OLEH :
Try Juniaty Sinaga
NIS : 170101061
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PROYEK PENGGANTI PRAKERIN
Nomor Peserta:
: 1:7 0 1 0 1 0 6 1
Nama Peserta : Try Juniaty Sinaga
JUDUL PROYEK
Peserta Uji,
Kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
melimpahkan hidayahnya dan memberi kesempatan pada praktikan dalam
menyelesaikan laporan proyek pengganti prakerin yang berjudul “Penentuan Kadar
Asam Lemak Bebas Pada Minyak Bekas Pedagang Gorengan Di Daerah Bontang
Selatan Dengan Metode Titrasi Alkalimetri”. Laporan ini disusun untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam menyelesaikan proyek pengganti prakerin bagi para
siswa dari SMK Negeri 1 Bontang.
Di kesempatan ini, Praktikan mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
terkait proyek pengganti prakerin yang telah memberi dukungan moral dan juga
bimbingannya kepada praktikan. Ucapan terima kasih ini ditujukan kepada :
1. Bapak Drs. Kasman Purba, M.Pd selaku kepala sekolah, SMK Negeri 1 Bontang
yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan kepda praktikan, sehingga
membantu kelancaran praktikan dalam melakukan penelitian dan menyusun
laporan praktikum.
2. Ibu Ery Sepdyastutik, M.Pd selaku kepala program keahlian Kimia Analis, SMK
Negeri 1 Bontang yang telah memberikan izin untuk penggunaan fasilitas dan
kesempatan kepada praktikan, sehingga membantu kelancaran praktikan dalam
melakukan penelitian.
3. Ibu Dra. Siti Lestari selaku pembimbing yang memberikan pembimbingan
dengan sangat baik dalam praktikum penelitian, pembuatan proposal, dan
pembuatan laporan praktikum ini.
4. Ibu Wahyu Juli Hastuti, M.Pd selaku guru penguji dari SMK Negeri 1 Bontang.
5. Orang tua dan segenap keluaga yang telah memberikan dukungan dan
kepercayaan yang begitu besar, sebab semua kesuksesan berawal dari orang tua
dan keluarga.
Susunan laporan proyek pengganti prakerin ini dibuat dengan sebaik-baiknya,
namun tentu masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu jika ada kritik atau saran
apapun yang sifatnya membangun bagi praktikan dengan senang hati akan praktikan
terima.
Praktikan
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Sebagai salah satu syarat sebagai peganti PKL yang dilaksanakan di sekolah
akibat adanya wabah virus corona yang membuat perusahaan menolak
untuk melaksanakan PKL/Magang bagi siswa dan mahasiswa.
2. Dapat mengetahui dan memahami cara uji kadar asam lemak bebas
dengan metode titrasi alkalimetri dan sebagai proyek penganti prakerin
yang dilakukan di sekolah.
Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau
hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya
digunakan untuk menggoreng bahan makanan (Wikipedia, 2009). Minyak
goreng berfungsi sebagai pengantar panas, penambah rasa gurih, dan
penambah nilai kalori bahan pangan.
Minyak goreng yang baik mempunyai sifat tahan panas, tidak merusak
rasa dan warna hasil gorengan, menghasilkan produk dengan tekstur dan rasa
yang bagus, asapnya sedikit setelah digunakan berulang-ulang serta
menghasilkan warna keemasan pada produk (Ketaren, 1986). Sebanyak 50%
dari total permintaan minyak goreng adalah konsumsi rumah tangga dan
sisanya untuk keperluan industri maupun restoran (Susinggih,dkk, 2005).
Minyak goreng juga merupakan sumber energi yang lebih efektif
dibandingkan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak dapat menghasilkan
9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram.
Penggunaan minyak khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam
lemak esensial yang banyak mengandung HDL (high-density lipoprotein)
yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan
kolesterol.
Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran, yang merupakan
ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Minyak dan lemak tidak
berbeda dalam bentuk umum trigliseridanya dan hanya berbeda dalam bentuk
(wujud). Disebut minyak jika berbentuk padat pada suhu kamar. Minyak dan
lemak tidak larut dalam air dingin dan sedikit larut dalam alkohol, terutama
minyak dengan berat molekul rendah, kecuali minyak jarak. Minyak dan
lemak dapat larut sempurna dalam ester, hidrokarbon, benzene, karbon
disulfide, dan pelarut-pelarut halogen. Kelarutan minyak dan lemak dalam
suatu pelarut ditentukan oleh sifat polaritas asam lemaknya. Asam lemak yang
bersifat polar cenderung larut dalam pelarut polar, sedangkan asam lemak
nonpolar larut dalam pelarut nonpolar. Daya kelarutan asam lemak biasanya
lebih tinggi dari komponen gliseridanya, dan dapat larut dalam pelarut organik
yang bersifat polar dan nonpolar. Semakin panjang rantai karbon maka
minyak dan lemak tersebut semakin sukar larut. Minyak dan lemak yang tidak
jenuh lebih mudah larut dalam pelarut organik dari pada asam lemak jenuh
dengan panjang rantai karbon sama (Ketaren, 1986 ). Disamping kegunaannya
sebagai bahan pangan, lemak dan minyak berfungsi sebagai bahan pembuat
sabun, bahan pelumas (misalnya minyak jarak), sebagai obat-obatan
(misalnya minyak ikan), sebagai pengkilap cat (terutama yang berasal dari
golongan minyak mengering) (Almatsier, 2004 ).
Pengujian asam lemak bebas dalam minyak dilakukan untuk
mengetahui tingkat kerusakan dari minyak/lemak tersebut. Produksi asam
lemak bebas disebabkan oleh enzim pada umumnya yaitu berada dalam
jaringan lemak yang bersifat netral dan masih utuh. Dalam organ tertentu,
misalnya hati dan pankreas, kegiatan proses metabolisme cukup tinggi,
sehingga menghasilkan sejumlah asam lemak bebas, mikroba juga
berpengaruh pada produksi asam lemak bebas yaitu oksidasi secara biologis
terutama terjadi pada lemak masih berada dalam jaringan. Lemak tidak mudah
langsung digunakan oleh mikroba jika dibandingkan dengan protein dan
karbohidrat. Tapi kemungkinan semua mikroba yang menghasilkan enzim
lipase dapat memetabolisir lemak. Tahap pertama proses ini adalah
dekomposisi gliserida menjadi gliserol dan asam lemak (Ketaren, 1986).
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam
bebas tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh
proses hidrolisis dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral. Hasil
reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini akan
dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis
(enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar
ALB yang terbentuk (Ketaren, 1986).
Kadar asam lemak bebas dalam minyak kelapa sawit, biasanya hanya
dibawah 1%. Lemak dengan kadar asam lemak bebas lebih besar dari 1%, jika
dicicipi akan terasa pada permukaan lidah dan tidak berbau tengik, namun
intensitasnya tidak bertambah dengan bertambahnya jumlah asam lemak
bebas. Asam lemak bebas, walaupun berada dalam jumlah kecil
mengakibatkan rasa tidak lezat. Hal ini berlaku pada lemak yang mengandung
asam lemak tidak dapat menguap, dengan jumlah atom C lebih besar dari 14
(Ketaren, 1986)
Jaringan lemak melepaskan asam lemak bebas dan gliserol ke dalam
darah, di mana asam lemak tersebut diangkut dengan albumian ke hampir
semua organ. Dilain pihak, gliserol berjalan terutama ke dalam hati dan
sedikit ke dalam ginjal hanya jaringan-jaringan ini tempatnya dapat
digunakan. Proporsi asam lemak bebas yang lebih besar dalam sirkulasi
dikonversi menjadi badan-badan keton, yang merupakan prinsip dalam hati.
Badan-badan keton adalah bentuk energi yang lebih larut dalam air dari pada
asam lemak (Linder, 1992)
Asam lemak bebas terbentuk karena proses oksidasi, dan hidrolisa
enzim selama pengolahan dan penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam
lemak dengan kadar lebih besar dari berat lemak akan mengakibatkan rasa
yang tidak diinginkan dan kadang-kadang dapat meracuni tubuh. Timbulnya
racun dalam minyak yang dipanaskan. Bila lemak tersebut diberikan pada
ternak atau diinjeksikan ke dalam darah, akan timbul gejala diare, kelambatan
pertumbuhan, pembesaran organ, kanker, kontrol tak sempurna pada pusat
saraf dan mempersingkat umur.
Kadar kolesterol darah yang meningkat berpengaruh tidak baik untuk
jantung dan pembuluh darah telah diketahui luas oleh masyarakat. Namun ada
salah pengertian, seolah-olah yang paling berpengaruh terhadap kenaikan
kolesterol darah ini adalah kadar kolesterol makanan. Sehingga banyak
produk makanan, bahkan minyak goreng diiklankan sebagai non kolesterol.
Konsumsi lemak akhir-akhir ini dikaitkan dengan penyakit kanker. Hal ini
berpengaruh adalah jumlah lemak dan mungkin asam lemak tidak jenuh ganda
tertentu yang terdapat dalam minyak sayuran (Almatsier, 2002)
Setiap minyak goreng tidak boleh berbau dan sebaliknya beraroma
netral berbeda dengan lemak yang padat, dalam bentuk cair minyak
merupakan penghantar panas yang baik, makanan yang digoreng tidak hanya
menjadi matang, tetapi menjadi cukup tinggi panasnya sehingga menjadi
coklat, suhu penggorengan yang dianjurkan biasanya berkisar antara 177˚C
sampai 201˚C.
Secara umum komponen utama minyak yang sangat menentukan mutu
minyak adalah asam lemaknya karena asam lemak menentukan sifat kimia
dan stabilitas minyak. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya
yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuk Akrolein yang menimbulkan
rasa gatal pada tenggorokan. Akrolein terbentuk dari hidrasi gliserol, titik asap
suatu minyak goreng tergantung pada kadar gliserol bebasnya, menurut
Winarno yang dikutip dari Jonarson (2004), makin tinggi kadar gliserol makin
rendah titik asapnya, artinya minyak tersebut makin cepat berasap dan
berbusa.
Hari : Rabu
2.2.1 BAHAN
6. Aquades 1 Liter L
Murni
7. Es Batu 4
2.2.2 FASILITAS / PERALATAN
Panaskan Sampai mendidih dan digojok kuat untuk melarutkan asam lemak
bebasnya
Catat Akhir titrasi tercapai terbentuk warna merah muda yang tidak hilang
selama setengah menit
Keterangan :
1. Buret
2. Erlenmeyer
2.3 .FUNGSI ALAT
Titrasi I 13,5 ml
Titrasi II 13,5 ml
Rata – rata 13,5 ml
Titrasi I 20 ml
Titrasi II 20,2 ml
Rata – rata 20,1 ml
Titrasi I 6,5 ml
Titrasi II 6,8 ml
Rata – rata 6,65 ml
Titrasi I 10 ml
Tirasi II 10 ml
Rata – rata 10 ml
2.7 PERHITUNGAN
Titrasi : M1 x V1 x n = M2 x V2 x n
M1 x 13,5 = 2
2
M1 = = 0,148
13,5
20 x 0,148 x 56,1
% angka asam = x 100%
20.391,7
% angka asam = 0,814%
0,414 %+ 0,414 %
% rata – rata angka asam sampel B =
2
= 0,414 %
JUMLAH 259,817.5
6
4.1 KESIMPULAN
Praktikum kali ini sangat bermanfaat sekali bagi penyusun karena hal
ini akan mendorong kreativitas siswa dalam membuat sesuatu mulai dari
pembuatan proposal sampai pada pembuatan laporan. Praktikum ini
penyusun diajarkan sebuah rasa tanggung jawab, kesabaran, dan kejujuran
setiap melakukan sesuatu.
Dari praktek yang telah dilakukan maka penyusun dapat menarik
kesimpulan, yaitu kadar asam lemak bebas pada minyak goreng bekas.
Adapun data dari hasil percobaan/pengamatan yang telah penyusun lakukan
adalah sebagai berikut:
1. % kadar asam lemak bebas sampel A : 0,822 %
2. % kadar asam lemak bebas sampel B : 0,275 %
3. % kadar asam lemak bebas sampel C : 0,414 %
Berdasarkan Standar mutu untuk Jenis kandungan lemak yang
terdapat pada minyak goreng yang disesuaikan SNI No.01-3741-2002 kadar
yang diperbolehkan yaitu < 0,3%. Hasil kadar dari pengamatan rata – rata
kadar asam lemaknya melewati batas dari standar SNI.
4.2 SARAN
Almatsier, S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hal. 5872.
Cahyono, B. 2010, Keamanan Mutu Pangan Dan Penerapan Sistem Kuality Kontrol .
Diakses :www.proseduralatpengujiankualitaskadar.com
http://www.dinkesjatengprov.go.id/ dokumen/2013/RISKESDAS/Permenkes% 20
No.681%20Riskesnas0001.pdf.
--------http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22621/5/ Chapter%20I.pdf
--------http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22621/4/ Chapter%20II.pdf
--------http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35009/5/ Chapter%20I.pdf
Imelda, 2009. Hygene dan Sanitasi Keamanan Mutu Pangan Minyak Goreng
2. Penimbangan sampel
6. Didinginkan
7. Ditirasi dengan 0,1 larutan KOH dengan penambahan indicator (PP) hingga berubah
warna pink muda
8. Melakukan duplo
A. Pembuatan Kalium Hidroksida 0,1 N
3. Pindah larutan tersebut ke dalam labu ukur volume 500 ml, tambahkan
aquadest sampai tanda batas. Gojog hingga homogen.
Data Perhitungan :
Data perhitungan :