Anda di halaman 1dari 12

OPERASIONAL BANK SYARIAH II (Lab)

SMN 1303 Kelas A,B dan D / 2 Sks

Prodi S1 Manajemen

Deskripsi Mata Kuliah

Bank Syari’ah merupakan salah satu badan usaha  yang baru beroperasi sejak 1992 selain  Bank
Konvensional yang telah beroperasi di Indonesia sejak ratusan tahun sebelum Indonesia
merdeka.

Karena keberadaannya yang relative baru tersebut, maka pangsa Pasar dan kontribusi Bank
Syari’ah di Indonesia masih  sangat kecil dalam berkontribusi pada sektor perekonomian. Hal ini
disebabkan pemahaman masyarakat tentang operasional Bank Syari’ah masih sangat rendah
walaupun ketentuan perundang-undangan dan berbagai ketentuan lainnya untuk beroperasi sudah
disosialisasikan secara masif kepada warga Bangsa Indonesia. Sebagai Bank  anti Riba Bank
Syari’ah dalam operasionalnya memerlukan konsep operasional yang jelas dan tegas berdasar
Al-qur an dan hadist serta diperkuat dengan Fatwa Ulama yang dibidani oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI). Salah satu pembeda dengan bank yang berbasis Konvensional adalah
bagaimana penentuan setiap akad transaksi antara bank dan nasabahnya baik untuk nasabah
penyimpan, nasabah yang dibiayai nasabah dan nsabah yang membutuhkan pelayanan keuangan
yang berbasis syari’ah, semua nasabah di atas memerlukan sistem dan prosedur yang jelas seperti
halnya system dan prosedur di Bank Konvensional. Pada Operasional Bank Syariah II ini
membahas mengenai bagaimana teknis perhitungan produk-produk penghimpunan dana,
penyaluran dana dan pelayanan keuangan kepada masyarakat.

Capaian Pembelajaran

Adapun outcomes yang diharapkan setelah mahasiswa mengikuti pembelajaran ini adalah
sebagai berikut :

1. Mahasiswa diharapkan dapat mengenal ulasan konsep dan menghitung bagaimana


produk bank penghimpunan Dana (Operasional Pembiayaan Pasif) Bank Syariah,
2. Mahasiswa diharapkan dapat mengenal ulasan konsep dan menghitung bagaimana
produk bank penyaluran Dana (Operasional Pembiayaan Aktif) Bank Syariah,
3. Mahasiswa diharapkan dapat memahami bagaimana mengenal dan menghitung
Operasional Pelayanan Jasa Keuangan Lainnya pada Bank Syari’ah
Rencana Pembelajaran

Secara keseluruhan yang akan dipelajari pada mata kuliah ini adalah 

1. Bagaimana Cara/Teknis Operasional serta Perhitungan Giro dan Tabungan Wadiah


2. Bagaimana Cara/Teknis Operasional serta Perhitungan Tabungan dan Investasi
Mudharabah
3. Bagaimana Cara/Teknis Operasional Perhitungan Sewa berdasarkan Prinsip Syariah
4. Bagaimana Cara/Teknis Operasional Menghitung Jual Beli berdasarkan Prinsip Syariah
5. Bagaimana Cara/Teknis Operasional Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah
Mutlaqah
6. Bagaimana Cara/Teknis Operasionala Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah
Muqayyadah
7. Bagaimana Cara/Teknis Operasional Perhitungan Jasa/Fee Produk-Produk Pelayanann
Jasa Keuangan Bank Syariah

Daftar Pustaka

1.      Fikih Ekonomi Keuangan Islam, Prof Dr. Abdullah al Muslih & Prof Dr. Salah
Ash-Shawi, Darul Haq, Edisi Indonesia,  Jakarta 2004

2.      Bank Syariah- Teori dan Praktek, Safi’i Antonio,Jakarta, Edidi ke5 2014
3. Bank Syariah- untuk Mahasiswa, Dr. Muhammad, UII, Yogyakarta, 2014;

4.      Panduan Praktis Transaksi Perbankan, Sunarto Zulkifli,,ikrul Hakim,Jakarta 2004.

5.     Manajemen Syari’ah-sebuah Kajian Historis dan Kontemporer,, PT Raja Grafindo


Persada, Jakarta 2006;

5.     Hukum Perikatan Syari’ah di Indonesia, Dr. Mardani,, Sinar Grafika, Jakarta 2013

6.      Bank Islam, Adi Warman A. Karim,SE,MBA,MAEP,

7.      Undang-Undang No. 21 Tahun 2008, tentang Perbankan Syari'ah

Pergunakanlah berbagai fasilitas yang telah disediakan dengan sebaik-baiknya. Untuk melihat 
jadwal pembelajaran, silahkan cek blocks upcoming events di sebelah kanan layar monitor. 

Selamat Belajar!
BISMILAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

ASSALAAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKAATUH


SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEKALIAN

SALAWAT SERTA SALAM KITA SAMA-SAMA SAMPAIKAN KEPADA RASULULLAH


NABI MUHAMMAD SALALLAHU ALAIHI WASSALAM,    BAGI KELUARGA,
SAHABAT BELIAU SERTA UMAT ISLAM HINGGA AKHIR JAMAN

Saya Ucapkan :

“Selamat mengikuti perkuliahan  di Semester VII Prodi Manajemen S.1 FE USB YPKP

YAYASAN PENDIDIKAN KEUANGAN DAN PERBANKAN

Semester Gasal – 6 Oktober  2020”

BIO  DATA DOSEN PEMBINA :

Ø  Nama                                  : H. Dadang Saeful Hidayat,SE,MM

Ø  Tempat & Tgl Lahir           : Sukabumi, 1 Desember 1962

Ø  NIDN/NIK                         : 041126201 / 4320 200 027

Ø  No. Sertifikat dosen        : 11104104415677

Ø  Alamat                          : JL. Raya Ekonomi No.27 d.h. Jl.Audit .                                     


N0. B/6 Komplek USB  YPKP

Ø  Status                                 :  Nikah ;  1 ISTRI 4 ANAK

Ø  Phone                                 : 0856.59000.162
Ø  Pekerjaan & Pengalaman :          

- Dosen Tetap USB YPKP & PTS di Bandung sejak Oktober1989                                                  

- Dekan FE USB YPKP 2012 -2014                                               

- Wakil Dekan Fakultas Ekonomi USB YPKP 2010-2012

- Sekretaris Jurusan Keuangan dan  Perbankan DIII STIE YPKP 2006-2009

                - Sekretaris Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat  STIE YPKP ‘02-06                

               - Sekretaris CMC YPKP  2010-2017

               - Biro Administrasi Akademik USB YPKP   2015-2018

- Direkur Akademik 2018 -2022

 PENILAIAN AKHIR  MATA KULIAH  (SMN 1303 A2)

 —  TUGAS I                                               10 %       75                             7,5

—  NILAI  UTS                                           30 %         80                         24,0

—  TUGAS II                                             10 %         85                           8,5

—  KEHADIRAN KULIAH                         5 %    100%                          5,0

—  NILAI UAS                                            45 %       85                        38,25

—  NILAI                                                 100 %                                     83,25     Huruf Mutu   A

A    = 80 -100

B    = 70 – 79,9

C    = 56 – 69,0

D   = 45 – 55,9

E    =  0 – 44,49
 

Ketentuan Perkuliahan

–   Ketua Kelas ditunjuk Dosen Pembina sebagai penghubung kepada Dosen adalah untuk Kls
A.1 adalah Sdr. Vikky Yudha Bimantoro NPM 1111191039 No Hp 0895-3382-72741, sebagai
penghubung antara  Mahasiswa dengan mahasiswa lainnya dan mengingatkani 1 (satu) jam
sebelum kuliah dimulai ;

–   Ketua Kelas Wajib membuat Grup WA dengan nama nya dan menunjuk seorang wakil
sekaligus bertindak sebagai admin grup WA tersebut. Grup ini dibuat untuk menjembatani
apabila ada permasalahan dalam pelaksanaan kuliah online.

–   Paling lambat 15 menit sebelum perkuliahan dimulai  seluruh mahasiswa harus sudah siap
mengikuti perkuliahan online menyangkut :

1)      Telah Shalat Dhuha untuk kls Pagi / Shalat Magrib bagi yang muslim Kls Sore;

2)      Laptop/Hand Phone

3)      Siap Phisik dan mental

4)      Siap jaringan dengan kuota/wifi nya

5) Seluruh Mahasiswa Wajib berdo’a sebelum perkuliahan dimulai ;

–   Kehadiran Mahasiswa minimal 80 %, jika mengikuti perkuliahan online wajib menghubungi
Dosen Pembina via WA dengan melampirkan alasan ketidak-ikutsertaan;

–   Saat Kuliah berlangsung Mahasiswa wajib mengikutinya seluruh aktifitas perkuliahan online
meliputi Penyampaian Materi (lesson/file), Quiz, Tugas (Assigment) dan Diskusi (Forum iskusi))
secara tuntas . sesuai waktunya paa setiap aktifitas masing-masing

–  Perkuliahan dalam satu minggu 1 kali Pertemuan sesuai jadwal yang telah ditentukan kecuali
salah satu minggu ada yang 2 kali pembelajaran karena jumlah minggu adalah 6 dan jika ada
dosen tidak masuk karena satu dan lain hal.

–  Jika Dosen tidak hadir pada saat waktu mengajar, Ketua Kelas memberitahukan ke seluruh
mahasiswa lainnya, dan  waktunya penggantinya sesuai dengan kesepakan dengan seluruh
mahasiswa;

–  Mahasiswa wajib memiliki minimal 1 (satu) buku wajib yang ditentukan dosen;

–  Saat Ujian berlangsung, Saudara wajib melakukan secara mandiri sesuai perintahnya apakan
open books atau close books, dengan pengawas langsung oleh Allah SWT dan wajib meng up
load hasil ujian sesuai dengan waktu yang ditentukan. Keterlambatan upload dianggap tidak
mengerjakan ujian dan tidak memperoleh penilaian hasil ujian.

MATERI KULIAH KE-1 SMN 1302 A1 DAN A2


OPERASIONAL PENGHIMPUNAN DANA BANK SYARIAH
GIRO DAN TABUNGAN WADI’AH

A. Prinsip Wadi’ah
1. Pengertian Wadi’ah

Resume Ulasan Ulang.


Secara etimologi Wadi’ah berarti titipan (amanah).Secara Terminologi atau
definisi istilah menurut mazhab Hanafi, maliki dan Hambali ada dua definisi yang
dikemukan ulama fikih.
Menurut istilah wadi’ah dapat diartikan sebagai akad yang dilakukan oleh kedua
belah pihak orang yang menitipkan barang/uang kepada orang lain agar dijaga
dengan baik.
Dalam ensiklopedi hukum Islam mengenai Wadi’ah secara bahasa biasa dimaknai
meninggalkan atau meletakan, yaitu meninggalkan atau meletakan sesuatu keadaan
orang lain untuk menjaga barang/uang dengan baik. Sedangkan menurut istilah
ialah memberikan kekuasaan sepenuhnya kepada orang lain untuk menjaga
barangnya dengan cara terang-terangan kepada si pemilik uang/barang tersebut.

2. Jenis Wadi’ah :

a) Wadi’ah Yadh Al-amanah


Secara umum Wadi’ah Yadh Al Amanah adalah titipan murni dari pihak
penitip (Muwadhi) yang mempunyai barang atau asset kepada pihak
penyimanan (Mustawda) yang diberi amanah atau kepercayaan baik individu
maupun badan hukum.Tempat barang yang dititipkan harus dijaga dari
kerusakan, kerugian, keamanan dan keutuhannya, dan dikembalikan kapan saja
oleh si penyimpan apabila ia menghendaki.
Dalam aplikasi perbankan syariah produk yang dapat menggunakan akad al
wadi’al Amanah adalah Safe Deposit Box (SDB).
Untuk dapat mengoperasionalkan produk bank syariah ini, bank perlu
tempat dan petugas untuk menjaga dan memelihara titipan nasabah secara
amanah, sehingga bank syariah akan membebani biaya administrasi yang
besarnya sesuai dengan ukuran kotak yang dipilih nasabahnya.
Pendapatan atas jasa Save Deposit Box termasuk dalam fee base income
(Imbalan atas jasa). Barang atau asset yang dititipkan adalah sesuatu yang
berharga yang berupa uang, barang, emas, dokumen, surat berharga, sertifikat
tanah, sertifikat deposito, saham, ijazah, dan Dokumen penting lannya.

Beberapa Hal Penting tentang Safe Deposit Box (SDB)

1. Layanan Safe Deposit Box (SDB) adalah jasa penyewaan kotak penyimpanan
harta atau surat-surat berharga yang dirancang secara khusus dari bahan
baja dan ditempatkan dalam ruang khasanah yang kokoh dan tahan api
untuk menjaga keamanan barang yang disimpan dan memberikan rasa aman
bagi penggunanya.

2. Biasanya barang yang disimpan di dalam SDB adalah barang yang bernilai
tinggi dimana pemiliknya merasa tidak aman untuk menyimpannya di
rumah. Pada umumnya biaya asuransi barang yang disimpan di SDB bank
relatif lebih murah.

3. Keuntungan
a. Aman. Ruang penyimpanan yang kokoh dilengkapi dengan sistem
keamanan terus menerus selama 24 jam. Untuk membukanya diperlukan
kunci dari penyewa dan kunci dari bank.
b. Fleksibel. Tersedia dalam berbagai ukuran sesuai dengan kebutuhan
penyewa baik bagi penyewa perorangan maupun badan usaha.
c. Mudah. Persyaratan sewa cukup dengan membuka tabungan atau giro
wadiah (ada bank yang tidak mensyaratkan hal tersebut, namun
mengenakan tarif yang berbeda).

4. Hal-hal lain yang Perlu Diperhatikan :


a. Biaya yang dibebankan kepada penyewa, antara lain uang sewa, uang
agunan kunci dan denda keterlambatan pembayaran sewa.
b. Tidak menyimpan barang-barang yang dilarang dalam SDB.
c. Menjaga agar kunci yang disimpan nasabah tidak hilang atau
disalahgunakan pihak lain.
d. Memperlihatkan barang yang disimpan bila sewaktu-waktu diperlukan
oleh bank.
e. Jika kunci yang dipegang penyewa hilang, maka uang agunan kunci akan
digunakan sebagai biaya penggantian kunci dan pembongkaran SDB yang
wajib disaksikan sendiri oleh penyewa. Memiliki daftar isi dari SDB dan
menyimpan foto copy (salinan) dokumen tersebut di rumah untuk
referensi.
f. Penyewa bertanggung jawab apabila barang yang disimpan menyebabkan
kerugian secara langsung maupun tidak terhadap bank dan penyewa
lainnya.

5. Bank tidak Bertanggung jawab Atas:


a. Perubahan kuantitas dan kualitas, hilang, atau rusaknya barang yang
bukan merupakan kesalahan bank.
b. Kerusakan barang akibat force majeur seperti gempa bumi, banjir,
perang, huru hara, dan sebagainya.

6. Barang yang Tidak Boleh Disimpan dalam SDB:


a. Senjata api/ bahan peledak.
b. Segala macam barang yang diduga dapat membahayakan atau merusak
SDB yang bersangkutan dan tempat sekitarnya.
c. Barang-barang yang sangat diperlukan saat keadaan darurat seperti surat
kuasa, catatan kesehatan dan petunjuk bila penyewa sakit, petunjuk bila
penyewa meninggal dunia (wasiat).
d. Barang lainnya yang dilarang oleh bank atau ketentuan yang berlaku.

Karakteristik Wadi’ah Yad Al Amanah :


a. Barang yang ditipkan oleh nasabah tidak boleh dimanfaatkan oleh
penerima titipan. Penerima titipan dilarang untuk memanfaatkan barang
titipan.
b. Penerima Titipan berfungsi sebagai penerima amanah yang harus dijaga
dan menerima barang titipan.
c. Penerima titipan akan menjaga dan memelihara barang titipan, sehingga
perlu menyediakan temat yang aman dan petugas yang menjaganya.
d. Penerima titipan diperkenankan untuk membebankan biaya atas barang
yang dititipkan untuk membayar gaji penjaga barang titipan, penyediaan
tempat untuk menyimpan dan administrasi pengelolaannya. Sehingga
sangat wajar apabila penerima titipan menerima imbalan jasa keada
penitip barang.

b) Wadi’ah Yad-Dhamanah
Dari Prinsip Wadiah Yad Al-amanah kemudian berkembang ke prinsip
Wadi’ah Yad Dhamanah, berarti bahwa bank syarian sebagai penyimpan
bertanggungjawab atas sgala kerusakan atau kehilangan yang terjadi pada
barang/asset yang dititipkan.
Wadi’ah Yad-Dhamanah adalah akad transaksi antara dua pihak, dimana
pihak kesatu sebagai pihak yang menitipkan barang/aset (Nasabah penitip) dan
pihak lain (Bank Syariah) sebagai pihak yang menerima barang titipan. Dalam
akad ini pihak bank daat memanfaatkan barang yang dititipkan. Penerima titipan
wajib mengembalikan barang yang dititipkan dalam keadaan utuh. Penerima
titipan diperbolehkan memberikan imbalan dalam bentuk bonus yang tidak
diperjanjikan sebelumnya, akan tetapi besarannya tergantung pada kebijakan
bank syariah
Bila Bank Syari’ah memperoleh keuntungan, maka bank akan memberikan bonus
kepada nasabah penitip.
Penyimban boleh mencampuri asset penitip dengan asset penyimpan atau asset
penitip yang lain, kemudian digunakan untuk tujiuan produktif mencari
keuntungan (profit). Pihak penyimpan berhak atas keuntungan yang diperoleh
dari pemanfaatan aset titipan dan bertanggungjawab penuh atas ririko kerugian
yang mungkin timbul.

Karakteristik Wadi’ah Yad-Dhamanah :


a. Harta dan barang yang ditipkan boleh dimanfaatkan oleh pihak penerima
titipan.
b. Penerima titipan sebagai penerima amanah.
c. Harta yang ditipkan boleh dimanfaatkan secara produktif untuk dapat
menghasilkan keuntungan.
d. Bank yari’ah mendapatkan manfaat atas harta yang dititipkan, oleh karena
itu penerima titipan boleh memberikan bonus kepada penitip yang besarnya
tidak mengikat
e. Bonus tidak boleh diperjanjikan pada saat akad.

Produk yang Cocok untuk Wadi’ah Yad-Dhamanah adalah Giro dan Tabungan
Wadi’ah.

1. Tabungan Al-Wadi’ah
Prinsip Wadi’ah Yad-Dhamanah juga dipergunakan oleh bank dalam
mengelola jasa tabungan simanan masyarakat, yaitu simpanan dari nasabah
penyimpan yang memerlukan jasa penitipan dana dengan tingkat
keleluasaan tertentu untuk menariknya kembali. Pemilik simpanan dapat
menarik sebagian atau seluruh saldo simpanannya sewaktu-waktu sesuai
dengan perjanjian yang disepakati.
Semua keuntungan atas pemanfaatan dana menjadi hak pemilik bank,
tetapi atas kehendaknya sendiri bank dapat memberikan imbalan
keuntungan yang berasal dari keuntungan bank kepada nasabah penitip.
Untuk administratifnya bank syari’ah menyediakan buku tabungan dan jasa-
jasa yang terkait dengan rekening tabungan tersebut.

Berbeda dengan tabungan mudharabah, bank syariah tidak


memperjnjikan bagi hasil . namun bank dapat memberikan bonus yang
besarnya tergantung pada kebijakan manajemen bank. Bonus biasanya
diberikan apabila bank mengalami surplus pendapatan setelah dikurangi
pembagian hasil kepada pemegang rekening tabungan dan deposito
mudharabah.
Pemberian bonus diberikan bank pada setiap akhir bulan dan dapat
dilihat pada buku tabungan wadiah nasabah masing-masing.

2. Ciri-Ciri rekening tabungan Wadi’ah Yad-Dhamanah :


a. Menggunakan buku (passbook) dan atau kartu ATM;
b. Barnya setoran pertama dan saldo minimum yang harus mengendap
tergantung pada kebijakan bank masing-masing;
c. Penarikan tidak dibatasi, berapa saja dan kapan saja;
d. Pembayaran bonus (Hibah) dilakukan dengan cara mengkredit rekening
tabungan setiap akhir bulan

3. Tipe Rekening
a. Rekening Perorangan
b. Rekening Bersama (dua orang atau lebih)
c. Rekening Organisasi atau perkumpulan yang tidak berbadan hukum
d. Rekening Perwakilan (yang dioperasikan oleh dua orang tua/wali dari
pemegang rekening

4. Teknik Imbalan/bonus Prinsip Wadi’ah


a. Giro Wadi’ah
Pada prinsinya teknik perhitungan bonus giro wadi’ah dihitung
dari saldo terendah dalam satu bulan. Namun demikian bonus wadi’ah
dapat diberikan kepada giran wadi’ah sebagai berikut :
- Saldo terendah dalam satu bulan takwim di atas Rp 1.000.000,00
(bagi rekening yang bonus wadi’ahnya dihitung dari saldo terendah).
- Saldo rata-rata harian dalam satu bulan takwim di atas Rp
1.000.000,00, (bagi rekening yang bonus gironya dihitung dari saldo
rata-rata harian).
- Saldo harian di atas Rp 1.000.000,00 (bagi rekening yang bonus
wadi’ahnya dihitung dari saldo harian.

Rumus yang digunakan alam perhitungan bonus Giro Wadi’ah sbb :


- Bonus Giro Wadi’ah atas dasar saldo terendah = Tarif bonus Giro
Wadi’ah dikalikan dengan saldo terendah pada bulan yang
bersangkutan.
- Bonus Giro Wadi’ah atas dasar saldo dasar saldo rata-rata harian =
Tarif bonus Giro Wadi’ah x saldo rata-rata harian bulan yang
bersangkutan.
- Bonus Giro Wadi’ah atas dasar saldo harian = Tarif Bonus Giro
Wadi’ah x saldo harian yang bersangkutan x hari efektif

Rumus yang digunakan dalam perhitungan bonus Tabungan Wadi’ah sbb :


- Bonus Tabungan Wadi’ah atas dasar saldo terendah = Tarif bonus
Tabungan Wadi’ah dikalikan dengan saldo terendah pada bulan yang
bersangkutan.
- Bonus Tabungan Wadi’ah atas dasar saldo dasar saldo rata-rata
harian = Tarif bonus Tabungan Wadi’ah x saldo rata-rata harian bulan
yang bersangkutan.
- Bonus Tabungan Wadi’ah atas dasar saldo harian = Tarif Bonus
Tabungan Wadi’ah x saldo harian yang bersangkutan x hari efektif.

Contoh Perhitungan Bonus Giro Wadi’ah

Tuan Dadang memiliki Giro wadi’ah di Bank Syariah X dengan saldo rata-
rata bulan Mei 2019 adalah Rp 1.000.000,00. Bonus yang diberikan
kepada nasabah giro (giran) adalah 30 % dengan saldo rata-rata minimal
Rp 5.000,00. Diasumsikan Total Dana Giro Waiah seluruh Nasabah Giro di
Bank X adalah Rp 500.000.000,00. Pendapatan Bank Syari’ah X dari
Penggunaan Seluruh Giro Wadi’ah adalah Rp 20.000.000,00.
Berapa Bonus Wadiah yang diterima tuan Dadang pada Akhir Mei 2019 ?
Penyelesaian :
Bonus yang diterima Tuan Dadang pada akhir bulan Mei 2019 adalah =
Rp 1.000.000,00 x Rp 20.000.000,00 x 30 % = Rp 12.000,00
Rp 500.000.000,00
Jadi besarnya Bonus sebesar Rp 12.000,00. Besarnya bonus tersebut
belum dikurangi pajak sesuai ketentuan yang berlaku
Ketentuan Umum produk ini adalah :
- Keuntungan atau kerugian dari penyaluran dana menjadi hak milik
atau ditanggung bank syari’ah, sedang pemilik dana tidak dijanjikan
imbalan/bonus dan tidak menanggung kerugian Bank dimungkinkan
memberikan bonus kepada pemilik dana sebagai suatu insentif untuk
menarik dana masyarakat, namun tidak boleh diperjanjikan di muka.
- Bank syari’ah harus membuat akad pembukaan rekening yang isinya
mencakup izin penyaluran dana yang disimpan dan persyaratan lain
yang disepakati selama tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Khusus bagi pemilik rekening giro dapat memberikan buku cek, bilyet
giro dan Debit Card.
- Terhadap pembukaan rekening ini, bank syariah dapat mengenakan
pengganti biaya administrasi untuk sekedar menutupi biaya yang
benar-benar terjadi. Namun ada bank yang benar-benar tidak
mengenakan biaya administrasi apapun atas produk Giro/Tabungan
Wadi’ah Yad-dhamanah ini.
- Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan rekening giro dan
tabukan wadi’ah tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.

Anda mungkin juga menyukai