PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah kependudukan yang cukup besar di Indonesia adalah
jumlah kepadatan penduduk yang sangat besar. Hal ini menimbulkan berbagai
macam masalah lain. Untuk itu, pemerintah mencanangkan program Keluarga
Berencana (KB) yaitu program pembatasan jumlah anak yakni dua untuk setiap
keluarga. Program KB di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat dan
diakui keberhasilannya di tingkat Internasional. Hal ini terlihat dari angka
kesertaan ber-KB meningkat dari 26% pada tahun 1980, menjadi 50% pada
tahun 1991, dan terakhir menjadi 57% pada tahun 1997.
Program KB nasional telah berjalan selama kurun waktu 4 pelita dengan
hasil yang cukup menggembirahan, baik secara normatif maupun demografis.
Berdasarkan hasil – hasil Survey Prevalensi Indonesia ( SPI ) tahun 1987
ternyata tingkat kelahiran kasar telah menurun menjadi sekitar 28 –29 / 1000 dan
TFR menjadi sekitar 3,4 –3,6. Meskipun begitu, jika dipandang dari segi islam
KB itu hukumnya haram.
Rentang tahun 1800-1900 jumlah penduduk Indonesia bertambah tiga kali
lipatnya. Sedangkan 1900 -2000 terjadi pertambahan penduduk lima kali lipat
dari 40,2 juta orang menjadi 205,8 juta orang. Selama rentang 1900-2000,
progran Keluarga Berencana (KB) berhasil mencegah kelahiran 80 juta orang.
"Tanpa program KB jumlah penduduk hingga tahun 2000 diprediksi 285 juta
orang, " ungkap Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN), Dr.Sugiri Syarief, MPA dalam acara Studium Generale
‘Kependudukan dan Program Keluarga Berencana: Peluang dan Tantangan',
Jum'at (19/6) di Auditorium Thoyib Hadiwijaya Institut Pertanian Bogor (IPB).
Acara ini digelar Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB bekerjasama dengan
BKKBN.
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah
satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang
sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita
1
harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya
jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin
tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan
individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi
(Depkes RI, 1998).
Kepadatan penduduk yang terjadi tentu saja menjadi suatu masalah bagi
negara Indonesia yang perlu diperhatikan oleh pemerintah sehingga banyak
upaya yang dipilih atau diprogramkan oleh pemerintah Indonesia untuk
mengurangi kepadatan penduduk tersebut dengan cara melakukan program
Keluarga Berencana atau dikenal dengan singkatan KB. Oleh karena itu, penulis
mengambil kasus pemasangan kb implant sebagai asuhan kebidanan Keluarga
Berencana terhadap laporan praktik kerja kebidanan selama praktik berlangsung
di BPM.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum :
Menjelaskan dan menguraikan terkait asuhan kebidanan Keluarga
Berencana (KB) terhadap upaya pencegahan kehamilan degan metode
Implant.
2. Tujuan khusus :
a. Melaksanakan Asuhan Kebidanan Pelayanan Keluarga Berencana
metode implan pada Ny.N di BPM Umi Salamah
b. Melaksanakan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan yang telah
dilakukan pada Ny. N saat pelayanan KB implan
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Institusi
Hasil asuhan kebidanan ini dapat digunakan sebagai dokumentasi bagi
mahasiswa dalam meningkatkan proses pembelajaran dan data dasar untuk
asuhan kebidanan komprehensip selanjutnya.
2. Bagi Penulis
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan keluarga berencana alkon
implan secara langsung dan dapat mengaplikasikan teori-teori yang selama
ini dipelajari pendidikan.
2
3. Bagi Klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan yang komprehensif yang sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan.
4. Bagi Lahan Praktek
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
4
Keluarga berencana merupakan suatu upaya meningkatkan kepedulian dan
peran serta masyarakat, melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, pengingkatan
kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Kemenkes, 2015).
B. Tujuan KB
Secara umum KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk:
a. Mendapatkan objektif-objektif tertentu
b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
d. Mengatur interval saat kehamilan
e. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Sedangkan menurut kemenkes (2015) Kb memiliki 2 tujuan yaitu :
1. Tujuan umum
Membentuk keluarga kecil sesui kekuatan sosial ekonomi suatu
keluarga dengan cara mengaur kelahiran anak, agar di peroleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Tujuan Khusus
Mengatur kehamilan, dengan menunda perkawinan, menunda
kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran
anak pertama.
5
Senggama dijalankan sebagaimana biasa tetapi pada puncak
senggama alat kelamin pria (zakar) dikeluarkan dari vagina,
sehingga mani keluar dari luar vagina. Cara ini tidak berbahaya
baik fisik maupun mental. Namun sebenarnya cara ini tidak dapat
diandalkan sepenuhnya karena:
a) Memerlukan penguasaan diri yang kuat
b) Kemungkinan ada sedikit cairan yang mengandung
spermatozoa tertumpah dari zakar dan masuk kedalam vagina
sehingga dapat terjadi kehamilan, meskipun sudah dilakukan
pencabutan sebelum mani menyemprot.
ii. Pantang berkala
6
Diafragma dibuat dari karet yang berbentuk mangkok,
dipakai untuk menutup serviks gunanya untuk mencegah
masuknya mani kedalam serviks. Diafragma dimasukkan kedalam
vagina setinggi mungkin sampai menutupi mulut rahim,
kemudian dikeluarkan lagi delapan jam setelah persetubuhan.
Cream, jelly dan tablet atau cairan berbusa yang disebut
spermicida adalah suatu bahan kimia yang menghentikan gerak/
melumpuhkan spermatozoa didalam vagina sehingga tidak dapat
membuahi telur. Untuk penggunaan spermicida yang berbentuk
tablet berbusa dimasukkan kedalam vagina.
2. Metode Efektif
a. Pil KB
Pil KB ialah pil yang berisikan hormon estrogen dan atau hormon
progesteron yang dimakan wanita secara teratur untuk mencegah
kehamilan (Syahlan, 1996).
Menurut Herti (2007) pil adalah obat pencegah kehamilan yang
diminum. Pil telah diperkenalkan sejak tahu 1960, pil diperuntukkan
bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah
kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara
teratur.
b. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim )/IUD
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukan ke dalam
rahim yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan
(Prawiroharjo, 1999). Bahan-bahan IUD yang biasa digunakan terdiri
dari plastik, benang sutera, dan metal (Digitized by Usu, 2003).
c. Suntikan KB
Suntikan KB mengandung hormon progresteron, tidak
mengandung estrogen.
d. Susuk KB
Alat kontrasepsi susuk KB atau implant adalah alat kontrasepsi
bagi wanita yang dipasang (disusukan) dibawah kulit lengan bagian
7
atas yang terdiri atas 1 atau 2 atau 6 kapsul berukuran kira-kira 3 cm
berisi zat levonorgestrvel. (Hartono, 2003)
Dengan disusupkannya kapsul tersebut silastik Implant dibawah
kulit, maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah Levonogestrel
kedalam darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat
dari bahan silastik tersebut, besar kecilnya levonogestrel yang
tergantung dari besar kecilnya levonogestrel permukaan kapsul
silastik dan ketebalan dari dinding kapsul tersebut.
Menurut Sadikin (2003), dengan dilepaskannya hormon
levonogestrel secara konstan dan kontiyu maka cara kerja implant
dalam mencegah kehamilan pada dasarnya terdiri dari 3 mekanisme
dasar yaitu:
- Menghambat terjadinya ovulasi
- Terhambatnya perjalanan sel telur menuju rahim
- Menebalkan leher rahim/lendir serviks
8
3. Metode Mantap dengan cara operasi
a. Pada Wanita : Tubektomi
Tubektomi adalah kontrasepsi permanen wanita yang tidak
menginginkan anak lagi yang bekerja menghambat sel telur wanita
sehingga tidak dapat dibuahi oleh sperma. Cara kontrasepsi ini
dipersiapkan melalui tindakan operasi kecil dengan mengikat dan
memotong sel tuba (telur) pada istri. Keuntugannya adalah:
Pemakaian atau perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat
tinggi, dapat digunakan seumur hidup, tidak mengganggu hubungan
suami istri, tidak mengganggu produksi ASI. Kerugiannya berupa:
faktor resiko dan efek samping bedah.
b. Pada Pria : Vasektomi
Cara kontrasepsi ini dipersiapkan melalui operasi tindakan ringan
dengan cara mengikat dan memotong sel sperma (vas diferent)
sehingga sperma tidak dapat lewat dan air mani tidak mengandung
spermatozoa, dengan demikian tidak terjadi pembuahan.
9
1. Jalin komunikasi yang baik denga ibu
Beri salam kepada ibu, tersenyum, perkenalkan diri. Gunakan komunikasi
verbal dan non-verbal sebagai awal interaksi dua arah. Tanya ibu tentang
identitas dan keinginannya pada kunjungan ini.
2. Nilailah kebutuhan dan kondisi ibu
Tanyakan tujuan ibu berkontrasepsi dan jelaskan pilihan metode yang
dapat digunakan untuk tujuan tersebut.
3. Berikan informasi mengenai pilihan metode kontrasepsi yang dapat
digunakan ibu.
Berikan informasi objektif dan lengkap tentang berbagai metode
kontrasepsi : efektivitas, cara kerja, efek samping, dan komplikasi yang
dapat terjadi serta upaya-upaya untuk menghilangkan atau mengurangi
berbagai efek yang merugikan tersebut
4. Bantu ibu menentukan pilihan.
Bantu ibu memilih metode kontrasepsi yang paling aman dan sesuai
bagi dirinya. Beri kesempatan pada ibu untuk mempertimbangkan
pilihannya. Apalagi ingin mendapat penjelasan lanjutan, anjurkan ibu
untuk berkonsultasi kembali atau rujuk pada konselor atau tenaga
kesehatan yang lebih ahli.
5. Jelaskan secara lengkap mengenai metode kontrasepsi yang telah dipilih
ibu. Setelah ibu memilih metode yang sesuai baginya, jelaskan mengenai :
a) Waktu, tempat, tenaga dan cara pemasangan/pemakaian alat
kontrasepsi.
b) Rencana pengamatan lanjutan setelah pemasangan.
c) Cara mengenali efek samping/komplikasi.
d) Lokasi klinik keluarga berencana (KB) / tempat pelayanan untuk
kunjungan ulang bila diperlukan.
e) Waktu penggantian/pencabutan alat kontrasepsi.
6. Rujuk ibu bila diperlukan
Rujuk ke konselor yang lebih ahli apabila di klinik KB ini belum
mendapat informasi yang cukup memuaskan, atau rujuk ke fasilitas
pelayanan kontrasepsi/kesehatan yang lebih lengkap apabila klinik KB
10
setempat tidak mampu mengatasi efek samping/komplikasi atau memenuhi
keinginan ibu. Berikan pelayanan lanjutan setelah ibu dikirim kembali oleh
fasilitas rujukan.
11
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
Hari : Minggu
Tanggal : 25 Oktober 2020
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : BPM Umi Salamah, Amd.Keb
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu : Nurmina Nama : Zumadi
Umur :25 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Aceh/Indonesia Suku/Bangsa : Aceh/Indonesia
Pendidikan : Perguruan Tinggi Pendidikan : Perguruan Tinggi
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Keulile Kec. Nibong Alamat : Keulile Kec. Nibong
2. Alasan Kunjungan
Pasien dating mengatakan ingin ber KB implan
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin ber KB implan
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 30 hari, teratur.
Keluhan : Nyeri pinggang
5. Riwayat Kehamilan / Persalinan yang Lalu
Anak Tgl UK Jenis Tempat Peno- Komplikasi Bayi Nifas
Ke- lahir/ persali- persali- long
Bayi Ibu PB/BB Keada Keada laktasi
umur nan nan
JK an an
1 5 thn 39 Spontan BPM Bidan Tidak Tidak 50/ Hidup Baik Ada
12
mgg ada ada 3200 / KB
perem suntik
puan 3
bulan
2 2 thn 39 Spontsn BPM Bidan Tidak Tidak 50/ Hidup - Ada
mgg ada ada 3400
Laki-
laki
13
sesudah makan.
b. Pola istirahat
Tidur siang : 1 jam
Tidur malam : 8 jam
c. Pola eliminasi
BAK : 5 kali/hari, warna : kekuningan
BAB : 1 kali/hari, konsentrasi : lembek
d. Personal hygiene
Mandi : 2 kali/hari
Ganti pakaian / pakaian dalam : 2-3 kali/hari
e. Pola aktivitas
Pekerjaan sehari-hari : mengurus rumah
f. Kebiasaan hidup
Merokok : tidak ada
Minum minuman keras : tidak ada
Obat terlarang : tidak ada
Minum jamu : tidak ada
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 82 x/menit
c. Suhu : 36.5oC
d. Respirasi : 20 x/menit
3. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan
a. Berat badan : 52 kg
b. Tinggi Badan : 155 cm
c. IMT : 21,6 kg/m2
4. Pemeriksaan Fisik
a. Postur tubuh : Normal
14
b. Kepala
i. Muka : Tidak ada cloasma, oedematidak ada
ii. Mata : Conjungtivapucat, Sclera putih, mata tampak
cekung
iii. Hidung : Simetris, Polip tidak ada
iv. Mulut /bibir : simetris, Mukosa lembab tidak ada tanda
pembesaran tonsil.
c. Leher : Tidak ada pembengkatan
d. Payudara : Simetris, bentuk puting menonjol dan tidak ada
benjolan abnormal
e. Perut : Tidak ada nyeri tekan tidak ada tanda-tanda
kehamilan
f. Extremitas : Simetris
g. Genetalia : Bersih tidak ada kelainan
h. Anus : Baik tidak ada kelainan
C. ASSESMENT
Ny. N usia 25 tahun Asketor baru kontrasepsi metode implan
D. PLANNING
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 60 menit diharapkan
ibu sudah mengerti tentang penjelasan bidan dan ibu mendapatkan KB implan.
Kriteria hasil :
- Ibu mendapatkan KB implan
- Ibu mengerti penjelasan bidan
Rencana tindakan
1. Memberikan informasi tentang keadaan umum ibu, TD 120 / 80 mmhg,
HR 82 x/m , RR 20 x/m , T 36,5oC
2. Memberikan penkes keuntungan memakai KB PP Implant
3. Mengisi formulir info consent
4. Konseling KB
a. Efektivitas KB implan, Metode ini sangat efektif untuk mencegah
kehamilan lebih dari 99.9 % efektif
15
b. Keuntungan KB Implant, Memberikan perlindungan jangka panjang
sampai 5 tahun, tidak menganggu ASI.
c. Kerugian KB implant, Dapat menyebabkan terjadinya perubahan pola
haid dan peningkatan / penurunan berat badan , dermatitis dan
cerewat.
d. Indikasi KB Implant Wanita yang ingin kan kontrasepsi jangka
panjang dan yang memiliki ke efektivitas jangka panjang dan wanita
yang sering lupa minum pil
e. Kontra Indikas KB Implant, Hamil atau di diga hamil , perdarahan
pervaginam yang belum penyebabnya , kanker payudara dan penyakit
lainnya.
5. Mendekatkan alat dan persilahkan pasien untuk berbaring dan meletakkan
tangan kir lebih dekat dengan bidan dan melakukan pemasangan implant
6. Mengingatkan ibu untuk kunjungan ulang untuk control tiga hari
kemudian
7. Melakukan pendokumentasian tindakan
8. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan keadaan umumnya
9. Ibu sudah mengerti keuntungan/kerugian memakai KB.PP Implant
10. Ibu sudah mengisi formulir info consent
11. Ibu sudah pasang KB.PP Implant dengan tanggal pencabutan 25 Juli 2023.
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis mempelajari teori dan pengalaman langsung dilahan
praktek melalui studi kasus tentang manajemen asuhan kebidanan pada Ny
“N” dengan akseptor baru implan di BPM Umi Salamah. Dapat disimpulkan
bahwa :
1. Telah dilakukan pengolahan data secara subjektif pada Ny. N akseptor
baru Kb Implan di BPM Umi Salamah
2. Telah dilakukan pengolahan data secara objektif pada Ny N akseptor baru
Kb Implan di Puskesmas Kuala
3. Telah dilakukan analisa data pada Ny N akseptor baru Kb I
4. Telah dilakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny N akseptor
baru Kb Implan di BPM Umi Salamah ,dan tidak dijumpai kontraindikasi
pada ibu.
B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Sebaiknya melakukan penelitian analisa yang lebih bermanfaat dan
yang berbeda sebagai sumber informasi yang akurat tentang KB implan.
2. Bagi Klien
Diharapkan klien mampu menerapkan asuhan kebidanan KB implan
yang sudah diberikan.
3. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan mampu memberikan Asuhan Kebidanan sesuai dengan
standart pelayanan KB,untuk meningkatkan kesejahteraan ibu.
17
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2000. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga.
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta
Herti, 2007. Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Yang
Tepat Bagi Wanita. http://www.depkes.co.id/
Handayani, sri. 2014. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana, Jakarta: Pustaka
Rihama
18