Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PROYEK

PENENTUAN KADAR NATRIUM BIKARBONAT DALAM


PREMIKS KUE MENGGUNAKAN METODE ASIDIMETRI

DISUSUN OLEH

Nama : Wanda Safitri


NIS : 170101030
Program Keahlian : Analis Kimia

SMK NEGERI 1 BONTANG


Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo No. 02 Bontang Utara

i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN

TUGAS PROYEK/PROJECT WORK

Nama Sekolah : SMKN 1 Bontang


Program Keahlian : Analis Kimia
Kode : MSL09
Alokasi Waktu : 8 Jam

Nomor Peserta : :1 7 0 1 0 1 0 3 0
Nama Peserta : Wanda Safitri

JUDUL PROYEK

PENENTUAN KADAR NATRIUM BIKARBONAT DALAM PREMIKS KUE MENGGUNAKAN


METODE ASIDIMETRI

Bontang, Januari 2020

Menyetujui :
DU/DI/ Peserta Uji

Wanda Safitri
NIS 170101030

Mengetahui
Ka. Sekolah/Prog. Keahlian, Guru Pembimbing,

Ery Sepdyastutik, M.Pd Dra. Siti Lestari


NIP 196709011994122004 NIP 196610031997022001

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI……….............................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................1
1.2 TUJUAN................................................................................................................................2
1.3 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................2
BAB II PROSES JASA.........................................................................................................................5
2.1 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN..............................................................................5
2.2 ALAT DAN BAHAN..................................................................................................................5
2.3 GAMBAR KERJA......................................................................................................................6
2.4 FUNGSI ALAT...........................................................................................................................8
2.5 PROSES PENGERJAAN..........................................................................................................10
2.6 HASIL YANG DICAPAI..........................................................................................................11
2.7 PERHITUNGAN.......................................................................................................................12
2.8 PERHITUNGAN BIAYA.........................................................................................................13
BAB III TEMUAN..............................................................................................................................15
3.1 KETERLAKSANAAN (FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT)...........................15
3.2 MANFAAT YANG DIRASAKAN...........................................................................................15
3.3 PENGEMBANGAN/TINDAK LANJUT..................................................................................16
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................................17
1.1 KESIMPULAN....................................................................................................................17
4.2 SARAN.....................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................18
LAMPIRAN........................................................................................................................................19

iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, ridha, dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga laporan proyek
pengganti Praktik Kerja Lapangan dapat terselesaikan tepat waktu. Shalawat serta salam
tak lupa kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu menjadi teladan bagi
umatnya.
Laporan proyek ini merupakan bentuk pertanggungjawaban tertulis atas
tertundanya kegiatan PKL di industri yang dikarenakan pandemi covid-19. Praktik kerja
lapangan yang tertunda dialihkan dengan kegiatan praktikum yang dilaksanakan di
SMKN 1.
Kegiatan ini diharapkan mampu membuat siswa terjun ke dunia pendidikan secara
nyata dan memperoleh pengalaman, sehingga jangka panjangnya mampu terjun dalam
dunia pendidikan dengan profesional.
Kelancaran kegiatan proyek pengganti PKL tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung pelaksanaan kegiatan
ini.
Laporan ini menjelaskan aktivitas praktikum yang dilaksanakan praktikan selama
berada di SMK Negeri 1 Bontang. Semoga laporan proyek pengganti PKL ini dapat
memberikan manfaat berupa inspirasi dan motivasi bagi pembaca. Penulis menyadari
dalam proses pembuatan laporan masih terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, kritik
dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan laporan selanjutnya.

Bontang, 20 November 2020


Penulis,

Wanda Safitri

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Saat ini, perkembangan industri bakery baik dalam skala rumah tangga maupun
skala industri sangatlah pesat. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari sering
mengkonsumsi makanan-makanan seperti brownies, bolu serta berbagai jenis kue lainnya.
Perubahan gaya hidup masyarakat turut mempengaruhi pola konsumsi masyarakat
dengan maraknya produk siap masak, produk siap masak ini digemari oleh masyarakat
karena kemudahan dalam pembuatan makanan yang enak juga bermutu tanpa beresiko
gagal. Salah satu produk siap masak yang biasa digunakan masyarakat dalam pembuatan
kue yaitu premiks kue. Premiks kue merupakan produk makanan tepung olahan siap
masak yang masih membutuhkan tambahan minimal seperti telur dan mentega.
Pada produk premiks kue terdapat kandungan bahan pengembang yaitu natrium
bikarbonat. Bahan pengembang ini digunakan dalam pembuatan kue karena bereaksi
dengan bahan lain membentuk gas karbon dioksida yang menyebabkan kue mengembang
sehingga memperoleh tekstur yang bagus bagi produk, oleh karena itu natrium bikarbonat
sangat cocok digunakan untuk membuat kue. Menurut peraturan kepala BPOM No.11
tahun 2013, natrium bikarbonat termasuk jenis BTP pengembang yang diizinkan
digunakan dalam pangan.
Natrium bikarbonat dengan rumus kimia NaHCO3 adalah bahan atau senyawa
kimia berbentuk kristal putih yang larut dalam air, dan banyak dipergunakan dalam
Industri makanan (sebagai soda kue). Dalam bidang kesehatan, natrium bikarbonat paling
sering digunakan untuk meredakan asam lambung bagi penderita asidosis tubulus renalis,
dan sebagai obat antasid (penyakit maag atau tukak lambung) dan mulas, karena natrium
bikarbonat bersifat alkaloid (basa).
Selain terdapat manfaat, senyawa kimia ini juga memiliki sisi negatifnya. Natrium
bikarbonat paling sering kita temui di dalam soda kue untuk pengembang. Soda kue ini
tidak direkomendasikan untuk diberikan terhadap anak di bawah usia 6 tahun. Natrium
bikarbonat juga menimbulkan beberapa risiko pediatrik (gangguan) pada bayi dan akan
memperburuk kondisinya.
Efek samping lain yang terdapat pada natrium bikarbonat dalam tubuh adalah
sering buang air kecil, kehilangan nafsu makan, mual, bengkak pada kaki, nyeri otot, sakit
kepala, dan kelelahan. Orang yang menderita penyakit hati berat, insulisiensi ginjal atau

1
gagal jantung kongestif harus sangat hati-hati untuk menggunakan pemakaian internal,
karena kadang-kadang dapat menyebabkan retensi edema, air dan penambahan berat
badan yang bisa dipicu oleh hipernatremia.
Menurut SK. Menkes No.722/Menkes/Per/IX/88 penggunaan natrium bikarbonat
yang diperbolehkan adalah 2 gr/kg adonan dengan kadar sekitar 0,2%. Secara kuantitatif
kadar tersebut dapat ditentukan dengan titrasi asidimetri.
Asidimetri merupakan tipe reaksi penetralan yang ada dalam titrasi asam-basa.
Asidimetri adalah pengukuran atau penentuan konsentrasi larutan asam dalam suatu
campuran. Biasanya dilakukan dengan jalan titrasi bersama larutan basa yang telah
diketahui konsentrasinya.

1.2 TUJUAN
Setelah melaksanakan proyek pengganti prakerin ini, seluruh siswa kelas XIII
Analis Kimia di SMKN 1 Bontang diwajibkan membuat laporan dari hasil pelaksanaan
proyek pengganti prakerin. Adapun tujuan penulisan laporan ini antara lain:
1. Sebagai salah satu syarat sebagai peganti PKL yang dilaksanakan di sekolah akibat
adanya wabah virus corona yang membuat perusahaan menolak untuk melaksanakan
PKL/Magang bagi siswa dan mahasiswa.
2. Sebagai tanda bukti nyata telah melaksanakan proyek pengganti prakerin yang
dilakukan di sekolah.
3. Sebagai penambah pengetahuan dan wawasan untuk siswa SMK, mahasiswa, peneliti,
dan pembaca.
Selain hal tersebut proyek pengganti prakerin ini juga mempunyai beberapa tujuan
bagi praktikan, antara lain:
1. Dapat menentukan kadar NaHCO3 pada premiks kue
2. Dapat mengetahui dan memahami cara uji kadar NaHCO3 dengan metode asidimetri
3. Dapat melaksanakan praktik secara mandiri

1.3 TINJAUAN PUSTAKA


Premiks
Premiks adalah tepung jadi yang di dalamnya sudah terkandung tepung terigu,
susu bubuk dan bahan-bahan lainnya yang berbentuk bubuk. Premiks berguna untuk
menginstankan sesuatu. Tren Premix dalam industry bakery adalah alternatif bagi para
pengusaha bakery untuk membantu menemukan ide-ide baru bagi produknya. Ada
beberapa alasan mengapa banyak pengusaha bakery menggunaan premiks diantaranya:

2
1. Waktu lebih eifisien
Menggunakan tepung premix akan lebih efisien dari segi waktu karena tidak perlu
mencampur banyak bahan lagi.
2. Biaya lebih murah
Untuk Baking Lovers yang ingin membuat kue dalam jumlah sedikit, tepung premix
adalah pilihan yang cukup ekonomis. Ini karena dalam satu pack produk biasanya
dirancang untuk satu kali proses pembuatan saja.
3. Menghemat tempat penyimpanan sehingga lebih praktis
Dengan menggunakan tepung premix kita hanya perlu menambahkan sedikit bahan
lain. Sehingga dapat menghemat tempat penyimpanan bahan produksi.
4. Hasil jadi lebih stabil.
Dalam kemasan tepung premix sudah ada standar mutu dan ukuran yang tidak akan
berubah. Hal inilah yang akan membuat hasil produk/kue menjadi lebih stabil.

Pengertian Natrium Bikarbonat


Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3. Dalam
penyebutannya kerap disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok garam
yang digunakan dalam tepung premiks dan berfungsi sebagai pengembang.
Senyawa ini disebut juga baking soda, Sodium bikarbonat, natrium hidrogen
karbonat, dan lain-lain. Senyawa ini merupakan kristal yang sering terdapat dalam bentuk
serbuk. Natrium bikarbonat larut dalam air. Natrium bikarbonat merupakan bahan
pengembang yang dipakai untuk meningkatkan volume dan memperingan tekstur
makanan yang dipanggang seperti muffin, bolu, scone, dan biskuit.
Natrium bikarbonat bekerja dengan melepaskan gas karbon dioksida ke dalam
adonan melalui sebuah reaksi asam-basa, menyebabkan gelembung-gelembung di dalam
adonan yang masih basah, dan ketika dipanaskan adonan memuai, ketika adonan matang,
gelembung-gelembung itu terperangkap hingga menyebabkan kue menjadi naik dan
ringan. Natrium bikarbonat (soda kue) dipakai untuk menggantikan ragi ketika rasa
fermentasi tidak diingini pada makanan yang dihasilkan, atau ketika adonan kurang
memiliki sifat elastis untuk menahan gelembung-gelembung gas lebih dari beberapa
menit.
· Karakteristik Baking Powder (Natrium Bikarbonat):
1. Memiliki titik lebur yang tinggi.
2. Merupakan senyawa ionik dengan ikatan kuat.

3
3. Dalam bentuk leburan atau larutan dapat menghantarkan listrik.
4. Sifat larutannya dapat berupa asam, basa, atau netral. Sifat ini tergantung dari
jenis asam/basa kuat pembentuknya (Pitriajuliani, 2012).

Analisis Natrium Bikarbonat Dengan Metode Asidimetri


Prinsip penentuan kadar bikarbonat dapat dilakukan dengan metode titrasi asam
basa. Metode titrasi yang digunakan adalah penetapan kadar dengan cara Asidimetri.
Asidimetri merupakan penetapan kadar terhadap larutan yang bersifat basa dengan
menggunakan larutan baku asam. Asam-asam yang biasa digunakan adalah asam cuka,
asam klorida, asam oksalat, dan asam borat. Dalam praktikum kali ini digunakan larutan
baku sekunder HCl untuk melakukan pengujian natrium bikarbonat pada premiks kue.
Reaksi yang terjadi adalah NaHCO3 + HCI → NaCI + H2O + CO2.
Larutan asam bila direaksikan dengan larutan basa akan menghasilkan garam dan
air. Sifat asam dan sifat basa akan hilang dengan terbentuknya zat baru yang disebut
garam yang memiliki sifat berbeda dengan sifat zat asalnya. Karena hasil reaksinya
adalah air yang memiliki sifat netral yang artinya jumlah ion H + sama dengan jumlah ion
OH- maka reaksi itu disebut dengan reaksi netralisasi atau penetralan. Pada reaksi
penetralan, jumlah asam harus ekivalen dengan jumlah basa. Untuk itu perlu ditentukan
titik ekivalen reaksi.
Titik ekivalen adalah keadaan dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi
dengan jumlah mol basa. Untuk menentukan titik ekivalen pada reaksi asam-basa dapat
digunakan indikator asam-basa. Ketepatan pemilihan indikator merupakan syarat
keberhasilan dalam menentukan titik ekivalen. Pemilihan indikator didasarkan atas pH
larutan hasil reaksi atau garam yang terjadi pada saat titik ekivalen.
Pengujian kali ini menggunakan indikator metil orange (MO) atau metil jingga.
Metil orange adalah senyawa organik dengan rumus C14H14N3NaO3S dan biasanya
digunakan sebagai indikator dalam titrasi asam basa. Metil orange bekerja pada trayek Ph
3,1 - 4,4. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari kuning menjadi
orange jingga.
Pada saat titik ekivalen terbentuk maka proses titrasi dihentikan, kemudian
mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan
menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung
kadar titran.

4
BAB II
PROSES JASA
2.1 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
A. Praktek dilakukan pada hari Rabu, 4 November 2020 yang dilaksanakan di
laboraturium analis kimia dasar, dengan lama percobaan ± 5 jam.
B. Pengujian tentang proposal dilakukan pada hari Kamis, 22 Oktober 2020
dilaksanakan secara daring di rumah.

2.2 ALAT DAN BAHAN


2.2.1 BAHAN

No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Satuan

1 HCl Pekat 37% p.a 2,07 mL


2 NaOH p.a 1 gram
3 Asam oksalat p.a 0,315 gram
4 Indikator MO p.a 0,1 mL
5 Indikator pp p.a 0,1 mL
6 Etanol 70% 50 mL
7 Aquades 700 mL
8 Kertas saring Biasa 2 Lembar
9 Nutricake 2,5 gram
10 Pondan 2,5 gram

2.2.2 FASILITAS/PERALATAN

No Nama Alat Spesifikasi Jumlah Satuan Pemilik


1 Buret 50 mL 1 buah SMKN 1 Bontang
2 Neraca analitik Digital 1 buah SMKN 1 Bontang
3 Pipet tetes Kaca 2 buah SMKN 1 Bontang
4 Erlenmeyer 250 mL 2 buah SMKN 1 Bontang
5 Beaker glass 100 mL, 250 mL 4,2 buah SMKN 1 Bontang
6 Corong kaca 100 mm 1 buah SMKN 1 Bontang
7 Batang pengaduk Kaca 1 buah SMKN 1 Bontang
8 Kaca arloji 125 mm 1 buah SMKN 1 Bontang
9 Botol semprot Plastik 1 buah SMKN 1 Bontang
10 Pipet volume 10 mL, 25mL 1,1 buah SMKN 1 Bontang
11 Spatula Besi 1 buah SMKN 1 Bontang
12 Pipet ukur 5 mL, 25 mL 1,1 buah SMKN 1 Bontang
13 Statif Besi 1 buah SMKN 1 Bontang
14 Klem Besi 1 buah SMKN 1 Bontang
15 Labu ukur 50 mL, 250 mL 1,1 buah SMKN 1 Bontang
16 Bulp Karet 1 buah SMKN 1 Bontang

5
2.3 GAMBAR KERJA
a. Penentuan kadar natrium bikarbonat

Sampel sebanyak 1,25 gram & memasukkan kedalam beaker glass


Menimbang

Menambahkan dengan aquades dan mengaduk hingga larut

Memasukkan Larutan kedalam labu ukur 50 mL menggunakan corong kaca

Mengencerkan hingga tanda batas

Menghomogenkan

10 mL sampel yang telah diencerkan dan memasukkan kedalam


Memipet Erlenmeyer 250 mL

Menambahkan 2-3 tetes indikator MO

Menitrasi dengan larutan HCl 0,1 N

Mencatat volume yang digunakan

Duplo

Menghitung kadar natrium bikarbonat dalam sampel

Rangkaian Alat :

 Titrasi

6
Keterangan:

1. Statif
2. Klem
3. Buret
4. Erlenmeyer

7
2.4 FUNGSI ALAT

No Gambar Nama alat Fungsi alat

Mengukur volume larutan dengan


Buret ketelitian yang tinggi khususnya pada
proses titrasi

Mengukur/menimbang massa zat


Neraca analitik
dengan ketelitian sangat tinggi

Untuk memindahkan cairan dalam


Pipet tetes
jumlah kecil

4
Digunakan dalam proses titrasi untuk
Erlenmeyer
menampung larutan yang akan dititrasi

5
Untuk melarutkan bahan kimia
padatan, membuat larutan,
Beaker glass mereaksikan bahan kimia,
menampung bahan kimia berupa
larutan
6
Membantu memindahkan larutan dari
Corong kaca
wadah satu ke wadah lainnya

7
Mengaduk padatan dalam pembuatan
Batang pengaduk larutan, membersihkan dinding labu
ukur yang dilapisi kertas saring

8
No Gambar Nama alat Fungsi alat

8
Untuk tempat/wadah menimbang
Kaca arloji
bahan berupa padatan atau serbuk

Tempat untuk mengeluarkan air


Botol semprot
suling/aquades

10

Mengukur volume larutan hanya satu


Pipet volume
skala/ukuran dengan ketelitian tinggi

11

Spatula Memindahkan bahan berupa padatan

12

Memindahkan sejumlah larutan dari


Pipet ukur satu wadah ke wadah lainnya dengan
berbagai ukuran volume

13

Menjepit peralatan gelas seperti buret


Statif dan Klem
dalam proses titrasi

14
Mengukur spesifik larutan dengan
ketelitian tinggi dengan cara
Labu ukur
mengencerkan larutan ke dalam labu
ukur

9
No Gambar Nama alat Fungsi alat

15

Menyedot larutan dengan


Bulp
menggunakan pipet

2.5 PROSES PENGERJAAN


a. Standarisasi NaOH dengan asam oksalat 0,1N
1. Memipet larutan asam oksalat 0,1 N 10 mL dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer
250 mL
2. Menambahkan 2-3 tetes indikator PP
3. Menitrasi dengan NaOH hingga berubah warna menjadi merah muda
4. Mencatat volume yang digunakan
5. Duplo
 Perhitungan normalitas NaOH:
N1 x V1 = N2 x V2
Keterangan:
N1 = Normalitas asam oksalat
V1 = Volume asam oksalat
N2 = Normalitas NaOH (yang dicari)
V2 = Volume NaOH

b. Standarisasi HCl dengan larutan baku NaOH 0,1N


1. Memipet larutan NaOH 0,1 N 10 mL dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250
mL
2. Menambahkan 2-3 tetes indikator MO
3. Menitrasi dengan HCl hingga berubah warna dari kuning menjadi orange jingga
4. Mencatat volume yang digunakan
5. Duplo
 Perhitungan normalitas HCl:
N1 x V1 = N2 x V2
Keterangan:
N1 = Normalitas NaOH
V1 = Volume NaOH
N2 = Normalitas HCl (yang dicari)
V2 = Volume HCl

c. Penentuan kadar natrium bikarbonat


1. Menimbang sampel sebanyak 1,25 gram dan dimasukkan ke dalam beaker glass
250 mL
2. Menambahkan dengan aquades, dan mengaduk hingga larut
3. Memasukkan larutan kedalam labu ukur 50 mL menggunakan corong kaca
4. Mengencerkan hingga tanda batas
5. Menghomogenkan

10
6. Memipet 10 mL sampel yang telah diencerkan dan dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer 250 mL
7. Menambahkan 2-3 tetes indikator MO
8. Menitrasi dengan larutan HCl 0,1 N hingga warna kuning berubah menjadi orange
jingga
9. Mencatat volume yang digunakan
10. Duplo
11. Menghitung kadar natrium bikarbonat dalam sampel
 Perhitungan kadar NaHCO3
Kadar Bikarbonat: Vrata-rata HCl x N.HCl = Vsampel x N.NaHCO3
gram 1000
N.NaHCO3 = x
BE mL
m. NaHCO 3
% Kadar = x 100%
m . sampel
Diketahui:
Mr NaHCO3 = 84 g/mol
Valensi NaHCO3 = 1

2.6 HASIL YANG DICAPAI


1. A. Penimbangan sampel A
No Sampel pondan Massa
1 Kaca arloji 37,7117 gr
2 Kaca arloji + sampel 38,9625 gr
3 Sampel 1,2508 gr

B. Penimbangan sampel B
No Sampel nutricake Massa
1 Kaca arloji 37,7117 gr
2 Kaca arloji + sampel 38,9638 gr
3 Sampel 1,2521 gr

2. Standarisasi larutan NaOH 0,1 N


No Titrasi ke- Volume
1 I 10,6 mL
2 II 10,4 mL
Volume rata-rata 10,5 mL

3. Standarisasi larutan HCl 0,1 N


No Titrasi ke- Volume
1 I 10,2 mL
2 II 10,2 mL
Volume rata-rata 10,2 mL

11
4. Penetapan kadar NaHCO3 A
No Titrasi ke- Volume
1 I 0,4 mL
2 II 0,4 mL
Volume rata-rata 0,4 mL

5. Penetapan kadar NaHCO3 B


No Titrasi ke- Volume
1 I 0,4 mL
2 II 0,5 mL
Volume rata-rata 0,45 mL

2.7 PERHITUNGAN
A. Perhitungan normalitas NaOH
N1 x V1 = N2 x V2
0,1 x 10 = N2 x 10,5
1
= 0,0952 N
10,5

B. Perhitungan normalitas HCl


N1 x V1 = N2 x V2
0,0952 x 10 = N2 x 10,2
0,952
= 0,0933 N
10,2

C. Kadar NaHCO3 A
Kadar Bikarbonat: Vrata-rata HCl x N.HCl = Vsampel x N.NaHCO3
0,4 x 0,093 = 10 x N
0,0372 = 10 x N
0,0372
= 0,00372 N
10

gram
N.NaHCO3 =
BE
x 1000
mL
gram 1000
0,00372 = 84 x 10
0,31248 = 100 x gram
0,31248
= 0,0031248 gram
100
= 3,1248 mg

m. NaHCO 3
% Kadar = x 100%
m . sampel

3,1248
= x 100%
1.250,8

12
= 0,25 %

D. Kadar NaHCO3 B
Kadar Bikarbonat: Vrata-rata HCl x N.HCl = Vsampel x N.NaHCO3
0,45 x 0,093 = 10 x N
0,04185 = 10 x N
0,04185
= 0,004185 N
10
gram 1000
N.NaHCO3 =
BE
x mL
gram 1000
0,004185 = 84 x 10
0,35154 = 100 x gram
0,35154
= 0,0035154 gram
100
= 3,5154 mg

m. NaHCO 3
% Kadar = x 100%
m . sampel

3,5154
= x 100%
1.252,1

= 0,28 %

2.8 PERHITUNGAN BIAYA


a. Harga Alat
Volume
NO Nama Alat Spesifikasi Harga Satuan Total
Satuan Jumlah
1 Buret 50 mL buah 1 Rp1.750.000,00 Rp1.750.000,00
2 Neraca analitik Digital buah 1 Rp24.500.000,00 Rp24.500.000,00
3 Pipet tetes Kaca buah 2 Rp5.000,00 Rp10.000,00
4 Erlenmeyer 250 mL buah 2 Rp87.000,00 Rp174.000,00
5 Beaker glass 100 mL buah 4 Rp45.000,00 Rp180.000,00
6 Beaker glass 250 mL buah 2 Rp62.700,00 Rp125.400,00
7 Corong kaca 100 mm buah 1 Rp29.000,00 Rp29.000,00
8 Batang pengaduk Kaca buah 1 Rp15.000,00 Rp15.000,00
9 Kaca arloji 125 mm buah 1 Rp20.000,00 Rp20.000,00
10 Botol semprot Plastik buah 1 Rp55.000,00 Rp55.000,00
Pipet
11 volume 10 mL buah 1 Rp86.000,00 Rp86.000,00
12 Pipet volume 25 mL buah 1 Rp120.000,00 Rp120.000,00
13 Spatula Besi buah 1 Rp35.000,00 Rp35.000,00
14 Pipet ukur 5 mL buah 1 Rp55.000,00 Rp55.000,00
15 Pipet ukur 25 mL buah 1 Rp72.000,00 Rp72.000,00
16 Klem Besi buah 1 Rp50.000,00 Rp50.000,00

13
Volume
NO Nama Alat Spesifikasi Harga Satuan Total
Satuan Jumlah
17 Labu ukur 50 mL buah 1 Rp150.000,00 Rp150.000,00
18 Labu ukur 250 mL buah 1 Rp210.000,00 Rp210.000,00
19 Bulp Karet buah 1 Rp110.000,00 Rp110.000,00
20 Statif Besi buah 1 Rp100.000,00 Rp100.000,00
JUMLAH Rp27.846.400,00
Penyusutan Alat = Jumlah Alat x 1% Rp278.464,00

b. Harga Bahan
N Volume
Nama Bahan Spesifikasi Harga Satuan Total
O Satuan Jumlah
1 HCl pekat 37% p.a mL 2,07 Rp780 Rp1.614,6
2 NaOH p.a gram 1 Rp906 Rp906
3 Asam oksalat p.a gram 0,315 Rp3.150 Rp992,25
4 Indikator MO p.a mL 0,1 Rp69.400,00/gr Rp0,694
Rp2.031.000,00/g
5 Indikator pp p.a mL 0,1 Rp1.015,5
r
6 Etanol 70% mL 50 Rp409,2 Rp20.460,00
7 Aquades mL 700 Rp20 Rp14.000,00
8 Kertas saring Biasa buah 2 Rp5.000,00 Rp10.000,00
9 Nutricake gram 2,5 Rp60,868 Rp152,17
10 Pondan gram 2,5 Rp55 Rp137,5
11 Listrik neraca kWh 0,002 Rp1.467,28 Rp2,93456
JUMLAH Rp49.281,6486

Komponen Biaya Nominal


Biaya Penyusutan Alat Rp278.464,00
Biaya Bahan Rp49.281,6486
Upah Kerja (30% dari biaya bahan dan penyusutan alat) Rp98.323,6947
Keuntungan Usaha (10% dari biaya bahan dan upah kerja) Rp14.760,5343
PPN (11% dari keuntungan usaha) Rp1.623,6587
Harga Jual Rp163.989,536

14
BAB III
TEMUAN

3.1 KETERLAKSANAAN (FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT)


Dalam pelaksanaan praktikum yang berjudul “Penentuan Kadar Natrium
Bikarbonat Dalam Premiks Kue Menggunakan Metode Asidimetri” berjalan dengan
cukup baik dimana waktu pengerjaan lebih cepat dibandingkan dengan perkiraan waktu
yang telah ditentukan. Hasil yang diperoleh pun tidak terlampau jauh dengan literatur
yang ada. Keterlaksanaan dari praktikum ini tidak terlepas dari faktor pendukung dan
penghambat.
Ada beberapa faktor pendukung yang dapat menutupi masalah-masalah yang
praktikan hadapi sehingga dalam penentuan kadar NaHCO3 dalam premiks kue dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Faktor-faktor pendukung tersebut
diantaranya adalah:
1. Tersedianya bahan-bahan yang dibutuhkan saat praktek
2. Fasilitas peralatan yang tersedia lengkap di laboraturium
3. Saluran listrik dan air yang tersedia dalam keadaan normal
4. Adanya laboraturium sebagai pusat untuk melakukan praktikum
5. Lingkungan kerja yang bersih dan nyaman
Dalam praktikum ini juga tidak luput dari kesalahan dan masalah yang
menyebabkan selisih pada hasil yang diperoleh dengan hasil yang tertera pada literatur.
Mungkin hal ini disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang menghambat diantaranya:
1. Peralatan yang digunakan belum terkalibrasi
2. Hasil penimbangan pada neraca analitik berubah-ubah yang menyebabkan hasilnya
kurang akurat
3. Keterbatasan fasilitas timbangan, sehingga harus bergantian untuk memakainya

3.2 MANFAAT YANG DIRASAKAN


Ada beberapa manfaat yang dapat praktikan rasakan dalam menganalisa kadar
natrium bikarbonat dalam premiks kue, antara lain sebagai berikut:
1. Meningkatkan rasa percaya diri, disiplin, dan tanggung jawab
2. Dapat menentukan kadar natrium bikarbonat yang terkandung dalam premiks kue
dengan metode asidimetri

15
3. Dapat mengetahui kualitas dari premiks kue melalui kadar NaHCO3 yang terkandung
di dalamnya
4. Mengetahui cara uji kadar natrium bikarbonat dengan metode asidimetri
5. Lebih mengerti dan memahami tentang reaksi penetralan asam-basa

3.3 PENGEMBANGAN/TINDAK LANJUT


Pengembangan dilakukan dengan cara perbaikan metode, variasi metode, serta
pengenalan jasa analisa kepada perusahaan atau industry, sehingga nanti setiap produk
premiks kue yang masuk ke Bontang dapat dianalisa terlebih dahulu, yang tujuannya jika
kandungan yang terdapat pada premiks tersebut memenuhi standar, maka produk tersebut
dapat diedarkan di kota Bontang. Tetapi jika kandungan yang terdapat dalam premiks
tersebut tidak memenuhi standar, maka produk tersebut tidak diijinkan untuk diedarkan di
kota Bontang, karena kandungan natrium bikarbonat pada premiks yang tidak memenuhi
standar akan berdampak pada kesehatan tubuh.
Jasa analisa ini diharapkan terus berkembang sehingga dapat bermanfaat dengan
baik dan menjadi acuan data untuk riset lebih lanjut.

16
BAB IV
PENUTUP

1.1 KESIMPULAN
Penetapan kadar natrium bikarbonat pada premiks kue ini menggunakan metode
asidimetri dimana prinsip metode yang digunakan yaitu reaksi penetralan yaitu penentuan
konsentrasi larutan yang bersifat basa dengan menggunakan larutan baku asam.
Dari pelaksanaan praktikum “Penentuan Kadar Natrium Bikarbonat Dalam
Premiks Kue Menggunakan Metode Asidimetri” hasil yang diperoleh dari kandungan
natrium bikarbonat pada sampel pondan (A) lebih kecil dibandingkan dengan sampel
nutricake (B).
Adapun hasil analisis yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Kadar NaHCO3 A (Pondan) = 0,25 %
2. Kadar NaHCO3 B (Nutricake) = 0,28 %

4.2 SARAN
Dalam praktik kerja lapangan yang telah dilakukan sebenarnya banyak sekali
kejanggalan-kejanggalan yang di alami baik dari penginstruksian proposal sampai dengan
proses pembuatan laporan. Untuk itu, sebelumnya penulis meminta maaf yang sebesar-
besarnya apabila ada kekurangan dalam pembuatan laporan ini.
Adapun beberapa saran dalam melakukan praktikum antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan, serta memahami prosedur kerja agar
praktikum berjalan dengan baik
2. Gunakan alat-alat K3 sesuai dengan fungsinya
3. Sebelum dan sesudah praktek sebaiknya alat sudah dalam keadaan bersih
4. Gunakan alat-alat praktikum sesuai fungsinya
5. Dalam memipet bahan kimia yang berbahaya ataupun yang menimbulkan gas beracun
sebaiknya dilakukan di almari asam
6. Dalam penentuan titik akhir titrasi, diharapkan titrasi dilakukan dengan hati-hati agar
titik akhir titrasi tidak terlewat.

DAFTAR PUSTAKA

17
Admin. (2019, December 9). kelebihan menggunakan tepung premix. Retrieved December 12, 2020,
from Titan Baking: https://www.titanbaking.com/articles/kelebihan-menggunakan-tepung-
premix

Hasanah. (2014, Juny 27). Makalah Asidimetri. Retrieved December 10, 2020, from scribd:
https://id.scribd.com/doc/231522505/MAKALAH-ASIDIMETR

Tirtamara, A. (2013, march 21). penentuan kadar NaHCO3 dengan metode asidimetri. Retrieved
october 22, 2020, from scribd: https://id.scribd.com/doc/213697315/ASIDIMETRI-
Penentuan-Kadar-Natrium-Bikarbonat

18
19

Anda mungkin juga menyukai