3. Proses Tumbuhnya Tumbuhan Perintis Setelah melewati proses pelunakan struktur batuan,
maka akan dilanjutkan ke proses tumbuhnya keanekaragam tumbuhan perintis. Tumbuhan yang
dimaksud disini adalah tumbuhan yang lebih besar dari lumut, sehingga akar-akar yang masuk di
dalam batuan yang telah lunak akan membantu proses pemecahan batuan tersebut. Selain itu,
asam humus yang mengalir dari permukaan batuan akan membuat batuan yang berada di
bagian dalam melapuk dengan sempurna. Pada tahap inilah proses pelapukan secara biologi
akan dimulai.
4. Proses Penyuburan Proses ini adalah proses terakhir dari proses terbentuknya tanah. Pada
tahap ini tanah yang terbentuk akan mengalami proses pengayaan bahan-bahan organik.
Dimana tanah yang awalnya hanya mengandung mineral yang berasal dari proses pelapukan
akan bertambah subur dengan adanya pelapukan organik. Pelapukan organik ini dapat berasal
dari hewan ataupun tumbuhan yang mati dipermukaan tanah. Dalam hal ini mikroorganisme
tanah memiliki peran penting dalam proses terbentuknya tanah.
Setelah melewati 4 tahapan tersebut maka tanah sudah terbentuk secara sumpurna. Sehingga
tumbuhan dan hewan autotrof akan mencari makanannya dalam tanah.
Bumi terdiri dari berbagai proporsi dari 90 unsur yang terjadi secara alami, diantaranya
hidrogen, karbon, oksigen, magnesium, silikon, besi, dan sebagainya.Unsur-unsur tersebut
sebagian bergabung dengan berbagai cara dan proporsi membentuk mineral. Definisi mineral
dari waktu ke waktu berdasarkan para ahli selalu mengalami perkembangan, beberapa definisi
diuraikan dibawah ini.
Mineral adalah padatan homogen yang terbentuk secara alami yang mempunyai struktur atom
teratur dan komposisi kimia yang khas. (Demange, 2012). Asosiasi Mineralogi Internasional
memberikan definisi sebagai berikut: "mineral adalah elemen atau senyawa kimia yang biasanya
berbentuk kristal dan terbentuk sebagai hasil dari proses geologi" (Nickel, 1995). Definisi ini
tidak termasuk "mineral" sintetis.
Di alam, mineral ditemukan dalam batuan, dan sebagian besar batuan terdiri dari setidaknya
beberapa mineral yang berbeda. (Earle, S., 2015) Mineral adalah padatan senyawa kimia
homogen, non-organik, yang memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara
alami. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia, tetapi juga struktur mineral.
(Wikipedia Bahasa Indonesia,
Lebih lanjut Hefferan dan O’Brien, (2010) menyebutkan bahwa mineral didefinisikan oleh lima
sifat berikut :
1. Mineral adalah padat, karena semua atom di dalamnya disatukan dalam posisi tetap oleh
kekuatan yang disebut ikatan kimia. sehingga tidak termasuk cairan dan gas.
2. Mineral terjadi secara alami. Definisi ini tidak termasuk padatan sintetis yang dihasilkan
melalui teknologi.
3. Beberapa bahan padat Bumi terbentuk melalui proses anorganik dan organik. Mineral
biasanya terbentuk oleh proses anorganik.
4. Setiap spesies mineral memiliki komposisi kimia tertentu yang dapat diekspresikan dengan
formula kimia.
5. Susunan atom dalam mineral tidak secara acak. Sebaliknya mineral mengkristal dengan pola
geometris sehingga pola yang sama akan diulangi di seluruh mineral.Haldar. S. K., (2014)
menyatakan : Mineral adalah benda yang homogen dengan susunan atom yang teratur dan
struktur atom hasil kristalisasi. Mineral adalah bagian integral dari kerak bumi, dan memiliki
komposisi kimia yang konstan yang dapat diekspresikan dengan rumus kimia. Dalam kondisi
spesifik suhu dan tekanan,mineral memiliki sifat fisik yang stabil.
B. Sifat-Sifat Mineral
FISIK
Mineral memiliki struktur kristal dan komposisi kimia tertentu sehingga mempunyai sifat fisik
dan kimia semua spesimen mineral, terlepas dari kapan atau di mana mereka terbentuk.
Sebagai contoh, dua sampel mineral kuarsa akan sama keras dan sama-sama padat, tetapi akan
pecah dengan cara yang sama. Namun, sifat fisik tiap sampel individu dapat bervariasi dalam
batas-batas tertentu karena adanya substitusi ionik, inklusi elemen asing, atau karena cacatnya
struktur kristal.
Beberapa mineral (tidak semua) , ada yang mempunyai sifat sangat khas artinya tidak semua
mineral memiliki sifat ini, sifat demikian disebut sebagai sifat diagnostik,sangat berguna dalam
mengidentifikasi mineral yang tidak dikenal. Mineral halit,misalnya, memiliki rasa asin, karena
sangat sedikit mineral yang mempunyai sifat asin ini, sehingga rasa asin dianggap sebagai sifat
atau properti diagnostik dari halit.Sifat atau properti lain dari mineral tertentu dapat bervariasi
di antara sample yang berbeda walaupun dari mineral yang sama, sifat atau properti ini disebut
sebagai properti ambigu.
Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk berkembang tanpa mendapat hambatan,
maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya yang khas.Tetapi apabila dalam perkembangannya
ia mendapat hambatan, maka bentuk kristalnya juga akan terganggu. Secara umum bentuk
kristal dibagi menjadi 2,yaitu kristal isometrik dan non isometric.
Kristal mineral intan, dapat dikenali dari bentuknya yang segi-delapan atau “oktahedron” dan
mineral grafit dengan segi-enamnya yang pipih, meskipun keduanya mempunyai susunan
kimiawi yang sama, yaitu keduanya terdiri dari unsur Karbon (C). Perbedaan bentuk kristal
tersebut terjadi karena susunan atom yang berbeda.
Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu. Besarnya ditentukan oleh unsurunsur
pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut dalam susunan kristalnya.
c) Warna (color)
Warna mineral memang bukan merupakan penciri utama untuk dapat membedakan antara
mineral yang satu dengan lainnya. Sebagai contoh warna gelap yang dipunyai mineral,
mengindikasikan terdapatnya unsur besi. Disisi lain mineral dengan warna terang, diindikasikan
banyak mengandung aluminium.
d) Kekerasan (hardness)
Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah dengan mengetahui kekerasan
mineral. Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami
abrasi (abrasive) atau mudah tergores (scratching). Skala kekerasan mineral mulai dari yang
terlunak (skala1) hingga yang terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala
Kekerasan Mohs
e) Kilap (luster)
Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral. Kilap
pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu kilap logam dan kilap nonLogam. Kilap non-logam antara
lain : kilap mutiara, kilap gelas, kilap sutera,kelap resin, dan kilap tanah.Galena, pirit dan
magnetit adalah contoh mineral yang sangat baik dengan kilap logam atau metalik, kromit,
magnetit, dan bornit, memiliki kilap submetalik.Kuarsa, kalsit, dan fluorit adalah mineral umum
yang memiliki kilau vitreous atau kilap kaca. Banyak sampel mineral permata, seperti berlian,
zamrud, ruby, dan safir, memiliki kilau adamantin yang membantu memberi mereka daya Tarik
visual. Silky lustre atau kilap sutera adalah karakteristik mineral yang biasanya berserat yang
terdiri dari agregat berserat paralel. Serat paralel memantulkan cahaya dengan cara yang
mengingatkan pada sutra
Warna mineral dalam bentuk bubuk disebut goresan atau cerat, sering berguna untuk
menentukan identifikasi.Cerat mineral diperoleh dengan menggosokkannya pada pelat gores
(sepotong porselen tanpa glasir) dan mengamati warna yang ditinggalkannya. Warna mineral
dapat bervariasi dari berbagai sampel, tetapi ceratnya biasanya berwarna konsisten. Tidak
semua mineral menghasilkan cerat ketika digosokkan pada pelat goresan. Kuarsa, misalnya,
lebih sulit daripada lempeng goresan porselen, sehingga tidak meninggalkan cerat.
Streak atau cerat juga dapat membantu membedakan antara mineral dengan kilap logam dan
mineral dengan kilap non logam. Mineral logam umumnya memiliki cerat gelap, sedangkan
mineral dengan kilau bukan logam biasanya memiliki cerat berwarna terang.
KIMIAWI
Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan menjadi mineral Silikat dan
mineral Non-silikat. Beberapa jenis mineral yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-
mineral tersebut dinamakan “Mineral pembentuk batuan”, atau “Rock-forming minerals”, yang
merupakan penyusun utama batuan dari kerak dan mantel Bumi.
a) Mineral Silikat
Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan
persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Silikat merupakan
bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan
metamorf. Silikat pembentuk batuan yang umum dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
ferromagnesium dan non-ferromagnesium
1) Mineral ferromagnesium, umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis
yang besar. Mineral tersebut terdiri dari:Olivin.Augit.Hornblende, Biotit
2) Mineral non-ferromagnesium, umumnya mempunyai warna terang atau putih dan berat
jenis yang kecil. Mineral tersebut terdiri dari:Muskovit.FelsparOrthoklas.Kuarsa
b) Mineral oksida.Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan
unsurtertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Unsur yang paling utama dalam
oksida adalah besi, krom, mangan, timah dan aluminium.Beberapa mineral oksida yang paling
umum adalah “es”.
c) Mineral Sulfida. Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu
dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri.Beberapa dari
mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai ekonomis, atau bijih, seperti
pyrit (FeS3), chalcocite (Cu2S), galena (PbS), dan sphalerit (ZnS).
d) Mineral-mineral Karbonat dan Sulfat. Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2, dan
disebut karbonat,umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat, CaCO2
dikenal sebagai mineral kalsit. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan
sedimen.
Perlu ditekankan perbedaan antara mineral dan batuan. Mineral adalah zat murni
dengan komposisi dan struktur tertentu, sedangkan batuan biasanya merupakan campuran dari
beberapa mineral yang berbeda, walaupun beberapa jenis batuan ada kalanya hanya terdiri dari
satu jenis mineral saja. Contoh mineral adalah feldspar, kuarsa, mika, halit, kalsit, dan amfibol.
Contoh batuan adalah granit, basal,batu pasir, batu kapur, dan sekis
c. Batuan
1. Batuan Beku (Igneus Rock)
Batuan Beku (Igneous Rock) Batuan beku adalah batuan yang berasal dari pembekuan magma
baik yang membeku di dalam atau di luar permukaan bumi. Sifat dari batuan beku adalah
kristalin, baik dari Kristal itu sendiri maupun dari gelasan yang mengkristal .
Jenis batuan beku berdasarkan genetiknya adalah sebagai berikut :
a) Batuan Beku Intrusi
Batuan beku yang membeku dan membatu di bawah permukaan atau di dalam kerak bumi
dikelilingi oleh batuan asal (Country Rock).Magma mendingin secara perlahan, dan sebagai
hasilnya, batuan beku ini berbutir kasar. Struktur tubuh intrusi yang khas adalah batolit, stok,
lakolit, sill dan dike. Sedangkan nama batuan yang bertekstur kasar seperti granit, gabbro dan
diorite.
b) Batuan beku ekstrusi
Batuan beku yang berasal dari pembekuan magma baik di daratan maupun di bawah permukaan
laut yang disebut juga dengan batuan vulkanik.
2. Batuan Granit
Batuan Granit
a) Granit
Granit adalah batuan dengan mineral penyusunya berbutir kasar yang terdiri dari sekitar
10 - 20 persen kuarsa dan sekitar 50 persen feldspar. Granit termasuk kelompok batuan beku
Felsik (Felsic = feldspar silisic igneous rock), atau batuan beku dengan kandungan mineral felspar
dan silika yang dominan.
Butiran kuarsa tampak agak bulat, seperti kaca, dan berwarna bening sampai kelabu.
Sebaliknya, kristal feldspar umumnya berwarna putih, abu-abu, atau pink salmon, dan
berbentuk kotak atau persegi panjang.
Konstituen minor granit lainnya, sejumlah kecil silikat gelap, khususnya biotit dan
amphibol, dan kadang-kadang muskovit. Meskipun komponen gelap umumnya membentuk
kurang dari 10 persen dari sebagian besar granit,mineral gelap tampaknya lebih menonjol
daripada yang ditunjukkan persentase mereka.
Granit dapat menunjukkan warna kemerahan. Selain itu, beberapa granit memiliki
tekstur porfiritik yang mengandung kristal feldspar memanjang beberapa sentimeter yang
tersebar di antara kristal kuarsa dan amfibol yang lebih kecil. Granit dapat menunjukkan warna
kemerahan. Selain itu, beberapa granit memiliki tekstur porfiritik yang mengandung kristal
feldspar memanjang beberapa sentimeter yang tersebar di antara kristal kuarsa dan amfibol
yang lebih kecil. Di indonesia batuan ini tersingkap luas di daerah Bangka, Belitung, Lampung,
juga di Maluku.
b) Riolit
Riolit adalah padanan granit berbutir halus dan, seperti granit, pada dasarnya tersusun dari
silikat berwarna terang. Rhyolite berbutir halus sering mengandung pecahan kaca dan lubang,
menunjukkan pendinginan cepat di lingkungan permukaan atau di dekat permukaan.
Didistribusi riolit lebih jarang terjadi dan umumnya kurang produktif.
c) Obsidian
Obsidian adalah batuan kaca berwarna gelap yang biasanya terbentuk ketika lava yang sangat
kaya silika mendingin dengan cepat di permukaan bumi. Berbeda dengan susunan teratur
karakteristik ion mineral, susunan ion dalam gelas tidak teratur. Akibatnya, batuan seperti kaca
obsidian tidak tersusun dari mineral dalam arti yang sama seperti kebanyakan batuan lainnya.
Warna obsidian biasanya hitam atau coklat kemerahan, obsidian memiliki komposisi kimia yang
kira-kira setara dengan granit, tidak seperti batuan gelap seperti basal. Warna gelap Obsidian
dihasilkan dari sejumlah kecil ion logam dalam zat kaca yang relatif jernih.
d) Batu apung
Batu apung atau pumice adalah batuan vulkanik atau produk gunungapi dengan tekstur
vesikular yang terbentuk ketika sejumlah besar gas keluar dari lava kaya silika hingga
menghasilkan massa abu-abu berbusa. Dalam beberapa sampel, lubang terlihat cukup jelas,
yang lainnya menyerupai pecahan kaca terjalin yang halus. Karena persentase lubang yang
besar, banyak sampel mengapung ketika ditempatkan di air. Seringkali, terlihat garis aliran
dalam batu apung, menunjukkan bahwa terjadi gerakan sebelum pembekuan selesai. Selain itu,
batu apung dan obsidian sering dapat ditemukan dalam massa batuan yang sama, berselang –
seling bergantian. Penyebaran batuan ini umumnya di daerah gunungapi masa kini maupun
gunungapi purba yang sangat aktif, misalnya di daerah sekitar Bandung, sekitar G. Krakatau, G.
Merapi, G. Kelud dan tempat lainya.
3. Batuan Andesit
Batuan Andesit
a) Andesit
Andesit adalah batuan abu-abu menengah, berbutir halus biasanya berasal dari
gunung berapi. Terdapat kebanyakan pada deretan vulkanik atau gunungapi
pada batas benua yang mengelilingi Samudra Pasifik. Di Indonesia batuan ini
sangat melimpah, terutama pada rangkaian gunungapi Sumatra – Jawa.
Andesit bertekstur porfiritik, fenokris, kristal segi empat dari plagioklas feldspar
atau kristal amfibol hitam memanjang sering kali berwarna terang.
b) Diorit
Diorit adalah padanan andesit tetapi yang intrusif. Batuan ini tersusun dengan
mineral berbutir kasar seperti granit berwarna kelabu. Namun, dapat dibedakan
dari granit karena mengandung sedikit atau tidak ada kristal kuarsa yang terlihat
dan memiliki persentase lebih tinggi dari mineral silikat gelap. Susunan mineral
diorit utamanya adalah plagioklas feldspar dan amphibole. Butiran feldspar
berwarna terang dan kristal amfibol gelap dengan kelimpahan kurang lebih
sama.
Batuan metamorf ini bukanlah merupakan jenis batuan yang langsung ada di dunia ini. Untuk
berubah menjadi batuan metamorf, diperlukan beberapa proses. Proses terjadinya batuan
metamor ini berasal dari batuan yang sudah ada sebelumnya, yakni protolith. Protolith atau
batuan asal yang dikenai panas lebih dari 150 derajat celcius dan juga tekanan yang ekstrem
akan mengalami perubahan fisika atau perubahan kimia yang besar. Batuan protolith ini banyak
sekali jenisnya. Yang termasuk ke dalam batuan protolith ini adalah batuan beku, batuan
sedimen, atau bisa juga batuan metamorf lainnya yang usianya lebih tua seperti batu Gneis,
batu sabak, batu marmer, dan juga batu skist.
4.6.2 Jenis – Jenis Batuan Metamorf
Batuan Metamorf jenisnya ada bermacam - macam dan tidak hanya satu saja. Batuan metamorf
ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni batuan metamorf kontak, batuan metamorf
dinamo, dan batuan metamorf kontak pneumatolistis.
Batuan metamorf kontak merupakan jenis batuan metamorf yang mengalami metamorfose
sebagai akibat dari adanya suhu yang sangat tinggi atau sebagai akibat dari adanya aktivitas
magma. Contoh dari batuan metamorf kontak ini adalah marmer. Marmer termasuk batuan
malihan dari batu gamping.
Batuan metamorf dinamo merupakan jenis batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat
adanya tekanan yang tinggi yang berasal dari tenaga endogen dalam waktu yang lama, serta
dihasilkan dalam proses pembentukan kulit bumi karena adanya tenaga endogen. Beberapa
jenis batuan metamorf ini berubah menjadi batuan hablur. Contoh dari batuan metamorf
dinamo ialah batu lumpur atau mud stone menjadi batu tulis atau slate. Batuan jenis ini banyak
dijumpai di daerah- daerah patahan ataupun lipatan.
Jenis batuan ini merupakan batuan yang mengalami proses metamorphose sebagai akibat dari
adanya pengaruh dari gas-gas yang ada pada magma. Pengaruh dari gas yang panas ini
menyebabkan perubahan komposisi kimiawi mineral dari batuan ini. Contoh dari batuan
metamorf kontak pneumatolistis ialah batu kuarsa dengan gas borium berubah menjadi
turmalin atau sejenis batu permata. Contoh lain dari jenis batu ini yaitu batu kuarsa dengan gas
florium dan berumah menjadi topas.
Tekstur batuan metamorf adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk atau
orientasi butir mineral individual penyusun batuan metamorf.
2) Afanitit, bila ukuran butir kristal tidak dapat dilihat dengan mata.
1) Euhedral, bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan bidang kristal itu sendiri.
2) Subhedral, bila kristal dibatasi oleh sebagian bidang permukaannya sendiri dan
sebagian oleh bidang permukaan kristal disekitarnya.
3) Anhedral, bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain
disekitarnya.
dibedakan menjadi:
4. GEOMORFOLOGI
1. Proses pembentukan bumi oleh tenaga endogen dan tenaga eksogen
Permukaan bumi memiliki dua tenaga utama yang menjadi penggerak dan penyebab
perubahan pada muka bumi. Proses pembentukan oleh kedua tenaga ini dapat terjadi secara
cepat, atau terjadi dengan proses yang lama dan panjang. Kedua tenaga pembentuk muka bumi
ini adalah tenaga eksogen dan tenaga endogen. Di setiap proses pembentukan permukaan
bumi, tenaga endogen adalah pembentuk muka bumi yang paling awal. Selanjutnya
pembentukan bumi dengan tenaga eksogen mengubah bentuk bumi yang telah di buat oleh
tenaga endogen. Proses pembentukan muka bumi oleh tenaga endogen berbeda dengan tenaga
eksogen.
1. Tektonisme
Tenaga tektonisme adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi (baca: Pengertian Tektonisme
dan Jenisnya). Tektonisme adalah gerakan yang berupa gerakan mendorong dan menarik secara
vertikal maupun horizontal. Tektonisme terjadi akibat adanya tekanan dari panas yang ada di
dalam inti bumi. Inti bumi adalah bagain terdalam dari bumi. Suhu panas yang ada di dalam inti
bumi, menciptakan tenaga yang mendorong atau menarik lapisan batuan yang ada di dalam
bumi.
Lapisan bumi yangg tertarik dan terdorong, akan kebali menarik atau mendorong bagian lapisan
di atasnya, hingga menyebabkan perubahan pada bentuk permukaan bumi. akibat dari
tektonisme, bumi mengalami lipatan atau patahan. Lipatan adalah bentuk muka yang terjadi
pada daerah yang lunak. Proses terjadinya lipaan pada permukaan bumi berjalan lambat dan
menyebabkan bumi menjadi berkerut. Sedangkan patahan adalah proses perubahan muka bumi
yang terjadi pada daerah yang keras dan cepat. Pada proses ini, kulit bumi tidak sempat
menyeimbangkan kekuatan yang keluar dari bumi, sehingga permukaaan bumi menjadi patah.
Tektonisme adalah salah satu penyebab terbentuknya gunung dan lembah.
2. Vulkanisme
Vulkanisme adalah gerakan magma yang ada di dalam bumi (baca: Pengertian Vulkanisme dan
Contohnya). magma adalah cairan panas yang berasal dari inti bumi (Baca: Proses Terjadinya
Magma – Suhu dan Kandungannya). Magma yang panas, mendapatkan tekanan. Magma yang
ditekan ini, akan keluar mencari tempat dengan tekanan yang lebih rendah. Magma biasanya
keluar melalui pipa alami yang ada di dalam bumi. pipa tersebut bernama terusan kepunden.
Magma yang keluar dari dalam perut bumi akan meletus dan menjadi lava. Kedalaman dari
kantong magma yang menyimpan magma mempengaruhi kekuatan letusan dari gunung api.
Semakin dalam kantong magma, akan semakin besar letusan yang dihasilkan. Dalam proses
pembentukan muka bumi, lava yang membeku adalah kunci pembentukannya. Lava yang keluar
dengan letusan yang kecil dan cair, akan membentuk dataran tinggi yang luas disebut plato.
Selain itu, magma yang encer juga dapat menyebabkan bentuk gunung api menjadi semakin
landai. Selain mengubah bentuk gunung api menjadi landai, magma yang keluar dengan
kekuatan yang besar lalu kecil, lalu kembali menjadi besar, menyebabkan gunung menjadi
semakin runcing pada puncaknya. Vulkanisme juga sebagai penyebab terbentuknya danau atau
kaldera serta dataran tinggi atau plato.
3. Seisme
Seisme adalag gempa bumi. gempa bumi adalah getaran yang terjadi akibat dari proses patahan
dan lipatan (baca: Macam-macam Gempa Bumi dan Akibatnya). Pada gerakan ini, menyebabkan
timbulnya gelombang yang menyebabkan bumi bergetar. Selain akibat dari patahan dan lipatan,
seisme juga dapat terjadi akibat pergerakan lempangan yang ada di bumi. seisme adalah salah
satu pembentukan muka bumi.
Dimana dalam prosesnya, seisme dapat menyebabkan munculnya cekungan atau retakan pada
permukaan bumi. Selain itu, gempa bumi besar yang terjadi di dalam laut, berpotensi dalam
menciptakan tsunami. Gempa bumi tidak hanya terjadi akibat proses lipatan, patahan, atau
gerakan lempeng bumi. gempa bumi juga terjadi akibat adanya aktivitas vulkani. Sebelum
meletus, gunung api akan menghasilkan gempa bumi yang kecil namun sering. Dan saat
meletus, gempa yang dihasilkan bisa sangat besar.
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi. Tenaga eksogen adalah tenaga yang
mengubah bentuk bumi yang telah di buat oleh tenaga endogen. Tenaga eksogen memakai
bantuan angin, air, maupun gletser dalam proses pembentukannya. Tenaga eksogen yaitu air,
angin, ataupun gletser akan mengikis permukaan bumi serta membawa materi yang lapuk, lalu
menumpknya, sehingga membentuk permukaan yang baru. Pada proses pembenukan muka
bumi melalui tenaga eksogen, dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut:
1. Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pembentukan muka bumi memalui pengendapan materi- materi
sedimen (baca: Proses Sedimentasi – Jenis, Penyebab, dan Dampaknya). Materi sedimen berasal
dari pelapukan batuan, pelapukan sisa- sisa mahkluk hidup, maupun pasir. Tenaga yang
membawa materi sedimen ini adalah air, angin, maupun gletser. Sedimentasi oleh tenaga air,
terjadi di sungai dan laut.
Dalam prosesnya, air membawa materi sedimen lalu mengendapkannya. Dalam proses
pengendapan ini lah tercipta daerah baru. Seperti pembentukan danau tapal kuda.
Terbentuknya danau ini akibat pengendapan materi yang terjadi di satu sisi sungai, yang
menyebabkan sungai menjadi terputus dan membentuk danau tapal kuda. Selain itu, materi
sedimen yang terbawa oleh angin, dan terendap, akan menjadi bukit pasir. Bukit pasir banyak
ditemukan di sekitar pantai maupun gurun.
2. Erosi
Erosi adalah proses pengikisan yang terjadi di permukaan bumi (baca: Macam- macam Erosi
Berdasarkan Penyebabnya). Air, angin, maupun gletser memiliki kekuatan untuk mengikis
permukaan bumi. Hasil pengikisan itulah yang menjadi materi sedimen. Erosi sendiri terbagi
menjadi 4 yaitu ablasi, abrasi, eksarasi, dan deflasi.
Ablasi adalah pengikisan yang dilakukan oleh air. Air yang mengalir menyebabkan timbulnya
gesekan pada tanah maupun batuan. Akibatnya tercipta jurang atau air terjun. Pada proses ini,
semakin kuat aliran airnya, maka proses pengkisan semakin cepat terjadi. Materi yang terkikis,
kemudian akan terbawa oleh air menuju tempat pengendapan materi sedimen
Abrasi adalah proses pengikisan oleh air laut. Proses pengikisan ini bergantung pada kuat
lemahnya gelombang. Semakin kuat gelombangnya, maka semakin besar pengikisan yang
terjadi. Abrasi sering menyababkan pengikisan pada pantai. Akibat dari abrasi terbentuklah
tanjung atau teluk.
Eksarasi adalah proses pengikisan oleh gletser. Proses ini terjadi akibat salju yang menumpuk
oada lembah. Akibat salju yang menumpuk pada lembah membeku, menyebabkan lembah tidak
kuat menahan beban. Akibatnya terjadi longsor es yang menyebabkan lembah tersebut menjadi
terkikis
Deflasi adalah pengikisan yang dilakukan oleh angin. Batuan yang besar akan terus menerus
diterjang oleh angin yang membawa materi berupa pasir dan kerikil. Pasir dan kerikil yang
menghantam batuan besar, akan mengikis batuan tersebut, sehingga batuan tersebut akan lebih
tipis.