DISUSUN OLEH:
NISN :
Nisn :
Dengan Judul :
Hari : .........................
Tanggal : .........................
Mengetahui
Pembimbing Perusahaan/Instansi
AGUS
(.....................................................
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
Nisn :
Dengan Judul :
Hari : .........................
Tanggal : .........................
(.....................................................) (.....................................................)
NIP. NIP.
Mengetahui
(.....................................................) (.....................................................)
NIP.19600307 198103 1 003 NIP.
KATA PENGHANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat
di atas muka bumi ini sehingga dengan kehendaknyalah saya bisa menyelesaikan
buku laporan pkl. hasil pkl saya yang di laksanakan di CABANG MEGAH
ELEKTRONIK
1. Kepada kedua orang tua saya yang tercinta yang selalu mendukung saya
dan semangat dan motivasi.
2. Bapak drs mahyuddin S.Pd selaku kepala sekolah SMK negeri 2 banda
aceh
3. Bapak ibu guru SMK negeri 2 banda aceh
4. Bapak syahrun,SPd selaku kepala jurusan
5. Bapak syahril,SPd selaku coordinator PKL
6. Bapak agus selaku manager SULTHAN HOTEL INTERNATIONAL
7. Bapak agus selaku pembimbing instasi/perusahaan
8. Kepada seluruh karyawan- karyawan SULTHAN HOTEL
1
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN .....................................................................................
B. SARAN .................................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka diterapakan suatu sistem pendidikan
yang dikenal dengan istilah “Praktek Kerja Instansi (PRAKERIN)”.Atau disebut
juga dengan “Pendidikan Sistem Ganda (PSG)”.
Keahlian profesional hanya dapat dikuasai melalui cara mengerjakan langsung
pekerjaan pada bidang profesi yang ada dalam dunia kerja.Sehubungan dengan
itu, maka siswa SMK pada jenjang tertentu diwajibkan mengikuti kegiatan
praktek kerja secara langsung.
3
Artinya, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki keahlian
profesional. Tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi akan menentukan
mutu, biaya produksi, efisiensi waktu dan penampilan akhir produk industri
barang maupun jasa yang menjadi faktor penentu kemampuan bersaing.
Sejalan dengan kondisi tersebut, GBHN 1993 telah memberikan arah yang jelas
tentang misi pembangunan Indonesia dalam menghadapi perkembangan masa
mendatang, yakni menitikberatkan pembangunan jangkapanjang II dan pelita IV
pada pembangunan ekonomi seiring dengan perkembangan sumber daya manusia
(SDM)
B.Tujuan prakerin
4
5. Meningkatkan efesiensi penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan
melalui pendayagunaan sumber daya pendidikan yang ada di dunia kerja.
Jika ditinjau dari tujuan prakerin seperti yang telah dibuat daftarnya diatas,
maka prakerin ini memiliki manfaat besar bagi siswa itu sendiri, diantaranya:
5
3. Menambah keterampilan, pengetahuan, gagasan – gagasan seputar dunia usaha
serta industri yang professional dan handal.
4. Membentuk pola pikir siswa -siswi agar terkonstruktif baik serta memberikan
pengalaman dalam dunia Industri maupun dunia kerja.
5. Menjalin kerja sama yang baik antara sekolah dan perusahaan terkait, baik
dalam dunia usaha maupun dunia Industri.
6. Mengenalkan siswa – siswi pada pekerjaan lapangan di dunia industri dan
usaha sehingga pada saatnya mereka terjun ke lapangan pekerjaan yang
sesungguhnya dapat beradaptasi dengan cepat.
7. Meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga dalam mendidik dan melatih tenaga
kerja yang berkualitas.
8. Sebagai bentuk pengakuan dan penghargaan bahwa pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan.
9. Mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas yang sesuai dengan
kebutuhan di era teknologi informasi dan komunikasi terkini.
10. Memberikan keuntungan pada pihak sekolah dan siswa – siswi itu sendiri,
karena keahlian yang tidak diajarkan di sekolah didapat didunia usaha/industri.
6
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
Pendirian UPT ini bertujuan untuk menjamin pasokan energi listrik ke pusat
beban dan berfungsi merencanakan, melaksanakan serta melakukan evaluasi dan
membuat laporan kegiatan operasi penyaluran listrik di wilayah tersebut. Dengan
adanya UPT Banda Aceh ini, diharapkan sistem kelistrikan di NAD jaringan
transmisi 150 KV dapat dimanfaatkan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan mengurangi terjadinya pemadaman listrik.
7
"Pengoperasian UPT Banda Aceh ini untuk memenuhi tuntutan usaha ke
depan, apalagi setelah bencana alam gempa dan tsunami 26 Desember 2004 lalu
di wilayah pantai barat Sumatera kerusakan yang dialami cukup parah," kata
Herman.
VISI
Terwujudnya keharmonisan hubungan PT PLN (Persero) dengan masyarakat
sehingga akan menunjang keberhasilan kegiatan PT PLN (Persero) dalam
menyediakan tenaga listrik bagi masyarakat.
MISI
8
3.Struktur Organisasi
9
MANAJER
SUPERVISOR
SS II/ ANALYST SE II/ENGINEER AF/JF ADMINISTRASI PELAKSANA
PENGADAAN
ANALYST/ASST
PELAKSANA
PENGADAAN
AF/JF ADMINISTRASI
ENG/AE/JE RENEV JAR & GI ENG/AE/JE ASDIG ALT PMO AE/JE PDKB SUTT/ SDM
SUTET
AF/JF SEKRETARIAT &
ENG/AE/JE DAL PELAKSANA DOKUMENTASI
ENG//AE/JE RENEV PMO
KONSTRUKSI SUPERVISOR PDKB GARDU
INDUK AF/JF KEAMANAN &
ENG/AE/JE RENEV ENG/AE/JE HAR KONST KETERTIBAN
KONSTRUKSI SIPIL TRANSMISI
AE/JE PDKB GI/GITET AF/JF CSR
ENG/AE/JE PENG SUPERVISOR
DATABASE INSTALASI PEMELIHARAAN GI SUPERVISOR
KEUANGAN & AKUNTANSI
SUPERVISOR AE/JE/AT/JT
TEKNOLOGI INFORMASI PEMELIHARAAN GI AA/JA ANGG
KEUANGAN
AA/JA TEKNOLOGI SUPERVISOR
INFORMASI PEMELIHARAAN PMO AA/JA AKUNTANSI
SUPERVISOR
AE/JE/AT/JT HAR PRO SUPERVISOR
OPERASI & LK2
& METER LOGISTIK & UMUM
AE/JE OPERASI
AE/JE/AT/JT HAR ALAT
AF/JF ADM GUDANG
OTOMASI
ENG/AE/JE SMK & K3
SUPERVISOR MANAJER TRAGI BANDA AF/JF LOGISTIK
MANAJER TRAGI LANGSA
ENG/AE/JE SM Ling & PEMELIHARAAN JARINGAN ACEH
ROW AF/JF FASILITAS &
AE/JE/AT/JT HAR UMUM
JARINGAN
10
B.uraian kerja
1. CT(Current Transformer)
Cara Kerja Dan Fungsi Trafo CT Current Transformer. Sebuah CT dipakai saat
pengukuran besar arus yang dipadukan dengan Ammeter sebagai indikator. Hal
ini dilakukan saat pengukuran langsung terhadap rangkaian tidak memungkinkan.
Pengertian CT di sini harus dibedakan dengan istilah CT ( Center Tap ) pada
power transformer.
11
Untuk memahami cara kerja sebuah, kita dapat menggunakan prinsip kerja dari
sebuah trafo voltase ( VT ). Dalam arus AC, sebuah arus yang dialirkan kedalam
lilitan akan menghasilkan medan magnet dalam coil tersebut. Medan magnet
tersebut akan mengalir kembali melaui lilitan lain yang berada berdekatan dengan
medan magnet tersebut tanpa perlu terhubung ke sumber listrik secara fisik.
400/5A
600/5A
800/5A
Dari segi bentuknya, CT dapat digolongkan menjadi
Wounded core
Stack core
12
Split core
Fungsi Current Transformer ( CT )
Fungsi utama dari sebuah CT adalah mengukur arus yang mengalir dalam sebuah
rangkaian terutama dalam pembacaan arus dalam aliran voltase tinggi dalam
jaringan distribusi. Selain itu, ct juga dipergunakan untuk pembacaan pada
meteran listrik yang saaat ini banyak beredar dengan penunjukan besarnya arus
yang mengalir dalam setiap phase.
13
BAB III
A.KAJIAN TEORI
1. PENDAHULUAN
Sistem proteksi bay penghantar adalah suatu sistem yang yang berfungsi untuk
mengamankan/mengisolir penghantar (saluran udara/saluran kabel) tegangan
tinggi atau tegangan ekstra tinggi dari gangguan temporer dan gangguan
permanen yang terjadi pada penghantar tersebut. Secara umum, bagian dari
sistem proteksi
14
Gambar 1.1. Typical Komponen Sistem Proteksi SUTET
Daerah kerja proteksi bay penghantar adalah daerah di antara 2 (dua) atau
lebih CT pada gardu-gardu induk berhadapan yang disebut sebagai unit
proteksi penghantar. Relai proteksi mempunyai bagian-bagian utama sebagai
terlihat pada Gambar 1.3 berikut.
15
Gambar 1.3. Komponen Utama Relai Proteksi
16
1.2.1 Pola Proteksi Penghantar 150 KV dan 70 KV
Tabel 1.1. Pola Proteksi Penghantar 150 KV dan 70 KV (Tegangan Tinggi)
Line Differential Relay atau relai diferensial saluran adalah salah satu jenis
proteksi utama pada penghantar yang bekerja berdasarkan pengukuran
perbedaan parameter arus. Prinsip kerja relai ini adalah sebagai berikut:
perbandingan arus (Gambar 4), perbandingan arus skema arus seimbang
(Gambar 5) dan skema tegangan seimbang (Gambar 6).
SALURAN TRANSMISI
Saluran Komunikasi
RELAI RELAI
PROTEKSI PROTEKSI
17
Gambar 1.5. Prinsip Kerja Skema Arus Seimbang
Khusus untuk skema arus seimbang dan tegangan seimbang digunakan pada
proteksi saluran dengan pilot wire.
Distance relay adalah salah satu jenis proteksi penghantar yang bekerja
berdasarkan perbandingan nilai impedansi setelan terhadap impedansi
pengukuran dari besaran arus dari CT dan tegangan dari PT/CVT. Selain
18
sebagai proteksi utama penghantar, relai ini juga berfungsi sebagai proteksi
cadangan jauh terhadap proteksi utama penghantar di depannya.
1.4.3 Teleproteksi
Agar dapat bekerja selektif dan seketika pada daerah unit proteksi, distance relay
dilengkapi dengan teleproteksi.
19
− Permissive Underreach Transfer Trip Scheme (PUTT)
Pada pola ini peralatan TP akan mengirim sinyal (carrier send) ke peralatan
TP pada gardu induk di depannya apabila distance relay mendeteksi
gangguan pada zona 1.
Pada gardu induk yang menerima sinyal (carrier receive), apabila distance
relay mendeteksi gangguan pada zona 2 dan menerima sinyal TP, maka relai
akan memberikan perintah trip waktu zona 1. Rangkaian logika pola ini
sebagaimana terlihat padaGambar 1.7.
Pada pola ini peralatan TP akan mengirim sinyal (carrier send) ke peralatan
TP pada gardu induk di depannya apabila mendeteksi gangguan zona 2.
Pada gardu induk yang menerima sinyal (carrier receive), apabila distance
relay mendeteksi gangguan pada zona 2, maka memberikan perintah trip
pada waktu zona 1.
20
Gambar 1.8. Rangkaian Logika Skema POTT
− Blocking Scheme
21
Gambar 1.9. Rangkaian Logika Skema Blocking
Power Swing Blok atau disingkat PSB adalah salah satu fitur distance relay
yang berfungsi untuk mencegah relai bekerja memberikan perintah trip pada
saat terjadi fenomena ayunan daya (power swing) dan impedansi sistem masuk
ke zona impedansi relai.
Switch On To Fault atau SOTF adalah fitur dari distance relay yang berfungsi
untuk men-trip-kan PMT seketika guna mengantisipasi ketidaksiapan distance
relay apabila terjadi gangguan pada saat pemberian tegangan (energizing) atau
pada saat menutup
(close) PMT secara manual maupun menggunakan relai penutup balik otomatis
(A/R).
DEF adalah relai arus lebih berarah yang bekerja mengamankan penghantar
dari gangguan fasa ke tanah yang bersifat tahanan tinggi (high resistance) yang
22
tidak terdeteksi oleh distance relay. Relai ini digunakan sebagai pelengkap
distance relay.
1.6 OCR/GFR
OCR/GFR adalah relai arus lebih yang digunakan sebagai proteksi cadangan
lokal pada proteksi penghantar. OCR digunakan untuk mengamankan
penghantar dari gangguan fasa-fasa dan GFR digunakan untuk mengamankan
penghantar dari gangguan fasa -tanah.
Relai cek sinkron atau synchrocheck relay adalah relai bantu bay penghantar
yang terpasang pada sistem dengan lebih dari satu sumber, yang memerlukan
fungsi cek sinkron untuk memastikan kondisi antara kedua sisi dari penghantar
tersebut dalam keadaan sinkron sebelum PMT tutup. Untuk kebutuhan
operasional, relai cek sinkron dilengkapi dengan fungsi cek tegangan.
Autorecloser Relay (AR) atau relai penutup balik otomatis dipasang pada bay
penghantar saluran udara baik pada sistem tegangan tinggi (SUTT) maupun
23
tegangan ekstra tinggi (TET). Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa
saluran udara merupakan salah satu bagian sistem penyaluran yang paling
sering mengalami gangguan, sebagian besar dari penyebab gangguan tersebut
bersifat temporer yang akan segera hilang setelah PMT trip. Agar
kesinambungan pasokan tenaga listrik tetap terjaga serta batas stabilitas tetap
terpelihara maka pengoperasian autorecloser sangat dibutuhkan.
Selain fungsi dan fitur tersebut di atas, pada kondisi tertentu, untuk keperluan
pengoperasian sistem maka relai bay penghantar juga dapat dilengkapi dengan
Voltage Relay dan Over Load Shedding (OLS).
UVR (relai tegangan kurang) adalah relai yang bekerja mendeteksi tegangan
kurang pada bay penghantar.OVR (relai tegangan lebih) adalah relai yang
bekerja mendeteksi tegangan lebih pada bay penghantar. Relai tegangan
bekerja dengan waktu tunda.
OLS adalah relai arus lebih yang difungsikan sebagai load shedding dengan
cara melepas beban apabila terjadi kenaikan arus beban secara tiba-tiba yang
disebabkan oleh pengalihan beban akibat trip-nya suatu penghantar/IBT.
24
Alarm berupa peringatan suara (sirene, bell, horn, buzzer) yang bekerja
bersamaan dengan terjadinya gangguan.
1.11 Selector Switch
Peralatan yang berfungsi untuk merubah status PMT dan PMS. Pengoperasian
switch ini dilakukan dengan menekan dan memutar. Switch ini dilengkapi
dengan lampu indikator ketidaksesuaian status peralatan terkait.
1.13 Meter
Peralatan yang berfungsi untuk memberikan informasi besaran arus (A), tegangan
(kV), daya aktif (MW) dan daya reaktif (MVAR).
2. Pedoman Pemeliharaan
Pedoman pemeliharaan ini adalah suatu acuan untuk melakukan pemeliharaan
proteksi dan kontrol bay penghantar. Pemeliharaan tersebut dapat dilakukan
dalam keadaan bertegangan maupun tidak bertegangan (bebas tegangan).
25
2.1 In Service Inspection/Inspeksi Dalam Keadaan Operasi
Overload shedding
− Kondisi trip circuit supervision-1
− Kondisi trip circuit supervision-2
− Kondisi autorecloser, antara lain:
a. Kondisi block autorecloser (On/Off)
26
Yang termasuk dalam inspeksi bulanan adalah sebagai berikut.
Heater (Normal/Rusak/Hilang)
− Kondisi MW Meter
KWH Meter IN
27
− Pengukuran suhu dan kelembaban ruangan dan panel dengan thermometer dan
higrometer
− Menguji impedansi kerja relai (pada sudut kerjanya) untuk mengetahui berapa
besar persentase kesalahan (error) nilai setelan impedansi terhadap impedansi
hasil uji pada Z1 sampai Z3 dan Reversed Zone untuk pola blocking.
−
Menguji waktu kerja relai untuk mengetahui selisih setting waktu kerja
terhadap hasil uji waktunya pada Z1 sampai Z3 dan Reversed Zone
28
(koordinasi waktu blocking).
− Menguji fungsi SOTF.
29
2.3.4 Pengujian Relai OCR/GFR.
Pelaksanaan pengujian Over Current Relay/Ground Fault Relay (OCR/GFR) yang
dilakukan adalah sebagai berikut.
− Menguji nilai arus pick up dan arus drop off/reset pada nilai setelan untuk
fasa R, S, T (OCR) dan N (GFR) .
− Menguji waktu kerja relai OCR/GFR dan membandingkan hasil uji terhadap
setelan waktu.
− Pengujian pada sudut kerja relai (Maximum Torque Angle) dilakukan dengan
merubah sudut fasa arus dengan sudut fasa tegangan tetap.
− Menguji nilai tegangan pick up dan tegangan drop off/reset pada nilai
setting. − Menguji waktu kerja relai
− Menguji nilai arus pick up dan arus drop off/reset pada nilai setelan
30
2.4 Shutdown function check / Pengujian fungsi pada saat sistem tidak
bertegangan
Uji trip dan fungsi autoreclose dilakukan untuk memastikan rangkaian tripping
dari relai sampai dengan PMT terhubung dengan benar. Uji trip dilakukan
untuk Proteksi Utama maupun Proteksi Cadangan. Uji fungsi autoreclose
hanya dilakukan untuk proteksi yang menerapkan sistem autoreclose.
Uji trip dan fungsi autoreclose PMT adalah pengujian dengan menggunakan alat
injeksi sekunder sampai memberikan sinyal trip/reclose ke PMT untuk buka/tutup
(open/close). Pengujian ini dapat berupa perintah trip PMT (buka) maupun
perintah reclose.
Selain pada saat pemeliharaan berkala, pengujian ini juga harus dilakukan bila
terjadi kegiatan berikut:
− Penggantian relai
− Penggantian PMT
− Perubahan rangkaian tripping (kontak trip relay sampai dengan tripping coil
PMT).
Pengujian trip dan reclose PMT harus memperhatikan kondisi kesiapan PMT.
Uji fungsi TPAR/SPAR pada proteksi utama bay penghantar. Uji fungsi SPAR
juga dilakukan pada DEF yang dilengkapi dengan phase segregated.
31
2.4.2 Uji Intertrip Relai
Uji intertrip relai adalah pengujian yang dilakukan antara 2 (dua) relai bay
penghantar pada gardu-gardu induk yang saling berhadapan. Pengujian ini
membutuhkan peralatan teleproteksi dan media komunikasi. Pengujian
intertrip relai dilakukan berdasarkan skema teleproteksi yang digunakan
(PUTT, POTT atau Blocking) dan harus dilakukan bila terjadi kegiatan
berikut.
− Penggantian relai,
32
− Gangguan yang disebabkan malakerja sistem proteksi.
33
harus sama
2. Pemeriksaan status binary Disesuaikan dengan kondisi instalasi
input (dilakukan sebelum
pemeliharaan rutin)
3. Pengukuran thermogun Disesuaikan dengan buku petunjuk
penggunaan
4. Pengukuran suhu dan < 24°C dan kelembaban < 70%
kelembaban ruangan
− Sistem 500 kV : 90
ms
34
: 100
− Sistem 275 kV
ms
: 120
− Sistem 150 kV
ms
: 150
− Sistem 70 kV ms
Pengujian lama waktu pemutusan dilakukan dengan cara mensimulasikan
gangguan di zona kerja relai proteksi kemudian input status PMT digunakan
sebagai input untuk menghentikan timer alat uji. Waktu trip
35
3.4.6 Uji Fungsi Reclose untuk Evolving Fault
Untuk memastikan PMT dapat trip dan reclose sesuai dengan gangguan fasa-tanah
dan kemudian berkembang menjadi fasa-tanah yang lain pada penghantar yang
sama.
Adapun analisis dan tindak lanjut yang akan diambil harus merupakan suatu
keputusan yang tepat agar kinerja seluruh sistem proteksi bay penghantar
bekerja dengan baik saat dibutuhkan, yaitu: andal dan selektif.
36
B.TEMUAN STUDI
1.Lighting arrester
Lighting arrester yang biasanya disingkat dengan LA sering disebut jugapenangkal
petir, adalah alat pelindung bagi peralatan sistem tenaga listrik darigangguan
tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir (surja petir). Bilasurja datang ke
gardu induk, arrester bekerja melepaskan muatan listrik (discharge), serta mengurangi
tegangan abnormal yang akan mengenai peralatandalam gardu induk tersebut. Setelah
surja (petir atau hubung) dilepaskan melaluiarrester, arus masih mengalir karena
adanya tegangan sistem, arus ini disebut arusdinamik atau arus susulan. Sesuai
dengan fungsinya, maka pada umumnya LA dipasang pada setiapujung saluran udara
tegangan ekstra tinggi (SUTET) antara kawat dan tanah yangmemasuki gardu induk
(GI). Di gardu induk yang besar ada kalanya padatransformator juga dipasang LA
untuk menjamin terlindunginya transformator danperalatan listrik yang lain dari
gangguan tegangan lebih tersebut. Selainmelindungi peralatan dari tegangan lebih
yang diakibatkan oleh tegangan lebih
Bila surja datang ke gardu induk arrester bekerja melepaskan muatan listrik serta
mengurangi tegangan abnormalyang akan mengenai peralatan dalam
gardu induk.Persyaratan yang harus dipenuhi oleh arrester adalah sebagai berikut :a.
Tegangan percikan (sparkover voltage) dan tegangan pelepasannya(discharge
voltage), yaitu tegangan pada terminalnya pada waktupelepasan, harus cukup rendah,
sehingga dapat mengamankan isolasiperalatan. Tegangan percikan disebut juga tegangan
gagal sela (gapbreakdown voltage) sedangkan tegangan pelepasan disebut juga tegangansisa
(residual voltage) atau jatuh tegangan (voltage drop)Jatuh tegangan pada arrester = I
x RDimanaI = arus arrester maksimum (A)R = tahanan arrester (Ohm)b.
Arrester harus mampu mengalirkan arus surja ke tanah tanpa merusak arrester itu
sendiric.
37
Arrester harus mampu memutuskan arus dinamik dan dapat bekerja terusseperti
semula. Batas dari tegangan sistem di mana arus susulan ini masihmungkin, disebut
tegangan dasar (rated voltage) dari arresterd.Arrester harus memiliki harga tahanan
pentanahan di bawah 5 ohm
Lighting arrester bersifat sebagai jalan pintas (by pass) di sekitar isolatoryang
membentuk jalan dan mudah dilalui oleh arus listrik (arus kilat) ke sistem
pentanahan sehingga tidak menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan
tidak merusak isolator peralatan listrik. By pass ini harus sedemikian rupa
sehinggatidak menggangu aliran daya sistem frekuensi tertentu.Dalam keadaan
normal lighting arrester berlaku sebagai isolator dan bilatimbul surja yang melampaui
kekuatan isolator maka ia akan bekerja atau lightingarrester berlaku sebagai
konduktor yang baik dan menyalurkan arus petir ke tanah.Apabila surja itu hilang
atau arus transient dibebaskan, maka lighting arresterdengan cepat kembali menjadi
isolator.
38
arrestersebaiknya dipasang diantara trafo, yang memang menjadi tujuan
utamaperlindungan ini, dan pemtus bebannya. Pertimbangannya ialah bahwa arrester
ituakan dapat juga menyerap surja dari pemutusan arus pembangkit.2.
Tegangan DasarTegangan dasar arrester ditentukan berdasarkan tegangan
sistemmaksimum yang mungkin terjadi. Tegangan ini dipilih berdasarkan
kenaikantegangan dari fasa-fasa yang sehat pada waktu ada ganguan 1-fasa ke
tanahditambah suatu toleransi:E
39
BAB IV PENUTUP
1.KESIMPULAN
Setelah melaksanakan kegiatan Prakerin ini, sangat banyak pengalaman dan ilmu
ngetahuan yang kami dapatkan. Jika di sekolah kita diajarkan bermacam-macam teori
kejuruan, maka ketika prakerin, teori itu akan digunakan sebagai dasar dalam
melaksanakan suatu kegiatan (Praktek). Pada intinya, kegiatan Prakerin sangat
berguna untuk mengembangkan apa yang diajarkan di sekolah. Prakerin bisa disebut
sebagai pelengkap dan proses pematangan atau pemantapan kelak saat sudah
berkecimpung dalam dunia kerja.
2. SARAN
Kami sadar dalam melaksanakan kegiatan Prakerin ini masih banyak kekurangan.
Namun kami telah berusaha melaksanakannya secara maksimal. Selain itu, laporan
Prakerin ini juga masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran yang membangun
sangat kami perlukan guna memperbaiki laporan yang masih jauh dari sempurna ini.
40
DAFTAR PUSTAKA
1.PT PLN (Persero) “buku pentunjuk batasan operasi dan pemeliharaan peralatan
penyaluran tenaga listrik proteksi dan kontrol penghantar (no. Document: 15-
22/HARLUR-PST/2009”,SK DIR No. 114.K/DIR/2010, JAKARTA,2010
41