tn.”R” dengan

Stroke Non Hemoragi di Ruang Anggrek 2 IRNA 1 RSUP DR.

Sardjito dari tanggal 06 Juni 2016 sampai dengan 09 Juni 2016,

penulis

mendapatkan pengalaman yang nyata dalam melakukan asuhan

keperawatan pada pasien dengan Stroke Non Hemoragik, yang

dimulai dari pengkajian, perencanaan, implementasi, evaluasi

dan pendokumentasian keperawatan.

Pengkajian pada Tn.”R” dengan Stroke Non Hemoragik

difokuskan pada pemeriksaan Neurologi, Glascow Coma Skale

135
(GCS) dan kekuatan otot. Tahap penegakan diagnosa

keperawatan dapat penulis simpulkan bahwa diagnosa

keperawatan yang ada dalam teori tidak semuanya muncul

didalam kasus Tn.”R” hal ini sangat tergantung pada kondisi

pasien, penyebab kejadian, tanda dan gejala yang muncul, serta

support sistem yang berpengaruh pada pasien.Diagnosa

keperawatan yang muncul pada pasien ada 3 sesuai dengan

pasien, 1 diagnosis sesuai teori yaitu Ketidakefektifan perfusi

jaringan serebral . 2 diagnosa yang tidak sesuai dengan teori

yaitu nyeri akut dan defisiensi pengetahuan.

Perencanaan ditetapkan dengan merumuskan subjek,

predikat, kriteria adalah SMART (spesific, measurable,

achievable, realistic dan time limited). Perencanaan untuk setiap

diagnosa serta disesuaikan dengan kebutuhan pasien, kondisi

pasien, menyesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada di

rumah sakit. Perencanaan sesuai teori.

Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan dengan beberapa modifikasi sesuaidengan kondisi

pasien dan kondisi ruangan Anggrek 2 RSUP Dr. Sardjito. Di

samping itu penulis juga melakukan kolaborasi dengan tim

kesehatan lain yakni dokter, ahli gizi,

petugas laboratorium dan perawat dalam melaksanakan

implementasinya. Implementasi dilakukan seharusnya 3 x 24

jam tetapi dilakukan 1 hari lebih 10 jam.

136
Evaluasi dilakukan dengan dua cara yaitu evaluasi proses dan

evaluasi hasil yang waktunya disesuaikan dengan perencanaan

tujuan. Diagnosa keperawatan yang tercapai tujuannya yaitu

defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya

paparan informasi. Diagnosa tercapai sebagian yaitu

ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan

gangguan aliran arteri dan vena dan nyeri akut berhubungan

dengan agen injury biologis. Pendokumentasian yang dilakukan

selama 1 hari lebih 10 jam, dengan menggunakan SOAP

(subyektif, obyektif, analisa, dan perencanaan) dan evaluasi

dilakukan setiap pergantian shift. Pendokumentasian yang

dilakukan belum

optimal dan masih bersifat rutinitas saja.

Berdasarkan uraian diatas dapat diidentifikasi faktor

pendukung dan penghambat. Faktor pendukung dalam

pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn.”R” dengan Stroke

Non Hemoragik di Ruang Anggrek 2 RSUP DR. Sardjito adalah

adanya kerjasama yang baik antara keluarga pasien, pasien,

dan team kesehatan di Ruang Anggrek 2 RSUP DR. Sardjito,

dan tersedianya sarana prasarana yang memadai. Faktor

penghambatnya adalah terbatasnya kemampuan dan

keterampilan penulis dalam melaksanakan asuhan

keperawatan ini. Serta literatur yang kurang sehingga penulis

mengalami kesulitan dalam melihat teori.

137
B. Saran
Setelah melakukan asuhan keperawatan Tn.”R” dengan

Sroke Non Hemoragik di Ruang Anggrek 2 RSUP DR. Sardjito ada

beberapa saran yang dapat penulis sampaikan, yaitu:

1. Profesi keperawatan

Meningkatkan profesionalitas dalam bekerja, dan

memperbaharui pengetahuan tentang Stroke Non Hemoragik

agar tindakan yang

dilakukan tidak hanya rutinitas.

2. Institusi pendidikan Stikes Wira Husada Yogyakarta

a. Dosen Prodi keperawatan

Institusi pendidikan sebagai penyelenggara

pendidikan, hendaknya menambah literatur tentang

Stroke Non Hemoragik seperti buku Ilmu Penyakit Syaraf

(pengarang Mutaqqin), yang ada di perpustakaan, dengan

literatur yang masih tergolong terbitan baru, sehingga

peserta didik tidak kesulitan saat mencari literatur.

b. Mahasiswa keperawatan
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilam

mahasiswa keperawatan yang disesuaikan dengan

perkembangan illmu dan

teknologi terkini.

3. Institusi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

a. Direktur Rumah Sakit

138
Meningkatkan standar prosedur operasional dalam

pemberian pelayanan terhadap pasien dengan Stroke Non

Hemoragik.

b. Kepala Ruang Anggrek 2

Meningkatkan pelayanan perawatan dan standar

oprasional yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu

dan teknologi terkini.

c. Perawat Ruang Anggrek 2

Meningkatkan pengetahuan perawatan yang disesuaikan

dengan perkembangan ilmu dan teknologi terkini.

d. Mahasiswa Praktikan

Mempertahankan kerja sama yang baik antara perawat

dan mahasiwa praktikan, agar dapat segera diketahui

kebutuhan pasien baik kebutuhan fisik dan maupun

kebutuhan psikis.

139
DAFTAR PUSTAKA

Artiani, Ria. 2009. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ganguan Sistem
Persyarafan, Jakarta, EGC.

Hidayat A. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Buku Saku Untuk Brunner dan
Sudarth. Jakarta: EGC)

Hidayat, A.A.A. 2007. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Harsono. 2008. Buku Ajar Neurologi Klinis. Jogjakarta : Gadjah Mada University
Press.

Mutaqqin A. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


Persyrafan.Jakarta: Salemba Medika

Nursalam, 2006, Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan


Sistem Persyarafan, Jakarta : Salemba Medika

Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan :Konsep, Proses dan Praktik
Edisi 4 vol 1. Jakarta: EGC)

Rasyid. 2007. Buku ajar Untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3. Jakarta :ECG
Yayasan Stroke Indonesia. Stroke Non Hemoragik. Jakarta. 2011.

Satyanegara. 2008. Ilmu Bedah Saraf Edisi Ketiga. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

Smeltzer, S.C & Bare, B.G. 2006. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
vol 3. Jakarta: EGC)

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi: Untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3.


Jakarta :EGC.
134
Tarwoto .2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Persarafan.
Sagungseto. Jakarta.

World Health Organization, 2012. WHO STEPS Stroke Manual: The WHO STEP
wise Approach to Stroke Surveillance. World Health Organization.

Wilkinson. 2012. Nursing Diagnosis Handbook With NIC Intervention and NOC
Outcomes. Jakarta : EGC.

141
142
143

Anda mungkin juga menyukai