Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASBABUN NUZUL
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu : Endang Samsudin, S.Pd.,M.Pd

Oleh :
Ulpah Nupusiah
Neneng Nurlaila M
Dini Nurdiani

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH NAHDATUL ULAMA
STITNU AL-FARABI
PANGANDARAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur pertama kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan nikmat-Nya kami diberikan kesempatan untuk dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa pula sholawat dan salam kami
curahkan kepada Rasulullah SAW semoga kita selalu dalam lindungan beliau.
Makalah yang berjudul tentang Asbabun Nuzul ini disusun untuk melengkapi
tugas kelompok mata kuliah Pembelajaran Ulumul Qur’an. Penulisan makalah ini
dimungkinkan oleh adanya bantuan dan bimbingan dari berbagi pihak. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan bimbingan kepada:
1. Dosen pembimbing mata kuliah Ulumul Qur’an Pak Endang Samsudin,
S.Pd.,M.Pd
2. Teman-teman yang sudah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan karena masih dalam proses belajar. Oleh karena itu, kami dengan
terbuka dan senang hati akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini menjadi lebih baik. Kami berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih dan kurang lebihnya mohon maaf,
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan Pembahasan.........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Asbabun Nuzul...............................................................
B. Macam – Macam Asbabun Nuzul....................................................
C. Ungkapan – Ungkapan Sebab Nuzul...............................................
D. Urgensi dan Kegunaan Asbabun Nuzul...........................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan dan saran.......................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan penciptaan manusia yakni agar manusia mencapai derajat
kesempurnaan. Dengan tujuan itu maka ditetapkanlah jalan agar manusia
dapat menyempurnakan dirinya. Jalan tersebut merupakan jalan
penghambaan atau beribadah kepada Allah SWT. Sehingga hal yang
diharapkan adalah mampu mentajallikan sifat-siafat ilahiah kedalam diri.
Dalam menempuh perjalanan hidup dari manusia, Allah SWT memberikkan
hujjah batiniah yakni berupa aqal dan hujjah lahiriah yang berupa nabi dan
Al-Quran.
Al-Quran diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke
arah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas
kehidupan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah dan risalah-Nya.
Pada saat Alquran diturunkan, Rasulullah saw., berfungsi sebagai mubayyin
(pemberi penjelasan), menjelaskan kepada sahabat-sahabatnya mengenai arti
dan kandungan ayat Alquran, khususnya menyangkut ayat-ayat yang tidak
dipahami atau samar artinya. Keadaan ini berlangsung sampai dengan
wafatnya Rasulullah SAW, walaupun memang harus diakui bahwa penjelasan
tersebut tidak semua kita ketahui dikarenakan tidak sampainya riwayat-
riwayat tentangnya. Oleh karena itu penting untuk mengetahui ilmu alquran
agar mengetahui seluk beluk diturunkannya Al-Quran.
Salah satu hal yang penting dalam ilmu Al-Quran yakni pembahasan
Asbāb al-nuzūl. Asbāb al-nuzūl merupakan bahan-bahan sejarah yang dapat
dijadikan rujukan untuk memberikan keterangan-keterangan terhadap
lembaranlembaran ayat Alquran, secara jelas memberikan informasi tentang
konteks agar mudah memahami perintah-perintahnya pada masa Alquran
masih turun.
Perdebatan mengenai asbab al-nuzul masih saja berlangsung. Pro dan
kontra terhadap pentingnya asbab al-nuzul itu menjadi hal yang biasa
dikalangan ulama karena beberapa ulama kemudian saling mengkritik satu
sama lain. bahkan dalam beberapa buku ditemukan bahwa ulama yang satu
menyerang secara person kepada ulama yang dianggap keliru khususnya
dalam pembahasan asbab al-nuzul. Sebagai contoh dapat kita temukan dalam
buku sejarah Al Quran.
“Suyuthi mengatakan “Abul Hasan Ali bin Ahmad Wahidi Neisyaburi
mencampuradukkan riwayat shahih dengan riwayat dhaif, kebayanyakan
riwayat yang ditulisnya melaluli jalur kalbi dari abi shalih dari Ibnu Abbas
yang sangat tak berdasar dan lemah”.
Kemudian Suyuthi menulis sebuah risalah Lababun Nuqul, ternyata
dia sendiri tidak selamat dalam memilih riwayat yakni dipaparkannya juga
riwayat dhaif. Sebagai contoh pada Qs. Al-Nahl:126-128 dengan asbab al-
nuzul bahwa Rasul berdiri diatas kepala jenazah Hamzah sambil menangis
tersedu-sedu dan berkata “aku pasti membalas 70 orang dari mereka
sebagaimana engkau memperlakukanmu”. Pada saat itulah jibril membawa
ayat ini guna melarang 3 beliau untuk melakukannya. Padahal surah ini
diturunkan beberapa tahun sebelum kecamuk perang uhud di Madinah dan
ayat tersebut merupakan ayat makkiyah yang turun pada saat kaum muslim
mendapat tekanan dari kaum kafir, selain dari itu, juga bertentangan dengan
kepribadian nabi yang mulia, mustahil bagi Nabi Saw berpikir tidak adil,
karena dirinya suri teladan yang baik.
Oleh karena itu, penulis tertarik menyelami secara mendalam
mengenai asbab al-nuzul. Dengan itu tema asbab al-nuzul akan kupas dalam
pembahasan selanjutnya
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dari Asbabun Nuzul?
2. Apa Macam-Macam Asbabun Nuzul?
3. Bagaimana Ungkapan-Ungkapan Sebab Nuzul?
4. Bagaimana Urgensi Dan Kegunaan Asbabun Nuzul?
C. Tujuan masalah
1. Untuk Mengetahui Pengertian Asbabun Nuzul
2. Untuk Mengetahui Macam-Macam Asbabun Nuzul
3. Untuk Mengetahui Ungkapan-Ungkapan Sebab Nuzul
4. Untuk Mengetahui Urgensi Dan Kegunaan Asbabun Nuzu
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asbabun Nuzul


1. Secara Bahasa
Kata asbābun nuzūl berasal dari dua kata, yaitu asbab dan al-nuzul.
Asbab adalah kata yang berasal sababa-yazbabu-asbab yang artinya telah
menyebabkan. Jadi ketika berubah wazan jadi asbab (plural) maka artinya
sebab-sebab. Sedangkan al-nuzul berasal dari kata nazala-yunzilu yang
artinya telah menurunkan, sehingga ketika kata itu berubah menjadi masdar
(nuzul) maka berarti kata tersebut bermakna turun.
Sedangkan dalam buku Ahmad Tajuddin dijelaskan bahwa Secara
bahasa asbab an-nuzul terdiri dari 2 suku kata yang dihokumi 1 kata atau
dalam ilmu bahsa arab dikenal dengan istilah idhafah (‫( اضبفخ‬yakni terdiri
dari asbab ( ‫( اسجبة‬yang maksudnya sebab-sebab, bentuk jam’ak (plural) dari
mufrad (tunggal), sabab yang artinya alasan, illat (sesuatu yang logis),
perantaraan, hubungan kekeluargaan, kerabat, asal, sumber dan jalan.
Sedangkan kata nuzul artinya turun, terjadi dan menyerang, hinggap. Maka
makna yang mau disampaikan ialah penurunan, penurunan al-Quran dari
Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. Melalui malaikat Jibril. Karena itu
pengertian secara bahasa Asbab an-Nuzul al-Qur‟an bermakna sebab-sebab
turun al-Quran.
Kendati seperti itu, secara keilmuan biasanya asbab anu-nuzul alquran
disebut asbab an-nuzul saja, tanpa menyertakan kata alquran karena secara
kelaziman itu telah menyebutkan kata alquran didalamnya. Dari itu,
disimpulkan bahwa secara bahasa makna asbab al-nuzul adalah sebab-sebab
turunnya ayat-ayat Al-Quran.
2. Definisi Secara Terminologi (Istilah)
Banyak pengertiannya terminologi yang di rumuskan oleh para ulama,
di antaranya:
a. Menurut Az-zarqoni: Asbab an-nuzul adalah hal khusus atau sesuatu yang
terjadi serta hubungan dengan turunnya ayat al-qur’an yang berfungsi
sebagai penjelas hukum pada saat peristiwa itu terjadi”.
b. Ash-shabuni: asbab an-nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang
menyebabkan turunnya satu ayat atau beberapa ayat mulai yang
berhubungan dengan peristiwa dan kejadian tersebut, baik berupa
pertanyaan yang diajukan kepada nabi atau kejadian yang berkaitan
dengan urusan agama”.
c. Subhi shalih: asbab an-nuzul adalah suatu yang menjadi sebab turunnya
satu atau beberapa ayat al-qur’an yang terkadang menyiratkan suatu
peristiwa, sebagai respon atasnya atau penjelas terhadap hukum-hukum
ketika peristiwa itu terjadi”.
d. Mana’ Al-Qaththan: asbab an-nuzul adalah peristiwa-peristiwa yang
menyebabkan turunnya al-qur’an, berkenaan dengannya waktu peristiwa
itu terjadi, baik berupa kejadian atau pertanyaan yang diajukan kepada
nabi”
Kendatipun redaksi pendifinisian di atas sedikit berbeda, semuanya
menyimpulkan bahwa asbab an-nuzul adalah kejadian atau peristiwa yang
melatarbelakangi turunnya ayat al-qur’an, dalam rangka menjawab,
menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari kejadian
tersebut. Asbab an-nuzul merupakan bahan sejarah yang dapat di pakai untuk
memberikan keterangan terhadap turunnya ayat Al-qur’an dan memberinya
konteks dalam memahami perintah-perintahnya. Sudah tentu bahan-bahan ini
hanya melingkupi peristiwa pada masa al-qur’an masih turun (ashr at-tanzil).
Bentuk-bentuk peristiwa yang melatarbelakangi turunnya al-qur’an itu
sangat beragam, diantaranya berupa konflik sosial, seperti ketegangan yang
terjadi diantara suku Aus dan suku khazraj ; kesalahan besar, seperti kasus
seorang sahabat yang mengimani shalat dalam keadaan mabuk; dan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang sahabat kepada nabi,
baik berkaitan dengan sesuatu yang telah lewat, sedang, atau yang akan
rerjadi.
Persoalan mengenai apakah seluruh ayat al-qur’an memiliki asbab
annuzul atau tidak, ternyata telah menjadi bahan kontroversi diantara para
ulama. Sebagian ulama berpendapat bahwa tidak semua ayat al-qur’an
memiliki asbab an-nuzul. Oleh sebab itu, ada ayat al-qur’an yang diturunkan
tanpa ada yang melatarbelakanginya (ibtida’), dan sebagian lainnuya
diturunkan dengan di latarbelakamgi oleh sesuatu peristiwa (ghair ibtida’).
Pendapat tersebut hampir menjadi kesepakatan para ulama. Akan
tetapi sebagian berpendapat bahwa kesejarahan arabia pra-qur’an pada masa
turunnya al-qur’an merupakan latar belakang makro al-qur’an, sedangkan
riwayat-riwayat asbab an-nuzul merupakan latarbelakang mikronya.pendapat
ini berarti mengaggap bahwa semua ayat Alquran memiliki sebab-sebab yang
melatarbelakanginya.
B. Macam – Macam Asbabun Nuzul
Dari segi jumlah sebab dan ayat yang turun, asbab an-nuzul dapat
dibagi kepada;
1. Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid
Beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat/
wahyu.Terkadang wahyu turun untuk menanggapi beberapa peristiwa
atau sebab, misalnya turunnya Q.S. Al-Ikhlas: 1-4, yang berbunyi:

Artinya: “Katakanlah:”Dia-lah Allah, yang maha Esa. Allah adalah tuhan


yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Tiada berada beranak dan
tiada pula di peranakkan. Dan tiada seoarangpun yang setara dengan
dengan dia.
Ayat-ayat yang terdapat pada surat di atas turun sebagai tanggapan
terhadap orang-orang musyrik makkah sebelum nabi hijrah, dan terhadap
kaum ahli kitab yang ditemui di madinah setelah hijrah.
Contoh yang lain: “peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharah)
shalat wustha. Berdirilah untuk Allah(dalam shalatmu) dengan khusyu”.
Ayat di atas menurut riwayat diturunkan berkaitan dengan beberapa
sebab berikut;
a. Dalam sustu riwayat dikemukakan bahwa nabi saw. Shalat dzuhur di
waktu hari yang sangat panas. Shalat seperti ini sangat berat dirasakan
oleh para sahabat. Maka turunnlah ayat tersebut di atas. (HR. Ahmad,
bukhari, abu daud).
b. Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa nabi saw.. Shalat dzuhur di
waktu yang sangat panas. Di belakang rasulullah tidak lebih dari satu
atau dua saf saja yang mengikutinya. Kebanyakan diantara mereka
sedang tidur siang, adapula yang sedang sibuk berdagang. Maka
turunlah ayat tersebut diatas (HR.ahmad, an-nasa’i, ibnu jarir).
c. Dalam riwayat lain dikemukakan pada zaman rasulullah SAW. Ada
orangorang yang suka bercakap-cakap dengan kawan yang ada di
sampingnya saat meraka shalat. Maka turunlah ayat tersebut yang
memerintahkan supaya diam pada waktu sedang shalat (HR. Bukhari
muslim, tirmidhi, abu daud, nasa’i dan ibnu majah).
d. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ada orang-orang yang
bercakapcakap di waktu shalat, dan ada pula yang menyuruh
temannya menyelesaikan dulu keperluannya(di waktu sedang shalat).
Maka turunlah ayat ini yang sedang memerintahkan supaya khusyuk
ketika shalat.
2. Ta’adud an-nazil wa al-asbab wahid
Satu sebab yang mekatarbelakangi turunnya beberapa
ayat.Contoh: Q.S. Ad-dukhan/44: 10,15 dan16, yang berbunyi:

Artinya: maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata.

Artinya: “sesungguhnya (kalau) kami akan melenyapkan siksaan itu agak


sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar)”.

Artinya:“(ingatlah) hari (ketika) kami menghantam mereka dengan hantaman


yang keras. Sesungguhnya kami memberi balasan”.
Asbab an-nuzul dari ayat-ayat tersebut adalah; dalam suatu riwayat
dikemukakan, ketika kaum Quraisy durhaka kepada nabi saw.. Beliau berdo’a
supaya mereka mendapatkan kelaparan umum seperti kelaparan yang pernah
terjadi pada zaman nabi yusuf. Alhasil mereka menderita kekurangan,
sampaisampai merekapun makan tulang, sehingga turunlah (QS. Ad-
dukhan/44: 10). Kemudian mereka menghadap nabi saw untuk meminta
bantuan. Maka rasulullah saw berdo’a agar di turunkan hujan. Akhirnya
hujanpun turun, maka turunnlah ayat selanjutnya (QS. Ad-dukhan/44: 15),
namun setelah mereka memperoleh kemewahan merekapun kembali kepada
keadaan semula (sesat dan durhaka) maka turunlah ayat ini (QS. Ad-
dukhan/44: 16) dalam riwayat tersebut dikemukakan bahwa siksaan itu akan
turun di waktu perang badar.
C. Ungkapan Ungkapan Sebab Nuzul
Ungkapan-ungkapan yang di gunakan oleh para sahabat untuk
menunjukkan turunnya al-qur’an tidak selamanya sama. Ungkapan-ungkapan
itu secara garis besar di kelompokkan dalam dua kategori, yaitu:
1. Sarih (jelas) Ungkapan riwayat “sarih” yang memang jelas menunjukkan
asbab annuzul dengan indikasi menggunakan lafadz (pendahuluan).
“sebab turun ayat ini adalah...”
“telah terjadi..... maka turunlah ayat…..”
“rasulullah saw pernah di tanya tentang ....... maka turunlah ayat…..”
Contoh lain: QS. Al-maidah/5, ayat 2 yang berbunyi:

Artinya: “hai orang-orag yang beriman, janganlah kamu melanggar shi’ar-


shi’ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan
(mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qala-id, dan
jangan pula mengganggu orang-orang yang mengunjungi baitullah sedang
mereka mencari kurnia dan keridhoannya dari tuhannya dan apabila kamu
telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah
sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-
halangi kamu dari masjid al-haram, mendorongmu membuat aniaya (kepada
mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam(mengerjakan) kebajikan dan
taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksa-
Nya ”.(Q.S. almaidah : ayat 2).
Asbab an-nuzul dari ayat ini; ibnu jarir mengetengahkan subuah
hadits dari ikrimah yang telah bercerita,” bahwa hatham bin hindun al-bakri
datang kemadinah bersrta kafilahnya yang membawa bahan makanan.
Kemudian ia menjualanya lalu ia masuk ke madinah menemui nabi saw.;
setelah itu ia membaiatnya masuk islam. Tatkala ia pamit untuk keluar
pulang, nabi memandangnya dari belakang kemudian beliau bersabda kepada
orang-orang yang ada di sekitarnya, ‘sesungguhnya ia telah menghadap
kepadaku dengan muka yang bertampang durhaka, dan ia pamit dariku
dengan langkah yang khianat. Tatkala al-bakri sampai di yamamah, ia
kembali murtad dari agama islam. Kemudian pada bulan dhulkaidah ia keluar
bersama kafilahnya dengan tujuan makkah. Tatkala para sahabat nabi saw.
Mendengar beritanya, maka segolongan sahabat nabi dari kalangan kaum
muhajirin dan kaun ansar bersiapsiap keluar madinah untuk mencegat yang
berada dalam kafilahnya itu. Kemudian Allah SWT. Menurunkan ayat,’ hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar shiar-shiar Allah...
(QS. Al-maidah/5: 2) kemudian para sahabat mengurungkan niatnya (demi
menghormati bulan haji itu)
Hadits serupa ini di kemukakan pula oleh asadiy.” Ibnu abu khatim
mengetengahkan dari zaid bin aslam yang mengatakan, bahwa rasulullah saw.
Bersama para sahabat tatkala berada di hudaibiah, yaitu sewaktu orang-orang
musyrik mencegah mereka untuk memasuki bait al-haram peristiwa ini sangat
berat dirasakan oleh mereka, kemudian ada orang-orang musyrik dari
penduduk sebelah timur jazirah arab untuk tujuan melakukan umroh. Para
sahabat nabi saw. Berkata, marilah kita halangi mereka sebagaimana(teman-
teman mereka) merekapun menghalangi sahabat-sahabat kita. Kemudian
Allah Swt. Menurunkan ayat,”janganlah sekali-kali mendorongmu berbuat
aniaya kepada mereka...” (QS. Al-maidah/5 ayat : 2)
2. Muhtamilah (masih kemungkinan atau belum pasti)
Ungkapan “mutammilah”adalah ungkapan dalam riwayat yang belum
dipastikan asbab an-nuzul karena masih terdapat keraguan. Hal tersebut
dapat berupa ungkapan sebagai berikut:
...“ayat ini diturunkan berkenaan dengan ...”
“saya kira ayat ini diturunkan berkenaan dengan ...........”
“saya kira ayat ini tidak diturunkan kecuali berkenaan dengan.....”
Contohnya: QS. Al-baqarah/2: 223

Artinya: “istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam,


mak datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu bagaimana saja kamu
kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik)untuk dirimu, dan bertakwalah
kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan
berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.”(QS. Al-baqarah/2: 223).
Asbab an-nuzul dari ayat berikut ;dalam sebuah riwayat yang
dikeluarkan oleh abu daud dan hakim, dari ibnu abbas di kemukakan bahwa
penghuni kampung di sekitar yatsrib (madinah), tinggal berdampingan
bersama kaum yahudi ahli kitab. Mereka menganggap bahwa kaum yahudi
terhormat dan berilmu, sehingga mereka banyak meniru dan menganggap
baik segala perbuatannya.Salah satu perbuatan kaum yahudi yang di anggap
baik oleh mereka ialah tidak menggauli istrinya dari belakang.
Adapun penduduk kamping sekitar quraish (makkah) menggauli
istrinya dengan segala keleluasannya.Ketika kaum muhajirin (orang makkah)
tiba di madinah salah seorang dari mereka kawin dengan seorang wanita
ansar (orang madinah).Ia berbuat seperti kebiasaannya tetapi di tolak oleh
istrinya dengan berkata: “kebiasaan orang sini, hanya menggauli istrinya dari
muka.” Kejadian ini akhirnya sampai pada nabi saw, sehingga turunlah ayat
tersebut di atas yang membolehkan menggauli istrinya dari depan, balakang,
atau terlentang, asal tetap di tempat yang lazim.
D. Urgensi dan Kegunaan Asbabun Nuzul
Mayoritas para ulama memandang bahwa pengetahuan tentang
konteks kesejarahan yang melingkupi al-Qur’an pada masa-masa turunnya
yang terkumpul dalam riwayat-riwayat “asbab al-Nuzul “ merupakan salah
satu hal yang signifikan( umum) dalam membantu upaya memahami maksud
dan kandungan pesan-pesan al-Qur’an.
1. Al-Wahidi misalnya,dengan tegas menyatakan ketidakmungkinan untuk
menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an tanpa mempertimbangkan aspek
pengetahuan tentang kisah dan “asbab al-Nuzul“ dari pada ayat-ayat
tersebut.
(‫)ال يمكن معرفة تفسير االية دون ا لوقوف على قصتهاوبيان نزولها‬
2. Ibnu Taymiyah juga melihat kepastian untuk mempertimbangkan aspek
“asbab al-Nuzul “dalam membantu pemahaman terhadap ayat.Karena
pengetahuan tentang “sebab“ pasti mengarah kepada pemahaman tentang
“musabbabnya”.
(‫فاءن العلم با لسبب يورث العلم با لمسبب‬:‫)معرفةسبب النزول تعين على فهم االية‬
3. Ibnu Daqiq al-‘Id yang mengukuhkan bahwa penjelasan tentang “asbab
al-Nuzul” merupakan jalan yang valid dalam memahami makna-makna
al-Qur’an.
(‫)بيان سبب النزول طريق قوي في فهم معا ني الكتا ب العزيز‬
4. Imam al-Sayuthi yang mengidentifikasi bahwa mengabaikan aspek
“asbab al-Nuzul” dapat mengarah kepada kesulitan dalam memahami
maksud ayat-ayat al-Quran, seperti kasus yang dialami oleh marwah bin
al-Hakam ketika mencoba memahami maksud firman Allah SWT dalam
surat Ali ‘imran [3] ayat 188.
Urgensi Asbab Al-nuzul antara lain adalah:
a. Penegasan bahwa al-Qur’an benar-benar dari Allah SWT
b. Penegasan bahwa Allah benar-benar memberikan perhatian penuh pada
rasulullah saw dalam menjalankan misi risalahnya.
c. Penegasan bahwa Allah selalu bersama para hambanya dengan
menghilangkan duka cita mereka
d. Sarana memahami ayat secara tepat
e. Mengatasi keraguan ayat yang diduga mengandung pengertian umum
f. Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam al-Qur’an
g. Mengidentifikasikan pelaku yang menyebabkan turunnya ayat al-Qur’an
h. Memudahkan untuk menghafal dan memahami ayat serta untuk
memantapkan wahyu di hati orang yang mendengarnya.
i. Mengetahui makna serta rahasia-rahasia yang terkandung dalam al-
Qur’an.
j. Seorang dapat menentukan apakah ayat mengandung pesan khusus atau
umum dan dalam keadaan bagaimana ayat itu mesti diterapkan.
Kegunaan Asbab Al-Nuzul antara lain :
Para ulama yang memandang sangat pentingnya pengetahuan
tentang”asbab al-Nuzul” dalam memahami al-Qur’an mengemukakan
beberapa bentuk kegunaannya,diantaranya yaitu:
1. Membantu dalam memahami pesan ayat-ayat al-Qur’an sekaligus cara
efektif dalam mengatasi kesulitan untuk menangkap maksudnya(thariq
daf’i isykal al-Qur’an), sehinnga terhindar dari kesalahan fatal dalam
menfsirkannya;sebagaimana dalam riwayat Imam Ahmad  ra dan al-
Nasa’i tentang kasus yang dialami oleh Qudamah bin Mazh’un yang salah
dalam memahami maksud firman Allah SWT dalam ayat 93 surat al-
Maidah.
2. Mengatasi keraguan dalam ayat yang diduga mengandung pengertian
umum,seperti pengertian ayat 145 surat al-An’am.Imam al-Syafi’i ra
menegaskan bahwa pesan dalam ayat tersebut tidaklah bersifat
umum,namun didalamnya ada ketentuan pembatasan(al-
hashr).pemahaman ini akan tampak secara jelas dengan merujuk kepada
“sebab al-Nuzul” yang melatarbelakangi turunnya ayat.
3. Memberikan petunjuk tentang adanya ayat-ayat tertentu yang memiliki
kekhususan hukum tertentu,sebagaimana pemahaman yang dikemukakan
oleh kalangan oleh kalangan yang mengedepankan bahwa yang menjadi
pegangan adalah”sebab yangbersifat khusus”,bukan bentuk”keumuman
lafaz”.    
(‫)ا لعبرة بخصو ص السبب ال بعمو م ا للفظ‬.
Berdasarkan ini, maka ayat “zhihar” dalam permulaan surat al Mujadalah
[58] yang di turunkan berkenaan dengan kasus yang terjadi pada sahabat
Aus bin Shamit yang men-Zhihar istrinya Khaulah binti hakim bin
Tsa’labah,hanya berlaku bagi kedua orang tersebut.Hukum zhihar yang
berlaku bagi selain keduanya di tentukan melalui jalan Qiyas (analogi),
karena adanya kesamaam dalam ‘illat-nya.
4. Membantu dalam mengidentifikasi pelku yang menyebutkan turunnya
ayat dan menghindarkan kesalahandalam menentukan pelaku tersebut,
seperti dalam kasus Marwan yang menunjuk ‘Abd al-Rahman bin
AbubBakar ra selaku orang yang menyebabkan turunnya ayat 17 surat al-
Ahqaf [46]. Marwan menganggap bahwa ‘Abd al-Rahmanlah orang yang
mengatakan “Cis” (uffin) kepada kedua orang tuanya; sehingga ayat
tersebut turun untuk menegurnya. ‘Aisyah membantah kekeliruan
anggapan Marwan dan meluruskannya seraya menegaskan: “Demi Allah
bukan dia yang menyebabkan ayat itu turun, dan aku bisa menyebutkan
kepadamu sipa orang yang sebenarnya”.
5. Membantu dalam memudahkan penghapalan dan peresapan kandungan
makna ayat ke dalam hati orang yang memperhatikannya.sebab,
hubungan sebab-akibat(musabbab), hukum, peristiwa, pelaku, masa,
setting, dan latar merupakan satu jalinan yang bisa mengikat dan
membekas di hati.
6. Memudahkan dalam mengidentifikasi gejala-gejala moral dan sosial yang
terjadi di kalangan masyarakat Arab pada masa turunnya al-Qur’an (‘ashr
al-Tanzil), dan bagaimana sikap dan cara al-Qur’an dalam
mentransformasikan gejala tersebut sehingga sejalan dengan pandangan
dunia dan petunjuknya. Hal ini tentu, dapat di jadikan pedoman bagi umat
islam dalam mengidentifikasi, dan menangani berbagai problema yang
mereka hadapi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asbab an-nuzul merupakan bahan sejarah yang dapat di pakai untuk
memberikan keterangan terhadap turunnya ayat Alquran dan memberinya
konteks dalam memahami perintah-perintahnya. Sudah tentu bahan-bahan ini
hanya melingkupi peristiwa pada masa Alquran masih turun (ashr at-tanzil).
Dari segi jumlah sebab dan ayat yang turun, asbab an-nuzul dapat kita bagi
kepada; Ta’addud Al-Asbab Wa Al-Nazil Wahid danTa’adud an-nazil wa al-
asbab wahid.Ungkapan-ungkapan atau redaksi yang di gunakan oleh para
sahabat untuk menunjukkan turunnya al-qur’an tidak selamanya sama.
Redaksi itu secara garis besar dikelompokkan dalam dua kategori yaitu Sarih
(jelas) dan Muhtamilah (masih kemungkinan atau belum pasti).Asbab an-
nuzul mempunyai arti penting dalan menafsirkan al-qur’an. Seseorang tidak
akan mencapai pengertian yang baik jika tidak memahami riwayat asbab an-
nuzul suatu ayat. Pemahaman asbab annuzul akan sangat membantu dalam
memahami konteks turunnya ayat. Ini sangat penting untuk menerapkan ayat-
ayat pada kasus dan kesempatan yang berbeda. Peluang terjadinya kekeliruan
akan semakin besar jika mengabaikan riwayat asbab an-nuzul.
Adapun kegunaan dari pengetahuan tentang sebab nuzulnya suatu
ayat adalah: Membantu dalam memahami pesan ayat-ayat al-Qur’an
sekaligus cara efektif dalam mengatasi kesulitan untuk menangkap
maksudnya, mengatasi keraguan dalam ayatyang di duga mengandung
pengertian umum, memberikan petunjuk tentang adanya ayat-ayat tertentu
yang memiliki kekhususan hukum tertentu, membantu dalam
mengidentifikasi pelaku yang menyebabkan turunnya ayat, dan memudahkan
dalam mengidentifikasi gejala-gejala moral dan sosial yang terjadi dikalangan
masyarakat Arab pada masa turunnya al-Qur’an
B. Saran
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah
wawasan kita untuk mengetahui tentang tasawuf Ahlus Sunnah Wal
Jama’ah An Nahdhiyah. Sebagai penulis kami menyadari bahwa makalah
kita masih banyak terdapat kekurangan, maka dari itu kritik dan saran sangat
kami harapkan dari teman-teman semua, supaya lebih baik untuk
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Pan Suadi, Asbabun Nuzul: Pengertian, Macam-Macam, Redaksi Dan Urgensi


Almufida Vol. 1 No. 1 Juli – Desember 2016 (Accessed january 19, 2021)

Al-qorni, urgensi asbabun nuzul http://muhammadden1.blogspot.com/2015/06/urgensi-


asbab-al-nuzul.html kamis 04 juni 2015

Anda mungkin juga menyukai