Anda di halaman 1dari 2

Guru yang baik adalah guru yang menulis.

Tulisan adalah senjata efektif untuk mengkritisi


sekaligus solusi permasalahan di negeri. Menulis dan membaca adalah satu kesatuan utuh. Artinya,
membaca dan menulis merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, saling memberi dan
menerima (take and give).

Pertanyaan yang ada kemudian adalah mengapa seorang guru harus menulis? Salah satu yang
dapat dijadikan alasan adalah peraturan baru yang mewajibkan guru dari golongan III/b diwajibkan
membuat karya pengembangan profesi minimal 2 untuk bisa naik pangkat ke golongan III/c. Dari
golongan III/c ke III/d minimal 4 angka kredit pengembangan profesi. Golongan III/d ke IV/a = 6,
Golongan IV/a ke IV/b = 8, IV/b ke IV/c = 10, IV/c ke IV/d = 12, dan IVd ke IV/e =14. Namun apakah
hanya karena aturan itu saja, mengapa seorang guru harus menulis. Lebih jauh mari kita kupas manfaat
menulis bagi seorang guru, sehingga terdapat alasan yang kuat mengapa seorang guru harus
membiasakan diri menulis.

Menghitung Manfaat Menulis Kalau ditelisik lebih jauh, manfaat menulis di media massa cukup
banyak. Pertama, yakni untuk mendapatkan nilai kredit (credit point) bagi profesinya sebagai guru.
Dengan menulis guru yang bersangkutan akan mendapatkan nilai angka kredit, dan ini berdampak
langsung bagi karier/kepangkatan. Kedua, dengan menulis seorang guru dapat meningkatkan
kepercayaan dirinya. Tulisan-tulisan yang berhasil dimuat di media massa bisa lebih meyakinkan dirinya
lagi bahwa ia memiliki kualitas. Tulisan-tulisan itu dapat menjadi bukti nyata dari kualitas dan
kapabilitasnya sebagai seorang pendidik. Ketiga, dengan menulis secara kontinyu, berarti seorang guru
telah mengedukasi masyarakat. Jadi, guru tak hanya mendidik para siswa di sekolah, bahkan juga
menjadi ‘guru’ bagi masyarakat. Dengan menulis, para guru yang penulis dapat berbagi (sharing) kepada
masyarakat pembaca melalui ide-ide yang dituangkan ke dalam artikelnya. Alangkah menyenangkan
kalau melalui artikel-artikelnya di media cetak para guru juga bisa berbagi kepada masyarakat luas,
bukan? Masyarakat kita tentu akan semakin cepat meningkat kecerdasan dan meningkat pula
pengetahuannya melalui bantuan para guru yang penulis. Keempat, dengan menulis seorang guru akan
mendapatkan tambahan penghasilan dari honorarium yang diterima atas dimuatnya tulisannya di koran
atau majalah. Kelima, dengan menulis, seorang guru akan meningkatkan kecerdasan atau
intelektualitasnya. Mengapa? Karena, untuk menulis, ia mesti menggali berbagai sumber informasi yang
relevan. Aktivitas ini berdampak langsung terhadap peningkatan kemampuan intektual dan daya
imajinasinya.

Diperlukan Komitmen yang kuat untuk memulai menulis karena Banyak sekali alasan yang bisa
dipakai sebagai dalih bagi seseorang untuk menolak atau menghindari kegiatan menulis. Seperti
disebutkan di awal, kesibukan-kesibukan yang padat menjadi alasan pamungkas untuk tak menyentuh
aktivitas menulis. Alasan-alasan itu menjadi sah dan masuk akal. Akan tetapi, yang diperlukan
sesungguhnya adalah komitmen. Artinya, ada tekad dari para guru untuk meluangkan waktu di sela-sela
kesibukan mereka untuk menuangkan gagasan ke dalam bentuk karya tulis untuk media massa.

Selanjutnya, guna mendukung kegiatan ini diperlukan pembiasaan menggali pengetahuan dari
berbagai sumber. Buku, majalah, koran, internet, radio, siaran televisi, dan berbagai bentuk sumber
informasi lainnya dapat dipakai sebagai bahan mentah untuk diolah menjadi tulisan. Oleh karena itu,
guru yang (calon) penulis mesti rajin membaca, mendengar, menonton, dan mencatat. Keempat aktivitas
ini akan memampukan seseorang untuk menjadi penulis yang baik. Mereka yang tidak terbiasa menulis
atau mengarang tentu akan merasakan kesulitan pada awalnya. Akan tetapi, ketika aktivitas ini sudah
menjadi kebiasaan, maka ini akan menjadi mudah. Kalau, misalnya, persoalannya terletak pada
pemakaian tata bahasa, ejaan, diksi, dan gaya bahasa, atau yang sejenis, ada banyak buku yang dapat
dijadikan acuan. Kalau terkendala dengan waktu, dengan komitmen yang tulus, tentu waktu itu dapat
diatur dan dapat diluangkan khusus untuk menulis. Aktivitas tulis-menulis sudah pasti bermanfaat, baik
bagi guru maupun masyarakat. Jalan menuju ke dunia tulis-menulis pun terbuka lebar bagi para guru
kita. Maka, tinggal satu langkah lagi : memulainya sekarang juga.

Anda mungkin juga menyukai