Anda di halaman 1dari 10

Nama : Antoni wijaya

Nim : D1A171522 ( Non Reg )

Tinjauan Sistematis
Penyakit yang diinduksi oleh obat-obatan pada pasien anak-anak.

Tujuan : Untuk meninjau literature tentang penyakit-penyakit yang dapat diinduksi oleh
obat-obatan yang sedang dikonsumsi oleh pasien anak-anak atau pediatric yang terkadang
tidak terdeteksi oleh para tenaga medis seperti dokter perawat dan apoteker. Dan mungkin
dapat menjadi acuan dalam pemilihan obat pada pasien pediatrik.

Metode : Pencarian sistematis dilakukan untuk mengidentifikasi artikel yang relevan dalam
basis data PubMed. Studi evaluasi tentang penyakit yang diinduksi oleh obat secara lengkap.
Tinjauan sistematis, teks non-teks, dan studi non-Inggris secara khusus dikeluarkan.

Hasil : Empat studi dipilih menyoroti penyakit yang dinduksi oleh obat dengan
mempertimbangkan banyak parameter (misalnya, kolaborasi multi disiplin ilmu,
penyeleksian resep,mengecek hasil lab pasien). Semua penelitian mengkonfirmasi bahwa
adanya pemahaman pada efek obat yang merugikan bagi pasien anak-anak dapat digunakan
sebagai acuan oleh para tenaga medis dalam pemilihan obat yang rasional agar tidak ada lagi
efek obat yang sangat merugikan bagi anak-anak.

Kesimpulan : efek samping obat dapat dihindari dengan tepatnya tenaga kesehatan dalam
memberikan obat yang rasional. Sehingga memunculkan keamanan pasien dan kepuasan
pasien.

Kata kunci : induksi obat,efek obat, pasien pediatric

Pendahuluan
Dalam pengobatan, pemberian obat merupakan suatu hal yang harus dilakukan untuk
memperoleh hasil pengobatan yang optimal. Banyaknya obat dengan indikasi yang sama
tetapi berbeda efek samping pada setiap pasien anak-anak membuat pemilihan obat yang
rasional sangat diperlukan.
Peran yang sangat penting terdapat pada para tenaga kesehatan seperti dokter,
apoteker, dan perawat agar penentuan obat secara rasional dan pemberian obat terhadap
pasien juga tepat agar tidak terjadi kesalahan dalam proses pemberian obat, serta
penyampaian efek samping obat tersebut terhadap pasien.
Pasien pediatrik dibagi berdasarkan perubahan biologis menurut British Pediatric
Association, yaitu neonalus (0-1 bulan), bayi (1-24 bulan), anak (2-12 tahun), dan remaja
(12-18 tahun). Pemberian obat pada pasien pediatrik harus sangat diperhatikan, karena jika
ditinjau dari segi sisi absorpsi, pada bayi dan anak sekresi asam lambung belum sebanyak
pada dewasa, sehingga pH lambung menjadi lebih alkalis. Hal tersebut akan menurunkan
absorbsi obat – obat yang bersifat asam lemah seperti fenobarbital dan fenitoin, sebaliknya
akan meningkatkan absorbsi obat – obat yang bersifat basa lemah seperti penisilin dan
eritromisin. Waktu pengosongan dan pH lambung akan mencapai tahap normal pada usia
sekitar tiga tahun. Waktu pengosongan lambung pada bayi baru lahir yaitu 6-8 jam sedangkan
dewasa 3-4 jam. Peristaltik pada neonatus tidak beraturan dan mungkin lebih lambat karena
itu absorbsi obat di usus halus sulit di prediksi. Absorpsi perkutan meningkat pada bayi dan
anak-anak terutama pada bayi prematur karena kulitnya lebih tipis, lebih lembab, dan lebih
besar dalam ratio luas permukaan tubuh per kilogram berat badan.
Sedangkan jika secara distribusi, total body water pada pasien pediatric lebih banyak
dibanding yang dimiliki pasien dewasa. Pada sistem metabolisme, Rendahnya metabolisme
obat di hati pada neonatus disebabkan oleh rendahnya aliran darah ke hati, asupan obat oleh
sel hati, kapasitas enzim hati dan ekskresi empedu. Sistem enzim di hati pada neonatus dan
bayi belum sempurna, terutama pada proses oksidasi dan glukoronidase, sebaliknya pada
jalur konjugasi dengan asam sulfat berlangsung sempurna. Hepar merupakan organ
terpenting untuk metabolisme obat. Perbandingan relatif volume hepar terhadap berat badan
menurun dengan bertambahnya umur. Dengan perbandingan relatif ini, volume hepar pada
bayi baru lahir + 2 kali dibandingkan anak usia 10 tahun menjelaskan, mengapa kecepatan
metabolisme obat paling besar pada masa bayi hingga awal masa kanak-kanak, dan
kemudian menurun mulai anak sampai dewasa.
Dan pada fase eksresi, fungsi ginjal saat lahir dan perkembangannnya berhubungan
dengan kematangan nefron. GFR pada neonatus dan bayi umumnya lebih rendah
dibandingkan dewasa (30-40%) ginjal belum berkembang dengan baik. Pada neonatus GFR
akan meningkat dengan cepat dalam 2 minggu. Fungsi tubulus renal dan glomelural
medekati dewasa pada usia 8-12 bulan.
Terdapat obat yang tidak diperbolehkan diberikan kepada pasien pediatric,
diantaranya obat aspirin karena dapat menimbulkan reye sindrome, lalu obat chloramphenicol
karena dapat menyebabkan gray baby sindrome, kortikosteroid dapat menghambat
pertumbuhan, tetrasiklin mempengaruhi warna gigi pasien, dan obat aminoglikosida dapat
menyebabkan gangguan pendengaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk sistematis meninjau semua studi yang
diterbitkan tentang evaluasi penyakit yang diinduksi oleh obat-obatan pada pasien pediatrik
dan sebagai acuan pemberian obat oleh tenaga kesehatan.

Metode

Strategi penelusuran
Studi tentang penyakit-penyakit yang diinduksi obat dicari di pubMed/MEDLINE
menggunkan kata kunci “drug induced, drug adeverce reactions,drug toxicity,pediatric
patients”. Sumber data diperoleh secara online lalu dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan
eksklusi. Kriteria inklusi adalah semua sumber yang diterbitkan pada 5 tahun terakhir, teks
lengkap, artikel utama dalam bahasa inggris dan dengan subjec manusia. Pencarian sistematis
artikel yang diterbitkan antara tahun 2015-2020 dilakukan menggunakan PubMed /
MMEDLINE. Istilah yang digunakan untuk pencarian tinjauan ini adalah kombinasi dari
“drug induced” OR “Adeverse drug reactions” OR “Drug toxicity” AND “Pediatric patients”.

Kriteria Inklusi

Artikel dalam bahasa inggris, tentang penyakit-penyakit yang diinduksi oleh obat. Proses
pemilihannya atau skrining artikel dalam menyimpulkan dibutuhkan artikel yang lengkap
(free full text), pada manusia, dan diterbitkan 5 tahun terakhir.

Informasidari proses ekstraksi

Informasi yang diperlukan untuk menganalisis artikel menggunakan prisma cheklist. Kriteria
yang dibutuhkan dari setiap partikel meliputi tabel 1.

Tabel 1. Kriteria penyakit-penyakit yang diinduksi oleh obat

Disain penelitian setting dan lokasi


tipe of study
study perspective
time horizon
Informasi tentang Penyakit yang diderita oleh pasien anak-anak
Obat yang dapat menginduksi penyakit pada anak-anak
penyakit2 yang diinduksi
Adanya efek merugikan dari obat pada penimbulan
pada pasien pediatric
penyakit pada pasien anak

Outcome measurement tercapainya pasien safety


Adanya ketepatan pemilihan obat
Result Ketepatan pemilihan obat oleh dokter
Kepatuhan pada pasien pediatric dalam konsumsi obat

Hasil

Tujuan sistematik review adalah mengetahui hasil penelitian penyakit-penyakit yang


diinduksi oleh obat. Artikel yang diperoleh sesuai dengan kriteria inklusi dari data base
PubMed/MEDLINE adalah 178 artikel sesuai dengan diagram dibawah ini :

Artikel yang diproleh dari data base line /


pubmed adalah 178 artikel

175 artikel dieksklusi karena


menggunakan penelitian diatas 5 tahun

China 1, amerika serikat 1, iran 1

Artikel yang diperoleh sesuai dengan


kriteria inklusi adalah 3 artikel
Hasil dari penyaringan artikel, diperoleh tiga artikel yang sesuai kriteria dan relevan dengan
penyakit-penyakit yang diinduksi oleh obat. Artikel tersebut direview menggunakan prisma
cheklist meliputi metode (studi design) dan hasil dari penelitian reviewnya berdasarkan
metode yang digunakan dari kedua artikel dapat dilihat pada tabel 2, tabel 3, dan tabel 4.
Tabel 2

Study Title Target Setting Abstract Introduction


population location and (structured summary) (Rationale, Objectives)
and Time
subgroups
Zhong et Application of anak-anak Januari 2014 Latar belakang : pengecekan Rational :
al 2019 sedation– yang dirawat s/d Juni 2017 anestesi permukaan dari selaput
agitation scale in di rumah di lendir lokal biasanya digunakan
conscious sakit Rumah Sakit untuk pasien anak-anak dengan
sedation before yang Kedua China kondisi penyakit stabil yang Objective :
bronchoscopy in menjalani Barat memerlukan pemeriksaan
children bronkoskopi Universitas sederhana dengan waktu operasi
rutin dan Sichuan yang singkat.
lavage
bronchoalveo Metode : Anestesi permukaan
lar untuk rongga hidung dan
tenggorokan dilakukan dengan
menggunakan 2% lidokain, 10
hingga 15 menit sebelum operasi,
untuk semua pasien anak. Setelah
bronchope BF-P260 / BF-XP260
(Olympus, Jepang) memasuki
trakea, 1 hingga 2 mL lidokain 2%
ditambahkan untuk anak-anak
yang berusia lebih dari 1 tahun.
Selanjutnya, 1 hingga 2 mL
lidokain 1% ditambahkan setelah
bronkoskop memasuki bronkus
utama kiri dan kanan. Dosis total
lidokain tidak melebihi 5 hingga
7 mg / kg selama prosedur.

Hasil : Sebanyak 422 pasien anak,


termasuk 242 anak laki-laki dan
180 anak perempuan, terdaftar.
Usia rata-rata adalah 5,42 ± 3,84
tahun (1 - 17 tahun). Berat rata-
rata adalah 20,08 ± 10,42 kg (5 - 56
kg). SAS dan kelompok kontrol
masing-masing terdiri dari 218 dan
204 pasien. reaksi obat yang
merugikan, seperti delirium,
agitasi, depresi pernapasan; waktu
operasi bronkoskopi; dan jumlah
peserta. Jumlah peserta merujuk
pada jumlah total staf yang
berpartisipasi dalam pemeriksaan,
termasuk dokter, perawat, dan
staf, yang membantu dalam
prosedur yang melibatkan pasien
anak
Latar belakang : Rationale :

Metode :
Objective :

Hasil :
Tabel 3.

Study Method Hasil


Pembahasan
Untuk meninjau literature tentang penyakit-penyakit yang dapat diinduksi oleh obat-obatan yang sedang dikonsumsi oleh pasien anak-anak atau
pediatric yang terkadang tidak terdeteksi oleh para tenaga medis seperti dokter perawat dan apoteker. Dan mungkin dapat menjadi acuan dalam
pemilihan obat pada pasien anak.
untuk mengidentifikasi artikel yang relevan dalam basis data PubMed. Studi evaluasi tentang penyakit yang diinduksi oleh obat secara lengkap.
Tinjauan sistematis, teks non-teks, dan studi non-Inggris secara khusus dikeluarkan. penyakit yang dinduksi oleh obat dengan
mempertimbangkan banyak parameter (misalnya, kolaborasi multi disiplin ilmu, penyeleksian resep,mengecek hasil lab pasien). Semua
penelitian mengkonfirmasi bahwa adanya pemahaman pada efek obat yang merugikan bagi pasien anak-anak dapat digunakan sebagai acuan
oleh para tenaga medis dalam pemilihan obat yang rasional agar tidak ada lagi efek obat yang sangat merugikan bagi anak-anak.
Pasien pediatrik dibagi berdasarkan perubahan biologis menurut British Pediatric Association, yaitu neonalus (0-1 bulan), bayi (1-24
bulan), anak (2-12 tahun), dan remaja (12-18 tahun). Pemberian obat pada pasien pediatrik harus sangat diperhatikan, karena jika ditinjau dari
segi sisi absorpsi, pada bayi dan anak sekresi asam lambung belum sebanyak pada dewasa, sehingga pH lambung menjadi lebih alkalis. Hal
tersebut akan menurunkan absorbsi obat – obat yang bersifat asam lemah seperti fenobarbital dan fenitoin, sebaliknya akan meningkatkan
absorbsi obat – obat yang bersifat basa lemah seperti penisilin dan eritromisin. Waktu pengosongan dan pH lambung akan mencapai tahap
normal pada usia sekitar tiga tahun. Waktu pengosongan lambung pada bayi baru lahir yaitu 6-8 jam sedangkan dewasa 3-4 jam. Peristaltik pada
neonatus tidak beraturan dan mungkin lebih lambat karena itu absorbsi obat di usus halus sulit di prediksi. Absorpsi perkutan meningkat pada
bayi dan anak-anak terutama pada bayi prematur karena kulitnya lebih tipis, lebih lembab, dan lebih besar dalam ratio luas permukaan tubuh per
kilogram berat badan.
Sedangkan jika secara distribusi, total body water pada pasien pediatric lebih banyak dibanding yang dimiliki pasien dewasa. Pada sistem
metabolisme, Rendahnya metabolisme obat di hati pada neonatus disebabkan oleh rendahnya aliran darah ke hati, asupan obat oleh sel hati,
kapasitas enzim hati dan ekskresi empedu. Sistem enzim di hati pada neonatus dan bayi belum sempurna, terutama pada proses oksidasi dan
Kesimpulan
efek samping obat dapat dihindari dengan tepatnya tenaga kesehatan dalam memberikan obat yang rasional. Sehingga memunculkan keamanan
pasien dan kepuasan pasien.
Pasien pediatrik dibagi berdasarkan perubahan biologis menurut British Pediatric Association, yaitu neonalus (0-1 bulan), bayi (1-24 bulan),
anak (2-12 tahun), dan remaja (12-18 tahun). Pemberian obat pada pasien pediatrik harus sangat diperhatikan, karena jika ditinjau dari segi sisi
absorpsi, pada bayi dan anak sekresi asam lambung belum sebanyak pada dewasa, sehingga pH lambung menjadi lebih alkalis. Hal tersebut akan
menurunkan absorbsi obat – obat yang bersifat asam lemah seperti fenobarbital dan fenitoin, sebaliknya akan meningkatkan absorbsi obat – obat
yang bersifat basa lemah seperti penisilin dan eritromisin. Waktu pengosongan dan pH lambung akan mencapai tahap normal pada usia sekitar
tiga tahun. Waktu pengosongan lambung pada bayi baru lahir yaitu 6-8 jam sedangkan dewasa 3-4 jam. Peristaltik pada neonatus tidak beraturan
dan mungkin lebih lambat karena itu absorbsi obat di usus halus sulit di prediksi. Absorpsi perkutan meningkat pada bayi dan anak-anak
terutama pada bayi prematur karena kulitnya lebih tipis, lebih lembab, dan lebih besar dalam ratio luas permukaan tubuh per kilogram berat
badan.
Sedangkan jika secara distribusi, total body water pada pasien pediatric lebih banyak dibanding yang dimiliki pasien dewasa. Pada sistem
metabolisme, Rendahnya metabolisme obat di hati pada neonatus disebabkan oleh rendahnya aliran darah ke hati, asupan obat oleh sel hati,
kapasitas enzim hati dan ekskresi empedu. Sistem enzim di hati pada neonatus dan bayi belum sempurna, terutama pada proses oksidasi dan

Anda mungkin juga menyukai