OLEH:
-MUHAMMAD NAZAR B
-MUHAMMAD SHALDA
-ROMI MUNAWAR
-T.MUHAJIR KAMIL
-MISWANDA
-NAZARUDDIN
-TIARA MAULINA*
-IKLAL ALFARISI
-M.ZULHADI
Atlet dan jumlah negara peserta terus bertambah setiap kali kejuaraan
dilangsungkan. Kejuaraan Dunia Atletik yang pertama pada tahun 1983 hanya diikuti
1.300 atlet dari 154 negara, sedangkan pada tahun 2003 diikuti 1.907 atlet dari 203
negara.
Mulai tahun 2005, setiap nomor pertandingan tersedia sekaligus untuk pria dan wanita,
kecuali nomor Jalan Cepat 50 km yang hanya tersedia untuk pria. Selain itu, wanita
bertanding pada nomor Lari Gawang 100 m dan Heptatlon, sedangkan pria memiliki
pertandingan Lari Gawang 100 m dan Dekatlon.
1993: Loncat jangkit putri
1995: Lari 5.000 m putri
Jumla
Jumla
K Tahu h
Kota Negara Tanggal Stadion h
e n nomo
atlet
r
7
Finl Olympiastadio
1 1983 Helsinki Agustus - 14 41 1.355
andia n
Agustus 1983
28
Agustus - 6 Stadion
2 1987 Roma Italia 43 1.451
September 19 Olimpico
87
23
Stadion
Jep Agustus - 11
3 1991 Tokyo Olimpiade 43 1.517
ang September 19
Tokyo
91
13 Stadion
Jer
4 1993 Stuttgart Agustus - 22 Gottlieb- 44 1.689
man
Agustus 1993 Daimler
5
Gothenbu Swe
5 1995 Agustus - 13 Ullevi 44 1.804
rg dia
Agustus 1995
1 Stadion
Yun
6 1997 Athena Agustus - 10 Olimpiade 44 1.882
ani
Agustus 1997 Athena
20 Stadion
Spa
7 1999 Sevilla Agustus - 29 Olimpiade 46 1.821
nyol
Agustus 1999 Sevilla
3 Stadion
Kan
8 2001 Edmonton Agustus - 21 Persemakmur 46 1.677
ada
Agustus 2001 an
23
Saint- Pera Stade de
9 2003 Agustus - 31 46 1.679
Denis ncis France
Agustus 2003
6
1 Finl Olympiastadio
2005 Helsinki Agustus - 14 47 1,688
0 andia n
Agustus 2005
- Regu estafet 4 x 400 m atas nama : Tri Wulan, Nyi. Soerjowati, Darwati, dan Lie Jiang
Nio.
Atlet putri Kamah, berhasil memperoleh medali perunggu untuk lempar lembing. Tahun
1959 kejuaraan Nasional di Jakarta. Tahun 1960 seleksi Nasional di Bandung dalam
rangka persiapan Asian Games ke-4 yang akan diselenggarakan di Jakarta tahun 1962.
Disamping itu PASI mengirimkan peninjau ke Olympiade di Roma untuk mempelajari
seluk beluk penyelenggaraan Olympiade dalam rangka persiapan menjadi tuan rumah
Asian Games yang akan diselenggarakan di jakarta. Semenajk ditetapkan Jakarta
sebagai tempat penyelenggaran Asian Games IV , PASI berusaha sekuat tenaga agar
dapat mencapai sukses bukan hanya sukses dalam penyelenggaraan tetapi juga
sukses dalam prestasi atlet-atletnya. PASI mengirimkan peninjau ke Olympiade Roma
dan mendatangkan tenaga-tenaga penasihat dari Jepang yang telah berhasil sebagai
penyelenggara Asian Games III. Dibidang peningkatan prestasi PASI mendatangkan
pelatih-pelatih dari luar negeri. Pelatih yang didatangkan adalah Bin Miner, Norman
Ford dan Tom Rosandich dari Amerika Serikat, disamping untuk meningkatkan prestasi
para atlet yang dimasukkan dalam pusat latihan atau TC (Training Center), mereka juga
dimafaatkan untuk menatar kader-kader pelatih. Indonesia. Segala persiapan menjadi
tuan rumah Asian Games IV berjalan lancar, berkat bantuan sepenuhnay dana dan
fasilitas dari pemerintah RI. Tahun 1962 Asian Games IV dilaksanakan di Jakarta.
Pemusatan latihan yang dilakukan dengan persiapan yang cukup ternyata
membuahkan hasil yang membanggakan. Untuk pertama kali atlet-atlet Indonesia
dapata memperoleh medali emas dalam perlombaan Internasional meskipun bari
tingkat Asia. Mohammad Sarengat memperoleh 2 medali emas untuk lari 100 m (10,4)
dan Untuk lari gawang 110 m (14,3) serta dua perunggu untuk lari 200 m ( 21,6).
Awang Papilaya memperoleh 2 medali perunggu untuk 800 m (2:40,8) dan Lompat
jauh. Regu estafet 4 x 100 m putri memperoleh medali perunggu atas nama Suratmi,
Emawati, W.Tomasoa, Wiewiek Machwijar (50,5). Tahun 1963 penyelenggaraan
GANEFO I di
Jakarta.
- Regu 4 x 100 m putra (41,8) atas nama Jootje Oroh, Soenjoto, Mohammad Sarengat
dan Bambang Wahyudi.
- Regu 4 x 400 m putra ( 3:20,6) atas nama Aminuddin M, Agus Soegiri, Strive
Mainake, dan Stive Thenu.
Rekor Nasional banyak sekali diciptakan pada periode tahun 1962-1963 ini.
Tehun 1964 kejuaraan Nasional di Jakarta. Sayang pada tahun ini karena alas an
politis, Indonesia tidak mengikuti Olympiade yang diselenggarakan di Tokyo, meskipun
atletnya telah dipersiapkan dengan baik. Pada tahun 1964 ini Indonesia mengirimkan
atlet-atletnya ke RRC. Beberapa rekor dipecahkan ternyata sampai sekarang masih
bertahan. Rekor Untung Pribadi lompat tinggi galah (3,95), I G.Ngurah Manik lempar
lembing 66,91, Usman Effendi tolak peluru 15,26.
Tahun 1965 meletuslah peristiwa G30S/PKI yang merupak tragedi nasional bagi
bangsa Indonesia , sehingga PON VI yang sedianya akan dilaksanakan di Jakarta
gagal. Tahun 1966 mengikuti SEA GAMES V di Bangkok. Medali perak didapatkan oleh
regu 4 x 100 m atas nama Soepardi, Jootje Oroh, Bambang Wahyudi dan Agus
Soegiri.. meskipun tidak memperoleh medalai, beberapa rekor Indonesia telah
dipecahkan di Bangkok yang sampi tahun 1979 belum diperbaharui antara lain rekor lari
800 m oleh Charanjit Singh (1:50,7) ; rekor lari 4 x 100 m : oleh Eddy, Charanjit Singh,V
Gosal dan Agus Sorgiri (3:15,3) ; rekor lari 3.000 m Steeple chase oleh Nicky Patiasina
(9:25,1) ; tahun 1968 kejuaraan Nasional di Jakarta yang dikuti oleh para atlet dari
Singapura. ; Tahun 1969 PON VII di Surabaya ; tahun 1970 kejuaraan di Semarang,
Indonesia mengirimkan atletny untuk mengikuti Asian Games VI di Bangkok. Hasil yng
diperoleh medali perunggu untuk lari 200 m dan 100 m atas nama Carolina
Rieuwpassa. Tahun 1971 kejuaraan nasional di Jakarta.
PASI bekerja sama coaching clinic atletik yang diikuti oleh 45 orang coach muda dari
seluruh daerah di Indonesia. Carolina Rieuwpassa dikirim ke Jerman untuk berlatih
menghadapi olympiade Munich. Selama berlatih di jermania memperbaiki rekor
Nasional 100 m menjadi 11,7 detik dan 200 m menjadi 22,2 detik sampai tahun 1979
rekor ini belum ada yang menumbangkannya. Tahun kejuaraan Nasional di Jakarta
Carolina Rieuwpassa dikirim ke Jerman untuk mengikuti Olympiade di Munich. Pada lari
100 m babak penyisihan ia menduduki urutan kedatangan ke 6 dengan catatan waktu
12,23 sedangkan pada lari 200 m babak pendahuluan ia menempati urutan kedatangan
ke 6 dengan catatan waktu 24,68 detik. Kemudian PASI mengirimkan 22 atlet
kekejuaraan atletik Asia di Manila tanpa memperoleh medali.
Tahun 1975 kejuaraan Nasional di Jakarta. Pada tahun ini di selenggarakan Asian
Games VII di Taheran Indonesia tidak mengirimkan tim atletik. Tahun 1975 kejuaraan
di Jakarta disamping itu untuk meningkatkan prestasi atletik di Indonesia perlu
meningkatkan frekwensi perlombaan. Maka pada tahun 1976 ini diselenggarakan
kejuaraan atletik se-Jawa dan Bali di Semarang tahun 1976 merupakan tahun
penyelenggaraan Olympiade. Indonesia mengirimkan Carolina Rieuwpassa untuk
mengikuti olympiade di Montreal. Beberapa atlet ke Pakistan dan Malaysia. Tahun 1977
penyelenggaraan PON IX di Jakarta. Untuk pertama kali Indonesia mengikuti SEA
GAMES IX di Kuala Lumpur. Indonesia memperoleh 2 medali emas melalui Carolina
Rieuwpassa untuk lari 100 m dan Usman Efendi untuk lempar cakram, serta 5 medali
perak dan medali perunggu.
Tahun 1978 Asian Games VII diselenggarakan di Bangkok. Athun 1978 kejuaraan di
Jakarta diikuti juga oleh atlet dari Singapura. Sebagai balasan ikut sertanya atlet
mengikuti Sukan di Singapura. Beberapa rekor di pertajam : Jefrry Matahelemual
memperbaiki rekor dari 200 m menjadi 21,1 detik. Mujiono memperbaiki rekor dari 400
m menjadi 47,8 detik. Regu nasional 4 x 100 m memecahkan rekor menjadi
40,930detik. Meny Moffu memperbaiki rekor lari gawang menjadi 51,9 detik. Starlet
memperbaiki rekor 800 m menjadi 2:14,0 detik yang juga mempertajam rekor lari 1.500
m menjadi 4:36,4 detik. Tahun 1978 adalah tahun penyelenggaraan Asian Games VIII
yang seharusnya dilaksanakan di Pakistan, tetapi karena situasi Negara Pakistan tidak
memungkinkan kemudian diselenggarakan di Bangkok. Karena alasan politis
penyelenggaraan perlombaan atletik Asian Games VIII tidak mendapat restu dari IAAF
dan pesertanya diancam skorsing. Dengan pertimbangan Indonesia akan menjadi tuan
rumah SEA GAMES I tahun 1979, maka Indonesia tidak mengirimkan atlet-atletnya.
Tahun 1979 indonesia menjadi tuan rumah SEA GAMES X di Jakarta. Indonesia
memperoleh 3 medali emas melalui Henny Maspaitela untuk lari 200 m. Meny Moflu
untuk lari gawang 400 m dan regu estafet atas nama Meny Moflu,haryanto,Matias
Mambay dan Mujiono. Sejak tahun 1984 banyak rekor bertumbangan lagi. Tahun 1984
Purnomo memecahkan rekor lari 100 m menjadi 10.39 detik. Di bagian wanita Henny
Maspaitena memecahkan rekor 100 m menjadi 11,61 detik pada tahun 1985. Pada
tahun ini pula Ketut Widiana dalam lompat tinggi dengan lompatan 2,04 m. Prestasi
atletik Indonesia masih ketinggalan dari negaranegara lain. Untuk kawasan Asia
Tenggara sidah dapat mulai berbicara, tetapi untuk tingkat Asia lebih-lebih dunia masih
jauh tertinggal. Ini menjadi tanggung jawab bagi generasi muda terutama bagi kita
semua para pelajar yang hobi beroleh raga Atletik untuk mengejar ketinggalan.
Sejarah lari memang tidak tertulis secara otentik sejak kapan manusia berlari sebagai
prestasi atau untuk kebugaran. Sejak manusia ada, sebenarnya telah dapat berjalan
dan berlari, namun tidak tercatat sebagai olah raga prestasi untuk mengetahui tercepat
dan terkuat.
Ada versi yang mengatakan bermula dari bangsa Yunani yang sedang
dilandapeperangan antara kaum Yunani dan Persia di kota Marathonas Pulau Egina
Yunani. Pasukan Persia mengalami kekalahan dan pasukan Yunani yang
memenangkan perang, memerintahkan salah seorang pasukannya untuk membawa
pesan. Si pembawa pesan berlari ke Athena sepanjang 40.8 km (25.4 miles) dalam
sehari untuk mengabarkan kemenangannya sesampainya di kota sambil berteriak yang
akhirnya pingsan dan meninggal dunia. Untuk mengenang kemenangan perang
tersebut dan menghormati si pembawa pesan maka beberapa periode diadakan lomba
lari dan semakin berkembang menjadi olah raga prestasi modern dan terpecah menjadi
berbagai cabang lari. Konon kabarnya cabang olah raga lari marathon pertama kali
dilombakan dalam olimpiade yang diadakan di kota Athena dimenangkan oleh Eucles
dan pada lomba berikutnya dimenangkan oleh Philippides. Setelah mengalami berbagai
event dan waktu, lomba ini berubah menjadi Olimpiade dan pada periode selanjutnya
mendapat julukan olimpiade modern. Olah raga ini pun berkembang menjadi beberapa
cabang yang dibagi dalam jarak tempuh tertentu.
Dalam perkembangnya cabang olah raga lari terbagi menjadi lari cepat jarak pendek
(sprint), lari jarak sedang (middle distance), lari jarak jauh (long distance). Lari jarak
pendekpun terbagi lagi menjadi lari jarak 50m, 55m, 60m, 100m, 150m, 200m, 300m,
400m, 500m. Pada jarak menengah terbagi 800m, 1500m, 3000m. Untuk lari jarak jauh
dibagi menjadi 500m, 10.000m, half marathon, dan marathon. Saat ini perkembangan
lebih pesat lagi dan cenderung digabungkan dengan cabang olah raga lain seperti lari
halang rintang, triathlon, pentathlon, heptathlon, decathlon.
Sedangkan aktifitas lari sebagai kebugaran/pemeliharaan fisik badan tidak tercatat,
apakah sejak manusia muncul di bumi sudah memiliki kegiatan berlari dalam hidupnya
atau setelah beberapa keturunan baru ada kegiatan lari. Namun secara logis dapat
dikatakan bahwa manusia memiliki kaki untuk beraktifitas tentunya dari kecil sudah
dapat berlari-lari untuk bergembira atau mengejar sesuatu. Dari hasil berlari yang
kemudian dia merasakan manfaat yang dirasakan setelah beraktifitas maka selanjutnya
manusia memelihara aktifitas lari dalam hidupnya. Kecenderungan manusia pada saat
tumbuh dewasa juga beraktifitas lari mengejar hewan dengan berburu menggunakan
alat buruan seperti tombak atau batu.
Semakin modern manusia hidup pada suatu era semakin sedikit aktifitas berjalan dan
berlari. Lama kelamaan menyadari bahwa manusia tetap membutuhkan oleh raga lari
dalam aktifitasnya untuk memelihara kesehatanya. Sehingga menjadi kecenderungan
bahwa manusia memilih olah raga lari dalam hidupnya untuk dijadikan kebiasaan atau
hobi.
Kini, dalam era modern keinginan manusia tidak hanya dijadikan sekedar hobi, namun
berubah menjadi klub sehat dan menjadi gaya hidup bahkan untuk bersosialisasi. Yang
berarti bahwa tidak hanya olah raga lari untuk prestasi saja yang berkembang dan
digabungkan dengan cabang olah raga lainnya, namun olah raga lari non prestasi
(untuk kebugaran) juga mengalami perkembangan yang digabungkan dengan aktifitas
lain manusia. Suatu saat akan muncul klub olah raga lari non prestasi menjadi trend
gaya
hidup seperti klub bike to work atau klub body building.
2. Jarak Menengah: Event dari 800m sampai 3000m, 800m, 1500m, satu mil dan
3000m.
2.1. Lari berintang: lomba (biasanya 300m) dimana pelarinya harus melewati rintangan
seperti penghalang dan rintangan air.
3. Jarak Jauh: Berlari diatas 5000 m. Biasanya 5000 m dan 10000 m. yang kurang
lazim ialah 1, 6, 12, 24 jam perlombaan.
4. Halang Rintang: 110 m halang rintang tinggi (100 m untuk wanita) dan 400 m halang
rintang menengah (300 m di beberapa SMA).
b. Pengertian teknik
Teknik merupakan blok-blok bengunan dasar dari tingginya prestasi. Teknik adalah
cara yang paling efesien dan sederhana dalam memecahkan kewajiban fisik atau
masalah yang dihadapi dan dibenarkan dalam lingkup peraturan (lomba) olahraga.
Selain itu juga teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktek
dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang perlu dalam cabang olahraga.
Teknik merupakan cara paling efesien dan sederhana untuk memecahkan kewajiban
fisik atau masalah yang dihadapi dalam pertandingan yang dibenarkan oleh peraturan.
1. Start
Start merupakan sikap awalan pada waktu akan melakukan jalan atau lari dengan kaki
atau tangan tidak boleh menyentuh batas.
Teknik yang digunakan untuk start harus menjamin bahwa kemungkinan power yang
terbesar dapat dibangkitkan oleh atlet sedekat mungkin dengan sudutstart optimum
450. setelah kemungkinan reaksi yang tercepat harus disusul dengan suatu gerak (lari)
percepatan yang kencang dari titik-pusat gravitasi dan langkah-langkah pertama harus
menjurus kemungkinan maksimum.
Ada tiga variasi dalam start-jongkok yang ditentukan oleh penempatan start-blok relatif
terhadap garis start:
START PENDEK (BUNCH START)
Start pendek adalah lutut kaki belakang (kaki kiri) diletakkan didepan ujung kaki depan
(kaki kanan) dengan jarak satu kepal jari-jari tangan rapat dan ibu jari terpisah.
Start menengah adalah lutut kaki belakang (kaki kiri) diletakkan sejajar dengan ujung
kaki depan (kaki kanan) dengan jarak satu kepal jari-jari tangan rapat dan ibu jari
terpisah.
Start panjang adalah lutut kaki belakang (kaki kiri) diletakkan dibelakang tumit kaki
depann (kaki kanan) dengan jarak satu kepal jari-jari tangan rapat dan ibu jari terpisah.
Sikap permulaan: Berdiri tegak kedua kaki rapat, lengan lurus di samping badan, dan
pandangan lurus ke depan.
Cara melakukannya:
1. Langkahkan kaki kanan ke depan dan tempatkan kaki kiri di belakang. Jari-jari kaki
kiri belakang kira-kira segaris dengan tumit kaki kanan yang berada di depan.
2. Jatuhkan badan ke depan dan letakkan tangan di belakang garis start. Jari-jari
tangan meregang membentuk huruf V (antara ibu jari dan keempat jari lainnya).
Sejajarkan jari tangan dengan garis start.
3. Sikap kedua lengan lurus, berat badan bertumpu pada kedua lengan, dan
pandangan lurus ke depan.
4. Kemudian angkat panggul ke atas hingga posisi pantat lebih tinggi dari pundak.
Kedua lengan tetap lurus, tetapi dengan leher yang tetap lemas.
5. Kemudian tolakan lari pada balok start dengan sekuat-kuatnya, lalu larilah secepat-
cepatnya.
b.Start Menengah (Medium Start)
Sikap permulaan: Berdiri tegak kedua kaki rapat, lengan lurus di samping badan, dan
pandangan lurus ke depan.
Secara umum start menengah sama dengan start pendek. Perbedaan keduanya
terletak pada penempatan posisi kaki depan dengan kaki belakang sebagai berikut:
1. Saat badan diturunkan posisi lutut segaris dengan ujung jari-jari kaki depan.
Sikap permulaan start panjang: Berdiri tegak kedua kaki rapat, lengan lurus di samping
badan, dan pandangan lurus ke depan
Secara umum urutan gerakan, sikap tangan, dan badan sama dengan start pendek dan
start menengah. Perbedaannya terletak pada penempatan posisi kaki depan dan kaki
belakang sebagai berikut :
1. Saat menurunkan badan, letakkan lutut kaki belakang (kiri) segaris dengan tumit
Kaki depan (kanan) atau lebih mundur lagi.
2. Gerakan selanjutnya sama dengan yang dilakukan dalam start pendek dan
menengah.
a. Posisi “bersediaaa”.
Pada posisi ini sprinter mengambil sikap awal atau posisi “bersediaaa”, kaki yang paling
cepat/tangkas ditempatkan pada permukaan sisi miring blok yang paling depan. Tangan
diletakkan dibelakang garis start dan menopang badan. Kaki belakang ditempatkan
pada permukaan blok belakang, mata memandang tanah kedepan, leher rileks, kepala
segaris dengan tubuh.
b. Posisi “siaaap”.
Posisi “siaaap” ini adalah kepentingan dasar bahwa seorang atlet menerima suatu
posstur dalam posisi start “siaaap” yang menjamin suatu sudut optimum dari tiap kaki
untuk mendorongnya, suatu posisi yang sesuai dari pusat gravitasi ketika kaki
diluruskan dan pegangan awal otot-otot diperlukan bagi suatu kontraksi explosif dari
otot-otot kaki.
Tanda-tanda utama suatu posisi “siaaap” yang optimum daya adalah;
1. Berat badan dibagikan seimbang,
2. Poros pinggul lebih tinggi daripada poros bahu,
3. Titik pusat gravitasi ke depan,
4. Sudut lutut 900 pada kaki depan,
5. Sudut lutut 1200 pada kaki belakang,
6. kaki diluruskan menekan start blok.
2. Penerapan daya kekuatan dari kaki depan dimulai sedikit lambat yang
memungkinkan gerak akselerasi titik-pusat gravitasi untuk berlanjut setelah dorongan
kaki belakang menghilang, dan berlangsung dalam waktu yang lebih lama.
Kenyataannya, daya kekuatan daya kekuatan digunakan oleh kaki-depan kira-kira dua
kali lipat dari daya kakibelakang.
Gerak lari jarak menengah (800 m- 1500 m) dan sedikit berbeda dengan gerakan lari
jarak pendek .terletak pada cara kaki menapak. Lari jarak menengah, kaki menapakball
hell-ball, ialah menapakkan pada ujung kaki tumit dan menolak dengan ujung kaki. Start
dilakukan dengan cara berdiri.
Yang perlu diperhatikan pada lari jarak menengah:
1. Badan harus selalu rilaks atau santai.
2. Lengan diayun dan tidak terlalu tinggi seperti pada lari jarak pendek
3. Badan condong ke depan kia-kira 15º dari garis vertical.
4. Panjang langkah tetap dan lebar tekanan pada ayunan paha ke depan, panjang
langkah harus sesuai dengan panjang tungkai. Angkat lutut cukup tinggi (tidak setinggi
lari jarak pendek).
Dalam lari jarak menengah gerakan lari harus dilakukan dengan sewajarnya, kaki
diayunkan ke depan seenaknya, panjang langkah tidak terlalu dipaksakan kecuali
menjelang masuk garis finis.
4. Halang Rintang
Lari halang rintang adalah bagian dari cabang olah raga lari dengan melintasi rintangan
seperti lari gawang. Lari halang rintang menempuh jarak 3000 meter. Lari halang
rintang atau disebut juga lari steeplace-chase 3000 m adalah lari jarak menengah yang
melewati rintangan-rintangan. Dalam Lari halang rintang, Rintangan dibagi menjadi dua,
yaitu rintangan gawang dan rintangan air dengan gawang di depannya.
Lari steeple – chase 3000 m termasuk kedalam lari jarak jauh dengan melalui
rintangan-rintangan.
b. Cara dengan menginjakkan kaki di atas gawang digunakan oleh pelaripelari yang
belum mahir atau belum dapat melakukan cara melangkahi gawang yang baik. Cara ini
digunakan juga pada waktu melampaui rintangan air. Banyak yang menggunakan cara
ini karena persamaannya, sehingga tidak perlu melompati rintangan air, maka setelah
kaki menumpu diatas gawang, tidak perlu menolak dengan kuat melakukan lompatan,
tetapi usahakan agar kaki yang lain secepat mungkin mendarat di tanah untuk
seterusnya melanjutkan lari.
2. Cara untuk melampaui rintangan air pada garis besarnya adalah sebagai berikut:
a. Bertumpu dari titik setengah meter di muka gawang rintangan air. Lalu melompat ke
atas atas depan, setelah kakinya menapak di atas gawang pada ujung kaki.
b. Badan harus dibawa ke muka kaki, kaki yang bertumpu pada gawang menolak
sekuatnya, kaki lainnya diayunkan ke depan sejauh-jauhnya, dan badan masih dalam
sikap sedikit condong ke depan, sehingga menjadi gerakan melompat.
c. Pada saat melayang, tangan digunakan untuk menjaga keseimbangan badan dan
kaki tumpu melakukan gerakan permulaan untuk persiapan melangkah waktu kaki ayun
mendarat.
d. Mendarat dengan kaki ayun sejauh mungkin mencapai ujung bak air, dan sedikit
mungkin masuk dalam air. Kaki yang mendarat sedikit di tekuk, dan badan tetap dalam
keadaan sedikit condong ke depan. Kaki lainnya diangkat untuk melangkah ke depan.
Untuk dapat melampaui rintangan air dengan baik, usahakan agar jangan sampai
kecepatan berkurang, bahkan kecepatan harus sedikit ditambah agar menjadi awalan
untuk dapat bertolak lebih kuat pada waktu melompati rintangan air. Kurangnya
kecepatan akan berpengaruh pada hasil lompatan yang kurang jauh pula, sehingga
akan mendarat pada bagian dalam bak air tersebut. Karena tahanan air dan letak lantai
bak air yang miring (tidak rata), akan menyebabkan adanya kesulitan dalam melakukan
gerakan melangkah ke depan selanjutnya. Ini akan menghambat kecepatan lari.
Banyak para pelari steeple – chase melakukan kesalahan disini, dan biasanya terdapat
pada pelari baru. Untuk menjadi pelari steeple – chase yang baik, perlu melatih cara-
cara melampaui rintangan –rintangan itu dengan latihan yang sungguh-sungguh.
5. Lari Estafet
Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik
yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu lari sambung
terdapat empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada
nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor pelari lain,
yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari sebelumnya ke pelari
berikutnya.
Nomor lari estafet yang sering diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter dan nomor 4
x 400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi
pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta penyesuaian
jarak dan kecepatan dari setiap pelari.
Lari sambung dimulai dari bangsa Aztek, Inka, dan Maya bertujuan untuk
meneruskan berita yang telah diketahui sejak lama. Di Yunani, estafet obor
diselenggarakan dalam hubungannya dengan pemujaan leluhur dan untuk meneruskan
api keramat ke jajahan-jajahan baru. Tradisi api olimpiade berasal dari tradisi Yunani
tersebut.
Lari estafet 4 x 100 meter dan 4 x 400 meter bagi pria dalam bentuk sekarang ini,
pertama-tama diselenggarakan pada olimpiade tahun 1992 di Stockholm. Estafet 4 x
100 meter bagi wanita sejak tahun 1928 menjadi nomor olimpiade dan 4 x 400 meter
dilombakan sejak tahun 1972.
Masing-masing pelari mempunyai peran penting dalam olahraga lari estafet. Oleh
karena itu, kekompakan dan irama lari juga harus selalu dijaga. Dalam jarak tempuh 4 x
100 meter, pelari tidak diperbolehkan untuk menjatuhkan tongkat estafet. Jadi harus
benar-benar dilatih cara mengoper tongkat. Karena bila terjatuh, peserta lari akan
langsung didiskualifikasi. Berbeda halnya dengan olahraga lari estafet dengan jarak
tempuh 4 x 400 meter. Karena jarak tempuh yang lebih jauh, maka peraturannya pun
lebih ringan. Peserta lari boleh menjatuhkan dan mengambil kembali tongkat estafet
yang terjatuh. Tetapi resikonya adalah kalah. Karena ketika peserta lari mengambil
tongkat, maka dipastikan peserta tersebut akan jauh tertinggal dari peserta-peserta lai
3. Tongkat Estafet
Tongkat estafet adalah benda yang diberikan secara bergilir dari satu peserta ke
peserta lari lainnya dalam satu regu. Karena itu, tongkat ini pun tidak sembarang
tongkat. Ukurannya dibuat sesuai dan pas dengan panjang genggaman pelari pada
umumnya.
Ukuran tongkat yang digunakan pada lari estafet adalah:
• Panjang tongkat : 29 – 30 cm
• Diameter tongkat : 3,81 cm (dewasa) dan 2,54 cm (anak-anak)
• Berat tongkat : 50 gr
Cara memegang tongkat estafet harus dilakukan dengan benar. Memegang tongkat
dapat dilakukan dengan dipegang oleh tangan kiri atau kanan. Setengah bagian dari
tongkat dipegang oleh pemberi tongkat. Dan ujungnya lagi akan dipegang oleh
penerima tongkat estafet berikutnya. Dan bagi pelari pertama, tongkat estafet harus
dipegang dibelakang garis start dan tidak menyentuh garis start.
4. Teknik Dasar
a. Teknik Memegang Tongkat Estafet
Tongkat dipegang pada ujung hingga setengah bagian dengan tangan kanan atau
kiri,
sedangkan setengah bagian tongkat untuk dipegang oleh penerima tongkat estafet
berikutnya.
a. Visual (dengan melihat), yaitu penerima tongkat berpaling ke belakang untuk melihat
pemberi tongkat.
b. Nonvisual (tanpa melihat), yaitu penerima tonbgkat tidak melihat pemberi tongkat.
v Diskualifikasi
Peserta atau tim regu dicoret apabila:
a. Start mendahului aba-aba sampai 2 kali.
b. Selama lari mengganggu pelarilain.
c. Masuk ke lintsan lain hingga mendapat keuntungan.
d. Tidak masuk finish.
e. Pergantian tongkat melewati daerah wissel.
f. Tongkat jatuhdiambil orang lain.
g. Penerima sudah lewat batas wissel, kembali untuk mengambil tongkat yang terjatuh.
h. Masuk finish tanpa tongkat.