Anda di halaman 1dari 18

Vox Edukasi, Vol 7, No 2, Nopember 216 Samsudin, Upaya Peningkatan...

216

UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN SISWA KELAS V


SDN 26 SINTANG TERHADAP MATERI AZAN DAN IQOMAH
MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI

Samsudin
Tenaga Pendidik, SDN 26 Sintang, Kalimantan Barat
samsudin@yahoo.co.id

Abstract: Adzan and Iqomah are the important religious skills for Muslim students. They are
needed by the students in their society. However, teaching adzan and iqomah is not easy
because the skills cannot be taught theoretically. The teacher must give a real model in
teaching and learning process. Therefore, the researcher proposed to implement
demonstration method in teaching process. In the implementation of this method, the students
are paying attention and observing the objects which are demonstrated. Teaching procedures
in demonstration method are preparing media which are needed in learning process,
explaining topic that will be demonstrated, conducting demonstration while the students are
paying attention and following the model that is showed, materials strengthening (discussion,
question and answer, and exercise) about demonstration and conclusion. This method is
successful implemented in this classroom action research. It can be seen from the
improvement of students’ achievement in learning adzan and iqomah.

Keyword: Adzan, Iqomah, demonstration metod

Abstrak: Azan dan Iqomah merupakan ketrampilan relijius yang penting bagi siswa
beragama Islam sebab akan sangat berguna di masyarakat. namun mengajarkan adzan dan
iqamah bukanlah perihal mudah sebab tidak dapat diteorikan begitu saja, harus ada
percontohan yang nyata. Oleh karena itu, metode pembelajaran yang tepat salah satunya
adalah dengan metode demonstrasi. Dalam pelaksanaan metode demonstrasi seluruh siswa
memperhatikan dan mengamati terhadap objek yang akan didemonstrasikan. Guru harus
mempersiapkan alat – alat yang digunakan dalam demonstrasi tersebut. Prosedur metode
demonstrasi yang harus dilakukan dalam pembelajaran adalah mempersiapkan alat bantu yang
akan digunakan dalam pembelajaran, memberikan penjelasan tentang topik yang akan
didemonstrasikan, pelaksanaan demonstrsi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari
siswa, penguatan (diskusi, tanya jawab, dan atau latihan) terhadap hasil demonstrasi dan
kesimpulan. Metode tersebuut terbukti berhasil dalam penelitian tindakan kelas ini dibuktikan
dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam azan dan iqomah.

Kata Kunci: Azan, Iqomah, Metode Demonstrasi


Vox Edukasi, Vol 7, No 2, Nopember 216 Samsudin, Upaya Peningkatan... 217

makna yang terkandung dalam KitabAzan


PENDAHULUAN
dan Iqomah serta menerapkan dalam
Salah satu tuntunan kompetensi dasar (KD)
perilaku sehari hari sebagaimana
dan indikator pencapaian kompetensi dasar
diamanatkan dalam UU pendidikan. Dalam
dalam mata pelajaran agama Islam di
Undang-undang Sistem Pendidikan
sekolah dasar adalah melaksanakan siswa
Nasional (2003: 38) dijelaskan bahwa:
mampu memahami rukun iman. Hal ini
“salah satu Visi Pendidikan
sangat beralasan bahwa karakteristik mata Nasional yang ketiga adalah
meningkatkan kesiapan masukan
pelajaran pendidikan agama Islam adalah
dan kualitas proses pendidikan dan
menekankan pada kemampuan mengoptimalkan pembentukan
kepribadian yang bermoral. Dalam
melaksanakan ajaran Islam khususnya
pasal 27 ayat 1 juga disebutkan
tentang Azan dan Iqomah secara baik dan bahwa pendidikan agama adalah
untuk membentuk siswa menjadi
benar, memahami makna secara tekstual
manusia yang beriman dan
dan kontekstual, serta mengamalkan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berahklak mulia”.
kandungannya dalam kehidupan sehari-
hari. Hal ini sesuai dengan Firman Allah
Muara dari kemampuan dalam
dalam QS An-Najm 39-41 yang berbunyi:
mempelajariAzan dan Iqomah secara jelas
terdapat dalam rumusan standar kompetensi
lulusan (SKL), standar kompetensi (SK),
dan kompetensi dasar (KD) serta
pengembangan silabus pendidikan agama
Islam pada sekolah dasar. oleh Dirjen
Artinya:
Mapenda Kemenag RI(2007:3) yang
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada
mengungkapkan tentang tujuan mata
memperoleh selain apa yang telah
pelajaran agama Islam materi melaksanakan
diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu
sholat, sebagai berikut:
kelak akan diperlihatkan (kepadanya).
“1) Meningkatkan kecintaan siswa
kemudian akan diberi Balasan kepadanya
terhadap melaksanakan sholat
dengan Balasan yang paling sempurna”. sunah. 2) Membekali siswa dengan
dalil-dalil yang terdapat dalam Al-
(Al-Quran dan terjemah 2000: 241)
Qur’an dan Hadits sebagai
Tuntutan kompetensi dasar materi pedoman dalam menyikapi dan
menghadapi kehidupan. 3)
Azan dan Iqomah diharapkan siswa dapat
Meningkatkan pemahaman dan
menghayati dan melaksanakan Azan dan pengamalan isi kandungan sholat
sunah yang dilandasi oleh dasar-
Iqomah secara wajar dan rasional. Hal ini
dasar keilmuan tentang sejarah
disebabkan agar siswa dapat memahami Nabi.”
Vox Edukasi, Vol 7, No 2, Nopember 216 Samsudin, Upaya Peningkatan... 218

proses pembelajaranyang berlangsung


Jelaslah bahwa minat siswa dalam secara monoton.
materi Azan dan Iqomah berkolerasi Realitas dari kurang puasnya
terhadap minat melaksanakan dan pembelajaran Azan dan Iqomah dibuktikan
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. selama peneliti mengajar di SDN 26
Itulah sebabnya dalam pembelajaran agama Sintang Sintang. Seperti contoh, ketika
Islam, tuntutan ketercapaian dalam dilaksanakan pembelajaran yang dilakukan
kompetensi dasar salah satunya adalah oleh guru kemudian siswa diminta untuk
mengetahui Azan dan Iqomah. mengulang kembali menghafalkan Azan
Uraian tentang pentingnya dan Iqomah telah diajarkan ternyata dari
mengetahui Azan dan Iqomah berdampak seluruh siswa kelas V SDN 26 Sintang
logis terhadap pembalajaran agama Islam di Sintang yang berjumlah 20 siswa, hanya 15
SD, artinya pembelajaran Azan dan Iqomah orang bisa menyebutkan nama KitabAzan
harus memberikan konstribusi terhadap dan Iqomah. Secara individu pemahaman
minat belajar siswa dalam mempelajari siswa tentang sholat masih tergolong sangat
ajaran Islam sesuai dengan kompetensi rendah. Hal ini dibuktikan bahwa sesuai
yang ditetapkan dalam standar isi yang dengan standar ketuntasan materi Azan dan
termaktub dalam kurikulum SD. Dalam Iqomah, sedangkan yang mencapai
pembelajaran Azan dan Iqomah memilih ketuntasan hanya 9 siswa, hal ini berarti
dan menetapkan metode pembelajaran belum mencapai maksimal.
menjadi hal yang sangat penting. Seringkali Berdasarkan kenyataan tersebut
salah dalam memilih dan menerapkan untuk melakukan perbaikan proses belajar
metode, menyebabkan kegagalan siswa mengajar dan pemahaman mata pelajaran
mencapai ketuntasannya. Azan dan Iqomah, guru wajib mencari
Gambaran tersebut merupakan terobosan dan inovasi pembelajaran. Untuk
realita pelaksanaan pembelajaran itu peneliti memilih menerapkan metode
pendidikan agama Islam selama ini. pembelajaran demonstrasi. Metode ini
Pembelajaran kurang memberikan memiliki keunggulan dan memiliki
kepuasan bagi guru sekaligus kepada siswa. ketepatan dalam pembelajaran Azan dan
Guru tidak puas dengan pembelajarannya Iqomah.
karena merasa gagal siswanya tidak Untuk mencapai standar
mampu menghafal nama para Rasul yang kompetensi menghayati dan mempedomani
telah diajarkan, sedang siswa merasa tidak Azan dan Iqomah sangat memungkinkan
puas karena siswa tidak tertarik mengikuti strategi ini akan memberikan dampak yang
positif dalam meningkatkan pemahaman
Vox Edukasi, Vol 7, No 2, Nopember 216 Samsudin, Upaya Peningkatan... 219

siswa dalam mengetahui Azan dan Iqomah. Berdasarkan latar belakang di atas,
Metode demonstrasi merupakan metode maka dapat dirumuskan suatu masalah
pembelajaran yang dapat mendorong siswa sebagai berikut: “(1) bagaimanakah
untuk melakukan aktifitas belajar secara peningkatan pemahaman tentang Azan dan
aktif. Itulah sebabnya dalam penelitian Iqomah pada siswa kelas V SDN 26
tindakan di kelas ini perlu dilakukan untuk Sintang Sintang dengan diterapkannya
meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran metode demonstrasi?, (2)
mempelajari rukun iman dengan metode bagaimanakah pengaruh metode
pembelajaran demonstrasi. demonstrasiterhadap motivasi belajar
agama Islam bagi siswa kelas V SDN 26
Bagi guru agama Islam SDN 26
Sintang Sintang?.”
Sintang Sintang, memberikan soal agama
Adzan mulai disyariatkan pada tahun
Islam yang berkaitan dengan praktek
kedua Hijriah. Mulanya, pada suatu hari
bukanlah hal yang mudah. Seringkali
Nabi Muhammad SAW mengumpulkan
siswa yang telah memahami topik agama
para sahabat untuk memusyawarahkan
Islam secara teoristis mengalami kesulitan
bagaimana cara memberitahu masuknya
ketika bentuk soal atau permasalahan
waktu salat dam mengajak orang ramai agar
disajikan dalam bentuk praktek.
berkumpul ke masjid untuk melakukan salat
Sementara itu, dalam kurikulum
berjamaah. Di dalam musyawarah itu ada
Pendidikan Dasar 2006 fungsi pengajaran
beberapa usulan. Ada yang mengusulkan
agama Islam adalah mempersiapkan anak
supaya dikibarkan bendera sebagai tanda
didik agar dapat menjadi warga
waktu salat telah masuk. Apabila
masyarakat yang berakhlak dalam
benderanya telah berkibar, hendaklah orang
kehidupan sehari-hari melalui latihan yang
yang melihatnya memberitahu kepada
praktis, bervariasi dan aplikatif. Disisi lain
umum. Ada juga yang mengusulkan supaya
ada sebagian siswa masih mengalami
ditiup trompet seperti yang biasa dilakukan
kesulitan dalam memahami rukun iman.
oleh pemeluk agama Yahudi. Ada lagi yang
Berdasarkan situasi tersebut,
mengusulkan supaya dibunyikan lonceng
dilakukan penelitian untuk
seperti yang biasa dilakukan oleh orang
mengembangkan strategi pembelajaran
Nasrani. Ada seorang sahabat yang
yang efektif dalam memahami materi
menyarankan bahwa manakala waktu salat
agama Islam bagi siswa SD. Untuk
tiba, maka segera dinyalakan api pada
mencapai tujuan tersebut, penelitian
tempat yang tinggi dimana orang-orang bisa
dilakukan dalam bentuk penelitian
dengan mudah melihat ketempat itu, atau
tindakan kelas.
setidak-tidaknya asapnya bisa dilihat orang
Vox Edukasi, Vol 7, No 2, Nopember 216 Samsudin, Upaya Peningkatan... 220

walaupun ia berada ditempat yang jauh. Asyhadu alla ilaha illallah, Asyhadu anna
Yang melihat api itu dinyalakan hendaklah Muhammadar Rasulullah, Hayya 'alash
datang menghadiri salat berjamaah. Semua sholah (2 kali), Hayya 'alal falah (2 kali),
usulan yang diajukan itu ditolak oleh Nabi, llahu Akbar Allahu Akbar, La ilaha
tetapi beliau menukar lafal itu dengan illallah.”
assalatu jami’ah (marilah salat Ketika esoknya aku bangun, aku
berjamaah).Lantas, ada usul dari Umar bin menemui Nabi Muhammad.SAW, dan
Khattab jikalau ditunjuk seseorang yang menceritakan perihal mimpi itu kepadanya,
bertindak sebagai pemanggil kaum Muslim kemudian Nabi Muhammad. SAW, berkata,
untuk salat pada setiap masuknya waktu "Itu mimpi yang sebetulnya nyata.
salat. Kemudian saran ini agaknya bisa Berdirilah disamping Bilal dan ajarilah dia
diterima oleh semua orang kemudian Nabi bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia
Muhammad SAW menyetujuinya. harus mengumandangkan adzan seperti itu
Lafal adzan tersebut diperoleh dari dan dia memiliki suara yang amat lantang."
hadits tentang asal muasal adzan dan Lalu akupun melakukan hal itu bersama
iqamah: Bilal." Rupanya, mimpi serupa dialami pula
Abu Dawud mengisahkan bahwa Abdullah oleh Umar ia juga menceritakannya kepada
bin Zaid berkata sebagai berikut: "Ketika Nabi Muhammad, SAW.
cara memanggil kaum muslimin untuk salat Adapun adab melaksanakan azan
dimusyawarahkan, suatu malam dalam menurut jumhur ulama ialah: muazin
tidurku aku bermimpi. Aku melihat ada hendaknya tidak menerima upah dalam
seseorang sedang menenteng sebuah melakukan tugasnya; muazin harus suci
lonceng. Aku dekati orang itu dan bertanya dari hadas besar, hadas kecil, dan najis;
kepadanya apakah ia ada maksud hendak muazin menghadap ke arah kiblat ketika
menjual lonceng itu. Jika memang begitu mengumandangkan azan; ketika membaca
aku memintanya untuk menjual kepadaku hayya ‘ala as-salah muazin menghadapkan
saja. Orang tersebut malah bertanya," muka dan dadanya ke sebelah kanan dan
Untuk apa? Aku menjawabnya, "Bahwa ketika membaca hayya ‘ala al-falah
dengan membunyikan lonceng itu, kami menghadapkan muka dan dadanya ke
dapat memanggil kaum muslim untuk sebelah kiri; muazin memasukkan dua anak
menunaikan salat." Orang itu berkata lagi, jarinya ke dalam kedua telinganya; suara
"Maukah kau kuajari cara yang lebih baik?" muazin hendaknya nyaring; muazin tidak
Dan aku menjawab "Ya!" Lalu dia berkata boleh berbicara ketika mengumandangkan
lagi dan kali ini dengan suara yang amat azan; orang-orang yang mendengar azan
lantang: “Allahu Akbar Allahu Akbar, hendaklah menyahutnya secara perlahan
Vox Edukasi, Vol 7, No 2, Nopember 216 Samsudin, Upaya Peningkatan... 221

dengan lafal-lafal yang diucapkan oleh minasy syahidin" yang artinya "Benarlah
muazin, kecuali pada kalimat hayya ‘ala as- engkau dan baguslah ucapanmu dan saya
salah dan hayya ‘ala al-falah yang keduanya termasuk orang-orang yang menyaksikan
disahut dengan la haula wa la quwwata illa kebenaran itu". Setelah lelaki yang
bi Allah (tidak ada daya dan kekuatan membawa lonceng itu melafalkan adzan,
kecuali dari Allah); setelah selesai azan, dia diam sejenak, lalu berkata: "Kau
muazin dan yang mendengar azan katakan jika salat akan didirikan: “Allahu
hendaklah berdoa: Allahumma rabba hazihi Akbar, Allahu Akbar, Asyhadu alla ilaha
ad-da’wah at-tammah wa as-salati al- illallah, Asyhadu anna Muhammadar
qa’imah, ati Muhammadan al-wasilah wa Rasulullah, Hayya 'alash sholah, Hayya
al-fadilah wab’ashu maqaman mahmuda 'alal falah, Qod qomatish sholah (2 kali),
allazi wa’adtahu (Wahai Allah, Tuhan yang artinya "Salat akan didirikan", Allahu
menguasai seruan yang sempurna ini, dan Akbar, Allahu Akbar, La ilaha illallah”
salat yang sedang didirikan, berikanlah
Begitu subuh, aku mendatangi
kepada Muhammad karunia dan keutamaan
Rasulullah SAW kemudian kuberitahu
serta kedudukan yang terpuji, yang telah
beliau apa yang kumimpikan. Beliaupun
Engkau janjikan untuknya [HR. Bukhari]).
bersabda: "Sesungguhnya itu adalah mimpi
Apabila kita mendengar suara azan, yang benar, insya Allah. Bangkitlah
kita disunnahkan untuk menjawab azan bersama Bilal dan ajarkanlah kepadanya
tersebut sebagaimana yang diucapkan oleh apa yang kau mimpikan agar
muazin, kecuali apabila muazin diadzankannya (diserukannya), karena
mengucapkan "Hayya alash shalah", sesungguhnya suaranya lebih lantang
"Hayya alal falah", dan "Ashsalatu khairum darimu." Ia berkata: Maka aku bangkit
minan naum" {dalam azan Subuh). Bila bersama Bilal, lalu aku ajarkan kepadanya
muazin mengucapkan "Hayya alash shalah" dan dia yang berazan. Ia berkata: Hal
atau "Hayya alal falah", disunnahkan tersebut terdengar oleh Umar bin al-
menjawabnya dengan lafazh "La haula wa Khaththab ketika dia berada di rumahnya.
la quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhim" yang Kemudian dia keluar dengan selendangnya
artinya "Tiada daya dan tiada kekuatan yang menjuntai. Dia berkata: "Demi Dzat
kecuali dengan pertolongan Allah".Dan bila yang telah mengutusmu dengan benar,
muazin mengucapkan "Ashsalatu khairum sungguh aku telah memimpikan apa yang
minan naum" dalam azan Subuh, dimimpikannya." Kemudian Rasulullah
disunnahkan menjawabnya dengan lafazh SAW bersabda: "Maka bagi Allah-lah
"Shadaqta wa bararta wa ana 'ala dzalika segala puji."
Vox Edukasi, Vol 7, No 2, Nopember 216 Samsudin, Upaya Peningkatan... 222

HR Abu Dawud (499), at-Tirmidzi (189) bagaiamana cara berwudu, shalat,


secara ringkas tanpa cerita Abdullah bin memandikan orang mati, tawaf pada waktu
Zaid tentang mimpinya, al-Bukhari dalam haji,dan yang lainnya.
Khalq Af'al al-Ibad, ad-Darimi (1187), Ibnu Demonstrasi merupakan metode
Majah (706), Ibnu Jarud, ad-Daruquthni, al- yang sangat efektif sebab membantu anak
Baihaqi, dan Ahmad (16043-redaksi di didik untuk mencari jawaban dengan usaha
atas). At-Tirmidzi berkata: "Ini hadits hasan sendiri berdasarkan fakta yang benar.
shahih". Juga dishahihkan oleh jamaah Metode ini dapat diterapkan dalam
imam ahli hadits, seperti al-Bukhari, adz- pembelajaran Ilmu Alam, Teknik dan PAI,
Dzahabi, an-Nawawi, dan yang lainnya. tetapi, tidak semua pelajaran PAI bisa
Demikian diutarakan al-Albani dalam al- didemonstrasikan, misalnya masalah aqidah
Irwa (246), Shahih Abu Dawud (512), dan yang menjelaskan iman kepada Allah,
Takhrij al-Misykah (I: 650). malaikat, surga, neraka dan lai-lain.
Beberapa petunjuk penggunaan
Metode Demonstrasi adalah metode
metode demonstrasi yaitu:
mengajar yang menggunakan peragaan
pertama, perencanaan meliputi menentukan
untuk memperjelas suatu pengertian atau
tujuan demonstrasi mengoperasikan PLC
untuk memperlihatkan pada seluruh kelas
zelio logic smart relay, menetapkan
tentang suatu proses atau suatu petunjuk
langkah-langkah pokok demonstrasi dengan
untuk melakukan sesuatu. Yang di maksud
membuat gambar kendali zelio di
dengan Metode Demonstrasi ialah metode
komputer, menyiapkan alat-alat yang
mengajar dengan menggunakan peragaan
diperlukan seperti PLC trainner dan
untuk memperjelas suatu pengertian atau
komputer. Kedua, pelaksanaan. Hal yang
untuk memperlihatkan bagaimana
harus dilakukan dalam perencanaan adalah
berjalannya suatu proses pembentukan
mengusahakan agar demonstrasi pembuatan
tertentu pada siswa.
gambar kendali zelio di komputer dapat
Metode demonstrasi-Animasi dapat
diikuti dan diamati oleh seluruh siswa
memperjelas pengertian dan konsep
melalui proyektor.Menumbuhkan sikap
tindakan yang harus dilakukan. Metode ini
krisis pada siswa sehingga terjadi Tanya
dalam prakteknya dapat dilakukan oleh
jawab, dan diskusi tentang masalah PLC
guru atau anak didik itu sendiri. Metode
zelio logic smart relay. Memberi
Demonstransi-Animasi cukup baik apabila
kesempatan pada setiap siswa untuk
di gunakan dalam penyampaian bahan
mencoba membuat gambar rangkaian
pelajaran tata surya, proses teknis peralatan,
kendali zelio di komputer sehingga siswa
alran listrik, atau fiqih, misalnya
merasa yakin tentang suatu proses operasi
Vox Edukasi, Vol 7, No 2, Nopember 216 Samsudin, Upaya Peningkatan... 223

rangkaian kendali PLC zelio logic. Kemampuan guru yang perlu


Membuat penilaian dari kegiatan siswa diperhatikan dalam menunjung
dalam demonstrasi menggunakan PLC zelio keberhasilan demonstrasi di antaranya:
logic tersebut, seperti gambar hasil karya mampu secara proses tentang topik yang
siswa yang dibuat di komputer. dipraktekkan, mampu mengelola kelas,
Ketiga, Tindak lanjut. Pemberian menguasai siswa secara menyeluruh dan
tugas kepada siswa untuk membuat gambar mampu menggunakan alat bantu yang
rangkaian kendali PLC untuk lampu lalu digunakan sertta mampu melaksanakan
lintas. Penilaian terhadap laporan hasil penilaian proses.
demonstrasi mengoperasikan PLC zelio. Kondisi dan kemampuan siswa yang
Metode domonstrasi merupakan metode harus diperhatikan untuk menunjang
mengajar yang menyajikan bahan pelajaran demonstrasi, diantaranya adalah :siswa
dengan mempertunjukkan secara langsung memiliki motivasi, perhatian dan minat
objeknya atau caranya melakukan sesuatu terhadap topik yang didemonstrasikan,
untuk mempertunjukkan proses tertentu. emahami tentang tujuan/maksud yang akan
Demonstrasi dapat digunakan pada semua didemonstrasikan, mampu mengamati
mata pelajaran. Dalam pelaksanaan proses yang dilakukan oleh guru dan
demonstrasi guru harus sudah yakin bahwa mampu mengidentifikasi kondisi dan alat
seluruh siswa dapat memperhatikan dan yang digunakan dalam demonstrasi.
mengamati terhadap objek yang akan
didemonstrasikan. Sebelumnya proses METODE PENELITIAN
demonstrasi guru sudah mempersiapkan Penelitian ini merupakan
alat–alat yang digunakan dalam “Penelitian Tindakan” yang dilaksanakan
demonstrasi tersebut. dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Prosedur metode demonstrasi yang Oleh karena itu, metode yang digunakan
harus dilakukan dalam pembelajaran adalah adalah Penelitian Tindakan Kelas
mempersiapkan alat bantu yang akan (Classroom Action Research) dan peneliti
digunakan dalam pembelajaran, sebagai pelaku tindakan. Penelitian
memberikan penjelasan tentang topik yang tindakan kelas adalah penelitian tindakan
akan didemonstrasikan, pelaksanaan yang dilakukan dengan tujuan
demonstrsi bersamaan dengan perhatian dan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di
peniruan dari siswa, penguatan (diskusi, kelas, yang berfokus pada pembelajaran di
tanya jawab, dan atau latihan) terhadap kelas dan mengenai hal-hal yang terjadi di
hasil demonstrasi dan kesimpulan. kelas. Mulyasa (2009: 11) menjelaskan
yang dimaksud dengan PTK adalah
Vox Edukasi, Vol 7, No 2, Nopember 216 Samsudin, Upaya Peningkatan... 224

“suatu upaya untuk mencermati kegiataan Penelitian dilakukan secara perorangan


belajar sekelompok siswa dengan maupun kelompok untuk mengetahui dan
memberikan sebuah tindakan (treatment) mengamati perkembangan kemampuan
yang sengaja dimunculkan”. pendidikan agama Islam siswa dalam
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini proses pembelajaran yang meliputi aspek
dilaksanakan pada mata pelajaran komunikasi, kerja sama, percaya diri, dan
Pendidikan Agama Islam tahun pelajaran empati dalam melakukan aktivitas pada
2014/2015 semester ganjil selama kurang proses pembelajaran pendidikan agama
lebih 4 bulan, yaitu bulan Juli s/d bulan Islam. Instrumen yang digunakan selama
Nopember 2014. Penelitian ini pengamatan adalah lembar penelitian. Skor
dilaksanakan di kelas V SDN 26 Sintang yang diberikan pada lembar penelitian
Sintang. Sekolah tersebut dipilih sebagai menggunakan skala 1 – 5.
tempat penelitian karena untuk efisiensi Angket digunakan untuk menjaring
waktu, tenaga, dan biaya dimana sekolah pendapat atau tanggapan siswa tentang
tersebut merupakan tempat peneliti sehari- model pembelajaran penemuan terbimbing
hari bertugas sebagai guru Pendidikan pada pembelajaran pendidikan agama
Agama Islam. Islam. Angket yang digunakan berupa
Subjek penelitian ini adalah siswa angket tertutup dengan alternatif pilihan SS
di kelas V SDN 26 Sintang Sintang tahun = sangat setuju, S = setuju, KS = kurang
pelajaran 2013/2014 sebanyak 20 siswa setuju dan TS = tidak setuju.. Dokumen
terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 11 siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perempuan serta guru pendidikan agama daftar hadir siswa, dan hasil pekerjaan
Islam kelas V yang sekaligus sebagai siswa yaitu dengan ceramah dalam
peneliti. Kondisi siswa kelas ini secara melaksanakan tugas yang diberikan.
akedemik memiliki kemampuan baik, tetapi Data yang telah diperoleh dari
memiliki kelemahan antara lain keberanian lembar penelitian pada setiap kegiatan
mengemukakan pendapat atau penelitian dari setiap siklus dan isian angket
berkomunikasi, bekerja sama dan dianalisis secara deskriptif dengan
kemampuan lainnya masih dianggap kurang menggunakan teknik persentase untuk
berkembang dibandingkan dengan kelas melihat kecenderungan yang terjadi selama
lainnya dalam proses pembelajaran proses pembelajaran.
pendidikan agama Islam. Skor untuk setiap siswa maupun
Teknik pengumpul data dalam kelompok diolah dengan mencari rata-rata
penelitian ini adalah teknik non tes berupa skor untuk masing-masing aspek yang
penelitian, angket, dan dokumentasi. meliputi komunikasi, kerjasama, percaya
Vox Edukasi, Vol 7, No 2, Nopember 216 Samsudin, Upaya Peningkatan... 225

diri, dan empati dalam setiap siklus. Skor


rata-rata ini kemudian dikonsultasikan
dengan kriteria sebagai berikut.

Tabel 1. Kriteria Skor Kemampuan Pendidikan Agama Islam

No Skor Rata-rata Persentase Kategori


1 1,00 ≤ X < 2,00 X < 40 tidak baik
2 2,00 ≤ X < 2,67 40 ≤ X < 53,4 kurang baik
3 2,67 ≤ X < 3,33 53,4 ≤ X < 66,6 cukup baik
4 3,33 ≤ X < 4,00 66,6 ≤ X < 80 baik
5 4,00 ≤ X ≤ 5,00 80 ≤ X ≤ 100 sangat baik
Vox Edukasi, Vol 7, No 2, Nopember 216 Samsudin, Upaya Peningkatan... 226

Apabila jumlah siswa secara


kelompok maupun individu belum
mencapai minimal 85% kategori minimal Gambar: Prosedur Penelitian tindakan kelas
baik, maka penelitian tindakan dilanjutkan
pada siklus berikutnya. Tindakan yang HASIL DAN PEMBAHASAN
dipilih pada siklus ini direncanakan Sebelum dilaksanakan penelitian
berdasarkan hasil refleksi tindakan pada tindakan kelas (PTK), motivasi siswa dalam
siklus sebelumnya. pembelajaran Pendidikan agama Islam
Penelitian ini merupakan jenis sangat rendah. Dari penelitian yang telah
penelitian tindakan kelas (PTK). Tindakan peneliti lakukan terhadap aktifitas siswa
yang diberikan adalah pembelajaran ketika proses pembelajaran berlangsung,
penemuan terbimbing dengan presentasi siswa yang berperan secara aktif dalam
kelompok menggunakan power point atau proses pembelajaran itu baik dalam bentuk
internet. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus interaksi antar siswa maupun siswa dengan
yaitu siklus 1 dan siklus 2. Setiap siklus guru, ternyata dari seluruh siswa kelas V
meliputi empat tahap sebagai berikut: (1) SDN 26 Sintang Sintang yang berjumlah
perencanaan (planning), (2) pelaksanaan 20 orang, hanya 5 orang siswa atau 37,5 %
(actuating), (3) pengamatan (observing), saja yang aktif, sedangkan 6 orang siswa
dan (4) refleksi (reflecting). Masing-masing atau 62,5% lainnya tidak aktif.
siklus menggunakan 3 kali pertemuan. Berdasarkan data awal tentang
Hasil refleksi dijadikan dasar untuk memahami adzan yang telah diperoleh
menentukan keputusan perbaikan pada terdapat 9 siswa (37,5%) mencapai rerata
siklus berikutnya. skor minat siswa dan sebanyak 15 siswa
berkategori kurang baik. Dengan demikian
perkembangan pendidikan agama Islam
Tahap prosedur penelitiannya dapat
siswa secara individu pada penelitian pra
digambarkan sebagai berikut:
siklus I baru mencapai minimal 20% siswa
berkategori minimal baik, sehingga perlu
diambil tindakan.
PERENCANA
Penelitian tindakan kelas dilakukan
TINDAKAN
REFLEKSI SIKLUS 1 pada siklus I hingga siklus II dari

PENGAMATA pertengahan bulan Juli hingga akhir bulan


Nopember 2014, dibantu oleh seorang guru
PERENCANA
lain yang bertindak sebagai observer
REFLEKSI SIKLUS 2
TINDAKAN
PENGAMATA
Vox Edukasi, Vol 7, No 2, Nopember 216 Samsudin, Upaya Peningkatan... 227

sekaligus sebagai teman diskusi dalam masalah-masalah pokok yang diangkat.


tahap refleksi. Meminta siswa untuk mendengarkan guru
Adapun deskripsi proses Penelitian menjelaskan tentang materi berAzan dan
Tindakan Kelas (PTK) pada Siklus I dapat Iqomah. Ketika pembelajaran berjalan,
dijelaskan sebagai berikut: pertama, hentikan dibeberapa tempat untuk menekan
perencanaan. Dalam tahap ini tim poin-poin tertentu, memunculkan beberapa
peneliti melakukan analisis kurikulum pertanyaan atau berilah contoh-contoh,
untuk mengetahui kompetensi dasar yang meminta siswa untuk menjelaskan poin-
akan disampaikan kepada siswa dalam poin yang telah ditentukan, meminta pada
pembelajaran. Kemudian membuat rencana siswa membuat beberapa pertanyaan pada
pembelajaran dengan mengacu pada poin-poin tersebut tentang materi beriman
tindakan yang diterapkan dalam PTK. kepada Kitab Kita Allah. Melanjutkan
Dilanjutkan dengan menentukan proses itu selama masih ada waktunya
kompetensi dasar yang akan diajarkan yaitu memungkinkan hingga waktu yang
siswa mampu menyebutkan Azan dan ditentukan habis.
Iqomah. Membuat lembar kerja siswa Ketiga, Pengamatan (observasi).
(LKS), menyiapkan lembar pengamatan, Pengamatan yang dilakukan terhadap; (a)
lembar evaluasi dan daftar nama serta Minat siswa, (b) Aktifitas guru, dan (c)
absensi siswa. Menyiapkan sumber belajar Kemampuan siswa dalam memahami
seperti buku-buku teks dan kertas karton materi pembelajaran.
untuk media model pembelajaran Berdasarkan data hasil
demonstrasi . pengamatan terhadap pelaksanaan proses
Kedua. Pelaksanaan. Peneliti pembelajaran pada siklus I penelitian
menerapkan tindakan mengacu pada tindakan kelas ini, terdapat temuan-temuan

skenario model pembelajaran metode sebagai berikut:


1. Kemampuan siswa memahami Azan
demonstrasi dan LKS. Prosedur atau
dan Iqomah secara individu dalam
langkah-langkah pembelajaran
proses pembelajaran pendidikan agama
demonstrasiadalah sebagai berikut: memilih
Islam masih lemah (61,8%) karena
tema yang cukup menarik untuk
motivasi siswa masih rendah.
disampaikan. Menyebutkan berAzan dan
2. Hampir semua siswa belum
Iqomah dengan menggunakan media buku
menunjukkan perkembangan
pelajaran. Peneliti memperkenalkan
kemampuan memahami Azan dan
berAzan dan Iqomah pada siswa.
Iqomah dan masih belum ada yang
Menjelaskan poin-poin kunci atau
memperoleh nilai sangat baik
Vox Edukasi, Vol 7, No 2, Nopember 216 Samsudin, Upaya Peningkatan... 228

(maksimal) terutama pada aspek persentase ketuntasan yang dikehendaki


komunikasi, kerja sama dan percaya yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan
diri. karena siswa masih merasa baru dan
3. Semua kelompok belum menunjukkan belum mengerti apa yang dimaksudkan
perkembangan memahami memahami dan digunakan guru dengan menerapkan
Azan dan Iqomah dengan kategori baik metode diskusi prtisipatif.
dan sangat baik dan kinerja kelompok Dari 20 siswa, sebanyak 13 siswa
belum bagus. dengan dapat memahami dan mengetahui
4. Aspek empati siswa semuanya belum metode demonstrasi. Pemahaman siswa
muncul, semua siswa belum dapat dilihat dari pertanyaan yang diberikan
mempunyai rasa kebersamaan, setelah siswa selesai berAzan dan Iqomah.
menghargai orang lain, menghargai Dari 20 siswa yang dijadikan obyek
pelajaran, mau berbagi dan menerima penelitian, sebanyak 1 siswa 4 menguasai
masukan dari teman. pemahaman 40% (jawaban yang benar 4
Berdasarkan hasil penelitian yang pertanyaan), 6 siswa menguasai
telah dilakukan dalam siklus 1 kegiatan pemahaman 50% (jawaban yang benar 5
pelaksanaan tindakan kelas diperoleh data pertanyaan), 6 siswa menguasai
bahwa ketuntasan belajar pada materi pemahaman 60% (jawaban yang benar 6
memahami Azan dan Iqomah mengalami pertanyaan), 8 siswa menguasai
kenaikan, sebelum penelitian tindakan kelas pemahaman 70% (jawaban yang benar 7
(PTK) prosentase ketuntasan belajar adalah pertanyaan).
hanya 20 %. Pada akhir proses belajar Dari data tersebut dapat dapat
mengajar pada siklus I siswa diberi tes diketahui bahwa dari 20 peserta yang
formatif I dengan tujuan untuk mengetahui mampu memahami materi hanya 11 siswa
tingkat keberhasilan siswa dalam proses (40%), sedangkan 13 siswa (60 %) belum
belajar mengajar yang telah dilakukan. memahami Azan dan Iqomah. Penguasaan
Dengan menerapkan metode siswa terhadap materi Azan dan Iqomah
pembelajaran demonstrasi diperoleh nilai pun, masih tergolong kurang dari skor ideal
rata-rata prestasi belajar siswa adalah 100 skor perolehan rata-ratanya hanya
65,54 atau ada 11 siswa dari 20 siswa mencapai 65,54%. Namun telah mengalami
sudah tuntas belajar. Hasil tersebut kenaikan dari sebelum dilaksanakan PTK
menunjukkan bahwa pada siklus pertama dimana hasil pre test yang rata-ratanya
secara klasikal siswa belum tuntas belajar, hanya 45 mengalami kenaikan menjadi
karena siswa yang memperoleh nilai > 70 65,54 pada post test siklus
hanya sebesar 65,54 % lebih kecil dari Keempat, Refleksi dan Perencanaan
Vox Edukasi, Vol 7, No 2, Nopember 216 Samsudin, Upaya Peningkatan... 229

Ulang. Adapun keberhasilan dan kegagalan Siklus II dalam penelitian ini


yang terjadi pada siklus I sebagai berikut: dilakukan dengan melakukan: pertama,
1) Guru belum terbiasa menciptakan perencanaan dengan cara memberikan
suasana pembelajaran yang mengarah motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam
kepada pendekatan pembelajaran pembelajaran, lebih intensif membimbing
metode demonstrasi mereka merasa siswa yang mengalami kesulitan, memberikan
senang dan antusias untuk belajar. Hal pengakuan atau penghargaan (reward),
ini bisa dilihat dari hasil penelitian membuat perangkat pembelajaran metode
terhadap minat siswa dalam proses demonstrasi yang lebih mudah difahami oleh
pembelajaran hanya mencapai 65,54 %. sisws, dan memfasilitasi kegiatan eksperimen
2) Sebagian siswa belum terbiasa dengan Kedua, pelaksanaan. Peneliti
kondisi belajar dengan menggunakan masih menerapkan tindakan yang mengacu
pembelajaran metode demonstrasi pada scenario model pemeblajaran metode
mereka merasa senang dan antusias demonstrasi dengan prosedur atau langkah-
untuk belajar. Hal ini bisa dilihat dari langkah pembelajaran yang telah
penelitian terhadap aktivitas siswa ditentukan dalam pelaksanaan pada siklus
dalam proses pembelajaran hanya 1. Dengan keadaan sebagai berikut:
mencapai rata-rata 65,54 %. 1) Suasana pembelajaran sudah mengarah
3) Hasil evaluasi siklus I mencapai 65,54 %. kepada pembelajaran metode
4) Masih ada siswa yang belum bisa demonstrasi. Tugas yang diberikan
menyelesaikan tugas dengan waktu guru kepada siswa dengan
yang ditentukan. Hal ini karena siswa menggunakan lembar kerja akademik
tersebut kurang serius dalam belajar. maupun dikerjakan dengan baik. Setiap
5) Masih ada siswa yang kurang siswa menunjukkan saling membantu
memahami materi berAzan dan untuk menguasai materi pelajaran yang
Iqomah telah diberikan melalui tanya jawab
Untuk memperbaiki kelemahan dan atau diskusi antara sesama siswa.
mempertahankan keberhasilan yang telah 2) Sebagian siswa termotivasi untuk
dicapai pada siklus pertama, maka pada bertanya dan menanggapi suatu
pelaksanaan siklus kedua dapat dibuat presentasi dari guru.
perencanaan dengan memberikan motivasi 3) Suasana pembelajaran yang efektif dan
kepada siswa yang mengalami kesulitan, lebih menyenangkan sudah mulai tercipta.
intensif membimbing siswa yang mengalami 4) Siswa lebih antusias mengikuti proses
kesulitan, dan memberikan pengakuan atau belajar mengajar di kelas.
penghargaan (reward).
Vox Edukasi, Vol 7, No 2, Nopember 216 Samsudin, Upaya Peningkatan... 230

Berdasarkan hasil penelitian yang 72. Hasil ulangan harian setelah


telah dilakukan dalam siklus II kegiatan menggunakan pembelajaran demonstrasi
pelaksanaan tindakan kelas diperoleh data juga mengalami peningkatan yang sangat
bahwa minat siswa dalam memahami Azan signifikan yakni 68% , sedangkan
dan Iqomah dalam pelajaran Pendidikan sebelumnya hanya 45%.
agama Islam mengalami kenaikan. Setelah Adapun keberhasilan yang
diadakan penelitian tindakan kelas (PTK) diperoleh selama siklus kedua ini adalah
pada siklus I persentase keaktifan siswa sebagai berikut:
adalah 65,54 % setelah diadakan penelitian 1) Minat siswa dalam proses
tindakan kelas (PTK) siklus II menjadi 87 pembelajaran sudah mengarah ke
%. Terdapat 4 siswa (90%) mencapai rerata pembelajaran metode demonstrasi. Hal
skor minat siswa pada proses pembelajaran ini tergambar dalam; (a) Siswa mampu
memahami berAzan dan Iqomah lebih dari membangun kerjasama dalam
atau sama dengan 3,50 dengan kategori memahami tugas yang diberikan oleh
minimal baik (18 siswa kategori tinggi dan guru, (b) Siswa mulai berpartisipasi
sebanyak 2 siswa berkategori sangat tinggi. dalam kegiatan dan tepat waktu dalam
Dengan demikian perkembangan melaksanakannya, (c) Siswa mulai
kemampuan siswa memahami materi Azan mampu mempersentasikan hasil kerja
dan Iqomah dalam pelajaran Pendidikan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari
agama Islam siswa secara individu pada data penelitian terhadap minat siswa
siklus II mencapai minimal 90% siswa meningkat dari 61,8 % pada siklus
berkategori minimal baik, sehingga dapat pertama menjadi 74,75% pada siklus
disimpulkan bahwa pada penelitian kedua.
tindakan kelas siklus kedua pemahaman 2) Meningkatkan minat siswa dalam
siswa meningkat sangat signifikan. proses didukung oleh meningkatnya
Aktivitas guru dalam proses aktivitas guru dalam mempertahankan
pembelajaran pada siklus II mendapat skor dan meningkatkan suasana
18 atau 90,00 % sedangkan skor idealnya pembelajaran metode demonstrasi.
adalah 20 atau 100%. Hal ini menunjukkan Guru intensif membimbing siswa
adanya peningkatan yang sangat dalam mengalami kesulitan dalam
signifikan. proses pembelajaran. Hal ini dapat
Penguasaan siswa terhadap materi dilihat dari hasil penelitian aktivitas
Azan dan Iqomah pun, menunjukkan guru dalam proses pembelajaran
peningkatan dari skor ideal 100 dengan meningkat dari dari skor 13 atau 65 %
rata-rata 61,8 mengalami kenaikan menjadi menjadi skor 18 atau 90,00 %
Vox Edukasi, Vol 7, No 2, Nopember 216 Samsudin, Upaya Peningkatan... 231

sedangkan skor idealnya adalah 20 meningkatkan pemahaman siswa pada


atau 100%. materi Azan dan Iqomah. Telah
3) Meningkatnya hasil tes formatif siswa dilaksanakan dalam 2 siklus kegiatan
dalam melaksanakan evaluasi terhadap menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:
kemampuan siswa menguasai materi 1. Hasil ulangan harian setelah
Azan dan Iqomah. Hal ini dapat dilihat menggunakan pembelajaran metode
dari hasil evaluasi. Meningkatnya rata- demonstrasi mengalami peningkatan
rata nilai ulangan harian dari 65,54 yang signifikan yakni 65,54 sedangkan
(siklus I) sebelum menggunakan sebelumnya hanya 45
pembelajaran metode demonstrasi 2. Pelaksanaan tindakan kelas diperoleh
menjadi 74,75 (siklus II) setelah data bahwa minat siswa dalam berAzan
menggunakan pembelajaran metode dan Iqomah mengalami kenaikan
demonstrasi . setelah diadakan PTK pada siklus I
Tabel 15. Persentase Perkembangan persentase keaktifan siswa adalah
Pemahaman Siswa Minimal Kategori
61,8% setelah diadakan PTK pada
Siklus I dan Siklus II
Kelompok Siklus I Siklus II
Peningkatan jumlah siswa secara Persentase 65,54% 74,75%
siklus II menjadi 74,75%.
kelompok dengan rata-rata skor
kemampuan berAzan dan Iqomah dalam 3. Setelah diadakan penelitian tindakan
kelas (PTK) dengan menggunakan
pendidikan agama Islam minimal kategori
baik dapat divisualisasikan pada grafik model pembelajaran demonstrasi pada

berikut. siklus I persentase keaktifan siswa

100% adalah 65,54 % pada siklus II menjadi


74,75%
65,54% 74,75%.
45%
50%
4. Pembelajaran dengan metode
0% demonstrasi memiliki dampak positif
KONDISI AWAL SIKLUS 1 SIKLUS 2
dalam meningkatkan prestasi belajar
Gambar 1. Persentasi Jumlah Kelompok siswa dalam mempelajari rukun Iman,
dengan Rata-Rata Skor Kemampuan khususnya materi berAzan dan Iqomah
memahami berAzan dan Iqomah pada
proses pembelajaran Pendidikan agama yang ditandai dengan peningkatan
Islam Minimal Berkategori Baik. ketuntasan belajar siswa dalam setiap
penelitian, yaitu penelitian I (65,54%),
penelitian II (74,75%)
SIMPULAN DAN SARAN
5. Penerapan metode demonstrasi
Penelitian tindakan kelas tentang
mempunyai pengaruh positif, yaitu
penggunaan metode demonstrasi dalam
Vox Edukasi, Vol 7, No 2, Nopember 216 Samsudin, Upaya Peningkatan... 232

dapat meningkatkan motivasi belajar


Berg, Euwe Vd. (1991). Miskonsepsi
siswa dalam mempelajari materi
Agama Islam dan Remidi Salatiga.
berAzan dan Iqomah yang ditunjukkan Universitas Islam Satya Wacana.
dengan hasil wawancara dengan
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar
sebagian siswa, rata-rata jawaban dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
siswa menyatakan bahwa siswa
tertarik dan berminat dengan metode Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972.
Models of Teaching Model. Boston:
pembelajaran metode demonstrasi
A Liyn dan Bacon.
sehingga mereka menjadi termotivasi
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa
untuk belajar rukun Iman, terutama
untuk Belajar. Surabaya. University
berAzan dan Iqomah. Press. Universitas Negeri Surabaya.
Dalam upaya memperbaiki proses
Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penelitian
pelaksanaan pembelajaran di sekolah maka dan Ujian Skripsi. Surabaya; Unesa
Universitas Press.
dalam kesempatan ini peneliti mengajukan
beberapa saran sebagai berikut : Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar
Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT.
1. Guru harus mampu menentukan atau Rineksa Cipta.
memilih topik yang benar-benar bisa Komaruddin Hidayat, (2004). Active
diterapkan dengan metode demonstrasi Learning 101 Strategi
Pembelajaran Aktif. Bandung:
dalam proses belajar mengajar sehingga Nusamedia.
diperoleh hasil yang optimal.
Moh Uzer Usman dan Lilis Setiawati
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi (2002). Upaya Optimalisasi
belajar siswa, guru hendaknya lebih Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remaja
sering melatih siswa dengan berbagai Rosdakarya.
metode pembelajaran, walau dalam
Muhammad Asrori, (2008). Psikologi
taraf yang sederhana, dimana siswa Pembelajaran. Bandung:
nantinya dapat menemukan Wacana Prima.
pengetahuan baru, memperoleh konsep Mulyasa. (2009) Praktik Penelitian
dan keterampilan, sehingga siswa Tindakan Kelas. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
berhasil atau mampu memecahkan
masalah-masalah yang dihadapinya. Ramayulis, (2005). Metodologi Pendidikan
Agama Islam. Jakarta: Kalam
Mulia.
DAFTAR RUJUKAN Sardiman, 2004). Interaksi Dan Motivasi
Belajar Mengajar. Jakarta:
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-Dasar Rajawali Press.
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Vox Edukasi, Vol 7, No 2, Nopember 216 Samsudin, Upaya Peningkatan... 233

Sa’dullah, (2008). Cara Praktis


Mengahafal Al-Qur’an. Jakarta:
Gema Insani.

Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-faktor


yang mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiono, (2006). Metode Penelitian


Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto, (2006). Prosedur


Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta.

Suharsimi Arikunto dkk, (2006). Penelitian


Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi.

Sumadi Surya Brata (2005). Psikologi


Pendidikan. Jakarta: CV.
Rajawali.

Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru


Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Widoko. 2002. Metode Pembelajaran


Konsep. Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai