Anda di halaman 1dari 7

Journal Endurance 1(2) June 2016 (81-87)

TIGA FAKTOR PENGGUNAAN OBAT HERBAL HIPERTENSI DI


KOTA JAMBI
Ani Astuti1
1
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Harapan Ibu Jambi
aniastuti@stikes-hi.ac.id

Submitted :30-09-2016, Reviewed:30-09-2016, Accepted:05-10-2016


DOI : http://dx.doi.org/10.22216/jen.v1i2.991

ABSTRAK
Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan pengobatan yang berkesinambungan
untuk meminimalkan terjadinya komplikasi. Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan berbagai
cara salah satunya dengan menggunakan obat herbal. Penggunaan obat herbal sangat bergantung
pada pengetahuan, sikap, dan peran perawat agar penggunaan obat herbal dapat digunakan secara
tepat dan benar. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional
yang bertujuan untuk mengidentifikasi tiga faktor penggunaan obat herbal hipertensi di puskesmas
Putri Ayu Jambi dengan sampel berjumlah 82 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara
proporsional random sampling. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariate.Dari hasil uji
statistik univariat diketahui sebanyak 47 (57,3%) responden menggunakan obat herbal, sebanyak 49
(59,8%) memiliki pengetahuan rendah, sebanyak 44 (53,7%) memiliki sikap yang negatif dan sebanyak
47 (62,2%) mengatakan peran perawat kurang baik. Berdasarkan hasil analisis bivariat menunjukkan
ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan (P value 0,011), sikap P value 0,003 dengan
penggunaan obat herbal dan tidak ada hubungan yang bermakna antara peran perawat dengan
penggunaan obat herbal hipertensi dengan P value 0,132. Penelitian ini menunjukkan bahwa
pengetahuan dan sikap masyarakat memiliki kontribusi terhadap penggunaan obat herbal pada pasien
hipertensi sedangkan peran perawat tidak memiliki makna secara signifikan terhadap penggunaan obat
herbal pada pasien hipertensi.

Kata kunci: Hipertensi; Herbal; Obat

ABSTRACT
Hypertension is a degenerative disease that requires continuous treatment to minimize the occurrence
of complications. Treatment of hypertension can be done in various ways one of them with the use of
herbal medicine. The use of herbal medicine relies heavily on knowledge, attitudes, and the role of
nurses to the use of herbs can be used appropriately and correctly. This research is a quantitative
research with a cross sectional approach that aims to identify three factors use of herbal medicines in
health centers hypertension Putri Ayu Jambi sample of 82 people. Sampling was done by proportional
random sampling. Data analysis was performed using univariate and bivariate.Dari univariate
statistical test known as much as 47 (57.3%) of respondents using herbal medicine, 49 (59.8%) had low
knowledge, a total of 44 (53.7%) had the attitude that negative and as many as 47 (62.2%) said that the
role of the nurse is not good. Based on the results of the bivariate analysis showed no significant
relationship between knowledge (p-value 0.011), attitude P value 0,003 with the use of herbal medicine
and there is no significant relationship between the role of nurses with the use of herbal remedies
hypertension with P value 0.132. This study showed that the knowledge and attitudes of society have
contributed to the use of herbal medicines in patients with hypertension, while the role of nurses does
not have significant meaning to the use of herbal medicines in patients with hypertension.

Keywords: Hypertension; Herbs; Medicine

Kopertis Wilayah X 81
Ani Astuti – Tiga Faktor Penggunaan... Journal Endurance 1(2) June 2016

PENDAHULUAN peran petugas kesehatan, pendapatan, harga


pengobatan dan asuransi kesehatan
Hipertensi merupakan salah satu (Notoatmojo, 2010).
penyakit degeneratif yang prevalensinya Pengetahuan sangat mempengaruhi
dari tahun ke tahun mengalami seseorang dalam berperilaku, seseorang
peningkatan. Berdasarkan data World yang mempunyai pengetahuan yang tinggi
Health Organization (WHO) ada satu akan cenderung mencari pelayanan
miliar orang di dunia menderita hipertensi kesehatan yang memberikan manfaat yang
dan dua per-tiga diantaranya berada di besar tanpa menimbulkan efek samping.
negara berkembang dan diprediksi pada Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
tahun 2025 ada sebanyak 29% orang dalam penggunaan obat atau pengobatan
dewasa di seluruh dunia menderita tradisonal sangat dipengaruhi oleh
hipertensi (WHO, 2011). berbagai faktor, salah satunya adalah
Hipertensi adalah faktor utama pengetahuan (Agus, 2005; Rifa, 2014;
penyebab penyakit kardiovaskuler Wisnu, 2012).
aterosklerotik, gagal jantung, stroke, dan Selain itu dalam pengambilan
gagal ginjal. Hipertensi menimbulkan keputusan pengobatan penggunaan obat
mordibitas atau mortalitas dini (Smeeltzer herbal juga dipengaruhi oleh Sikap dan
dan Bare, 2013).Untuk itu diperlukan peran petugas kesehatan.Penelitian yang
pengobatan secara berkesinambungan dilakukan oleh Dewi tahun 2012
sehingga meminimalkan terjadinya menunjukkan bahwa dalam memilih
komplikasi. Salah satu pengobatan pengobatan tradisional sangat dipengaruhi
hipertensi adalah dengan pemanfaatan obat oleh sikap, sikap seseorang untuk
herbal terutama pada penderita hipertensi mengambil keputusan pengobatan
stadium 1 (Hembing, 2005). dilatarbelakangi oleh keinginan untuk
Berbagai macam penelitian telah melindungi keluarga mereka yang sakit.
dilakuan tentang tanaman berkhasiat Peran petugas kesehatan dalam
antihipertensi yaitu bawang putih, memberikan informasi tentang tanaman
belimbing manis, daun alpukat, kucai, berkhasiat obat berkontribusi dalam
mengkudu, mentimun, seledri (Laba, penggunaan obat herbal.
2013). Obat herbal adalah obat yang telah Puskesmas Putri Ayu merupakan salah
digunakan secara turun temurun untuk satu Puskesmas di Provinsi Jambi yang
pengobatan dan dapat diterapkan sesuai memiliki jumlah penderita hipertensi
dengan norma yang berlaku dimasyarakat. terbanyak yaitu sebanyak 3.588 penderita
Pengobatan tradisional atau herbal semakin pada tahun 2014. Selain itu Puskesmas
diperhatikan. Banyak alasan mengapa Putri Ayu juga mempunyai program
masyarakat memilih cara ini. Pengobatan pemanfaatan obat herbal hipertensi dengan
secara medis yang semakin mahal, adanya pembuatan tanaman obat keluarga
efek samping untuk pemakaian obat (TOGA). Program ini sudah berjalan
kimiawi jangka panjang, maupun dengan baik namun dalam pelaksanaannya
kesembuhan melalui cara medis yang tidak masih banyak tanaman toga yang belum
100% khususnya untuk penyakit yang termanfaatkan dan teraplikasikan oleh
kronis (Haryana, 2006). masyarakat karena berbagai alasan.
Pemilihan masyarakat pada Penelitian ini bertujuan untuk
pengobatan herbal terutama berdasarkan mengidentifikasi tiga faktor penggunaan
pada kepercayaan tentang kriteria manfaat obat herbal pada penderita hipertensi.
atau khasiat obat herbal (Turana, 2006).
Selain itu dalam mencari pengobatan sangat METODE
dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu Penelitian ini adalah penelitian
pengetahuan, pendidikan, persepsi, sikap, kuantitatif mengunakan rancangan Cross

Kopertis Wilayah X 82
Ani Astuti – Tiga Faktor Penggunaan... Journal Endurance 1(2) June 2016

Sectional. Data yang diolah merupakan Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa


data temuan di lapangan dimana pada saat sebagian responden (59,8%) mempunyai
penelitian dilakukan data variabel pengetahuan rendah, sikap negatif (53,7%)
independen dan dependen diteliti secara dan hampir dua pertiga responden
bersamaan. Variabel independen adalah berpendapat peran perawat kurang baik
pengetahuan, sikap dan peran perawat. (62,2%) dan lebih dari setengah pasien
Sedangkan data variabel dependen yaitu hipertensi menggunakan obat herbal.
penggunaan obat herbal pada penderita Dalam analisis bivariat, terlihat adanya
hipertensi di Puskesmas Putri Ayu Jambi hubungan yang signifikan antara
Tahun 2015. pengetahuan (P- value =0,011), sikap (P-
Populasi dalam penelitian ini adalah value =0,003) dengan penggunaan obat
masyarakat yang berada di Wilayah Kerja herbal pada pasien hipertensi dan tidak ada
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun hubungan yang signifikan antara peran
2015 yang menderita hipertensi, yaitu perawat (P- value = 0,132 ) dengan
sebanyak 563 penderita dengan jumlah penggunaan obat herbal pada pasien
sampel 82 responden dengan teknik hipertensi.
pengambilan sampel menggunanakan
proporsional random sampling. Metode PEMBAHASAN
pengambilan data dilakukan dengan
wawancara menggunakan kuesioner dan Obat herbal banyak memberikan
dianalisis secara univariat dan bivariat kontribusi terhadap pengobatan berbagai
menggunakan uji statistik chi-square. penyakit salah satunya adalah pada
penyakit hipertensi. Pada peneliian ini
HASIL PENELITIAN terlihat ada hubungan yang signifikan
Dari 82 responden penderita hipertensi antara pengetahuan dengan penggunaan
yang berpartisipasi dalam penelitian ini obat herbal hipertensi.
distribusi pengetahuan, sikap dan peran Pengetahuan tentang obat herbal
perawat serta penggunaan obat herbal berkembang secara historis dalam konteks
hipertensi seperti pada Tabel 1. sosial tertentu, dimana dalam masa transisi
konten pengetahuan masyarakat tentang
Tabel.1 Distribusi frekuensi pengetahuan, obat herbal megalami perubahan dan
sikap dan peran perawat dan penggunaan interpretasi baru (Haselmair et al., 2014).
obat herbal hipertensi di wilayah kerja Penelitian yang dilakukan oleh Picking et
Puskesmas Putri Ayu Tahun 2015 al., (2011) tentang penggunaan obat herbal
di Jamaika menunjukkan bahwa ada
Variabel N %
hubungan yang signifikan antara
Pengetahuan
pengetahuan dan penggunaan obat herbal,
Tinggi 33 40,2
dalam penelitian ini responden yang tidak
Rendah 49 59,8
menggunakan obat herbal dalam
Sikap
pengobatan penyakit kronis mempunyai
Positif 38 46,3
pengetahuan yang rendah tentang obat
Negatif 44 53,7
herbal. Sejalan juga dengan penelitian yang
Peran
dilakukan oleh Agus (2012) tentang faktor
Perawat
yang mempengaruhi keluarga dalam
Baik 31 37,8
pemanfaatan pengobatan tradisional
Kurang Baik 51 62,2
herbalis di Parung Bogor memperlihatkan
Penggunaan obat herbal
hasil ada hubungan yang signifikan antara
Menggunakan 47 57,3
pengetahuan dan penggunaan obat
Tidak menggunakan 35
tradisional herbalis.
42,7

Kopertis Wilayah X 83
Ani Astuti – Tiga Faktor Penggunaan... Journal Endurance 1(2) June 2016

Masih rendahnya pengetahuan dianggap penting. Pembentukan sikap tidak


masyarakat tentang penggunaan obat herbal terjadi begitu saja, melainkan sikap
dikarenakan pengetahuan yang dimiliki terbentuk karena melalui suatu proses
masyarakat saat ini hanya sebatas tertentu, melalui kontak sosial terus
pengetahuan turun temurun sebagai bentuk menerus antara individu dengan individu
interaksi antara masyarakat dengan lain disekitarnya demikian pula dalam
lingkungannya khususnya tumbuhan pengambilan keputusan pengobatan
(etnobotani) (Setyo, 2013). Sejalan dengan (Azwar, 2005).
penelitian yang dilakukan di Turki Hasil penelitian menunjukan bahwa
(Akaydin et. al,2013) dan di Bulgaria sikap responden lebih banyak negatif
(Dragoeva et al , 2015) bahwa rata-rata dalam penggunaan obat herbal. Menurut
responden memperoleh obat herbal dari Kuntari (2007) sikap negatif tentang
tumbuh-tumbuhan yang ada disekitar pengobatan tradisional disebabkan karena
mereka. bahan pembuatan obat dan metode
Obat herbal merupakan obat pengobatan komplementer yang
tradisional yang telah dikenal oleh bangsa ditawarkan terkadang menggunakan bahan-
Indonesia yang digunakan sebagai tanaman bahan dan metode yang cenderung dilarang
berkhasiat obat sebagai salahsatu upaya agama. Disamping itu, kelemahan
dalam menanggulangi masalah kesehatan. pengobatan komplementer adalah tingkat
Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat ilmiah dan efek penyembuhan yang tidak
obat berdasar pada pengalaman dan terukur (berubah-ubah), menyebabkan
ketrampilan yang secara turun temurun masyarakat kurang percaya terhadap
telah diwariskan dari satu generasi ke pengobatan komplementer.
generasi berikutnya (Sari, 2006). Berbeda dengan penelitian yang
Pada penelitian ini rata-rata responden dilakukan Fakeye et al., (2009) tentang
menjawab salah pada pertanyaan tentang penggunaan obat herbal pada wanita hamil
jeni sobat herbal, jumlah takaran dan cara di Negeria dimana sikap positif yang
mengolah obat herbal tersebut, hal ini dapat ditunjukkan responden terhadap obat herbal
terjadi karena pengetahuan tentang obat karena obat herbal merupakan bahan alami
herbal tersebut diperoleh secara turun yang tidak memiliki efek samping dan
temurun dari nenek moyang terdahulu aman bagi tubuh dibandingakan dengan
tidakdiperkuat dengan informasi dengan obat medis konvensional.
kemajuan ilmu saat ini. Menurut Lucia Pada penelitian ini sikap negatif
(2006) Tanaman obat di Indonesia terdiri respondon terlihat pada pemanfaatn
dari beragam spesies yang kadang kala sulit tamanan TOGA di rumah untuk obat herbal
untuk dibedakan satu dengan yang lain. hipertensi dimana rata-rata responden
Kebenaran bahan menentukan tercapai atau menjawab tidak memiliki TOGA karena
tidaknya efek terapi yang diinginkan. perkarangan yang terbatas sehingga mereka
Sikap juga merupakan faktor yang tidak menanam sendiri obat herbal tersebut.
mempengaruhi penggunaan obat herbal Selain itu pengetahuan tentang jenis obat
hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan herbal hipertensi yang terbatas juga
ada hubungan yang bermakna antara sikap mempengaruhi sikap responden dalam
dan penggunaan obat herbal pada pasien penggunaan obat herbal hipertensi.
hipertensi. Dimana respoden yang Peran perawat dalam penggunaan obat
mempunyai sikap negatif tidak herbal hipertensi pada penelitian
menggunakan obat herbal untuk mengobati menunjukkan hasil bahwa tidak ada
hipertensinya. hubungan yang signifikan antara peran
Berbagaifaktor yang mempengaruhi perawat dengan penggunaan obat herbal
pembentukan sikap adalah pengalaman hipertensi. Dimana dalam penelitian ini
pribadi, kebudayaan, dan orang lain yang rata-rata responden menyatakan bahwa

Kopertis Wilayah X 84
Ani Astuti – Tiga Faktor Penggunaan... Journal Endurance 1(2) June 2016

peran perawat kurang baik dalam sehingga edukasi pada masyarakat pun
pemberian informasi tentang obat herbal menjadi tidak maksimal. Disisi lain
hipertensi. Responden mendapatkan menurut (Aydin et al., 2008) petugas
informasi justru dari keluarga, tetangga dan kesehatan mempunyai peran yang sangat
kepercayaan dari mulut ke mulut. Hal ini penting dalam penggunaan terapi
disebabkan oleh karena pemanfaatan obat komplementer, namun pada umumnya
herbal oleh masyarakat lebih didasari oleh petugas kesehatan tidak pernah
faktor budaya dan agama. Menurut mendiskusikan kepada pasien tentang
Indrawati (2014) pengambilan keputusan terapi komplementer dan pasien pun tidak
tentang penggunaan obat herbal tidak hanya mendiskusikan tentang terapi
didasari oleh kepercayaan tentang komplementer yang mereka pakai.
kegunaan atau khasiat suatu jenis tumbuhan Dalam penggunaan obat herbal yang
obat saja tetapi juga didasarkan dari termasuk dalam terapi komplementer,
pengalaman dan seringkali dikaitkan perawat dapat berperan sebagai pemberi
dengan nilai-nilai religius.Selain itu adanya pelayanan langsung misalnya dalam praktik
kecenderungan pola hidup yang kembali ke pelayanan kesehatan yang melakukan
alam (back to nature) menyebabkan integrasi terapi komplementer (Snyder
masyarakat lebih memilih menggunakan &Lindquis, 2002). Perawat lebih banyak
obat alami yang diyakini tidak memiliki berinteraksi dengan klien sehingga peran
efek samping seperti obat kimia dan harga koordinator dalam terapi komplementer
terjangkau dari pada obat sintetik (WHO juga sangat penting. Perawat dapat
2013). mendiskusikan terapi komplementer
Di negara-negara sedang berkembang, dengan dokter yang merawat dan unit
sebagian besar penduduknya masih terus manajer terkait. Sedangkan peran sebagai
menggunakan obat tradisional, terutama advokat perawat dapat melindungi pasien
untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan dalam penggunaan perawatan
dasarnya. Menurut resolusi Promoting the komplementer yang diberikan termasuk
Role of Traditional Medicine in Health perawatan alternatif dengan memberikan
System: Strategy for the African Region, konseling (Smith et al.,2004).
sekitar 80% masyarakat di negara–negara
anggota WHO (World Health
Organization)di Afrika menggunakan obat SIMPULAN
tradisional untuk keperluan kesehatan. Penelitian ini mengidentifikasi tiga faktor
Sedangkan Di negara-negara maju, penggunaan obat herbal pada penderita
penggunaan obat tradisional tertentu sangat hipertensi di wilayah kerja puskesmas putri
populer. Beberapa sumber menyebutkan ayu kota jambi. Hasil penelitian
penggunaan obat tradisional oleh penduduk menunjukkan masih rendahnya
di Perancis mencapai 49%, Kanada 70%, pengetahuan responden tentang obat herbal
Inggris 40% dan Amerika Serikat 42% hipertensi sehingga menyebabkan
(Warta ekspor, 2014). banyaknya responden yang masih
Walaupun penggunaan obat herbal mempunyai sikap negatif terhadap obat
telah semakin meningkat, namun belum herbal, disamping itu belum adanya
adanya kebijakan mengenai penggunaan kebijakan tentang penggunaan obat herbal
obat herbal pada pelayanan kesehatan di Puskesmas Putri Ayu membuat peran
membuat masyarakat cenderung mencari perawat menjadi tidak maksimal sehingga
informasi sendiri tentang penggunaan obat informasi yang diperoleh reponden
herbal. Menurut WHO (2002) banyak mengenai obat herbal hipertensi oleh
negara yang tidak menerapkan kebijakan responden hanya berdasarkan informasi
tentang penggunaan obat herbal dalam yang didapat dari keluarga, tetangga dan
pelayanan kesehatan pada masyarakat kepercayaan dari mulut ke mulut.

Kopertis Wilayah X 85
Ani Astuti – Tiga Faktor Penggunaan... Journal Endurance 1(2) June 2016

transmission of knowledge about


DAFTAR PUSTAKA food and medicinal plants among
Tyrolean (Austrian) migrants in
Agus M, 2005 Analisa faktor-faktor yang Australia, Brazil and Peru. J.
mempengaruhi keluarga Ethnobiol. Ethnomedicine 10, 1–24.
menggunakan pengobatan doi:10.1186/1746-4269-10-1
tradisional herbalis dalam Hariana, A, 2008. Tumbuhan Obat dan
mengatasi masalah kesehatan di Khasiatnya. Cetakan Kelima.
desa Warujaya Parung Bogor, Tesis PenebarSwadaya. Jakarta
Universitas Indonesia. Hembing, W.S, 2005.Ramuan tradisional
Azwar,S, 2005Sikap manusia teori dan untuk pengobatan darah tinggi.
pengukurannya. Edisi ke-2 Jakarta: Penebar Swadaya.
Yogjakarta: PustakaPelajar Corwin, Indrawati, 2014. Pengetahuan dan
E.J. 2009. Bukusakupatofisiologi. pemanfaatan tumbuhan obat
Jakarta:EGC. tradisional masyarakat suku
Akaydin G., Simsek I., Arituluk ZC., meroneme di desa Rau Rau
Yesilada E, 2013 An ethnobotanical Sulawesi Tenggara, Biowallacea.
survey in selected towns of the 1(1): 39-48.
Mediterranean subregion (Turkey). Kuntari, T, 2007. Fenomena Pengobatan
Turkish Journal Of Biology. 37: Alternatif di Tengah Mahalnya
230-247 Pelayanan Jasa Kesehatan.
Aydin, S., Bozkaya, A.O., MAZICIOĞLU, http://www.medicine.uii.ac.id/.
M.M., Gemalmaz, A., Özçakir, A., Diunduh13 Mei 2015
Öztürk, A., 2008. What influences Laba , U.TS., Budi, M., Balitri, 2013
herbal medicine use?-prevalence Pemanfataan tanaman untuk
and related factors. Turk. J. Med. pengobatan hipertensi di wilayah
Sci. 38, 455–463. Suaka “Sagedepaha” Warta
Dewi , A.R, 2012 faktor-Faktor Yang Penelitian dan Pengembangan
Berhubungan Dengan pemilihan Industri: 19(1)
Pengobatan Tradisional Di Wilayah Picking, D., Younger, N., Mitchell, S.,
kerja puskesmas Muara siberut Delgoda, R., 2011. The prevalence
kecamatan siberut selatan of herbal medicine home use and
kabupaten Kepulauan concomitant use with
mentawai.Artikel peneltian pharmaceutical medicines in
Universitas Andalas Jamaica. J. Ethnopharmacol. 137,
Dragoeva, A.P., Koleva, V.P., Nanova, 305–311.
Z.D, Kaynova, T.\v, Jordanova, P.K doi:10.1016/j.jep.2011.05.025
(2015) A study an current status of Rifa F, Titi , Eka N, 2015 Faktor-faktor
herbal utilization in Bulgaria: Part yang mempengaruhi perilaku
1- Application of herbal medicine. pengobatan sendiri pada kelompok
Academic Journal. 10(5): 168-176 ibu rumah tangga di Kabupaten
Fakeye, T.O., Adisa, R., Musa, I.E., 2009. Purwakarta tahun 2014. Prosiding
Attitude and use of herbal penelitian SPeSIA
medicines among pregnant women
in Nigeria. BMC Complement.
Altern. Med. 9, 53. Sari, L., 2006. Pemanfaatan obat
doi:10.1186/1472-6882-9-53 tradisional dengan pertimbangan
Haselmair, R., Pirker, H., Kuhn, E., Vogl, manfaat dan keamanannya. Maj.
C.R., 2014. Personal networks: a Ilmu Kefarmasian 3, 1–7.
tool for gaining insight into the

Kopertis Wilayah X 86
Ani Astuti – Tiga Faktor Penggunaan... Journal Endurance 1(2) June 2016

Smeltzer, S.C., Bare, B.G.


2013.Keperawatan medikal bedah.
Edisi ke-12. Jakarta:EGC
Setyo E.A. 2011Pengenalan etnobotani
pemanfaatan tanaman obat kepada
masyarakat desa cabak jiken
kabupaten blora: Yogjakarta: FKIP.
Smith, S.F., Duell, D.J., Martin, B.C. 2004.
Clinical nursing skills: Basic to
advanced skills. New Jersey:
Pearson Prentice Hall
Snyder, M. & Lindquist, R, 2002
Complementary/alternative
therapies in nursing. 4th ed. New
York: Springer.
Turana Y, 2003 Seberapa besar manfaat
pengobatan alternatif. Diakses pada
fromwww.tempo.co.id/medika/arsi
p/062002/ pus1.htm. diunduh pada
11 Mei 2015).
[WHO] World Health Organization.
2013.Tradisional Medicine.Diakses
pada
http://www.who.net/mediacentre/fa
ctsheets/Es/34/en. diunduh 13Mei
2015.
[WHO] World Health Organization. 2011.
Non Communicable Disease
Country Profile.
DiaksespadaHttp://www.who.int/m
ediacentre/factsheets/fs290/en/inde
x.hDiunduh21 Mei 2015
WHO Traditional Medicine Strategy 2002–
2005 diakses pada
whqlibdoc.who.int/hq/2002/WHO_
EDM_TRM_. Di unduh pada 13
Mei 2015.
Warta Ekspor. 2014. Obat herbal
tradisional, Ditjen
Pen/mjl/003/9/2014, Majalah
Online. Kementerian Perdagangan
Republik Indonesia.
Wisnu S.N, 2012 Analisis faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap
pemanfaatn poli obat tradisional
Indonesia di RSUD, Soetomo
Surabaya, Tesis. Universitas Indonesia

Kopertis Wilayah X 87

Anda mungkin juga menyukai